1. KURIKULUM DAN
PENGAJARAN
Anisa Rahmah
II D
2011031011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN ILMU
2. IDENTITAS BUKU
Nama Buku :
Kurikulum dan
Pengajaran
Nama Pengarang :
Prof. Dr. S. Nasution M.A
Penerbit : PT. Bumi Aksara
Tahun Terbit : 2010
3. BAB I
KONSEP-KONSEP
DASAR KURIKULUM
1. Kurikulum
kurikulum formal
2. Kurikulum
Proses tak formal
pengembanga Mutu
n kurikulum pendidika
n
1. Aspek filosofis
2. Aspek
sosiologis Pedoman Pedoman
3. Aspek intruksional kurikulum
psikologis
4. Bahan
4. Deskripsi Singkat
Kurikulum sebagai rencana yang disusun oleh
pemerintah untuk melancarkan proses belajar-
mengajar dibawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah ataupun lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya baik formal maupun tak formal.
Aspek filosofis : falsafah bangsa, masyarakat, sekolah
dan guru-guru.
Aspek sosiologis : harapan dan kebutuhan sosial
Aspek psikologis : hakikat anak antara lain taraf
perkembangan fisik dan mental
Bahan pelajaran : hakikat pengetahuan dan disiplin
ilmu.
Pedoman kurikulum disusun untuk menentukan scope
dan sequence
Pedoman intruksional disusun untuk mencapai
accountability
5. Refleksi
Kurikulum itu adalah seperangkat
rencana pemerintah yang terstruktur
guna memperlancar proses belajar
mengajar dibawah bimbingan dan
tanggung jawab lembaga pedidikan.
Mutu pendidikan itu dihasilkan dari
pedoman kurikulum dan pedoman
intruksional yang bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas mengajar.
6. BAB II
DETERMINAN KURIKULUM
DETERMINAN
FISIOLOGIS
DETERMINAN
DETERMINAN
HAKIKAT
SOSIOLOGIS
PENGETAHUAN
DETERMINAN
PSIKOLOGIS
7. DESKRIPSI SINGKAT
Determinan Filosofis didalamnya mengandung falsafah
bangsa, falsafah lembaga pendidikan, dan falsafah pengajar/guru.
Determinan Sosiologis
Dari segi sosiologis sistem pendidikan serta lembaga-lembaga
pendidikan didalamnya dipandang sebagai badan yang mempunyai
berbagai fungsi bagi kepentinga masyarakat.
Determinan Psikologis
Didalam hal ini mempunyai 2 dimensi yaitu :
1. teori belajar yang menerangkan bagaimana sebenarnya siswa
belajar.
2. Teori hakikat pelajar yang berkenaan dengan
motivasi, kesiapan, kematangan intelektual dan emosional.
Determinan hakikat pengetahuan
pengetahuan berubah dan meluas dengan kelajuan yang sangat
cepat, seorang tenaga pendidik harus lebih bisa memahami bahan
apa saja yang harus diajarkan kepada siswa supaya tidak
tertinggal.
8. REFLEKSI
Pada dasarnya antara determinan
filosofis, sosioligis, psikologis dan hakikat
pengetahuan itu saling berkaitan. Jika
salah satu determinan itu tidak ada dalam
sebuah kurikulum maka tidak akan
sempurna karena didalam determinan itu
mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang
sangat penting.
10. DESKRIPSI SINGKAT
Pendekatan bidang studi adalah pendekatan yang
berdasarkan subjek dan disiplin ilmu.
Pendekatan interdispliner yang menggabungkan
seluruh mata pelajaran dalam satu pembahasan.
Pendekatan rekonstruksional berpusat pada masalah-
masalah penting yang dihadapi oleh masyarakat.
Pendekatan humanistik berpusat pada siswa jadi
“student-centered” dan mengutamakan pengembangan
afektif siswa.
Pendekatan “accountability” berpusat pada
pertanggungjawaban lembaga pendidikan tentang
pelaksanaan tugasnya kepada masyarakat.
Pendekatan pembanguan nasional meliputi:
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan ketermpilan
praktis bagi kehidupan sehari-hari dan pendidikan
sebagai alat dari pembangunan nasional.
11. REFLEKSI
Pendekatan-pendekatan yang digunakan
dalam pengembangan kurikulum itu bisa
dipakai yang mana saja ketika kita
membutuhkan, tidak diharuskan pada satu
pendekatan saja. Malah pendekatan yang
hampir saat ini kita gunakan yaitu
pendekatan gado-gado, maksudnya dalam
satu kali mengajara kita akan memakai
pendekatan itu secara bersama.
12. BAB IV
TUJUAN PENGAJARAN
TUJUAN PENGAJARAN
HASIL BELAJAR SISWA
RANAH BELAJAR
*Ranah Kognitif
*Ranah Afektif
*Ranah Psikomotor
13. DESKRIPSI SINGKAT
Tujuan pengajaran adalah suatu rumusan yang paling
penting dalam proses mengajar yang dilakukan oleh
guru untuk mncapai suatu hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa adalah suatu hasil yang
diperoleh oleh siswa dari proses belajar.
Ranah belajar menurut Taksonomi Bloom cs ini ada
3, yaitu:
1. Ranah Kognitif :
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesi
s, evaluasi
2. Ranah Afektif : memperhatikan
(menerima), merespons, menghargai, mengorganisa
si, karakteristik.
3. Ranah Psikommotor : gerak refleks, erak dasar
ang fundamental, keterampilan
perseptual, keterampilan fisik, gerakan
14. REFLEKSI
Membuat Tujuan penngajaran itu sangat
penting adanya guna mendapatkan hasil
yang diinginkan dengan apa yang
diharapkan dan bisa lebih mengefektifkan
juga mengefisiensikan waktu.
Ranah-ranah belajar itu dipengaruhi
berdasarkan Stimulus-Respons (S - R)
15. BAB V
STRATEGI DAN SUMBER
MENGAJAR
RASIONAL
SUMBER STRATEGI
MENGAJAR MENGAJAR
16. DESKRIPSI SINGKAT
Berpikir Rasional adalah salah satu kunci
penting dalam menentuak strategi dan
sumber mengajar untuk mengembagkan
kurikulum agar yang direncanakan dapat
dilksanakan dengan sebai-baiknya.
Strategi belajar adalah pendidikan umum
dalam mengajar dan tidak begitu terperinci
langkah-langkahnya.
Sumber mengajar itu harus dibuat secara
sistematis dan jelas karena sumber itu
yang akan menjadi patokan kita dalam
mengajar.
17. REFLEKSI
Dalam menentukan strategi dan sumber
belajar hal yang paling penting adalah
berpikir rasional, maksudnya kita tidak
boleh sembarangan dalam menentukan
kedua faktor tersebut karena akan
berpengarh pada hasil belajar siswa.
18. BAB VI
MENDESAIN RENCANA
EVAKUASI KURIKULUM
MENGANALISIS
DATA, INSTRU DAN
TUJUAN MEN, DAN MELAPORKAN
EVALUASI PROSEDUR DATA
PENGUMPULA
NNYA
rekomenda hasil
si
PROSES DAN
METODOLOG
I PENILAIAN
Data keras
Data lunak
( fakta
(presepsi kesimpula
seperti
dan n
score
pendapat
test, absen
orang)
si, dll
19. DESKRIPSI SINGKAT
Tujuan evauasi yang komprehensif dapat ditinjau dari 3
dimensii, yaitu: dimensi I (formatif-sumatif), dimensi II
(proses-produk), dimensi III (operasi keseluruhan proses
kurikulum atau hasil belajar siswa).
Proses dan metodologi penilaian, diantaranya :
1. Model diskrepansi provus ( membandingkan antara hasill
dan performance yang nyata dengan melihat standar yang
telah ditentukan).
2. Model kontingensi-kontingensi stake (apa yang di harapkan
dengan apa yang diamati)
3. Model CIPP stufflebeam (konteks-input-proses-poduk)
4. Model transformasi kualitatif eisner (hampir mengarah
kepada akuntabilitas).
5. Model lingkungan-tertutup corrigan (menggunakan analisis
diskripsi anatara apa yang dicapai dengan standar yang di
inginkan.
20. REFLEKSI
Tujuan evaluasi itu termasuk salah
satu hal yang paling dibutuhkan dalam
segala situasi gunanya untuk
menentuka langkah-langkah yang
dapat kita ambil untuk masa depan
yang lebih baik dan membandingkan
hasil antara apa yang sudah kita
lakukan dengan perencanaan yang
telah kita buat itu sebelumnya.
22. DISKRIPSI SINGKAT
Pembelajaran efektif yaitu proses
pembelajaran dilakukan secara langsung
antara guru dan siswa.
Mengadakan diagnosis : pada
permulaan, selama lingkaran
instruksional, pada akhir lingkaran,
Perencanaan terjadi 2 tingkat, yaitu : tingkat
kurikulum umum (tingkat makro) dan tingkat
instruksional yang spesifik untuk pengajaran
dalam kelas (tingkat mikro).
23. REFLEKSI
Seorang guru selalu dituntut untuk
menggunakan waktu sebaik mungkin dalam
mengajar agar dapat menuntaskakan
tujuan-tujuan yang telah dibuat dalam
kurikulum. Seorang guru juga dituntut
agar selalu memberikan pengajaran secara
face to face supaya pembelajaran yang
didapat oleh siswa lebih dimengerti dan
itu akan menghasilkan pembelajaran yang
efektif.
24. BAB VIII
MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN DAN PROBLEM
SOULVING
TIPE-TIPE
KOMPLEKSITAS
BERPIKIR
PROBLEM
PENDEKATAN SOULVING
DALAM PROBLEM
Ekspansi
SOULVING
*menemukan
divergen masalah
PROSES *merumuskan
masalah
PROBLEM *berpikir
SOULVING Penyelesaian realistis
*mengambil
keputusan
konvergen *bertindak
*mengevaluas
i
25. DESKRIPSI SINGKAT
kompleksitas problem soulving itu meliputi
mengamati, mendeskripsikan, menganalisis, mengklasfikasi, men
afsirkan, mengkritik, meramalkan dan menarik kesimpulan.
Pendekatan-pendekatan dalam problem soulving, diantaranya :
1. Pendekatan reaktif adalah adalah cara seseorang
menyelasaikan masalah dengan berpikir reflek karena kondisi
yang sangat mendadak.
2. Pendekatan antisipatif adalah cara seseorang menyelesaikan
masalah dengan berpikir kritis untuk mengantisipasi agar
tidak terjadi masalah yang baru dari keputusannya tsb.
3. Pendekatan reflektif adalah cara seseorang menyelesaikan
masalah dengan selalu memikirkan suatu masalah secara
mendalam dan selalu mengundur-ngundur keputusannya
sampai dia menemukan keputusan yang menurutnya paling
baik.
4. Pendekatan impulsit adalah cara seseorang menyelesaikan
masalah dengan mengikuti insting dari releksi pemikiranya.
26. REFLEKSI
Sebenarnya memecahkan masalah dapat
diajarkan. Dalam memecahkan masalah
kita harus mengalokasi
informasi, menampilkannya dari ingatan
lalu dengan maksud untuk mencari
mencari hubungan, pola, atau pilihan baru.
Memecahkan masalah adalah mengambil
keputusan sacara rasional.
27. BAB IX
PERENCANAAN INSTRUKSIONAL
UNTUK TUJUAN EFEKTIF
TUJUAN
PENDIDIKAN
NILAI-NILAI
PERUBAHAN
KELAKUAN
SEBAGAI
PENDIDIKAN PENGARUH
MORAL INFORMASI
BARU
ARAH DAN
PENDIDIKAN
INTENSITAS
AFEKTIF
VALENSI
28. DESKRIPSI SINGKAT
Tujuan pendidikan nilai adalah proses membantu siswa
menjajaki nilai-nilai yang mereka miliki secara kritis
agar meningkatkan mutu pemikiran dan perasaan
mereka tentang nilai-nilai.
Pendidikan moral berkenaan dengan hubungan
interpersonal antara manusia dengan manusia yang
lainnya, harga diri manusia, kesamaan hak, sikap
saling menghargai, dsb.
Pendidikan Afektif mencangkup pendidikan nilai-nilai
dan pendidikan moral
Arah dan intensitas valensi adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan informasi baru karena
intensitas dan valensi itu berbeda-beda pada tiap
orang dan karena itu perasaan terhadap suatu objek
pun pasti berbeda-beda.
Perubahan kelakuan sebagai pengaruh informasi baru
29. Refleksi
Tujuan pendidikan nilai yaitu untuk
membimbing siswa agar bisa dan
menghargai norma-norma yang berlaku di
keluarganya, lingkungan dan negaranya
dengan menggunakan pendidikan moral dan
pendidikan afektif yang baik dan tepat
sehingga arah dan intensitas valensii yang
mereka pikirkan dan mereka lakukan juga
berdampak baik.
31. Deskripsi Singkat
Pengaruh filosofis sosial dalam pendidikan afektif, ada 4 pendekatan
yang berpengaruh pada abad 17,18, 19, yaitu :
1. Thomas Hobbes ( Teorii Kontrak Sosial )
2. Jean Jacques Rousseau ( Teori Naturalisme )
3. Immanuel Kant ( Teori Rasionalisme )
4. Emile Durkheim ( Teori Konteks Sosial )
Pengaruh psikologis, ada 3 tokoh psikologis yang memberi besar
kepada pendidikan afektif, yaitu :
1. Sigmund Freud, kepribadian terbentuk : eggo, super-eggo, Id.
2. John Dewey, kepribadian bertumbuh tahap demi tahap, yakni :
Amoral, konvensional, dan otonomi.
3. Jean Piaget, pendidikan moral berlangsung melalui 4 tahap, yakni:
egosentris, heteronomi, otonomi, dan keadilan.
Pengaruh teori kepribadian, ada 2 teori mengenai motivasi moral
manusia, yaitu :
1. Peck dan Havighurt : amoral, expedient, conformist, irrational
conscientious, rational altruistic
2. Abraham Maslow : kepuasan fisiologis, keaman, rasa diterima, di
cintai, harga-diri, aktualisasi diri, transendensi.
32. Refleksi
Para pendidik kini dihadapkan dengan tugas
mulia, yakni membantu para pemimpin masa
depan untuk mengembangkan motivasi
internal, yakni mempedulikan dan
mempertimbangkan orang lain, memupuk
rasa keadilan, kesamaan hak dan harkat
manusia yang akan membawa umat
manusia kelak ke masa yang bukan hanya
menjamin kehidupan melainkan juga
kebahagian hidup.
33. KURIKULUM DAN PENGAJARAN
Desain Konsep Dasar
Rencana Kurikulum dan
Instruksional Pengajaran
Pengajaran
Afektif
Mendesain
Rencana Determinan
Evaluasi Kurikulum
Kurikulum
Pendekatan
Strategi
Dalam
Dan Sumber
Pengembanga
Mengajar n Kurikulum
Tujuan
Pengajaran
34. Refleksi
Kurikulum sangat berpengaruh sekali
terhadap operasional pembelajaran karena
kurikulum itu adalah acuan standar
pendidikan yang di bentuk oleh pemerintah
guna memeperlancar proses belajar
mengajar sehingga mencapai tujuan yang
efektif dan efisien.
Pembelajaran yang efektif adalah proses
belajar mengajar secara aktif antara guru
dan siswa.
Pembelajaran yang efektif dipengaruhi oleh
3 faktor yaitu : faktor filosofis, faktor