SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
Rancangan dan
    Prinsip dasar
     Penelitian
Farmakoepidemiologi
E p id e m io lo g ic s tu d y d e s ig n s
D e s c rip tiv e                             A n a ly tic
    C a s e re p o rt N o n -e x p e rim e n ta l E x p e rim e n ta l
    C a s e s e rie s           C o h o rt                   RCT
      E c o lo g ic         C a s e -c o n tro l
Hypothesis generating


Hypothesis strengthening


  Hypothesis testing
Prospective vs. Retrospective Studies


       Events
       Under Study



       Prospective Study          Retrospective Study


                           Time




CCEB
Options in Research Design

          • Analytic Studies
            – Experimental Study
            – Prospective Cohort Study
            – Retrospective Cohort Study
            – Case-Control Study
          • Descriptive Studies
            – Analyses of Secular Trends
            – Case Series
CCEB        – Case Reports
Case-Control Studies




                                                    Disease

                                          Present         Absent
                                          (cases)        (controls)


                                            A                 B
                          Present
Cohort Studies




                          (exposed)
                 Factor




                                            C                 D
                          Absent
                          (not exposed)
1. Laporan kasus
• Laporan kasus mendeskripsikan seorang pasien yang
  mengkonsumsi obat, kemudian mengalami efek
  samping.
• Contoh, sebuah publikasi melaporkan seorang wanita
  muda mengkonsumsi kontrasepsi oral dan menderita
  embolisme paru.
• Laporan kasus berguna untuk menyusun hipotesis
  tentang efek samping suatu obat, untuk kemudian diuji
  dengan rancangan studi yang lebih teliti.
1. Laporan kasus
• Dalam laporan kasus tidak dapat dipastikan bahwa efek
  samping yang terjadi memang karena konsumsi obat
  atau karena sebab lain, sehingga jarang digunakan untuk
  membuat hubungan sebab akibat.
• Kecuali jika efek samping sangat jarang atau sangat
  khusus, contoh kasus adenocarcinoma sel vagina terjadi
  pada wanita muda yang mengkonsumsi dietilstilbestrol.
1. Laporan kasus
• Laporan kasus dapat digunakan untuk
  mendokumentasikan hubungan sebab akibat jika terapi
  menyebabkan perubahan pada penyakit, contoh pasien
  yang kembali pada kondisi sebelumnya jika terapi
  dihentikan, dapat diterapi kembali untuk mendapatkan
  efek.
• Pasien yang overdosis metadon mengalami comatose,
  diterapi nalokson (antagonis narkotik).
• Bila nalokson dihentikan pasien mengalami comatose
  lagi, dan sembuh setelah diberikan nalokson lagi,
  menunjukkan bahwa nalokson benar suatu antagonis
  narkotik.
2. Seri kasus
• Seri kasus merupakan data klinis sekumpulan pasien
  dengan terapi tunggal.
• Data dapat diperoleh dari satu tempat pelayanan
  kesehatan, atau dari sekumpulan pasien dengan kasus
  yang sama.
• Contoh pengamatan terhadap 100 wanita di bawah 50
  tahun yang menderita embolisme paru, ditemukan 30 di
  antaranya menggunakan kontrasepsi oral.
2. Seri kasus
• Setelah pemasaran obat, seri kasus sangat berguna
  untuk menghitung kejadian efek samping, dan
  memastikan bahwa efek samping tidak terjadi pada
  populasi yang lebih besar dibanding sampel pada studi
  pra-marketing.
• Studi ini merupakan studi pengawasan post-marketing
  fase IV.
• Contoh, dilakukan studi fase IV terhadap prazosin,
  seterlah dilaporkan menimbulkan efek samping.
2. Seri kasus
• Selain itu studi fase IV juga bisa dilakukan karena
  kejadian efek samping dari obat yang segolongan.
• Metiamide (H2 bloker) ditarik dari peredaran karena
  menyebabkan agranulositosis.
• Karena simetidin mempunyai struktur mirip metiamid,
  perlu dilakukan studi fase IV untuk mengetahui apakah
  simetidin juga menyebabkan agranulositosis.
2. Seri kasus
• Pada studi tipe ini, dengan tidak adanya kelompok
  kontrol, tidak dapat dipastikan deskripsi pasien, lebih
  cenderung pada paparan atau luaran.
• Misalnya studi yang dilakukan terhadap 100 orang
  pasien RS Veteran dengan penyakit tertentu, di mana
  sebagian besar pasien berusia 60 tahun, dapat
  diperkirakan bahwa penyakit ini akan berhubungan
  dengan kondisi pada usia di atas 60 tahun.
• Jadi seri kasus tidak terlalu berguna untuk menentukan
  hubungan sebab akibat, tapi memberikan deskripsi klinis
  tentang penyakit atau pasien yang mendapatkan terapi.
Case Reports & Case Series
Cerivastatin (Baycol), an effective and
inexpensive lipid lowering drug, was
introduced in 1997. It was removed from
the market in 2001 because of reports of
fatal cases muscle breakdown
(rhabdomyolysis).
3. Analisis kecenderungan sekuler
• Analisis kecenderungan sekuler disebut juga studi
  ekologi, menguji kecenderungan obat yang diduga
  sebagai penyebab dan kecenderungan penyakit yang
  diduga sebagai akibat dan menguji apakah
  kecenderungan tersebut tepat.
• Kecenderungan ini dapat ditentukan antar waktu atau
  antar lokasi.
3. Analisis kecenderungan sekuler
• Peran statistik sangat penting dalam studi ini.
• Contoh perbandingan antara jumlah penjualan
  kontrasepsi oral dengan tingkat kematian akibat
  tromboembolisme vena, harus diperhatikan bahwa
  tingkat kematian akibat tromboembolisme vena akan
  meningkat secara paralel dengan peningkatan penjualan
  kontrasepsi oral hanya pada wanita usia reproduksi,
  bukan pada wanita geriatri atau pada pria.
3. Analisis kecenderungan sekuler
• Studi ini tidak dilakukan terhadap data individual
  sehingga hubungan tidak langsung tidak dapat dikontrol.
• Contoh, tingkat kematian akibat kanker paru pada
  wanita meningkat, sejalan dengan peningkatan jumlah
  wanita merokok.
• Tetapi harus diperhatikan juga kemungkinan resiko
  kanker paru akibat paparan pasif, mengingat jumlah
  wanita bekerja juga meningkat dimana memungkinkan
  sebagai perokok pasif.
Ecologic studies
Obtain group-level
exposure information and
disease prevalence at the
same point in time.
Ecologic Studies:
                                  Breast Cancer Incidence
                                   by National Fat Intake
                            250
                                                                                        USA
Incidence per 100,000 p-y




                            200                                           Switzerland
                                                           Italy       UK
                            150                   Israel           Sweden          N
                                                                                   Zealand
                                                                                    France
                            100
                                       Yugoslavia     Spain
                                  Romani          Poland
                             50   a          Hong      Hungar
                                             Kong           y
                              0
                                    Japan
                              500           700     900            1100       1300        1500   1700
                                                       Fat intake (kcal/d)
4. Studi case-control
• Studi ini merupakan studi yang membandingkan kasus
  dengan suatu penyakit untuk mengontrol kasus tanpa
  penyakit, mencari perbedaan dalam paparan
  sebelumnya.
• Sebagai contoh, studi kasus terhadap wanita muda
  dengan tromboembolisme vena dan membandingkan
  dengan kelompok kontrol tanpa embolisme vena, untuk
  mencari perbedaan pemakaian kontrasepsi oral
  sebelumnya.
• Hasilnya menunjukkan hubungan kuat antara pemakaian
  kontrasepsi oral dengan tromboembolisme vena.
4. Studi case-control
• Studi case-control berguna jika ingin mempelajari
  kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat
  dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor
  resiko potensial terhadap kelompok kasus dan kelompok
  kontrol.
• Rancangan ini juga berguna jika akan dilakukan studi
  terhadap penyakit ang jarang dengan ukuran sampel
  yang lebih kecil dibanding studi cohort.
• Contohnya, studi dietilstilbestrol dan adenocarcinoma
  sel vagina hanya membutuhkan 8 kasus dan 40 kontrol,
  sedangkan studi Cohort untuk kasus ini membutuhkan
  ribuan subjek terpapar dietilstilbestrol.
4. Studi case-control
• Informasi untuk studi ini umumnya didapat secara
  retrospektif dari kejadian sebelumnya, baik dari rekam
  medis, kuesioner atau interview.
• Hal ini menyebabkan keterbatasan validitas informasi
  retrospektif. Selain itu pada pemilihan kontrol juga sulit
  dihindari seleksi bias.
• Namun demikian, jika dirancang dengan benar studi ini
  akan memberikan hasil setara dengan studi Cohort dan
  uji klinis acak, serta sangat berguna dalam studi
  farmakoepidemiologi.
Case-control study*
                                              Controls
                                              sampled




                              Treated
                    Non-
                    Random
                    process   Untreated




                                          Observation Period
Study
population
                                               = Study outcome
    (*using “risk-set sampling”)
5. Studi Cohort
• Studi Cohort merupakan studi yang mengidentifikasi
  kelompok populasi yang telah ditentukan dan mengikuti
  hingga waktu tertentu untuk mengetahui perbedaan
  efeknya.
• Studi Cohort umumnya dilakukan untuk membedakan
  pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau pasien
  terpapar A dan terpapar B.
5. Studi Cohort
• Contohnya, studi perbandingan wanita usia reproduktif
  pengguna kontrasepsi oral dengan pengguna kontrasepsi
  metode lain, untuk mencari perbedaan frekuensi
  kejadian tromboembolisme vena.
• Penelitian ini bertujuan mengkonfirmasi hasil temuan
  dari studi kecenderungan sekuler atau studi case-control.
• Studi Cohort dapat dilakukan secara prospektif atau
  retrospektif (dari rekam medis, interview atau
  kuesioner).
5. Studi Cohort
• Perbedaan utama studi cohort dan studi case-control
  ada pada pasien yang diambil sebagai sampel (gambar ).
• Pasien pada studi case-control diambil berdasarkan ada
  tidaknya penyakit, dan kemudian dipelajari paparan obat
  sebelumnya.
• Pasien pada studi Cohort diambil berdasarkan ada
  tidaknya paparan, kemudian diteliti muncul tidaknya
  penyakit.
5. Studi Cohort
• Keuntungan utama studi Cohort adalah bebas dari
  kesulitan utama dari studi case-control, yaitu seleksi
  kelompok kontrol, serta studi Cohort propektif bebas
  dari masalah validitas yang dialami studi retrospektif.
• Studi ini juga berguna untuk mempelajari kemungkinan
  efek ganda dari paparan obat tunggal.
• Tetapi studi Cohort membutuhkan ukuran besar sampel
  dan waktu yang lama untk mempelajari efek tertunda
  obat.
Cohort study



                        Treated
              Non-
              Random
              process   Untreated




                                    Observation Period
Study
population
                                         = Study outcome
Rate Ratio = Events / person-time in exposed
             Events / person-time in unexposed




A RCT is just a special case of a cohort
study
Cohort vs. Case-Control
•   Advantages of cohort studies
      -Can calculate incidence
      -Can directly calculate relative risk
      -Less measurement error?
      -Can study multiple outcomes of single
    exposure
•   Advantages of case-control studies
      -Need exposure and confounder info on fewer
    subjects
      -Often quicker, less expensive
      -Can study multiple causes of a single disease
Studi Case-control


                                                 Penyakit


                                               Ada         Tidak
                                             (kasus)        ada
                                                         (kontrol)
                                  Ada           A            B

                                 Tidak          C            D


Studi Cohort dan studi case-control memberikan informasi yang sejenis,
tapi pengumpulan data dilakukan dari arah yang berbeda
6. Studi Eksperimental
• Studi eksperimental atau studi uji klinis acak adalah studi
  dimana peneliti mengontrol terapi yang diterima oleh
  tiap pasien.
• Umumnya peneliti menggunakan kontrol di antara
  kelompok pasien.
• Contoh, secara acak mengelompokkan wanita usia
  reproduktif pada kelompok pengguna kontrasepsi oral
  dan yang tidak menggunakan, kemudian menguji
  perbedaan kejadian tromboembolisme vena.
6. Studi Eksperimental
• Kekuatan utama studi ini adalah rancangan acak, yang
  memastikan peluang hubungan tak langsung sebanding
  pada kedua kelompok uji.
• Kelemahan studi ini adalah di sisi etika dan logistik, serta
  mahal.
• Studi ini biasanya dilakukan pra-marketing untuk
  menguji efikasi dan keamanan obat, dan tidak perlu
  dilakukan postmarketing.
Randomized Trial



                         Treated
               Random
               process
                         Untreated




                                     Observation Period
Study
population
                                          = Study outcome
Rate Ratio = Events / person-time in exposed
             Events / person-time in unexposed
Rancangan untuk studi farmakoepidemiologi

  Rancangan          Keuntungan            Kerugian
     Studi
Studi             Rancangan paling    Paling mahal.
eksperimental     meyakinkan.         Artificial
(randomized       Mengontrol          Paling sulit secara
clinical trial)   hubungan tidak      logistik.
                  langsung, yang      Pertimbangan
                  tidak diketahui     etik.
                  atau tak terukur.
Rancangan       Keuntungan            Kerugian
    Studi
Studi cohort   Dapat                Data luaran
               mempelajari          mungkin bias.
               berbagai luaran.     Lebih mahal.
               Dapat                Bisa selesai
               mempelajari          bertahun-tahun
               paparan tak biasa.
               Seleksi bias tidak
               disukai.
               Data tidak bias
               Data kejadian
               telah tersedia
Rancangan        Keuntungan            Kerugian
    Studi
Studi   case-   Dapat                Kontrol masalah
control         mempelajari          terpilih.
                berbagai luaran.     Data paparan
                Dapat                mungkin bias.
                mempelajari
                peyakit tak baisa.
                Secara logistik
                lebih mudah,
                cepat dan murah
Ranc. Studi       Keuntungan          Kerugian
Analisis tren   Dapat langsung    Tidak ada kontrol
sekuler         menjawab          hubungan tidak
                pertanyaan        langsung
Seri kasus      Mudah             Tidak ada
                menghitung        kelompok kontrol,
                kejadian          tidak bisa
                                  digunakan
                                  menyusun
                                  hipotesis
Laporan kasus   Metode murah      Tidak bisa
                dan mudah untuk   digunakan untuk
                menyusun          pengujian
                hipotesis
PEMBAHASAN
• Telah diuraikan serangkaian rancangan studi yang
  berbeda, dengan keuntungan dan kerugian masing-
  masing.
• Laporan kasus, seri kasus, analisis tren sekuler, studi
  case-control dan strudi cohort merupakan rancangan
  studi observasi atau studi non-eksperimental, sedangkan
  studi klinik acak merupakan studi eksperimental.
• Dalam studi non-eksperimental, peneliti tidak dapat
  mengontrol terapi, hanya melakukan observasi dan
  mengevaluasi hasil yang dicapai setelah pengobatan.
PEMBAHASAN
• Laporan kasus, seri kasus dan analisis tren sekuler
  merupakan studi deskriptif.
• Studi case-control dan uji klinik acak menggunakan
  kelompok kontrol, dan merupakan studi analisis.
• Rancangan studi analisis diklasifikasikan ke dalam dua
  kelompok utama, berdasarkan bagaimana subjek studi
  diseleksi dan bagaiman data untuk studi dikumpulkan.
• Studi case-control menyeleksi subjek berdasarkan ada
  atau tidaknya penyakit, sedangkan studi cohort
  menyeleksi subjek berdasarkan ada atau tidaknya
  paparan.
PEMBAHASAN
• Dari sudut pandang ini uji klinik acak dapat dilihat
  sebagai studi cohort subset, suatu tipe studi cohort di
  mana peneliti juga mengontrol terapi, tidak hanya
  mengobservasi.
• Dari sudut pandang waktu, data dapat dikoleksi secara
  prospektif, yaitu secara simultan selama studi, atau
  secara retrospektif, yaitu setelah suatu kejadian
  berakhir, menggunakan rekam medik, kuesioner atau
  wawancara.
PEMBAHASAN
• Data juga dapat dikumpulkan dengan studi cross-
  sectional, yaitu suatu studi yang dilakukan pada satu
  waktu tertentu.
• Pada prinsipnya baik studi cohort atau studi case-control
  dapat dilakukan dengan berbagai patokan waktu
  tersebut, walaupun studi case-control tidak lazim
  dilakukan secara prospektif.
• Uji klinik random harus dilakukan secara prospektif,
  sehingga peneliti dapat mengontrol terapi yang
  diberikan.
• Tabel berikut menyajikan.
Klasifikasi studi farmakoepidemiologi
     Klasifikasi                 Rancangan Studi
Berdasarkan        1. Studi case-control (case-history,
bagaimana pemilihan case-referent, retrospective, trohoct
subjek                study)
                   2. Studi Cohort (follow-up, prospective)
                   a. Studi eksperimental (uji klinik, studi
                      intervensi)
Berdasarkan        1. Studi retrospektif (historical, non-
pengambilan data   concurrent, retrolective)
                   2. Studi prospektif (prolective)
                     3. Studi cross-sectional
KESIMPULAN
• Studi laporan kasus dan seri kasus berguna untuk
  menarik sebuah hubungan dan untuk analisis tren.
• Sedangkan studi case-control berguna untuk
  menjelaskan hubungan ini.
• Studi cohort dan uji klinis random bertujuan untuk
  mendapatkan hubungan yang lebih definitif.
KESIMPULAN
• Sebagai contoh, untuk menjawab pertanyaan apakah
  kontrasepsi oral dapat menyebabkan tromboembolisme,
  mula-mula hubungan ini dapat diperkirakan dengan studi
  laporan kasus atau seri kasus, kemudian diuji lebih lanjut
  dengan analisis tren dan studi case-control.
• Mengingat pentingnya kontrasepsi oral, banyaknya
  jumlah wanita yang menggunakan, dan fakta bahwa
  pemakaianya umumnya adalah wanita sehat,
  selanjutnya dilakukan studi cohort skala besar.
METODE SAINTIFIK
Metode saintifik adalah proses 3 tahap.
1.Studi sebuah sampel dari subjek studi
2.Generalisasi informasi yg didapat dari sampel,
  menggambarkan kesimpulan tentang populasi
  secara umum (asosiasi).
3.Membuat sebuah kesimpulan tentang teori
  saintifik (causation).
METODE SAINTIFIK
CONTOH
• Pada studi klinik random tentang efikasi enalapril
  dalam menurunkan tekanan darah, dipilih 40 pria
  dewasa pertengahan penderita hipertensi untuk
  mendapatkan enalapril atau plasebo, dan
  diobservasi TD nya 6 minggu kemudian.
• Harapannya, 20 orang dengan terapi enalapril akan
  turun tekanan darahnya, dibanding 20 orang
  penerima plasebo.
• Nyatanya, sampel studi tidak sungguh-sungguh
  mewakili populasi, karena tdk mungkin
  mengidentifikasi setiap individu & kemudian
  memilih secara acak  tetapi sampel diperlakukan
  sebagai sampel acak dari populasi target.
CONTOH
• Pada kondisi ini peneliti cenderung membuat generalisasi
  bahwa enalapril menurunkan tekanan darah pada pasien
  pria dewasa pertengahan penderieta hipertensi.
• Tetapi harus diperhatikan bahwa jika pada observasi
  terjadi suatu kebetulan akibat variasi random.
• Untuk mengevaluasi kemungkinan ini, dapat dilakukan uji
  statistik, yang memungkinkan perhitungan propabilitas
  terjadinya perbedaan di antara dua kelompok akibat
  kebetulan.
• Jika hasilnya menunjukkan perbedaan bermakna secara
  statistik, dapat dikatakan ada suatu hubungan. Pada
  tahap ini terjadi pertimbangan statistik.
CONTOH
• Jika tidak ada perbedaan bermakna, proses
  metode saintifik harus dihentikan.
• Jika ada hubungan, dilanjutkan pada generalisasi
  hasil, sehingga dapat dikatakan bahwa enalapril
  merupakan obat antihipertensi.
• Pada tahap ini terjadi pertimbangan saintifik
  atau biologis, dan menghasilkan sebuah
  kesimpulan tentang sebab akibat, bahwa
  enalapril sungguh menurunkan tekanan darah
  pada populasi pasien hipertensi.
CONTOH
• Untuk membuat kesimpulan seperti ini, terjadi
  generalisasi terhadap populasi yang tidak
  diwakili oleh sampel studi, yaitu wanita, anak-
  anak dan geriatri.
• Dibutuhkan data relevan lain untuk mendukung
  keputusan subjektif ini, serta dapat digunakan
  “Kriteria untuk Hubungan Sebab-Akibat” yang
  akan dibahas lebih lanjut.
• Sebelumnya perlu diperhatikan lebih dulu, jenis-
  jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam
  suatu penelitian.
Jenis-jenis kesalahan yang dapat
    dilakukan dalam suatu penelitian

1. Tidak ada hubungan
2. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah.
3. Hubungan tidak langsung, menunjukkan
   variabel lain yang berhubungan secara tidak
   langsung dengan studi.
4. Hubungan sebab akibat (langsung)
2. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah.
• Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme : kebetulan
  atau bias.
• Kebetulan bersifat tidak sistematis, acak atau
  bervariasi. Tujuan uji statistik adalah untuk
  mengevaluasi kemungkinan ini, mengestimasi
  kemungkinan hasil yang diobservasi terjadi karena
  kebetulan.
• Sedangkan bias merupakan variasi sistematik yang
  terpola secara konsisten bila 2 kelompok diperlakukan
  atau dievaluasi secara berbeda.
2. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah.
• Salah satu contoh bias bisa terjadi pada studi yang
  melibatkan wawancara, di mana wawancara dilakukan
  dengan tingkat kecermatan yang berbeda di tiap
  kelompok.
• Contoh lain pada studi obat yang menginduksi cacat
  janin, seorang ibu dengan bayi cacat akan lebih akurat
  mengingat obat yang dikonsumsi semasa hamil
  dibanding ibu dengan bayi normal, karena pengalaman
  tidak baik yang dialaminya.
• Sekali bias terjadi, tidak bisa dikoreksi, sedangkan
  statistik tidak bisa mencegah terjadinya bias. Satu hal
  yang bisa mencegah bias adalah rancangan studi.
3. Hubungan tidak langsung
• Menunjukkan variabel lain yang berhubungan secara
  tidak langsung dengan studi.
• Contohnya pada studi faktor resiko kanker paru dapat
  ditemukan hubungan antara ujung jari menguning
  dengan kanker paru.
• Hal ini bukan merupakan hubungan sebab akibat, tapi
  akibat tidak langsung, yang ditemukan pada perokok.
Jenis-jenis kesalahan yang dapat
    dilakukan dalam suatu penelitian
• Jadi ada tiga tipe kesalahan yang bisa terjadi
  dalam sebuah penelitian, yaitu kesalahan acak,
  bias dan hubungan tidak langsung.
• Kemungkinan kesalahan acak dapat dihitung
  dengan statistik, bias bisa dicegah dengan
  rancangan studi yang sesuai dan hubungan tidak
  langsung dapat dikontrol dengan rancangan
  studi atau rancangan analisis.
Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
1. Kesesuaian dengan informasi yang ada.
• Informasi yang lain meliputi data dari subjek manusia lain,
   data dari studi dengan pertanyaan lain yang berhubungan,
   data dari studi hewan coba, atau data dari studi in vitro,
   atau teori ilmiah.
• Menggunakan contoh sebelumnya, secara ilmiah tidak ada
   hubungan antara ujung jari menguning dengan kanker
   paru.
• Tetapi ada hubungan antara merokok dengan kanker paru,
   karena rokok diketahui bersifat karsinogen pada hewan
   coba.
• Pada studi manusia diketahui rokok menyebabkan kanker
   kepala dan leher, pankreas dan empedu.
Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
2. Konsistensi hubungan
• Salah satu kriteria ilmu adalah reprodusibilitas bila
   dilakukan dengan berbagai kriteria yang berbeda,
   termasuk rancangan studi, tempat, populasi, dan lain-
   lain.
Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
3. Urutan waktu.
• Misalnya jika ditanyakan pada masing-masing
   mahasiswa di kelas, apakah mengkonsumsi diazepam,
   dan apakah mengalami kecemasan, bisa ditemukan ada
   hubungan yang kuat antara konsumsi diazepam dan
   kecemasan.
• Tetapi tidak bisa disimpulkan bahwa diazepam
   menyebabkan kecemasan, karena tidak dijelaskan
   mana yang terjadi dulu, konsumsi diazepam atau
   kecemasan.
Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
4. Spesifitas hubungan.
• Hal ini berhubungan dengan, apakah penyebab terjadi
   tanpa menimbulkan efek yang diduga, atau efek terjadi
   tanpa penyebab yang diduga.
• Contoh: cacar terjadi karena paparan virus cacar, tapi
   tidak semua yang terpapar virus cacar kemudian
   terjangkit cacar.
Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat
5. Kekuatan hubungan
• Kekuatan kuantitatif, berkorelasi dengan ukuran.
• Hubungan dosis-respon, terjadi jika peningkatan
   intensitas paparan menghasilkan peningkatan resiko
   penyakit yang diteliti
Data sources
• Spontaneous reporting systems
• Ad-hoc studies
• Health Care data
  – Medicaid
  – General Practice Research Database
  – Tayside Medicines Monitoring Unit
  – Group Health Cooperative of Puget Sound
  – United Health
  – Etc.
2 rancangan-dan-prinsip-dasar-penelitian

More Related Content

Similar to 2 rancangan-dan-prinsip-dasar-penelitian

dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt
dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.pptdokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt
dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.pptssuser384015
 
Pilihan uji statistik
Pilihan uji statistikPilihan uji statistik
Pilihan uji statistikAnwar Hidayat
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANfikri asyura
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlkhofifahwidaningsih
 
Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05mewanglo
 
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi AnalitikEpidemiologi Analitik
Epidemiologi Analitikdahlia_purba
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darahBiomedis Teknisi
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxnaufal369491
 
Materi_case_control.ppt
Materi_case_control.pptMateri_case_control.ppt
Materi_case_control.pptanggilesmana7
 
Case control epidiomologi
Case control epidiomologiCase control epidiomologi
Case control epidiomologinoegy
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
Sampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_samplingSampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_samplingRiswan
 
Azitromisin untuk rhinosinusitis
Azitromisin untuk rhinosinusitisAzitromisin untuk rhinosinusitis
Azitromisin untuk rhinosinusitisPandeIndraPremana
 

Similar to 2 rancangan-dan-prinsip-dasar-penelitian (20)

Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt
dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.pptdokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt
dokumen.tips_populasi-dan-sampelppt-569cccbb58aa4.ppt
 
Pilihan uji statistik
Pilihan uji statistikPilihan uji statistik
Pilihan uji statistik
 
RANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIANRANCANGAN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 
diagnosis_laboratorium
diagnosis_laboratoriumdiagnosis_laboratorium
diagnosis_laboratorium
 
perbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case controlperbedaan case sectional dan case control
perbedaan case sectional dan case control
 
Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05Uji klinik litbangkes-jun 05
Uji klinik litbangkes-jun 05
 
Makalah statistika
Makalah statistikaMakalah statistika
Makalah statistika
 
Desain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptxDesain Penelitian UnMul.pptx
Desain Penelitian UnMul.pptx
 
Jurnalimun
JurnalimunJurnalimun
Jurnalimun
 
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi AnalitikEpidemiologi Analitik
Epidemiologi Analitik
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Genap ii pengambilan sepesimen darah
Genap ii   pengambilan sepesimen darahGenap ii   pengambilan sepesimen darah
Genap ii pengambilan sepesimen darah
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
 
Materi_case_control.ppt
Materi_case_control.pptMateri_case_control.ppt
Materi_case_control.ppt
 
Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
 
Case control epidiomologi
Case control epidiomologiCase control epidiomologi
Case control epidiomologi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Sampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_samplingSampel dan metode_sampling
Sampel dan metode_sampling
 
Azitromisin untuk rhinosinusitis
Azitromisin untuk rhinosinusitisAzitromisin untuk rhinosinusitis
Azitromisin untuk rhinosinusitis
 

Recently uploaded

proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...serlinhae5
 
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdfLaporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdfRUKOIYAHRUKOIYAH
 
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJAPOLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJAoperatorsttmamasa
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Originalmiftamifta7899
 

Recently uploaded (6)

Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
Cara Menggugurkan Kandungan dgn Obat Aborsi Usia Janin 1-8 Bulan Minim Efek S...
 
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
proposal kegiatan penanaman tanaman penyerap polusi di lingkungan padat pendu...
 
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdfLaporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
Laporan guru piket kinerja guru di PMM (1).pdf
 
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJAPOLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
POLITIK DAN GEREJA.pptxPOLITIK DAN GEREJA
 
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Tasikmalaya Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Tanjungbalai #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 

2 rancangan-dan-prinsip-dasar-penelitian

  • 1. Rancangan dan Prinsip dasar Penelitian Farmakoepidemiologi
  • 2. E p id e m io lo g ic s tu d y d e s ig n s D e s c rip tiv e A n a ly tic C a s e re p o rt N o n -e x p e rim e n ta l E x p e rim e n ta l C a s e s e rie s C o h o rt RCT E c o lo g ic C a s e -c o n tro l
  • 4. Prospective vs. Retrospective Studies Events Under Study Prospective Study Retrospective Study Time CCEB
  • 5. Options in Research Design • Analytic Studies – Experimental Study – Prospective Cohort Study – Retrospective Cohort Study – Case-Control Study • Descriptive Studies – Analyses of Secular Trends – Case Series CCEB – Case Reports
  • 6. Case-Control Studies Disease Present Absent (cases) (controls) A B Present Cohort Studies (exposed) Factor C D Absent (not exposed)
  • 7. 1. Laporan kasus • Laporan kasus mendeskripsikan seorang pasien yang mengkonsumsi obat, kemudian mengalami efek samping. • Contoh, sebuah publikasi melaporkan seorang wanita muda mengkonsumsi kontrasepsi oral dan menderita embolisme paru. • Laporan kasus berguna untuk menyusun hipotesis tentang efek samping suatu obat, untuk kemudian diuji dengan rancangan studi yang lebih teliti.
  • 8. 1. Laporan kasus • Dalam laporan kasus tidak dapat dipastikan bahwa efek samping yang terjadi memang karena konsumsi obat atau karena sebab lain, sehingga jarang digunakan untuk membuat hubungan sebab akibat. • Kecuali jika efek samping sangat jarang atau sangat khusus, contoh kasus adenocarcinoma sel vagina terjadi pada wanita muda yang mengkonsumsi dietilstilbestrol.
  • 9. 1. Laporan kasus • Laporan kasus dapat digunakan untuk mendokumentasikan hubungan sebab akibat jika terapi menyebabkan perubahan pada penyakit, contoh pasien yang kembali pada kondisi sebelumnya jika terapi dihentikan, dapat diterapi kembali untuk mendapatkan efek. • Pasien yang overdosis metadon mengalami comatose, diterapi nalokson (antagonis narkotik). • Bila nalokson dihentikan pasien mengalami comatose lagi, dan sembuh setelah diberikan nalokson lagi, menunjukkan bahwa nalokson benar suatu antagonis narkotik.
  • 10. 2. Seri kasus • Seri kasus merupakan data klinis sekumpulan pasien dengan terapi tunggal. • Data dapat diperoleh dari satu tempat pelayanan kesehatan, atau dari sekumpulan pasien dengan kasus yang sama. • Contoh pengamatan terhadap 100 wanita di bawah 50 tahun yang menderita embolisme paru, ditemukan 30 di antaranya menggunakan kontrasepsi oral.
  • 11. 2. Seri kasus • Setelah pemasaran obat, seri kasus sangat berguna untuk menghitung kejadian efek samping, dan memastikan bahwa efek samping tidak terjadi pada populasi yang lebih besar dibanding sampel pada studi pra-marketing. • Studi ini merupakan studi pengawasan post-marketing fase IV. • Contoh, dilakukan studi fase IV terhadap prazosin, seterlah dilaporkan menimbulkan efek samping.
  • 12. 2. Seri kasus • Selain itu studi fase IV juga bisa dilakukan karena kejadian efek samping dari obat yang segolongan. • Metiamide (H2 bloker) ditarik dari peredaran karena menyebabkan agranulositosis. • Karena simetidin mempunyai struktur mirip metiamid, perlu dilakukan studi fase IV untuk mengetahui apakah simetidin juga menyebabkan agranulositosis.
  • 13. 2. Seri kasus • Pada studi tipe ini, dengan tidak adanya kelompok kontrol, tidak dapat dipastikan deskripsi pasien, lebih cenderung pada paparan atau luaran. • Misalnya studi yang dilakukan terhadap 100 orang pasien RS Veteran dengan penyakit tertentu, di mana sebagian besar pasien berusia 60 tahun, dapat diperkirakan bahwa penyakit ini akan berhubungan dengan kondisi pada usia di atas 60 tahun. • Jadi seri kasus tidak terlalu berguna untuk menentukan hubungan sebab akibat, tapi memberikan deskripsi klinis tentang penyakit atau pasien yang mendapatkan terapi.
  • 14. Case Reports & Case Series Cerivastatin (Baycol), an effective and inexpensive lipid lowering drug, was introduced in 1997. It was removed from the market in 2001 because of reports of fatal cases muscle breakdown (rhabdomyolysis).
  • 15. 3. Analisis kecenderungan sekuler • Analisis kecenderungan sekuler disebut juga studi ekologi, menguji kecenderungan obat yang diduga sebagai penyebab dan kecenderungan penyakit yang diduga sebagai akibat dan menguji apakah kecenderungan tersebut tepat. • Kecenderungan ini dapat ditentukan antar waktu atau antar lokasi.
  • 16. 3. Analisis kecenderungan sekuler • Peran statistik sangat penting dalam studi ini. • Contoh perbandingan antara jumlah penjualan kontrasepsi oral dengan tingkat kematian akibat tromboembolisme vena, harus diperhatikan bahwa tingkat kematian akibat tromboembolisme vena akan meningkat secara paralel dengan peningkatan penjualan kontrasepsi oral hanya pada wanita usia reproduksi, bukan pada wanita geriatri atau pada pria.
  • 17. 3. Analisis kecenderungan sekuler • Studi ini tidak dilakukan terhadap data individual sehingga hubungan tidak langsung tidak dapat dikontrol. • Contoh, tingkat kematian akibat kanker paru pada wanita meningkat, sejalan dengan peningkatan jumlah wanita merokok. • Tetapi harus diperhatikan juga kemungkinan resiko kanker paru akibat paparan pasif, mengingat jumlah wanita bekerja juga meningkat dimana memungkinkan sebagai perokok pasif.
  • 18. Ecologic studies Obtain group-level exposure information and disease prevalence at the same point in time.
  • 19. Ecologic Studies: Breast Cancer Incidence by National Fat Intake 250 USA Incidence per 100,000 p-y 200 Switzerland Italy UK 150 Israel Sweden N Zealand France 100 Yugoslavia Spain Romani Poland 50 a Hong Hungar Kong y 0 Japan 500 700 900 1100 1300 1500 1700 Fat intake (kcal/d)
  • 20. 4. Studi case-control • Studi ini merupakan studi yang membandingkan kasus dengan suatu penyakit untuk mengontrol kasus tanpa penyakit, mencari perbedaan dalam paparan sebelumnya. • Sebagai contoh, studi kasus terhadap wanita muda dengan tromboembolisme vena dan membandingkan dengan kelompok kontrol tanpa embolisme vena, untuk mencari perbedaan pemakaian kontrasepsi oral sebelumnya. • Hasilnya menunjukkan hubungan kuat antara pemakaian kontrasepsi oral dengan tromboembolisme vena.
  • 21. 4. Studi case-control • Studi case-control berguna jika ingin mempelajari kemungkinan ganda penyebab suatu penyakit, dapat dipelajari sejumlah paparan yang merupakan faktor resiko potensial terhadap kelompok kasus dan kelompok kontrol. • Rancangan ini juga berguna jika akan dilakukan studi terhadap penyakit ang jarang dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibanding studi cohort. • Contohnya, studi dietilstilbestrol dan adenocarcinoma sel vagina hanya membutuhkan 8 kasus dan 40 kontrol, sedangkan studi Cohort untuk kasus ini membutuhkan ribuan subjek terpapar dietilstilbestrol.
  • 22. 4. Studi case-control • Informasi untuk studi ini umumnya didapat secara retrospektif dari kejadian sebelumnya, baik dari rekam medis, kuesioner atau interview. • Hal ini menyebabkan keterbatasan validitas informasi retrospektif. Selain itu pada pemilihan kontrol juga sulit dihindari seleksi bias. • Namun demikian, jika dirancang dengan benar studi ini akan memberikan hasil setara dengan studi Cohort dan uji klinis acak, serta sangat berguna dalam studi farmakoepidemiologi.
  • 23.
  • 24. Case-control study* Controls sampled Treated Non- Random process Untreated Observation Period Study population = Study outcome (*using “risk-set sampling”)
  • 25. 5. Studi Cohort • Studi Cohort merupakan studi yang mengidentifikasi kelompok populasi yang telah ditentukan dan mengikuti hingga waktu tertentu untuk mengetahui perbedaan efeknya. • Studi Cohort umumnya dilakukan untuk membedakan pasien terpapar dengan pasien tak terpapar, atau pasien terpapar A dan terpapar B.
  • 26. 5. Studi Cohort • Contohnya, studi perbandingan wanita usia reproduktif pengguna kontrasepsi oral dengan pengguna kontrasepsi metode lain, untuk mencari perbedaan frekuensi kejadian tromboembolisme vena. • Penelitian ini bertujuan mengkonfirmasi hasil temuan dari studi kecenderungan sekuler atau studi case-control. • Studi Cohort dapat dilakukan secara prospektif atau retrospektif (dari rekam medis, interview atau kuesioner).
  • 27. 5. Studi Cohort • Perbedaan utama studi cohort dan studi case-control ada pada pasien yang diambil sebagai sampel (gambar ). • Pasien pada studi case-control diambil berdasarkan ada tidaknya penyakit, dan kemudian dipelajari paparan obat sebelumnya. • Pasien pada studi Cohort diambil berdasarkan ada tidaknya paparan, kemudian diteliti muncul tidaknya penyakit.
  • 28. 5. Studi Cohort • Keuntungan utama studi Cohort adalah bebas dari kesulitan utama dari studi case-control, yaitu seleksi kelompok kontrol, serta studi Cohort propektif bebas dari masalah validitas yang dialami studi retrospektif. • Studi ini juga berguna untuk mempelajari kemungkinan efek ganda dari paparan obat tunggal. • Tetapi studi Cohort membutuhkan ukuran besar sampel dan waktu yang lama untk mempelajari efek tertunda obat.
  • 29. Cohort study Treated Non- Random process Untreated Observation Period Study population = Study outcome
  • 30. Rate Ratio = Events / person-time in exposed Events / person-time in unexposed A RCT is just a special case of a cohort study
  • 31.
  • 32.
  • 33. Cohort vs. Case-Control • Advantages of cohort studies -Can calculate incidence -Can directly calculate relative risk -Less measurement error? -Can study multiple outcomes of single exposure • Advantages of case-control studies -Need exposure and confounder info on fewer subjects -Often quicker, less expensive -Can study multiple causes of a single disease
  • 34. Studi Case-control Penyakit Ada Tidak (kasus) ada (kontrol) Ada A B Tidak C D Studi Cohort dan studi case-control memberikan informasi yang sejenis, tapi pengumpulan data dilakukan dari arah yang berbeda
  • 35. 6. Studi Eksperimental • Studi eksperimental atau studi uji klinis acak adalah studi dimana peneliti mengontrol terapi yang diterima oleh tiap pasien. • Umumnya peneliti menggunakan kontrol di antara kelompok pasien. • Contoh, secara acak mengelompokkan wanita usia reproduktif pada kelompok pengguna kontrasepsi oral dan yang tidak menggunakan, kemudian menguji perbedaan kejadian tromboembolisme vena.
  • 36. 6. Studi Eksperimental • Kekuatan utama studi ini adalah rancangan acak, yang memastikan peluang hubungan tak langsung sebanding pada kedua kelompok uji. • Kelemahan studi ini adalah di sisi etika dan logistik, serta mahal. • Studi ini biasanya dilakukan pra-marketing untuk menguji efikasi dan keamanan obat, dan tidak perlu dilakukan postmarketing.
  • 37. Randomized Trial Treated Random process Untreated Observation Period Study population = Study outcome
  • 38. Rate Ratio = Events / person-time in exposed Events / person-time in unexposed
  • 39. Rancangan untuk studi farmakoepidemiologi Rancangan Keuntungan Kerugian Studi Studi Rancangan paling Paling mahal. eksperimental meyakinkan. Artificial (randomized Mengontrol Paling sulit secara clinical trial) hubungan tidak logistik. langsung, yang Pertimbangan tidak diketahui etik. atau tak terukur.
  • 40. Rancangan Keuntungan Kerugian Studi Studi cohort Dapat Data luaran mempelajari mungkin bias. berbagai luaran. Lebih mahal. Dapat Bisa selesai mempelajari bertahun-tahun paparan tak biasa. Seleksi bias tidak disukai. Data tidak bias Data kejadian telah tersedia
  • 41. Rancangan Keuntungan Kerugian Studi Studi case- Dapat Kontrol masalah control mempelajari terpilih. berbagai luaran. Data paparan Dapat mungkin bias. mempelajari peyakit tak baisa. Secara logistik lebih mudah, cepat dan murah
  • 42. Ranc. Studi Keuntungan Kerugian Analisis tren Dapat langsung Tidak ada kontrol sekuler menjawab hubungan tidak pertanyaan langsung Seri kasus Mudah Tidak ada menghitung kelompok kontrol, kejadian tidak bisa digunakan menyusun hipotesis Laporan kasus Metode murah Tidak bisa dan mudah untuk digunakan untuk menyusun pengujian hipotesis
  • 43. PEMBAHASAN • Telah diuraikan serangkaian rancangan studi yang berbeda, dengan keuntungan dan kerugian masing- masing. • Laporan kasus, seri kasus, analisis tren sekuler, studi case-control dan strudi cohort merupakan rancangan studi observasi atau studi non-eksperimental, sedangkan studi klinik acak merupakan studi eksperimental. • Dalam studi non-eksperimental, peneliti tidak dapat mengontrol terapi, hanya melakukan observasi dan mengevaluasi hasil yang dicapai setelah pengobatan.
  • 44. PEMBAHASAN • Laporan kasus, seri kasus dan analisis tren sekuler merupakan studi deskriptif. • Studi case-control dan uji klinik acak menggunakan kelompok kontrol, dan merupakan studi analisis. • Rancangan studi analisis diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, berdasarkan bagaimana subjek studi diseleksi dan bagaiman data untuk studi dikumpulkan. • Studi case-control menyeleksi subjek berdasarkan ada atau tidaknya penyakit, sedangkan studi cohort menyeleksi subjek berdasarkan ada atau tidaknya paparan.
  • 45. PEMBAHASAN • Dari sudut pandang ini uji klinik acak dapat dilihat sebagai studi cohort subset, suatu tipe studi cohort di mana peneliti juga mengontrol terapi, tidak hanya mengobservasi. • Dari sudut pandang waktu, data dapat dikoleksi secara prospektif, yaitu secara simultan selama studi, atau secara retrospektif, yaitu setelah suatu kejadian berakhir, menggunakan rekam medik, kuesioner atau wawancara.
  • 46. PEMBAHASAN • Data juga dapat dikumpulkan dengan studi cross- sectional, yaitu suatu studi yang dilakukan pada satu waktu tertentu. • Pada prinsipnya baik studi cohort atau studi case-control dapat dilakukan dengan berbagai patokan waktu tersebut, walaupun studi case-control tidak lazim dilakukan secara prospektif. • Uji klinik random harus dilakukan secara prospektif, sehingga peneliti dapat mengontrol terapi yang diberikan. • Tabel berikut menyajikan.
  • 47. Klasifikasi studi farmakoepidemiologi Klasifikasi Rancangan Studi Berdasarkan 1. Studi case-control (case-history, bagaimana pemilihan case-referent, retrospective, trohoct subjek study) 2. Studi Cohort (follow-up, prospective) a. Studi eksperimental (uji klinik, studi intervensi) Berdasarkan 1. Studi retrospektif (historical, non- pengambilan data concurrent, retrolective) 2. Studi prospektif (prolective) 3. Studi cross-sectional
  • 48. KESIMPULAN • Studi laporan kasus dan seri kasus berguna untuk menarik sebuah hubungan dan untuk analisis tren. • Sedangkan studi case-control berguna untuk menjelaskan hubungan ini. • Studi cohort dan uji klinis random bertujuan untuk mendapatkan hubungan yang lebih definitif.
  • 49. KESIMPULAN • Sebagai contoh, untuk menjawab pertanyaan apakah kontrasepsi oral dapat menyebabkan tromboembolisme, mula-mula hubungan ini dapat diperkirakan dengan studi laporan kasus atau seri kasus, kemudian diuji lebih lanjut dengan analisis tren dan studi case-control. • Mengingat pentingnya kontrasepsi oral, banyaknya jumlah wanita yang menggunakan, dan fakta bahwa pemakaianya umumnya adalah wanita sehat, selanjutnya dilakukan studi cohort skala besar.
  • 50. METODE SAINTIFIK Metode saintifik adalah proses 3 tahap. 1.Studi sebuah sampel dari subjek studi 2.Generalisasi informasi yg didapat dari sampel, menggambarkan kesimpulan tentang populasi secara umum (asosiasi). 3.Membuat sebuah kesimpulan tentang teori saintifik (causation).
  • 52. CONTOH • Pada studi klinik random tentang efikasi enalapril dalam menurunkan tekanan darah, dipilih 40 pria dewasa pertengahan penderita hipertensi untuk mendapatkan enalapril atau plasebo, dan diobservasi TD nya 6 minggu kemudian. • Harapannya, 20 orang dengan terapi enalapril akan turun tekanan darahnya, dibanding 20 orang penerima plasebo. • Nyatanya, sampel studi tidak sungguh-sungguh mewakili populasi, karena tdk mungkin mengidentifikasi setiap individu & kemudian memilih secara acak  tetapi sampel diperlakukan sebagai sampel acak dari populasi target.
  • 53. CONTOH • Pada kondisi ini peneliti cenderung membuat generalisasi bahwa enalapril menurunkan tekanan darah pada pasien pria dewasa pertengahan penderieta hipertensi. • Tetapi harus diperhatikan bahwa jika pada observasi terjadi suatu kebetulan akibat variasi random. • Untuk mengevaluasi kemungkinan ini, dapat dilakukan uji statistik, yang memungkinkan perhitungan propabilitas terjadinya perbedaan di antara dua kelompok akibat kebetulan. • Jika hasilnya menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik, dapat dikatakan ada suatu hubungan. Pada tahap ini terjadi pertimbangan statistik.
  • 54. CONTOH • Jika tidak ada perbedaan bermakna, proses metode saintifik harus dihentikan. • Jika ada hubungan, dilanjutkan pada generalisasi hasil, sehingga dapat dikatakan bahwa enalapril merupakan obat antihipertensi. • Pada tahap ini terjadi pertimbangan saintifik atau biologis, dan menghasilkan sebuah kesimpulan tentang sebab akibat, bahwa enalapril sungguh menurunkan tekanan darah pada populasi pasien hipertensi.
  • 55. CONTOH • Untuk membuat kesimpulan seperti ini, terjadi generalisasi terhadap populasi yang tidak diwakili oleh sampel studi, yaitu wanita, anak- anak dan geriatri. • Dibutuhkan data relevan lain untuk mendukung keputusan subjektif ini, serta dapat digunakan “Kriteria untuk Hubungan Sebab-Akibat” yang akan dibahas lebih lanjut. • Sebelumnya perlu diperhatikan lebih dulu, jenis- jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam suatu penelitian.
  • 56. Jenis-jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam suatu penelitian 1. Tidak ada hubungan 2. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah. 3. Hubungan tidak langsung, menunjukkan variabel lain yang berhubungan secara tidak langsung dengan studi. 4. Hubungan sebab akibat (langsung)
  • 57. 2. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah. • Hal ini dapat terjadi melalui dua mekanisme : kebetulan atau bias. • Kebetulan bersifat tidak sistematis, acak atau bervariasi. Tujuan uji statistik adalah untuk mengevaluasi kemungkinan ini, mengestimasi kemungkinan hasil yang diobservasi terjadi karena kebetulan. • Sedangkan bias merupakan variasi sistematik yang terpola secara konsisten bila 2 kelompok diperlakukan atau dievaluasi secara berbeda.
  • 58. 2. Hubungan artifaktual, baik palsu atau salah. • Salah satu contoh bias bisa terjadi pada studi yang melibatkan wawancara, di mana wawancara dilakukan dengan tingkat kecermatan yang berbeda di tiap kelompok. • Contoh lain pada studi obat yang menginduksi cacat janin, seorang ibu dengan bayi cacat akan lebih akurat mengingat obat yang dikonsumsi semasa hamil dibanding ibu dengan bayi normal, karena pengalaman tidak baik yang dialaminya. • Sekali bias terjadi, tidak bisa dikoreksi, sedangkan statistik tidak bisa mencegah terjadinya bias. Satu hal yang bisa mencegah bias adalah rancangan studi.
  • 59. 3. Hubungan tidak langsung • Menunjukkan variabel lain yang berhubungan secara tidak langsung dengan studi. • Contohnya pada studi faktor resiko kanker paru dapat ditemukan hubungan antara ujung jari menguning dengan kanker paru. • Hal ini bukan merupakan hubungan sebab akibat, tapi akibat tidak langsung, yang ditemukan pada perokok.
  • 60. Jenis-jenis kesalahan yang dapat dilakukan dalam suatu penelitian • Jadi ada tiga tipe kesalahan yang bisa terjadi dalam sebuah penelitian, yaitu kesalahan acak, bias dan hubungan tidak langsung. • Kemungkinan kesalahan acak dapat dihitung dengan statistik, bias bisa dicegah dengan rancangan studi yang sesuai dan hubungan tidak langsung dapat dikontrol dengan rancangan studi atau rancangan analisis.
  • 61. Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat 1. Kesesuaian dengan informasi yang ada. • Informasi yang lain meliputi data dari subjek manusia lain, data dari studi dengan pertanyaan lain yang berhubungan, data dari studi hewan coba, atau data dari studi in vitro, atau teori ilmiah. • Menggunakan contoh sebelumnya, secara ilmiah tidak ada hubungan antara ujung jari menguning dengan kanker paru. • Tetapi ada hubungan antara merokok dengan kanker paru, karena rokok diketahui bersifat karsinogen pada hewan coba. • Pada studi manusia diketahui rokok menyebabkan kanker kepala dan leher, pankreas dan empedu.
  • 62. Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat 2. Konsistensi hubungan • Salah satu kriteria ilmu adalah reprodusibilitas bila dilakukan dengan berbagai kriteria yang berbeda, termasuk rancangan studi, tempat, populasi, dan lain- lain.
  • 63. Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat 3. Urutan waktu. • Misalnya jika ditanyakan pada masing-masing mahasiswa di kelas, apakah mengkonsumsi diazepam, dan apakah mengalami kecemasan, bisa ditemukan ada hubungan yang kuat antara konsumsi diazepam dan kecemasan. • Tetapi tidak bisa disimpulkan bahwa diazepam menyebabkan kecemasan, karena tidak dijelaskan mana yang terjadi dulu, konsumsi diazepam atau kecemasan.
  • 64. Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat 4. Spesifitas hubungan. • Hal ini berhubungan dengan, apakah penyebab terjadi tanpa menimbulkan efek yang diduga, atau efek terjadi tanpa penyebab yang diduga. • Contoh: cacar terjadi karena paparan virus cacar, tapi tidak semua yang terpapar virus cacar kemudian terjangkit cacar.
  • 65. Kriteria untuk Hubungan Sebab Akibat 5. Kekuatan hubungan • Kekuatan kuantitatif, berkorelasi dengan ukuran. • Hubungan dosis-respon, terjadi jika peningkatan intensitas paparan menghasilkan peningkatan resiko penyakit yang diteliti
  • 66. Data sources • Spontaneous reporting systems • Ad-hoc studies • Health Care data – Medicaid – General Practice Research Database – Tayside Medicines Monitoring Unit – Group Health Cooperative of Puget Sound – United Health – Etc.