SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PROSES PRODUKSI 1 
SEM GENAP 2013/2014
MEKANISME PEMBENTUKAN GERAM 
Pada mulanya diperkirakan geram terbentuk karena adanya 
retak mikro (micro crack) yang timbul pada benda kerja 
tepat diujung pahat pada saat pemotongan dimulai. 
Dengan bertambahnya tekanan pahat, retak tersebut 
menjalar kedepan sehingga terjadilah geram (gbr. 3.1a)
Gambar 3.1. teori terjadinya geram
Logam yang pada umumnya bersifat ulet (ductile) 
apabila mendapat tekanan akan timbul tegangan 
(stress) didaerah disekitar konsentrasi gaya penekanan 
mata potong pahat. Tegangan pada logam (benda 
kerja) tersebut mempunyai orientasi yang kompleks 
dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser 
(shearing stress) yang maksimum. Apabila tegangan 
geser ini melebihi kekuatan logam yang bersangkutan 
maka akan terjadi deformasi plastik (perubahan 
bentuk) yang menggeser dan memutuskan benda kerja 
di ujung pahat pada suatu bidang geser (shear plane) 
(gbr. 3.1b)
Proses terbentuknya geram tersebut dapat 
diterangkan melalui analogi tumpukan kartu. Bila 
setumpuk kartu dijajarkan dan diatur sedikit 
miring (sesuai dengan sudut geser Ф(phi)) 
kemudian didorong dengan papan (penggaris) 
yang membuat sudut terhadap garis vertikal 
(sesuai dengan sudut geram) maka kartu bergeser 
keatas relatif terhadap kartu dibelakangnya. 
Pergeseran tersebut berlangsung secara 
berurutan dan kartu terdorong melewati bidang 
atas papan. (gbr. 3.2a)
Analogi kartu tersebut menerangkan keadaan 
sesungguhnya dari kristal logam (struktur butir 
metalografis) yang terdeformasi sehingga 
merupakan lapisan tipis yang tergeser pada 
bidang geser. Arah perpanjangan kristal (cristal 
alongation) membuat sudut sedikit lebih besar 
dari pada sudut geser. (gbr. 3.2b)
Gambar 3.2 teori pembentukan geram menurut 
analogi kartu & perpanjangan kristal
KOMPONEN GAYA PEMBENTUKAN GERAM
BEBERAPA ASUMSI 
• Mata potong pahat sangat tajam sehingga 
tidak menggosok atau menggaruk benda kerja 
• Deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi 
• Distribusi tegangan yang merata pada bidang 
geser 
• Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang 
geram adalah sama besar dan segaris (tidak 
menimbulkan momen koppel)

More Related Content

What's hot

Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiEssyKarundeng
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinRinaldi Sihombing
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
D059283626
D059283626D059283626
D059283626mocoz
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirDewi Izza
 
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubutDidi sudiprayitna
 
Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4MOSES HADUN
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersiatekpal14
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesRumah Belajar
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoranChache Go
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 

What's hot (20)

Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
Dasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesinDasar perencanaan elemen mesin
Dasar perencanaan elemen mesin
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
D059283626
D059283626D059283626
D059283626
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
131223466 perhitungan-waktu-pemesinan-bubut
 
Konsep dislokasi
Konsep dislokasiKonsep dislokasi
Konsep dislokasi
 
3
33
3
 
Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4Dasar gambar-teknik 4
Dasar gambar-teknik 4
 
04 momen inersia
04   momen inersia04   momen inersia
04 momen inersia
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Proses pengecoran
Proses pengecoranProses pengecoran
Proses pengecoran
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Bab 3-hidrostatika
Bab 3-hidrostatikaBab 3-hidrostatika
Bab 3-hidrostatika
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 

Mekanisme pembentukan geram

  • 1. PROSES PRODUKSI 1 SEM GENAP 2013/2014
  • 2. MEKANISME PEMBENTUKAN GERAM Pada mulanya diperkirakan geram terbentuk karena adanya retak mikro (micro crack) yang timbul pada benda kerja tepat diujung pahat pada saat pemotongan dimulai. Dengan bertambahnya tekanan pahat, retak tersebut menjalar kedepan sehingga terjadilah geram (gbr. 3.1a)
  • 3. Gambar 3.1. teori terjadinya geram
  • 4. Logam yang pada umumnya bersifat ulet (ductile) apabila mendapat tekanan akan timbul tegangan (stress) didaerah disekitar konsentrasi gaya penekanan mata potong pahat. Tegangan pada logam (benda kerja) tersebut mempunyai orientasi yang kompleks dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shearing stress) yang maksimum. Apabila tegangan geser ini melebihi kekuatan logam yang bersangkutan maka akan terjadi deformasi plastik (perubahan bentuk) yang menggeser dan memutuskan benda kerja di ujung pahat pada suatu bidang geser (shear plane) (gbr. 3.1b)
  • 5. Proses terbentuknya geram tersebut dapat diterangkan melalui analogi tumpukan kartu. Bila setumpuk kartu dijajarkan dan diatur sedikit miring (sesuai dengan sudut geser Ф(phi)) kemudian didorong dengan papan (penggaris) yang membuat sudut terhadap garis vertikal (sesuai dengan sudut geram) maka kartu bergeser keatas relatif terhadap kartu dibelakangnya. Pergeseran tersebut berlangsung secara berurutan dan kartu terdorong melewati bidang atas papan. (gbr. 3.2a)
  • 6. Analogi kartu tersebut menerangkan keadaan sesungguhnya dari kristal logam (struktur butir metalografis) yang terdeformasi sehingga merupakan lapisan tipis yang tergeser pada bidang geser. Arah perpanjangan kristal (cristal alongation) membuat sudut sedikit lebih besar dari pada sudut geser. (gbr. 3.2b)
  • 7. Gambar 3.2 teori pembentukan geram menurut analogi kartu & perpanjangan kristal
  • 9. BEBERAPA ASUMSI • Mata potong pahat sangat tajam sehingga tidak menggosok atau menggaruk benda kerja • Deformasi terjadi hanya dalam dua dimensi • Distribusi tegangan yang merata pada bidang geser • Gaya aksi dan reaksi pahat terhadap bidang geram adalah sama besar dan segaris (tidak menimbulkan momen koppel)