Teks tersebut merangkum perayaan hari raya Natal di Paroki St Markus Depok. Perayaan dimulai dengan misa malam Natal yang dihadiri oleh umat dari paroki tersebut dan sekitarnya. Perayaan berlanjut dengan misa Natal pada pagi dan sore harinya. Umat menyambut Natal dengan sukacita dan semangat.
Our family spend three days to reflect and redesign our family goal, vision, mission.
We do it yearly, as a/our family retreat.
Usually we choose a place, out of town, to meet the real, humble, simple... to get more inspiration from their way of life, their full heart life n love.
Ini adalah retret keluarga yang kami lakukan bertepatan dengan Tri Hari Kasih, atau Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, Minggu Paska)
Kami merasa retret ini amat bernilai bagi keluarga kami. Menambah kasih, iman dan harapan kami.
Siapa tahu, Anda, penemu slide ini dapat memanfaatkannya juga.
Jika Anda perlu pembimbing retret, --pribadi atau kelompok-- silakan kontak saya. Saya berpengalaman puluhan tahun membinbing retret. yrwidadaprayitna@wulangreh.com
Iman tanpa kasih tidak akan menghasilkan buah, sedang kasih tanpa iman hanya akan merupakan suatu perasaan yang senantiasa berada di bawah kuasa kebimbangan. Iman dan kasih saling membutuhkan satu sama lain, sedemikian sehingga yang satu akan membiarkan yang lain untuk tampil menurut jalurnya sendiri-sendiri. Memang, banyak orang kristiani membaktikan hidupnya dengan kasih bagi mereka yang tersendiri, yang termarginalkan atau yang terkucilkan, sebagiamana juga bagi mereka yang pertama-tama menuntut perhatian kita dan yang paling penting bagi kita untuk dibantu, sebab justru di dalam diri merekalah nampak cerminan wajah Kristus sendiri. Melalui iman kita dapat mengenal wajah Tuhan yang bangkit di dalam diri mereka yang meminta kasih kita.
Dalam upaya untuk membantu umat Katolik memiliki pemahaman iman mereka yang lebih baik dan menjadi saksi otentik bagi Kristus, Vatikan mengeluarkan sebuah rekomendasi pastoral untuk merayakan Tahun Iman. Dalam suratnya Porta Fidei (Pintu kepada Iman) Oktober lalu, Paus Benediktus XVI menetapkan Tahun Iman (11 Oktober 2012 - 24 November 2013) untuk membantu Gereja memfokuskan perhatian pada “Yesus Kristus dan keindahan memiliki iman kepada-Nya.”
“Gereja sangat menyadari masalah yang dihadapi iman” dan mengakui bahwa tanpa revitalisasi iman yang berakar dalam perjumpaan pribadi dengan Yesus.” Tahun Iman ini dimaksudkan untuk “penemuan kembali iman sehingga para anggota Gereja akan lebih kredibel dan dengan sukacita menjadi saksi Tuhan yang bangkit, yang mampu menuntun orang-orang yang sedang mencari untuk mengimani-Nya.”
Mau belajar cara yang seru dan kekinian untuk mendalami kisah Paskah yang sejati berdasarkan Alkitab? Ikutilah kelas diskusi "Bedah Paskah Menurut Lukas" yang diselenggarakan oleh SABDA Live Biblical Engagement. Bersama-sama, kita akan membedah Paskah dengan membandingkan metode "Klasik/Teks" dan metode "Visual/Media" untuk mendapat pelajaran tentang Paskah dengan cara pandang yang baru!
#paskah2022
#injillukas
#biblicalengagement
#SABDAEvent
#sabdalive
Our family spend three days to reflect and redesign our family goal, vision, mission.
We do it yearly, as a/our family retreat.
Usually we choose a place, out of town, to meet the real, humble, simple... to get more inspiration from their way of life, their full heart life n love.
Ini adalah retret keluarga yang kami lakukan bertepatan dengan Tri Hari Kasih, atau Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung, Minggu Paska)
Kami merasa retret ini amat bernilai bagi keluarga kami. Menambah kasih, iman dan harapan kami.
Siapa tahu, Anda, penemu slide ini dapat memanfaatkannya juga.
Jika Anda perlu pembimbing retret, --pribadi atau kelompok-- silakan kontak saya. Saya berpengalaman puluhan tahun membinbing retret. yrwidadaprayitna@wulangreh.com
Iman tanpa kasih tidak akan menghasilkan buah, sedang kasih tanpa iman hanya akan merupakan suatu perasaan yang senantiasa berada di bawah kuasa kebimbangan. Iman dan kasih saling membutuhkan satu sama lain, sedemikian sehingga yang satu akan membiarkan yang lain untuk tampil menurut jalurnya sendiri-sendiri. Memang, banyak orang kristiani membaktikan hidupnya dengan kasih bagi mereka yang tersendiri, yang termarginalkan atau yang terkucilkan, sebagiamana juga bagi mereka yang pertama-tama menuntut perhatian kita dan yang paling penting bagi kita untuk dibantu, sebab justru di dalam diri merekalah nampak cerminan wajah Kristus sendiri. Melalui iman kita dapat mengenal wajah Tuhan yang bangkit di dalam diri mereka yang meminta kasih kita.
Dalam upaya untuk membantu umat Katolik memiliki pemahaman iman mereka yang lebih baik dan menjadi saksi otentik bagi Kristus, Vatikan mengeluarkan sebuah rekomendasi pastoral untuk merayakan Tahun Iman. Dalam suratnya Porta Fidei (Pintu kepada Iman) Oktober lalu, Paus Benediktus XVI menetapkan Tahun Iman (11 Oktober 2012 - 24 November 2013) untuk membantu Gereja memfokuskan perhatian pada “Yesus Kristus dan keindahan memiliki iman kepada-Nya.”
“Gereja sangat menyadari masalah yang dihadapi iman” dan mengakui bahwa tanpa revitalisasi iman yang berakar dalam perjumpaan pribadi dengan Yesus.” Tahun Iman ini dimaksudkan untuk “penemuan kembali iman sehingga para anggota Gereja akan lebih kredibel dan dengan sukacita menjadi saksi Tuhan yang bangkit, yang mampu menuntun orang-orang yang sedang mencari untuk mengimani-Nya.”
Mau belajar cara yang seru dan kekinian untuk mendalami kisah Paskah yang sejati berdasarkan Alkitab? Ikutilah kelas diskusi "Bedah Paskah Menurut Lukas" yang diselenggarakan oleh SABDA Live Biblical Engagement. Bersama-sama, kita akan membedah Paskah dengan membandingkan metode "Klasik/Teks" dan metode "Visual/Media" untuk mendapat pelajaran tentang Paskah dengan cara pandang yang baru!
#paskah2022
#injillukas
#biblicalengagement
#SABDAEvent
#sabdalive
Tema :
“Hari Ini Telah Lahir Bagimu Juruselamat, Yaitu Kristus, Tuhan di Kota Daud” (Lukas 2:11)
Oleh: Ps Hendra Kasenda
Banyak orang menggugat mengapa kita merayakan hari lahir Yesus pada 25 Desember padahal tanggal itu bukan tanggal yang pasti tepat sesuai dengan hari kelahiran Yesus. Tapi bagi kita, orang Kristen tidak mengkultuskan tanggal 25 Desember melainkan memperingati Hari Kelahiran Yesus Kristus setiap hari. Karena ayat diatas jika dibaca kapan saja itu akan tetap berbunyi, “Hari ini…” Dengan demikian kapanpun hari natal atau kelahiran Yesus diperingati, seperti pada hari ini, akan tetap dibaca, “pada hari ini,” sehingga setiap saat Natal tetap selalu up to date.
Tahukah anda bahwa Natal itu berisi Kabar Bahagia kepada seluruh dunia. Mula-mula diberikan kepada Maria yang akan mengandung Yesus, Kepada Yusuf tunangan Maria, kepada para gembala, kepada para Orang Majus, dan juga Kepada Herodes. Saat ini kita akan memfokuskan membahas makna natal sebagai kabar bahagia yang datang kepada para Gembala dan kepada Orang Majus.
Aku menghendaki agar selama sembilan hari ini engkau membawa jiwa-jiwa ke mata air kerahiman-Ku supaya mereka menimba dari sana kekuatan dan kesegaran serta rahmat apa pun yang mereka butuhkan dalam menghadapi kerasnya hidup dan, khususnya, pada saat kematian. Setiap hari, hendaknya engkau mengantar sekelompok jiwa yang berbeda kepada hati-Ku. Hendaknya engkau membenamkan mereka di dalam lautan kerahiman-Ku, dan Aku akan membawa semua jiwa ini masuk ke rumah Bapa-Ku. (BCH #1209)
1. Edisi Mingguan
Minggu Pesta Keluarga Kudus
Tahun XIV
29-30 Desember 2012
Hari Minggu Pesta Keluarga Kudus
Yesus, Maria dan Yusuf
Bacaan I : 1Sam 1:20-22,24-28 (Berisi kisah
Hana yang mengandung Samuel setelah
setahun bernazar hendak
mempersembahkan korban bagi Tuhan,
apabila Tuhan memberikan keturunan
kepadanya. Hana kemudian memenuhi
nazarnya mempersembahkan korban
sekaligus mempersembahkan anaknya
Samuel kepada Tuhan melalui Nabi Eli.
Bacaan II : 1Yoh 3:1-2,21-24 ( Yohanes menegaskan bahwa setiap orang yang percaya kepada
Yesus Kristus akan disebut anak-anak Allah. Apa saja yang kita minta, kita akan memperolehnya
dari pada-Nya, karena kita menuruti perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
Perintah Allah itu adalah supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita
saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
Bacaan III : Luk 2:41-52 (Ketika Yesus berumur 12 tahun, Dia mengikuti orangtuanya (Maria dan
Yusuf) ke Yerusalem untuk merayakan hari Raya Paskah, yakni pembebasan orang Israel dari
perbudakan Mesir. Setelah perayaan, orangtua Yesus pulang, tetapi mereka baru mengetahui
Yesus tidak ada dalam rombongan setelah tiga hari Perjalanan pulang. Maria dan Yusuf pun pulang
menyusul anaknya ke Yerusalem dan mereka mendapati Yesus sedang bercakap-cakap dengan para
ahli Taurat di Bait Suci Yerusalem. Akhirnya, Yesus pun pulang bersama orangtuanya ke Nazaret
dan hidup dalam asuhan mereka. Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
1
2. Selamat Tahun Baru 2013
T idak terasa, satu tahun telah
berlalu. Tinggal hitungan jam, kita
sudah meninggalkan tahun 2012 dan
menyambut tahun baru 2013. Ada
banyak kenangan yang pahit maupun
manis di tahun 2013, namun semua
itu sudah berlalu.
Kini kita harus menatap masa depan dengan sejuta harapan baru. Angka 13 bagi
sebagian orang dianggap sebagai angka pembawa sial, tetapi bagi orang beriman
kepada Yesus Sang Terang, semua hari atau pun bilangan adalah baik adanya.
Karena itu, songsonglah tahun baru 2013 dengan penuh harapan dan iman,
sehingga tahun tersebut dapat diarungi tanpa keraguan. Mari kita ambil hikmah
dari tahun yang telah berlalu tentang apa yang telah kita kerjakan dan lakukan
untuk Allah, untuk orang lain atau orang di sekitar kita, keluarga kita sendiri
sebagai modal dan pengalaman memulai kehidupan baru di tahun 2013.
Masukilah tahun baru ini dengan semangat baru, resolusi baru dan komitmen
baru tuk menggapai kebahagiaan. Jadikanlah masa lalu sebagai sebuah pelajaran,
dan terimalah masa kini sebagai sebuah kesempatan untuk meraih keberhasilan
dan berbuat baik bagi sesama, lalu jadikanlah masa depan sebagai cita-cita yang
dapat kita gapai.
Apa pun bisa kita lakukan dengan sukses kalau semua itu disandarkan kepada
kehendak Allah yang telah mengasihi kita. Semoga kasih itu sungguh tinggal dan
memancar dari diri kita yang telah memperoleh anugerah kasih, sehingga kita
pun seperti bayi Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. Amin
Salam Redaksi
2
3. Meriahnya Natal di Paroki St Markus Depok (tunggu foto)
S uasana Gereja Katolik St Markus Depok II Timur, Jawa Barat, Senin malam
24 Desember 2012, sungguh lain dari biasanya. Umat sejak pukul 18.00 WIB
sudah menyemut di gereja ini, padahal Misa baru berlangsung pukul 20.00 atau
jam 8 malam.
Entah karena Misa malam Natal hanya berlangsung sekali, gereja penuh sesak dan
meluber sampai di halaman termasuk halaman parkir di depan gereja.
Mengharukan dan ini pertanda kerinduan umat St Markus dan paroki lainnya
sunggu besar untuk menyambut bayi Yesus tanda Allah yang penuh kasih dan
mau merendahkan diri-Nya,
Cuaca yang cerah malam itu sangat membantu berlangsungnya perayaan Natal.
Malam Natal juga berlangsung aman dengan kehadiran petugas dari kepolisian
resort Depok, dan sector Sukmajaya, anggota TNI dari Koramil dan Kodim
setempat serta pemuda Banser Nahdlatul Ulama Depok berikut warga dari RT dan
RW sekitar gereja.
Misa malam Natal dipersembahkan pastor paroki, Romo RD Antonius Dwi
Haryanto dibantu Frater Jeremias Uskono dan Frater Ardian dengan dimeriahkan
paduan suara dari Wilayah St Fransiskus Xaverius dan tata tertib dan
persembahan orang muda Katolik (OMK) dari wilayah yang sama.
Romo Anton dalam homilinya mengajak umat untuk bisa menemukan arti atau
makna perayaan Natal, yang sehingga membuat kita semakin merasakan
kehadiran dan penyertaan Tuhan Yesus. Menurutnya, kita akan menemukan
makna Natal jika kita sendiri membawa damai dan terang bagi sesama kita.
Di samping misa malam Natal, Senin 24 Desember, perayaan Natal di Paroki St
Markus ini ada dua misa Natal lainnya, yakni Selasa pagi, 25 Desember dan
Selasa sore. Misa Natal Selasa pagi yang juga dipimpin Romo Anton dimeriahkan
dengan paduan suara anak-anak bina iman anak (BIA) asuhan Desy Sinaga.
Sukacita Natal menyambut kanak-kanak Yesus, sungguh terpancar di wajah anak-
anak yang hadir bersama orangtua atau keluarga mereka. Seusai Misa, anak-anak
yang hadir mendapatkan bingkisan Natal dari Pembina BIA, hingga semuanya
pulang dalam damai dan sukacita Natal.
Kini perayaan Natal telah usai, tetapi semangat Natal harus terus menggema
sepanjang hidup. Untuk itu, hendaknya setiap umat dari paroki ini atau pun dari
paroki lainnya berlomba agar kanak-kanak Yesus sungguh lahir dan tumbuh
dalam hati masing-masing, dalam rumah tangga, lingkungan dan wilayah serta
paroki.
3
4. Itu artinya dalam perjalanan waktu hidup kita, hendaknya kita bisa memancarkan
terang Natal yang dibawa oleh Yesus dengan berbagi dan bersolider kepada
sesame tanpa syarat dan tanpa batas. Kita telah menerima anugerah kasih itu dari
Allah, sebab itu kita pun hendaknya mengasihi sesama kita. Damai sejahtera
menyertai kita sepanjang masa. Semoga. (Mars)
Renungan (belum diganti atau juga tidak perlu)
Oleh Y. Eko Putranto
Para pembaca Warta Paroki (WP) dan seluruh umat Paroki St Markus Depok 2
Timur yang terkasih. Masa Adven yang sedang berjalan merupakan masa orang
untuk “merenung” dan “bertanya kembali”.
Ada pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh manusia. Untuk apa manusia
hidup? Jawaban atas pertanyaan itu memberikan “wawasan siapa” itu manusia.
Kesadaran yang menjawab siapa itu manusia akan memberikan pula ‘keyakinan’
akan harga ‘diri’ manusia yang semakin meningkat atau menurun. Hal itu akan
tergantung pada arah ‘kesadaran’ itu. Marilah kita bersama merenungkan
kenyataan itu berdasarkan bacaan-bacaan pada hari Minggu ke-3 Adven ini.
Dalam Pembuangan
Sewaktu Nabi Baruk menyampaikan nubuat bahwa Allah mengenakan kemulian
kepada umat-Nya, umat Israel sedang berada dalam pembuangan. Hidup dalam
pembuangan menimbulkan pengalaman yang ‘menyakitkan’ ialah kehilangan
‘harga diri’. Padahal, harga diri yang merupakan yang paling ‘dirindukan’ oleh
setiap manusia. Sebetulnya orang Israel hidup di dalam pembuangan, karena
mereka sendiri telah mengesampingkan dan membuang harga diri mereka dalam
Allah selama mereka hidup di Tanah Air mereka. Hidup dalam kelimpahan
membuat mereka semakin lama semakin ‘ kehilangan’ Allah dank arena itu,
semakin ‘kehilangan harga diri’ di hadapan. Dan karena itu, orang Israel hidup
4
5. dalam pembuangan, Allah menyampaikan akan memulihkan kemuliaan manusia
dan memberi harga diri lagi.
Tidak berlebihan, bila dikatakan bahwa manusia masa kini juga sering menderita
hidup dalam pembuangan meski mungkin masih berada di tanah sendiri.
Mengapa demikian? Pernah dalam sebuah surat kabar Harian Kompas dimuat
sebuah karikatur yang menggambarkan di tengah naiknya semua harga barang-
barang, ada satu harga yang malahan menurun yaitu ‘HARGA DIRI’. Banyak
peristiwa yang menggambarkan betapa banyak orang kehilangan harga diri.
Kalau orang / umat yang tidak punya lagi harga diri itu semakin tinggi
kedudukannya akan semakin membawa ‘kesengsaraan’ banyak orang / umat.
Sekarang ini orang memang sedang sibuk membangun harga diri dan gambaran
diri dengan berbagai macam cara , di tengah – tengah banyak orang / umat
kehilangan harga diri. Secara singkat orang ‘terperangkap’ pada budaya
‘penampilan’ untuk membangun harga diri dengan mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya. Ada yang membangun harga diri pada jabatan dan
kekuasaan. Ada yang membangun harga diri dengan jabatan dan kekuasaan. Ada
yang membangun harga diri dengan memiliki rumah di mana-mana. Ada yang
membangun harga diri dengan ‘TAMPIL’ seperti tokoh-tokoh terkenal. Dengan
begitu orang ‘tidak menjadi dirinya sendiri’. Mereka membangun harga diri dan
‘gambaran diri palsu’. Model yang lain yaitu dengan ‘tidak peduli sama sekali’
dengan harga diri, dengan mabuk-mabukan ; minum ectasy ; mudah tersulut
akan perkelahian ; tawuran dan lain sebagainya. Hal yang paling buruk ialah
bahwa orang ‘sudah tidak tahu lagi membedakan antara BENAR dan DUSTA’.
Harga diri memang ‘berkaitan erat’ dengan kebenaran sejati.
Bertobatlah
Akibat dari pembuangan harga diri ‘yang salah’ ialah orang hanya hidup untuk
sekarang. Karena orang ‘dikemudikan’ oleh harga diri palsu, maka pemenuhan
diri palsu ‘menjadi pusat pemikiran’, pilihan dan keputusan – keputusan. Tanpa
sadar orang hanya berpikir cepat bagaimana dapat mendapatkan uang sebanyak-
banyaknya, bagaimana dapat mempertahankan kedudukan dan kuasa,
bagaimana dapat hidup selalu dihormati. Untuk itu semua cara ditempuh, tanpa
berpikir apakah cara itu ‘merugikan’ atau ‘menyengsarakan’ orang lain atau
5
6. tidak. Bertindak secara moral tidak lagi masuk ke dalam benak. Padahal
bertindak secara moral benar merupakan ‘manifestasi’ bahwa orang tidak hanya
berpikir ‘masa kini’, tetapi juga ‘berwawasan ke masa depan’. Hidup ‘bermoral’
tidaklah sekedar untuk hidup masa kini, tetapi juga hidup untuk ‘menabung masa
depan’ yang sesungguhnya.
Bila kita melihat ada orang berjuang keras untuk mengumpulkan harta dan
kekayaan dengan ‘menghalalkan segala cara’ bagi jaminan hidup tujuh turunan
memang, itu tampaknya berwawasan masa depan. Tetapi, masa depan yang
diperjuangkan adalah masa depan ‘palsu’ karena bertitik tolak pada harga diri
yang palsu pula! Harga diri manusia memang ada pada masa depan yang ada
pada masa depan yang datang dari Allah.
Memperjuangkan masa depan yang ada pada Allah, itulah yang akan meluruskan
jalan manusia, bila telah dibelokkan oleh harga diri palsu pula. Masa depan ada
pada Allah itulah yang akan ‘meratakan’ jalan dan ‘menghapus’ lubang serta
jurang yang diciptakan harga diri palsu.
Pertobatan pada masa Adven merupakan ‘pelepasan diri’ dari perangkap hanya
hidup untuk masa kini, dengan akibat hidup untuk hidup masa kini, dengan
akibat hidup ngawur tidak bertanggung jawab, banyak dusta. Pertobatan masa
Adven berarti ‘berbalik membangun’ hidup dalam ‘prespektif ke masa depan’.
Menuju ke masa depan itulah yang akan membuat kita ‘rela’ dan ‘berani’
dituntun oleh Allah menuju ‘harga diri benar,’ yaitu manusia menjadi seperti
yang ‘dirancang’ oleh Allah. Adven masa penantian dan pengarahan diri ke masa
depan. Masa depan kita digambarkan sebagai kedantangan Yesus Kristus yang
turun dari Bapa dan akan naik kepada Bapa. Kenyataan seperti itulah yang kita
dalami dalam masa Adven ini.
Hidup dalam Kegiatan Yesus Kristus
Dalam iman kita, seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus, ternyata
membangun harga diri benar merupakan karya Allah dalam Yesus Kristus. Hal itu
diungkapkan sebagai berikut, “Aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai
pekerjaan baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya, pada
hari Kristus Yesus” (Flp. 1:6). Mengingat kenyataan itu, St. Paulus mengharapkan
6
7. agar kita hidup secara benar, sebagaimana diungkapkan sebagai berikut: “Dan
inilah doaku, semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang
benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa
yang baik, supaya kamu suci dan tidak bercacat yang dikerjakan oleh Yesus
Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” (Flp. 1:9-11)
Itulah doa yang tepat dan benar untuk membangun hidup dan harga diri kita
dalam prespektif ke masa depan kita di dalam Yesus Kristus.
Para pembaca WP dan seluruh umat Paroki St. Markus Depok 2 Timur,
sebelumnya saya minta maaf kalau di permulaan masa Adven yang pertama
tulisan saya tidak dapat terbit karena masalah teknis. Perkenankanlah saya
mengucapkan selamat menjalankan ‘Aksi Adven Pembangunan tahun 2012’ dan
memasuki tahun liturgi baru tahun liturgi C/I. Penulis adalah Ketua Seksi Kitab
Suci
Bangkit dan Pancarkan Terang Natal di Sekitar Kita
Oleh Robertus Dioyono.
Salam dalam Kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
P astor Paroki St Markus Depok II Timur Romo RD Antonius Dwi Haryanto, Frater Jeremias
Uskono dan Frater Ardian yang kami hormati, Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudari umat
paroki St. Markus maupun umat paroki lain yang kami cintai. Puji dan syukur patut kita panjatkan
ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, karena atas kasih dan karunia-Nya kita semua diberikan
kesehatan dan kesempatan, sehingga dapat merayakan Natal 25 Desember 2012 dan
menyongsong Tahun Baru 1 Januari 2013. Dalam peristiwa Natal ini, kita merayakan kelahiran Bayi
Yesus yang kita imani sebagai Penyelamat. Perayaan Natal pada hakikatnya adalah momentum bagi
7
8. tidak. Bertindak secara moral tidak lagi masuk ke dalam benak. Padahal
bertindak secara moral benar merupakan ‘manifestasi’ bahwa orang tidak hanya
berpikir ‘masa kini’, tetapi juga ‘berwawasan ke masa depan’. Hidup ‘bermoral’
tidaklah sekedar untuk hidup masa kini, tetapi juga hidup untuk ‘menabung masa
depan’ yang sesungguhnya.
Bila kita melihat ada orang berjuang keras untuk mengumpulkan harta dan
kekayaan dengan ‘menghalalkan segala cara’ bagi jaminan hidup tujuh turunan
memang, itu tampaknya berwawasan masa depan. Tetapi, masa depan yang
diperjuangkan adalah masa depan ‘palsu’ karena bertitik tolak pada harga diri
yang palsu pula! Harga diri manusia memang ada pada masa depan yang ada
pada masa depan yang datang dari Allah.
Memperjuangkan masa depan yang ada pada Allah, itulah yang akan meluruskan
jalan manusia, bila telah dibelokkan oleh harga diri palsu pula. Masa depan ada
pada Allah itulah yang akan ‘meratakan’ jalan dan ‘menghapus’ lubang serta
jurang yang diciptakan harga diri palsu.
Pertobatan pada masa Adven merupakan ‘pelepasan diri’ dari perangkap hanya
hidup untuk masa kini, dengan akibat hidup untuk hidup masa kini, dengan
akibat hidup ngawur tidak bertanggung jawab, banyak dusta. Pertobatan masa
Adven berarti ‘berbalik membangun’ hidup dalam ‘prespektif ke masa depan’.
Menuju ke masa depan itulah yang akan membuat kita ‘rela’ dan ‘berani’
dituntun oleh Allah menuju ‘harga diri benar,’ yaitu manusia menjadi seperti
yang ‘dirancang’ oleh Allah. Adven masa penantian dan pengarahan diri ke masa
depan. Masa depan kita digambarkan sebagai kedantangan Yesus Kristus yang
turun dari Bapa dan akan naik kepada Bapa. Kenyataan seperti itulah yang kita
dalami dalam masa Adven ini.
Hidup dalam Kegiatan Yesus Kristus
Dalam iman kita, seperti yang diungkapkan oleh rasul Paulus, ternyata
membangun harga diri benar merupakan karya Allah dalam Yesus Kristus. Hal itu
diungkapkan sebagai berikut, “Aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai
pekerjaan baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya, pada
hari Kristus Yesus” (Flp. 1:6). Mengingat kenyataan itu, St. Paulus mengharapkan
6