SlideShare a Scribd company logo
Kebijakan Kementerian
Kesehatan dalam Pelayanan
KB Pasca Persalinan (KBPP)
Jakarta, 20 Juli 2020
dr. Lovely Daisy, MKM
Kasubdit Kesehatan Usia Reproduksi
Direktorat Kesehatan Keluarga
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
SISTEMATIKA PENYAJIAN
▰ Analisa situasi
▰ Kebijakan pelayanan KB
▰ KB Pasca Persalinan (KBPP)
▰ KB dalam Masa Pandemi
▰ Indikator
▰ Harapan
2
1. Analisa Situasi
JUMLAH KEMATIAN IBU DI INDONESIA
TAHUN 2018 DAN 2019
2018 : 4.226
2019 : 4.196
MASALAH KELUARGA BERENCANA
PREVALENSI PEMAKAIAN
KONTRASEPSI (MKJP)
SDKI 2012 SURVEY 2016
18.3 21.6
SUSENAS 2019
21.39
UNMET NEED
SDKI 2012 SDKI 2017
11 11
SUSENAS 2019
19.78
TARGET 2024
7,4
ASFR
15-19 TAHUN
SDKI 2012 SDKI 2017
48 36
SKAP 2019
33
TARGET 2024
18
TINGKAT PUTUS PAKAI
KONTRASEPSI
SDKI 2012 SDKI 2017
27.1 28.8
MODERN CONTRACEPTIVE
PREVALENCE RATE mCPR
(KB cara modern )
SDKI 2017
57,2 54,55 63,41
SUSENAS 2019 TARGET 2024
58
SDKI 2012
TARGET 2024
20
TARGET 2024
28.39
KB PASCA PERSALINAN
RISKESDAS 2018
23
TARGET 2024
40
6
TARGET 2024 : 63,41
7
8
9
NO PROVINSI Peserta KB Aktif Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP
1 JABAR 91.21 5.6 27.78 56.43 2.67 2.39 1.69 0.04
2 NTB 87.26 7.7 27.69 34.79 8.67 13.88 6.45 0.82
3 KALSEL 86.37 4.26 16.5 32.02 0.94 46.58 0 0
4 BENGKULU 85.13 4.33 26.64 59.48 4.82 7.28 1.24 0.18
5 Kep. RIAU 84.4 3.43 22.94 51.83 3.98 7.51 1.28 0.11
6 JAMBI 82.32 5.41 23.28 52.64 2.15 7.4 0.8 0.11
7 SULUT 79.8 5.28 16.75 57.91 4.6 13.53 1.69 0.24
8 DKI JAKARTA 79.54 4.82 19.85 55.25 4.61 11.83 1.45 0.85
9 SULTENG 78.3 2.94 23.17 61.42 3.21 6.91 2.16 0.2
10 SUMSEL 77.81 5.32 27.48 56.12 3.81 5.51 1.71 0.06
11 LAMPUNG 74.68 5.1 11.67 56.61 15.39 9.29 1.47 0.47
12 SULSEL 73.72 2.94 23.85 51.02 12.03 6.62 2.76 0.52
13 JATIM 72.92 0.06 0.13 5.05 0.08 0.07 0.04 0
14 Kep. BABEL 72.04 8.67 9.52 43.95 24.28 7.8 4.82 0.87
15 MALUT 71.29 2 16.11 60.31 11.28 10.15 4 0.41
16 JATENG 71.04 0 0 0 0 0 0 0
17 GORONTALO 70.29 2.93 10.07 39.62 39.05 3.51 4.47 0.49
18 SULBAR 70.17 1.46 13.27 61.81 9.07 15.98 1.37 0.18
19 KALTIM 66.55 1.7 9.19 31.53 7.15 11.25 3.56 0.09
20 KALTENG 61.09 1.2 28.59 58.08 1.56 3.97 0.74 0.08
21 Bali 59.4 1.4 25.09 68.51 0.81 3.77 0.36 0.07
22 DIY 57.89 1.16 29.48 50.52 2.23 3.53 0.76 0.14
23 SUMUT 57.57 2.95 22 60.33 6.64 5.3 2.28 0.11
24 NTT 57.16 4.57 14.47 71.62 3.45 4.23 1.63 0.03
25 KALBAR 53.61 2.48 22.9 42.24 10.54 18.73 2.8 0.3
26 SULTRA 49.9 1.64 26.86 36.5 6.03 8.09 2.47 0.25
27 RIAU 46.68 2.35 25.87 54.62 4.39 10.84 1.75 0.16
28 KALTARA 45.04 1.37 31.98 54.71 1.6 9.08 1.12 0.14
29 ACEH 41.88 0.65 41.36 44.91 2.99 9.01 0.96 0.15
30 MALUKU 34.87 2.25 32.91 50.77 1.97 10.07 1.6 0.42
31 PAPUA 25.53 1.01 23.2 65.85 2.85 8.07 1.88 0.14
32 PAPBAR 18.52 3.26 18.03 61.51 5.54 12.33 2.71 1.09
33 SUMBAR 0.98 1.2 16.2 49.98 1.48 2.43 0.22 0
34 Banten 0 2.31 20.12 68.34 0.45 8.11 0.21 0.01
TOTAL 68.23 2.85 18.39 46.49 8.24 7.52 2.34 0.35
CAKUPAN KB AKTIF TAHUN 2019
Sumber : Data Komdat tahun 2019 (9 mar 2020)
KOMPLIKASI BERAT DAN KEGAGALAN KONTRASEPSI
PER MIX KONTRASEPSI (Absolut)
514
907
54
13
671
728
153
74
1448
1626
480
890
69
21
682
1014
147
51
1460
1894
288
753
55
5
542
733
126
38
1101
1439
2016
2017
2018
KOMPLIKASI BERAT KEGAGALAN KONTRASEPSI TOTAL KASUS
Sumber : BKKBN (Data Pelayanan Kontrasepsi 2016, 2017 dan Oktober 2018)
ASPEK EFEKTIVITAS?
Tingkat Putus Pakai
Kontrasepsi (2003-2017)
SDKI
2017
Bagaimana pelaksanaan
konseling ??
Alasan
Efek samping sebagai alasan utama putus pakai
KB; SDKI (2007) dan (2012) sebesar 18,1% dan
SDKI (2017) sebesar 30%
SDKI
2017
Kualitas Pelayanan Konseling KB
Indeks yang digunakan untuk mengukur
kualitas konseling KB yang diterima klien,
yang meliputi:
1. Informasi tentang metode lain ber-KB di
luar yang diketahui/dikehendaki klien,
2. Informasi tentang efek samping
kontrasepsi, dan
3. Informasi tentang hal yang perlu
dilakukan jika mengalami efek samping
kontrasepsi
57.6
49.2
36.8
Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3
MMI Indonesia: 30,4
ASPEK CLIENT-CENTERED?
30,4
Method Information Index (MII) Indonesia
Laporan Family Planning 2020 (FP2020) tahun 2016-2017
Kenapa perlu
dilakukan penguatan
KB PP ?
PROPORSI 4 TERLALU, RISKESDAS 2013
0
20
40
Terlalu muda
<20 tahun
Terlalu tua
>35 tahun
Terlalu dekat
<2 tahun
Terlalu
banyak >2
anak
8.4
12.1
33.7 32.3
CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN
TAHUN 2019
15 Sumber : Data Komdat tahun 2019
16
NO PROVINSI Peserta KB PP Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP
1 DKI JAKARTA 95.51 6.16 32.99 52.95 3.13 1.78 2.09 0.86
2 LAMPUNG 76.84 11.64 25.89 37.09 9.39 11.14 5.9 0.48
3 ACEH 67.78 0 2.9 82.61 8.7 5.8 1.45 0
4 Kep. BABEL 66.11 5.84 28.49 53.24 2.29 6.62 3.56 0.36
5 KALSEL 61.8 1.79 18.32 66.41 3.49 3.59 0.83 0.17
6 NTB 61.67 5 19.28 66.17 1.06 4.24 0.33 0.02
7 SUMSEL 60.08 6.19 15.33 67.57 3.54 6.46 0.81 0.1
8 BENGKULU 59.05 3.2 18.88 50.02 3.92 12.89 0.66 0.18
9 JAMBI 54.66 1.87 23.07 65.8 2.45 4.77 1.94 0.1
10 SULTENG 49.6 5.86 19.16 59.41 5.42 6.66 3.43 0.06
11 JATIM 48.53 10.66 12.92 39.75 19.38 11.03 0.57 0.23
12 MALUT 47.38 2.31 18.09 67.94 6.66 5.16 1.07 0.2
13 KALTENG 46.24 0 0 0 0 0 0 0
14 Kep. RIAU 44.67 0 0 0 0 0 0 0
15 KALTIM 42.38 2.82 8.49 71.73 8.46 5.94 2.54 0.02
16 KALTARA 42.01 0 0 0 0 0 0 0
17 JABAR 41.95 4.94 6.92 118.46 20.37 4.46 6.88 0.09
18 Bali 32.58 0.67 2.65 77.78 5.23 12.51 1.1 0.07
19 SULSEL 32.19 1.25 9.56 54.86 9.97 17.53 6.1 0.04
20 KALBAR 28.98 0.89 21.27 61.8 1.76 2.52 1.04 0.01
21 SULTRA 28.57 1.23 23.61 69.13 1.53 3.95 0.62 0.04
22 PAPUA 25.98 2.68 23.91 71.82 3.17 1.89 0.93 0.03
23 RIAU 24.38 3.85 16.27 60.73 9.27 6.19 2.87 0.04
24 GORONTALO 20.84 14.61 9.49 60.42 5.42 5.66 4.43 0
25 SULBAR 19.97 0 0 0 0 0 0 0
26 MALUKU 14.72 2.2 24.47 41.49 9.71 11.09 6.73 3.98
27 SUMUT 13.42 0.72 14.95 62.24 4.95 13.23 2.74 0.01
28 DIY 9.92 1.25 27.14 62.63 1.79 5.79 1.37 0.11
29 PAPBAR 7.18 0.48 30.77 42.72 7.89 17.18 0.96 0
30 NTT 6.22 1.9 17.2 50.62 3.28 7.66 5.43 0.13
31 SUMBAR 0.06 0.81 11.55 51.77 0.67 10.64 1.99 0
32 JATENG 0 0.92 6.87 55.43 1.8 8.35 1.26 0.13
33 Banten 0 0.55 6.98 76.5 4.43 5.89 1.4 0
34 SULUT 0 3.7 18.61 66.5 0.97 7.59 0.11 0
NASIONAL 34.69 3.9 16.72 62.1 7.01 7.04 1.75 0.24
CAKUPAN KB PP TAHUN 2019
Sumber : Data Komdat tahun 2019 (9 mar 2020)
2. Kebijakan
•1 2
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan
kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan
dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi
STRATEGI RPJMN 2020-2024
Peningkatan
kesehatan ibu, anak
dan
kesehatan
reproduksi
Percepatan
Perbaikan gizi
masyarakat
Peningkatan
pengendalian
penyakit
Penguatan Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat (Germas)
Peningkatan
pelayanan kesehatan
dan pengawasan
obat dan makanan
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
STRATEGI
INTERVENSI
Peningkatan Akses
Pelayanan
Kesehatan Ibu dan
Anak
Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Kesehatan
Pemberdayaan
Masyarakat
Penguatan Tata
Kelola
Upaya Terobosan
Peningkatan fasilitas kesehatan (Puskesmas, Bidan Praktek Swasta
dan 120 RSUD Kab/Kota) dalam penanganan kegawatdaruratan ibu
dan bayi, ketersediaan rumah tunggu kelahiran, keterjangkauan
layanan KB
Penempatan dokter spesialis (obgin, anak, penyakit dalam, anestesi,
bedah) sebanyak 700 orang per tahun, ketersediaan Unit Transfusi
Darah/Bank Darah RS di kab/kota, penguatan antenatal, persalinan,
dan postnatal sesuai standar, pengampuan & pembinaan dari RSUP
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Anak, Kelas ibu hamil dan ibu
balita, Posyandu, pemanfaatan dana desa, peran PKK perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (ambulan desa, donor darah)
Penguatan upaya promotif & preventif di Puskesmas, pelacakan-
pencatatan-pelaporan kematian ibu dan bayi, pemantauan
implementasi regulasi
DUKUNGAN REGULASI TERKAIT PELAYANAN KB
UU No.
40/2004
tentang SJSN
UU No. 36/2009
tentang
Kesehatan
Permenkes No. 28/2014
tentang Pedoman Pelaksanaan
Program JKN
Perpres No. 82/2018
tentang Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 97/2014
tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil,
Persalinan, Masa Sesudah
Melahirkan, Peyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta
Pelayanan Kesehatan Seksual
Permenkes No. 99 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Permenkes
No. 71/2013 tentang Pelayanan
Kesehatan pada JKN
Permenkes No. 6/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes Nomor 52/2016 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Permenkes No. 76/2014
tentang Pedoman INA CBG dalam
Pelaksanaan JKN
Permenkes No. 12/2016 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan No 59/2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Progra Jaminan Kesehatan
UU No. 52/2009
tentang
Perkembangan
Kependudukan
dan
Pembangunan
Keluarga
PENGUATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KB
Pentingkatan
awareness
masyarakat dan
PUS terkait pentingnya
perencanaan kehamilan melalui
kelas ibu hamil, konseling KB
bagi PUS dengan kondisi atau
masalah kesehatan khusus, dan
pemberian konseling kespro
bagi catin
Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan melalui: pelatihan dan
orientasi KBPP, pelatihan gawat
darurat maternal neonatal,
Sosialisasi Pedoman KB WHO
dan Orientasi Roda KLOP, dsb
Memanfaatkan
teknologi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
KB dengan pengembangan Roda
KLOP dalam versi android dan
menyusun metode pembelajaran
jarak jauh (e-learning)
Meningkatkan
monitoring dan
evaluasi terhadap
pelayanan KB yang diberikan
oleh petugas kesehatan
PEDOMAN KB WHO ADAPTASI INDONESIA
Adaptasi dari pedoman-pedoman ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam penyediaan dan peningkatan
pelayanan KB di Indonesia
Keluarga Berencana
• Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas.
23
▪ Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu
pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal,
memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang
ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi.
▪ Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan terkait
dengan pemberian, pemasangan/pencabutan suatu metode
kontrasepsi dan tindakan-tindakan lain dalam upaya mencegah
kehamilan.
KB pada kondisi khusus:
KB Pasca Persalinan (KBPP)
KB Pasca Keguguran (KBPK)
Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun,
atau klien yang memiliki masalah
kesehatan)
Mengatur jarak kehamilan (minimal 2
tahun)
Menghentikan kesuburan (khususnya pada
klien berusia > 35 tahun dan memiliki anak
≥3)
Tindakan pemberian pelayanan
kontrasepsi dilakukan pada:
Tujuan Reproduksi:
Pasangan Suami Istri
Sasaran:
a. Masa interval
b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
d. Pelayanan kontrasepsi darurat
PELAYANAN KONTRASEPSI
Pelayanan Kontrasepsi
25
Pascapelayanan
Kontrasepsi
• Pemberian konseling
• Pelayanan
medis/rujukan
3
Pelayanan
Kontrasepsi
• Pemberian kondom, pil,
suntik, pemasangan atau
pencabutan implant,
pemasangan atau
pencabutan AKDR,
pelayanan tubektomi,
pelayanan vasektomi
• Pelayanan kontrasepsi
dapat dilakukan pada:
1. Masa Interval
2. Pasca Persalinan
3. Pasca Keguguran
4. Pelayanan kontrasepsi
darurat
2
Prapelayanan
• Pemberian komunikasi,
informasi dan edukasi
• Pelayanan konseling
• Penapisan kelayakan
medis
• Permintaan persetujuan
tindakan tenaga
kesehatan
1
26
No. METODE
Masa perlindungan Kandungan
Modern/
Tradisional
MKJP
Non
MKJP
Hormonal
Non-
Hormonal
Modern
Tradisional
1. AKDR √ √ √
2. Implan √ √ √
3. Tubektomi √ √ √
4. Vasektomi √ √ √
5. Suntikan √ √ √
6. Pil √ √ √
7. Kondom √ √ √
8.
Metode Amenorhe
Laktasi (MAL) √ √ √
9. KB Alamiah √ √ √
10. Senggama Terputus √ √ √
Kategori Metode Kontrasepsi
Harus dilakukan sesuai standar oleh nakes di fasyankes
Dapat dilakukan/diberikan di fasyankes atau fasilitas lain
MAL :Metode Amenore Laktasi
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Non metode
kontrasepsi jangka
panjang
(Non MKJP)
Metode kontrasepsi
jangka panjang
(MKJP)
Suntik
Pil
Kondom
MAL
KB Alamiah
AKDR
Implan
Vasektomi
Tubektomi
Pilihan Metode Kontrasepsi
Pelayanan Kontrasepsi Dalam Program KB
(Permenkes No.97/2014)
KONDOM
Utamakan :
3. KB Pasca Persalinan
Waktu penggunaan
kontrasepsi:
Masa Nifas
(0-42 hari)
KBPP dalam masa nifas
Periode waktu
yang digunakan
oleh program
Menurut WHO Pelayanan KBPP diberikan dalam waktu 0-12 bulan setelah melahirkan.
Sesuai kepentingan program Indonesia membagi menjadi:
(>42 hari – 12 Bulan)
KBPP setelah masa nifas
KB Interval >12 Bulan
• Kembalinya
kesuburan pasca
persalinan tidak terduga dan
kadang dapat terjadi
sebelum datangnya
menstruasi (rata-rata pada
ibu yang tidak menyusui,
ovulasi terjadi pada 45 hari
pasca persalinan atau lebih
awal)
• Resiko untuk Hamil kembali
dalam 6 bulan pertama
KBPP
Secara umum, hampir
semua metode
kontrasepsi dapat digunakan
sebagai metode KB PP
Tujuan KB PP: mengatur
jarak kelahiran/ kehamilan
yang aman dan sehat dan
menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan
KB Pascapersalinan (KBPP)
Jarak Kehamilan
yang Sehat
• Menunggu setidaknya 24
bulan setelah kelahiran
terakhir
• Setelah keguguran,
menunggu setidaknya 6 bulan
sebelum hamil kembali
• Remaja harus menunggu
sampai usia setidaknya 20
tahun sebelum hamil pertama
kali
Risiko Kehamilan
yang Rapat
• Kehamilan yang tidak di
inginkan
• Penguguran Kehamilan
yang tidak aman
• Resiko komplikasi
kehamilan dan persalinan
pada ibu
• Resiko komplikasi Pada
Bayi
3
2
PMK 97/2014
Paling berpotensi
untuk mencegah missed
opportunity KB PP
pemasangan AKDR
dalam 10 menit setelah
plasenta lahir (atau
sebelum penjahitan
uterus pada SC)
Waktu Pemasangan Definisi
Angka
Ekspulsi
Observasi
Insersi dini
pascaplasenta
Dalam 10 menit
setelah plasenta
lahir
9,5-12,5% Ideal : angka
ekspulsi rendah
Insersi segera
pascapersalinan
10 menit – 48 jam
pasca persalinan
25-37 % Cukup aman
Insersi tunda
pascapersalinan
>48 jam – 4 minggu
pasca persalinan
TIDAK
DIREKOMEN
DA SIKAN
Risiko tinggi
perforasi, ekspulsi
dan infeksi
Perpanjangan
interval
pascapersalinan
>4 minggu pasca
persalinan
3-13% Aman
AKDR Pasca plasenta
Apakah Konseling berpengaruh terhadap
keberhasilan KBPP?
Konseling yang efektif sangat berpengaruh pada
keberhasilan program KBPP:
▪ Konseling sangat penting untuk meningkatkan
cakupan KBPP segera. Jika mendapatkan
konseling berkualitas, 32,7% responden
memutuskan untuk menggunakan KBPP
segera, jauh lebih tinggi dibandingkan 9,8%
pada kelompok yang tidak mendapatkan
konseling (PPFP Choice study)
▰ Konseling KB selama kunjungan kehamilan,
diharapkan dapat membantu ibu memutuskan
metode KB apa yang akan dipakai segera
setelah persalinan 34
Pelayanan KB Pasca Persalinan
dapat dimulai pada kunjungan
antenatal, proses kelahiran dan
kunjungan post natal. Inisiasi KB
PP dapat dimulai dengan
konseling yang adekuat disetiap
proses diatas
Penguatan Konseling
Penguatan Konseling
KBPP
Konseling KB pada PUS
Penapisan Kriteria Kelayakan
Medis klien sebelum
menggunakan kontrasepsi
Konseling Perencanaan Kehamilan
bagi pasangan ODHA termasuk
pemilihan kontrasepsi
Pemberian informasi
terkait perencanaan
keluarga bagi catin
Menggunakan ABPK, Klien
akan diperkenalkan jenis dan
metode kontrasepsi
Keputusan ber-KB
Setelah klien memahami tentang
jenis dan metode kontrasepsi,
selanjutnya akan dilakukan
penapisan kondisi medis klien
apakah .
Penapisan kelayakan medis
penggunaan kontrasepsi
Konseling KBPP harus dilaksanakan
sebelum melahirkan, khususnya
diberikan pada saat pemeriksaan
kehamilan
Penguatan KBPP
3
6
4. KB Dalam Masa Pandemi
DAMPAK COVID 19 TERHADAP PELAYANAN KB
1. Gangguan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
Kesehatan termasuk pelayanan KB KR
▪ Petugas kesehatan sibuk dengan respons
COVID-19
▪ Fasilitas kesehatan tutup atau membatasi
layanan
▪ Kurangnya ketersediaan APD
2. Masyarakat menahan diri dari
mengunjungi fasilitas kesehatan
karena kekhawatiran tentang
paparan COVID-19 atau karena
pembatasan mobilitas
3. Gangguan distribusi yang
mengakibatkan ketersediaan
alokon terbatas
4. Pelatihan bagi provider berhenti
atau tidak berjalan dengan
optimal
Pelayanan KB
adalah masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan
perhatian khusus selama
pandemi
Walaupun dalam kondisi Pandemi Covid 19,
tetap saja diharapkan semua PUS terutama
4T tetap menggunakan kontrasepsi
dengan berbagai metode,
supaya tidak terjadi kehamilan
yang tidak diinginkan
Dengan keterbatasan pergerakan, akses
layanan untuk mendapatkan kelanjutan
layanan kontrasepsi terganggu.
Hal ini dapat meningkatkan terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan
karena kurangnya akses ke layanan
kontrasepsi.
Pedoman & Regulasi
Himbauan pada PUS
Tunda dan atau rencanakan kehamilan dengan baik
sampai kondisi pandemi berakhir dengan memperhatikan:
• Kriteria Layak Hamil
• Kemudahan Akses mendapatkan
pelayanan Kesehatan yang
berkualitas
Pastikan menggunakan alat atau obat kontrasepsi bagi PUS yang ingin menunda
kehamilan atau tidak ingin hamil lagi
Pelaksanaan Pelayanan KB
Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru
Senantiasa menerapkan:
Prinsip pecegahan
penularan Covid 19
Dilakukan dengan
tetap memperhatikan
protokol Kesehatan
pencegahan
penularan Covid 19
Dilakukan dengan
memperhatikan
zonasi wilayah
Penguatan metode KBPP
dan mengutamakan KB
metode jangka panjang
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH
1 Teknis Umum
Pelaksanaan
Pelayanan
• Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi
dilakukan dengan pengaturan jumlah
pasien dan waktu pelayanan yang dilakukan
secara tele registrasi
• Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi
terkait: gejala dan risiko tertular covid
(dengan menelusuri riwayat kontak),
konsultasi penggunaan KB dapat dilakukan
dengan tatap muka dengan tetap
memperhatikan protokol kesehatan
• Melakukan validasi hasil anamnesa
teleregistrasi dengan melakukan triase.
Kepada klien yang datang ke fasilitas
kesehatan.
• Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi
dilakukan dengan pengaturan jumlah pasien
dan waktu pelayanan yang dilakukan secara
tele registrasi
• Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke
petugas kesehatan untuk kontrol, kecuali
yang mempunyai keluhan, dengan syarat
membuat perjanjian terlebih dahulu dengan
petugas
• Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi
terkait:
- gejala dan risiko tertular covid
- konseling penggunaan KB,
(apabila masih dibutuhkan informasi
lanjutan dapat diberikan saat tatap
muka dengan waktu yang terbatas).
• Melakukan validasi hasil anamnesa
teleregistrasi dengan melakukan triase.
Kepada klien yang datang ke fasilitas
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH
2 Pelayanan
Medis
Pemberian
Kontrasepsi
• Petugas Kesehatan dapat memberikan
pelayanan KB dengan syarat menggunakan
APD lengkap sesuai standar dan sudah
mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari
klien :
o Akseptor yang mempunyai keluhan
o Bagi akseptor AKDR atau Implan yang
sudah habis masa pakainya,
o Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai
jadwal.
• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi
dengan PL KB dan Kader untuk minta bantuan
pemberian Pil KB kepada klien yang
membutuhkan yaitu:
o Bagi akseptor Pil ulangan sesuai jadwal
• Petugas Kesehatan dapat memberikan
pelayanan KB dengan syarat menggunakan
APD lengkap sesuai standar dan
memperhatikan protokol Kesehatan bagi klien
:
o Akseptor yang mempunyai keluhan
o Bagi akseptor AKDR atau Implan yang
sudah habis masa pakainya,
o Bagi akseptor Suntik dan pil yang datang
sesuai jadwal.
o Akseptor baru yang akan menggunakan
AKDR, implant, suntik dan pil dilakukan
penapisan kondisi medis menggunakan
Roda KLOP.
• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi
dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian Pil KB kepada klien
yang membutuhkan yaitu:
o Bagi akseptor Pil ulangan sesuai jadwal
o Bagi akseptor Pil baru, tetapi yang
sudah konsultasi ke petugas Kesehatan
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH
2 Pelayanan
Medis
Pemberian
Kontrasepsi
Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program yaitu dengan
mengutamakan metode MKJP (AKDR Pasca Plasenta atau MOW sesuai indikasi)
• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi
dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian kondom kepada klien
yang tidak bisa datang kontrol ke petugas
Kesehatan
• Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi
dengan PL KB dan Kader untuk minta
bantuan pemberian kondom kepada klien
yang membutuhkan yaitu :
o Bagi akseptor IUD atau Implan atau
suntik yang sudah habis masa pakainya,
tetapi tidak bisa kontrol ke petugas
kesehatan
• Petugas dapat memberikan pelayanan
MOW interval dan MOP di FKTP dan
FKTRL dengan menggunakan APD sesuai
standar dan memperhatikan protokol
pencegahan covid -19
• Tunda pelayanan MOW interval dan MOP,
hingga wilayah tersebut ditetapkan menjadi
zona hijau atau zona kuning (Akseptor dapat
disarankan menggunakan pilihan metode KB
lainnya
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH
3 Konseling • Konseling KB dapat dilakukan secara
langsung dengan menggunakan APD
dan mematuhi protokol pencegahan
penularan Covid-19, tetapi apabila
masih memungkinkan masih bisa
mengoptimalkan penggunaan media
online
• Konseling KB tidak dilakukan secara
langsung atau tatap muka, dapat
dialihkan melalui media online (WA,
SMS, HP, Aplikasi, dsb)
4 Penyampaian
keluhan dan
informasi
lebih lanjut
• Petugas kesehatan memberikan
konsultasi kepada klien menggunakan
wa/telepon atau menerima klien
secara langsung dengan
menggunakan APD dan
memperhatikan protocol pencegahan
covid-19
• Petugas kesehatan memberikan
konsultasi kepada klien menggunakan
wa/telepon.
Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah
NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH
5 Penggerakan
Masyarakat
• Petugas lapangan diperkenankan
untuk memberikan KIE dan
penyuluhan secara langsung tetapi
dengan jumlah terbatas dan
memperhatikan protokol pencegahan
covid-19
• Petugas lapangan tidak
diperkenankan untuk memberikan KIE
dan penyuluhan baik secara personal
maupun penyuluhan massal secara
langsung kepada masyarakat
• Pemberian KIE dapat dikombinasikan
dengan penggunaan media online
(WA, Telepon, Aplikasi smart phone,
dsb)
• Pemberian KIE dapat diberikan dengan
mengoptimalkan penggunaan media
online (WA, Telepon, Aplikasi smart
phone, dsb)
Optimalisasi pencatatan dan pemantauan akseptor serta berkoordinasi dengan bidan
setempat untuk memastikan tidak terjadi putus pakai bagi klien dimasa pandemi Covid
19
Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Terapkan prinsip umum pencegahan penularan COVID-19 pada saat melakukan
pelayanan KB yaitu menggunakan APD sesuai standar, mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir setiap selesai melakukan pemeriksaan, dan menjaga
jarak badan minimal 1,5 meter dari klien
2. Lakukan triase klien, dan pastikan klien yang dilayani bukan penderita covid,
kontak erat atau kasus suspek. Bagi Akseptor yang positif covid, kontak erat
atau kasus suspek dirujuk ke fasilitas yang mampu menangani covid dan
dianjurkan tidak melakukan hubungan seks selama masa ini sehingga
penggunaan kontrasepsi dapat ditunda dan diminta langsung dilakukan setelah
sembuh atau selesai masa pemantauan;
3. Informasikan ke klien bahwa mereka dapat mendapatkan informasi tentang KB
secara online antara lain melalui situs resmi BKKBN atau melalui konsultasi
dengan petugas kesehatan melalui wa/telepon;
Kriteria APD bagi
Nakes berdasarkan
jenis pelayanan KB
Kriteria APD bagi
PLKB dan Kader
dalam pelayanan
KB
Media KIE dan Panduan Pelayanan KB Dalam
Situasi Pandemi Covid 19
4. Indikator
No Indikator Definisi Operasional Formula
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
1 Jumlah
Kabupaten/kota
yang
menyelenggara
kan pelayanan
kesehatan usia
reproduksi
DO/Kriteria Kabupaten/kota
yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan usia
reproduksi adalah:
1. Minimal 50% puskesmas
memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi
calon pengantin (kespro
catin), dan;
2. Seluruh Puskesmas
mampu dan memberikan
pelayanan KB Pasca
Persalinan
Jumlah
Kab/Kota
Kab/Kota
yang
menyelengg
arakan
pelayanan
kesehatan
usia
reproduksi
120
kab/
kota
200
kab/
kota
320
kab/
kota
470
kab/
kota
514
kab/
kota
INDIKATOR RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS (1)
KEMENTERIAN KESEHATAN 2020 – 2024
KRITERIA 1.
Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
calon pengantin (kespro catin)
DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas memberikan pelayanan :
•konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon pengantin dan
•skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi :
(pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT, pemeriksaan Lingkar Lengan Atas /
LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb)
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat dan atau
petugas gizi)
DATA DUKUNG
• Laporan hasil pelayanan yang diberikan kepada calon pengantin
• Adanya pencatatan (kohort usia reproduksi)
KRITERIA 2.
Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca
Persalinan
DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dengan metoda cara modern
(AKDR/ pil/ suntik/ kondom/ MAL/ implan/ vasektomi) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu
melahirkan.
KB Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada PUS setelah persalinan sampai
kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan.
Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai minimal 2 (dua) orang
tenaga kesehatan yang kompeten yaitu :
• dokter dan atau
• bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update (CTU)/ pelatihan keluarga
berencana (KB) / orientasi KB Pasca Persalinan (KBPP)
DATA DUKUNG
• Laporan hasil pelayanan KBPP bagi PUS (melalui data SIP)
Pelaksana Kegiatan
• Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program kesehatan
reproduksi / Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
• Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program kesehatan
reproduksi Puskesmas
• Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program Keluarga
Berencana Puskesmas
Tempat Pelaksanaan
 Dilaksanakan di Puskesmas dan jaringannya
Waktu Pelaksanaan
 Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
Pencatatan dan pelaporan
• Petugas melakukan pelayanan dan mencatatkan dalam kohort kesehatan usia reproduksi
dan melaporkan melalui laporan program /Sistem Informasi Puskesmas (SIP) yang
selanjutnya dikirim ke Kabupaten/kota untuk dimasukan dalam aplikasi komunikasi data
program kesehatan keluarga (Komdat Kesga/Komdat Kesmas)
Waktu Pelaporan
 Dilaporkan setiap Bulan
Pedoman yang dipakai
 Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil
 Pedoman Pelayanan KB Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan / Pedoman Pelayanan KB
Kabupaten/Kota
Lokus AKI-AKN
ACEH (3):
Pidie,
Bireuen,
Aceh
Utara
SUMUT (4):
Deli Serdang,
Mandailing
Natal, Asahan,
Nias Selatan
SUMBAR (4):
Kota Padang,
Pasaman Barat,
Pesisir Selatan,
Agam
RIAU (2):
Rokan Hilir,
Pelalawan
KEPRI (1):
Kota
Batam
JAMBI (1):
Tanjung
Jabung Timur
BENGKULU (2):
Seluma,
Bengkulu Utara
SUMSEL (2):
Banyu Asin,
Musi Banyuasin
BABEL (2):
Bangka Selatan,
Belitung Timur
LAMPUNG (1):
Kota Bandar
Lampung
BANTEN (7):
Serang, Lebak,
Tangerang,
Pandeglang,
Kota Serang,
Kota Cilegon,
Kota
Tangerang
Selatan
DKI JAKARTA (3):
Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta
Timur, Kota Jakarta Utara
JABAR (21):
Indramayu, Bogor, Garut,
Sukabumi, Karawang,
Bandung, Bandung Barat,
Cirebon, Purwakarta, Kota
Bandung, Tasikmalaya,
Bekasi, Subang, Cianjur,
Kuningan, Kota Bekasi, Kota
Depok, Kota Tasikmalaya,
Majalengka,
Sumedang, Ciamis
JATENG (14):
Grobogan,
Brebes, Demak,
Cilacap, Batang,
Kota Semarang,
Banyumas,
Kendal,
Pemalang,
Boyolali, Sragen,
Klaten, Blora,
Tegal
JATIM (18):
Jember, Kota Surabaya, Pasuruan,
Bojonegoro, Banyuwangi, Sidoarjo,
Pamekasan, Gresik, Bondowoso,
Mojokerto, Tulungagung, Jombang,
Kediri, Malang, Lumajang, Sampang,
Situbondo, Magetan
DIY (1):
Bantul BALI (2):
Karang Asem,
Tabanan
NTB (2):
Lombok
Timur,
Lombok
Tengah
NTT (1):
Timor Tengah
Selatan
KALBAR (1):
Kubu Raya
KALTENG (2):
Kotawaringin Timur,
Kota Waringin Barat
KALTARA
(2):
Nunukan,
Bulungan
KALTIM (1):
Kutai
Kertanegara
KALSEL
(1):
Kota Baru
SULUT (2):
Kep. Talaud,
Bolaang
Mongondow Utara
GORONTALO (2):
Pohuwato, Boalemo
SULTENG (3):
Banggai
Kepulauan,
Donggala, Sigi
SULBAR (2):
Polewali Mandar,
Mamuju
SULSEL (1):
Gowa
SULTRA (2):
Bombana,
Konawe
Selatan
MALUT (2):
Kepulauan Sula, Kota
Tidore Kep.
MALUKU (3):
Maluku Tengah, Maluku
Tenggara, Buru
PAPBAR (2):
Manokwari, Fakfak
PAPUA (3):
Mimika, Merauke,
Asmat
Pada tahun 2020 disamping daerah ini, perlu
juga di mapping kab/kota yang dianggap
seluruh Puskesmas diwilayahnya akan
mampu memberikan pelayanan KBPP (30%
kab/kota) --- > untuk mencapai target
5. Harapan
HARAPAN DALAM PENINGKATAN PELAYANAN
KB TERMASUK KB PASCA PERSALINAN
Melakukan
pemetaan
kemampuan
seluruh
Puskesmas
yang mampu
(SDM, sarana
prasarana, alat,
dll) dan
memberikan
pelayanan KB
termasuk KBPP
Meningkatkan
kapasitas
tenaga
kesehatan
dalam
melakukan
pelayanan KBPP
termasuk
pelaksanaan
Konseling
Memastikan
ketersediaan
alokon
khususnya
MKJP di
seluruh
fasyankes
penyedia
layanan KB
Mendorong
klien sudah
ber KBPP
(terutama
MKJP)
sebelum
pulang dari
fasyankes
setelah
melahirkan
Meningkatkan
koordinasi LP,
LS dan OP
termasuk
dalam
melakukan
pemantauan
dan evaluasi
Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota bersama
BKKBN Provinsi/OPD KB Kabupaten/ Kota agar:
Harapan terkait pelayanan KB dimasa Pandemi
Pelayanan KB dimasa Pandemi Covid 19 harus tetap
terlaksana guna menghindari kehamilan yang tidak
terencana
Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan KB wajib
menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan
covid 19 & pengaturan pasien dengan tele registrasi
.
Semua pihak perlu berkolaborasi dalam meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan masyarakat dalam
menerapkan protokol Kesehatan pencegahan
penularan covid 19.
Tercapainya target indikator pelayanan KB KR dan
penurunan AKI & AKB
Terima kasih
Kementerian
Kesehatan RI
@KemenkesRI kemenkes_ri
61

More Related Content

Similar to 2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf

PROFIL SAYOSA 2022-1.docx
PROFIL SAYOSA 2022-1.docxPROFIL SAYOSA 2022-1.docx
PROFIL SAYOSA 2022-1.docxLenteraDakwah1
 
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi SehatPemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi SehatDenic Wibowo
 
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdfdrsrisubekti05
 
BIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxBIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxSulkar1
 
deteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptxdeteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptxIrhariandi20
 
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdfFajar Baskoro
 
Lampiran tabel 1 tulangan.pdf
Lampiran tabel 1 tulangan.pdfLampiran tabel 1 tulangan.pdf
Lampiran tabel 1 tulangan.pdfrusdianindra
 
PEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptx
PEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptxPEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptx
PEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptxrdsuryanto
 
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptxBULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptxKralitaIntan
 
Kebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdf
Kebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdfKebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdf
Kebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdfEttim Yoga
 
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdf
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdfV2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdf
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdfviangalur1
 
Dirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdf
Dirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdfDirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdf
Dirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdfpaongananjames
 
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptxMateri penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptxIlhamBahtiar2
 
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptxKebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptxIrine Polani
 
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptxIrhariandi20
 
CONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptx
CONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptxCONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptx
CONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptxhermanadi6
 
Pdf pokok bahasan 1 distribusi
Pdf pokok bahasan 1 distribusiPdf pokok bahasan 1 distribusi
Pdf pokok bahasan 1 distribusirickygunawan84
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kustarickygunawan84
 

Similar to 2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf (20)

PROFIL SAYOSA 2022-1.docx
PROFIL SAYOSA 2022-1.docxPROFIL SAYOSA 2022-1.docx
PROFIL SAYOSA 2022-1.docx
 
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi SehatPemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
Pemberdayaan Remaja Perempuan dalam Reproduksi Sehat
 
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
3. ANSIT P2PM dan SKDR Dinkes Prov Jateng 16-Feb-24rev.pdf
 
BIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptxBIDANG P2P 2023.pptx
BIDANG P2P 2023.pptx
 
deteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptxdeteksi dini indikator.pptx
deteksi dini indikator.pptx
 
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
20230215_RAKORTEKDA_UNICEF_R3.pdf
 
Lampiran tabel 1 tulangan.pdf
Lampiran tabel 1 tulangan.pdfLampiran tabel 1 tulangan.pdf
Lampiran tabel 1 tulangan.pdf
 
PEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptx
PEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptxPEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptx
PEMETAAN KEBUTUHAN PROMOTOR KESEHATAN.pptx
 
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptxBULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
BULAN IMUNISASI ANAK NASIONAL (BIAN) dan KEJAR.pptx
 
Kebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdf
Kebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdfKebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdf
Kebijakan Penyelenggaraan Haji-1.pdf
 
Bok kalbar vr
Bok kalbar vrBok kalbar vr
Bok kalbar vr
 
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pptx
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pptxV2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pptx
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pptx
 
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdf
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdfV2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdf
V2 SOSIALISASI MENU DAK 2023.pdf
 
Dirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdf
Dirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdfDirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdf
Dirjen Nakes_RAKONAS 2022.pdf
 
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptxMateri penjaringan anak sekolah.pptx
Materi penjaringan anak sekolah.pptx
 
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptxKebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
Kebijakan dan Startegi AKI AKB.pptx
 
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
1.ira_OVERVIEW PTM_ARUU.pptx
 
CONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptx
CONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptxCONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptx
CONTOH HASIL RAPAT RUANGAN DI RUMAH SAKIT.pptx
 
Pdf pokok bahasan 1 distribusi
Pdf pokok bahasan 1 distribusiPdf pokok bahasan 1 distribusi
Pdf pokok bahasan 1 distribusi
 
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi KustaPokok Bahan 1 Distribusi Kusta
Pokok Bahan 1 Distribusi Kusta
 

Recently uploaded

LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffacehirfan
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfAjrunAzhiima
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptGgproject
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfkhalisahumairahh
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxAssyifaFarahDiba1
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASPemdes Wonoyoso
 
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptx
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptxPERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptx
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptxyacubsitorus92
 
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdfSLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdfdenata02062005
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalEkhwan2
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxBanjarMasin4
 
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...hanikawiwin50
 
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu InternalMateri Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internalzulfikar425966
 
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptxManajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptxannisaputriramadhani1
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPemdes Wonoyoso
 

Recently uploaded (14)

LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.pptBAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
BAB 5 SIKLUS INVESTASI DAN PENDANAAN.ppt
 
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdfKTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
KTSP Raudhatul Athfal Kementerian Agama.pdf
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptx
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptxPERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptx
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12).pptx
 
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdfSLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
SLIDE SHARE MANAJEMEN OPTIK KELOMPOK 9.pdf
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
Klinik/ Apotek Jual Obat Aborsi Hongkong 085657271886 / Obat Penggugur Kandun...
 
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu InternalMateri Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Materi Pedoman Pelaksanaan Audit Mutu Internal
 
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptxManajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
Manajemen dan Pelayanan di Rumah Optik.pptx
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 

2. KSD Kespro- Kebijakan Kemenkes utk KBPP.pdf

  • 1. Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pelayanan KB Pasca Persalinan (KBPP) Jakarta, 20 Juli 2020 dr. Lovely Daisy, MKM Kasubdit Kesehatan Usia Reproduksi Direktorat Kesehatan Keluarga Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
  • 2. SISTEMATIKA PENYAJIAN ▰ Analisa situasi ▰ Kebijakan pelayanan KB ▰ KB Pasca Persalinan (KBPP) ▰ KB dalam Masa Pandemi ▰ Indikator ▰ Harapan 2
  • 4. JUMLAH KEMATIAN IBU DI INDONESIA TAHUN 2018 DAN 2019 2018 : 4.226 2019 : 4.196
  • 5. MASALAH KELUARGA BERENCANA PREVALENSI PEMAKAIAN KONTRASEPSI (MKJP) SDKI 2012 SURVEY 2016 18.3 21.6 SUSENAS 2019 21.39 UNMET NEED SDKI 2012 SDKI 2017 11 11 SUSENAS 2019 19.78 TARGET 2024 7,4 ASFR 15-19 TAHUN SDKI 2012 SDKI 2017 48 36 SKAP 2019 33 TARGET 2024 18 TINGKAT PUTUS PAKAI KONTRASEPSI SDKI 2012 SDKI 2017 27.1 28.8 MODERN CONTRACEPTIVE PREVALENCE RATE mCPR (KB cara modern ) SDKI 2017 57,2 54,55 63,41 SUSENAS 2019 TARGET 2024 58 SDKI 2012 TARGET 2024 20 TARGET 2024 28.39 KB PASCA PERSALINAN RISKESDAS 2018 23 TARGET 2024 40
  • 7. 7
  • 8. 8
  • 9. 9 NO PROVINSI Peserta KB Aktif Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP 1 JABAR 91.21 5.6 27.78 56.43 2.67 2.39 1.69 0.04 2 NTB 87.26 7.7 27.69 34.79 8.67 13.88 6.45 0.82 3 KALSEL 86.37 4.26 16.5 32.02 0.94 46.58 0 0 4 BENGKULU 85.13 4.33 26.64 59.48 4.82 7.28 1.24 0.18 5 Kep. RIAU 84.4 3.43 22.94 51.83 3.98 7.51 1.28 0.11 6 JAMBI 82.32 5.41 23.28 52.64 2.15 7.4 0.8 0.11 7 SULUT 79.8 5.28 16.75 57.91 4.6 13.53 1.69 0.24 8 DKI JAKARTA 79.54 4.82 19.85 55.25 4.61 11.83 1.45 0.85 9 SULTENG 78.3 2.94 23.17 61.42 3.21 6.91 2.16 0.2 10 SUMSEL 77.81 5.32 27.48 56.12 3.81 5.51 1.71 0.06 11 LAMPUNG 74.68 5.1 11.67 56.61 15.39 9.29 1.47 0.47 12 SULSEL 73.72 2.94 23.85 51.02 12.03 6.62 2.76 0.52 13 JATIM 72.92 0.06 0.13 5.05 0.08 0.07 0.04 0 14 Kep. BABEL 72.04 8.67 9.52 43.95 24.28 7.8 4.82 0.87 15 MALUT 71.29 2 16.11 60.31 11.28 10.15 4 0.41 16 JATENG 71.04 0 0 0 0 0 0 0 17 GORONTALO 70.29 2.93 10.07 39.62 39.05 3.51 4.47 0.49 18 SULBAR 70.17 1.46 13.27 61.81 9.07 15.98 1.37 0.18 19 KALTIM 66.55 1.7 9.19 31.53 7.15 11.25 3.56 0.09 20 KALTENG 61.09 1.2 28.59 58.08 1.56 3.97 0.74 0.08 21 Bali 59.4 1.4 25.09 68.51 0.81 3.77 0.36 0.07 22 DIY 57.89 1.16 29.48 50.52 2.23 3.53 0.76 0.14 23 SUMUT 57.57 2.95 22 60.33 6.64 5.3 2.28 0.11 24 NTT 57.16 4.57 14.47 71.62 3.45 4.23 1.63 0.03 25 KALBAR 53.61 2.48 22.9 42.24 10.54 18.73 2.8 0.3 26 SULTRA 49.9 1.64 26.86 36.5 6.03 8.09 2.47 0.25 27 RIAU 46.68 2.35 25.87 54.62 4.39 10.84 1.75 0.16 28 KALTARA 45.04 1.37 31.98 54.71 1.6 9.08 1.12 0.14 29 ACEH 41.88 0.65 41.36 44.91 2.99 9.01 0.96 0.15 30 MALUKU 34.87 2.25 32.91 50.77 1.97 10.07 1.6 0.42 31 PAPUA 25.53 1.01 23.2 65.85 2.85 8.07 1.88 0.14 32 PAPBAR 18.52 3.26 18.03 61.51 5.54 12.33 2.71 1.09 33 SUMBAR 0.98 1.2 16.2 49.98 1.48 2.43 0.22 0 34 Banten 0 2.31 20.12 68.34 0.45 8.11 0.21 0.01 TOTAL 68.23 2.85 18.39 46.49 8.24 7.52 2.34 0.35 CAKUPAN KB AKTIF TAHUN 2019 Sumber : Data Komdat tahun 2019 (9 mar 2020)
  • 10. KOMPLIKASI BERAT DAN KEGAGALAN KONTRASEPSI PER MIX KONTRASEPSI (Absolut) 514 907 54 13 671 728 153 74 1448 1626 480 890 69 21 682 1014 147 51 1460 1894 288 753 55 5 542 733 126 38 1101 1439 2016 2017 2018 KOMPLIKASI BERAT KEGAGALAN KONTRASEPSI TOTAL KASUS Sumber : BKKBN (Data Pelayanan Kontrasepsi 2016, 2017 dan Oktober 2018) ASPEK EFEKTIVITAS?
  • 11. Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi (2003-2017) SDKI 2017 Bagaimana pelaksanaan konseling ?? Alasan Efek samping sebagai alasan utama putus pakai KB; SDKI (2007) dan (2012) sebesar 18,1% dan SDKI (2017) sebesar 30% SDKI 2017
  • 12. Kualitas Pelayanan Konseling KB Indeks yang digunakan untuk mengukur kualitas konseling KB yang diterima klien, yang meliputi: 1. Informasi tentang metode lain ber-KB di luar yang diketahui/dikehendaki klien, 2. Informasi tentang efek samping kontrasepsi, dan 3. Informasi tentang hal yang perlu dilakukan jika mengalami efek samping kontrasepsi 57.6 49.2 36.8 Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3 MMI Indonesia: 30,4 ASPEK CLIENT-CENTERED? 30,4 Method Information Index (MII) Indonesia Laporan Family Planning 2020 (FP2020) tahun 2016-2017
  • 14. PROPORSI 4 TERLALU, RISKESDAS 2013 0 20 40 Terlalu muda <20 tahun Terlalu tua >35 tahun Terlalu dekat <2 tahun Terlalu banyak >2 anak 8.4 12.1 33.7 32.3
  • 15. CAKUPAN PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN TAHUN 2019 15 Sumber : Data Komdat tahun 2019
  • 16. 16 NO PROVINSI Peserta KB PP Kondom Pil Suntik AKDR Implan MOW MOP 1 DKI JAKARTA 95.51 6.16 32.99 52.95 3.13 1.78 2.09 0.86 2 LAMPUNG 76.84 11.64 25.89 37.09 9.39 11.14 5.9 0.48 3 ACEH 67.78 0 2.9 82.61 8.7 5.8 1.45 0 4 Kep. BABEL 66.11 5.84 28.49 53.24 2.29 6.62 3.56 0.36 5 KALSEL 61.8 1.79 18.32 66.41 3.49 3.59 0.83 0.17 6 NTB 61.67 5 19.28 66.17 1.06 4.24 0.33 0.02 7 SUMSEL 60.08 6.19 15.33 67.57 3.54 6.46 0.81 0.1 8 BENGKULU 59.05 3.2 18.88 50.02 3.92 12.89 0.66 0.18 9 JAMBI 54.66 1.87 23.07 65.8 2.45 4.77 1.94 0.1 10 SULTENG 49.6 5.86 19.16 59.41 5.42 6.66 3.43 0.06 11 JATIM 48.53 10.66 12.92 39.75 19.38 11.03 0.57 0.23 12 MALUT 47.38 2.31 18.09 67.94 6.66 5.16 1.07 0.2 13 KALTENG 46.24 0 0 0 0 0 0 0 14 Kep. RIAU 44.67 0 0 0 0 0 0 0 15 KALTIM 42.38 2.82 8.49 71.73 8.46 5.94 2.54 0.02 16 KALTARA 42.01 0 0 0 0 0 0 0 17 JABAR 41.95 4.94 6.92 118.46 20.37 4.46 6.88 0.09 18 Bali 32.58 0.67 2.65 77.78 5.23 12.51 1.1 0.07 19 SULSEL 32.19 1.25 9.56 54.86 9.97 17.53 6.1 0.04 20 KALBAR 28.98 0.89 21.27 61.8 1.76 2.52 1.04 0.01 21 SULTRA 28.57 1.23 23.61 69.13 1.53 3.95 0.62 0.04 22 PAPUA 25.98 2.68 23.91 71.82 3.17 1.89 0.93 0.03 23 RIAU 24.38 3.85 16.27 60.73 9.27 6.19 2.87 0.04 24 GORONTALO 20.84 14.61 9.49 60.42 5.42 5.66 4.43 0 25 SULBAR 19.97 0 0 0 0 0 0 0 26 MALUKU 14.72 2.2 24.47 41.49 9.71 11.09 6.73 3.98 27 SUMUT 13.42 0.72 14.95 62.24 4.95 13.23 2.74 0.01 28 DIY 9.92 1.25 27.14 62.63 1.79 5.79 1.37 0.11 29 PAPBAR 7.18 0.48 30.77 42.72 7.89 17.18 0.96 0 30 NTT 6.22 1.9 17.2 50.62 3.28 7.66 5.43 0.13 31 SUMBAR 0.06 0.81 11.55 51.77 0.67 10.64 1.99 0 32 JATENG 0 0.92 6.87 55.43 1.8 8.35 1.26 0.13 33 Banten 0 0.55 6.98 76.5 4.43 5.89 1.4 0 34 SULUT 0 3.7 18.61 66.5 0.97 7.59 0.11 0 NASIONAL 34.69 3.9 16.72 62.1 7.01 7.04 1.75 0.24 CAKUPAN KB PP TAHUN 2019 Sumber : Data Komdat tahun 2019 (9 mar 2020)
  • 18. •1 2 ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024 Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi STRATEGI RPJMN 2020-2024 Peningkatan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi Percepatan Perbaikan gizi masyarakat Peningkatan pengendalian penyakit Penguatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat dan makanan
  • 19. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI STRATEGI INTERVENSI Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat Penguatan Tata Kelola Upaya Terobosan Peningkatan fasilitas kesehatan (Puskesmas, Bidan Praktek Swasta dan 120 RSUD Kab/Kota) dalam penanganan kegawatdaruratan ibu dan bayi, ketersediaan rumah tunggu kelahiran, keterjangkauan layanan KB Penempatan dokter spesialis (obgin, anak, penyakit dalam, anestesi, bedah) sebanyak 700 orang per tahun, ketersediaan Unit Transfusi Darah/Bank Darah RS di kab/kota, penguatan antenatal, persalinan, dan postnatal sesuai standar, pengampuan & pembinaan dari RSUP Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Anak, Kelas ibu hamil dan ibu balita, Posyandu, pemanfaatan dana desa, peran PKK perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (ambulan desa, donor darah) Penguatan upaya promotif & preventif di Puskesmas, pelacakan- pencatatan-pelaporan kematian ibu dan bayi, pemantauan implementasi regulasi
  • 20. DUKUNGAN REGULASI TERKAIT PELAYANAN KB UU No. 40/2004 tentang SJSN UU No. 36/2009 tentang Kesehatan Permenkes No. 28/2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN Perpres No. 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan Permenkes No. 97/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Masa Sesudah Melahirkan, Peyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual Permenkes No. 99 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Permenkes No. 71/2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN Permenkes No. 6/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes Nomor 52/2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Permenkes No. 76/2014 tentang Pedoman INA CBG dalam Pelaksanaan JKN Permenkes No. 12/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No 59/2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Progra Jaminan Kesehatan UU No. 52/2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
  • 21. PENGUATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KB Pentingkatan awareness masyarakat dan PUS terkait pentingnya perencanaan kehamilan melalui kelas ibu hamil, konseling KB bagi PUS dengan kondisi atau masalah kesehatan khusus, dan pemberian konseling kespro bagi catin Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui: pelatihan dan orientasi KBPP, pelatihan gawat darurat maternal neonatal, Sosialisasi Pedoman KB WHO dan Orientasi Roda KLOP, dsb Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB dengan pengembangan Roda KLOP dalam versi android dan menyusun metode pembelajaran jarak jauh (e-learning) Meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan KB yang diberikan oleh petugas kesehatan
  • 22. PEDOMAN KB WHO ADAPTASI INDONESIA Adaptasi dari pedoman-pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyediaan dan peningkatan pelayanan KB di Indonesia
  • 23. Keluarga Berencana • Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. 23 ▪ Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi. ▪ Pelayanan kontrasepsi adalah serangkaian kegiatan terkait dengan pemberian, pemasangan/pencabutan suatu metode kontrasepsi dan tindakan-tindakan lain dalam upaya mencegah kehamilan. KB pada kondisi khusus: KB Pasca Persalinan (KBPP) KB Pasca Keguguran (KBPK)
  • 24. Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau klien yang memiliki masalah kesehatan) Mengatur jarak kehamilan (minimal 2 tahun) Menghentikan kesuburan (khususnya pada klien berusia > 35 tahun dan memiliki anak ≥3) Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi dilakukan pada: Tujuan Reproduksi: Pasangan Suami Istri Sasaran: a. Masa interval b. Pascapersalinan c. Pascakeguguran d. Pelayanan kontrasepsi darurat PELAYANAN KONTRASEPSI
  • 25. Pelayanan Kontrasepsi 25 Pascapelayanan Kontrasepsi • Pemberian konseling • Pelayanan medis/rujukan 3 Pelayanan Kontrasepsi • Pemberian kondom, pil, suntik, pemasangan atau pencabutan implant, pemasangan atau pencabutan AKDR, pelayanan tubektomi, pelayanan vasektomi • Pelayanan kontrasepsi dapat dilakukan pada: 1. Masa Interval 2. Pasca Persalinan 3. Pasca Keguguran 4. Pelayanan kontrasepsi darurat 2 Prapelayanan • Pemberian komunikasi, informasi dan edukasi • Pelayanan konseling • Penapisan kelayakan medis • Permintaan persetujuan tindakan tenaga kesehatan 1
  • 26. 26 No. METODE Masa perlindungan Kandungan Modern/ Tradisional MKJP Non MKJP Hormonal Non- Hormonal Modern Tradisional 1. AKDR √ √ √ 2. Implan √ √ √ 3. Tubektomi √ √ √ 4. Vasektomi √ √ √ 5. Suntikan √ √ √ 6. Pil √ √ √ 7. Kondom √ √ √ 8. Metode Amenorhe Laktasi (MAL) √ √ √ 9. KB Alamiah √ √ √ 10. Senggama Terputus √ √ √ Kategori Metode Kontrasepsi
  • 27. Harus dilakukan sesuai standar oleh nakes di fasyankes Dapat dilakukan/diberikan di fasyankes atau fasilitas lain MAL :Metode Amenore Laktasi AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Non metode kontrasepsi jangka panjang (Non MKJP) Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) Suntik Pil Kondom MAL KB Alamiah AKDR Implan Vasektomi Tubektomi Pilihan Metode Kontrasepsi Pelayanan Kontrasepsi Dalam Program KB (Permenkes No.97/2014) KONDOM Utamakan :
  • 28. 3. KB Pasca Persalinan
  • 29. Waktu penggunaan kontrasepsi: Masa Nifas (0-42 hari) KBPP dalam masa nifas Periode waktu yang digunakan oleh program Menurut WHO Pelayanan KBPP diberikan dalam waktu 0-12 bulan setelah melahirkan. Sesuai kepentingan program Indonesia membagi menjadi: (>42 hari – 12 Bulan) KBPP setelah masa nifas KB Interval >12 Bulan
  • 30. • Kembalinya kesuburan pasca persalinan tidak terduga dan kadang dapat terjadi sebelum datangnya menstruasi (rata-rata pada ibu yang tidak menyusui, ovulasi terjadi pada 45 hari pasca persalinan atau lebih awal) • Resiko untuk Hamil kembali dalam 6 bulan pertama KBPP Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan sebagai metode KB PP Tujuan KB PP: mengatur jarak kelahiran/ kehamilan yang aman dan sehat dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan KB Pascapersalinan (KBPP)
  • 31. Jarak Kehamilan yang Sehat • Menunggu setidaknya 24 bulan setelah kelahiran terakhir • Setelah keguguran, menunggu setidaknya 6 bulan sebelum hamil kembali • Remaja harus menunggu sampai usia setidaknya 20 tahun sebelum hamil pertama kali Risiko Kehamilan yang Rapat • Kehamilan yang tidak di inginkan • Penguguran Kehamilan yang tidak aman • Resiko komplikasi kehamilan dan persalinan pada ibu • Resiko komplikasi Pada Bayi
  • 32. 3 2
  • 33. PMK 97/2014 Paling berpotensi untuk mencegah missed opportunity KB PP pemasangan AKDR dalam 10 menit setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan uterus pada SC) Waktu Pemasangan Definisi Angka Ekspulsi Observasi Insersi dini pascaplasenta Dalam 10 menit setelah plasenta lahir 9,5-12,5% Ideal : angka ekspulsi rendah Insersi segera pascapersalinan 10 menit – 48 jam pasca persalinan 25-37 % Cukup aman Insersi tunda pascapersalinan >48 jam – 4 minggu pasca persalinan TIDAK DIREKOMEN DA SIKAN Risiko tinggi perforasi, ekspulsi dan infeksi Perpanjangan interval pascapersalinan >4 minggu pasca persalinan 3-13% Aman AKDR Pasca plasenta
  • 34. Apakah Konseling berpengaruh terhadap keberhasilan KBPP? Konseling yang efektif sangat berpengaruh pada keberhasilan program KBPP: ▪ Konseling sangat penting untuk meningkatkan cakupan KBPP segera. Jika mendapatkan konseling berkualitas, 32,7% responden memutuskan untuk menggunakan KBPP segera, jauh lebih tinggi dibandingkan 9,8% pada kelompok yang tidak mendapatkan konseling (PPFP Choice study) ▰ Konseling KB selama kunjungan kehamilan, diharapkan dapat membantu ibu memutuskan metode KB apa yang akan dipakai segera setelah persalinan 34 Pelayanan KB Pasca Persalinan dapat dimulai pada kunjungan antenatal, proses kelahiran dan kunjungan post natal. Inisiasi KB PP dapat dimulai dengan konseling yang adekuat disetiap proses diatas
  • 35. Penguatan Konseling Penguatan Konseling KBPP Konseling KB pada PUS Penapisan Kriteria Kelayakan Medis klien sebelum menggunakan kontrasepsi Konseling Perencanaan Kehamilan bagi pasangan ODHA termasuk pemilihan kontrasepsi Pemberian informasi terkait perencanaan keluarga bagi catin Menggunakan ABPK, Klien akan diperkenalkan jenis dan metode kontrasepsi Keputusan ber-KB Setelah klien memahami tentang jenis dan metode kontrasepsi, selanjutnya akan dilakukan penapisan kondisi medis klien apakah . Penapisan kelayakan medis penggunaan kontrasepsi Konseling KBPP harus dilaksanakan sebelum melahirkan, khususnya diberikan pada saat pemeriksaan kehamilan Penguatan KBPP
  • 36. 3 6
  • 37. 4. KB Dalam Masa Pandemi
  • 38. DAMPAK COVID 19 TERHADAP PELAYANAN KB 1. Gangguan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan Kesehatan termasuk pelayanan KB KR ▪ Petugas kesehatan sibuk dengan respons COVID-19 ▪ Fasilitas kesehatan tutup atau membatasi layanan ▪ Kurangnya ketersediaan APD 2. Masyarakat menahan diri dari mengunjungi fasilitas kesehatan karena kekhawatiran tentang paparan COVID-19 atau karena pembatasan mobilitas 3. Gangguan distribusi yang mengakibatkan ketersediaan alokon terbatas 4. Pelatihan bagi provider berhenti atau tidak berjalan dengan optimal Pelayanan KB adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian khusus selama pandemi Walaupun dalam kondisi Pandemi Covid 19, tetap saja diharapkan semua PUS terutama 4T tetap menggunakan kontrasepsi dengan berbagai metode, supaya tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan Dengan keterbatasan pergerakan, akses layanan untuk mendapatkan kelanjutan layanan kontrasepsi terganggu. Hal ini dapat meningkatkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan karena kurangnya akses ke layanan kontrasepsi.
  • 40. Himbauan pada PUS Tunda dan atau rencanakan kehamilan dengan baik sampai kondisi pandemi berakhir dengan memperhatikan: • Kriteria Layak Hamil • Kemudahan Akses mendapatkan pelayanan Kesehatan yang berkualitas Pastikan menggunakan alat atau obat kontrasepsi bagi PUS yang ingin menunda kehamilan atau tidak ingin hamil lagi
  • 41. Pelaksanaan Pelayanan KB Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Senantiasa menerapkan: Prinsip pecegahan penularan Covid 19 Dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan pencegahan penularan Covid 19 Dilakukan dengan memperhatikan zonasi wilayah Penguatan metode KBPP dan mengutamakan KB metode jangka panjang
  • 42. Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH 1 Teknis Umum Pelaksanaan Pelayanan • Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi dilakukan dengan pengaturan jumlah pasien dan waktu pelayanan yang dilakukan secara tele registrasi • Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi terkait: gejala dan risiko tertular covid (dengan menelusuri riwayat kontak), konsultasi penggunaan KB dapat dilakukan dengan tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan • Melakukan validasi hasil anamnesa teleregistrasi dengan melakukan triase. Kepada klien yang datang ke fasilitas kesehatan. • Pelayanan KB dapat dilaksanakan tetapi dilakukan dengan pengaturan jumlah pasien dan waktu pelayanan yang dilakukan secara tele registrasi • Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas kesehatan untuk kontrol, kecuali yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih dahulu dengan petugas • Dilakukan anamnesa melalui teleregistrasi terkait: - gejala dan risiko tertular covid - konseling penggunaan KB, (apabila masih dibutuhkan informasi lanjutan dapat diberikan saat tatap muka dengan waktu yang terbatas). • Melakukan validasi hasil anamnesa teleregistrasi dengan melakukan triase. Kepada klien yang datang ke fasilitas
  • 43. Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH 2 Pelayanan Medis Pemberian Kontrasepsi • Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari klien : o Akseptor yang mempunyai keluhan o Bagi akseptor AKDR atau Implan yang sudah habis masa pakainya, o Bagi akseptor Suntik yang datang sesuai jadwal. • Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu: o Bagi akseptor Pil ulangan sesuai jadwal • Petugas Kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat menggunakan APD lengkap sesuai standar dan memperhatikan protokol Kesehatan bagi klien : o Akseptor yang mempunyai keluhan o Bagi akseptor AKDR atau Implan yang sudah habis masa pakainya, o Bagi akseptor Suntik dan pil yang datang sesuai jadwal. o Akseptor baru yang akan menggunakan AKDR, implant, suntik dan pil dilakukan penapisan kondisi medis menggunakan Roda KLOP. • Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta bantuan pemberian Pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu: o Bagi akseptor Pil ulangan sesuai jadwal o Bagi akseptor Pil baru, tetapi yang sudah konsultasi ke petugas Kesehatan
  • 44. Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH 2 Pelayanan Medis Pemberian Kontrasepsi Petugas Kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (AKDR Pasca Plasenta atau MOW sesuai indikasi) • Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang tidak bisa datang kontrol ke petugas Kesehatan • Petugas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan Kader untuk minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan yaitu : o Bagi akseptor IUD atau Implan atau suntik yang sudah habis masa pakainya, tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan • Petugas dapat memberikan pelayanan MOW interval dan MOP di FKTP dan FKTRL dengan menggunakan APD sesuai standar dan memperhatikan protokol pencegahan covid -19 • Tunda pelayanan MOW interval dan MOP, hingga wilayah tersebut ditetapkan menjadi zona hijau atau zona kuning (Akseptor dapat disarankan menggunakan pilihan metode KB lainnya
  • 45. Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH 3 Konseling • Konseling KB dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan APD dan mematuhi protokol pencegahan penularan Covid-19, tetapi apabila masih memungkinkan masih bisa mengoptimalkan penggunaan media online • Konseling KB tidak dilakukan secara langsung atau tatap muka, dapat dialihkan melalui media online (WA, SMS, HP, Aplikasi, dsb) 4 Penyampaian keluhan dan informasi lebih lanjut • Petugas kesehatan memberikan konsultasi kepada klien menggunakan wa/telepon atau menerima klien secara langsung dengan menggunakan APD dan memperhatikan protocol pencegahan covid-19 • Petugas kesehatan memberikan konsultasi kepada klien menggunakan wa/telepon.
  • 46. Pelaksanaan Pelayanan KB berdasarkan Zonasi Wilayah NO KRITERIA ZONA HIJAU DAN ZONA KUNING ZONA ORANGE DAN ZONA MERAH 5 Penggerakan Masyarakat • Petugas lapangan diperkenankan untuk memberikan KIE dan penyuluhan secara langsung tetapi dengan jumlah terbatas dan memperhatikan protokol pencegahan covid-19 • Petugas lapangan tidak diperkenankan untuk memberikan KIE dan penyuluhan baik secara personal maupun penyuluhan massal secara langsung kepada masyarakat • Pemberian KIE dapat dikombinasikan dengan penggunaan media online (WA, Telepon, Aplikasi smart phone, dsb) • Pemberian KIE dapat diberikan dengan mengoptimalkan penggunaan media online (WA, Telepon, Aplikasi smart phone, dsb) Optimalisasi pencatatan dan pemantauan akseptor serta berkoordinasi dengan bidan setempat untuk memastikan tidak terjadi putus pakai bagi klien dimasa pandemi Covid 19
  • 47. Hal-hal yang harus diperhatikan 1. Terapkan prinsip umum pencegahan penularan COVID-19 pada saat melakukan pelayanan KB yaitu menggunakan APD sesuai standar, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap selesai melakukan pemeriksaan, dan menjaga jarak badan minimal 1,5 meter dari klien 2. Lakukan triase klien, dan pastikan klien yang dilayani bukan penderita covid, kontak erat atau kasus suspek. Bagi Akseptor yang positif covid, kontak erat atau kasus suspek dirujuk ke fasilitas yang mampu menangani covid dan dianjurkan tidak melakukan hubungan seks selama masa ini sehingga penggunaan kontrasepsi dapat ditunda dan diminta langsung dilakukan setelah sembuh atau selesai masa pemantauan; 3. Informasikan ke klien bahwa mereka dapat mendapatkan informasi tentang KB secara online antara lain melalui situs resmi BKKBN atau melalui konsultasi dengan petugas kesehatan melalui wa/telepon;
  • 48. Kriteria APD bagi Nakes berdasarkan jenis pelayanan KB
  • 49. Kriteria APD bagi PLKB dan Kader dalam pelayanan KB
  • 50. Media KIE dan Panduan Pelayanan KB Dalam Situasi Pandemi Covid 19
  • 52. No Indikator Definisi Operasional Formula TARGET 2020 2021 2022 2023 2024 1 Jumlah Kabupaten/kota yang menyelenggara kan pelayanan kesehatan usia reproduksi DO/Kriteria Kabupaten/kota yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan usia reproduksi adalah: 1. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro catin), dan; 2. Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan Jumlah Kab/Kota Kab/Kota yang menyelengg arakan pelayanan kesehatan usia reproduksi 120 kab/ kota 200 kab/ kota 320 kab/ kota 470 kab/ kota 514 kab/ kota INDIKATOR RPJMN DAN RENCANA STRATEGIS (1) KEMENTERIAN KESEHATAN 2020 – 2024
  • 53. KRITERIA 1. Minimal 50% puskesmas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin (kespro catin) DEFINISI OPERASIONAL Puskesmas memberikan pelayanan : •konseling / komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kesehatan reproduksi calon pengantin dan •skrining kesehatan bagi calon pengantin, minimal pemeriksaan status gizi meliputi : (pemeriksaan berat badan, tinggi badan, penentuan IMT, pemeriksaan Lingkar Lengan Atas / LiLa) dan tanda anemia (pemeriksaan konjungtiva dan pemeriksaan Hb) Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan dan atau perawat dan atau petugas gizi) DATA DUKUNG • Laporan hasil pelayanan yang diberikan kepada calon pengantin • Adanya pencatatan (kohort usia reproduksi)
  • 54. KRITERIA 2. Seluruh Puskesmas mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan DEFINISI OPERASIONAL Puskesmas yang mampu dan memberikan pelayanan KB Pasca Persalinan dengan metoda cara modern (AKDR/ pil/ suntik/ kondom/ MAL/ implan/ vasektomi) dilakukan dalam kurun waktu 0-42 hari setelah ibu melahirkan. KB Pasca Persalinan (KB PP) adalah pelayanan KB yang diberikan kepada PUS setelah persalinan sampai kurun waktu 42 hari, dengan tujuan untuk menjarangkan kehamilan, atau mengakhiri kesuburan. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan atau bidan). Mempunyai minimal 2 (dua) orang tenaga kesehatan yang kompeten yaitu : • dokter dan atau • bidan yang sudah mendapatkan pelatihan Contraceptive Technolgy Update (CTU)/ pelatihan keluarga berencana (KB) / orientasi KB Pasca Persalinan (KBPP) DATA DUKUNG • Laporan hasil pelayanan KBPP bagi PUS (melalui data SIP)
  • 55. Pelaksana Kegiatan • Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program kesehatan reproduksi / Keluarga Berencana Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota • Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program kesehatan reproduksi Puskesmas • Penanggung jawab kegiatan adalah pengelola program Keluarga Berencana Puskesmas Tempat Pelaksanaan  Dilaksanakan di Puskesmas dan jaringannya Waktu Pelaksanaan  Pelayanan dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun
  • 56. Pencatatan dan pelaporan • Petugas melakukan pelayanan dan mencatatkan dalam kohort kesehatan usia reproduksi dan melaporkan melalui laporan program /Sistem Informasi Puskesmas (SIP) yang selanjutnya dikirim ke Kabupaten/kota untuk dimasukan dalam aplikasi komunikasi data program kesehatan keluarga (Komdat Kesga/Komdat Kesmas) Waktu Pelaporan  Dilaporkan setiap Bulan Pedoman yang dipakai  Pedoman Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil  Pedoman Pelayanan KB Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan / Pedoman Pelayanan KB
  • 57. Kabupaten/Kota Lokus AKI-AKN ACEH (3): Pidie, Bireuen, Aceh Utara SUMUT (4): Deli Serdang, Mandailing Natal, Asahan, Nias Selatan SUMBAR (4): Kota Padang, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Agam RIAU (2): Rokan Hilir, Pelalawan KEPRI (1): Kota Batam JAMBI (1): Tanjung Jabung Timur BENGKULU (2): Seluma, Bengkulu Utara SUMSEL (2): Banyu Asin, Musi Banyuasin BABEL (2): Bangka Selatan, Belitung Timur LAMPUNG (1): Kota Bandar Lampung BANTEN (7): Serang, Lebak, Tangerang, Pandeglang, Kota Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan DKI JAKARTA (3): Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Timur, Kota Jakarta Utara JABAR (21): Indramayu, Bogor, Garut, Sukabumi, Karawang, Bandung, Bandung Barat, Cirebon, Purwakarta, Kota Bandung, Tasikmalaya, Bekasi, Subang, Cianjur, Kuningan, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tasikmalaya, Majalengka, Sumedang, Ciamis JATENG (14): Grobogan, Brebes, Demak, Cilacap, Batang, Kota Semarang, Banyumas, Kendal, Pemalang, Boyolali, Sragen, Klaten, Blora, Tegal JATIM (18): Jember, Kota Surabaya, Pasuruan, Bojonegoro, Banyuwangi, Sidoarjo, Pamekasan, Gresik, Bondowoso, Mojokerto, Tulungagung, Jombang, Kediri, Malang, Lumajang, Sampang, Situbondo, Magetan DIY (1): Bantul BALI (2): Karang Asem, Tabanan NTB (2): Lombok Timur, Lombok Tengah NTT (1): Timor Tengah Selatan KALBAR (1): Kubu Raya KALTENG (2): Kotawaringin Timur, Kota Waringin Barat KALTARA (2): Nunukan, Bulungan KALTIM (1): Kutai Kertanegara KALSEL (1): Kota Baru SULUT (2): Kep. Talaud, Bolaang Mongondow Utara GORONTALO (2): Pohuwato, Boalemo SULTENG (3): Banggai Kepulauan, Donggala, Sigi SULBAR (2): Polewali Mandar, Mamuju SULSEL (1): Gowa SULTRA (2): Bombana, Konawe Selatan MALUT (2): Kepulauan Sula, Kota Tidore Kep. MALUKU (3): Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Buru PAPBAR (2): Manokwari, Fakfak PAPUA (3): Mimika, Merauke, Asmat Pada tahun 2020 disamping daerah ini, perlu juga di mapping kab/kota yang dianggap seluruh Puskesmas diwilayahnya akan mampu memberikan pelayanan KBPP (30% kab/kota) --- > untuk mencapai target
  • 59. HARAPAN DALAM PENINGKATAN PELAYANAN KB TERMASUK KB PASCA PERSALINAN Melakukan pemetaan kemampuan seluruh Puskesmas yang mampu (SDM, sarana prasarana, alat, dll) dan memberikan pelayanan KB termasuk KBPP Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan KBPP termasuk pelaksanaan Konseling Memastikan ketersediaan alokon khususnya MKJP di seluruh fasyankes penyedia layanan KB Mendorong klien sudah ber KBPP (terutama MKJP) sebelum pulang dari fasyankes setelah melahirkan Meningkatkan koordinasi LP, LS dan OP termasuk dalam melakukan pemantauan dan evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten/ Kota bersama BKKBN Provinsi/OPD KB Kabupaten/ Kota agar:
  • 60. Harapan terkait pelayanan KB dimasa Pandemi Pelayanan KB dimasa Pandemi Covid 19 harus tetap terlaksana guna menghindari kehamilan yang tidak terencana Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan KB wajib menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan covid 19 & pengaturan pasien dengan tele registrasi . Semua pihak perlu berkolaborasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan covid 19. Tercapainya target indikator pelayanan KB KR dan penurunan AKI & AKB