SlideShare a Scribd company logo
4nalisiv
Terma/don Struktur Mikro MagnetKompositBerbasivHeksaferitdenganMatriks KaretA/am (Sudirman)
ANAL ISIS TERMAL DAN STRUKTUR MIKRO MAGNE1
KOMPOSIT BERBASIS HEKSAFERIT
DENGAN MATRIKS KARET ALAM
BATAN
Sudirmanl, Ridwanl, Mujamilah1 ,Waluyo Trijono2
Pusat Penelitian dan PengembanganI/mu Pengetahuan dan Teknologi Bahan
Kawasan PUSPfPTEK Serpong, Tangerang 15314
1Metalurgi, Fakultas Teknik-Uf, Kampus Baru Uf, Depok
ABSTRAK
ANALISIS TERMAL DAN STRUITUR MIKRO MAGNET KOMPOSIT BERBASIS
HEKSAFERIT DENGAN MATRIKS KARET ALAM. Telah dilakukan analisis termal clan struktur mikro
magnet komposit berbasis haksaferit dengan matriks karet alam untuk mengetahui unjuk kerjanya. Magnet
komposit berbasisheksaferit denganmatriks karet alam banyakmenunjang industri mainan clanalat listrik rumah
tangga karena sifat magnetyang sesuai,harga murah, ringan clantidak kaku (rigid). Magnet komposit berbasis
haksaferitdengan matriks karet alam disintesis denganmetoda blending yaitu mencampurkan serbuk heksaferit
SrM (SrFelZOI9)atau BaM (BaFe1ZOI9)dengan variasi komposisi karet alam 30% -70% vivoKomposit yang
diperoleh dianalisis sifat termalnya (pengukuran DTA/TGA) clan dikarakterisasi struktur mikro (pengukuran
SEM) Hasil pengamatanmenunjukkan bahwa karet alam mengalami penggembungan (swelling) optimal pada
temperatur 181,17 °C Unjuk kerja komposit magnet dibatasi oleh perubahan sifat matriks karet alam yang
terdekomposisipada temperatur:f:400 °C. Pada pelepasanmolekul karetalam yang terjebak didalam komposit
maka komposit berbasis HaM lebih sulit dibandingkan dengan komposit berbasis SrM, hal ini dikarenakan
struktur mikro BaM lebih seragamclansebaranpartikellebih homogendidalammatriks kompositnya dibandingkan
denganSrM.
Kala kunci ..DTA/TGA, SEM, heksaferit, karet alam, magnetkomposit.
ABSTRACT
THERMAL ANALYSIS AND MICROSTRUCTURE OF HEXAFERRITE BASED MAGNET
COMPOSITE WITH NATURAL RUBBER MATRIX. Thermal and microstructure analysesof hexaferrite
basedon composite magnetswith natural rubber matrix have beendone to investigate their performance. Such
magnets play an important role in the toy and house-holdindustriesbecauseof their suitablemagnetic properties,
low cost, lightnessand flexibility. The composite magnets were synthesized by blending the ferrite powder and
natural rubber at composition 30% -70% rubber volume. The microstructure and thermal behaviour of the
composite were examined by using SEM and DTA/TGA. The result show that the natural rubber swelling is
optimally at 181,17 °C, which is the recommended top condition for blending. The performance magnet
composite is limited by the change of naturalrubber propertieswhich decomposeat temperaturearound 400 °C.
In the decomposition process,the natural rubber moleculetraped in a composite systembasedon BaM is more
ditlicult aremore comparedto the composite systembasedon SrM becausethe BaM systemparticle microstruc-
ture and its distribution more homogeneous.
Key wordY: DTA/TGA, SEM, hexaferrite, natural rubber,composite magnet.
PENDAHULUAN
Bahan magnet konvensional disintesis dengan
metoda ca.sting dan .'intering, dengan menggunakan
bahan baku terbuat daTi bahan logam. Oleh sebabitu
bahan magnet tersebut memiliki kelebihan pactasifat
magnetnya tetapi beberapa kekurangan juga didapati,
seperti : berat, rapuh dan harganya cukup mahal[l].
Kebanyakanpolimer mempunyai sifatrelatif ringan dan
murah dibandingkan dengan bahan logam, disamping
itu polimer dapat berfungsi sebagai pengikat dalam
pembuatankomposit. Untuk meminimalkan kekurangan
padabahan magnetkonvensional maka disintesis bahan
magnetdalambentukkomposit denganmatriks polimer,
sepertikaretalam [2,3].
Berkembangnya industri mainan clan makin
tingginyapemakaianBlatlistrik rornahtanggamemberikan
peluang yang baik pada pengembanganclan produksi
komposit magnet. Data Biro Pusat Statistik (BPS)
menunjukkanbahwadalam industri rnainan aDak,nilai
13
Vol. 2 No.1, Oktober 2000,hal: 13 -17
ISSN: 1411-1098
JumalSainsMateriIndonesia
IndonesianJournal ofMaterialsScience
Tata Kerja
Magnet komposit berbasis heksaferit dengan
matriks karet alam disintesis dengan komposisi yang
telah ditentukan, yaitu fraksi volume heksaferit sebesar
30%, 40%, 50%, 60% dan70%. Sejumlah karet alam
dimasukkan ke dalam Labo Platomill pada suhu 100°C
selama 5 menit dengan rpm 30. Sambil digiling
ditambahkanseIbukheksaferitberupa SrFe12°19 atauBa
Fel2O19perlahan-lahan sesuaidengan komposisi yang
tertentukan sehingga diperoleh basil gilingan berupa
komposit magnet. Hasil gilingan yang diperoleh
selanjutnya dibuat lembaran film komposit magnet
denganhot-press dan cold-press.
Selanjutnya dilakukan pengujian termal dengan
DTAfTGA, dalam kondisi atmosfer gas argon sampai
temperatur 600 °C. Diperoleh kurva saluran heatflow
terhadaptemperatur.Pengujiantermal ini dilakukan pada
bahan-bahan awal (serbuk SrM, BaM clan karet alam)
danbahankompositnya.
Struktur mikro diamati denganSEM. Untuk itu
bahanmagnetkomposit dipotong dalam media nitrogen
cair berukuran 0,5 cm x 0,5 cm. Kemudian pada posisi
tampanglintang di atasdipasangpadapemegangsampel
(stub), lain dilakukan pelapisantipis denganemas.
BASIL DAN PEMBAHASAN
total penjualan produk magnet lokal sebesar Rp.
24.376.000,-.sedangkanpenjualanproduk magnetuntuk
industri alat listrik rumah tangga, adalah sebesar
Rp. 1.078.285.000,-[4]. Dalanlaplikasidi industritersebut
sifat magnetik dari magnetkomposit tidak perlu tinggi.
Oleh sebabitu, pemakaianpolimer sebagaimatriks yang
berfungsi sebagai binder (perekat) dapat diterapkan
sehinggaakan diperoleh magnetkomposit yang ringan,
fleksibel dan murah. Perkembangan produksi magnet
komposit berbasis heksaferit lebih baik dibandingkan
dengan magnet komposit lain. Di Negara China, nilai
penjualankomposit magnetberbasisheksaferit(US $ 52
juta ) lebih tinggi daripada komposit magnet berbasis
NdFeB(US $13,5 juta) [5].
Padapenelitian ini akandilakukan sintesis mag-
net komposit betbasis heksaferitdengan perekatberupa
karet alam, mengingat Indonesia dikenal sebagaisalah
satu penghasil karet alam yang besar denganproduksi
sekitar 1,4juta tonper tahun [6]. Dari hasilsintesisbahan
magnetkomposit tersebutakandianalisis sifattermal dan
strukturmikronya. Dalam aplikasinya, bahan magnet
komposit yang telah disintesis, didominasi oleh
perubahansifat dari elastomer (karet alam). Sementara
itu sifat dari elastomer sangat berhubungan dengan
kondisi lingkungannya, seperti suhu, kelembaban dan
radiasi.PengaruhlingkungaI1tersebutakanmenyebabkan
perubahansifat fisik, magnetik daDmekaniknya.
Hasil dari sintesisdan modifikasi ini jika berhasil,
diharapkan dapatmemberikanalternatifpilihan terhadap
bahan magnetsehingga ketergantunganpengadaannya
melalui import dapatditekan serendahmungkin. Dalam
pengembanganselanjutnya diharapkan dapatdiperoleh
produk-produk magnetyang memiliki kinerja yang lebih
baik dan lebihaplikatif, khususnya,untukindustri mainan
dan industri alat listrik rumah tangga.
METODOLOGI
Bahan
Pada penelitian ini digunakan jenis heksaferit
SrFel2O19(SrM) atauBa Fe12019(BaM) yang diperoleh
dari pabrikPT. SurnimagneUtarna-Cilegon, JawaBarat.
Karetalam yang digunakan berbentuklembaran.
Analisis termal
Hasilpengukurantennal dilakukan denganDTAI
TGA dan diperoleh basil seperti pacta terlihat pacta
Gambar I untuk sampel serbuk SrM (SrFe,2OI9)'
Gambar 2 untuk sampel serbuk BaM (BaFe12OI9)dan
Gambar 3 menggambarkan pengukuran tennal untuk
Karet Alam. Kurva TGA menunjukkan bahwa untuk
senyawadalam bentukoksida(Gambar I danGambar2)
tidak tetjadi perubahanrnassasampaitemperatur600°C,
artinya perubahanmassatetjadi pactatemperatur yang
lebih tinggi (diatas 600 °C). Hal ini sesuai dengan
diagram rasa sistem BaO-Fep3 danSrO-Fe2O3'dimana
BaM danSrM masing-masingterbentukpactatemperatur
:t 1400°C dan .t.1300°C[7].
Untuk kurva DTA, pada SrM terdapat 2 (dua) puncak
endotennispada142,33°Cdan 308,20°C. Keduapuncak
tersebut menggambarkanprosesyang te1ahdikenakan
ketika serbuk SrM dibuat di pabriknya, dimana pada
temperatur142,33°Ckemungkinanterjadipenguapandari
pe1arutyangte1ahdigunakansedangkanpadatemperatur
308,20 °C disebabkan adanya penguapan aditif yang
ditambahkanpadaprosespembuatannya.Halyang sarna
juga terjadi pada BaM yang berasal dari pabrik yang
sarna,dimanapada temperatur 124,27°Ckemungkinan
tetjadi penguapanpe1arutyang te1ahdigunakan danpada
temperatur 238,90 °Cmenunjukkan adanyapenguapan
aditif yang ditambahkan pacta pembuatan BaM
(BaFeI2OI9)'
Alat
Peralatanyang digunakan dalam penelitian ini
adalah:timbangan analitik, Labo Plastomill Toyoseiki30
R 150 pacta Laboratorium Teknologi Industri, P3TIR-
BATAN, Jakarta. DTA/TGA Setaram Tag 21 pacta
laboratorium Bidang Bahan Industri, P3IB-BATAN,
SerpongdanSEM Philips 515pactalaboratoriumBidang
BahanIndustri, P3IB-BATAN, Serpong.
14
Anal;'f;'f Termal dan Struktur Mikro Magnet Kompo.fit Berba.fisHek.faferit dengan Matriks Karet Alam (Sudirman)
Gambar J. Kurva TOA dan DTA serl,uk SrM (SrFelZO,,).
Gambar 1. Kurva TGA dan DTA serbuk BaM (BaFeI20,,)
Gambar 3. Kurva TGA clan DTA karet alam
Gambar 4. Kurva TGA dan DTA komposit magnet dengan
komposisi SrM A. 30 %, B. 40 %, C. 50 %, D. 70 %
Kurva TGA karetalam(Ganlbar 3)menunjukkan
adanya temperatur dekomposisi yaitu sekitar 400 "C.
Artinya pactatemperal.lirtersebut,karetalam mengalanu
pembakaran dengan sisa karbon yang tertinggal pacta
temperatur tersebut. Kurva DTA menunjukkan bi:!hwa
karet alam meleleh pactatemperal.lir 181,17"C,artinya
proses penggembungan (.~e//il1g) karet alam melalui
pemanasanterjadi secaraoptimal pactasuhu 181,17"C,
sehingga dispersi (interaksi) padat-padatmencapaiop-
timal pactatemperaturtersebut.
Pacta Gambar 4A-D menunjukkan hasil
15
Vol.2 No. Oktober 2000, hat: 13 -17
ISSN: 1411-1098
Jurnal SainsMateri Indonesia
Ind(}ne.~ianJournal ofMateriaL~ Science
pengukuran DTAffGA untuk fraksi volume, v/v SrM
didalmnkomposiulyadenganmatriks karetalamdari 30%
sampaidengan70%.
Kurva TGA men~jukkan bahwasifattcrmaln1ag-
netkomposityangterbentukantaraserbukSrM dankaret
alam dipengaruhi oleh sifat termal karet alamoHal ini
ditunjukkan dengan menurunnya kurva TGA pacta
temperatur:t 370 "C (Gambar 4), artinya penggunaan
magnetkompositdibatasiolehkaretalaIll sebagaimatriks.
Bila kurva TGA magnetkomposit dibandingkml dengan
kurva TGA karet alam murni, terlihat bahwa gradien
(kemiringan) kurva penurunan masa pactatemperatur
:t 370 "Cpactamagnetkompositlebih kecil dibandingkaIl
dengan gradien kurva TGA karet a.lam bebas (Iihat
GaInbar3),artinya pelepasankaretalan1di dalam magnet
komposit lebih sulit dibandingkan karet alambebas.
Kurva DTA memperlihatkan adanya 3 (tiga)
puncakendotemlis. Puncakendotemuspertamaberasal
dari penguapan pelarut yang terjadi pactatemperatur
dibaw,thISO"C.Puncakendoternuskedua,kemungkinan
berasaldati penguapanaditifyang digunakan danterjadi
pactatemperatur dibawah 325 °C. Sedangkanpuncak
endotennisketigapadatemperatur:t 420 "C, kemungkinan
berasaldaripengtlapankaretalamyangterjebakdi dalam
komposit magnet. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
bertambahnya kandungan SrM, luas puncak
endotennisnyasemakinkeciltetapi senlakintajamkarena
karet alam yang terjebak jumlahnya semakin sedikit.
Sedangkantajamnya kurva menggambarkan semakin
banyak serbuk SrM (SrFe,2O,9)sehingga penguapan
Untuk serbuk heksaferit yang lain, BaM juga
mengalamihal yangsanlasepertiSrM. Hasil pengukuran
termal diperlihatkanpadaGambar5.
Gambar5A menunjukan basilpengukuran termal untuk
magnet komposit dengan komposisi BaM 30 % v/v,
Gambar 5B untuk komposisi BaM 40 % v/v daD
Gambar 5C komposit magnet dengan kandungan
BaM50%v/v.
Kurva TGA padaGambar5 menunjukkanbahwa
matriks karet alam dengan berbagai komposisi BaM
mengalamidegmrlasipadatemperatur:!:370.C. Dari kurva
DTA, diperoleh 3 (tiga)puncakendotermisyaitu pertama
puncak endotermis pacta temperatur :!: 150 .C yang
disebabkan oleh penguapan pelarut yang digunakan
dalanl proses pembuatan BaM(BaFe12O19).Puncak
endotermis kedua terjadi pacta temperatur :!:320 'C,
disebabkan oleh penguapan aditif yang ditambahkan
dalam pembuatanBaM (BaFeI2O19)'Puncakendotermis
ketiga yang terjadi pacta temperatur :!: 420 .C
menggalnbarkankemungkinanpelepasan(degradasi)dari
karet alamyangterjebak didalam komposit magnetnya.
Puncak endotermis ketiga bukan merupakan
transisi curie karena senadainya puncak tersebut
merupakan temperatur curie maka tidak akan dapat
teranlati denganbaik oleh DTA, mengingat temperatur
curie merupakansecond order reaction. Selain itu bila
puncak endotermis ketiga dianggap menggambarkan
fenomenaorientasi serbukheksaferit baik SrM maupun
BaM,sepertimonoferitnlakahal ini tidak mungkin terjadi
pactatemperaturtersebut,mengingatperubahanorientasi
pacta serbuk heksaferit SrM dan BaM terjadi pacta
temperaturdiatas750.C [7J.
Darianalisistennalyang dilakttkan pactakomposit
mngnet heksaferit ini, diperoleh gambaran bahwa
pem~tk~linnkomposit magnetdibntasioleh sifatelastomer
(k~lretalnm) yang digunakan, artinya komposit magnet
ini tidak dapat dipakai pactatemperatur diatas 370 "C,
sedangk~}I}proses blending dapat dilakukan pada
Icmper~}turl8l,17"C.
16
Analisis TermaldonStruktur MikroMagnet KompositBerbasisHeksaferitdenganMatriks KaretAlam(Sudirman)
KESIMPULAN
Pembuatankomposit magnet dipengaruhi oleh
bentukserbukheksaferitSrM dan BaM,juga olehproses
pengembungan(swelling)darimatriks berupakaretalamo
Karet alam dapat digunakan sebagai binder didalam
komposit magnet dengari swelling optimal pacta
temperatur 181,17 °C. Pada penelitian ini, proses
blending dilakukan pactatemperatur 100 °C dan sifat
komposit magnetyang diperoleh kurang optimal, oleh
sebab itu disarankan proses blending dilakukan pacta
temperatur 181,17 °C. Unjuk kerja komposit magnet
berbasisheksaferitdenganmatrik karetalam dibatasioleh
sifattermaldarikaretalam,yaitutidak melebihitemperatur
370°C.Struktur mikro
Degradasi(temperatur dekomposisi) karet alam
di dalam magnetkomposit akibatpemanasandipengaruhi
oleh ukuran partikel clansebaranserbukBaM clanSrM.
Dari hasil struktur mikro, komposit berbasis BaM
mempunyai temperatur dekomposisi lebih tinggi
dibandingkan komposit berbasis SrM, karena serbuk
BaM lebihseragamclansebaranpartikel didalam matriks
lebih homogen dibandingkan komposit berbasis serbuk
SrM.
Perbandingan antara temperatur dekomposisi
magnet konposit berbasis SrM dan SaM, ditunjukkan
pada Gambar 6. Magnet komposit berbasis SaM
mempunyai temperatur dekomposisi (degradasi karet
alam) yang lebih tinggi dibandingkan dengankomposit
magnetberbasis SrM. Hal ini disebabkanoleh partikel
serbukSaM yang lebih seragamdansebamnnyadi dalam
matrikslebih homogendibandingkanpartikelserbukSrM,
sepertidiperlihatkanpadaGambar7.
DAFTARACUAN
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Gambar 7. Strukturmikro (SEM) komposit magnet
dengan matriks karet alam dengan komposisi 40 % v/v
untuk ; A Serbuk BaM ; B Serbuk SrM
[8]
ZBIGNIEW D. JASTRZEBSKI, The Nature and
Properties of Engineering Materials, 2ndedition,
(1997)p.336-339.
RICHARD BRADLEY, Radiation Technology
Handbook, Marcel Dekker Inc., New York, (1984).
MASCIA L., Thermoplastics,Materials Engineer-
ing,ElsevierApplied Science,London, (1989) 52.
Biro PusatStatistik,Jakarta,1997.
MIYAHARA, Ferrite Permanent Magnet Indus-
try for Card & Tape Application, Dai Nihon Inki
Chemical Company,2ndInternational Symposium
on Magnetic Industry,China, (1999)p.67-73.
BENYAMIN M.W., Handbook of Thermoplastic
Elastomer,VanNorstandReinCompany,New York,
(1989).
KOJIMA, H., Fundamentalproperties OfHexago-
nal Ferrites With Magnetoplumbite Structure,
North-HollandPublishingCompany,Holland,(1982)
p.305-308.
WALUYO T., SUDIRMAN, RIDWAN, A.
HERMAN Y., Sifat Mekanik Komposit Magnet
berbasis Heksaferit SrFeJl0J9 dan Ba FeJl0J9
Dengan Perekat Karet A/am (akan dipublikasikan
pada Jumal SainsMateri Indonesia).
Dari kedua gambar hasil pengukuran dengan SEM
(Gambar7), terlihat bahwa partikel BaM lebih tersebar
secara merata didalam matriks komposit magnet
dibandingkan partikel SrM. Disamping itu, ukuran partikel
BaM sebesar I ,2 ~lm lebih kecil dibandingkan ukuran
partikel SrM yang sebesar I ,6 ~m, sehingga partikel
serbuk BaM lebih terikat oleh molekul karet alam [8].
1'1
Kembali ke Jurnal

More Related Content

Viewers also liked

Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
wxrukli
 
RPP Parabola
RPP ParabolaRPP Parabola
RPP Parabola
Eko Supriyadi
 
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektorRPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
wxrukli
 
Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)
Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)
Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)
Heriyanto Asep
 
1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final
1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final
1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final
eli priyatna laidan
 
Kinematika Gerak dgn Analisis Vektor
Kinematika Gerak dgn Analisis VektorKinematika Gerak dgn Analisis Vektor
Kinematika Gerak dgn Analisis Vektor
SMA Negeri 9 KERINCI
 
3. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
3. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 20163. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
3. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
eli priyatna laidan
 
RPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSRPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUS
MAFIA '11
 
RPP VEKTOR (SMA)
RPP VEKTOR (SMA)RPP VEKTOR (SMA)
RPP VEKTOR (SMA)
MAFIA '11
 
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 20164. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
eli priyatna laidan
 
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
wxrukli
 
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 20165. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
eli priyatna laidan
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
Volker Hirsch
 

Viewers also liked (13)

Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
 
RPP Parabola
RPP ParabolaRPP Parabola
RPP Parabola
 
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektorRPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
RPP kurikulum 2013 Kinematika analisis vektor
 
Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)
Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)
Rpp matematika SMA (matriks, vektor dan transformasi)
 
1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final
1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final
1. sma kelas xi rpp kd 3.1;4.1 analisis vektor gm dan gp (karlina 1308233) final
 
Kinematika Gerak dgn Analisis Vektor
Kinematika Gerak dgn Analisis VektorKinematika Gerak dgn Analisis Vektor
Kinematika Gerak dgn Analisis Vektor
 
3. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
3. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 20163. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
3. program tahunan rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
 
RPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUSRPP GERAK LURUS
RPP GERAK LURUS
 
RPP VEKTOR (SMA)
RPP VEKTOR (SMA)RPP VEKTOR (SMA)
RPP VEKTOR (SMA)
 
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 20164. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
4. program semester rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
 
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
Rpp fisika kelas x semester 1 dan 2
 
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 20165. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
5. silabus revisi rpp fisika kurnas edisi revisi 2016
 
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of WorkTEDx Manchester: AI & The Future of Work
TEDx Manchester: AI & The Future of Work
 

Recently uploaded

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
RifkiAbrar2
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
ssuser0b6eb8
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
RobiahIqlima
 

Recently uploaded (8)

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptxPaparan  Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
Paparan Pengawasan Bangunan Gedung.pptx
 
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu indukSistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
Sistem Proteksi Jawa Bali untuk gardu induk
 
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
111078825-Nilai-Maksimum-Dan-Minimum-Turunan-Fungsi.pptx
 

Analis termal dan struktur mikro magnet komposit berbasis heksaferit dengan matriks katert alam (sudirman, dkk) 2000

  • 1. 4nalisiv Terma/don Struktur Mikro MagnetKompositBerbasivHeksaferitdenganMatriks KaretA/am (Sudirman) ANAL ISIS TERMAL DAN STRUKTUR MIKRO MAGNE1 KOMPOSIT BERBASIS HEKSAFERIT DENGAN MATRIKS KARET ALAM BATAN Sudirmanl, Ridwanl, Mujamilah1 ,Waluyo Trijono2 Pusat Penelitian dan PengembanganI/mu Pengetahuan dan Teknologi Bahan Kawasan PUSPfPTEK Serpong, Tangerang 15314 1Metalurgi, Fakultas Teknik-Uf, Kampus Baru Uf, Depok ABSTRAK ANALISIS TERMAL DAN STRUITUR MIKRO MAGNET KOMPOSIT BERBASIS HEKSAFERIT DENGAN MATRIKS KARET ALAM. Telah dilakukan analisis termal clan struktur mikro magnet komposit berbasis haksaferit dengan matriks karet alam untuk mengetahui unjuk kerjanya. Magnet komposit berbasisheksaferit denganmatriks karet alam banyakmenunjang industri mainan clanalat listrik rumah tangga karena sifat magnetyang sesuai,harga murah, ringan clantidak kaku (rigid). Magnet komposit berbasis haksaferitdengan matriks karet alam disintesis denganmetoda blending yaitu mencampurkan serbuk heksaferit SrM (SrFelZOI9)atau BaM (BaFe1ZOI9)dengan variasi komposisi karet alam 30% -70% vivoKomposit yang diperoleh dianalisis sifat termalnya (pengukuran DTA/TGA) clan dikarakterisasi struktur mikro (pengukuran SEM) Hasil pengamatanmenunjukkan bahwa karet alam mengalami penggembungan (swelling) optimal pada temperatur 181,17 °C Unjuk kerja komposit magnet dibatasi oleh perubahan sifat matriks karet alam yang terdekomposisipada temperatur:f:400 °C. Pada pelepasanmolekul karetalam yang terjebak didalam komposit maka komposit berbasis HaM lebih sulit dibandingkan dengan komposit berbasis SrM, hal ini dikarenakan struktur mikro BaM lebih seragamclansebaranpartikellebih homogendidalammatriks kompositnya dibandingkan denganSrM. Kala kunci ..DTA/TGA, SEM, heksaferit, karet alam, magnetkomposit. ABSTRACT THERMAL ANALYSIS AND MICROSTRUCTURE OF HEXAFERRITE BASED MAGNET COMPOSITE WITH NATURAL RUBBER MATRIX. Thermal and microstructure analysesof hexaferrite basedon composite magnetswith natural rubber matrix have beendone to investigate their performance. Such magnets play an important role in the toy and house-holdindustriesbecauseof their suitablemagnetic properties, low cost, lightnessand flexibility. The composite magnets were synthesized by blending the ferrite powder and natural rubber at composition 30% -70% rubber volume. The microstructure and thermal behaviour of the composite were examined by using SEM and DTA/TGA. The result show that the natural rubber swelling is optimally at 181,17 °C, which is the recommended top condition for blending. The performance magnet composite is limited by the change of naturalrubber propertieswhich decomposeat temperaturearound 400 °C. In the decomposition process,the natural rubber moleculetraped in a composite systembasedon BaM is more ditlicult aremore comparedto the composite systembasedon SrM becausethe BaM systemparticle microstruc- ture and its distribution more homogeneous. Key wordY: DTA/TGA, SEM, hexaferrite, natural rubber,composite magnet. PENDAHULUAN Bahan magnet konvensional disintesis dengan metoda ca.sting dan .'intering, dengan menggunakan bahan baku terbuat daTi bahan logam. Oleh sebabitu bahan magnet tersebut memiliki kelebihan pactasifat magnetnya tetapi beberapa kekurangan juga didapati, seperti : berat, rapuh dan harganya cukup mahal[l]. Kebanyakanpolimer mempunyai sifatrelatif ringan dan murah dibandingkan dengan bahan logam, disamping itu polimer dapat berfungsi sebagai pengikat dalam pembuatankomposit. Untuk meminimalkan kekurangan padabahan magnetkonvensional maka disintesis bahan magnetdalambentukkomposit denganmatriks polimer, sepertikaretalam [2,3]. Berkembangnya industri mainan clan makin tingginyapemakaianBlatlistrik rornahtanggamemberikan peluang yang baik pada pengembanganclan produksi komposit magnet. Data Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkanbahwadalam industri rnainan aDak,nilai 13
  • 2. Vol. 2 No.1, Oktober 2000,hal: 13 -17 ISSN: 1411-1098 JumalSainsMateriIndonesia IndonesianJournal ofMaterialsScience Tata Kerja Magnet komposit berbasis heksaferit dengan matriks karet alam disintesis dengan komposisi yang telah ditentukan, yaitu fraksi volume heksaferit sebesar 30%, 40%, 50%, 60% dan70%. Sejumlah karet alam dimasukkan ke dalam Labo Platomill pada suhu 100°C selama 5 menit dengan rpm 30. Sambil digiling ditambahkanseIbukheksaferitberupa SrFe12°19 atauBa Fel2O19perlahan-lahan sesuaidengan komposisi yang tertentukan sehingga diperoleh basil gilingan berupa komposit magnet. Hasil gilingan yang diperoleh selanjutnya dibuat lembaran film komposit magnet denganhot-press dan cold-press. Selanjutnya dilakukan pengujian termal dengan DTAfTGA, dalam kondisi atmosfer gas argon sampai temperatur 600 °C. Diperoleh kurva saluran heatflow terhadaptemperatur.Pengujiantermal ini dilakukan pada bahan-bahan awal (serbuk SrM, BaM clan karet alam) danbahankompositnya. Struktur mikro diamati denganSEM. Untuk itu bahanmagnetkomposit dipotong dalam media nitrogen cair berukuran 0,5 cm x 0,5 cm. Kemudian pada posisi tampanglintang di atasdipasangpadapemegangsampel (stub), lain dilakukan pelapisantipis denganemas. BASIL DAN PEMBAHASAN total penjualan produk magnet lokal sebesar Rp. 24.376.000,-.sedangkanpenjualanproduk magnetuntuk industri alat listrik rumah tangga, adalah sebesar Rp. 1.078.285.000,-[4]. Dalanlaplikasidi industritersebut sifat magnetik dari magnetkomposit tidak perlu tinggi. Oleh sebabitu, pemakaianpolimer sebagaimatriks yang berfungsi sebagai binder (perekat) dapat diterapkan sehinggaakan diperoleh magnetkomposit yang ringan, fleksibel dan murah. Perkembangan produksi magnet komposit berbasis heksaferit lebih baik dibandingkan dengan magnet komposit lain. Di Negara China, nilai penjualankomposit magnetberbasisheksaferit(US $ 52 juta ) lebih tinggi daripada komposit magnet berbasis NdFeB(US $13,5 juta) [5]. Padapenelitian ini akandilakukan sintesis mag- net komposit betbasis heksaferitdengan perekatberupa karet alam, mengingat Indonesia dikenal sebagaisalah satu penghasil karet alam yang besar denganproduksi sekitar 1,4juta tonper tahun [6]. Dari hasilsintesisbahan magnetkomposit tersebutakandianalisis sifattermal dan strukturmikronya. Dalam aplikasinya, bahan magnet komposit yang telah disintesis, didominasi oleh perubahansifat dari elastomer (karet alam). Sementara itu sifat dari elastomer sangat berhubungan dengan kondisi lingkungannya, seperti suhu, kelembaban dan radiasi.PengaruhlingkungaI1tersebutakanmenyebabkan perubahansifat fisik, magnetik daDmekaniknya. Hasil dari sintesisdan modifikasi ini jika berhasil, diharapkan dapatmemberikanalternatifpilihan terhadap bahan magnetsehingga ketergantunganpengadaannya melalui import dapatditekan serendahmungkin. Dalam pengembanganselanjutnya diharapkan dapatdiperoleh produk-produk magnetyang memiliki kinerja yang lebih baik dan lebihaplikatif, khususnya,untukindustri mainan dan industri alat listrik rumah tangga. METODOLOGI Bahan Pada penelitian ini digunakan jenis heksaferit SrFel2O19(SrM) atauBa Fe12019(BaM) yang diperoleh dari pabrikPT. SurnimagneUtarna-Cilegon, JawaBarat. Karetalam yang digunakan berbentuklembaran. Analisis termal Hasilpengukurantennal dilakukan denganDTAI TGA dan diperoleh basil seperti pacta terlihat pacta Gambar I untuk sampel serbuk SrM (SrFe,2OI9)' Gambar 2 untuk sampel serbuk BaM (BaFe12OI9)dan Gambar 3 menggambarkan pengukuran tennal untuk Karet Alam. Kurva TGA menunjukkan bahwa untuk senyawadalam bentukoksida(Gambar I danGambar2) tidak tetjadi perubahanrnassasampaitemperatur600°C, artinya perubahanmassatetjadi pactatemperatur yang lebih tinggi (diatas 600 °C). Hal ini sesuai dengan diagram rasa sistem BaO-Fep3 danSrO-Fe2O3'dimana BaM danSrM masing-masingterbentukpactatemperatur :t 1400°C dan .t.1300°C[7]. Untuk kurva DTA, pada SrM terdapat 2 (dua) puncak endotennispada142,33°Cdan 308,20°C. Keduapuncak tersebut menggambarkanprosesyang te1ahdikenakan ketika serbuk SrM dibuat di pabriknya, dimana pada temperatur142,33°Ckemungkinanterjadipenguapandari pe1arutyangte1ahdigunakansedangkanpadatemperatur 308,20 °C disebabkan adanya penguapan aditif yang ditambahkanpadaprosespembuatannya.Halyang sarna juga terjadi pada BaM yang berasal dari pabrik yang sarna,dimanapada temperatur 124,27°Ckemungkinan tetjadi penguapanpe1arutyang te1ahdigunakan danpada temperatur 238,90 °Cmenunjukkan adanyapenguapan aditif yang ditambahkan pacta pembuatan BaM (BaFeI2OI9)' Alat Peralatanyang digunakan dalam penelitian ini adalah:timbangan analitik, Labo Plastomill Toyoseiki30 R 150 pacta Laboratorium Teknologi Industri, P3TIR- BATAN, Jakarta. DTA/TGA Setaram Tag 21 pacta laboratorium Bidang Bahan Industri, P3IB-BATAN, SerpongdanSEM Philips 515pactalaboratoriumBidang BahanIndustri, P3IB-BATAN, Serpong. 14
  • 3. Anal;'f;'f Termal dan Struktur Mikro Magnet Kompo.fit Berba.fisHek.faferit dengan Matriks Karet Alam (Sudirman) Gambar J. Kurva TOA dan DTA serl,uk SrM (SrFelZO,,). Gambar 1. Kurva TGA dan DTA serbuk BaM (BaFeI20,,) Gambar 3. Kurva TGA clan DTA karet alam Gambar 4. Kurva TGA dan DTA komposit magnet dengan komposisi SrM A. 30 %, B. 40 %, C. 50 %, D. 70 % Kurva TGA karetalam(Ganlbar 3)menunjukkan adanya temperatur dekomposisi yaitu sekitar 400 "C. Artinya pactatemperal.lirtersebut,karetalam mengalanu pembakaran dengan sisa karbon yang tertinggal pacta temperatur tersebut. Kurva DTA menunjukkan bi:!hwa karet alam meleleh pactatemperal.lir 181,17"C,artinya proses penggembungan (.~e//il1g) karet alam melalui pemanasanterjadi secaraoptimal pactasuhu 181,17"C, sehingga dispersi (interaksi) padat-padatmencapaiop- timal pactatemperaturtersebut. Pacta Gambar 4A-D menunjukkan hasil 15
  • 4. Vol.2 No. Oktober 2000, hat: 13 -17 ISSN: 1411-1098 Jurnal SainsMateri Indonesia Ind(}ne.~ianJournal ofMateriaL~ Science pengukuran DTAffGA untuk fraksi volume, v/v SrM didalmnkomposiulyadenganmatriks karetalamdari 30% sampaidengan70%. Kurva TGA men~jukkan bahwasifattcrmaln1ag- netkomposityangterbentukantaraserbukSrM dankaret alam dipengaruhi oleh sifat termal karet alamoHal ini ditunjukkan dengan menurunnya kurva TGA pacta temperatur:t 370 "C (Gambar 4), artinya penggunaan magnetkompositdibatasiolehkaretalaIll sebagaimatriks. Bila kurva TGA magnetkomposit dibandingkml dengan kurva TGA karet alam murni, terlihat bahwa gradien (kemiringan) kurva penurunan masa pactatemperatur :t 370 "Cpactamagnetkompositlebih kecil dibandingkaIl dengan gradien kurva TGA karet a.lam bebas (Iihat GaInbar3),artinya pelepasankaretalan1di dalam magnet komposit lebih sulit dibandingkan karet alambebas. Kurva DTA memperlihatkan adanya 3 (tiga) puncakendotemlis. Puncakendotemuspertamaberasal dari penguapan pelarut yang terjadi pactatemperatur dibaw,thISO"C.Puncakendoternuskedua,kemungkinan berasaldati penguapanaditifyang digunakan danterjadi pactatemperatur dibawah 325 °C. Sedangkanpuncak endotennisketigapadatemperatur:t 420 "C, kemungkinan berasaldaripengtlapankaretalamyangterjebakdi dalam komposit magnet. Hal ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya kandungan SrM, luas puncak endotennisnyasemakinkeciltetapi senlakintajamkarena karet alam yang terjebak jumlahnya semakin sedikit. Sedangkantajamnya kurva menggambarkan semakin banyak serbuk SrM (SrFe,2O,9)sehingga penguapan Untuk serbuk heksaferit yang lain, BaM juga mengalamihal yangsanlasepertiSrM. Hasil pengukuran termal diperlihatkanpadaGambar5. Gambar5A menunjukan basilpengukuran termal untuk magnet komposit dengan komposisi BaM 30 % v/v, Gambar 5B untuk komposisi BaM 40 % v/v daD Gambar 5C komposit magnet dengan kandungan BaM50%v/v. Kurva TGA padaGambar5 menunjukkanbahwa matriks karet alam dengan berbagai komposisi BaM mengalamidegmrlasipadatemperatur:!:370.C. Dari kurva DTA, diperoleh 3 (tiga)puncakendotermisyaitu pertama puncak endotermis pacta temperatur :!: 150 .C yang disebabkan oleh penguapan pelarut yang digunakan dalanl proses pembuatan BaM(BaFe12O19).Puncak endotermis kedua terjadi pacta temperatur :!:320 'C, disebabkan oleh penguapan aditif yang ditambahkan dalam pembuatanBaM (BaFeI2O19)'Puncakendotermis ketiga yang terjadi pacta temperatur :!: 420 .C menggalnbarkankemungkinanpelepasan(degradasi)dari karet alamyangterjebak didalam komposit magnetnya. Puncak endotermis ketiga bukan merupakan transisi curie karena senadainya puncak tersebut merupakan temperatur curie maka tidak akan dapat teranlati denganbaik oleh DTA, mengingat temperatur curie merupakansecond order reaction. Selain itu bila puncak endotermis ketiga dianggap menggambarkan fenomenaorientasi serbukheksaferit baik SrM maupun BaM,sepertimonoferitnlakahal ini tidak mungkin terjadi pactatemperaturtersebut,mengingatperubahanorientasi pacta serbuk heksaferit SrM dan BaM terjadi pacta temperaturdiatas750.C [7J. Darianalisistennalyang dilakttkan pactakomposit mngnet heksaferit ini, diperoleh gambaran bahwa pem~tk~linnkomposit magnetdibntasioleh sifatelastomer (k~lretalnm) yang digunakan, artinya komposit magnet ini tidak dapat dipakai pactatemperatur diatas 370 "C, sedangk~}I}proses blending dapat dilakukan pada Icmper~}turl8l,17"C. 16
  • 5. Analisis TermaldonStruktur MikroMagnet KompositBerbasisHeksaferitdenganMatriks KaretAlam(Sudirman) KESIMPULAN Pembuatankomposit magnet dipengaruhi oleh bentukserbukheksaferitSrM dan BaM,juga olehproses pengembungan(swelling)darimatriks berupakaretalamo Karet alam dapat digunakan sebagai binder didalam komposit magnet dengari swelling optimal pacta temperatur 181,17 °C. Pada penelitian ini, proses blending dilakukan pactatemperatur 100 °C dan sifat komposit magnetyang diperoleh kurang optimal, oleh sebab itu disarankan proses blending dilakukan pacta temperatur 181,17 °C. Unjuk kerja komposit magnet berbasisheksaferitdenganmatrik karetalam dibatasioleh sifattermaldarikaretalam,yaitutidak melebihitemperatur 370°C.Struktur mikro Degradasi(temperatur dekomposisi) karet alam di dalam magnetkomposit akibatpemanasandipengaruhi oleh ukuran partikel clansebaranserbukBaM clanSrM. Dari hasil struktur mikro, komposit berbasis BaM mempunyai temperatur dekomposisi lebih tinggi dibandingkan komposit berbasis SrM, karena serbuk BaM lebihseragamclansebaranpartikel didalam matriks lebih homogen dibandingkan komposit berbasis serbuk SrM. Perbandingan antara temperatur dekomposisi magnet konposit berbasis SrM dan SaM, ditunjukkan pada Gambar 6. Magnet komposit berbasis SaM mempunyai temperatur dekomposisi (degradasi karet alam) yang lebih tinggi dibandingkan dengankomposit magnetberbasis SrM. Hal ini disebabkanoleh partikel serbukSaM yang lebih seragamdansebamnnyadi dalam matrikslebih homogendibandingkanpartikelserbukSrM, sepertidiperlihatkanpadaGambar7. DAFTARACUAN [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] Gambar 7. Strukturmikro (SEM) komposit magnet dengan matriks karet alam dengan komposisi 40 % v/v untuk ; A Serbuk BaM ; B Serbuk SrM [8] ZBIGNIEW D. JASTRZEBSKI, The Nature and Properties of Engineering Materials, 2ndedition, (1997)p.336-339. RICHARD BRADLEY, Radiation Technology Handbook, Marcel Dekker Inc., New York, (1984). MASCIA L., Thermoplastics,Materials Engineer- ing,ElsevierApplied Science,London, (1989) 52. Biro PusatStatistik,Jakarta,1997. MIYAHARA, Ferrite Permanent Magnet Indus- try for Card & Tape Application, Dai Nihon Inki Chemical Company,2ndInternational Symposium on Magnetic Industry,China, (1999)p.67-73. BENYAMIN M.W., Handbook of Thermoplastic Elastomer,VanNorstandReinCompany,New York, (1989). KOJIMA, H., Fundamentalproperties OfHexago- nal Ferrites With Magnetoplumbite Structure, North-HollandPublishingCompany,Holland,(1982) p.305-308. WALUYO T., SUDIRMAN, RIDWAN, A. HERMAN Y., Sifat Mekanik Komposit Magnet berbasis Heksaferit SrFeJl0J9 dan Ba FeJl0J9 Dengan Perekat Karet A/am (akan dipublikasikan pada Jumal SainsMateri Indonesia). Dari kedua gambar hasil pengukuran dengan SEM (Gambar7), terlihat bahwa partikel BaM lebih tersebar secara merata didalam matriks komposit magnet dibandingkan partikel SrM. Disamping itu, ukuran partikel BaM sebesar I ,2 ~lm lebih kecil dibandingkan ukuran partikel SrM yang sebesar I ,6 ~m, sehingga partikel serbuk BaM lebih terikat oleh molekul karet alam [8]. 1'1 Kembali ke Jurnal