2. 19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan
baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
19:17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang
apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke
dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." 19:18 Kata orang itu kepada-
Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan
berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri."
19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa
lagi yang masih kurang?"
19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah,
juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku."
19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan
sedih, sebab banyak hartanya.
Matius 19:16-22
3. Keseimbangan Hidup dan Orang Muda
Berpikir Mudah (ogah susah) simple Instant
Berpikir tentang hidup merupakan pikiran yang rumit, penuh perenungan
Aksi dulu Berpikir Belakangan
Kerja dulu/ aksi dulu, berpikir belakangan. Lakukan dulu bicara
dampak/akinbat itu nanti. Cenderung kurang bijaksana. Karena tidak
mempertimbangkan (abai/cuek atau masa bodo) setiap risiko yang akan
muncul. Band. Orang tua/dewasa lambat asal selamat (banyak
pertimbangan)
Berpikir Hidup dan Kehidupan = Domain Orang Tua
Asumsinya, muda masih panjang usia, sehingga masih banyak waktu dan
kesempatan untuk berpikir tentang kehidupan kelak. Sementara orang tua
sedikit waktu lagi dijemput ajal. Sehingga patut dan harus menyelaraskan
diri dengan yang “surgawi”.
Kecenderungan Orang Muda Menyikapi Hidup
4. Orang Muda yang Berbeda (Matius 19:16-22)
Band. Markus 10:17-27 & Lukas 18:18-27
• Punya “Dunia” Kuasa, Kekayaan, & Semangat
• Ingin Menjangkau Surga (hidup Kekal)
Dari kacamata dunia (kita), ini adalah tipe orang muda yang ideal (idaman wanita?).
Sejak muda sudah memiliki cita mulia, untuk Menyeimbangkan yg Duniawi dan
Surgawi. Mendapat dunia, sekaligus merengkuh surga.
Pemimpin Muda Kaya Berpikir
Surga
(kekekalan)
Bicara keseimbangan hidup bukan sekadar soal cita/hasrat, tapi motivasi & prinsip benar.
6. Penyesuaian otomatis / Natur manusia ingin mencari
keseimbangan atau meniadakan ketidakseimbangan menjadi
seimbang ex: biologis respons terhadap lingkungan.
Keinginan untuk hidup merupakan keinginan yang paling
utama setiap manusia, untuk itu mereka berusaha
meniadakan keadaan tidak seimbang menjadi seimbang
misalnya mencari makan saat lapar, dan memenuhi
kebutuhan keluarganya
Bagaimana dengan SpirituaItas manusial?
Adakah Mekanisme Alami manusia menyeimbangkan
Spiritualitasnya? / Menyelaraskan hidup DUNIAWI dan
SURGAWI?
Homeostatic Mechanism*
NATUR KESEIMBANGAN MANUSIA
*http://www.academia.edu/3769918/Teori_Keseimbangan_Homeostasis
7. 1. Bukan Keseimbangan Matematis
• Bukan Sama Banyak HARTA Dunia dan
“simpanan” Surga. Bukan Sama
Banyak AKTIFITAS Dunia dan Surga
• Tidak Bicara seBerapa besar AKTIFITAS
ROHANI dapat MENUTUPI/MENYEIMBANGKAN
kekeliruan/kebejatan hidup duniawi
• KONSEP PAMRIH; KONSEP DAGANG/
BARTER Konsep orang Muda:
"Guru, perbuatan baik apakah yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Tersirat Makna, bahwa Perbuatan Baik dapat
“membeli”/ Menjadi alat tukar/ Pamrih (legalitas)
bagi hidup kekal (surgawi).
Sama/Seimbang Jumlah
8. Taurat Menunjukkan Dosa
(Roma 7:7)
Keberadaan hukum taurat
justru menegaskan kuasa
dosa, ketidakmampuan
manusia menyelamatkan diri
Muskil
Mustahil kebajikan manusia
dapat sebanding tuntutan
surga. TuntutanNya
Sempurna.
“mustahil pamrih dalam merengkuh kekekalan demi keseimbangan hidup dapat berhasil.
Konsep Pamrih “Orang muda” justru menunjukkan ketidaktulusan motivasinya bertanya.
Besar kemungkinan orang muda itu tidak sedang bertanya, tapi sedang mengharap
permakluman/ penegasan/ “peneguhan” dari Yesus, bahwa dirinya adalah orang benar,
karena itu layak dapat kekekalan.
1. Bukan Keseimbangan Matematis
Menukar Perbuatan Dengan Kekekalan
9. Permakluman Diri
Memaklumi tindakan diri
dengan “perbuatan” suci.
Ketidakpedulian
Terhadap Tuhan
Absurditas Spiritual
Berbuat benar dan
dosa jalan bersama-
sama
Ketidakbenaran Teologi
Memahami sesuatu yang
dianggap benar dalam
frame yang keliru
2. Bukan Keseimbangan Aktifitas
Semakin orang “dekat” dengan surga: semakin suasana surga hadir dan nyata di tengah-
tengahnya; semakin sensitif terhadap dosa; semakin sadar diri, bukan menutupi
dengan perilaku “suci”.
Sama-Sama Dikerjakan / Lakukan
10. 3. Keseimbangan Hidup:
Pilihan
“pergilah, juallah segala
milikmu dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin)...
maka engkau akan beroleh
harta di sorga, .
Kualitas Nilai
Orientasi; Ketertarikan dan
kemelakatan kita pada apa.
Orientasi
Ketidaksinkronan dengan
Homeostatic Mechanism
Penyangkalan Diri
turut/ikut/rela menaklukkan
keinginan diri pada
keinginan ilahi. Seringkali
menyakitkan, karena
berlawanan dengan diri.
Menjadikan “Dunia” sebagai
Alat “Surga”
Muliakanlah TUHAN dengan
hartamu(Amsal 3:9)
Punya Dunia = Kesempatan
Penaklukan
Sinergi
11. Basa-basi Keseimbangan Dunia-Surga
Ingin Mengerti Kekekalan, Sekadar Iseng.
Tanya Kekekalan Untuk Tonjolkan Kebaikan (diri)
Ketamakan Hidup = Filosofi Hidup kontemporer
“MUDA Foya-foya; TUA kaya raya-raya; MATI masuk
surga”
An-sich Tidak Ingin Keseimbangan
Pokok pembicraan yg umum/ lumrah
Banyak Khotbah tentang tema ini
Sebagian orang sudah “khatam” (faham Betul)
Cenderung Menggarami Lautan
Komparasi Salomo: Menurut tradisi Yahudi, Salomo sendiri menggumulkan soal hidup dan kehidupan justru ada di masa tuanya (menjelang matinya), ketika menulis surat Pengkhotbah.
Pencarian keseimbangan hidup, coba menyelaraskan kekekalan, seringkali muncul karena kekecewaan akan hidup. Pada tahun-tahun akhir hidup Salomo: kemerosotan rohani, penyembahan berhala, dan hidup memuaskan-dirinya pada akhirnya membuat Salomo kecewa dengan kesenangan dan materialisme sebagai cara untuk mencapai kebahagiaan. itu semua dituliskan dalam kitab pengkhotbah.
Ia telah mengalami kekayaan, kuasa, kehormatan, ketenaran, dan kesenangan sensual -- semua secara melimpah -- namun semua itu akhirnya merupakan kehampaan dan kekecewaannya saja, "Kesia-siaan belaka!
Kalau ada orang Muda yang Getol mencari keseimbangan hidup, patut diacungi jempol.
Sebab Mencari keseimbangan, apalagi keseimbangan hidup, bentuk kesadaran diri yang hebat. (tidak semua orang miliki)
Benarkah Orang Muda Sungguh Mencari Keseimbangan Dunia dan Surga?
Atau ada minat/ hasrat atau agenda lain dibalik pernyataan & pertanyaannya?
Bicara soal kesamarataan
Soal jumlah yang sama
Soal kesebandingan
Homeo (kesetaraan/kesetimbangan/ekualitas); Static=kondisi tetap; tetap berdiri)
Jawaban Orang Muda: “"Perintah yang mana?" menunjukkan ketidaksungguhan/ketidaktahuan/hanya mencoba Yesus, bahwa hukum taurat harus dilakukan semua, bila tidak, maka batal semuanya.
Refleksi:
Kita sering menganggap menyeimbangkan
Orang muda punya aktiftas menikmati dunia (harta) aktifitas menikmati surga
Pandangan daerah tertentu Ibadah2, maling ya maling.