SlideShare a Scribd company logo
78
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN FILANTROPI
PEMAKNAAN SURAH AL MAUN
Muhammad Zulkarnain Mubhar1
, Zul Fahmi2
1
Prodi IAT-FUKUS-UIAD Sinjai
2
Program Magister PAI-Program Pascasarjana UIAD Sinjai
Email: mzmubhar@gmail.com, zulfahmi.yusuf87@gmail.com
Abstrak
Islam, agama yang memberikan perhatian penuh terhadap dunia filantropi–
mencakup keempat unsur yang di kemukakan oleh Thomas H. Jeavous– , mulai
dari tingkat sukarela hingga rela atau ke tingkat yang bersifat wajib. Makna utama
di balik konsep filantropi tersebut adalah segala bentuk kebaikan yang diberikan
kepada orang lain secara sukarela seperti halnya ibadah infak dan sedekah.
Adapun zakat, merupakan kewajiban lain bagi setiap muslim untuk dikeluarkan
dan diberikan kepada yang berhak menerimanya setelah melewati persyaratan
tertentu. Tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah dalam mengamalkan
ajaran Al-Maun adalah munculnya era globalisasi yang tentunya membawa
banyak perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya di Indonesia.
Contoh dampak perubahan sistem pendidikan yang dibawa oleh aliran
Muhammad sangat jelas terlihat dari sistem pendidikan sebelum adanya
organisasi Muhammad dan sistem pendidikan setelah adanya organisasi
Muhammad.
Kata Kunci: Gerakan, Filantropi, Islam, Surah, Al-Maun
PENDAHULUAN
Kajian filantropi bukanlah suatu hal yang baru, karena filantropi
merupakan ajaran yang sangat fundamental hampir di semua doktrin keagamaan.
Sekalipun dalam praktiknya, menurut Mark R. Cohen1 , ada filantropi yang tidak
bersumber pada ajaran agama, tetapi hanya semata-mata atas dasar kemanusiaan.
Misalnya pada masa Pra-Kristen (Yunani dan Romawi) terdapat banyak praktik
filantropi seperti: pembangunan infrastruktur, dukungan untuk pertahanan
kenegaraan (Tentara, Senjata, dll.), bantuan bagi yang membutuhkan, dan
sebagainya. Semua itu dilakukan oleh orang-orang yang melaksanakan praktik
79
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
filantropi tanpa adanya dorongan keagamaan, tetapi hanya semata-mata demi
prestise nya saja. (Lih. Marc R. Cohen, 2005)
Kenyataan ajaran filantropi tersebut dapat dilihat baik dari segi doktrin
maupun praktik keagamaan dalam pelbagai tradisi di berbagai wilayah dunia,
sekalipun memiliki istilah yang berbeda-beda, namun esensinya tetap memiliki
makna yang senada, yaitu: kedermawanan, cinta-kasih dan kesetiakawanan
terhadap sesama manusia.
Oleh sebab itu, berbagai bentuk sikap kedermawanan yang meliputi
kecintaan terhadap sesama manusia–terkadang disebut charity3–dikenal sebagai
filantropi. Filantropi sendiri memiliki makna populer: “Voluntary Action For The
Public Good” (Tindakan sukarela untuk kebaikan umum). (Robert L. Payton &
Michael P. Moody, 2008).
Adalah Islam, agama yang memberikan perhatian penuh terhadap dunia
filantropi–mencakup keempat unsur yang di kemukakan oleh Thomas H.
Jeavous– , mulai dari tingkat sukarela hingga rela atau ke tingkat yang bersifat
wajib. Makna utama di balik konsep filantropi tersebut adalah segala bentuk
kebaikan yang diberikan kepada orang lain secara sukarela seperti halnya ibadah
infak dan sedekah. Adapun zakat, merupakan kewajiban lain bagi setiap muslim
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya setelah
melewati persyaratan tertentu.
PEMBAHASAN
Pengertian Filantropi Islam
Filantropi Islam adalah sebuah penerapan sikap kedermawanan yang
berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dan tradisi dari umat-umat terdahulu yang
dilaksanakan hingga saat ini. Dalam Islam, harta dipandang bukan sebagai satu
satunya tujuan hidup di dunia, akan tetapi harta adalah sarana untuk mendekatkan
diri kepada Allah sehingga manusia tidak dibenarkan untuk menumpuk numpuk
harta. Dalam praktek filantropi Islam, Islam memiliki instrumen distribusi
kekayaan melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf.
80
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
Indonesia sendiri memiliki penduduk muslim yang sangat besar sehingga
potensi penerapan filantropi Islam menjadi sangat besar pula. Hal ini dapat
membantu mengentaskan kemiskinan sehingga pada akhirnya membantu
ketahanan ekonomi negara. Populasi umat muslim yang besar dan didukung oleh
penerapan filantropi Islam yang masif dapat membantu meningkatkan taraf hidup
umat muslim di segala aspek kehidupan sehingga dapat meninggalkan
kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu, perlu kiranya seseorang
atau sebuah lembaga yang dipercaya untuk mengelola dana umat untuk dapat
memanajemen dana tersebut dengan sebaik baiknya.
Kegiatan filantropi Islam amatlah penting bagi kemaslahatan umat
muslim. Hal ini kemudian mendorong terbentuknya Lembaga Amil Zakat Infaq
dan Sedekah (LAZIS) yang didirikan oleh organisasi keislaman maupun
masyarakat umum. Salah satu organisasi keislaman yang mendirikan Lembaga
Amil Zakat Infaq dan Sedekah adalah Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai salah satu
organisasi sosial keagamaan terbesar dan tertua di Indonesia, Nahdlatul Ulama
mendirikan LAZISNU yang kemudian mengalami rebranding menjadi NU
CARE-LAZISNU. Sampai saat ini, NU CARE-LAZISNU telah memiliki jaringan
pelayanan dan pengelolaan zakat, infaq. sedekah dan wakaf di seluruh penjuru
Indonesia.
Muhammadiyah sebagai Gerakan Filantropi
Muhammadiyah adalah penggerak pertama filantropi Islam modern di
Nusantara disebabkan gerakan filantropi di Muhammadiyah ini dilakukan secara
sistematis dan terorganisir. Berbeda dengan gerakan filantropi yang ada yang
dilakukan secara tradisional, karena terjadi secara spontan dan tidak terorganisir.
Sejauh observasi dan wawancara yang dilaksanakan, mulai dari Jawa Timur,
Yogyakarta, dan Sumatera Utara, ditemukan keragaman dalam upaya memotivasi
warga Muhammadiyah agar giat melakukan kerja filantropi. (Hasyimsyah
Nasution dkk., 2019).
Muhammadiyah memiliki mekanisme yang terlembaga dalam upaya
memotivasi warganya untuk melakukan kerja filantropi. Meskipun demikian tidak
81
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
dapat disebutkan satu lembaga tertentu, majelis tertentu, atau organisasi otonom
tertentu di Muhammadiyah yang paling berkontribusi besar dalam upaya
memotivasi warga Muhammadiyah untuk melakukan amal filantropi ini. Setiap
pribadi pimpinan mulai dari pusat sampai ranting mengambil peran strategis
dalam memotivasi warga Muhammadiyah dalam melakukan kerja filantropi
tersebut.
Sejauh ini dan observasi peneliti, keteladanan merupakan faktor penting
dalam memotivasi warga Muhammadiyah untuk melakukan kerja filantropi.
Seperti yang dilakukan oleh Zainul Muslimin, Ketua LAZISMU PWM Jawa
Timur, untuk memotivasi warga Muhammadiyah, ia mengadakan makan gratis
setiap Jumat di rumahnya. Tidak hanya untuk warga Muhammadiyah, tetapi
terbuka untuk siapa saja bahkan kepada mereka yang tidak seakidah.
Bagi Muhammadiyah, ideologi tidak berhenti pada sistem paham atau
sekumpulan ide atau gagasan, tetapi ideologi adalah teori dan aksi untuk
mewujudkan sistem paham tersebut dalam kehidupan. Ideologi Muhammadiyah
ialah sistem keyakinan, cita cita, dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan
Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (Hasyimsyah
Nasution dkk., 2019). Masyarakat Islam yang sebenarnya itu diungkapkan dalam
sQ.S. Saba’/34: 15, “(negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah
Tuhan yang Maha Pengampun.”
Jadi, menurut Muhammadiyah, ideologi adalah apa yang diyakini dan
dipraktikkan. Apabila warga Muhammadiyah meyakini sepenuhnya ideologi yang
termaktub dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (1946) dan
Matan Keyakinan dan Cita cita Hidup Muhammadiyah (1969), namun tidak
melakukan aksi sebagaimana termuat dalam strategi untuk menjalankan ideologi
tersebut yang termuat pada Khittah Muhammadiyah Tahun 1956, 1971, 1978, dan
2002, maka warga Muhammadiyah tersebut belum dikatakan berideologi.
Teologi Al Maun
Pengejawantahan dari jiwa pemurah, dermawan, dan suka menolong
sesama itu salah satunya tampak sekali dalam pembentukan PKO atau Penolong
82
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
Kesengsaraan Oemoem (Assistence for Relief of Public Suffering) pada 1920-an.
Kata oemoem (public) dalam frase Penolong Kesengsaraan Oemoem ini penting
untuk digarisbawahi oleh karena penekanannya pada kerja-kerja kemanusiaan
tanpa memandang perbedaan agama dan suku atau bangsa. Ahmad Dahlan dalam
pidato pengarahan pada pendirian PKO (1920-an) yang dipimpin oleh salah
seorang kawan dan sekaligus muridnya, yaitu Hadji Mohammad Soedjak, malah
sempat menegaskan: “Hadjatnja PKO itoe akan menolong kesengsaraan dengan
memakai asas agama Islam dengan segala orang, tida dengan membelah bangsa
dan agamanja”. Artinya, dari Muhammadiyah yang berasas agama Islam untuk
kemanusiaan universal. (suara muhammadiyah, 2021)
KH Ahmad Dahlan memang memakai asas agama Islam, yaitu isi dan
substansi dari Al-Quran Surah 107: Al-Ma’un, yang nota bene artinya sendiri
sangat lah telak: “Pemberian Pertolongan (helping)!”. Surah ini terdiri dari tujuh
ayat yang terjemahannya berbunyi sebagai berikut: (1) Adakah kau lihat orang
yang mendustakan agama?; (2) Dialah orang yang mengusir anak yatim (dengan
kasar); (3) Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin; (4) Maka celaka
lah orang-orang yang shalat; (5) Yang alpa dalam shalat mereka; (6) Yang hanya
ingin dilihat orang; dan (7) Menolak memberi pertolongan atau bantuan kepada
orang yang memerlukan pertolongan. Inilah teologi al-Ma’un, dan inilah pula
ideologi al-Ma’un.
Abdullah Yusuf Ali dalam magnum opus-nya The Holy Qur’an: Text,
Translation and Commentary (1983) memberikan catatan atau penekanan
terhadap surah al-Ma’un itu sebagai berikut. Pertama, catatan nomor 6281: Hanya
manusia yang mengingkari iman dan tanggung jawab akhirat yang
memperlakukan kaum yang lemah dengan sikap menghina dan hidup serakah dan
sombong. Kedua, catatan 6282: Amal kebaikan atau cinta kasih dengan memberi
makan orang miskin atas tanggungan pribadinya adalah bentuk amal yang paling
mulia, yang berada di luar jangkauan orang yang berhati batu, karena tidak
mendorong atau bahkan melarang atau memandang rendah orang yang beramal
atau berbuat baik kepada orang lain.
83
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
Ketiga, catatan nomor 6283: Ibadah yang sebenarnya tidak hanya terdapat
dalam bentuk shalat dengan tidak disertai hati dan pikiran yang benar-benar
berusaha hendak mencari ridha Allah, serta memahami dan melaksanakan
kehendak-Nya yang suci. Keempat, nomor 6284, Bila mereka sudah berdiri
hendak mengerjakan shalat, mereka berdiri malas-malas; hanya supaya dilihat
orang dan mengingat Allah hanya sedikit. Kelima, nomor 6285: Kaum munafik
itu berpamer besar-besaran dengan berbuat baik, ibadah dan beramal yang
kosong. Tetapi mereka benar-benar akan gagal jika kita uji mereka dengan
perbuatan yang kecil saja untuk memberi bantuan atau sedekah, bersikap sopan
santun dan berhati baik dalam kehidupan sehari-hari, memberi bantuan kepada
orang-orang yang memerlukannya, yang hanya memakan biaya sedikit tapi berarti
banyak.
Surah Al-Ma’un itulah yang mendorong Ahmad Dahlan dan murid-
muridnya ber-manhaj amal (men of action, faith in action) sehingga menjadi
orang-orang yang pemurah, dermawan, dan suka menolong pada sesama. Dengan
semangat yang dikobarkan oleh teologi Al-Ma’un, pandangan Islam berkemajuan
(modernisme), dan puritanisme yang menggebu dengan melakukan reformasi
pengelolaan zakat (almsgiving), sedekah (donation) dan Waqf (religious
endowment), Muhammadiyah tampil sebagai kekuatan filantropi modern.
Gerakan Filantropi Muhammadiyah dapat diartikan sebagai ajakan untuk
peduli sesama, memungkinkan Muhammadiyah untuk langsung mengamalkan
salah satu Surat Al-Qur'an, Al-Maun atau dikenal dengan Teologi Al-Maun. Sudut
pandang KH. Ahmad Dahlan dalam Teologi Muhammadiyah Al-Maun
merupakan kewajiban berbakti kepada bangsa Indonesia karena teologi Al-Maun
berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut, salah satu
gerakan Muhammadiyah untuk menerapkan ajaran Al-Maun adalah
menyelaraskan dengan misi dan fungsi Amar Ma'ruf Nahi Munkar melalui
pendidikan, sebagai organisasi yang didirikan sejak awal. (Dhino Suprayogo,
2022)
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di
Indonesia sejak awal berdirinya, dengan menggunakan Al-Qur'an dan Hadits
84
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
sebagai dasar kegiatannya. Oleh karena itu, arti penting Surat-Surat Maun atau
yang biasa disebut teologi Maun adalah upaya untuk diamalkan oleh Muhammad
dalam tiga kegiatan utama, yaitu: 1). pendidikan, 2). kesehatan, 3). Dukungan
terhadap masyarakat miskin itu kemudian diwujudkan dalam tiga pilar kerja, yaitu
rehabilitasi (pelayanan kesehatan), persekolahan (pendidikan) dan pemberian
makan (pelayanan sosial). KH meyakini langkah ini. Ahmad Dahlan mampu
menyelamatkan bangsa Indonesia dari empat penyakit sosial yang diderita saat
itu, yaitu; 1). Rusaknya ranah kepercayaan, 2). Pembekuan dalam bidang hukum
fiqih, 3). kemunduran dalam pendidikan, dan akhirnya 4). Kemiskinan rakyat dan
hilangnya rasa lokal.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah dalam
mengamalkan ajaran Al-Maun adalah munculnya era globalisasi yang tentunya
membawa banyak perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya di
Indonesia. Contoh dampak perubahan sistem pendidikan yang dibawa oleh aliran
Muhammad sangat jelas terlihat dari sistem pendidikan sebelum adanya
organisasi Muhammad dan sistem pendidikan setelah adanya organisasi
Muhammad. Dengan demikian, di era globalisasi ini, informasi yang
menghubungkan bangsa dengan kemajuan teknologi dan transformasi sistem
pendidikan mudah diakses, yang merupakan signifikansi teologi Al-Maun selama
KH. Ahmad Dahlan perlu menambahkan ide-ide baru agar tetap diterapkan
sampai sekarang.
Kesimpulan
Filantropi Islam adalah sebuah penerapan sikap kedermawanan yang
berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dan tradisi dari umat-umat terdahulu yang
dilaksanakan hingga saat ini. Dalam Islam, harta dipandang bukan sebagai satu
satunya tujuan hidup di dunia, akan tetapi harta adalah sarana untuk mendekatkan
diri kepada Allah sehingga manusia tidak dibenarkan untuk menumpuk numpuk
harta. Dalam praktek filantropi Islam, Islam memiliki instrumen distribusi
kekayaan melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf.
Tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah dalam mengamalkan
ajaran Al-Maun adalah munculnya era globalisasi yang tentunya membawa
85
AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Al-MUBARAK
Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir
Volume 8, No. 1, 2023
ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692
Email : almubarakj1@gmail.com
Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak
DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1
banyak perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya di Indonesia.
Contoh dampak perubahan sistem pendidikan yang dibawa oleh aliran
Muhammad sangat jelas terlihat dari sistem pendidikan sebelum adanya
organisasi Muhammad dan sistem pendidikan setelah adanya organisasi
Muhammad.
Daftar Pustaka
Dhino Suprayogo. (2022). Gerakan Filantropi Muhammadiyah dalam Pemaknaan
Surat Al-Maun. kompasina.
https://www.kompasiana.com/dhinosuprayogo9369/636cb3d308a8b57c68
13cbf4/gerakan-filantropi-muhammadiyah-dalam-pemaknaan-surat-al-
maun
Hasyimsyah Nasution, Irwan, & Hasrat Efendi Samosir. (2019). Pemberdayaan
filantropi dalam meningkatkan kesejahteraan warga muhammadiyah di
indonesia. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 43(No. 2
Juli-Desember), 284.
Lih. Marc R. Cohen. (2005). Poverty and Charity in the Jewish Community of
Medieval Egypt. (Princeton: Princeton University Press.
Robert L. Payton & Michael P. Moody,. (2008). Understanding Philanthropy.
(Blimington and Indianapolis: Indiana University Press,.
suara muhammadiyah. (2021). Muhammadiyah sebagai Gerakan Filantropi:
Perspektif Historis dan Sosiologis.

More Related Content

Similar to 1887-Article Text-7760-1-10-20230705.pdf

Resume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMIResume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMI
septizhafira
 
Urgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah KampusUrgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah Kampus
Mohamad Khaidir
 
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullahRadikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Lovita Ivan Hidayatullah S. Pd.I
 
Pedoman kehidupan islami Muhammadiyah
Pedoman kehidupan islami MuhammadiyahPedoman kehidupan islami Muhammadiyah
Pedoman kehidupan islami Muhammadiyah
pcm bengkong
 
kerangka konseptual filantrop.pdf
kerangka konseptual filantrop.pdfkerangka konseptual filantrop.pdf
kerangka konseptual filantrop.pdf
AdhieAdhie8
 
OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...
OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...
OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...
andi yusran
 
PPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptxPPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptx
Jimal11
 
Dokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptx
Dokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptxDokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptx
Dokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptx
WahyudiRamdhan1
 
Kepribadian muhammadiah KLP 5.pptx
Kepribadian muhammadiah KLP 5.pptxKepribadian muhammadiah KLP 5.pptx
Kepribadian muhammadiah KLP 5.pptx
rini elvri
 
Sejarah Muhammadiyah
Sejarah MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah
Sejarah Muhammadiyah
Abdul Rais P
 
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptxIMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
adymasalembow
 
IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptx
IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptxIDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptx
IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptx
pimda085Cilacap
 
Bab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Bab 2 Fenomena Dakwah di MalaysiaBab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Bab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Firdhaus Sakaff
 
Materi Konferensi Internasional Filantropi.pptx
Materi Konferensi Internasional Filantropi.pptxMateri Konferensi Internasional Filantropi.pptx
Materi Konferensi Internasional Filantropi.pptx
FatwaAjiKurniawan
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Septiyan Niam
 
FALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdf
FALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdfFALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdf
FALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdf
AldaPira
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Febrie Dwi Cahya
 
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)
IzharFahmi
 
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdfAlvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
fanimh25
 
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdfAlvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
fanimh25
 

Similar to 1887-Article Text-7760-1-10-20230705.pdf (20)

Resume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMIResume khitah perjuangan HMI
Resume khitah perjuangan HMI
 
Urgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah KampusUrgensi Dakwah Kampus
Urgensi Dakwah Kampus
 
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullahRadikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
Radikalisme Dalam Islam menurut Lovita Ivan HIdayatullah
 
Pedoman kehidupan islami Muhammadiyah
Pedoman kehidupan islami MuhammadiyahPedoman kehidupan islami Muhammadiyah
Pedoman kehidupan islami Muhammadiyah
 
kerangka konseptual filantrop.pdf
kerangka konseptual filantrop.pdfkerangka konseptual filantrop.pdf
kerangka konseptual filantrop.pdf
 
OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...
OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...
OPTIMALISASI PENERAPAN SISTEM PERWAKAFAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMAT...
 
PPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptxPPT AIKA BAB3.pptx
PPT AIKA BAB3.pptx
 
Dokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptx
Dokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptxDokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptx
Dokumen%20dari%20Wahyudi%20Ramdhan.pptx
 
Kepribadian muhammadiah KLP 5.pptx
Kepribadian muhammadiah KLP 5.pptxKepribadian muhammadiah KLP 5.pptx
Kepribadian muhammadiah KLP 5.pptx
 
Sejarah Muhammadiyah
Sejarah MuhammadiyahSejarah Muhammadiyah
Sejarah Muhammadiyah
 
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptxIMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
 
IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptx
IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptxIDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptx
IDEOLOGI GERAKAN MUHAMMADIYAH TUGO.pptx
 
Bab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Bab 2 Fenomena Dakwah di MalaysiaBab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
Bab 2 Fenomena Dakwah di Malaysia
 
Materi Konferensi Internasional Filantropi.pptx
Materi Konferensi Internasional Filantropi.pptxMateri Konferensi Internasional Filantropi.pptx
Materi Konferensi Internasional Filantropi.pptx
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkri
 
FALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdf
FALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdfFALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdf
FALSAFAH KESATUAN ISLAM .pdf
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
 
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)
Metodologi dakwah Persatuan Belia Masjid Selangor (PBMS)
 
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdfAlvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
 
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdfAlvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
Alvin Cita-cita dan matan muhammadiyah.pdf
 

1887-Article Text-7760-1-10-20230705.pdf

  • 1. 78 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN FILANTROPI PEMAKNAAN SURAH AL MAUN Muhammad Zulkarnain Mubhar1 , Zul Fahmi2 1 Prodi IAT-FUKUS-UIAD Sinjai 2 Program Magister PAI-Program Pascasarjana UIAD Sinjai Email: mzmubhar@gmail.com, zulfahmi.yusuf87@gmail.com Abstrak Islam, agama yang memberikan perhatian penuh terhadap dunia filantropi– mencakup keempat unsur yang di kemukakan oleh Thomas H. Jeavous– , mulai dari tingkat sukarela hingga rela atau ke tingkat yang bersifat wajib. Makna utama di balik konsep filantropi tersebut adalah segala bentuk kebaikan yang diberikan kepada orang lain secara sukarela seperti halnya ibadah infak dan sedekah. Adapun zakat, merupakan kewajiban lain bagi setiap muslim untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya setelah melewati persyaratan tertentu. Tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah dalam mengamalkan ajaran Al-Maun adalah munculnya era globalisasi yang tentunya membawa banyak perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya di Indonesia. Contoh dampak perubahan sistem pendidikan yang dibawa oleh aliran Muhammad sangat jelas terlihat dari sistem pendidikan sebelum adanya organisasi Muhammad dan sistem pendidikan setelah adanya organisasi Muhammad. Kata Kunci: Gerakan, Filantropi, Islam, Surah, Al-Maun PENDAHULUAN Kajian filantropi bukanlah suatu hal yang baru, karena filantropi merupakan ajaran yang sangat fundamental hampir di semua doktrin keagamaan. Sekalipun dalam praktiknya, menurut Mark R. Cohen1 , ada filantropi yang tidak bersumber pada ajaran agama, tetapi hanya semata-mata atas dasar kemanusiaan. Misalnya pada masa Pra-Kristen (Yunani dan Romawi) terdapat banyak praktik filantropi seperti: pembangunan infrastruktur, dukungan untuk pertahanan kenegaraan (Tentara, Senjata, dll.), bantuan bagi yang membutuhkan, dan sebagainya. Semua itu dilakukan oleh orang-orang yang melaksanakan praktik
  • 2. 79 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 filantropi tanpa adanya dorongan keagamaan, tetapi hanya semata-mata demi prestise nya saja. (Lih. Marc R. Cohen, 2005) Kenyataan ajaran filantropi tersebut dapat dilihat baik dari segi doktrin maupun praktik keagamaan dalam pelbagai tradisi di berbagai wilayah dunia, sekalipun memiliki istilah yang berbeda-beda, namun esensinya tetap memiliki makna yang senada, yaitu: kedermawanan, cinta-kasih dan kesetiakawanan terhadap sesama manusia. Oleh sebab itu, berbagai bentuk sikap kedermawanan yang meliputi kecintaan terhadap sesama manusia–terkadang disebut charity3–dikenal sebagai filantropi. Filantropi sendiri memiliki makna populer: “Voluntary Action For The Public Good” (Tindakan sukarela untuk kebaikan umum). (Robert L. Payton & Michael P. Moody, 2008). Adalah Islam, agama yang memberikan perhatian penuh terhadap dunia filantropi–mencakup keempat unsur yang di kemukakan oleh Thomas H. Jeavous– , mulai dari tingkat sukarela hingga rela atau ke tingkat yang bersifat wajib. Makna utama di balik konsep filantropi tersebut adalah segala bentuk kebaikan yang diberikan kepada orang lain secara sukarela seperti halnya ibadah infak dan sedekah. Adapun zakat, merupakan kewajiban lain bagi setiap muslim untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya setelah melewati persyaratan tertentu. PEMBAHASAN Pengertian Filantropi Islam Filantropi Islam adalah sebuah penerapan sikap kedermawanan yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dan tradisi dari umat-umat terdahulu yang dilaksanakan hingga saat ini. Dalam Islam, harta dipandang bukan sebagai satu satunya tujuan hidup di dunia, akan tetapi harta adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga manusia tidak dibenarkan untuk menumpuk numpuk harta. Dalam praktek filantropi Islam, Islam memiliki instrumen distribusi kekayaan melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf.
  • 3. 80 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 Indonesia sendiri memiliki penduduk muslim yang sangat besar sehingga potensi penerapan filantropi Islam menjadi sangat besar pula. Hal ini dapat membantu mengentaskan kemiskinan sehingga pada akhirnya membantu ketahanan ekonomi negara. Populasi umat muslim yang besar dan didukung oleh penerapan filantropi Islam yang masif dapat membantu meningkatkan taraf hidup umat muslim di segala aspek kehidupan sehingga dapat meninggalkan kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu, perlu kiranya seseorang atau sebuah lembaga yang dipercaya untuk mengelola dana umat untuk dapat memanajemen dana tersebut dengan sebaik baiknya. Kegiatan filantropi Islam amatlah penting bagi kemaslahatan umat muslim. Hal ini kemudian mendorong terbentuknya Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah (LAZIS) yang didirikan oleh organisasi keislaman maupun masyarakat umum. Salah satu organisasi keislaman yang mendirikan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah adalah Nahdlatul Ulama (NU). Sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar dan tertua di Indonesia, Nahdlatul Ulama mendirikan LAZISNU yang kemudian mengalami rebranding menjadi NU CARE-LAZISNU. Sampai saat ini, NU CARE-LAZISNU telah memiliki jaringan pelayanan dan pengelolaan zakat, infaq. sedekah dan wakaf di seluruh penjuru Indonesia. Muhammadiyah sebagai Gerakan Filantropi Muhammadiyah adalah penggerak pertama filantropi Islam modern di Nusantara disebabkan gerakan filantropi di Muhammadiyah ini dilakukan secara sistematis dan terorganisir. Berbeda dengan gerakan filantropi yang ada yang dilakukan secara tradisional, karena terjadi secara spontan dan tidak terorganisir. Sejauh observasi dan wawancara yang dilaksanakan, mulai dari Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sumatera Utara, ditemukan keragaman dalam upaya memotivasi warga Muhammadiyah agar giat melakukan kerja filantropi. (Hasyimsyah Nasution dkk., 2019). Muhammadiyah memiliki mekanisme yang terlembaga dalam upaya memotivasi warganya untuk melakukan kerja filantropi. Meskipun demikian tidak
  • 4. 81 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 dapat disebutkan satu lembaga tertentu, majelis tertentu, atau organisasi otonom tertentu di Muhammadiyah yang paling berkontribusi besar dalam upaya memotivasi warga Muhammadiyah untuk melakukan amal filantropi ini. Setiap pribadi pimpinan mulai dari pusat sampai ranting mengambil peran strategis dalam memotivasi warga Muhammadiyah dalam melakukan kerja filantropi tersebut. Sejauh ini dan observasi peneliti, keteladanan merupakan faktor penting dalam memotivasi warga Muhammadiyah untuk melakukan kerja filantropi. Seperti yang dilakukan oleh Zainul Muslimin, Ketua LAZISMU PWM Jawa Timur, untuk memotivasi warga Muhammadiyah, ia mengadakan makan gratis setiap Jumat di rumahnya. Tidak hanya untuk warga Muhammadiyah, tetapi terbuka untuk siapa saja bahkan kepada mereka yang tidak seakidah. Bagi Muhammadiyah, ideologi tidak berhenti pada sistem paham atau sekumpulan ide atau gagasan, tetapi ideologi adalah teori dan aksi untuk mewujudkan sistem paham tersebut dalam kehidupan. Ideologi Muhammadiyah ialah sistem keyakinan, cita cita, dan perjuangan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dalam mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (Hasyimsyah Nasution dkk., 2019). Masyarakat Islam yang sebenarnya itu diungkapkan dalam sQ.S. Saba’/34: 15, “(negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun.” Jadi, menurut Muhammadiyah, ideologi adalah apa yang diyakini dan dipraktikkan. Apabila warga Muhammadiyah meyakini sepenuhnya ideologi yang termaktub dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (1946) dan Matan Keyakinan dan Cita cita Hidup Muhammadiyah (1969), namun tidak melakukan aksi sebagaimana termuat dalam strategi untuk menjalankan ideologi tersebut yang termuat pada Khittah Muhammadiyah Tahun 1956, 1971, 1978, dan 2002, maka warga Muhammadiyah tersebut belum dikatakan berideologi. Teologi Al Maun Pengejawantahan dari jiwa pemurah, dermawan, dan suka menolong sesama itu salah satunya tampak sekali dalam pembentukan PKO atau Penolong
  • 5. 82 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 Kesengsaraan Oemoem (Assistence for Relief of Public Suffering) pada 1920-an. Kata oemoem (public) dalam frase Penolong Kesengsaraan Oemoem ini penting untuk digarisbawahi oleh karena penekanannya pada kerja-kerja kemanusiaan tanpa memandang perbedaan agama dan suku atau bangsa. Ahmad Dahlan dalam pidato pengarahan pada pendirian PKO (1920-an) yang dipimpin oleh salah seorang kawan dan sekaligus muridnya, yaitu Hadji Mohammad Soedjak, malah sempat menegaskan: “Hadjatnja PKO itoe akan menolong kesengsaraan dengan memakai asas agama Islam dengan segala orang, tida dengan membelah bangsa dan agamanja”. Artinya, dari Muhammadiyah yang berasas agama Islam untuk kemanusiaan universal. (suara muhammadiyah, 2021) KH Ahmad Dahlan memang memakai asas agama Islam, yaitu isi dan substansi dari Al-Quran Surah 107: Al-Ma’un, yang nota bene artinya sendiri sangat lah telak: “Pemberian Pertolongan (helping)!”. Surah ini terdiri dari tujuh ayat yang terjemahannya berbunyi sebagai berikut: (1) Adakah kau lihat orang yang mendustakan agama?; (2) Dialah orang yang mengusir anak yatim (dengan kasar); (3) Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin; (4) Maka celaka lah orang-orang yang shalat; (5) Yang alpa dalam shalat mereka; (6) Yang hanya ingin dilihat orang; dan (7) Menolak memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang memerlukan pertolongan. Inilah teologi al-Ma’un, dan inilah pula ideologi al-Ma’un. Abdullah Yusuf Ali dalam magnum opus-nya The Holy Qur’an: Text, Translation and Commentary (1983) memberikan catatan atau penekanan terhadap surah al-Ma’un itu sebagai berikut. Pertama, catatan nomor 6281: Hanya manusia yang mengingkari iman dan tanggung jawab akhirat yang memperlakukan kaum yang lemah dengan sikap menghina dan hidup serakah dan sombong. Kedua, catatan 6282: Amal kebaikan atau cinta kasih dengan memberi makan orang miskin atas tanggungan pribadinya adalah bentuk amal yang paling mulia, yang berada di luar jangkauan orang yang berhati batu, karena tidak mendorong atau bahkan melarang atau memandang rendah orang yang beramal atau berbuat baik kepada orang lain.
  • 6. 83 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 Ketiga, catatan nomor 6283: Ibadah yang sebenarnya tidak hanya terdapat dalam bentuk shalat dengan tidak disertai hati dan pikiran yang benar-benar berusaha hendak mencari ridha Allah, serta memahami dan melaksanakan kehendak-Nya yang suci. Keempat, nomor 6284, Bila mereka sudah berdiri hendak mengerjakan shalat, mereka berdiri malas-malas; hanya supaya dilihat orang dan mengingat Allah hanya sedikit. Kelima, nomor 6285: Kaum munafik itu berpamer besar-besaran dengan berbuat baik, ibadah dan beramal yang kosong. Tetapi mereka benar-benar akan gagal jika kita uji mereka dengan perbuatan yang kecil saja untuk memberi bantuan atau sedekah, bersikap sopan santun dan berhati baik dalam kehidupan sehari-hari, memberi bantuan kepada orang-orang yang memerlukannya, yang hanya memakan biaya sedikit tapi berarti banyak. Surah Al-Ma’un itulah yang mendorong Ahmad Dahlan dan murid- muridnya ber-manhaj amal (men of action, faith in action) sehingga menjadi orang-orang yang pemurah, dermawan, dan suka menolong pada sesama. Dengan semangat yang dikobarkan oleh teologi Al-Ma’un, pandangan Islam berkemajuan (modernisme), dan puritanisme yang menggebu dengan melakukan reformasi pengelolaan zakat (almsgiving), sedekah (donation) dan Waqf (religious endowment), Muhammadiyah tampil sebagai kekuatan filantropi modern. Gerakan Filantropi Muhammadiyah dapat diartikan sebagai ajakan untuk peduli sesama, memungkinkan Muhammadiyah untuk langsung mengamalkan salah satu Surat Al-Qur'an, Al-Maun atau dikenal dengan Teologi Al-Maun. Sudut pandang KH. Ahmad Dahlan dalam Teologi Muhammadiyah Al-Maun merupakan kewajiban berbakti kepada bangsa Indonesia karena teologi Al-Maun berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. Berdasarkan hal tersebut, salah satu gerakan Muhammadiyah untuk menerapkan ajaran Al-Maun adalah menyelaraskan dengan misi dan fungsi Amar Ma'ruf Nahi Munkar melalui pendidikan, sebagai organisasi yang didirikan sejak awal. (Dhino Suprayogo, 2022) Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia sejak awal berdirinya, dengan menggunakan Al-Qur'an dan Hadits
  • 7. 84 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 sebagai dasar kegiatannya. Oleh karena itu, arti penting Surat-Surat Maun atau yang biasa disebut teologi Maun adalah upaya untuk diamalkan oleh Muhammad dalam tiga kegiatan utama, yaitu: 1). pendidikan, 2). kesehatan, 3). Dukungan terhadap masyarakat miskin itu kemudian diwujudkan dalam tiga pilar kerja, yaitu rehabilitasi (pelayanan kesehatan), persekolahan (pendidikan) dan pemberian makan (pelayanan sosial). KH meyakini langkah ini. Ahmad Dahlan mampu menyelamatkan bangsa Indonesia dari empat penyakit sosial yang diderita saat itu, yaitu; 1). Rusaknya ranah kepercayaan, 2). Pembekuan dalam bidang hukum fiqih, 3). kemunduran dalam pendidikan, dan akhirnya 4). Kemiskinan rakyat dan hilangnya rasa lokal. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah dalam mengamalkan ajaran Al-Maun adalah munculnya era globalisasi yang tentunya membawa banyak perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya di Indonesia. Contoh dampak perubahan sistem pendidikan yang dibawa oleh aliran Muhammad sangat jelas terlihat dari sistem pendidikan sebelum adanya organisasi Muhammad dan sistem pendidikan setelah adanya organisasi Muhammad. Dengan demikian, di era globalisasi ini, informasi yang menghubungkan bangsa dengan kemajuan teknologi dan transformasi sistem pendidikan mudah diakses, yang merupakan signifikansi teologi Al-Maun selama KH. Ahmad Dahlan perlu menambahkan ide-ide baru agar tetap diterapkan sampai sekarang. Kesimpulan Filantropi Islam adalah sebuah penerapan sikap kedermawanan yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dan tradisi dari umat-umat terdahulu yang dilaksanakan hingga saat ini. Dalam Islam, harta dipandang bukan sebagai satu satunya tujuan hidup di dunia, akan tetapi harta adalah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga manusia tidak dibenarkan untuk menumpuk numpuk harta. Dalam praktek filantropi Islam, Islam memiliki instrumen distribusi kekayaan melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf. Tantangan terbesar yang dihadapi Muhammadiyah dalam mengamalkan ajaran Al-Maun adalah munculnya era globalisasi yang tentunya membawa
  • 8. 85 AL-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir ©licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License Al-MUBARAK Jurnal Kajian Al-Quran & Tafsir Volume 8, No. 1, 2023 ISSN (print) : 2548-7248 / ISSN (online) : 2715-5692 Email : almubarakj1@gmail.com Homepage : http://journal.iaimsinjai.ac.id/indeks.php/al-mubarak DOI : https://doi.org/10.47435/al-mubarak.v7i1 banyak perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat, khususnya di Indonesia. Contoh dampak perubahan sistem pendidikan yang dibawa oleh aliran Muhammad sangat jelas terlihat dari sistem pendidikan sebelum adanya organisasi Muhammad dan sistem pendidikan setelah adanya organisasi Muhammad. Daftar Pustaka Dhino Suprayogo. (2022). Gerakan Filantropi Muhammadiyah dalam Pemaknaan Surat Al-Maun. kompasina. https://www.kompasiana.com/dhinosuprayogo9369/636cb3d308a8b57c68 13cbf4/gerakan-filantropi-muhammadiyah-dalam-pemaknaan-surat-al- maun Hasyimsyah Nasution, Irwan, & Hasrat Efendi Samosir. (2019). Pemberdayaan filantropi dalam meningkatkan kesejahteraan warga muhammadiyah di indonesia. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 43(No. 2 Juli-Desember), 284. Lih. Marc R. Cohen. (2005). Poverty and Charity in the Jewish Community of Medieval Egypt. (Princeton: Princeton University Press. Robert L. Payton & Michael P. Moody,. (2008). Understanding Philanthropy. (Blimington and Indianapolis: Indiana University Press,. suara muhammadiyah. (2021). Muhammadiyah sebagai Gerakan Filantropi: Perspektif Historis dan Sosiologis.