Teks ini membahas tentang aturan dan batasan dalam bercanda. Bercanda diperbolehkan asalkan tidak berlebihan dan menyinggung orang lain, serta tidak mengandung unsur hinaan, celaan, atau menyinggung hal-hal serius seperti agama, pernikahan, dan kematian. Teks ini juga menjelaskan 9 aturan utama dalam bercanda secara Islami, seperti memilih waktu dan tempat yang tepat, serta tidak menggunakan bercanda unt
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
jangan asal bercanda
1. Ahad, 27 juli 2014
“Jangan Asal Bercanda”
By: Yuyun Hamidah
2. Kejenuhan yang muncul
karena terlalu serius dalam
beraktivitas menjadikan canda
sebagai selingan dan variasi hidup.
Bahkan tidak sedikit diantara
manusia yang memiliki sifat
humoris, bukan dibuat-buat tapi
watak. Tetapi hal yang
disayangkan, sifat humoris
tersebut dijadikan sebagai profesi
yang didalamnya tidak terjadi
secara spontanitas, namun
didramatisir untuk bisa membuat
orang lain tertawa terpingkal-
pingkal.
4. Apakah bercanda itu DILARANG??
Oke..jawabannya adalah...TIDAK.
Bercanda itu mubah/dibolehkan, namun
hendaknya tidak berlebihan, sebab berlebihan
terkadang justru menyinggung dan menyakiti
hati orang lain. Dan menyakiti orang muslim
itu tidak diperbolehkan.
5. Apakah bercanda itu ada aturannya?
Tentu saja ada..
Dan kita sebagai seorang manusia hendaknya
mengetahui adab-adab dalam bercanda:
6. 1. Bercanda (mizah) adalah
perkataan yang
dimaksudkan untuk
menggembirakan,
menyenangkan atau
memberi semangat dengan
tidak membuat oranglain
tersakiti.
7. 2. Tidak ada unsur
kesombongan
“Tidak sempurna iman
seseorang sampai
Ia meninggalkan
kebohongan ketika
bercanda dan
meninggalkan
perdebatan meski ia pada
posisi yang benar.”
(H.R Ahmad-At-Thabarani)
8. 3. Tidak berlebihan atau keterlaluan
Dalam masalah ini beliau
Rasulullah saw
bersabda:“jangan kamu
terlalu banyak tertawa
karena sesungguhnya
banyak tertawa
akan mematikan hati”
(H.R Tirmidzi)
9. 4. Tidak mengandung hinaan dan celaan
Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat:11
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.
Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410]
dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim.”
10. 5. Ada niat baik dalam
bercanda
Seperti: sikap
meramahkan
teman,
menunjukkan
kasih sayang kepada
oranglain, meringankan
diri dan menghilangkan
kejenuhan atau
kebosanan.
11. 6. Memilih waktu dan tempat yang
tepat
Ada beberapa kondisi yang kurang
tepat untuk dijadikan momentum
bercanda apalagi tertawa dan
kesia-siaan semata. Misalnya,
- Waktu-waktu shalat
- Ketika ziarah kubur
- Ketika membaca Al-Qur’an
- Dll
12. 7. Tidak bercanda dalam hal nikah,talak dan
rujuk
Rasulullah saw bersabda:
“tiga perkara yang sungguh-sungguhnya dan
main-mainnya dipandang sungguhan yaitu,
nikah,talak dan rujuk.” (HR. At-Tirmidzi,
menurut abu isa hadist ini hasan gharib)
13. 8. Jangan bercanda menggunakan barang
tajam/senjata
karena bisa jadi, ketika ia membawanya
syaiton membisikkan dan merayunya untuk
menyakiti sesama muslim.
14. 9. Jangan bercanda dalam
urusan agama
seorang muslim harus
memuliakan agamannya dan
mensucikan syiar-syiarnya.
Sehingga ia juga harus
berhati-hati untuk bisa
menjauhi canda yang
kemungkinan bisa
menjerumus pada isthza
(penghinaan).