Dokumen tersebut membahas tentang sombong dan pengaruhnya dalam kehidupan. Sombong atau kesombongan adalah kondisi seseorang yang merasa lebih unggul dari orang lain karena berbagai faktor seperti ilmu, amal ibadah, keturunan, kecantikan, harta, kekuatan, atau jumlah keluarga. Dokumen tersebut menjelaskan 7 jenis kesombongan dan pengaruh negatifnya bagi individu maupun m
1. Sombong dan Pengaruhnya Dalam kehidupan
Sombong atau yang sering kita kenal dengan istilah kibr, takabur dan istikbar, ketiganya hampir
semakna, merupakan suatu kondisi seseorang di mana ia merasa lain dari yang lain (dengan
keadaan tersebut) sebagai pengaruh i?jab (kebanggaan) terhadap diri sendiri, yaitu dengan
adanya anggapan atau perasaan, bahwa dirinya lebih tinggi dan besar daripada selainnya.
Maka tidak akan berlaku sombong, kecuali orang yang merasa dirinya besar dan tinggi, dan ia
tidak merasa tinggi atau besar, kecuali karena adanya keyakinan, bahwa dirinya memiliki
keunggulan, kelebihan dan kesempur-naan yang dengannya ia menganggap berbeda dengan
orang lain.
Ada beberapa sebab yang mendorong seseorang menganggap dirinya lebih unggul daripada
orang lain, sehingga melahirkan kesombongan dalam jiwa, yaitu:
1. Sombong dengan Ilmu
Ada sebagian thalib ilmu atau orang yang diberi pengetahuan oleh Allah, namun malah justru
menjadikan dirinya sombong. Ia merasakan dirinyalah yang paling pandai (alim), menganggap
rendah orang lain, menganggap bodoh mereka dan selalu ingin agar dirinya mendapatkan
penghormatan, pelayanan dan fasilitas khusus dari mereka. Dia memandang, bahwa dirinya lebih
mulia, tinggi dan utama di sisi Allah daripada mereka.
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang menjadi sombong dengan ilmunya:
Pertama, Ia mencurahkan perhatian terhadap apa yang ia anggap sebagai ilmu, padahal
hakikatnya ia bukanlah ilmu. Ia tak lebih sebagai data atau informasi yang direkam dalam otak
yang tidak memberikan buah dan hasil, karena ilmu yang sesungguhnya akan semakin membuat
ia kenal siapa dirinya dan siapa Rabbnya. Ilmu yang hakiki akan melahirkan sikap khosyah
(takut kepada Allah) dan tawadhu? (rendah hati), bukan sombong, sebagai-mana firman Allah
Subhannahu wa Ta'ala ,
?Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.? (QS.
Faathir : 28)
Ke dua, Al-khoudl fil ilm yaitu belajar dengan tujuan agar dapat berbicara banyak, berdebat dan
menjatuhkan orang dengan kepiawaian yang dimilikinya, sehingga orang menilainya sebagai
orang alim yang tak terkalahkan ilmu-nya. Selayaknya ia lebih dahulu memperbaiki hati dan
jiwanya, membersihkan dan menatanya, sehingga tujuan dalam mencari ilmu menjadi benar dan
lurus. Karena merupakan karakteristik khas dari ilmu, bahwasanya ia menjadikan pemiliknya
bertambah takut kepada Allah dan tawadhu? terhadap sesama manusia. Ibarat pohon tatkala
banyak buahnya, maka ia semakin merunduk dan merendah, sehingga orang akan dengan lebih
mudah mendapatkan kebaikan dan manfaat darinya
2. Orang, apabila telah hobi mengumbar omongan, bantah-bantahan dan debat kusir, maka ilmunya
justru akan melemparkannya kepada kedudukan yang rendah dan pengetahuan yang dimilikinya
tidak akan membuahkan hasil yang baik, sehingga keberkahan ilmu tidak tampak sama sekali.
2. Sombong dengan Amal Ibadah
Kesombongan ahli ibadah dari segi keduniaan adalah ia menghendaki,atau paling tidak membuat
kesan, agar orang lain menganggapnya sebagai orang yang zuhud, wara?, taqwa dan paling mulia
di hadapan manusia. Sedangkan dari segi agama adalah ia memandang, bahwa orang lain akan
masuk neraka, sedang dia selamat darinya.
Sebagian ahli ibadah apabila ada orang lain yang membuatnya jengkel atau merendahkannya,
maka terkadang mengeluarkan ucapan, ?Allah tidak akan mengampunimu atau, ?Kamu pasti
masuk neraka? dan yang sejenisnya. Padahal ucapan-ucapan tersebut dimurkai Allah, yang justru
dapat menjerumuskannya ke dalam neraka.
3. Sombong dengan Keturunan (Nasab)
Barangsiapa yang mendapati kesombongan dalam hati karena nasabnya, maka hendaknya ia
segera mengobati hatinya itu.
Jika seseorang akan mencari nasabnya, maka perhatikan firman Allah berikut ini,
?Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan
manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air
mani).? (QS. 32:7-8)
Inilah nasab manusia yang sebe-narnya, kakeknya yang terjauh adalah tanah, dan nasabnya yang
terdekat adalah nuthfah alias air mani. Jika demikian keadaannya, maka tak selayaknya
seseorang sombong dan merasa tinggi dengan nasabnya.
4. Sombong dengan Kecantikan/Ketampanan
Kesombongan seperti ini banyak terjadi di kalangan para wanita, yaitu dengan menyebut-nyebut
kekurangan orang lain, menggunjing dan membicarakan aib sesama.
Seharusnya orang yang sombong dengan kecantikannya ini banyak menengok ke dalam hatinya.
Untuk apa anggota tubuh yang indah, namun hati dan perangai buruk, padahal tubuh secantik apa
pun pasti akan binasa, hancur dan hilang tak tersisa.
Belum lagi kalau orang mau merenungi, bahwa selagi masih hidup, maka mungkin saja Allah
berkehendak untuk mengubah kecantikan atau ketampanannya, misalnya dengan mengalami
kecelakaan, sakit kulit, kebakaran dan lain sebagainya, yang dapat menjadikan rupa yang cantik
menjadi buruk. Maka dengan kesadaran seperti ini, insya Allah rasa sombong yang ada dalam
hati akan terkikis dan bahkan tercabut hingga ke akar-akarnya.
3. 5. Sombong dengan Harta
Yaitu dengan memandang rendah orang fakir dan bersikap congkak terhadap mereka. Ini
disebabkan harta yang dimilikinya, perusahaan-perusahaan yang banyak, tanah dan bangunan,
kendaraan mewah, perhiasan dan lain sebagainya. Kesombongan karena harta termasuk
kesombongan karena faktor luar, dalam arti bukan merupa-kan potensi pribadi orang yang
bersang-kutan. Berbeda dengan ilmu, amal, kecantikan atau nasab, sehingga apabila harta itu
hilang, maka ia akan menjadi hina sehina-hinanya.
6. Sombong dengan Kekuatan dan Kegagahan
Orang yang mendapatkan karunia seperti ini hendaknya menyadari, bahwa kekuatan adalah milik
Allah seluruhnya. Hendaknya selalu ingat, bahwa dengan sedikit sakit saja akan membuat badan
tidak enak, istirahat tidak tenang. Kalau Allah menghendaki, seekor nyamuk pun dapat membuat
seseorang sakit dan bahkan hingga menemui ajalnya.
Orang yang mau memikirkan ini semua, yaitu sakit dan kematian yang bisa datang kapan saja
dan kepada siapa saja, maka sudah sepantasanya tidak angkuh dan takabur dengan kekuatan dan
kesehatan badannya.
7. Sombong dengan Banyaknya Keluarga, Kerabat atau Pengikut.
Kesombongan jenis ini juga merupakan kesombongan yang disebabkan faktor luar, bukan karena
kelebihan yang dimiliki oleh yang bersangkutan. Dan setiap orang yang sombong karena sesuatu
yang bukan dari kelebihan dan keunggulan dirinya sendiri, maka dia adalah sebodoh-bodoh
manusia. Bagai-mana mungkin ia sombong dengan sesuatu yang bukan merupakan kelebih-an
dirinya?