1. Adab Bertauhid Dalam Pelestarian Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Putri Khoerunnisa H.1810755
Anggie Kemala Dewi F.1810640
Gita Rahayu H.1810589
Santi H.1810931
Sebrini Rizkita S H.1810873
Khoirun Nisaa ‘N ‘A H.1810874
Nurul Nuraeni H.1810329
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA
2019
3. Lingkungan adalah ruang kehidupan dalam arti seluas-luasnya bagi makhluk hidup atau organisme (manusia
serta flora-fauna).
Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan
kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia
Beberapa istilah dalam konsep Islam (istilah Al Qur’an) :
a. As-sama’ (jagat raya),
b. Al-ard (bumi),
c. Al-‘alamin (seluruh spesies) dan
d. Al-bi’ah (lingkungan).
Jadi, Lingkungan dalam konsep Islam senantiasa dipahami dalam hubungannya dengan Tuhan sebagai
pencipta, pemelihara, dan sekaligus pemberi tempat bagi kehidupan untuk seluruh makhluknya secara kaffah
yang baik serta ideal.
• LINGKUNGAN DALAM KONSEP ISLAM
4. Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia, sehingga harus
dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati,
dihargai, dan tidak disakiti, Lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas
ini menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh terhadap lingkungan di
sekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku
negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Hal itu digambarkan oleh Allah
dalam surat Ar-Rum ayat 41:
َب ْمُهَقِيذُيِل ِاسَّنال ِيدْيَأ ْتَبَسَك اَمِب ِرْحَبْال َو ِرَبْال يِف ُداَسَفْال َرَهَظْمُهََُّْعَل واُُِمََ ِيذَّال ََْْعَونُْع ِج ْرَي
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
5. • Rabbul `alamin. Islam mengajarakan
bahwa Allah SWT adalah Tuhan
semesta alam Jadi bukan Tuhan bagi
manusia saja, tetapi Tuhan seluruh
alam. Di hadapan Tuhan lingkungan
alam dan manusia adalah sama,
semuanya dilayani oleh Allah.
• Rahmatal lil`alamin. artinya manusia diberikan amanat untuk
mewujudkan segala perilakunya dalam rangka kasih sayang terhadap
seluruh alam. Manusia bertindak dalam semua tindakannya
berdasarkan kasih sayang terhadap seluruh alam. Sesuai dengan
firman Allah dalam Surat Al-Anbiya ayat 107 :
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam”.
Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah.
Sabda Rasulullah sebagaimana yang terdapat dalam Hadis riwayat al-
Imam al-Hakim,
“Siapa yang dengan sewenang-wenang membunuh burung, atau hewan
lain yang lebih kecil darinya, maka Allah akan meminta
pertanggungjawaban kepadanya”. Burung tersebut mempunyai hak untuk
disembelih dan dimakan, bukan dibunuh dan dilempar.
6. Islam adalah agama yang tinggi dan luhur, dan di antara ketinggian Islam yaitu
mengajarkan kepada umatnya adab-adabterhadap binatang. Maka dalam Islam
binatang memiliki hak-hakyang harus dihormati, sehingga seseorang tidak
boleh berbuazhalim dan semena-mena terhadapnya.
Nabi sangat menganjurkan umatnya untuk menyayangi binatang bukan
menyakiti, bahkan saat disembelihpun tetap harus dengan perlakuan yang baik.
Sebagaimana dalam hadis Nabi:
“Dari Syaddad bin Aus dia berkata, Dua perkara yang selalu saya ingat dari
Rasulullah saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
supaya selalu bersikap baik terhadap setiap sesuatu, jika kamu membunuh
maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kamu menyembelih maka
sembelihlah dengan cara yang baik, tajamkan pisaumu dan senangkanlah
hewan sembelihanmu.”
7. Ada 3 tipe hewan:
1. Hewan-hewan yang dianjurkan untuk dipelihara adalah hewan ternak, seperti
Unta, Sapi dan Kambing (Hewan Qurban).
Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Sebaik-baik harta seorang Muslim adalah Kambing/domba.”
(H.R Muslim)
2. Hewan-hewan yang tidak boleh dipelihara secara mutlak yang disuruh oleh
Rasulullah untuk dibunuh karena mengganggu, Seperti: Ular, burung Gagak, Tikus,
Anjing buas dan Rajawali, cicak, kalajengking.
3. Hewan-hewan yang tidak boleh dimakan tetapi boleh dipelihara, seperti: Kucing,
keledai, dll.
9. 2. Menyayanginya
Di antaranya adalah tidak menjadikannya sebagai sasaran memanah.
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda ketika ada
sahabat yang menjadikan burung sebagai sasaran memanah, Allah
mengutuk orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai
sasaran. (HR. al-Bukhari, Muslim dan Ahmad, redaksi ini riwayat imam
Ahmad).
Beliau juga telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak
untuk dibunuh dengan dipanah/ditombak dan yang sejenisnya. Suatu
ketika beliau juga pernah bersabda, Siapagerangan yang telah menyakiti
burung ini karena anaknya? Kembalikanlah anak-anaknya kepadanya!
Beliau mengatakan ini, setelah melihat seekor burung berputar-putar
mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang
sahabat. (HR. Abu Dawud dengan sanad shahih)
10.
11.
12. Cara menyembelih hewan dengan baik
1. Orang yang berkurban dibolehkan untuk
menyembelih sendiri dan apabila tidak
mampu maka boleh diwakilkan kepada
orang lain (panitia kurban). Ketika
diwakilkan menyembelih kepada orang
lain dilarang memberikan upah dari
qurban tersebut.
2. Mengunakan pisau yang tajam,
tujuannya agar hewan kurban tidak
tersiksa ketika disembelih.
3. Hewan kurban dihadapkan ke kiblat.
Hewan yang hendak disembelih
dihadapkan ke kiblat dan organ yang akan
disembelih yaitu (leher) bukan
wajahnya. Membaringkan hewan di atas
lambung sebelah kiri, tujuannya agar
memudahkan untuk memotong hewan
dengan tangan kanan.
4. Menginjakkan kaki di leher hewan.
5. Mengucapkan basmallah.
13. 6. Setelah membaca basmalah
dianjurkan untuk membaca takbir
(Allahu Akbar).
7. Ketika menyembelih dianjurkan
untuk menyebut nama orang yang
tujuan dikurbankan hewan
tersebut.
8. Penyembelihan harus dilakukan
dengan cepat agar meringankan
apa yang dialami hewan kurban.
9. Ketika menyembelih pastikan
bagian tenggorokan,
kerongkongan dan dua urat leher
terpotong.
10. Sebagian ulama menganjurkan
untuk membiarkan kaki kanan
hewan agar bergerak, tujuannya
agar hewan cepat mati
14. Adab terhadap tumbuhan
Sebagaimana hewan,tumbuhan juga makhluk yang diberi nyawa oleh Allah SWT.
Karenanya kita juga harus menjaga adab terhadap tumbuhan. Adapun beberapa adab
terhadap tumbuhan adalah :
Tidak merusak dan menebang pohon sembarangan, Allah swt. Berfirman dalam Q.S. al-
Nazi’at[79]; 31-32:
َاهاََ ْرَم َو َاهَءاَم اَهْنِم َج َرْخَأ
artinya :“Darinya Dia pancarkan mata air, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.”
(31)
َاهاَس ْرَأ َلاَب ِجْال َو
“dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh”. (32)
Dari ayat tersebut, lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk perbuatan manusia yaitu
dengan menjaga keserasian dan kelestarian serta tidak merusak lingkungan hidup. Usaha-
usaha yang dilakukan juga harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian lingkungan.
15. Tidak buang hajat dibawah pohon berbuah, Rasulullah bersabda yang berarti : “Jangan
buang air di lubang binatang, di jalan tempat orang lewat, di tempat berteduh, di sumber air,
di tempat pemandian, di bawah pohon yang sedang berbuah, atau di air yang mengalir ke
arah orang-orang yang sedang mandi atau mencuci." (H.R. Muslim, Tirmidzi)
Membayar zakat hasil tanaman, dalam surat al-baqarah ayat 267, Allah berfirman “Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang
baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu“.
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah menyuruh umatnya untuk menzakatkan
hasil bumi yang dikelolanya, misalnya pertanian, perkebunan, dan sebagainya dengan
maksud, agar manusia saling berbagi terhadap sesamanya. Selain itu zakat juga sangat
bermanfaat untuk mensucikan harta kita. Dan Allah tidak akan membuat seseorang menjadi
miskin jika mau mengeluarkan sebagian hartanya untuk sesamanya yang kurang mampu.
16. PRINSIP RASULULLAH DALAM MENJAGA LINGKUNGAN
Rasulullah SAW memandang alam ini secara integral. Hubungan asasi dan timbal
balik antarmanusia dan alam, dilandasi keyakinan bahwa perusakan akan
membahayakan keselamatan dunia seisinya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW
meletakkan prinsip umum dalam melestarikan lingkungan berupa larangan
melakukan perusakan di muka Bumi.
• Pertama, melarang pencemaran lingkungan.
"Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di
sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan
pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).
17. Kedua, menghilangkan segala bahaya di jalan dan melarang duduk-duduk di pinggir
jalan. "Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan." Para sahabat bertanya,
"Bagaimana kalau terpaksa untuk duduk dan mengobrol?" Rasulullah menjawab,
"Bila terpaksa, maka tunaikan semua hak jalan."
Mereka bertanya, "Apa haknya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Menundukkan
pandangan mata, menjauhkan bahaya, menjawab salam, amar makruf dan nahi
mungkar." (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan. "Semua amalan umatku ditampakkan
kepadaku baik dan buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebajikan adalah
menghilangkan bahaya dari jalanan dan aku temukan di antara amalan yang buruk
adalah membuang ingus di masjid dan tidak dibersihkan." (HR Muslim, Ahmad dan
Ibnu Majah).
18. Keempat, melarang melakukan pencemaran lingkungan. "Sesungguhnya
Allah itu Mahabaik yang mencintai kebaikan, Mahabersih yang mencintai
kebersihan. Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu
dan jangan menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la).
Rasulullah melarang untuk membuang air kecil dalam air yang tidak
mengalir karena akan merusak air itu. (HR Muslim, Abu Daud, dan
Tirmidzi). Rasulullah juga menyuruh kita untuk selalu tampil bersih dan
wangi, sehingga mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa simpati dari
orang lain.
19. Kelima, menganjurkan umat manusia untuk menghidupkan lahan mati dan
menanaminya dengan pepohonan. "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon
kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri sedekah, yang dimakan
binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah, dan tidak
diambil seseorang kecuali menjadi sedekah." (HR Muslim dan Ahmad).
Dalam hadis lain disebutkan: "Barang siapa yang menghidupkan lahan mati, baginya
pahala. Dan semua yang dimakan burung dan binatang menjadi sedekah baginya."
(HR An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad).
Keenam, melakukan penghematan energi. Suatu hari, Rasulullah melewati Sa'ad
sedang berwudhu (dan banyak menggunakan air). Beliau mengkritik, "Mengapa
boros wahai Sa'ad?" Sa'ad menjawab, "Apakah ada pemborosan air dalama wudhu?"
Rasul menjawab, "Ya, walaupun kamu berada di sungai yang mengalir." (HR Ibnu
Majah dan Ahmad).
Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam ini akan
bersahabat dengan kita dan kita akan hidup aman, sentosa, dan makmur.