Dokumen ini membahas tentang virus saluran pernapasan seperti COVID-19, gejala, penyebaran, kriteria kasus probabel dan konfirmasi, serta tindak lanjut dan isolasi mandiri bagi pasien dalam pemantauan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
2. Apa yang disebut dengan
Virus Saluran Pernapasan?
Virus yang berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan
mengacu pada virus yang menggunakan saluran pernapasan untuk
menyerang, berkembang biak di sel epitel selaput lendir saluran
pernapasan, dan menyebabkan infeksi lokal pada saluran
pernapasan atau perubahan patologis pada jaringan dan organ di
luar saluran pernapasan.
3. Sekilas Info: Infeksi Virus pada
Saluran Pernapasan
• Infeksi saluran pernapasan akibat virus secara umum merupakan
penyebab kesakitan di seluruh dunia.
• Selama dua dekade terakhir, telah muncul beberapa infeksi
pernapasan akibat virus jenis baru dengan potensi epidemi yang
mengancam keamanan kesehatan global.
• Avian influenza A (H5N1) yang sangat patogen pada awalnya
terdeteksi di Hongkong pada tahun 1997
• Virus influenza A (H1N1) pdm09 pertama kali muncul pada tahun
2009 sebagai strain baru yang berasal dari babi
• Virus novel avian influenza A (H7N9) / virus baru flu burung
pertama kali dilaporkan di Cina pada Maret 2013
• Kasus sporadis pada manusia karena avian A (H5N6), A (H10N8)
dan A (H6N1) juga telah muncul.
4. Infeksi Jenis Virus yang Lain (Corona virus)
pada Saluran Pernapasan
• Maret 2003, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan
peringatan global tentang munculnya SARS yang disebabkan
oleh novel CoV ( disebut SARS-CoV), yang dengan cepat
menyebar dari Cina melalui Hongkong ke setidaknya 29 negara/
wilayah dan akhirnya berakhir pada Juli 2003.
• Tahun 2012, MERS-CoV yang pertama kali ditemukan di Saudi
Arabia telah menyebar ke 26 negara.
• 7 Jan 2020: Sampel isolat pasien menunjukkan infeksi
coronavirus, jenis beta coronavirus tipe baru: 2019 novel
Coronavirus (2019-nCoV).
WHO per 12 Feb 2019 secara resmi menamakan sebagai
COVID-19 (CO = Corona, Vi = Virus, D = Disease)
5. Novel coronavirus (2019-nCoV) adalah virus
baru penyebab penyakit saluran pernafasan. Virus
ini berasal dari Cina. Novel coronavirus
merupakan satu keluarga dengan virus penyebab
SARS dan MERS.
6. • PEGAL-
PEGAL/
NYERI OTOT
TANDA DAN
GEJALA DEMAM/MERIA
NG
SULIT
BERNAPAS/
SESAK
GEJALA UTAMA
GEJALA
PENYERTA
• NYERI
KEPALA
• DIARE
BATUK
NYERI
TENGGOROKA
N
Foto dada
pada orang
normal
Foto dada pada
pasien COVID-
19: Paru tampak
bercak putih yang
menunjukkan
pneumonia (radang
paru akut)
7. PENYEBARAN
• Dari individu terinfeksi
• Droplet (Percikan air ludah) atau udara
dari batuk dan bersin
• Kontak dekat, seperti menyentuh dan jabat
tangan
• Menyentuh objek atau permukaan yang
terkontaminasi virus, kemudian menyentuh
mulut, hidung atau mata sebelum cuci
tangan
• Kontaminasi feses (jarang)
8. DROPLET/PERCIKAN YANG KELUAR
LANGSUNG
- Percikan langsung
- Jarak 1-2 meter dari
orang yang
batuk/bersin tanpa
ditutup
TIDAK LANGSUNG
- Droplet tumpah ke
permukaan benda
- Kemudian kita menyentuh
dengan tangan, tangan
menyentuh wajah (mata,
hidung, mulut) tanpa cuci
tangan.
9. Situasi COVID-19 per 8 Maret 2020
• Global
– 105.586 Kasus Konfirmasi
• Cina
– 80.859 Kasus Konfirmasi
– 58.600 Sembuh (72,4%)
– 3.100 Kematian (CFR 3,8%)
• Di luar Cina
– 24.727 Kasus Konfirmasi
– 484 Kematian
– 101 Negara/ Wilayah
• Indonesia
– Jumlah orang diperiksa: 543
– Hasil positif COVID-19: 6
– Hasil negatif COVID-19: 487
– Proses pemeriksaan: 50
• Penilaian Risiko WHO
– Cina: Sangat Tinggi
– Regional: Sangat Tinggi
– Global: Sangat Tinggi
https://infeksiemerging.kemkes.go.id
10. Bagaimana mendeteksi Dini Pasien
nCoV (COVID-19) ?
• Pasien/Orang dengan gejala Infeksi
saluran pernapasan akut
(Demam, batuk, nyeri tenggorok, hidung tersumbat,
malaise, sakit kepala, nyeri otot)
• Pasien/Orang dengan tanda dan
gejala pneumonia
(Demam, batuk, nyeri dada/pleuritik, sesak napas, foto
toraks menunjukkan infiltrat)
Kemudian dicari faktor risiko/kondisi kemungkinan
terinfeksi nCoV
11. Faktor risiko/kondisi tertentu dalam
menentukan kemungkinan terifeksi nCoV
• Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara /kota yang terjangkit
(sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu 14 hari sebelum timbul
gejala
• Merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat
pasien ISPA/pneumonia yang tidak diketahui penyebab/etiologi penyakitnya,
tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian
• Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit
• Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
teridentifikasi) di China atau wilayah/negara yang terjangkit
• Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan ATAU kontak dengan orang yang
memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan
12. Faktor Risiko
Gejala ISPA
Pneumonia
Orang dalam
Pemantauan
Pasien dalam
Pengawasan
Kasus Probabel
Kasus Konfirmasi
13.
14. Kriteria Pasien dalam Pengawasan,
Orang dalam Pemantauan, kasus probable dan kasus konfirmasi
Kasus Probabel
Pasien dalam pengawasan
yang diperiksa untuk
2019-nCoV tetapi
inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan) atau
seseorang dengan hasil
konfirmasi positif pan-
coronavirus atau beta
coronavirus
Kasus Konfirmasi
Seseorang yang terinfeksi
2019-nCoV dengan hasil
pemeriksaan laboratorium
positif.
15. Pasien dalam Pengawasan
Seseorang yang mengalami:
a. Demam (≥38°C) atau ada riwayat demam,
b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,
c. Pneumonia
Dan disertai minimal satu kondisi sebagai berikut:
a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara/kota yang
terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)* dalam waktu
b. 14 hari sebelum timbul gejala; ATAU
c. Merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah
merawat pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak
diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tepat
tinggal atau riwayat bepergian;
16. Pasien dalam Pengawasan2
Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit,
memiliki salah satu dari paparan berikut:
a. Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan
pasien konfirmasi 2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang
terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)*;
ATAU
c. Memiliki riwayat kontak dengan
hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China
atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit)*;
ATAU
d. Memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan ATAU kontak dengan orang yang
memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan (ada hubungan epidemiologi)
dan memiliki (demam ≥380C) atau ada riwayat demam
17. Orang dalam Pemantauan
Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam
tanpa pneumonia yang memiliki riwayat perjalanan ke China
atau wilayah/kota/negara yang terjangkit, dalam waktu 14 hari
DAN
TIDAK : memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat kontak erat
dengan kasus konfirmasi 2019-nCoV); ATAU
TIDAK : Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang
berhubungan dengan pasien konfirmasi2019-nCoV di China
atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit)*, memiliki riwayat kontak dengan
hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di
China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan
perkembangan penyakit)*
18. Kasus Probable dan Konfirmasi
Kasus Probable
• Pasien dalam pengawasan yang diperiksa untuk
2019-nCoV tetapi inkonklusif (tidak dapat
disimpulkan) atau seseorang dengan hasil konfirmasi
positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.
Kasus Konfirmasi
• Seseorang yang terinfeksi 2019-nCoV dengan hasil
pemeriksaan laboratorium positif
19. Bagaimana tindak lanjut terhadap
masing-2 kasus?
• Kasus Konfirmasi atau Kasus probabel
– Harus menjalani perawatan di RS Rujukan (Ruang
Isolasi khusus)
• Kasus dalam Pengawasan
– Harus menjalani perawatan di RS Rujukan (Ruang
Isolasi Khusus)
• Kasus dalam pemantauan
– Ada 2 opsi
• Perawatan di RS (Ruang isolasi biasa)
• Isolasi diri di rumah
20. Perawatan di Rumah (Isolasi Diri)
Orang dalam Pemantauan
• Pasien diberikan edukasi untuk menerapkan Perilaku
Hidup Bersih Sehat (PHBS) meliputi:
– Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang
mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang area publik
– Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20
detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas
sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat
menggunakan alkohol 70-80% handrub
– Menutup mulut dan hidung dengan tissu ketika bersin atau batuk
– Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat
ke fasyankes
21. Self – Isolation (Isolasi diri)
• Seseorang dengan gejala infeksi
saluran napas secara volunteer
atau rekomendasi petugas
kesehatan untuk dilakukan
isolasi di rumah.
• Jenis sakit tergolong sakit ringan.
22. Apa yang dilakukan ketika
Self-isolation (isolasi diri) ?
• Idealnya, ruangan terpisah dengan
anggota keluarga yang lain.
• Jaga jarak dengan orang sehat minimal 1
meter.
• Selalu menggunakan Masker
• Terapkan etika batuk dan bersin,
menggunakan tissue, langsung buang ke
tempat sampah tertutup, cuci tangan
23. Apa yang dilakukan ketika
Self-isolation (Isolasi diri)? (2)
• Hindari pemakaian barang pribadi bersama
seperti alat makan, alat mandi, linen dan
lainnya.
• Cuci alat makan dengan air dan sabun.
• Tissue, sarung tangan, dan pakaian yang
terpakai oleh pasien harus di masukkan ke
wadah linen khusus, dan terpisah.
• Cuci pakaian dengan mesin cuci suhu 60-
900C, deterjen biasa.
• Pembersihan dan desinfektan rutin area
yang tersentuh
24. • Tetap dirumah dan dapat di
kontak.
• Jika harus keluar rumah,
gunakan masker, hindari
menggunakan transportasi
umum dan hindari tempat
ramai.
• Ventilasi ruangan yang baik
(buka jendela)
Apa yang dilakukan ketika
Self-isolation (Isolasi diri)? (2)
25. Bagaimana meningkatkan
sistem imun tubuh?
• Dewasa umumnya membutuhkan
waktu tidur 7-8 jam dan remaja sekitar
9-10 jam
Istirahat cukup
• Kandungan vitamin dan mineral sayur dan
buah memperkuat sistem imun tubuh
Perbanyak makan
sayur dan buah
• Rekomendasi 30 menit setiap hari. Olahraga
yang murah dan mudah seperti berjalan kaki
Rutin berolahraga
Menerapkan pola hidup sehat
26. Hindari
stress
• Stress yang tidak terkendali dan
berkepanjangan akan meningkatkan
hormon kortisol. Dalam jangka
panjang hormon kortisol yang bisa
menurunkan kekebalan sistem imun.
Hindari
Rokok
dan
alkohol
• Paparan asap rokok dan
alkohol secara berlebih dapat
merusak sistem imun.
Bagaimana meningkatkan sistem imun tubuh? (2)
Suplementasi (yang mengandung echinacea, buah mengkudu, daun meniran, vitamin B6,
vitamin C, dan E) sebagai tambahan, tetapi bukan yang utama)
29. Sudah ada lab milik
litbangkes yang bisa
melakukan mendeteksi
sampel SARS-CoV-2
penyebab COVID-19.
Sedang diusulkan
penambahan fasilitas serupa
agar pemeriksaan bisa
dilakukan lebih luas.
FAKTA
INDONESIA SUDAH MEMILIKI
FASILITAS UNTUK MEMERIKSA
SARS-COV-2?
30. KONSUMSI ALKOHOL
MEMATIKAN VIRUS
CORONA PENYEBAB
COVID-19?
Alkohol 70 persen memang bisa
mematikan virus sehingga bisa digunakan
sebagai disinfektan benda-
benda/permukaan yang tercemar. Namun
tidak bisa dikonsumsi karena juga
mematikan bagi manusia.
31. SUDAH ADA
VAKSIN/OBAT UNTUK
COVID-19?
Beredar info tentang obat antibiotik/antivirus
bahkan obat anti malaria untuk mengobati
COVID-19. Semua belum terbukti karena masih
dalam proses penelitian untuk memberikan
pengobatan yang rasional dan efektif.
Vaksin juga sedang dikembangkan namun belum
ada yang bisa digunakan.
32. COVID-19 SANGAT
MEMATIKAN
SEHINGGA KITA
PERLU PANIK!
Hasil analisis data
tentang coronavirus
menunjukkan bahwa
COVID-19 memiliki
angka kematian sekitar
2%-3%, jauh lebih
rendah dari wabah lain
(SARS, MERS, Swine
Flu).
TIDAK PERLU PANIK
Tapi tentunya tetap
33. Sumber info Valid
agar tidak mudah
terjebak HOAX
Pemerintah juga telah
menunjuk jubir resmi untuk
penanganan corona, yakni
Dr Achmad Yurianto yang
menjabat sebagai Sesditjen
P2P Kemenkes.
34. Myth 1
Populasi manusia pada semua usia dapat
terinfeksi novel coronavirus (2019-nCoV)
Pada orang usia tua dan orang dengan
komorbid (seperti asma, diabetes,
penyakit hati) diketahui lebih rentan
mengalami penyakit yang lebih parah
akibat virus.
WHO menghimbau masyarakat pada
semua usia untuk mengambil langkah
perlindungan diri sendiri terhadap virus,
sebagai contoh dengan mengikuti langkah
menjaga kebersihan tangan dan
kebersihan pernapasan.
35. Myth 2
Tidak, antibiotik tidak bekerja
melawan virus, hanya bakteri.
2019-nCoV adalah virus dan
selanjutnya antibiotik sebaiknya
tidak digunakan untuk pencegahan
atau pengobatan.
Namun, jika anda dirawat inap di
rumah sakit akibat 2019-nCoV, anda
mungkin menerima antibiotik karena
ko-infeksi bakteri mungkin dapat
terjadi.
36. Myth 3
Hingga saat ini, tidak ada obat spesifik yang
direkomendasikan untuk mencegah atau
mengobati 2019-nCoV.
Namun, pada pasien yang terinfeksi virus
sebaiknya diberikan perawatan yang sesuai
untuk meringankan dan mengobati
gejalanya, dan pasien dengan derajat
penyakit yang berat sebaiknya menerima
terapi suportif secara optimal.
Beberapa perawatan yang spesifik sedang
diteliti, dan akan dilakukan uji melalui
clinical trials.
WHO saat ini sedang membantu untuk
usaha percepatan penelitian dan
pengembangan dengan sejumlah mitra.
37. Myth 4
Tidak. Pengering tangan tidak
efektif membunuh 2019-nCoV
Untuk melindungi diri sendiri
melawan novel coronavirus,
sebaiknya secara rutin mencuci
tangan dengan pembersih
berbasis alkohol atau mencuci
tangan dengan air dan sabun.
Setelah tangan bersih, sebaiknya
dikeringkan menggunakan tissu
atau pengering udara yang hangat.
38. Myth 6
Pemindai suhu (thermal scanner) efektif
digunakan untuk mendeteksi orang yang
mengalami demam (memiliki suhu
tubuh melebihi normal) karena adanya
infeksi oleh novel coronavirus.
Namun, pemindai suhu tidak dapat
mendeteksi orang yang terinfeksi namun
belum mengalami demam (belum
menjadi sakit). Hal ini karena dibutuhkan
2 sampai 10 hari sebelum orang yang
terinfeksi tersebut menjadi sakit dan
mengalami demam.
39. Myth 7
Tidak. Menyemprotkan alkohol atau
klorin ke seluruh tubuh tidak akan
membunuh virus yang telah masuk
ke dalam tubuh. Menyemprotkan
zat-zat tersebut dapat merusak
membran mukosa (pada mata,
mulut).
Baik alkohol dan klorin dapat
bermanfaat untuk disinfeksi
permukaan, namun penggunaannya
harus mengacu pada standar
rekomendasi yang sesuai.
40. Myth 8
Ya, hal tersebut aman-aman
saja. Masyarakat yang
menerima paket dari Cina
tidak berisiko terinfeksi novel
coronavirus.
Berdasarkan analisis
sebelumnya, diketahui bahwa
coronavirus tidak bertahan
lama pada suatu objek seperti
surat atau paket
41. Myth 9
Tidak. Tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa
penggunaan obat kumur akan
melindungi dari infeksi novel
coronavirus.
Beberapa merek obat kumur
dapat membunuh mikroba
tertentu dalam beberapa menit
pada saliva di dalam mulut.
Namun, hal ini bukan berarti hal
tersebut dapat melindungi dari
infeksi 2019-nCoV.
42. Myth 10
Bawang putih merupakan
makanan sehat yang memiliki
beberapa senyawa antimikroba.
Namun, tidak ada bukti dari
wabah saat ini yang
menunjukkan bahwa
mengkonsumsi bawang putih
dapat melindungi diri dari
infeksi 2019-nCoV
43. Myth 11
Tidak. Minyak wijen tidak dapat
membunuh novel coronavirus.
Terdapat beberapa disinfektan kimia
yang dapat membunuh 2019-nCoV pada
permukaan. Senyawa ini termasuk
pemutih/ disinfektan berbahan dasar
klorin, pelarut eter, etanol 75%, asam
perasetat, dan kloroform.
Namun, senyawa-senyawa tersebut
hanya memiliki pengaruh yang sedikit
terhadap virus jika diletakkan pada kulit
atau di bawah hidung. Hal tersebut
bahkan dapat berbahaya bagi kulit.
45. PENCEGAHAN
Belum ada vaksin untuk mencegah infeksi human
coronavirus
Transmisi dikurangi dengan:
a. Mencuci tangan rutin dengan sabun dan air atau
handsanitizer, terutama setelah batuk, bersin atau
menggunakan toilet, sebelum menyiapkan makanan, dan
setelah kontak dengan pasien atau barang personal
pasien.
b. Menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut
dengan tangan sebelum cuci tangan.
c. Gunakan masker medis/bedah di keramaian
d. Menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit dan
barang personalnya dan gunakan masker bila merawat
orang sakit
46. e. Terapkan etika batuk dan bersin (tutup dengan
tissue atau siku tangan kemudian buang tissue
ketempat sampah tertutup kemudian mencuci
tangan)
f. Lakukan pola hidup bersih dan sehat secara
umum
g. Masak produk hewan sampai matang (safety
food)
h. Diet sehat, exercise cukup, tidur cukup untuk
meningkatkan sistem imun
i. Jika sakit ringan, minum cukup, tinggal dirumah
dan istirahat
j. Jika tidak membaik atau khawatir dengan
PENCEGAHAN (2)
47. CUCI TANGAN CARA AMPUH MENCEGAH
TRANSMISI COVID-19
Tidak hanya COVID-19, tapi juga
berbagai penyakit lain seperti diare, flu,
dan berbagai penyakit lainnya
• TAPI! Cuci tangan harus baik dan benar
(seluruh permukaan)
• Durasi 20-30 detik (2x menyanyikan lagu
happy birthday)
• Rekomendasi WHO 6 langkah cuci tangan
• Hand sanitiziter (jika tangan tidak terlihat
kotor) atau sabun dengan air (jika tangan
terlihat kotor atau bernoda)
48. KAPAN KITA SEBAIKNYA MENCUCI
TANGAN?
Setelah membuang ingus, batuk,
atau pilek
Sebelum dan sesudah menjaga
orang sakit
Sebelum dan sesudah merawat luka
Sebelum, selama, dan setelah
mengolah
makanan
Sebelum makan
Setelah menyentuh sampah
Setelah menggunakan toilet
Setelah menyentuh binatang,
makanan
binatang, atau kotoran binatang
Setelah mengganti popok atau
49. 1. Basahi
kedua tangan
dengan air,
kemudian
ambil sabun
secukupnya.
Gosokkan
kedua telapak
tangan
bersama-sama.
2. Gosok tiap
punggung
tangan
menggunakan
telapak
tangan
sebelahnya,
jangan lupa
gosok bagian
sela-sela jari.
3. Tangkupkan
kembali kedua
tangan dan
gosok pinggir
jari-jari.
6 LANGKAH CUCI TANGAN
50. 6 LANGKAH CUCI TANGAN
4. Bersihkan
jari dan buku-
buku jari
dengan
menyatukan
kedua tangan.
5.Bersihkan
sela jempol dan
telunjuk dengan
cara jempol
digenggam
oleh tangan
sebelahnya.
6. Bersihkan ujung-
ujung jari dengan
menggosokkannya
ke telapak tangan
sebelahnya. Cuci
dengan air mengalir
hingga tangan
bersih dari sabun.
52. KAPAN
MENGGU
NAKAN
MASKER?
1.Orang sehat jika
merawat seseorang
dengan suspek infeksi
COVID-19
2.Jika memiliki gejala
batuk atau bersin
(sakit)
3.Masker efektif hanya
jika dikombinasikan
dengan hand hygiene
4.Mengetahui cara
penggunaan dan
pembuangannya
dengan baik dan
benar
53. PENGOBATAN KHUSUS ANTI
CORONAVIRUS
•Dilaporkan pemakaian obat anti HIV
•Ada institusi yang memberikan obat anti virus
influenza
•Belum ada laporan pengobatan khusus
•Tujuan pengobatan saat ini: Supportif dan
mencegah komplikasi
BELUM ADA
54. PENCEGAHAN
PENYEBARAN DI
TEMPAT KERJA
•
)
Pastikan
tempat kerja
bersih dan
higienis
Promosikan tanda
dan gejala serta
daerah yang
terjangkit
Jika ada yang sakit
dengan gejala dan
memiliki risiko,
istirahat dirumah
atau ke fasilitas
Promosikan
higienitas
respirasi yang
baik (poster;
pengadaan
masker, tissue)
Pengadaan
hand sanitizer,
tempat
cuci tangan,
poster,
Konsultasi
ketika
pekerja akan
menjalani
perjalanan ke
luar kota atau
luar negeri
terutama yang
terjangkit
(pertimbangkan
risiko dan
55. Hindari
menggunaka
n ponsel
Cuci tangan
setelah
meninggalkan
kendaraan umum
Batasi
memegang
pegangan
pada bus
atau kereta
Hindari
menyentuh
wajah,
hidung,
mulut, dan
mata
Menjauhlah
dari orang
yang batuk
dan bersin
Jika anda sakit,
kenakan masker
dengan benar. Hindari jam-jam sibuk
PENCEGAHAN
PENULARAN
DI KENDARAAN
UMUM
56. Wajar untuk
merasa sedih,
tertekan, bingung,
dan marah selama
terjadi krisis
Berbicaralah
dengan orang
terdekat mengenai
apa yang anda
rasakan
Hanya dengarkan
informasi dari
sumber yang
terpercaya
Kurangi konsumsi
berita dan media
sosial mengenai
COVID-19 yang
membuat anda
khawatir
Jangan merokok,
konsumsi
alkohol, atau obat-
obatan
Pertahankan gaya
hidup sehat, gizi
seimbang,
olahraga teratur,
dan tidur yang
cukup
JANGAN LUPA JAGA
KESEHATAN MENTAL!
57. JAGA STAMINA, HIDUP BAHAGIA
TINGKATKAN IMUNITAS, SEHAT
BERAKTIFITAS
KEPANIKAN MEMBUAT HIDUP TIDAK
NYAMAN !
58. Apa yang Harus Dilakukan Bila Anda
Menderita COVID-19
• Bila Anda menderita COVID-19 atau diduga terinfeksi COVID-19, ikuti
langkah berikut untuk mencegah penularan penyakit di rumah dan
komunitas Anda
– Tetap di rumah kecuali bila membutuhkan perawatan medis
– Batasi diri dari manusia maupun binatang di rumah
– Berikan informasi sebelum mengunjungi dokter
– Gunakan Masker
– Tutupi hidung dan mulut saat batuk dan bersin
– Tutupi hidung dan mulut saat batuk dan bersin
– Bersihkan tangan lebih sering
– Bersihkan setiap hari permukaan yang sering disentuh
– Awasi gejala yang muncul
– Penghentian isolasi di rumah