Telah kita ketahui bersama bahwasanya Allah menciptakan makhluk ini untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah jikalau hambanya tidak beribadah kepada Allah tidak ada kurang dan rugi, tapi yang rugi hanya hamba yang tidak mau beribadah kepadanya.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-ku” (Adz-Dzariyyat1:56)
Ibadah tidak disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid
(pengesaan) kepada sang khaliq. Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci. Bila ibadah di campuri syirik tidak mau mentauhidkan sang pencipta, maka rusaklah ibadah itu karena batal keimanannya, sebagaimana rusaknya shalat bila di Sergai adanya najis.
Wajib hukumnya bagi setiap muslim mukallaf (yang telah
dewasa) laki laki maupun perempuan, baik dari golongan awam, para hamba, maupun pelayan( pembantu) mengetahui terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak sehingga bagi Allah, sifat sifat wajib bagi Allah , yang mustahil maupun yang Jaiz bagi Allah.
Allah berfirman:
“maka ketahuilah, bahwasanya tiada tuhan selain Allah .” Seorang mukallaf memiliki kewajiban individu (Fardhu’ain) untuk mengenal akidah beserta dalilnya secara global, baik baik dalil secara Naqli maupun aqal karena sesungguhnya kesempurnaan ilmu hanya milik Allah. “Dan ilmu mereka tidak bisa meliputi ilmu Allah.” (Thoha:110)
Telah kita ketahui bersama bahwasanya Allah menciptakan makhluk ini untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah jikalau hambanya tidak beribadah kepada Allah tidak ada kurang dan rugi, tapi yang rugi hanya hamba yang tidak mau beribadah kepadanya.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-ku” (Adz-Dzariyyat1:56)
Ibadah tidak disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid
(pengesaan) kepada sang khaliq. Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat bila tidak disertai dengan bersuci. Bila ibadah di campuri syirik tidak mau mentauhidkan sang pencipta, maka rusaklah ibadah itu karena batal keimanannya, sebagaimana rusaknya shalat bila di Sergai adanya najis.
Wajib hukumnya bagi setiap muslim mukallaf (yang telah
dewasa) laki laki maupun perempuan, baik dari golongan awam, para hamba, maupun pelayan( pembantu) mengetahui terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak sehingga bagi Allah, sifat sifat wajib bagi Allah , yang mustahil maupun yang Jaiz bagi Allah.
Allah berfirman:
“maka ketahuilah, bahwasanya tiada tuhan selain Allah .” Seorang mukallaf memiliki kewajiban individu (Fardhu’ain) untuk mengenal akidah beserta dalilnya secara global, baik baik dalil secara Naqli maupun aqal karena sesungguhnya kesempurnaan ilmu hanya milik Allah. “Dan ilmu mereka tidak bisa meliputi ilmu Allah.” (Thoha:110)
5. TUJUAN AKHLAK
terbentuknya pribadi
muslim yang luhur budi
pekertinya
Secara umum
Secara Khusus • Membersihkan diri dari
akhlak tercela,
• Menghiasi diri dengan
akhlak terpuji
6. Kedudukan Akhlak dalam Islam
• Akhlak sebagai the central teaching
of islam (pusat ajaran islam)
• Akhlak Ukuran Keimanan seseorang
9. Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak
Mendapatkan tempat yang baik di dalam masyarakat
Akan disenangi orang dalam pergaulan
Akan dapat terpelihara dari hukum yang bersifatnya manusiawi dan
sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan
Orang yang bertakwa dan berakhlak akan mendapat
pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh
keluhuran, kecukupan dan sebutan yang baik
11. Jenis Tasawuf
a. Tasawuf Akhlaki
tahap sistem pembinaan akhlak
disusun sebagai berikut:
1. Takhalli
2. Tahalli
3. Tajalli
c. Tasawuf Syi’i
b. Tasawuf Falsafi
12. • Perilaku dermawan terhadap sesama.
• Perilaku ridha terhadap apa yang diterima
• Perilaku sabar terhadap apa yang menimpa pada
dirinya.
• Perilaku simbolik dan sadar menerima perintah aturan
Allah SWT.
• Perilaku menyendiri dan tidak mencintai hal-hal dunia
• Perilaku berpakaian yang sederhana dan tidak memuja
materi.
• Perilaku yang menjalankan perintah rohani yang tulus
dengan menuntut ilmu agama dan shaum.
• Perilaku untuk bersikap hidup sederhana dan juga
ikhlas.
Contoh Perilaku Tasawuf