Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
More Related Content
Similar to 05.3 bab 3.pdfjshdhgxgggxggxxgxhdhhdgdygdgsv
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. 33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian lapangan
(field research) dalam penelitian ini menggunakan participant observation
di mana peneliti atau penulis berperan sebagai human instrument.36
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas
(PTK). Menurut Carr dan Kemmis, poin penting dari penelitian tindakan
kelas yakni:37
1. PTK adalah bentuk penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri.
2. PTK dilakukan dengan melibatkan peserta pada kondisi yang diteliti,
meliputi guru dan peserta didik ataupun kepala sekolah.
3. PTK dilakukan dalam peristiwa sosial, termasuk situasi pendidikan.
4. Tujuan PTK yaitu untuk memperbaiki dasar pemikiran, praktik
pembelajaran, pemahaman pembelajaran, dan situasi lembaga praktik
tersebut dilaksanakan.
Dari pengertian poin di atas, PTK merupakan tindakan peneliti untuk
mencermati situasi kesenjangan dengan menggunakan metode refleksi diri
yang bertujuan untuk perbaikan aspek pembelajaran.
36
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 17.
37
Suyadi, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Diva Press, 2012), hal. 22.
2. 34
B. Model Penelitian
Model penelitian pada penelitian tindakan kelas menggunakan model
Kurt Lewin. Kurt Lewin menjabarkan terdapat 4 hal yang harus dilakukan
ketika penelitian tindakan kelas, meliputi38
;
1. Perencanaan: proses penentuan program dari peneliti yang berbentuk
ide gagasan sebagai langkah perbaikan,
2. Tindakan: perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan
perencanaan yang ditentukan,
3. Observasi: pengamatan yang dilakukan peneliti untuk mengetahui
efektivitas dan kelemahan dalam sebuah tindakan yang telah dilakukan,
4. Refleksi: kegiatan menganalisis hasil observasi hingga terciptanya
program ataupun perencanaan baru.
Dari kesimpulan model penelitian di atas, menggunakan proses
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
C. Tempat atau Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Fakultas Ilmu Agama Islam Kampus
Utama, Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang KM. 14,5, Kec.
Nganglik, Kab. Sleman, Yogyakarta.
D. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode tindakan kelas
yang dirancang dalam dua siklus, jika hasil siklus I belum sesuai dengan
38
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Premadia Group, 2009),
hal. 49-50.
3. 35
tujuan penelitian yang diharapkan, maka akan dilakukan tindakan siklus II
sebagai perbaikan. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak II siklus dengan
tahapan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pokok-Pokok Prosedur PTK
Siklus I
Perencanaan Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
(KBM)
Menentukan materi pokok
Mengembangkan rencana pembelajaran
Menyiapkan sumber belajar
Mengembangkan format observasi
pembelajaran
Mengembangkan format evaluasi
Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada
rencana pembelajaran
Pengamatan Melakukan observasi dengan format
observasi
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan. Meliputi evaluasi, rencana
pembelajaran, dll.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
berikutnya
Evaluasi tindakan 1
Perencanaan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah
Pengembangan Program Tindakan II
4. 36
Menurut Kemmis dan McTaggart, yang terpenting bukanlah
bagaimana melewati siklus tahap demi tahap, melainkan bagaimana mampu
merasakan perubahan dalam praktik pembelajaran, pemahaman praktik dan
situasi praktik.39
E. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa taklim kelompok 1B
program studi Hukum Islam dan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017
di Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia. Terdiri dari 9
mahasiswa. Berikut nama-nama informan:
1. Intan Aulia Rahma, mahasiswa Hukum Islam angkatan 2017
2. Dwi Sartika, mahasiswa Hukum Islam angkatan 2017
3. Acyuta Aristawidya Pangastuti, mahasiswa Pendidikan Agama Islam
(PAI) angkatan 2017
4. Rahmatika Layyinah, mahasiswa PAI angkatan 2017
5. Ilalang Di Savana, mahasiswa PAI angkatan 2017
6. Gusti Sekar Arum Dyah Pangesty, mahasiswa Hukum Islam angkatan
2017
39
Miftahul Huda, Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015), hal. 48.
Siklus II Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
5. 37
7. Dita Wulandari, mahasiswa Hukum Islam angkatan 2017
8. Fenny Theresa, mahasiswa Hukum Islam angkatan 2017
9. Afifah Zubatric, mahasiswa Hukum Islam angkatan 2017.
F. Teknik Penentuan Informan
Teknik Penentuan Informan yang digunakan peneliti adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu.40
Maksud dari pertimbangan tertentu
adalah informan yang dipilih dianggap paling tahu apa yang diharapkan.
Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi penentuan informan dengan
kriteria tertentu untuk mencapai tujuan dan fokus penelitian.
Informan yang dilakukan peneliti adalah mahasiswa taklim kelompok
1B Prodi Hukum Islam dan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017 di
Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan.
Peneliti mengupayakan prosedur pengumpulan data sesederhana mungkin.
Guru tetap aktif untuk bekerja seperti biasanya. Diharapkan memperoleh
hasil yang signifikan dan dapat dipercaya secara metodologis41
Untuk memperoleh data di lapangan, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
40
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 300.
41
Euis Karwati, “Manajemen Kelas Classroom Management Guru Profesional yang
Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan dan Berprestasi”, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal.298.
6. 38
1. Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data secara langsung maupun
tidak langsung terhadap gejala-gejala yang diperoleh dari pengamatan
untuk mengetahui suatu objek yang diteliti.42
Observasi digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian
dilakukan. Dari kegiatan ini peneliti mampu mengetahui gambaran
aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Pada
penelitian ini, peneliti mengamati program taklim secara langsung untuk
mengetahui bagaimana proses strategi flipped classroom pada
kemampuan pemahaman tajwid mahasiswa.
2. Tes
Adapun tes yang digunakan untuk mengukur strategi pembelajaran
flipped classroom pada kemampuan pemahaman tajwid mahasiswa
melalui materi tajwid. Bentuk tes berupa soal secara tertulis dan lisan.
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.43
Tujuan wawancara adalah untuk
mengetahui kejelasan dalam memahami fenomena untuk menemukan
keabsahan data yang dibutuhkan melalui komunikator sebagai pemilik
sumber informasi.
42
Burhan Bungin, “Penelitian Kualitatif: Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal.115.
43
Sugiyono,” Memahami Penelitian Kualitatif”, Cet.7, (Bandung: Alfabeta, 2012), hal.72.
7. 39
Dalam penelitian ini menggunakan dua teknik wawancara yaitu:
a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan pada teknik pengumpulan
data apabila peneliti telah mengetahui informasi yang akan
diperoleh. Dengan demikian peneliti telah mempersiapkan
pertanyaan instrumen yang alternatif jawaban telah dipersiapkan.44
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang bebas
tanpa menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan
lengkap dalam pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya garis besar dalam permasalahan.45
Dalam wawancara ini peneliti melibatkan mahasiswa taklim
kelompok 1B program studi Hukum Islam dan Pendidikan Agama
Islam di Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data yang sudah berlalu. Seperti arsip-
arsip dan buku-buku tentang pendapat teori, dalil, atau hukum-hukum
dan lain-lain.46
Dokumentasi bisa juga berbentuk tulisan dan gambar
ketika ketika proses penelitian dilakukan atau karya-karya monumental
dari seseorang.
44
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. 8 (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 73.
45
Ibid., hal. 74.
46
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hal.181.
8. 40
Dengan teknik dokumentasi akan mendukung teknik observasi dan
wawancara untuk memperoleh data secara kongkrit mengenai proses
pembelajaran.
H. Keabsahan Data
Dalam PTK keabsahan adalah keajekan proses penelitian seperti yang
diisyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria keabsahan untuk penelitian
kualitatif adalah makna langsung yang dibatasi oleh sudut pandang peneliti
itu sendiri terhadap proses penelitian. 47
Untuk menjamin keabsahan data, peneliti menggunakan teknik yang
dinamakan trianggulasi. Triangulasi dalam pengujian kreadibilitas ini
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi waktu,
triangulasi sumber, dan triangulasi teknik pengumpulan data.48
1. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Melalui proses
penelitian dengan waktu yang cukup dan sesuai situasi memungkinkan
perolehan data yang lebih dipercaya. Dalam rangka pengujian
kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga
ditemukan kepastian datanya.49
47
Wina Sanjaya, Penelitian., hal. 41.
48
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta,
2008), hal. 273.
49
Ibid., hal. 274
9. 41
2. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.50
Sumber yang dimaksud berupa membandingkan beberapa
teori relevan dengan masalah penelitian. Dengan demikian, peneliti
harus memanfaatkan banyak sumber informasi dengan membaca
sumber-sumber literatur sehingga pemahaman teori menjadi lebih
utuh.51
3. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda52
.
Peneliti diharapkan menganalisis data yang telah terkumpul dengan
berbagai teknik sehingga memberikan informasi yang utuh.
I. Teknik Analisis Data
Dalam PTK, Analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan
upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan proses dan hasil belajar
peserta didik. Dengan demikian, teknik analisis data PTK dapat dilakukan
dengan analisis data kualitatif ataupun kuantitatif. Adapun penggunaan
analisis data kualitatif untuk menentukan peningkatan proses belajar,
khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru53
.
50
Ibid.
51
Wina Sanjaya, Penelitian., hal. 112.
52
Sugiyono, Metode., hal. 274
53
Wina Sanjaya, Penelitian., hal. 106.
10. 42
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data
kualitatif model Miles dan Huberman. Model teknik analisis data menurut
Miles dan Huberman, meliputi:
1. Koleksi data
Koleksi data merupakan data keseluruhan yang diambil untuk
memecahkan data tersebut menjadi bagian kemudian memilah data
mana saja yang dibutuhkan dan dijadikan bahan penelitian yang sedang
berlangsung. Koleksi data merupakan data yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
2. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu
dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan
kode pada aspek-aspek tertentu.54
Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai beberapa informan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan, setelah data terkumpul peneliti
akan merangkum dengan mereduksi data agar informasi yang diterima
dapat terpilah dan disajikan di penyajian data.
54
Sugiyono, Memahami., hal. 92.
11. 43
3. Penyajian Data
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles
dan Huberman menyatakan, yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.55
4. Verifikasi data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
yang baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal
atau interaktif, hipotesis atau teori.56
55
Ibid., hal. 95.
56
Ibid., hal. 99.