Workshop ini membahas peliputan bencana oleh media di Indonesia. Tujuannya adalah memahami peran media, etika peliputan bencana, dan persiapan meliput bencana. Pesertanya adalah pimpinan redaksi, wartawan, dan BPBD DIY. Kegiatannya meliputi pemaparan pengalaman wartawan meliput bencana, diskusi etika dan SOP peliputan, serta presentasi hasil diskusi kelompok. Workshop ini diharapkan dapat merekomendasikan etika pel

1. WORKSHOP
SISTEM INFORMASI DAN BENCANA
=======
WORKSHOP I
Media Dan Bencana
Pendahuluan
Pewarta maupun awak media meanstream di Indonesia adalah pekerja yang tidak
dibentuk atau disiapkan sebagai pewarta di wilayah bencana sehingga yang terjadi
adalah atas proses yang tidak direncanakan dan kebanyakan adalah Shock reporting,
tidak adanya panduan pewartaan yang telah di konvergensi dengan isu-isu
kebencanaan.
Apabila kita bandingkan dengan jenis pelaporan yang dilakukan oleh pewarta di
indonesia dengan Jepang maka yang terjadi adalah bertolak belakang. Di Jepang,
dalam keadaan bencana semua media sangat sedikit bahkan tidak ada yang memberitakan
informasi kebencanaan dengan penyertaan gambar maupun ilustrasi kesedihan atau pun
mengenaskan. Mereka banyak memberitakan informasi yang lebih memompa optimisme dan
kebangkitan. Di Indonesia ketika ada bencana yang terjadi di sebuah wilayah maka
kita masih saja menemukan pertanyaan-pertanyaan dari pewarta yang sangat tidak
manusiawi, semisal : ” Bagaimana perasaan anda ketika kehilangan anggota keluarga
yang jadi korban bencana ini?, atau ilustrasi mayat korban yang di close up sampai
menimbulkan begitu ngerinya bencana tersebut.
Tujuan
1.Peserta memahami peran media dalam meliput bencana
2.Peserta Memahami etika dalam meliput Bencana
3.Peserta Memahami Apa yang harus disiapkan dalam meliput situasi Bencana
Capaian
1.Forum menghasilkan Rekomendasi Etika peliputan bencana khususnya di wilayah DIY
2.Adanya kesepakatan antar peserta mengenai peliputan bencana
Peserta
1.Pimred Media DIY
2.Pewarta/wartawan Media meanstrem DIY
3.Pewarta Media Komunitas

2. 4.BPBD DIY dan BPBD Kabupaten di DIY
Metode Workshop
1.Pemaparan Narasumber
- Pengalaman Wartawan meliput Bencana (baik dan buruk)
- Apa yang seharusnya Wartawan lakukan dalam meliput bencana sesuai standar
kemanusiaan
2.Diskusi Kelompok
- Langkah ideal yang dilakukan jurnalis maupun media dalam meliput bencana
- Rekomendasi dan strategi yang dilakukan media dalam meliput bencana
Jadwal
Hari I (Jumat, 24 Februari 2012)
Materi Waktu PIC
Registrasi 08.30-09.00
Pembukaan 09.00-09.30
Materi I 09.30-11.00
1. Peta Kebencanaan DIY dan Posko
Bencana (BPBD DIY--> BPBD BANTUL) serta
kewajiban BPBD menyuplai Informasi
kebencanaan
2. Kode Etik Wartawan/Penyiaran dan
standar peliputan Kemanusiaan (HERU
PRASETIYA → Jawa Pos, Rahmat Arifin) 11.00-12.00
(diskusi)
12.00-13.00
Istirahat 13.00-14.30
Materi II
1. Pengalaman Wartawan Meliput Bencana
(Pito → AJI)
2. Kebijakan Redaksi dalam memberitakan
Bencana (satriyo Arismunandar-->
Hendrawan Kabiro TV One)
3. Peliputan bencana berspektif standar
kemanusiaan (Ahmad Arif--> Bambang
MBAK--> Budhi Hermanto) 14.30-15.30
Hari II (Sabtu, 25 Februari 2012)

3. Teknik Peliputan Bencana Berprespektif 09.00-10.00
kemanuasiaan (Dandy D Laksono)
Diskusi 10.00-11.00
Diskusi Kelompok 11.00-12.00
1.SOP Peliputan Bencana
2.Bagaimana Pengelolaan Informasi
kebencanaan
3.Rekomendasi dan RTL
Istirahat 12.00-13.00
Diskusi Lanjutan 13.00-14.00
Presentasi kelompok 14.00-15.00
Budget
NO Keterangan Volume Frekuensi Harga Sub-Total
1 Snack 50 Orang 2 Kali 5000 500000
2 Makan Siang 50 Orang 2 Kali 15000 1500000
3 ATK dan Fotokopi 1 Paket 1 Kali 500000 500000
Bahan
4 Backdrop 2 Buah 1 Kali 200000 400000
5 Pengganti 7 Buah 1 Kali 200000 1400000
Transport
Narasumber
6 Tiket 2 Buah 1 PP 1200000 2400000
TOTAL 6.700.000
Riil undangan :
UNDP-MRR (1)
KPI D (1)
BPPTK (1)
BPBD Kab DIY (5)
BPBD Propinsi (1)
KI Propinsi (1)
PWI (1)
IJTI (1)
Pewarta Foto (1)
BMKG (1)
Anggota AJI dan Redaktur (20)

4. Pewarta warga (10)
Catatan
masjidi.jurnalis@gmail.com
pito_agustin@yahoo.com