2. Awal Berdirinya Bani Abbasiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti
Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa
Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi
Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awal 132 H. Pada abad ketujuh terjadi
pemberontakan diseluruh negeri. Pasukan Marwan ibn Muammad (pasukan Dinasti
Umayyah) melawan pasukan Abdul Abbas. Pemberontakan tersebut terjadi akibat
ketidak puasan mereka tehadap khalifah- khalifah sebelumnya. Dan akhirnya di
menangkan oleh pasukan Abbas. Pasukan pemberontak terdiri dari kalangan
Khawarij, Syi’ah, Mawali, dan Bani Abbas. Para Mawali bekerja sama dengan Bani
Abbas, komando tertinggi gerakan Bani Abbas tidak menyisakan keluaga Umayah,
karena perburuannya terhadap keluarga Umayyah itu, ia dijuluki dengan As-Safah
yang berarti”yang menumpahka darah”. Abu Abbas kemudian didaulat menjadi
khalifah pertama Bani Abbasiyah.
3. Pendidikan Islam Pada Masa
Keemasan
Masa Bani Abbasiyah adalah masa keemasan Islam,
atau sering disebut dengan istilah ‘’The Golden Age’’. Pada
masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik
dalam bidang ekonomi, peradaban dan kekuasaan. Selain itu
juga telah berkembang berbagai cabang ilmu pengetahuan,
ditambah lagi dengan banyaknya penerjemahan buku-buku
dari bahasa asing ke bahasa Arab. Fenomena ini kemudian
yang melahirkan cendikiawan-cendikiawan besar yang
menghasilkan berbagai inovasi baru di berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Pemerintah Bani Abbasiyah berkuasa selama 5
abad, yaitu dari tahun 750- 1258 M. Pada awalnya pusat
pemerintahan di kota kufah kemudian pindah ke Hira lalu ke
Abar (Hasyimiyah) dan akhirnya ke Baghdad. Baghdad
adalah ibu kota pemerintah Bani Abbasiyah yang paling
strategis, kota ini di bangun oleh Abu ja’far al Mansur dengan
bentuk bulat, arsitek pembangunan adalah Hajjaj bin Art dan
A Hasjmi.
4. Di masa-masa itu para Khalifah mengembangkan berbagai jenis
Kesenian, terutama kesusastraan pada khususnya dan
kebudayaan pada umumnya. Berbagai buku bermutu
diterjemahkan dari peradaban India maupun Yunani. Dari India
misalnya, berhasil diterjemahkan buku-buku Kalilah dan
Dimnah maupun berbagai cerita Fabel yang bersifat anonim.
Kemajuan ilmu pengetahuan bukan hanya pada bidang sastra
dan seni saja juga berkembang Ilmu-ilmu Naqli dan Ilmu Aqli.
Perkembangan ini memunculkan tokoh-tokoh besar dalam
sejarah ilmu pengetahuan, dalam ilmu bahasa muncul antara
lain Ibnu Malik At-Thai seorang pengarang buku nahwu yang
sangat terkenal Alfiyah Ibnu malik, dalam bidang sejarah
muncul sejarawan besar Ibnu Khaldun serta tokoh-tokoh besar
lainnya yang memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan
ilmu pengetahuan selanjutnya.
5. Bidang Perkembangan/Keemasan Islam Pada
Zaman Abbasiyah.
• Perkembangan Intelektual.
Secara garis besar Perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi mencapai puncak
kejayaan pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid.
Hal ini dapat dilihat dari adanya gerakan
penerjemahan buku dari berbagai bangsa dan
bahasa. Sehingga dengan gerakan penerjemahan
buku tersebut, lahirlah para tokoh Islam sesuai
dengan keahliannya.
a. Ilmu Umum
1) Ilmu Filsafat
Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub Bin Ishak ( 809-
873 M), seorang filsuf bangsa Arab. Al Farabi
(wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun. Ibnu
Maskawai (wafat tahun 523 H). Ibnu Shina ( 980-
1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antara
lain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain
6. b. Bidang Kedokteran
Ali bin Rabban At Torabi. Merupaka dokter
pribadi khalifah Al Mutawakkil yang menulis
buku Firdaus. Ali bin Abbas Al Majusi, salah satu
karyanya adalah Al kitab Al Maliki. Ibnu Sina, ia
disebut oleh kaum muslimin sebagai pangeran
dokter. Ar Razi atau Razes (809-873 M).
Karangan yang terkenal mengenai cacar dan
campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin.
c. Bidang Matematika
Umar Al Farukhan: Insinyur Arsitek
Pembangunan kota Baghdad. Al Khawarizmi:
Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu
angka (0). d. Bidang Astronomi Berkembang
subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak
para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini
seperti : Al Farazi : pencipta Astro lobe Al
7. Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik
• Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat
maju pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di
bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan – bangunan yang
berupa:
a) Kuttab
b) Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama,
sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah
ilmiah.
c) Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun
Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya
juga disediakan tempat ruangan belajar.
d) Masjid
e) Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik
seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan
berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.
8. Perkembangan peradaban di bidang politik
dan pemerintahan
Dalam menjalankan roda pemerintahan Khalifah Dinasti
Abbasiyah mengangkat menteri (wasir) dan membentuk
kementrian (wizarat). Menteri adalah pembantu utama khalifah,
ia berhak mengangkat dan memecat pegawai. Khalifah juga
mengangkat hakim yang bertugas menyelesaikan masalah
muamalah. Untuk membantu lancarnya kepemerintahan
dibentuklah Diwanul Kitabah (Sekertariat Negara) dengan
dibantu oleh : katibur Rasail, katibul Kharraj, katibul Jund,
katibul Syurthan, katibul Qada’. Selain itu, juga dibentuk
departemen-departemen yang dikepalai oleh menteri,
departemen-departemen itu antara lain : diwan al kharraj, diwan
az-Ziman, diwan al jund, diwan barid, diwan ar Rasail. Dalam
pemerintahan dinasti Umayyah ada juga yang disebut hajib, yang
bertugas mengawasi dan memberikan persetujuan terhadap
program kerja menteri. Wilayah Dinasti Abbasiyah dibagi
menjadi beberapa provinsi yang dinamakan imarat, gubernurnya
bergelar Amir.
9. Bidang Militer
• Militer Dinasti Abbasiyah terdiri atas tiga bagian, yaitu pasukan pemanah,
pasukan infanteri, dan pasukan berkuda/kavaleri. Pasukan pemanah
bersentakan anak panah dan busurnya, tugas pasukan ini adalah
mengacaukan musuh dari jarak jauh. Pasukan invanteri bersenjatakan
pedang, tombak, helm, dan tamengya. Mereka bertugas memukul mundur
pasukan musuh pada pertempuran jarak dekat. Pasukan berkuda
bersenjatakan pedang dan lembing, mereka bertugas mengobrak- abrik
pertahanan lawan melalui depan, samping, dan belakang. Selain pasukan-
pasukan di atas ada lagi pasukan pengawal khalifah, mereka ini pasukan elite
yang bergaji tinggi. Angkatan bersenjata Dinasti Abbasiyah didominasi oleh
orang Arabdan Persiah pada awalnya, namun pada tahun-tahun selanjutnya
didominasi oleh Arab, Turki, dan persiah. Dan masa sebelum berakhir daulat
ini pasukan bersenjatanya didominasi oleh Persiah dan Turki.
10. Sistem pendidikan islam pada masa
kejayaan
Masa kejayaan pendidikan
Islam dimulai dengan
berkembang pesatnya
kebudayaan Islam yang
ditandai dengan berkembang
luasnya lembaga-lembaga
pendidikan Islam dan
madrasah-madrasah formal
serta universitas dalam
berbagai pusat kebudayaan
Islam. Pendidikan tersebut
sangat berpengaruh dalam
11. • Adapun sistem pendidikan Islam pada
masa kejayaan meliputi :
1. Kurikulum
Kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau
dipelajari oleh siswa. Lebih luas lagi,
kurikulum bukan hanya sekedar rencana
pelajaran, tetapi semua yang secara
nyata terjadi dalam proses pendidikan di
sekolah. Kurikulum dalam lembaga
pendidikan Islam pada mulanya berkisar
pada bidang studi tertentu. Namun
12. 2. Metode Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar, metode
pengajaran merupakan salah satu aspek
pengajaran yang penting untuk mentransfer
pengetahuan atau kebudayaan dari seorang
guru kepada para pelajar. Metode
pengajaran yang dipakai dapat
dikelompokkan ke dalam tiga macam, yaitu
lisan, hafalan, dan tulisan. Metode lisan
bisa berupa dikte, ceramah, dan diskusi.
Metode menghafal merupakan ciri umum
dalam sistem pendidikan Islam pada masa
ini. Untuk dapat menghafal suatu pelajaran,
murid-murid harus membaca berulang-ulang
sehingga pelajaran melekat di benak
13. • 3. Rihlah Ilmiyah
Salah satu ciri yang paling menarik
dalam pendidikan Islam di masa itu
adalah sistem Rihlah Ilmiyah, yaitu
pengembaraan atau perjalanan jauh
untuk mencari ilmu.