Dokumen tersebut merupakan laporan tugas akhir mahasiswa tentang pengembangan prototype penampil kapasitas parkir mobil berbasis mikrokontroler yang dapat mendeteksi keberadaan mobil dan menampilkan jumlah tempat parkir yang tersisa melalui LCD."
1. Prototype Penampil Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler
(RYANDIKA ANDRICAPRISONA & WENDY CAKRA NUGROHO)
1
PROTOTYPE PENAMPIL KAPASITAS PARKIR MOBIL BERBASIS
MIKROKONTROLER
RYANDIKA ANDRICAPRISONA (5223090184)
WENDY CAKRA NUGROHO (5223093007)
Alumni Program Studi D III. Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negri Jakarta
Termasuk dalam kategori jurnal keteknikan.
Dosen Pembimbing
Ivan Hanafi
NIP. 196005231987031001
Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
Firmansyah (5223 12 5015)
Mahasiswa Program Studi D III. Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
No.Reg : 5223 12 5015
Ryandika Andri Caprisona, Wendy Cakra Nugroho, Prototype Penampil
Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler, Tugas Akhir Diploma III Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Tahun
2012.
Tugas akhir dibuat dengan tujuan untuk membuat prototype penampil kapasitas parkir
mobil berbasis mikrokontroler. Pembuatan dan pengujian alat dilakukan di ruang bengkel
listrik dan laboratorium PLC, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Jakarta dan telah dikerjakan dari bulan November 2012 s.d Januari 2013.
Prototype penampil kapasitas parkir mobil berbasis mikrokontroler ini menggunakan
sensor photodioda dan infrared sebagai pendeteksi keberadaan mobil. Prototype penampil
kapasitas parkir mobil ini terdiri dari 3 blok, yaitu : blok input berupa rangkaian sensor
photodioda dan infrared, blok kontrol (pengendali) menggunakan mikrokontroler ATMega16,
dan blok output menggunakan LCD 16x2 untuk menampilkan jumlah kapasitas parkir mobil.
Pembuatan prototype penampil kapasitas parkir mobil berbasis mikrokontroler telah
melalui beberapa proses, yaitu : proses pembuatan mekanik alat, rangkaian elektronik dan
pemrograman. Setelah itu dilakukan pengujian dan pengukuran pada rangkaian elektronik.
Dari hasil pengujian dan pengukuran tersebut diperoleh bahwa prototype penampil kapasitas
parkir mobil ini dapat bekerja sesuai dengan deskripsi kerja yang diinginkan. Prototype
penampil kapasitas parkir parkir mobil ini dapat menampilkan jumlah parkir yang tersisisa
pada LCD 16x2. Sehingga dapat di simpulkan bahwa prototype penampil kapasitas parkir
mobil ini dapat bekerja dengan baik.
Kata Kunci : Tempat Parkir, Sensor Photodioda dan Infrared, Mikrokontroler ATMega1
2. 2 HAD3ELKA, Vol: 098, No.1 April 2013: 1-14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman sekarang
perkembangan teknologi
elektronika telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat, hal
ini berawal dari penemuan IC
(Integrated Circuit) yang dapat
menggantikan peran dan posisi
komponen- komponen analog
seperti transistor dll. Selain itu
kemajuan teknologi elektronika
juga ditandai dengan
penggunaan perangkat lunak
(software) dan program untuk
mengolah data, kemudian
dijadikan sebagai bentuk
instruksi analog sehingga dapat
mengoperasikan komponen –
komponen analog tersebut.
Perkembangan teknologi
elektronika itu sendiri
memberikan dampak positif bagi
kehidupan sehari – hari,
diantaranya seperti penggunaan
LCD dalam sebuah tempat
parkir di pusat perbelanjaan atau
gedung – gedung perkantoran.
Selama ini lahan parkir
mungkin menjadi salah satu
permasalahan yang ada di
ibukota, dampaknyapara
pengguna kendaraan pribadi
sering mengalami kesulitan jika
ingin memarkirkan mobil
disebuah tempat parkir yang ada
di gedung-gedung perkantoran
ataupun sebuah pusat
perbelanjaan, selain itu
kurangnya petugas yang ada dan
juga luasnya tempat parkir yang
tersedia menambah masalah
dalam hal memarkirkan
kendaraan, ditambah dengan
tidak adanya lampu indikator
atau info dalam tampilan LCD
yang menginformasikan kepada
pemilik kendaraan pribadi
sebagai petunjuk jika ingin
memarkirkan kendaraannya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi
permasalahan tersebut kami
merancang sebuah Prototype
Penampil Kapasitas Parkir
Mobil Berbasis Mikrokontroler
yang dapat membantu pengguna
tempat parkir untuk mengetahui
jumlah parkir yang masih
tersedia.
Pada dasarnya Prototype
Penampil Kapasitas Parkir
Mobil Berbasis Mikrokontroller
ini hampir sama dengan alat
yang sudah ada sekarang,
bedanya alat ini dirancang lebih
ekonomis dalam pembuatannya
karena hanya membutuhkan 1
buah LCD yang berfungsi untuk
menampilkan kapasitas parkir
secara keseluruhan.
Dalam dunia teknologi
elektronika ada dua jenis sistem
kendali yang sering digunakan
yaitu PLC dan Mikrokontroler,
keduanya berfungsi sebagai
pengolah sistem sehingga bisa
dikendalikan sesuai dengan yang
kita inginkan. Pada alat ini kami
menggunakan sistem
mikrokontroler sebagai
pengendalinya, mikrokontroler
akan mengolah input dari sensor
dan akan mengubahnya menjadi
output yang berupa tampilan
jumlah tempat parkir mobil yang
masih tersedia melalui LCD.
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah
yang telah diuraikan diatas,
maka permasalahan yang akan
diangkat dalam pembuatan alat
ini adalah :
1. Bagaimana membuat sensor
yang dapat mendeteksi
3. Prototype Penampil Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler
(RYANDIKA ANDRICAPRISONA & WENDY CAKRA NUGROHO)
3
keberadaan mobil dengan
menggunakan LED dan
photodioda.
2. Bagaimana mengkonversi
keluaran sensor
menggunakan
mikrokontroler.
3. Bagaimana menampilkan
hasil konversi dari sensor ke
LCD menggunakan
mikrokontroler.
4. Bagaimana merancang suatu
rangkaian input dan output
yang dapat dikendalikan
dengan mikrokontroler.
5. Bagaimana memberikan
sistem peringatan bahwa area
parkir telah terisi penuh.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah yang
telah disebutkan maka penulis
membatasinya menjadi beberapa
pokok permasalahan sebagai
berikut :
1. Proses pengendalian alat ini
menggunakan
Mikrokontroler.
2. Mobil yang digunakan berupa
mobil mainan yang terbuat
dari bahan plastik.
3. Sensor pendeteksi
keberadaan mobil
menggunakan LED dan
photodioda.
4. Alat ini bekerja sesuai
dengan instruksi input sensor
LED dan photodioda sebagai
pendeteksi keberadaan mobil.
5. Penampil jumlah kapasitas
parkir mobil mennguanakan
LCD 16 karakter x2 baris.
6. Jumlah tempat parkir yang
tersedia hanya 18 blok.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan
masalah yang telah diuraikan
maka perumusan masalah yaitu
“bagaimana mendesain,
membuat, menguji dan
merealisasikan prototype
penampil kapasitas parkir mobil
ini agar bekerja sesuai dengan
apa yang diperintahkan oleh
operator dengan menggunakan
mikrokontroler sebagai
pengedali serta LED dan
photodioda sebagai sensor
pendeteksi keberadaan mobil”.
1.5 Tujuan
1. Sebagai salah satu syarat
kelulusan Program Studi
Diploma III Teknik
Elektronika Universitas
Negeri Jakarta.
2. Merancang sebuah sistem
penampil kapasitas parkir
mobil.
3. Membuat dan merealisasikan
hasil rancangan sistem
penampil kapasitas parkir
mobil.
4. Mempermudah pengguna
parkir untuk mengetahui
kapasitas parkir yang masih
tersedia.
5. Memberikan peringatan
kepada pengguna tempat
parkir jika tempat parkir telah
terisi penuh.
1.6 Manfaat
1. Mengaplikasikan teknologi
mikrokontroler dalam
kehidupan sehari – hari
ataupun dalam otomasi
indusri.
2. Dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas
tentang teknologi
mikrokontroller yang
berkaitan dengan sistem
elektrik dan mekanik.
3. Dapat membantu pengguna
tempat parkir untuk
mengetahui kapasitas parkir
yang tersedia.
4. 4 HAD3ELKA, Vol: 098, No.1 April 2013: 1-14
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Definisi Tempat Parkir
Parkir adalah kondisi
tidak bergeraknya suatu
kendaraan yang bersifat
sementara karena
ditinggalkan
pengemudinya. Secara
umum pengertian parkir
adalah setiap kendaraan
yang berhenti pada tempat
– tempat tertentu baik
yang dinyatakan dengan
rambu lalu lintas ataupun
tidak, serta tidak semata –
mata untuk kepentingan
menaikkan atau
menurunkan orang dan
barang.1
Umumnya parkir
dapat dilakukan disisi
jalan raya, namun saat ini
banyak fasilitas/ tempat
parkir dibangun bersama –
sama dengan sebuah
gedung. Tujuannya adalah
untuk memfasilitasi
pengguna gedung agar
dapat memarkirkan
kendaraannya tidak jauh
dari gedung tersebut.
Parkir dapat dilakukan
dengan
1. Parkir Paralel
Parkir sejajar dimana
parkir diatur dalam
sebuah baris, dengan
bumper depan mobil
menghadap salah satu
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Parkirdiunduh
pada hari selasa tanggal 1-1-2013 pukul
22.18 WIB
bumper belakang yang
berdekatan. Parkir
dilakukan sejajar
dengan tepi jalan, baik
di sisi kiri jalan atau
sisi kanan atau kedua
sisi bila hal itu
memungkinkan. Parkir
paralel adalah cara
paling umum
dilakukan untuk parkir
mobil dipinggir jalan.
Cara ini juga
digunakan dipelataran
parkir ataupun gedung
parkir khususnya untuk
mengisi ruang parkir
yang parkir serong
tidak memungkinkan.
2. Parkir Tegak Lurus
Dengan cara ini mobil
diparkir tegak lurus,
berdampingan,
menghadap tegak lurus
ke lorong/gang,
trotoar, atau dinding.
Jenis parkir ini lebih
terukur daripada parkir
paralel dan karena itu
biasanya digunakan di
tempat di pelataran
parkir parkir atau
gedung parkir. Sering
kali, di tempat parkir
mobil menggunakan
parkir tegak lurus, dua
baris tempat parkir
dapat diatur
berhadapan depan
dengan depan, dengan
atau tanpa gang di
antara keduanya. Bisa
juga parkir tegak lurus
dilakukan dipinggir
jalan sepanjang jalan
dimana parkir
ditempatkan cukup
lebar untuk kendaraan
5. Prototype Penampil Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler
(RYANDIKA ANDRICAPRISONA & WENDY CAKRA NUGROHO)
5
keluar atau masuk ke
ruang parkir.
3. Parkir Serong
Salah satu cara parkir
yang banyak
digunakan dipinggir
jalan ataupun di
pelataran maupun
gedung parkir adalah
parkir serong yang
memudahkan
kendaraan masuk
ataupun keluar dari
ruang parkir. Pada
pelataran ataupun
gedung parkir yang
luas, diperlukan gang
yang lebih sempit bila
dibandingkan dengan
parkir tegak lurus.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sensor
Sensor adalah piranti
yang dapat mengubah
suatu nilai (isyarat/ energi)
fisik ke nilai fisik yang
lain. Dimana
menghubungkan antara
fisik nyata dan industri
electric dan piranti
elektronika2
. Sensor yang
digunakan pada alat ini
adalah LED dan
photodiode, agar dapat
digunakan sebagai sensor
maka photodiode di bias.
Nilai resistansi photodiode
berubah – ubah sesuai
dengan intensitas cahaya
yang diterima oleh
photodiode tersebut.
Sedangkan LED adalah
sebuah benda yang dapat
menghasilkan cahaya,
LED akan memancarkan
2
“elektronika” website : http//www.e-
edukasi.net
cahaya ke photodiode agar
photodiode dapat bekerja.
LED InfraRed dan
Photodiode dapat
digunakan sebagai sensor
halangan. Dimana
Photodiode bekerja jika
mendapat cahaya. Prinsip
kerjanya adalah ketika
LED InfraRed
memancarkan cahaya pada
Photodiode sehingga
Photodiode menjadi aktif.
(a) (b)
Gambar 2.1(a) Bentuk fisik LED dan
(b) Simbol LED
2.2.2 Photodioda
Photodioda dibuat
dari semikonduktor
dengan bahan yang
populer adalah silicon ( Si)
atau galium arsenida (
GaAs), dan yang lain
meliputi InSb, InAs, PbSe.
Material ini menyerap
cahaya dengan
karakteristik panjang
gelombang mencakup:
2500 Å - 11000 Å untuk
silicon, 8000 Å – 20,000 Å
untuk GaAs. Ketika
sebuah photon (satu satuan
energi dalam cahaya) dari
sumber cahaya diserap, hal
tersebut membangkitkan
suatu elektron dan
menghasilkan sepasang
pembawa muatan tunggal,
sebuah elektron dan
sebuah hole, di mana suatu
hole adalah bagian dari
kisi-kisi semikonduktor
6. 6 HAD3ELKA, Vol: 098, No.1 April 2013: 1-14
yang kehilangan elektron.
Arah yang melalui sebuah
semikonduktor adalah
kebalikan dengan gerak
muatan pembawa. cara
tersebut didalam sebuah
photodiode digunakan
untuk mengumpulkan
photon - menyebabkan
pembawa muatan (seperti
arus atau tegangan)
mengalir/terbentuk di
bagian-bagian elektroda.
Photodioda digunakan
sebagai penangkap
gelombang cahaya yang
dipancarkan oleh Infrared.
Besarnya tegangan atau
arus listrik yang dihasilkan
oleh photodioda
tergantung besar kecilnya
radiasi yang dipancarkan
oleh infrared.
Photodioda adalah
dioda sambungan PN yang
secara khusus dirancang
untuk mendeteksi cahaya3
.
memperlihatkan simbol
skema standarnya semua
dioda sambungan PN
sensitif terhadap cahaya.
Prinsip kerjanya adalah
berdasarkan intensitas
cahaya yaitu nilai
tahanannya akan berubah
apabila terkena cahaya dan
besar perubahan
kapasitasnya sangat
bergantung dari intensitas
cahaya yang mengenai
permukaan photodioda.
Dalam keadaan gelap
photodioda fungsinya
hampir sama dengan jenis
dioda lainnya yaitu
menghambat arus listrik,
3
Frank D. Petruzella. Elektronik Industri.
ANDI. (Yogyakarta:2001) hal 244.
tetapi bila cahaya semakin
terang maka arus listrik
akan mengalir. Umumnya
photodioda dipergunakan
dalam rangkaian sensor.
Simbol dan bentuk fisik
photodioda dapat dilihat
pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bentuk Fisik
Photodioda dan Simbol
Photodioda
Photodioda silikon
memiliki kepekaan
terhadap cahaya tampak
yang lebih kecil dari LDR
(Light Dependent
Resistor), tetapi
tanggapannya lebih cepat.
Seperti yang kita ketahui
bahwa LDR cocok untuk
penerapan dalam cahaya
tampak. Sebaliknya,
photodioda lebih cocok
untuk penerapan dalam
daerah infra merah.
2.2.3 IC LM 339
(Komparator)
Komparator memiliki
fungsi untuk
membandingkan nilai
masukan atau input yang
diterima dari sensor
dengan nilai tegangan
referensi. Jika input yang
diterima dari sensor lebih
besar dari input tegangan
referensi, maka nilai
keluaran atau output akan
berlogika high.
Sebaliknya, jika nilai
tegangan referensi lebih
7. Prototype Penampil Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler
(RYANDIKA ANDRICAPRISONA & WENDY CAKRA NUGROHO)
7
besar dari nilai keluaran
atau input sensor, maka
nilai keluaran atau output
akan berlogika low.
Komparator konvensional
umumnya dapat
menggunakan jenis IC LM
324 atau LM 339 yang
merupakan sebuah penguat
operasional (op-amp).
Perbedaan nilai input
positif dan nilai input
negatif menyebabkan
keluaran pada pin output.
Perbedaan yang terjadi
diatur menggunakan
potensiometer ataupun
trimpot dimana pada
penerapan pada mesin
dipasang sensor LED
Super bright dan
Photodiode.
Op-amp umumnya
adalah rangkaian penguat
differensial, memiliki
penguatan yang sangat
tinggi dan biasanya
menggunakan umpan balik
untuk memperbaiki
stabilitas tegangan. IC
LM 339 mempunyai 4
input (Inverting dan Non
Inverting). IC LM339
dapat bekerja pada
tegangan antara 2 Volt
sampai tegangan 36 Volt.
Gambar 2.3 menjelaskan
struktur dari IC LM339
yang memiliki 4 input
(Inverting dan Non
Inverting).4
4
Data sheet ( Motorola, Inc. 1996)
Gambar 2.3 IC Penguat LM
339
Ga
mba
r
2.4 Simbol Op-Amp
Sebuah differensial
amplifier (penguat
diferensial) memiliki 2
input masukan yaitu input
inverting (V-) bertanda
negatif yang disebut
dengan terminal membalik
dan input non-inverting
(V+) bertanda positif yang
disebut dengan terminal
tak membalik. Gambar 2.4
menunjukkan simbol Op-
Amp.
2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler ialah salah
satu jenis komponen elektronika
digital yang memiliki masukan
dan keluaran serta kendali
dengan program yang bisa
ditulis dan dihapus dengan cara
khusus. Secara sederhana, cara
kerja mikrokontroller hanya
untuk membaca dan menulis
data. Mikrokontroler merupakan
komputer didalam chip yang
digunakan untuk mengontrol
peralatan elektronik Atau
dengan kata lain sering disebut
"pengendali kecil". Dimana
sebuah sistem elektronik yang
sebelumnya banyak memerlukan
komponen-komponen
pendukung seperti IC TTL dan
CMOS dapat
8. 8 HAD3ELKA, Vol: 098, No.1 April 2013: 1-14
direduksi/diperkecil dan
akhirnya terpusat serta
dikendalikan oleh
mikrokontroler
Mikrokontroler AVR ATMega
16
Gambar 2.5 IC ATMega 16
AVR merupakan seri
mikrokontroler CMOS 8-
bit buatan Atmel, berbasis
arsitektur RISC (Reduced
Instruction Set Computer).
Hampir semua instruksi
dieksekusi dalam satu
siklus clock. AVR
mempunyai 32 register
general-purpose,
timer/counter fleksibel
dengan mode compare,
interrupt internal dan
eksternal, serial UART,
programmable Watchdog
Timer, dan mode power
saving, ADC dan PWM
internal. AVR juga
mempunyai In-System
Programmable Flash on-
chip yang mengijinkan
memori program untuk
diprogram ulang dalam
system menggunakan
hubungan serial SPI.
ATMega16.5
ATMega16
mempunyai throughput
mendekati 1 MIPS per
5
Lingga Wardhana. Mikrokontroler AVR
Seri ATmega16 Simulasi, Hardware, dan
Aplikasi, Yogyakarta : ANDI. 2006.hal 1.
MHz membuat disainer
sistem untuk
mengoptimasi konsumsi
daya versus kecepatan
proses.
2.3.1 Arsitektur AVR
ATMega 16
Gambar 2.6 Arsitektur ATMega 16
Pada gambar 2.12
menjelaskan tentang
bentuk blok diagram dan
struktur dari
Miktokontroler AVR
ATMega 16.
Gambar 2.7 Blok
2.3.2 Konfigurasi AVR
ATMega 16
9. Prototype Penampil Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler
(RYANDIKA ANDRICAPRISONA & WENDY CAKRA NUGROHO)
9
Gambar 2.8 Konfigurasi Pin – pin
ATMega 16
Pin-pin pada ATMega
16 dengan kemasan 40-pin
DIP (dual inline package)
ditunjukkan oleh gambar
2.8.
2.4 Motor DC
Motor DC atau motor arus
searah adalah suatu mesin listrik
yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik, yaitu
dalam suatu bentuk tenaga gerak
putar atau rotasi. Konstruksi
motor arus searah sama dengan
generator arus searah, oleh
karena itu motor arus searah
dapat pula berfungsi sebagai
generator arus searah atau
sebaliknya.
Prinsip dasar dari motor DC
adalah jika sebuah kawat berarus
diletakkan diantara kutub
magnet (U-S), maka pada kawat
tersebut akan bekerja suatu gaya
yang menggerakkan kawat. Arah
gerak kawat itu dapat ditentukan
dengan “kaidah tangan kiri”
yang berbunyi sebagai berikut :
“Apabila tangan kiri terbuka
diletakkan diantara kutub utara
dan selatan, sehingga garis-garis
gaya yang keluar dari kutub
utara menem bus telapak tangan
kiri dan arus kawat mengalir
searah dengan arah keempat jari,
maka kawat itu akan mendapat
gaya ,yang arahnya sesuai
dengan arah ibu jari”. Hal ini
dapat dijelaskan pada gambar
2.9.
Gambar 2.9 Kaidah Tangan Kiri
2.5 LCD (Liquid Cristal Display)
Liquid Crystal Display adalah
salah satu bentuk keluaran yang
paling jelas dan mudah
dimengerti. LCD adalah suatu
bentuk kristal cair yang dapat
berubah intensitas kegelapannya
saat dialiri arus listrik.
LCD memiliki 16 pin. Gambar
2.10 menunjukkan konfigurasi
pin-pin pada LCD.
Gambar 2.10 Konfigurasi pin LCD
16 karakter x 2 baris
Tabel 2.4 Konfigurasi Pin LCD
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK
MIKROKONTROLER
ATMega 16
Sensor
Pendeteksi Mobil
LCD
Driver Motor
Motor DC 1
Motor DC 2
SUPPLY
Gambar 3.1 Blok Diagram Alat
Gambar 3.1merupakan blok
diagram alat yang dimana catu daya
mengalir ke sensor pendeteksi mobil,
mikrokontroler ATMega 16, LCD, driver
10. 10 HAD3ELKA, Vol: 098, No.1 April 2013: 1-14
motor dan motor DC. Sensor pendeteksi
mobil merupakan input yang masuk ke
mikrokontroler ATMega 16 dan sebagai
outputnya yaitu : LCD, driver motor dan
motor DC.
3.1.1 Rangkaian Sistem Minimum
Rangkaian sistem
minimum merupakan
rangkaian yang digunakan
untuk menerima dan
mengolah data. Input yang
diterima berasal dari sensor
yang digunakan dan
kemudian datanya diolahdan
dikirim ke output yang
berupa LCD (16x2).
Rangkaian sistem minimum
ATMega16 dapat dilihat
pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Minimum
Penentuan port yang akan
dipakai sangat penting sebelum
membuat program, yang bertujuan
sebagai masukan dari sensor dan
keluaran untuk penggerak motor DC
dan tampilan pada LCD.Jumlah port
yang dipakai pada mikrokontroler
ATMega16 sebanyak 4 port.
Rangkaian Sensor
Gambar 3.3 Rangkaian sensor
Gambar 3.4 Sensor tidak terkena cahaya
Gambar 3.5 Sensor terkena cahaya
3.1.1 Rangkaian Komparator
4 Gambar 3.6 Rangkaian
Komparator
3.1.1 Rangkaian Driver Motor
5 Gambar 3.7Rangkaian Driver
Motor
3.1.1 Rangkaian Catu Daya
Ket:Elco 4700 F/25V, 2200 F/25V,
1000 F/25V
6 Gambar 3.8 Rangkaian Catu Daya
11. Prototype Penampil Kapasitas Parkir Mobil Berbasis Mikrokontroler
(RYANDIKA ANDRICAPRISONA & WENDY CAKRA NUGROHO)
11
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL
PENGUKURAN
4.1.1 Hasil Pengukuran Catu
Daya
Tegangan
Sekunder
Trafo
12 VAC
Regul
ator
12
VDC
Regul
ator 5
VDC
11,7
VDC
4,8
VDC
4.1.1 Hasil Pengukuran
Driver Motor
Vc
c
Mot
or
DC
Tidak
tersul
ut
Tersul
ut
12
V
1 0 V 9,7 V
12
V
2 0 V 9,5 V
4.2 Kelemahan Alat
Kelemahan dari prototype
penampil kapasitas parkir mobil
ini adalah ketika sensor yang
terpasang pada pintu masuk dan
keluar mendeteksi keberadaan
mobil disaat yang bersamaan
maka pintu portal tidak dapat
terbuka secara bersamaan. Pintu
portal akan terbuka jika salah
satu sensor mendeteksi
keberadaan mobil. Pada kondisi
ini mikrokontroler akan
mendahulukan eksekusi sensor
yang lebih dahulu mendeteksi
keberadaan mobil dan portal pun
akan terbuka.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan
pembuatan protoype penampil
kapasitas parkir mobil berbasis
mikrokontroler, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Setelah pembuatan dan
pengujian pada prototype
penampil kapasitas parkir
mobil ini, maka dapat
disimpulkan bahwa
prototype ini bekerja
berdasarkan sensor yang
aktif.
2. Prototype penampil
kapasitas mobil ini dapat
memberikan sebuah sistem
informasi berupa tampilan
LCD yang menandakan
jumlah ketersediaan tempat
parkir.
3. Prototype penampil
kapasitas parkir dapat
bekerja sesuai dengan
deskripsi kerja yang
diinginkan.
4. Jika tempat parkir telah
penuh maka portal pada
pintu masuk tidak akan
terbuka sampai ada mobil
yang keluar dari tempat
parkir.
5.1 Saran
Dari hasil penyusunan tugas
akhir masih banyak kekurangan
dan kelemahan, untuk itu
peneliti memberikan saran untuk
mengatasi dan melengkapi
beberapa kekurangan pada
penelitian prototype penampil
kapasitas parkir mobil ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Untuk penggunaan sensor
pendeteksi benda, sebaiknya
gunakan sensor yang
memiliki sensitivitas yang
cukup baik dengan tingkat
akurasi tinggi. Sehingga
dapat menimimalisir
kesalahan saat sensor
12. 12 HAD3ELKA, Vol: 098, No.1 April 2013: 1-14
mendeteksi keberadaaan
benda.
2. Pembuatan mekanik alat
harus direncanakan dengan
baik untuk meminimalisir
kesalahan, penggunaan
bahan untuk pembuatan
mekanik alat sebaiknya
menggunakan bahan yang
kuat dan tidak mudah patah.
3. Memaksimalkan penggunaan
port yang ada pada
mikrokontroler AVR
ATMega16 agar dapat
memaksimalkan kerja alat
sesuai aplikasi yang
digunakan.
4. Penyusunan program yang
baik dan benar sehingga alat
dapat bekerja sesuai dengan
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Heri. 2008.
Pemrograman
Mikrokontroler AVR
ATMEGA16 Menggunakan
Bahasa C (Code Vision
AVR). Bandung :
Informatika.
Budiharto, Widodo.
2005.Elektronika Digital dan
Mikroprosesor.Jogja : ANDI
Malvino. 1981. Prinsip-prinsip
Elektronik. Jakarta :
Erlangga.
William Cooper; alih bahasa
Dr. Sahat Pakpahan.
Instrumentasi Elektronika.
Jakarta : Erlangga.
Winoto, Ardi. 2008.
Mikrokontroler AVR
ATMega8/18/32/8535 dan
Pemrograman dengan
BahasaC pada
WinAVR.Bandung:Informati
ka