3. Hadits dari Abû Umamah riwayat ath-Thabrâni di
dalam al-Kabir, Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya Allah berfirman, “Siapa saja yang
menghinakan kekasih-Ku berarti ia telah terang-terangan
memusuhi-Ku. Wahai anak Adam, engkau tidak akan
memperoleh apa yang ada di sisi-Ku kecuali dengan
melaksanakan apa yang Aku wajibkan
kepadamu...”
4. “Tidak ada perbedaan (menurut
ashâb kita) antara wajib ‘ain dan
wajib kifayah, dari sisi
kewajiban…”
(Imam Saifuddin al-Amidi, Al-Ihkâm fî Ushûl al-
Ahkâm, I/100)
FARDHU ‘AIN & FARDHU KIFAYAH
5. “Hukum fardhu kifayah itu adalah jika fardhu
kifayah tersebut telah dikerjakan oleh siapa saja
yang memiliki kifâyah maka akan gugurlah beban
atas orang tersebut dan juga bagi yang lain. Setiap
orang dari kaum Muslim yang tidak memiliki
uzur, jika mereka meninggalkannya, adalah
berdosa meski mereka tidak tahu.”
(Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibari, Fath
al-Mu‘în, IV/206)
MENINGGALKAN FARDHU KIFAYAH = DOSA
6. APA ITU KHILAFAH?
“Kepemimpinan umum bagi seluruh
kaum muslim di dunia, guna
menerapkan hukum-hukum syara’, dan
mengemban dakwah Islamiyyah ke
seluruh alam.”
[Hizbut Tahrir, Al-Khilafah, hlm 1. Lihat juga Qodhiy An-
Nabhaani, Muqoddimah Ad-Dustur, hlm 118, dan Asy-
Syakhshiyyah Al-Islamiyyah, juz 2 hlm 6]
7. Imam An-Nawawi dalam kitabnya
Al-Majmu’ Syarhu-l-Muhadzdzab mengatakan:
مترادفة المؤمنين وإمارة والخالفة واإلمامة
“Al-Imamah, Al-Khilafah, dan Imarotul
Mukminin adalah sinonim.”
[An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, juz 19 hlm 191]
8. DALIL DARI AL-QURAN
"Maka putuskanlah perkara mereka menurut
apa yang Allah turunkan dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu." (QS. Al Maidah [5] : 48)
اَمِب ْمُهَنْيَب ْمُكْاحَفَل َو ُ هاَّلل َل َزْنَأْعِبهتَت
ِم َكَءاَج اهمَع ْمُهَءا َوْهَأَِِّحْال َن
9. DALIL DARI AL-QURAN
" Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.“
(QS. An Nisa [4] : 59)
َ هاَّلل واُعيِطَأ واُنَمآ َينِذهلا اَهُّيَأ اَيَلوُسهالر واُعيِطَأ َو
ْعََازنَت نِإَف ْمُكنِم ِرْمَ ْاْل يِلوُأ َوُهوُّدُرَف ٍءْيَش يِف ْمُتىَلِإ
ُنِمْؤُت ْمُتنُك نِإ ِلوُسهالر َو ِ هاَّللْال ِم ْوَيْال َو ِ هاَّللِب َونِر ِخ
ًيالِوْأَت ُنَسْحَأ َو ٌْريَخ َكِلََٰذ
10. DALIL DARI AS-SUNNAH
Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abi Hazim, ia berkata : ” aku mengikuti mejelis
Abu Hurairah selama lima tahun, dan aku mendengar ia menyampaikan hadits dari Nabi
saw, Beliau pernah bersabda:
َْلْا ْمُهُسوُسَت َليِئاَرْسِإ وُنَب َْتناَكَن َكَلَه اَمهلُك ُءاَيِبْنٌّيِبَن ُهَفَلَخ ٌّيِب
ُنوُكَتَس َو يِدْعَب هيِبَن َل ُههنِإ َوَف واُلاَق ،ُرُثْكَتَف ُءاَفَلُخَا؟نُرُمْأَت اَم
َلاَق:هوَْلْاَف ِلهوَْلْا ِةَعْيَبِب ا ْوُفهنِإَف ْمُههقَح ْمُهوُطْعَأ ِلاهمَع ْمُهُلِئاَس َهللا
ْمُهاَع ْرَتْسا
“Dahulu Bani Israel diurusi dan dipelihara oleh para nabi, setiap kali seorang nabi
meninggal digantikan oleh nabi yang lain, dan sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku,
dan akan ada para Khalifah, dan mereka banyak, para sahabat bertanya : “lalu apa yang
engkau perintahkan kepada kami?” Nabi bersabda : “penuhilah baiat yang pertama dan
yang pertama, berikanlah kepada mereka hak mereka, dan sesungguhnya Allah akan
meminta pertanggung-jawaban mereka atas apa yang mereka diminta untuk mengatur
dan memeliharanya.” (HR. Muslim)
11. DALIL DARI AS-SUNNAH
Telah diriwayatkan dari Nafi’, ia berkata : “Abdullah bin Umar telah
berkata kepadaku : “aku mendengar Rasulullah saw pernah
bersabda:
َهللا َيِقَل ٍةَعاَط ْنِم ًادَي َعَلَخ ْنَمُح َل ِةَماَيِقْال َم ْوَيَو ُهَل ًةهج
ْيَب ِهِقُنُع ْيِف َْسيَل َو َاتَم ْنَمِلِهاَج ًةَتْيِم َاتَم ٌةَعًةهي
“Siapa saja yang melepaskan tangan dari ketaatan, ia akan
menjumpai Allah pada hari kiamat kelak tanpa memiliki hujah, dan
siapa saja yang mati sedang di pundaknya tidak
terdapat baiat, maka ia mati seperti kematian
jahiliyah” (HR. Muslim)
12. ’IJMA’ SAHABAT
Imam Ibnu Hajar Al Haitami berkata:
“Ketahuilah juga, bahwa para shahabat -semoga Allah
meridhai mereka- telah bersepakat bahwa mengangkat
seorang imam (khalifah) setelah berakhirnya zaman
kenabian adalah wajib, bahkan mereka menjadikannya
sebagai kewajiban paling penting ketika mereka
menyibukkan diri dengan kewajiban itu dengan
meninggalkan kewajiban menguburkan jenazah
Rasulullah SAW.”
(Ibnu Hajar Al Haitami, As Shawa’iqul Muhriqah, hlm. 7).
13. BATAS 3 HARI TANPA KHILAFAH
Apa yang dilakukan Umar ra. adalah berwasiat kepada ahlusy-syura dan
memberi mereka masa jeda (jelang waktu) selama tiga hari untuk
memilih khalifah penggantinya. Bahkan Umar ra. berwasiat bahwa jika
dalam tiga hari khalifah belum disepakati, maka orang yang menentang
hendaklah dibunuh. Umar ra. juga mewakilkan kepada lima puluh orang
dari kaum Muslim Anshar untuk melaksanakan itu, yaitu membunuh
orang yang menentang khalifah terpilih. Padahal mereka semua
adalah ahlusy-syura dan para Sahabat senior. Semua itu dilihat dan
didengar langsung oleh para Sahabat dan tidak terdapat satu riwayat pun
bahwa ada seorang dari mereka menentang atau mengingkari ketetapan
Umar ra. ini. Dengan demikian, menjadi Ijmak Sahabat bahwa kaum
Muslim tidak boleh kosong dari khalifah lebih dari tiga hari. Ijmak
Sahabat adalah dalil syariah, sebagaimana al-Quran dan as-Sunnah.
(Hizbut Tahrir, Ajhizah Dawlah al-Khilâfah, hlm. 27)
15. “Suatu keharusan bagi umat adanya Imam
(Khalifah) yang menegakkan agama dan yang
menolong sunnah serta yang memberikan hak
bagi orang yang dizalimi serta menunaikan
hak dan menempatkan hal tersebut pada
tempatnya. Saya menyatakan bahwa
mengurus (untuk mewujudkan) Imamah itu
adalah fardhu kifayah.”
(Imam an-Nawawi, Rawdhah ath-Thâlibîn wa
Umdah al-Muftin, III/433)
16. Imam Fakhruddin ar-Razi, penulis kitab Manâqib asy-Syâfi’i, ketika
menjelaskan QS al-Maidah ayat 38:
Para Mutakallimin ber-hujjah dengan ayat ini bahwa wajib atas
umat untuk mengangkat seorang imam (khalifah) yang spesifik
untuk mereka. Dalilnya adalah bahwa Allah Swt. mewajibkan di
dalam ayat ini untuk menegakkan had atas pencuri dan pelaku
zina…Sungguh, umat telah sepakat bahwa tidak seorang pun dari
rakyat yang boleh menegakkan had atas pelaku kriminal tersebut,
bahkan mereka telah sepakat bahwa tidak boleh (haram)
menegakkan had atas orang yang merdeka pelaku kriminal kecuali
oleh imam. Karena itu, ketika taklif tersebut sifatnya pasti (jâzim)
dan tidak mungkin keluar dari ikatan taklif ini kecuali dengan
adanya imam (khalifah), dan ketika kewajiban itu tidak tertunaikan
kecuali dengan sesuatu, dan itu masih dalam batas kemampuan
mukallaf maka (adanya) imam (khalifah) adalah wajib.
17. Imam Ibn Katsir, ketika menjelaskan QS al-Baqarah
ayat 30:
Sesungguhnya al-Qurthubi dan yang lain berdalil
berdasarkan ayat ini atas wajibnya mengangkat
khalifah untuk menyelesaikan perselisihan yang
terjadi di antara manusia, memutuskan
pertentangan mereka, menolong orang yang
dizalimi dari yang menzalimi, menegakkan
hudud, mengenyahkan kemungkaran, dan
sebagainya yang merupakan hal-hal penting yang
memang tidak mungkin ditegakkan kecuali dengan
adanya Imam (Khalifah).
20. “Mereka menjadikan orang-orang alim dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah” (TQS at- Taubah [9]: 31)
ُر َو ْمُه َارَبْحَأ واُذَخهتاَب ْرَأ ْمُهَناَبْهاًبا
ِهللا ُِوند ْنِم
21. Berkaitan dengan ayat di atas, Imam at-Tirmidzi telah menuturkan
riwayat dari jalan Adi bin Hatim yang mengatakan:
Aku pernah datang kepada Nabi saw., sementara di leherku
tergantung salib yang terbuat dari emas. Nabi saw. Lalu bersabda,
“Wahai Adi, campakkan berhala itu dari tubuhmu.” Aku kemudian
mendengar Beliau membaca surat at-Taubah (yang artinya): Mereka
menjadikan orang-orang alim mereka dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Allah. (TQS at- Taubah [9]: 31). Beliau selanjutnya
bersabda, “Adapun bahwa mereka tidak menyembah orang-orang
alim dan para rahib mereka (itu memang benar). Akan tetapi, mereka
itu, jika orang alim dan rahib mereka menghalalkan
sesuatu, mereka pun menghalalkannya, dan jika
orang alim dan rahib itu mengharamkan sesuatu,
mereka pun haramkan sesuatu itu.”
22. “Menetapkan hukum hanya hak Allah.
Dia telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia.” (QS Yusuf [12]: 40)
َمَأ ِهللِ هلِإ ُمْكُحْال ِنِإِإ ُوادُبْعَت هلَأ َرُهاهيِإ هل
23. Allah SWT berfirman:
ِرَش ىَلَع َاكَنْلَعَج همُثِرْمَ ْاْل َنِم ٍةَعياَهْعِبهتاَف
ِذهلا اء َوْهَأ ْعِبهتَت َل َوَونُمَلْعَي َل َين﴿١٨﴾
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di
atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu
dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu
orang-orang yang tidak mengetahui”
(QS. Al-Jaatsiyah: 18)
24. Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al
Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripadamu, melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat
mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat
berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu
perbuat” (QS. Al Baqarah: 85)
ِب َونُرُفْكَت َو ِباَتِكْال ِضْعَبِب َونُنِمْؤُتَفَأِلَذ ُلَعْفَي نَم اءَزَج اَمَف ٍضْعَبَك
ا َم ْوَي َو اَيْنُّدال ِةاَيَحْال يِف ٌي ْز ِخ هلِإ ْمُكنِمْال ِدَشَأ ىَلِإ َونُّدَرُي ِةَماَيِقْلِباَذَع
﴿ َونُلَمْعَت اهمَع ٍلِفَاغِب ُاَّلل اَم َو٨٥﴾
25. Menurut Taqiyuddin An-Nabhani dalam Nizhâm al-
Islâm:
(Islam merupakan) agama yang diturunkan Allah swt.
kepada Muhammad saw. untuk mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, dirinya sendiri, dan
sesama manusia. Hubungan manusia dengan Tuhannya
meliputi masalah aqidah (keyakinan/ keimanan) dan
ibadah. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
meliputi akhlaq, makanan-minuman (yang
dikonsumsinya), dan pakaian yang dikenakannya.
Adapun hubungan manusia dengan sesamanya meliputi
mu’amalah dan uqubat (hukum pidana/ sanksi).
28. DIMENSI I & II
•Sudah diamalkan
oleh Ummat Islam
•Walau masih ada
yang meninggalkan
29. • Tidak dapat
diamalkan oleh
Ummat Islam
• Bukan karena tidak
mau mengamalkan
MENGAPA?
DIMENSI III
30. BAGAIMANA CARA
MENGAMALKAN AYAT INI?
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa”
(QS. Al-Baqarah: 183)
َع َبِتُك ْاوُنَمآ َينِذهلا اَهُّيَأ اَيَمَك ُماَي ِالص ُمُكْيَلَبِتُك ا
هلَعَل ْمُكِلْبَق نِم َينِذهلا ىَلَعَونُقهتَت ْمُك﴿١٨٣﴾
31. BAGAIMANA CARA
MENGAMALKAN AYAT INI?
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu qishaash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh”
(QS. Al-Baqarah: 178)
ِتُك ْاوُنَمآ َينِذهلا اَهُّيَأ اَيَصِقْال ُمُكْيَلَع َبُاص
ىَلْتَقْال يِف﴿١٧٨﴾
32. Tidak bisa !!!
Hukumnya haram…!
Hanya negara yang wajib
melaksanakannya…!
Lantas bagaimana…?
Bagaimana jika
Dimensi III diamalkan oleh individu
atau kelompok?
33. “Para Imam yg berfatwa telah sepakat bahwa
tidak boleh seseorang mengqishas orang lain
yang menjadi haknya selain penguasa, dan
tidak boleh manusia saling mengqishah
sebagian terhadap sebagian yg lain, tetapi
yang demikian itu hanyalah adalah hak
penguasa atau orang yg diangkat penguasa
untuk hal tersebut.
(Imam Al Qurthuby (w. 671 H), Al Jâmi’ li Ahkâmil Qur’ân,
2/257)
34.
35. “SELURUH UMMAT ISLAM BERDOSA”
Dosa yang muncul karena Syariah Islam Dimensi III
tidak diamalkan
36. • Dosa yang berasal dari fardhu kifayah
yang tidak diamalkan…
• Padahal FARDHU KIFAYAH MENCAKUP
SEBAGIAN BESAR dari syari’at islam…
• Sedangkan FARDHU ‘AIN HANYA
sebagian kecil…
90%
10%
37. JIKA ADA PENCURIAN,
SIAPAKAH YANG BERDOSA ?
• Umat Islam Seluruhnya Berdosa
• Mengapa ?
ْيَأ ْاوُعَطْقاَف ُةَق ِارهسال َو ُِّ ِارهسال َوَبَسَك اَمِب اءَزَج اَمُهَيِدَنِم ًلاَكَن ا
ٌميِكَح ٌيز ِزَع ُاَّلل َو ِاَّلل﴿٣٨﴾
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana” (QS. Al Maidah: 38)
Seruan kepada kaum muslimin
38. JIKA ADA PEMBUNUHAN,
SIAPAKAH YG BERDOSA?
• Umat Islam Seluruhnya Berdosa
• Mengapa ?
Seruan kepada kaum muslimin
َلَع َبِتُك ْاوُنَمآ َينِذهلا اَهُّيَأ اَيْال يِف ُاصَصِقْال ُمُكْيىَلْتَق﴿١٧٨﴾
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
qishaash berkenaan dengan orang-orang yang
dibunuh;” (QS. Al Baqarah: 178)
39. JIKA ADA YANG BERZINA,
SIAPAKAH YG BERDOSA?
هلُك ُوادِلْاجَف يِناهالز َو ُةَيِناهالزْلَج َةَئِم اَمُهْنِم ٍد ِاح َوٍةَد…﴿٢﴾
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera,…”
(QS. An nuur: 2)
• Umat Islam Seluruhnya Berdosa
• Mengapa ?
Seruan kepada kaum muslimin
40. KETIKA HUKUM-HUKUM ALLAH DIABAIKAN…
• Berapa banyak dosa yang mengalir secara otomatis ke
dalam buku catatan amal orang-orang Islam ketika
terjadi pencurian, pembunuhan, perzinahan, dan
maksiyat lainnya sementara para pelaku maksiyat itu
tidak dihukum dengan hukum Allah SWT?
• Sanggupkah orang-orang Islam menerima azab Allah
di akhirat kelak ketika dosa-dosa mereka ternyata
lebih banyak daripada amal sholeh mereka?
41. “Dan adapun orang-orang yang
berat timbangan (kebaikan)nya,
maka dia berada dalam
kehidupan yang memuaskan. Dan
adapun orang-orang yang ringan
timbangan (kebaikan)nya, maka
tempat kembalinya adalah neraka
Hawiyah. Tahukah kamu Apakah
neraka Hawiyah itu? (yaitu) api
yang sangat panas.”
(TQS Al Qaari´ah, 101:6-11)
42. SIKSA NERAKA PALING RINGAN
"Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan
siksanya adalah seseorang memiliki dua sandal dan
dua tali sandal dari api neraka, seketika otaknya
mendidih karena panasnya sandal tersebut
sebagaimana kuali mendidih.
Orang tersebut merasa bahwa
tak ada seorang pun yang
siksanya lebih pedih daripadanya,
padahal siksanya adalah yang
paling ringan di antara mereka."
(HR. Muslim)
43. “DOSA” ini HANYA AKAN
DITULISKAN kepada…
• Ummat islam yang
hanya DIAM…
• TIDAK MAU
BERUSAHA…
44. Wajib adanya AMALAN
DAKWAH secara sungguh-
sungguh...
yang tujuan utamanya adalah
untuk mengamalkan seluruh
Syari’at Islam…
yaitu dengan menegakkan
Khilafah Islamiyah…
47. KINI WILAYAHNYA DIPECAH-BELAH
Wilayahnya dikerat-kerat menjadi
negara-negara kecil yang lemah, saling
tak peduli, bahkan saling bermusuhan
atas dasar nasionalisme.
54. “Barang siapa yang bangun di suatu pagi hari dan ia hanya
memikirkan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak
berguna apa-apa di sisi Allah….. dan barang siapa yang
tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka ia
tidaklah termasuk golongan mereka (kaum muslimin).”
(HR. Thabrani dari Abu Dzar Al Ghiffari)
ُرَبْكَأ اَيْنُّدال َو َحَبْصَأ ْنَمِهللا َنِم َسْيَلَف ُهُّمِهْيِف
ٍءْيَش...ُمِْلل َمَتْهَي ْمَل ْنَم َوَلَف ًةَماَع َنْيِمِلْسْمُهْنِم َسْي
55. َأ اَيْنُّدال ُلا َو َزَلَدْنِع ُن َوْه
ُج َر ِلْتَق ْنِم ِهللاٍمِلْسُم ٍل
“Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah
dibandingkan terbunuhnya seorang muslim.”
(HR. an-Nasâ`i dan at-Tirmidzi)
57. Di tengah-tengah kalian sedang berlangsung zaman kenabian. Selama Allah
berkehendak, ia akan tetap ada. Kemudian Dia mengakhirinya, jika Dia berkehendak
untuk mengakhirinya.
Kemudian ada zaman Khilafah yang mengikuti metode kenabian. Maka, dengan
kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian Dia pun mengakhirinya, jika Allah
berkehendak untuk mengakhirinya.
Kemudian akan ada para penguasa yang menggigit. Dengan kehendak Allah, ia pun
tetap ada, kemudian Dia pun mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk
mengakhirinya.
Kemudian akan ada para penguasa diktator. Dengan kehendak Allah, ia pun tetap
ada, kemudian Dia pun mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya.
Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti tuntunan kenabian. Setelah itu, beliau
diam. (Hr. Ahmad dalam Musnad-nya, dimana semua perawinya adalah tsiqqat)
58. Masa al-Nubuwwah, kenabian, telah berlalu ketika Rasulullah saw
berpulang.
Masa khilâfah ‘alâ minhâj al-nubuwwah adalah khilafah yang benar-
benar mengikuti jalan kenabian. Inilah masa al-khulafâ` al-râsyidûn,
yakni Khalifah Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan,
dan Ali bin Abi Thalib.
Masa mulk[an] ‘âdhdh[an], kekuasaan yang menggigit. Artinya,
kekuasaan digigit oleh para penguasa itu dan tidak dilepaskan dari
keluarganya. Kekuasaan itu diturunkan kepada keluarganya seperti
warisan. Ini adalah masa Khilafah Umawiyyah, Khilafah ‘Abassiyyah,
dan Khilafah ‘Utsmaniyyah.
59. Masa mulk[an] jabriyyah, kekuasaan diktator. Ini adalah kekuasan
para penguasa di negeri Islam pasca runtuhnya khilafah
Utsmaniyyah. Para penguasa itu bersikap tiran dan diktator, tidak
berpedoman kepada syariah. Bahkan, menentang syariah dan
memusuhi pejuangnya. Masa inilah yang kini sedang berlangsung.
Masa khilâfah ‘ala minhaj al-nubuwwah. Ini adalah kembalinya
khilafah yang mengikuti metode dan jalan kenabian. Masa ini akan
terjadi setelah masa berakhirnya kekuasaan diktator.
Insya Allah masa ini akan segera terjadi. Sebab, para penguasa
diktator telah jatuh satu persatu.
62. JIKA KITA TIDAK
BERGABUNG DALAM
PERJUANGAN INI,
ARTINYA:
1. Melalaikan perintah
Allah untuk
menegakkan syariah
dan khilafah.
2. Memenuhi catatan
amal kita dengan dosa
yang sangat banyak,
3. Membiarkan
keterpurukan dan
penderitaan umat
terus terjadi,
63. BERGABUNG
DALAM PERJUANGAN
INI, ARTINYA:
1. Mewujudkan wadah
penegak Syariah
secara kaffah,
2. Menyatukan ummat,
3. Membangun “mesin
mencetak pahala”,
4. Menghindari mati
seperti mati
jahiliyah.
64. YANG KAMI MINTA DARI ANDA:
Mengikuti pembinaan intensif untuk
meningkatkan syakhsiyyah
(kepribadian) Islam,
Berdakwah di tengah masyarakat demi
tegaknya syariah secara kaffah,
Mengikuti Muktamar Khilafah 2013.
SIAP?
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.“ (TQS al-Baqarah:30)
”Jika kalian telah berjual-beli dengan cara ’înah (penjualan secara kredit dengan tambahan harga); dan kalian telah mengambil ekor sapi, lalu kalian (lebih) suka bertani, hingga kalian meninggalkan jihad, maka (ketika itu) Allah menimpakan kepada kalian kehinaan, Allah tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali ke agama kalian.” (HR. Abu Dawud)
Sabda beliau, ”sampai kalian kembali ke agama kalian” artinya adalah sampai kalian kembali melaksanakan ajaran agama, dan menerapkannya untuk semua urusan kehidupan kalian.
Coklat Tua = Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Kuwait
Coklat Sedang = Yordania, Iran, Irak, Syiria, Mesir, Libya
Coklat Muda = Tunisia, Algeria, Maroko, Spanyol, Pakistan, Afganistan, tajikistan, Turkmenistan, Kyrgistan, Uzbekistan