Se vende país, barato. Esa debiera ser la consigna que mejor define a los sucesivos gobiernos de Uribe Vélez y ahora de Juan Manuel Santos. Su política minera se fundamenta en la política colonial de cambiar oro por baratijas. El caso de La Colosa, en Cajamarca, es uno de los casos más emblemáticos del actual modelo minero-extractivista que se busca imponer en Colombia en beneficio del gran Capital.
This is a presentation based on a study on Gender Discrimination Elimination And Challenges : With Special Reference To “Nagaland Lynching Case” by Ms. Priyanka Dey and Dr. Anamika Ray
Se vende país, barato. Esa debiera ser la consigna que mejor define a los sucesivos gobiernos de Uribe Vélez y ahora de Juan Manuel Santos. Su política minera se fundamenta en la política colonial de cambiar oro por baratijas. El caso de La Colosa, en Cajamarca, es uno de los casos más emblemáticos del actual modelo minero-extractivista que se busca imponer en Colombia en beneficio del gran Capital.
This is a presentation based on a study on Gender Discrimination Elimination And Challenges : With Special Reference To “Nagaland Lynching Case” by Ms. Priyanka Dey and Dr. Anamika Ray
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
2. ABRAHAM
LINCOLN
BIOGRAFI
Abraham Lincoln (lahir di Hardin County, Kentucky, 12 Februari 1809 –
meninggal di Washington, D.C., 15 April 1865 pada umur 56 tahun)
adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-16, menjabat sejak 4 Maret
1861 hingga terjadi pembunuhannya. Dia memimpin bangsanya
keluar dari Perang Saudara Amerika, mempertahankan persatuan
bangsa, dan menghapuskan perbudakan. Sebelum pelantikannya
pada tahun 1860 sebagai presiden pertama dari Partai Republik,
Lincoln berprofesi sebagai pengacara, anggota legislatif Illinois,
anggota DPR Amerika Serikat, dan dua kali gagal dalam pemilihan
anggota senat.
Sebagai penentang perbudakan, Lincoln memenangkan
pencalonan presiden Amerika Serikat dari Partai Republik pada
tahun 1860 dan kemudian terpilih sebagai presiden.
3. ABRAHAM
LINCOLN
BIOGRAFI
Masa pemerintahannya diwarnai dengan kekalahan dari pihak
Negara Konfederasi Amerika, yang pro perbudakan, dalam Perang
Saudara Amerika. Dia mengeluarkan dekrit yang memerintahkan
penghapusan perbudakan melalui Proclamation of Emancipation
pada tahun 1863, dan menambahkan Pasal ketiga belas ke dalam
UUD AS pada tahun 1865.
4. ABRAHAM
LINCOLN
Abraham Lincoln dilahirkan di sebuah gubuk kecil di Kentucky, 12
Februari 1809. Orang tuanya miskin dan tidak berpendidikan. Lincoln
sendiri hanya mengecap pendidikan selama kira-kira setahun, tetapi
dalam waktu singkat ia dapat membaca, menulis dan berhitung.
ketika ia beranjak dewasa ia berusaha keras untuk menambah
pengetahuannya. Ia menggunakan sebaik-baiknya semua buku
yang dapat dibacanya, akhirnya ia berhasil menjadi ahli hukum
pada usia 28 tahun.
5. ABRAHAM
LINCOLN
Ketika muda, Abraham Lincoln bekerja dalam berbagai bidang hukum.
Ia pernah bekerja sebagai pembelah kayu pagar, menjadi tentara,
menjadi kelasi di kapal-kapal sungai, juru tulis, mengurus kedai, kepala
kantor pos, dan akhirnya menjadi pengacara.
Ia giat membela hak-hak para budak Afrika. Selama masa jabatannya,
ada banyak budak di Selatan dan ia ingin para budak dibebaskan.
Orang-orang tidak setuju dengan rencananya, membentuk Persatuan
Selatan dan sebuah pasukan untuk berperang melawan pasukan Utara
Lincoln pada Perang Utara-Selatan. Pasukannya memenangkan
peperangan itu
Langkah pertamanya memasuki lapangan politik terjadi pada 1832saat
ia berusia 23 tahun. Ketika itu ia berusaha untuk dipilih menjadi anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah negara bagian Illinois, di bagian
barat-tengah Amerika. Namun ia kalah pemilihan, dua tahun kemudan
ia berusaha kembali dan menang. Setelah itu,ia dipilih tiga kali berturut-
turut setelahnya.
6. ABRAHAM
LINCOLN
6 November 1860, Lincoln menjadi Presiden Amerika Serikat ke-16 dan
sebulan kemudian, perang saudara Amerika antara negara-negara
bagian di Utara dan negara-negara bagian di Selatan pecah.
Walaupun ia membenci perang, Presiden Lincoln menerimanya
sebagai satu-satunya jalan untuk menyelamatkan persatuan negara
Pada pertengahan perang saudara, Presiden Abraham Lincoln
mengeluarkan Proklamasi Pembebasan yang mengubah hajat hidup
orang banyak di Amerika. Proklamasi itu menyatakan semua budak
belian di negara-negara bagian ataupun daerah-daerah negara-
negara bagian yang melawan Amerika Serikat akan bebas mulai 1
Januari 1863. Proklamasi itu mencetuskan semangat semua orang yang
memperjuangkan kebebasan, dan menjadi pendorong ke arah
penghapusan perbudakan di seluruh Amerika Serikat.
7. ABRAHAM
LINCOLN
Presiden Abraham Lincoln dipilih kembali pada 1864, di tengah-tengah
kemenangan-kemenangan militer Amerika Serikat menuju berakhirnya
Perang Saudara. Dalam merencanakan perdamaian Presiden
Abraham Lincoln bersifat fleksibel dan bermurah hati. Ia mengajak
orang-orang selatan yang memberontak untuk meletakkan senjata dan
kembali ke Amerika Serikat. Semangat menjadi pedomannya jelas
serupa dengan semangat pidato pelantikannya yang kedua. Kalimat
ini terukir di salah satu dinding tugu peringatan Lincoln (Lincoln
Memorial) di Washington DC yang berbunyi
“Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai dengan titah
Tuhan, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang,
yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa.”