SlideShare a Scribd company logo
Fenomena alam tiidak pernah lepas dari kesalahan, demikian juga
didang penggukuran dan pemetaan. Kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi pada pengukuran dan pemetaan tterdiri dari
:
 Kesalahan Sistematis ( Systhematical error )
 Kesalahan acak ( Random error )
 Kesalahan besar ( Blunder )
Dan jika diantara kesalahan itu terjadi maka pengukuran dan
pengumpulan data harus di ulang.
 Adalah kesalahan yang mungkin terjadi dalam suatu
system. Kesalahan sistematis dapat di akibatkan oleh
peralatan dan kondisi alam
Kesalahan
Sistematis
Kesalahan
Acak
Kesalahan
Besar
adalah kesalahan yang mungkin terjadi dalam
suatu system. Kesalahan sistematis dapat di
akibatkan oleh peralatan dan kondisi alam
adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat
subjektif yang mungkin terjadi akibat trjadi
perbedaan keterbatasan panca indra manusia
terjadi jika para operator atau surveyor
melakukan kesalahan akibat kesalahan
membaca, menulis, dan mendengar nilai-nilai
yang diambil dari lapangan
Seluruh pengukuran untuk pengukuran dan pemetaan
mauppun aplikasi lain pada dasarnya memperhatikan
kesalahan sistematis dan kesalahan acak yang terjadi.
Khusus untuk pengukuran kerangka dasar vertikal dan
kerangka dasar horizontal koreksi kesalahan sistematis
dan acak mutlak dilakukan.
 Pada pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan sipat datar
optis, koreksi kesalahan sistematis berupa koreksi garis bidik yang
diperileh melalui pengukuran sipat datar dengan menggunakan 2
rambu yaitu belakang dan muka dalam posisi 2 stand ( 2 kalli berdiri
dan diatur dalam bidang nivo ).
 Pada pengukuran kerangka dasar horizontal menggunakan alat
theodolite, koreksi kesalahan sistematis berupa nilai rata-rata sudut
horizontal yang diperoleh melalui pengukuran target ( berupa benang
unting-unting ) pada posisi teropong biasa ( vizier teropong pembidik
berasal diatas teropong ) dan pada posisi teropong luas biasa(vizier
teropong pembidik berasal di bawah teropong )
 Kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar
horizontal dilakukan untuk memperoleh beda tinggi dan
 tinggi titik ikat relatif
 Koreksi kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar
horizontal dilakukan untuk memperoleh koordinat
 ( absis dan ordinat ) definitif
kesalahan kesalahan pengukuran dapat di sebabkan oleh
;
 Karena kesalahan pada alat yang digunakan
 Karena keadaan alam, dan
 Karena pengukur sendiri
Alat-alat yang digunakan adalah alat ukur penyipat datar
dan mistar. Lebih dahulu akan di tinjau kesalahan pada
alat ukur penyipat datar. Kesalahan yang didapat adakah
yng berhubungan dengan syarat utama. Kesalahan ini
adalah : Garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo.
Kesalahan ini sering kita jumpai pada saat melakukan
pekerjaan pengukuran beda tinggi.
 Karena lengkungnya permukaan bumi, pada umumnya bidang-bidang
nivo karena melengkungnya permukaqan bumi akan melengkung pula
dan beda tinggi antara dua titik adalah antara jarak dua didang nivo
yang melalui dua titik itu.
 Karena lengkungnya sinar cahaya, akan dijelaskan pada bagian
koreksi boussole
 Karena getaran udara, karena adanyah pemindahan hawa panas dari
permukaan bumi ke atas, maka bayangan dari mistar yang dilihat
dengan teropong akan bergetar, sehingga pembacaan dari mistar
tidak dapat dilakukan dengan teliti
 Karena masuknya lagi tiga kaki dan mistar ke dalam
tanah. Bila dalam waktu antara pengukuran satu mistar
dengan mistar lainnya, baik kaki tiga maupun mistar ke
dua masuk kedalam tanah, maka pembacaan pada mistar
kedua akan salah bila digunakan untuk mencari beda
tinggi antara dua titik yang ditempati oleh mistar-mistar itu.
 Karena perubahan arah garis nivo. Karena alat ukur
penyipat datar kena panas sinar matahari, maka terjadi
tegangan pada bagian-bagian alat ukur, terutama pada
bagian yang terpenting yaitu pada bagian nivo.
 Kesalahan pada mata. Kebanyakan orang pada waktu mengukur
menggunkan satu mata saja
 Kesalahan pada pembacaan. Karena kerap kali harus melakukan
pembacaan dengan cara menaksir, maka bila mata telah lelah, nilai
taksirannya menjadi kurang.
 Kesalahan yang kasar. Karena belum pahamnya pembacaan pada
mistar. Mistar-mistar mempunyai tata cara tersendiri dalam
pembuatan skalanya
Alat MISALNYA
 Jarum kompas tidak benar-benar lurus.
 Jarum kompas tidak dapat bergerak bebas
pada prosnya.
Garis bidik tidak tegak lurus sumbu
mendatar (salah kolimasi).
 Garis skala 0° - 180° atau 180° - 0° tidak
sejajar garis bidik.
 Letak teropong eksentris.
Poros penyangga magnet tidak sepusat
dengan skala lingkaran mendatar
Pengukuran
Faktor Alam
Alat
MISALNYA
 Pengaturan alat tidak sempurna
( temporary adjustment ).
Salah taksir dalam pemacaan
Salah catat, dll. nya.
Pengukuran
Faktor Alam
Kesalahan pengukuran cara tachymetri dengan theodolite
Alat
MISALNYA
a. Deklinasi magnet.
b. atraksi lokal.
Pengukuran
Faktor Alam
Kesalahan pengukuran cara tachymetri dengan theodolite
Kesalahan arah garis offset dengan panjang l yang
tidak benar-benar tegak lurus berakibat:
 Kesalahan arah sejajar garis ukur = l sin
 Kesalahan arah tegak lurus garis ukur = l - l cos
Bila skala peta adalah 1 : S, maka akan terjadi salah
plot sebesar 1/S x kesalahan
Bila kesalahan pengukuran jarak garis ofset l, maka
gabungan pengaruh kesalahan pengukuran jarak dan
sudut menjadi: {(l sin ) 2 + l 2}1/2.
Kesalahan pengukuran cara
offset
Pada perhitungan dari survey yang menggunakan metode closed
traverse selalu terjadi kesalahan ( penyimpangan ). yaitu adanya
dua stasiun yang meskipun pada kenyataannya dilapangan, stasiun
tersebut hanya satu. Kesalahan tersebut meliputi kesalahan
koodinat dan elevasi stasiun terakhir yang seharusnya adalah sama
dengan stasiun awal. Hal ini terjadi karena kesalahan pada ketidak
sempurnaan terhadap :
 Alat ( Tidak ada alat yang sempurna )
 Pembacaan ( tidak ada penglihatan yang sempurna )
 Waktu survey dilakukan dan tidak mungkin kesalahan itu
tidak tidak dapat dihindarkan sebab tidak ada alat dan
manusia yang ideal untuk menghasilkan pengukuran yang
ideal pula. Untuk mengatasi hal itu, angka kesalahan yang
teerjadi harus di distribusikan ke setiap stasiun.
 Kesalahah yang terjadi karena Survay magnetic ( dengan
menggunakan kompas dan survay grade x )
menggunakan theodolithe, memiliki jenis yang berbeda.
Pada survay yang menggunakan theodolite, kesalahan
yang terjadi adalah akumulatif, dalam kesalahan dalam
salah satu stasiun, akan pempengaruhi bagi posisi stasiun
berikutnya.
 Sedangkan survay menggunakan kompas, kesalahan yang terjadi
pada salah satu stasiun, tidak mempengaruhi bagi stasiun
berikutnya.
 Distribusi kesalahan pada Survay magnetik, dengan cara yang
sederhana yaitu jumlah total kesalahan dibagi dengan jumlah
lengan survay, kemudian di distribusikan ke setiap stasiun tersebut.
distribusi untuk survay non magnetic, Perataan penyimpangan elevasi
Gambar sket perjalanan tampak samping memanjang
Elevasi koreksi = elevasi titik +
koreksi
Perataan penyimpangan koordinat
Setelah perhitungan dilakuan,
hasilnya stasiun terakhir tidak
kembali ke stasiun awal, ada selisih
jarak sel (d).d2=f(y)2+f(x)2
Penyimpangan yang terjadi adalah
penyimpangan absis f(x) dan ordinat f(y)
koreksi terhadap penyimpangan absis
Absis terkoreksi = abnsis lama + koreksi
Koreksi terhadap penyimpangan ordinat,
analog dengan perhitungan diatas
Dari ilmu alam diketahui, bahwa jarum magnet diganggu oleh benda-
benda dari logam yang terletak di sekitar jarum magner itu. Bila tidak
ada gangguan, jarum magnet akan letak didalam bidang meridian
magnetis, ialah dua bidang yang melalui dua kutub magnetis dan
bidang magnetios itu. Karena untuk keperluan pembuatan peta
diperlukan meridian geografis yang melalui dua kutub bumi dan tempat
jarum itu, an karena meridian magnetis tidak berhimpit dengan
meridian geografis yang disebabkan oleh tidak samanya kutub-kutub
magnetis dan kutub-kutub geografis, maka azimuth magnetis harus
diberi koreksi terlebih dahulu, supayadidapat besaran-besaran
geografis : ingat pada sudut jurusan yang sebetulnya sama dengan
azimuth utara-timur.
Untuk menentukan koreksi Boussole ada dua cara. Ingatlah
lebih dahulu apa yang diartikan dengan koreksi . Koreksi adalah
besaran yang harus ditambahkan pada pembacaan atau
pengukuran, supaya didapat besaran yang betul. Kesalahan
adalah besaran yang harus dikurangkan dari pembacaan atau
pengukuran, supaya didapat besaran yang betul.
Tingg
i
h
yang
di
dap
at
dari
hasil
peng
ukur
an
korek
si
refra
ksi
deng
an
tand
a
minu
s
 30
 25
 20
 15
 10
 9
 8
 7
 2’
 2’
 3’
 4’
 5’
 6’
 7’
 7’
 Kesalahan pada dasarnya tidak dapat hindarkan tetapi dapat di eleminir
dengan pendekatan ilmu.
 Kesalahan dapat terjadi karena berbagai hal seperti Kesalahan karena
faktor manusia, faktor alat, dan faktor alam.
 Untuk pengkoreksian kesalahan dapat dialakukan dengan berbagai cara
› Membetulkan alat
› Pengukuran kembali
› Pendistribusian kesalahan
 Koreksi adalah besaran yang harus ditambahkan pada pembacaan atau
pengukuran, supaya didapat besaran yang betul. Kesalahan adalah
besaran yang harus dikurangkan dari pembacaan atau pengukuran,
supaya didapat besaran yang betul.

More Related Content

Similar to 2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf

Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode GravitasiEksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Bandung Teknologi Institute
 
Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)
Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)
Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)
Mukti Ali
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pasbond
 
Theodolit
TheodolitTheodolit
Theodolit
nofriady2
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
Edho Wiranata
 
16 arah mata angin dan kompas
16 arah mata angin dan kompas16 arah mata angin dan kompas
16 arah mata angin dan kompas
'Oke Aflatun'
 
9 5-teorisipatdatar
9 5-teorisipatdatar9 5-teorisipatdatar
9 5-teorisipatdatar
Mahfuri Mahfuri
 
Tugas perpetaan
Tugas perpetaanTugas perpetaan
Tugas perpetaan
Mira Micako
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanah
Devita Anjani
 
52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak
Falih Azmi
 
Metode Gravitasi dalam Geofisika.pptx
Metode Gravitasi dalam Geofisika.pptxMetode Gravitasi dalam Geofisika.pptx
Metode Gravitasi dalam Geofisika.pptx
Mhd. Zaky Daniyal
 
Ppt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingPpt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus ginting
BremaFirdaus
 
Acara1
Acara1Acara1
Seminar perpetaan
Seminar perpetaanSeminar perpetaan
Seminar perpetaan
Mul Hadramy
 
PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)
PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)
PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)
Lyta Damayanti
 
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Teguh Budiman
 

Similar to 2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf (20)

Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode GravitasiEksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
 
Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)
Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)
Penuntun Praktikum Fisika Dasar Umum (Prodi Pendidikan Biologi)
 
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
pengkuran jarak dan sudut (ilmu ukur tanah)
 
Theodolit
TheodolitTheodolit
Theodolit
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
16 arah mata angin dan kompas
16 arah mata angin dan kompas16 arah mata angin dan kompas
16 arah mata angin dan kompas
 
Materi.pengukuran
Materi.pengukuranMateri.pengukuran
Materi.pengukuran
 
9 5-teorisipatdatar
9 5-teorisipatdatar9 5-teorisipatdatar
9 5-teorisipatdatar
 
Tugas perpetaan
Tugas perpetaanTugas perpetaan
Tugas perpetaan
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
Precentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanahPrecentation of ilmu ukur tanah
Precentation of ilmu ukur tanah
 
Iuw 7v beda tinggi
Iuw   7v beda tinggiIuw   7v beda tinggi
Iuw 7v beda tinggi
 
52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak52 pengukuran-sudut-jarak
52 pengukuran-sudut-jarak
 
Metode Gravitasi dalam Geofisika.pptx
Metode Gravitasi dalam Geofisika.pptxMetode Gravitasi dalam Geofisika.pptx
Metode Gravitasi dalam Geofisika.pptx
 
Ppt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus gintingPpt dmp brema firdaus ginting
Ppt dmp brema firdaus ginting
 
Acara1
Acara1Acara1
Acara1
 
Ilmu ukur tanah
Ilmu ukur tanahIlmu ukur tanah
Ilmu ukur tanah
 
Seminar perpetaan
Seminar perpetaanSeminar perpetaan
Seminar perpetaan
 
PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)
PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)
PPT praktikum Fisika Dasar 2 (Listrik Magnet 1)
 
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
Perbandingan filtering trend surface analysis dan moving average dalam penent...
 

2_bab-ii-teori-kesalahan.pdf

  • 1.
  • 2. Fenomena alam tiidak pernah lepas dari kesalahan, demikian juga didang penggukuran dan pemetaan. Kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada pengukuran dan pemetaan tterdiri dari :  Kesalahan Sistematis ( Systhematical error )  Kesalahan acak ( Random error )  Kesalahan besar ( Blunder ) Dan jika diantara kesalahan itu terjadi maka pengukuran dan pengumpulan data harus di ulang.
  • 3.  Adalah kesalahan yang mungkin terjadi dalam suatu system. Kesalahan sistematis dapat di akibatkan oleh peralatan dan kondisi alam
  • 4. Kesalahan Sistematis Kesalahan Acak Kesalahan Besar adalah kesalahan yang mungkin terjadi dalam suatu system. Kesalahan sistematis dapat di akibatkan oleh peralatan dan kondisi alam adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat subjektif yang mungkin terjadi akibat trjadi perbedaan keterbatasan panca indra manusia terjadi jika para operator atau surveyor melakukan kesalahan akibat kesalahan membaca, menulis, dan mendengar nilai-nilai yang diambil dari lapangan
  • 5. Seluruh pengukuran untuk pengukuran dan pemetaan mauppun aplikasi lain pada dasarnya memperhatikan kesalahan sistematis dan kesalahan acak yang terjadi. Khusus untuk pengukuran kerangka dasar vertikal dan kerangka dasar horizontal koreksi kesalahan sistematis dan acak mutlak dilakukan.
  • 6.  Pada pengukuran kerangka dasar vertikal menggunakan sipat datar optis, koreksi kesalahan sistematis berupa koreksi garis bidik yang diperileh melalui pengukuran sipat datar dengan menggunakan 2 rambu yaitu belakang dan muka dalam posisi 2 stand ( 2 kalli berdiri dan diatur dalam bidang nivo ).  Pada pengukuran kerangka dasar horizontal menggunakan alat theodolite, koreksi kesalahan sistematis berupa nilai rata-rata sudut horizontal yang diperoleh melalui pengukuran target ( berupa benang unting-unting ) pada posisi teropong biasa ( vizier teropong pembidik berasal diatas teropong ) dan pada posisi teropong luas biasa(vizier teropong pembidik berasal di bawah teropong )
  • 7.  Kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan untuk memperoleh beda tinggi dan  tinggi titik ikat relatif  Koreksi kesalahan acak pada pengukuran kerangka dasar horizontal dilakukan untuk memperoleh koordinat  ( absis dan ordinat ) definitif
  • 8. kesalahan kesalahan pengukuran dapat di sebabkan oleh ;  Karena kesalahan pada alat yang digunakan  Karena keadaan alam, dan  Karena pengukur sendiri
  • 9. Alat-alat yang digunakan adalah alat ukur penyipat datar dan mistar. Lebih dahulu akan di tinjau kesalahan pada alat ukur penyipat datar. Kesalahan yang didapat adakah yng berhubungan dengan syarat utama. Kesalahan ini adalah : Garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo. Kesalahan ini sering kita jumpai pada saat melakukan pekerjaan pengukuran beda tinggi.
  • 10.  Karena lengkungnya permukaan bumi, pada umumnya bidang-bidang nivo karena melengkungnya permukaqan bumi akan melengkung pula dan beda tinggi antara dua titik adalah antara jarak dua didang nivo yang melalui dua titik itu.  Karena lengkungnya sinar cahaya, akan dijelaskan pada bagian koreksi boussole  Karena getaran udara, karena adanyah pemindahan hawa panas dari permukaan bumi ke atas, maka bayangan dari mistar yang dilihat dengan teropong akan bergetar, sehingga pembacaan dari mistar tidak dapat dilakukan dengan teliti
  • 11.  Karena masuknya lagi tiga kaki dan mistar ke dalam tanah. Bila dalam waktu antara pengukuran satu mistar dengan mistar lainnya, baik kaki tiga maupun mistar ke dua masuk kedalam tanah, maka pembacaan pada mistar kedua akan salah bila digunakan untuk mencari beda tinggi antara dua titik yang ditempati oleh mistar-mistar itu.  Karena perubahan arah garis nivo. Karena alat ukur penyipat datar kena panas sinar matahari, maka terjadi tegangan pada bagian-bagian alat ukur, terutama pada bagian yang terpenting yaitu pada bagian nivo.
  • 12.  Kesalahan pada mata. Kebanyakan orang pada waktu mengukur menggunkan satu mata saja  Kesalahan pada pembacaan. Karena kerap kali harus melakukan pembacaan dengan cara menaksir, maka bila mata telah lelah, nilai taksirannya menjadi kurang.  Kesalahan yang kasar. Karena belum pahamnya pembacaan pada mistar. Mistar-mistar mempunyai tata cara tersendiri dalam pembuatan skalanya
  • 13. Alat MISALNYA  Jarum kompas tidak benar-benar lurus.  Jarum kompas tidak dapat bergerak bebas pada prosnya. Garis bidik tidak tegak lurus sumbu mendatar (salah kolimasi).  Garis skala 0° - 180° atau 180° - 0° tidak sejajar garis bidik.  Letak teropong eksentris. Poros penyangga magnet tidak sepusat dengan skala lingkaran mendatar Pengukuran Faktor Alam
  • 14. Alat MISALNYA  Pengaturan alat tidak sempurna ( temporary adjustment ). Salah taksir dalam pemacaan Salah catat, dll. nya. Pengukuran Faktor Alam Kesalahan pengukuran cara tachymetri dengan theodolite
  • 15. Alat MISALNYA a. Deklinasi magnet. b. atraksi lokal. Pengukuran Faktor Alam Kesalahan pengukuran cara tachymetri dengan theodolite
  • 16. Kesalahan arah garis offset dengan panjang l yang tidak benar-benar tegak lurus berakibat:  Kesalahan arah sejajar garis ukur = l sin  Kesalahan arah tegak lurus garis ukur = l - l cos Bila skala peta adalah 1 : S, maka akan terjadi salah plot sebesar 1/S x kesalahan Bila kesalahan pengukuran jarak garis ofset l, maka gabungan pengaruh kesalahan pengukuran jarak dan sudut menjadi: {(l sin ) 2 + l 2}1/2. Kesalahan pengukuran cara offset
  • 17.
  • 18. Pada perhitungan dari survey yang menggunakan metode closed traverse selalu terjadi kesalahan ( penyimpangan ). yaitu adanya dua stasiun yang meskipun pada kenyataannya dilapangan, stasiun tersebut hanya satu. Kesalahan tersebut meliputi kesalahan koodinat dan elevasi stasiun terakhir yang seharusnya adalah sama dengan stasiun awal. Hal ini terjadi karena kesalahan pada ketidak sempurnaan terhadap :  Alat ( Tidak ada alat yang sempurna )  Pembacaan ( tidak ada penglihatan yang sempurna )
  • 19.  Waktu survey dilakukan dan tidak mungkin kesalahan itu tidak tidak dapat dihindarkan sebab tidak ada alat dan manusia yang ideal untuk menghasilkan pengukuran yang ideal pula. Untuk mengatasi hal itu, angka kesalahan yang teerjadi harus di distribusikan ke setiap stasiun.  Kesalahah yang terjadi karena Survay magnetic ( dengan menggunakan kompas dan survay grade x ) menggunakan theodolithe, memiliki jenis yang berbeda. Pada survay yang menggunakan theodolite, kesalahan yang terjadi adalah akumulatif, dalam kesalahan dalam salah satu stasiun, akan pempengaruhi bagi posisi stasiun berikutnya.
  • 20.
  • 21.  Sedangkan survay menggunakan kompas, kesalahan yang terjadi pada salah satu stasiun, tidak mempengaruhi bagi stasiun berikutnya.  Distribusi kesalahan pada Survay magnetik, dengan cara yang sederhana yaitu jumlah total kesalahan dibagi dengan jumlah lengan survay, kemudian di distribusikan ke setiap stasiun tersebut. distribusi untuk survay non magnetic, Perataan penyimpangan elevasi Gambar sket perjalanan tampak samping memanjang
  • 22. Elevasi koreksi = elevasi titik + koreksi Perataan penyimpangan koordinat Setelah perhitungan dilakuan, hasilnya stasiun terakhir tidak kembali ke stasiun awal, ada selisih jarak sel (d).d2=f(y)2+f(x)2 Penyimpangan yang terjadi adalah penyimpangan absis f(x) dan ordinat f(y) koreksi terhadap penyimpangan absis Absis terkoreksi = abnsis lama + koreksi Koreksi terhadap penyimpangan ordinat, analog dengan perhitungan diatas
  • 23. Dari ilmu alam diketahui, bahwa jarum magnet diganggu oleh benda- benda dari logam yang terletak di sekitar jarum magner itu. Bila tidak ada gangguan, jarum magnet akan letak didalam bidang meridian magnetis, ialah dua bidang yang melalui dua kutub magnetis dan bidang magnetios itu. Karena untuk keperluan pembuatan peta diperlukan meridian geografis yang melalui dua kutub bumi dan tempat jarum itu, an karena meridian magnetis tidak berhimpit dengan meridian geografis yang disebabkan oleh tidak samanya kutub-kutub magnetis dan kutub-kutub geografis, maka azimuth magnetis harus diberi koreksi terlebih dahulu, supayadidapat besaran-besaran geografis : ingat pada sudut jurusan yang sebetulnya sama dengan azimuth utara-timur.
  • 24. Untuk menentukan koreksi Boussole ada dua cara. Ingatlah lebih dahulu apa yang diartikan dengan koreksi . Koreksi adalah besaran yang harus ditambahkan pada pembacaan atau pengukuran, supaya didapat besaran yang betul. Kesalahan adalah besaran yang harus dikurangkan dari pembacaan atau pengukuran, supaya didapat besaran yang betul.
  • 25. Tingg i h yang di dap at dari hasil peng ukur an korek si refra ksi deng an tand a minu s  30  25  20  15  10  9  8  7  2’  2’  3’  4’  5’  6’  7’  7’
  • 26.  Kesalahan pada dasarnya tidak dapat hindarkan tetapi dapat di eleminir dengan pendekatan ilmu.  Kesalahan dapat terjadi karena berbagai hal seperti Kesalahan karena faktor manusia, faktor alat, dan faktor alam.  Untuk pengkoreksian kesalahan dapat dialakukan dengan berbagai cara › Membetulkan alat › Pengukuran kembali › Pendistribusian kesalahan  Koreksi adalah besaran yang harus ditambahkan pada pembacaan atau pengukuran, supaya didapat besaran yang betul. Kesalahan adalah besaran yang harus dikurangkan dari pembacaan atau pengukuran, supaya didapat besaran yang betul.