Modul ini menjelaskan tentang konsep dan ruang lingkup pemasaran baik dari lingkungan internal dan eksternal serta perilaku konsumen dan sistem Informasi Pemasaran bagi mahasiswa yang sedang mempelaji mata kuliah Manajemen Pemasaran.
Modul ini menjelaskan tentang konsep dan ruang lingkup pemasaran baik dari lingkungan internal dan eksternal serta perilaku konsumen dan sistem Informasi Pemasaran bagi mahasiswa yang sedang mempelaji mata kuliah Manajemen Pemasaran.
Manajemen pemasaran adalah sesuatu proses yang digunakan oleh suatu perusahaan atau orang yang melakukan usaha dalam mengenalkan produk atau jasa yang akan mereka pasarkan.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
1. MANAJEMEN PEMASARAN DAN BAURAN
PEMASARAN
Dibuat Oleh :
NAMA : LINA PUTRI YANI
NIM : 43217110030
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. HAPZI ALI, CMA
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
2. MANAJEMEN PEMASARAN DAN BAURAN
PEMASARAN
I. PENGERTIAN MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah proses penetapan tujuan-tujuan pemasaran bagi
suatu organisasi (dengan mempertimbangkan sumber daya internal dan peluang
pasar), perencanaan, dan pelaksanaan aktivitas untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, dan
mengukur kemajuan ke arah pencapaiannya.
Globalisasi telah mendorong beberapa perusahaan untuk memasarkan di luar negara asal
mereka. Pemasaran internasional merupakan bagian dari strategi pemasaran perusahaan-
perusahaan tersebut. Manajer pemasaran sering bertanggung jawab untuk mempengaruhi
tingkat, waktu, dan komposisi permintaan pelanggan. Hal itu berlaku tidak pada semua kasus
karena peran seorang manajer pemasaran dapat bervariasi sangat signifikan berdasarkan
ukuran bisnis, budaya organisasi, dan konteks industri. Sebagai contoh, dalam sebuah
perusahaan produk konsumen besar, manajer pemasaran dapat bertindak sebagai manajer
umum dari keseluruhan produk yang menjadi tugasnya. Untuk menciptakan strategi
manajemen pemasaran yang efektif dan efisien, perusahaan harus memiliki pemahaman
mendetail dan objektif mengenai bisnis mereka sendiri dan pasar tempat mereka beroperasi.
Dalam menganalisis permasalahan-permasalahan ini, bidang manajemen pemasaran sering
tumpang-tindih bidang perencanaan strategis.
II. FUNGSI MANAJEMEN PEMASARAN
1.Fungsi Jual-Beli
Fungsi pertama dari manajemen pemasaran adalah dalam urusan jual-beli. Pada dasarnya jual-
beli merupakan aktivitas yang bersifat timbal-balik antar produsen dengan konsumen. Proses
ini dalam pemasaran dikenal dengan istilah pertukaran. Melalui penerapan manajemen yang
baik dan benar, maka pemasaran yang dilakukan dapat menimbulkan aktivitas jual-beli yang
memberi dampak positif. Dengan kata lain, melalui manajemen tersebut ada keuntungan yang
dihasilkan dari proses jual-beli, baik bagi produsen maupun konsumen itu sendiri.
2. Fungsi Pemrosesan Produk
Fungsi berikutnya dari manajemen ini adalah sebagai upaya untuk menerapkan pengelolaan
produk yang baik dan benar. Pengelolaan produk yang dimaksud dimulai dari fase proses
produksi, pengangkutannya, hingga aspek penyimpanannya. Misalnya membuat fase produksi
buah Semangka yang dilakukan di perkebunan. Setelah berhasil dipanen, maka selanjutnya
buah Semangka tersebut diolah, lalu diangkut menuju pasar. Kemudian tiba di pasar, tentunya
buah memerlukan tempat penyimpanan layak agar tidak mudah busuk. Inilah yang menjadi
salah satu fungsi manajemen pemasaran ini.
3. Fungsi Pengelolaan Pasar
3. Fungsi lainnya dari manajemen pemasaran adalah sebagai upaya pengelolaan pasar. Melalui
manajemen ini seseorang mampu mengelola pasar yang akan dituju untuk menjual produknya.
Kegiatan pengelolaan tersebut meliputi penentuan target pasar, pendataan konsumen,
penentuan harga, serta penetapan target penjualan. Sehingga dengan menerapkan hal ini, Ia
dapat memperoleh hasil penjualan yang maksimal.
III. STRUKTUR MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen pemasaran menggunakan berbagai alat dari ilmu ekonomi dan strategi
kompetitif untuk menganalisis konteks industri yang terkait dengan operasi perusahaan.
Termasuk di dalamnya lima kekuatan Porter, analisis kelompok kompetitor strategis, dan
analisis rantai nilai. Tergantung pada industrinya, konteks regulasi mungkin juga penting untuk
dipelajari secara rinci. Dalam analisis kompetitor, pemasar membentuk data profil rinci dari
setiap kompetitor di pasar, dengan fokus terutama pada kekuatan dan kelemahan kompetitif
relatif mereka menggunakan analisis SWOT. Manajer pemasaran akan mempelajari struktur
biaya, sumber keuntungan, sumber daya dan kompetensi, posisi kompetitif dan diferensiasi
produk, tingkat integrasi vertikal, riwayat respon terhadap perkembangan industri, dan faktor
lainnya dari setiap kompetitor.
IV. IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMASARAN
CONTOH SEKOLAH (STUDI KASUS DI SEKOLAH GURU TAMAN KANAK-
KANAK ISLAM TERPADU)
Sebagai renpon terhadap Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1990 yang mengatur
penyelenggaraan Taman kanak-kanak sebagai salah satu pendidikan pra sekolah, yang saat ini
semakin banyak bermunculan TK-TK umum maupun TK-TK Islam yang bahkan berkembang
menjadi TK unggulan dan TKIT (Taman Kanak-kanak Islam Terpadu) dengan mengenalkan
model full day school dan metode learning by doing serta menerapkan konsep penolakan
terhadap dikotomi dunia akhirat. Berkembangnya TKIT dan TK unggulan dibutuhkan guru
Taman Kanak-kanak yang berkualitas, professional, ahli ilmu tertentu dan sebagai seorang
fasilitator peserta didik ke dunia informasi. Kondisi ini mendorong para pendiri SGTKIT untuk
memberikan wadah bagi calon guru dengan menawarkan program pendidikan profesi Diploma
II. Dalam penelitian ini metode penelitian kasus digunakan dalam menentukan subyek direktur
sekolah, staff pengajar dan karyawan, serta masyarakat di sekitar SGTKIT yang ikut
berpengaruh untuk memperoleh data yang lebih umum dan sempurna. Sumber datanya
diperoleh melalui data primer, data sekunder, dan kepustakaan. Metode pengumpulan data
melalui observasi, interview, dan dokumentasi. Dalam analisis data, menggunakan metode
analisis data kuantitatif, dan untuk menganalisis data yang bersifat kualitatif menggunakan
metode deskriptif analisis, dan untuk menafsirkan data tersebut digunakan metode induktif.
Sebagai lembaga yangmenawarkan produk jasa pendidikan SGTKIT mengarahkan orientasi
pada pemenuhan kebutuhan tenaga guru TKIT yang berada dalam jaringan kerjasama
SGTKIT. Upaya peningkatan kualitas dan optimalisasi dalam menyiapkan tenagaguru TK
dituangkan dalam bentuk kebijakan yaitu:
4. 1. Upaya membuka program extention (pelatihan) dilaksanakan SGTKIT untuk memenuhi
permintaan tenaga guru TK yang berafiliasi di bawah naungan Bina Anak Sholeh Yogyakarta.
2. Memperluas jaringan kerjasama SGTKIT untuk membuka peluang kerja bagi calon guru
TKIT sampai ke Jawa Tengah.
3. Merekrut dosen yang memiliki background pendidikan sesuai dengan tugas mengajarnya di
bidang yang terkait dengan tugas yang diemban SGTKIT. 4. Upaya menjaga/mengontrol
kualitas pendidikan.
V. PENGERTIAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Bauran Pemasaran digunakan pertama kali oleh Neil Borden (1964) yang terinspirasi
dari gagasan James Cullington (1948). Gagasannya adalah bahwa
seorang eksekutif bisnis berperan sebagai 'mixer of ingredients'. Borden (1964) menyusun
daftar elemen bauran pemasaran yang terdiri atas 12 aspek. Daftar tersebut kemudian
disederhanakan dan dipopulerkan oleh Jerome McCarthy(1968) ke dalam empat aspek
pokok: Product, Price, Place, dan Promotion, yang kemudian dikenal dengan istilah 4P.
Kritik terhadap 4P telah mendorong sejumlah pakar pemasaran mengemukakan model bauran
pemasaran yang baru, di antaranya model 7P Service Marketing Mix (Booms & Bitner,
1981) dan model bauran pemasaran holistic marketing (Kotler & Keller, 2006). Hingga saat
ini, model 4P masih tetap paling populer dan menjadi elemen kunci dalam sebagian besar
literatur pemasaran. Manajer pemasaran akan mengambil pendekatan tergantung
pada industri dan target rencana pemasarannya.
VI. FUNGSI BAURAN PEMASARAN
Penetapan harga memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut:
• Mendapatkan Laba Maksimum
Dalam pelaksanaan transaksi di pasar, harga jual sering ditentukan oleh penjual dan pembeli.
Semakin besar daya beli konsumen, maka produsen memiliki kesempatan yang lebih besar
untuk menaikkan harga jual produk. Dengan demikian, tingkat keuntungan yang bisa diperoleh
pun pada nantinya akan semakin tinggi. Demikian sebaliknya, semakin rendah kemampuan
konsumen, maka sebaiknya penjual tidak terlalu tinggi mengharapkan selisih keuntungan.
Karena hal ini bisa berdampak pada hilangnya konsumen yang akan membeli produk yang
dijual.
• Mendapatkan Pengembalian Investasi yang Ditargetkan
Harga bisa digunakan untuk memberikan estimasi kapan investasi yang sudah ditanamkan akan
segera mendapatkan pengembalian. Dan yang perlu dipahami adalah, nilai investasi yang sudah
ditanamkan, hanya bisa dikembalikan secara murni melalui pencapaian laba dari penjualan
produk. Semakin tinggi laba yang bisa diperoleh, maka semakin cepat nilai investasi yang
ditanamkan segera kembali.
• Mencegah Persaingan
5. Untuk penjual yang menjual produk yang sama, maka mereka tidak akan bisa saling
menjatuhkan dengan menjual produk lebih rendah dari harga yang ditawarkan pesaing. Bagi
para penjual, persaingan merebut hati konsumen bisa dilakukan dengan cara diluar memainkan
harga jual produk. Misalnya dengan meningkatkan pelayanan atau memberikan bonus kepada
konsumen.
• Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share
Harga dimanfaatkan untuk menjaga market share ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki kemampuan terbatas. Sehingga mereka tidak memiliki kemampuan di bidang lain
untuk menjaga agar market share mereka tetap pada posisi yang diinginkan. Namun, bagi
perusahaan yang memiliki dukungan di luar pemasaran cukup bagus, kiranya bisa melakukan
kebijakan lain di luar masalah harga untuk menjaga market share mereka.
VII. STRUKTUR BAURAN PEMASARAN
Pada 1948, Profesor James Culliton dari Harvard Business School menulis sebuah artikel
yang berjudul "The Management of Marketing Costs". Cullington menegaskan bahwa seorang
eksekutif bisnis adalah: "decider," an "artist"---a "mixer of ingredients," who sometimes
follows a recipe prepared by others, sometimes prepares his own recipe as he goes along,
sometimes adapts a recipe to the ingredients immediately available, and sometimes
experiments with or incests ingredients no one else has tried. (Cullington, 1948)
Seorang eksekutif bisnis dikatakan sebagai 'mixer of ingredients,' yang kadang mengikuti resep
orang lain, kadang menyiapkan resepnya sendiri, kadang menyesuaikan resep dengan bahan-
bahan yang tersedia, dan kadang bereksperimen dengan atau menemukan bahan-bahan yang
belum pernah dicoba. Neil Borden terpikat dengan gagasan ini dan kemudian
mengadaptasikannya pada konteks eksekutif pemasaran sebagai 'mixer of ingredients' yang
harus selalu kreatif dalam mengelola bauran prosedur dan kebijakan pemasaran dalam rangka
menghasilkan laba bagi perusahaan.
Dalam artikelnya yang berjudul "The Concept of the Marketing Mix" yang dipublikasikan pada
tahun 1964, Borden menyusun daftar elemen-elemen bauran pemasaran yang terdiri atas 12
aspek, yang terdiri atas:
1. Product Planning
2. Pricing
3. Branding
4. Channels of Distribution
5. Personal Selling
6. Advertising
7. Promotions
8. Packaging
9. Display
10. Servicing
11. Physical Handling
12. Fact Finding and Analysis
6. Bauran Pemasaran 4P
Model 4P dipopulerkan oleh Jerome McCarthy (1968) yang mengemukakan empat elemen
bauran pemasaran: Product, Price, Promotion, dan Place (Distribution).
Elemen Deskripsi
Product
Variasi produk, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, ukuran,
layanan, garansi, dan retur.
Price
Harga katalog, diskon, potongan khusus, periode pembayaran, dan
persyaratan kredit.
Promotion
Promosi penjualan, periklanan, personal selling, public relations, dan direct
marketing.
Distribution
Saluran distribusi cakupan distribusi, kelengkapan produk, lokasi, persediaan,
fasilitas penyimpanan, pengedaran dan transportasi.
VIII. IMPLEMENTASI BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
CONTOH PADA PENJUALAN PRODUK UMROH DAN HAJI PLUS (STUDI
KASUS PT. ARMINAREKA PERDANA CABANG SEMARANG).
Di era globalisasi fenomena biro travel haji dan umroh di Indonesia berkembang sangat cepat
disertai dengan penerapan strategi yang dijalankan sebuah perusahaan jasa yang dirancang agar
mencapai tujuan keberhasilan dalam menjalankan bisnisnya. Penelitian ini berjudul”
Implementasi Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) Pada Penjualan Produk Umroh Dan
Haji Plus”( Studi Kasus PT.Arminareka Perdana Cabang Semarang) pada periode 2010 sampai
2014. Dimana tahun 2013 terjadi penurunan volume penjualan dan naik secara significant pada
tahun 2014. Strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang digunakan adalah dengan
menggunakan 7 unsur (7P) yakni: Product, price, promotion, place, people, process, customer
service/pelayanan konsumen yang dilakukan PT.Arminareka Perdana Cabang Semarang dalam
meningkatkan volume penjualannya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan sumber data primer
dan data sekunder dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara langsung dengan pihak
PT.Arminareka Perdana Cabang Semarang dan dokumentasi. Sedangkan analisis data
menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan teknik SWOT. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa PT.Arminareka Perdana Cabang Semarang secara keseluruhan hasil dan
tujuannya untuk meningkatkan volume penjualan telah tercapai melalui mengimplementasikan
strategi bauran pemasaran(marketing mix) 7P: Product, price, promotion, place, people,
process,customer service(pelayanan konsumen.). Penulis mendapatkan beberapa temuan
diantaranya adalah di dalam bauran pemasaran (marketing mix) yaitu dari strategi produk yang
7. ditawarkan adalah bermutu, variatif menyesuaikan kebutuhan masyarakat (meningkat) dari
tahun ke tahun yakni produk umroh dan haji plus sesuai dengan kebutuhan rohani / religius
penduduk Indonesia yang mayoritas umat muslim. Harga (bersaing/kompetitif ) yakni sesuai
dengan fasilitas yang ditawarkan. Promosi (efektif) gencar menggunakan periklanan dengan
internet, brosur, spanduk dan lain-lain. Publisitas dengan presentasi pada kegiatan yang bersifat
keagamaan seperti: pengajian-pengajian, pameran-pameran. Promosi penjualan (sales
promotion) yakni melalui sistem networking /jaringan kemitraan dan berdasarkan informasi
dari mulut ke mulut (word of mouth). Pemilihan tempat/lokasi yang strategis mudah dijangkau
oleh transportasi, dekat dengan pusat perbelanjaan (DP Mall Semarang), dan menggunakan
sistem jemput bola. Hubungan yang baik antara atasan dengan karyawan maupun sesama
karyawan. SDM berkualitas sudah terampil dan merata karena mendapat training terlebih
dahulu oleh PT.Arminareka Perdana Fasilitas pendukung yang lengkap dan dalam memberikan
pelayanan (intensif) efisien, ramah dan informasi memuaskan.
IX. DAFTAR PUSTAKA
1. "AMA Dictionary". American Marketing Association (dalam bahasa bahasa Inggris).
Diakses tanggal 29-01-2016. Marketing management (or management of marketing) is
the process of setting marketing goals for an organization (considering internal
resources and market opportunities), the planning and execution of activities to meet
these goals, and measuring progress toward their achievement. Periksa nilai tanggal
di: |access-date= (bantuan)
2. Joshi, Rakesh Mohan (2005). International Marketing (dalam bahasa bahasa Inggris).
New Delhi & New York: Oxford University Press.
3. Kotler, Philip; Keller, Kevin Lane (2006). Marketing Management (dalam bahasa
bahasa Inggris) (edisi ke-12th). Pearson Prentice Hall. ISBN 0-13-145757-8.
4. Clancy, Kevin J.; Peter C. Kriegafsd (2000). Counter intuitive Marketing. The Free
Press. ISBN 0-684-85555-0.
5. Porter, Michael (1998). Competitive Strategy (revised ed.) (dalam bahasa bahasa
Inggris). The Free Press. ISBN 0-684-84148-7.
6. Dima, Sella Oktavia (2015) Implementasi strategi bauran pemasaran (marketing mix)
pada penjualan produk umroh dan haji plus (studi kasus PT Arminareka Perdana
Cabang Semarang). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.
7. Borden, N. H. (1964). The Concept of the Marketing Mix. Journal of Advertising
Research, 4(June), 2-7.
8. Cullington, J. W. (1948). The Management of Marketing Costs. Boston: Division of
Research, Graduate School of Business Administration, Harvard University.
9. McCarthy, J. E. (1968). Basic Marketing. A Managerial Approach. Homewood, IL:
Irwin.
10. Baker, M., Graham, D. Harker and M. Harker (1998), Marketing: Managerial
Foundations. South Yarra: Macmillan Education Australia Pty Ltd.
11. Booms, B. H. & Bitner, M. J. (1981). Marketing strategies and organization structures
for service firms", in Donelly, J. H. & George, W. R. (eds.), Marketing of Service.
Chicago: American Marketing Association, pp. 47-51.
12. Kotler, P., & Keller, K. L. (2006). Marketing Management (12th
ed.) Upper Saddle
River, NJ: Prentice Hall.
8. 13. YUSRI KURNIATI - NIM. 95473160, (2010) IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMASARAN SEKOLAH (STUDI KASUS DI SEKOLAH GURU TAMAN KANAK-
KANAK ISLAM TERPADU).Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.