Dokumen tersebut membahas tentang pola keruangan desa dan kota. Secara singkat, dibahas perbedaan antara desa dan kota dalam hal tata ruang, klasifikasi, dan interaksi antara desa dan kota. Dokumen juga menjelaskan teori-teori tentang tata ruang kota seperti teori inti berganda dan teori sektoral serta dampak positif dan negatif dari interaksi antara desa dan kota.
10. Tata Ruang Kota
Teori Inti Berganda
. Menurut teori ini kota terdiri atas:
(Jayadinata, 1999:132)
(1) Pusat kota atau CBD;
(2) Kawasan niaga dan industri;
(3) Kawasan murbawisma, tempat
tinggal berkualitas rendah;
(4) Kawasan madyawisma, tempat
tinggal berkualitas menengah;
(5) Kawasan adiwisma, tempat tinggal
berkualitas tinggi;
(6) Pusat industri berat;
(7) Pusat niaga/perbelanjaan lain di
pinggiran;
(8) Upakota, untuk kawasan
madyawisma dan adiwisma;
(9) Upakota (suburb) untuk kawasan
industri.
11. Teori konsentris
Teori Sektoral
•Zona pusat wilayah kegiatan
•Zona peralihan
•Zona permukiman kelas
proletar.
•Zona permukiman kelas
menengah.
•Zona penglaju.
•Zona 1: Zoona pusat wilayah kegiatan.
•Zona 2: Zona dimana terdapat grossier dan
manufactur.
•Zona 3: Zona wilayah permukiman kelas rendah.
•Zona 4: Zona permukiman kelas menengah.
•Zona 5: Zona permukiman kelas tinggi.
18. Dampak Interaksi
Positif
•Meningkatnya
pengetahuan penduduk
desa
•Terbukanya lapangan
pekerjaan di selain sektor
pertanian
•Terpenuhinya kebutuhan
bahan baku di kota
Negatif
•Perubahan tata guna
lahan yang
mengakibatkan
kerusakan lingkungan
di desa
•Munculnya slum area
di perkotaan
•Tata ruang kota
menjadi tidak ideal
19. Jawab
Pertanyaan
ini ya…!
1.apakah yang terjadi, jika
interaksi antar wilayah
terganggu?
2. Bagaimanakah usaha
yang dilakukan, agar
interaksi tetap terjaga?