Menurut survei nasional terakhir yang dilakukan pada Desember 2013, dukungan publik terhadap ketiga ketua partai besar yaitu Megawati dari PDIP, Prabowo dari Gerindra, dan Aburizal dari Golkar stagnan atau mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir. Jokowi mampu meningkatkan dukungan publik untuk calon presiden tetapi mayoritas pemilih masih belum memberikan dukungan secara sukarela kepada salah satu
1. TREND DUKUNGAN PADA
CALON PRESIDEN KETUA PARTAI
Update Survei Nasional 19 – 27 Desember 2013
Jl. Kusumaatmaja No. 59, Menteng, Jakarta Pusat 10340
kontak@saifulmujani.com | www.saifulmujani.com
2. LATAR BELAKANG
}
}
}
}
}
Menurut konstitusi, presiden dicalonkan oleh
partai.
Partai atau koalisi partai yang dapat mencalonkan
adalah partai atau koalisinya yang punya kursi 20%
atau lebih di DPR, atau suara pemilih nasional 25%
atau lebih.
Karena itu kemungkinan besar hanya ada 3
pasangan calon presiden-wakil presiden.
Dari partai apa? Dan siapa mereka?
Kalau menurut berbagai survei, yang paling sering
muncul sebagai partai 3 besar adalah PDIP, Golkar,
dan Gerindra.
Survei Nasional (Desember 2013)
2
3. … lanjutan
Kemungkinan mereka akan menjadi magnet
untuk koalisi.
} Kebetulan Golkar dan Gerindra telah
menetapkan calon presidennya.
} PDIP sendiri belum memutuskan,
kemungkinan Megawati sendiri, atau
kadernya yang lain.
} Karena itu menjadi legitimate kalau perhatian
diberikan pada calon-calon dari 3 partai ini
untuk pilpres 2014.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
3
4. … lanjutan
}
}
}
}
Bagaimana trend dukungan pada tiga ketua partai
ini untuk menjadi presiden?
Sudah seberapa besar rakyat memberikan mandat
“secara sukarela” pada mereka untuk menjadi
presiden?
Itulah beberapa pertanyaan yang ditelaah lewat
serangkaian survei nasional yang kami lakukan.
Survei terakhir pada 19-27 Desember 2013. Survei
ini merupakan CSR dari SMRC.
Survei Nasional (Desember 2013)
4
5. Metodologi
• Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya
hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur
17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
• Sampel: Jumlah sampel 1.220. Berdasar jumlah sampel ini,
diperkirakan margin of error sebesar ±2.9% pada tingkat kepercayaan
95%.
• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara
yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/
kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden
• Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random
sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali
mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control
tidak ditemukan kesalahan berarti.
• Waktu wawancara lapangan 19 – 27 Desember 2013.
Survei Nasional (Desember 2013)
5
6. Flow chat penarikan sampel
Populasi desa/kelurahan
tingkat Nasional
Prov k
Prov 1
…
…
Ds 1 … Ds m
Ds 1 … Ds n
RT1 RT2 RT3 ….
RT5
Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5
RT dengan cara random
Di masing-masing RT/Lingkungan
dipilih secara random dua KK
KK1 KK2
Laki-laki
Desa/kelurahan di tingkat
Provinsi dipilih secara random dengan
jumlah proporsional
Perempuan
Di KK terpilih dipilih secara random
Satu orang yang punya hak pilih
laki-laki/perempuan
Survei Nasional (Desember 2013)
6
11. Top of mind: Yang dipilih sebagai presiden bila
pemilihan diadakan sekarang (%) (Desember 2013)
Pemilihan presiden pada 2014 masih cukup lama. Tapi kalau pemilihan presiden
dilakukan sekarang ini, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden kita? … (%)
Nama-nama lain, lebih dari 10 nama yang disebut, masing-masing di bawah 2%.
Survei Nasional (Desember 2013)
11
12. Trend Top of Mind (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
12
13. Trend Top Of Mind:
Belum tahu memilih siapa (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
13
14. Trend total mandat rakyat yang diberikan “secara
sukarela” pada calon presiden empat teratas yang
ketua umum partai untuk menjadi presiden (%)
25
20
15
18
19
20
20
15
10
5
0
Des'2011
Des'2012
Apr'2013
Okt'2013
Des'2013
Survei Nasional (Desember 2013)
14
15. Semi Terbuka 27 nama: Yang dipilih sebagai
presiden bila pemilihan diadakan sekarang (%)
Seandainya pemilihan langsung Presiden Indonesia dilaksanakan hari ini, siapa yg akan
Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden dari nama-nama berikut? … (%)
Nama-nama lain, 17 nama, masing-masing di bawah 2%.
Survei Nasional (Desember 2013)
15
16. Trend Semi Terbuka (%)
Dalam pertanyaan semi-terbuka sebelum 2012 nama-nama calon berbeda, dan Jokowi belum disertakan
sehingga tidak bisa dibandingkan langsung dengan data pada survei sesudahnya.
Survei Nasional (Desember 2013)
16
17. Trend total mandat yang diberikan rakyat
secara “terpaksa” kepada 4 calon presiden
teratas yang ketua-ketua partai (%)
40
35
37
36
37
Des'12
Apr'13
Okt'13
35
30
25
20
15
10
5
0
Des'13
Survei Nasional (Desember 2013)
17
18. TEMUAN
}
}
}
Dalam 2 tahun terakhir (Desember 2011-Desember
2013), dalam survei nasional dengan pertanyaan
terbuka, secara umum tidak ada kemajuan
dukungan secara signifikan pada ketua partai
politik untuk menjadi presiden.
Trend dukungan pada ketua umum partai untuk
menjadi presiden secara umum stagnan, atau
bahkan ada yang mengalami penurunan.
Dengan pertanyaan semi-terbuka (ada daftar nama,
dan ini teknik bertanya lebih baik karena di kotak
suara nanti pemilih disuguhi daftar nama calon),
kecenderungan stagnan itu semakin jelas dalam
setahun terakhir ini.
Survei Nasional (Desember 2013)
18
19. … lanjutan
}
}
}
Stagnasi itu terlihat pada calon presiden Partai
Golkar, Aburizal. Pada Desember 2012, dukungan
terhadapnya sekitar 9%, dan setahun kemudian
(Desember 2013) tidak berubah secara signifikan,
hanya 10%.
Calon Presiden Partai Gerindra, Prabowo, juga
mengalami keadaan serupa. Pada Desember 2012,
dukungan padanya 12%, dan pada Desember 2013
hanya 11%.
Stagnasi dan bahkan penurunan terlihat pada
Megawati. Pada Desember 2012, dukungan pada
Mega 13%, dan setahun kemudian menurun
menjadi 8%.
Survei Nasional (Desember 2013)
19
20. … lanjutan
Kecenderungan lebih baik terlihat pada
Wiranto dalam beberapa bulan terakhir.
} Pada Desember 2012, dukungan pada
Wiranto hanya 3%, dan pada Desember 2013
naik menjadi 6%. Ini kenaikan berarti, tapi
masih terbatas. Ia mengalami kenaikan tapi
masih di bawah calon-calon papan atas
lainnya.
} Tapi setidaknya Wiranto masih punya peluang
masuk 3 besar kalau melihat trend tersebut.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
20
21. … lanjutan
}
}
Secara umum semua ketua partai itu belum mampu
meyakinkan pemilih pada umumnya. Pemilih pada umumnya
masih mengambang. Ini terlihat dari fakta bahwa mayoritas
calon pemilih belum menentukan pilihan secara sukarela atau
spontan (pertanyaan terbuka).
Dalam pertanyaan terbuka pada Desember 2011, total suara
yang memilih Megawati, Prabowo, Aburizal, dan Wiranto,
sebagai calon paling top selama ini hanya 15%. Pada
Desember 2013, juga tidak mengalami kemajuan berarti,
hanya 20%. Hanya naik 5% dalam dua tahun untuk keempat
ketua partai itu. Artinya, hampir semua pemilih pada 2013
pada dasarnya tidak memberikan mandat secara sukarela
(pertanyaan terbuka) pada salah satu dari keempat ketua
partai itu untuk menjadi presiden.
Survei Nasional (Desember 2013)
21
22. … lanjutan
}
}
Bahkan pada umumnya rakyat cenderung belum
memberikan mandat kepada ketua umum partai itu
untuk menjadi presiden ketika mereka “dipaksa”
untuk memilih salah satu nama (pertanyaan dengan
daftar nama).
Dalam survei terakhir yang memberikan mandat
secara terpaksa kepada salah satu dari mereka
untuk menjadi presiden hanya 35%.
Survei Nasional (Desember 2013)
22
23. … lanjutan
}
}
}
Pemberian mandat itu baru terlihat membesar pada
2013. Jumlah yang mengambang menurun secara
signifikan, dari 68% (Desember 2011) ke 51%
(Desember 2013).
Naiknya total suara yang memberikan dukungan
secara spontan pada tokoh-tokoh untuk menjadi
presiden karena menguatnya dukungan pada
Jokowi sepanjang tahun 2013.
Jokowi mampu memperkecil sura mengambang
untuk memberikan mandat secara sukarela pada
tokoh untuk menjadi presiden.
Survei Nasional (Desember 2013)
23
24. … lanjutan
}
}
Dengan menambahkan Jokowi pada 4 tokoh paling
top dalam berbagai survei, pemberian mandat
rakyat membesar dari hanya 15% (2011) menjadi
40%. Memang belum mayoritas. Tapi ini sebuah
perubahan besar dalam pemberian mandat pada
tokoh untuk menjadi presiden.
Tanpa menyertakan Jokowi, 80% rakyat tidak
memberikan mandat secara sukarela pada salah
satu capres paling top itu.
Survei Nasional (Desember 2013)
24
25. TIGA KETUA UMUM PARTAI
}
}
}
}
}
Mengapa 3 nama ketua umum partai?
Karena partai atau koalisi partai yang bisa mencalonkan
dalam Pilpres 2014 harus punya dukungan kursi di DPR
20% atau lebih, atau suara satu partai atau gabungan
partai nasional 25% atau lebih. Ini akan membuat
pasangan calon presiden-wakil presiden hanya 3
pasangan seperti pada Pilpres 2009.
Sulit mengatur koalisi hingga membentuk pasangan
menjadi lebih dari 3 pasangan.
Mengapa 3 ketua umum partai yang mungkin?
Karena alasan di atas, plus fakta bahwa ketua umum
partai yang dalam survei-survei nasional menduduki
urutan 3 besar berasal dari 3 partai tiga besar juga.
Survei Nasional (Desember 2013)
25
26. … lanjutan
}
}
}
}
Bahkan 2 diantaranya telah menetapkan ketua umumnya
sebagai calon presiden, yakni Partai Golkar dan Gerindra.
Golkar telah menetapkan calon presidennya Aburizal Bakrie,
dan Gerinda calon presidennya Prabowo Subianto. Masingmasing partainya dalam berbagai survei masuk 3 besar di
antara ketua umum partai.
Sementara itu PDIP menyerahkan kepada ketua umumnya
untuk menentukan siapa calon presidennya. Mungkin
Megawati sendiri, atau mungkin nama lain, Joko Widodo
misalnya.
Karena pertimbangan-pertimbangan di atas, menjadi
legitimate kalau nama-nama calon dikerucutkan ke tiga nama
ketua umum partai itu, plus simulasi kalau Jokowi, bukan
Megawati, yang menjadi capres PDIP.
Survei Nasional (Desember 2013)
26
27. 3 Nama: Yang dipilih sebagai presiden bila
pemilihan diadakan sekarang (%)
Seandainya pemilihan langsung Presiden Indonesia dilaksanakan hari ini, siapa yg akan
Ibu/Bpk pilih sebagai Presiden dari nama-nama berikut? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
27
28. Trend Simulasi 3 Calon (%)
Sisanya menyatakan
“belum tahu”
Survei Nasional (Desember 2013)
28
29. TEMUAN
}
}
}
}
Ketika survei dilakukan calon yang bersaing Megawati,
Aburizal, dan Prabowo, maka Pilpres cenderung dua
putaran karena tidak ada di antara mereka yang
mendapat suara mayoritas mutlak (50% lebih)
sebagaimana disyaratkan konstitusi.
Dalam 2 tahun terakhir, ada kecenderungan Prabowo
semakin kuat kalau melawan Megawati dan Aburizal.
Megawati sendiri menunjukkan gejala pemulihan,
sementara Aburizal cenderung stagnan dalam 2 tahun
terakhir.
Kemungkinan Prabowo dan Megawati masuk putaran
kedua. Siapa kemungkinan akan unggul di putaran
kedua? Prabowo atau Megawati?
Survei Nasional (Desember 2013)
29
30. 2 Nama: Yang dipilih sebagai Presiden bila
pemilihan diadakan sekarang (%)
Seandainya pemilihan langsung Presiden Indonesia dilaksanakan hari ini, siapa yg akan
Ibu/Bpk pilih sebagai Presiden dari nama-nama berikut? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
30
32. TEMUAN
}
}
}
}
Bila Prabowo vs. Megawati, survei cenderung tidak
bisa memastikan siapa yang akan menang sebab
belum ada yang mendapat suara mayoritas mutlak
(50% plus). Masih cukup besar yang belum
menentukan pilihan (23%).
Baik Prabowo maupun Megawati masih belum
aman.
Namun demikian Prabowo cenderung makin
menguat, dan Megawati stagnan.
Bagaimana kalau Jokowi, bukan Megawati, yang
dicapreskan PDIP?
Survei Nasional (Desember 2013)
32
33. 3 Nama: Yang dipilih sebagai presiden bila
pemilihan diadakan sekarang (%)
Seandainya pemilihan langsung Presiden Indonesia dilaksanakan hari ini, siapa yg akan
Ibu/Bpk pilih sebagai Presiden dari nama-nama berikut? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
33
34. Trend Simulasi 3 Calon (%)
Sisanya menyatakan “belum tahu”
Survei Nasional (Desember 2013)
34
35. 2 Nama: Yang dipilih sebagai Presiden bila
pemilihan diadakan sekarang, Des’13 (%)
Seandainya pemilihan langsung Presiden Indonesia dilaksanakan hari ini, siapa yg akan
Ibu/Bpk pilih sebagai Presiden dari nama-nama berikut? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
35
36. TEMUAN
}
}
}
}
Kalau Pilpres calonnya Aburizal vs. Prabowo vs.
Jokowi, maka Pilpres kemungkinan hanya satu
putaran.
Jokowi kemungkinan mendapat suara mutlak (51%)
walapun suara mutlak ini masih dalam error margin
+/- 3%. Setidaknya ada peluang Pilpres satu
putaran.
Bila dua putaran, Jokowi berhadapan dengan
Prabowo, dan ketika survei dilakukan, Jokowi
kemungkinan besar akan terpilih sebagai presiden
dengan perolehan suara 62%.
Kalau bukan Jokowi, alternatif lainnya bagaimana?
Survei Nasional (Desember 2013)
36
37. Simulasi pasangan untuk Megawati
}
}
}
}
PDIP belum memutuskan siapa calon presidennya.
Bila Megawati menjadi capres PDIP dengan
mengabaikan calon wakilnya, kemungkinan
Megawati kalah oleh Prabowo.
Bagaimana kalau wakil dipertimbangkan, apakah
Megawati menjadi lebih kompetitif melawan
Prabowo kalau ia didampingi seorang calon wakil?
Siapa calon wakil yang bisa membuat Megawati
lebih kompetitif?
“Siapa” ini tidak mudah. Kami mempertimbangkan
beberapa nama.
Survei Nasional (Desember 2013)
37
38. … lanjutan
}
}
}
}
}
}
1. Jokowi: ada peluang cukup besar PDIP bisa mencalonkan
pasangan capres-wacapresnya dari kader PDIP sendiri karena
kemungkinan partainya cukup memenuhi syarat untuk mencalonkan
capres-cawapres semua dari kader PDIP sendiri.
Di antara kader PDIP yang kemungkinan bisa memperkuat Megawati
adalah Jokowi karena dukungan pada Jokowi sudah sangat kuat.
Juga ada perdebatan apakah Megawati atau Jokowi sebagai capres
PDIP, atau keduanya dipasangkan.
2. Ketua-ketua partai menengah yang cenderung aman dari electoral
treshold: PKB, Demokrat, PPP, Hanura, dan NasDem (NasDem
menurut survei Kompas, tapi tidak menurut survei-survei yang lain).
A) Kalau PKB, mungkin ketua umumnya, Muhaimin Iskandar.
B) Kalau PPP, mungkin ketua umumnya, Suryadarma Ali.
C) Kalau Hanura, mungkin Hary Tanoesudibyo karena kesefahaman
di internal Hanura, bahwa untuk wacapres dalam sebuah koalisi Hary
yang akan diusulkan, bukan Wiranto.
Survei Nasional (Desember 2013)
38
39. … lanjutan
}
}
}
}
}
D) Kalau Demokrat, mungkin tidak ada calon yang meyakinkan dari
hasil konvensi sehingga pemilihan dari Demokrat oleh Mega tidak
didasarkan atas hasil konvensi, melainkan kedekatan Megawati
dengan peserta konvensi. Pramono Edhie Wibowo mungkin
pilihannya karena Pramono pernah bekerja di bawahnya.
E) Kalau NasDem, kemungkinan Surya Paloh akan mendampingi
Megawati.
Mengapa tidak Hatta Rajasa? Menurut sejumlah berita, ada
komunikasi antara Prabowo dan Hatta Rajasa, dan bisa dibuat dua
tokoh partai ini sebagai pasangan melawan Megawati dengan
beberapa kemungkinan calon cawapresnya di atas.
Sementara itu Aburizal cenderung mencari calon dari Pulau Jawa,
dari Jateng atau Jatim.
Di antara tokoh dua daerah itu yang tertarik untuk menjadi capres,
dan elektabilitasnya sudah lumayan adalah Mahfud MD. Maka kami
jadikan pasangan Aburizal-Mahfud MD sebagai pasangan melawan
Megawati dengan beberapa kemungkinan pasangannya di atas.
Survei Nasional (Desember 2013)
39
40. SURVEI EKSPERIMENTAL
}
}
}
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik untuk
simulasi tersebut kami melakukan survei
eksperimental.
Survei eksperimental diperlukan untuk mengetahui
hubungan kausal antara independent dan dependent
variabel, antara pilihan pada pasangan calon presiden
bila calon wakil presiden Megawati diubah-ubah (ada
treatment) sementara pasangan lawannya dibuat
konstan (Prabowo-Hatta dan Aburizal-Mahfud).
Tentang metode survei eksperimenal untuk konteks
Indonesia, lihat Pepinsky, Liddle, dan Mujani (2013).
Survei Nasional (Desember 2013)
40
41. Teknik sampling eksperimental
}
}
}
}
}
}
Yang mau diuji adalah efek dari wakil calon untuk Megawati.
“calon wakil” ini merupakan independent variabel yang kami rubahrubah. Apakah perubahan calon wakil ini menghasilkan pilihan atas
pasangan capres-cawapres berbeda secara signifikan.
Kami melakukan beberapa treatment untuk calon wakil Megawati ini
dengan mengganti-ganti calon wakilnya: Jokowi, Jusuf Kalla,
Muhaimin Iskandar, Suryadharma Ali, Pramono Edhie Wibowo, Surya
Paloh, dan Hary Tanoesudibyo.
Sampel yang berjumlah 1200 dibagi ke dalam jumlah treatment (7)
secara random, dan masing-masing mendapat sampel 174. Dengan
ukuran sampel itu error margin +/- 8% pada tingkat kepercayaan
95%.
Sampel di masing-masing tretatment kemudian dipilih menurut
multistage random sampling seperti dijelaskan di awal survei ini.
Berikut hasilnya.
SMRC: Survei Nasional Juni 2012
41
42. TREATMENT 1: Pasangan yang dipilih bila Megawati
berpasangan dengan JOKOWI (%) (n=174, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden dan berpasangan dengan Joko
Widodo (Jokowi), siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari
nama-nama pasangan berikut seandainya pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
42
43. TREATMENT 2: Pasangan yang dipilih, bila Megawati
berpasangan dengan JK (%) (n=174, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden tapi tidak berpasangan dengan
Joko Widodo (Jokowi), melainkan dengan M. JUSUF KALLA, siapa yang akan Ibu/Bapak
pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari nama-nama pasangan berikut seandainya
pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
43
44. TREATMENT 3: Pasangan yang dipilih, bila Megawati
berpasangan dengan Surya Paloh (%) (n=174, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden tapi tidak berpasangan dengan
Joko Widodo (Jokowi), melainkan dengan SURYA PALOH, siapa yang akan Ibu/Bapak
pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari nama-nama pasangan berikut seandainya
pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
44
45. TREATMENT 4: Pasangan yang dipilih bila Megawati
berpasangan dengan PRAMONO (%) (n=174, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden tapi tidak berpasangan dengan
Joko Widodo (Jokowi), melainkan dengan PRAMONO EDHIE WIBOWO, siapa yang akan
Ibu/Bapak pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari nama-nama pasangan berikut
seandainya pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
45
46. TREATMENT 5: Pasangan yang dipilih bila Megawati
berpasangan dengan HT (%) (n=174, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden tapi tidak berpasangan dengan
Joko Widodo (Jokowi), melainkan dengan HARY TANOESOEDIBJO, siapa yang akan Ibu/
Bapak pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari nama-nama pasangan berikut
seandainya pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
46
47. TREATMENT 6: Pasangan yang dipilih bila Megawati
berpasangan dengan MUHAIMIN (%) (n=175, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden tapi tidak berpasangan dengan
Joko Widodo (Jokowi), melainkan dengan MUHAIMIN ISKANDAR, siapa yang akan Ibu/
Bapak pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari nama-nama pasangan berikut
seandainya pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
50
45
40
35
35
30
26
23
25
17
20
15
10
5
0
MEGAWATI
SUKARNOPUTRI MUHAIMIN
ISKANDAR
PRABOWO
SUBIANTO - HATTA
RAJASA
ABURIZAL BAKRIE MAHFUD MD
Tidak tahu/Tidak
jawab
Survei Nasional (Desember 2013)
47
48. TREATMENT 7: Pasangan yang dipilih bila Megawati
berpasangan dengan SDA (%) (n=175, moe ±8%)
Bila Megawati Soekarnoputri maju sebagai calon presiden tapi tidak berpasangan dengan
Joko Widodo (Jokowi), melainkan dengan SURYADHARMA ALI, siapa yang akan Ibu/
Bapak pilih sebagai Presiden-Wakil Presiden dari nama-nama pasangan berikut
seandainya pemilihan dilakukan hari ini? … (%)
50
45
36
40
35
30
25
26
23
20
14
15
10
5
0
MEGAWATI
SUKARNOPUTRI SURYADHARMA ALI
PRABOWO
SUBIANTO - HATTA
RAJASA
ABURIZAL BAKRIE MAHFUD MD
Tidak tahu/Tidak
jawab
Survei Nasional (Desember 2013)
48
50. Efek Wakil terhadap Elektabilitas Megawati
n
Suara (%)
Std.
Error
1. Megawati – Jokowi
174
49%
4%
2. Megawati – Jusuf Kalla
174
28%
3%
3. Megawati – Surya Paloh
174
23%
3%
4. Megawati – Pramono Edhie
174
21%
3%
5. Megawati – Hary Tanoe
174
20%
3%
6. Megawati – Muhaimin Iskandar 175
26%
3%
175
23%
3%
Treatment
7. Megawati – Suryadharma Ali
F=9.377, p-value=0.000
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa perbedaan wakil presiden
Megawati berpengaruh sangat signifikan terhadap elektabilitas Megawati.
Perbedaan besar ini dibuat oleh Jokowi.
Survei Nasional (Desember 2013)
50
51. Interval Elektabilitas Megawati
Bila berpasangan dengan ...
• Hanya Jokowi calon wakil yang dapat memberi perbedaan signifikan pada elektabilitas
Megawati.
• Dukungan kepada pasangan Megawati-Jokowi sekitar 49%, signifikan di atas dukungan
kepada kombinasi pasangan untuk Megawati yang lain yang hanya berkisar antara
20-28%.
Survei Nasional (Desember 2013)
51
52. Temuan
}
}
}
}
Tidak ada ketua atau tokoh partai yang bisa
membantu Megawati membuka peluang
menang melawan Prabowo kecuali Jokowi.
Jokowi punya efek sangat kuat untuk membuat
Megawati mengalahkan Prabowo dan Aburizal.
Pasangan Megawati-Jokowi mengalahkan
Prabowo-Hatta dan Aburizal-Mahfud MD
secara signifikan ketika survei dilakukan.
Nama-nama lain untuk wakil Prabowo dan
Aburizal bisa dicoba dan dites. Dapat dilakukan
dalam survei mendatang.
Survei Nasional (Desember 2013)
52
53. … lanjutan
Selisih Megawati-Jokowi versus pesaing
terkuatnya, Prabowo-Hatta, sangat
signifikan (31%).
} Ada peluang Pilpres 1 putaran (dalam
margin of error rata-rata +/- 8%)
} Namun demikian, tetap lebih aman bagi
PDIP kalau Jokowi menjadi capresnya,
karena Jokowi sendiri vs. Prabowo unggul
jauh di atasnya seperti di bawah ini.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
53
54. 2 Nama: Yang dipilih sebagai Presiden bila
pemilihan diadakan sekarang (%)
Seandainya pemilihan langsung Presiden Indonesia dilaksanakan hari ini, siapa yg akan
Ibu/Bpk pilih sebagai Presiden dari nama-nama berikut? … (%)
Survei Nasional (Desember 2013)
54
55. Mengapa stagnan?
Mengapa stagnasi dukungan pada Megawati,
Prabowo, dan Aburizal terjadi?
} Apakah karena mereka kurang sosialisasi
dibanding tokoh-tokoh lain?
} Salah satu indikasi apakah seorang tokoh
sudah melakukan sosialisasi adalah dari trend
awareness publik pada tokoh-tokoh itu.
} Di samping itu, stagnasi juga bisa dilihat dari
trend tingkat penerimaan publik pada tokohtokoh itu, apakah publik suka atau tidak
dengan tokoh itu.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
55
56. TAHU DAN SUKA TOKOH
Tahu atau pernah dengar nama-nama tokoh berikut? Jika tahu atau pernah dengar, apakah suka?…(%)
Survei Nasional (Desember 2013)
56
59. Temuan
}
}
}
}
Sosialisasi ketua partai tiga besar mengalami
kemajuan kalau dilihat dari tingkat awareness
pemilih pada para ketua itu, kecuali Megawati.
Awareness pemilih pada Megawati relatif stabil di
puncak. Hampir semua pemilih sudah tahu Mega
sejak cukup lama.
Yang mengalami kenaikan signifikan dalam tingkat
awareness pemilih adalah Aburizal. Dari data yang
tersedia, tingkat awareness pada Aburizal naik dari
59% pada Mei 2011 menjadi 82% pada Desember
2013.
Awareness publik pada Prabowo juga mengalami
kenaikan signifikan.
Survei Nasional (Desember 2013)
59
60. … lanjutan
}
}
Namun demikian, kualitas awareness publik pada
Aburizal cenderung stagnan di bawah (di kisaran
angka 60%). Ini diindikasikan dari tingkat kesukaan
padanya. Dengan kata lain, tingkat penerimaan
pada Aburizal paling rendah dibanding dua ketua
partai tiga besar itu, dan trendnya tidak membaik.
Itu pula yang menjelaskan mengapa Aburizal
elektabilitasnya stagnan di bawah.
Lain dengan Prabowo. Awareness pada Prabowo
naik, dan penerimaan padanya juga naik. Karena
itu ia sekarang cenderung unggul dibanding
kompetitor utamanya, kecuali Jokowi.
Survei Nasional (Desember 2013)
60
61. … lanjutan
}
}
}
}
Sementara itu tingkat penerimaan pada Megawati
dalam beberapa bulan terakhir mengalami
kemajuan berarti, dari 68% pada Mei 2011 menjadi
74% pada Desember 2013. Tapi masih di bawah
Prabowo.
Karena itu efektivitas awareness Mega belum
sekuat awareness pada Prabowo.
Namun demikian, tingkat penerimaan pada
Prabowo yang cukup tinggi dibanding pada Mega
dan Aburizal menjadi tidak efektif sejak Jokowi
muncul sebagai figur yang diidolakan pemilih.
Hampir semua orang yang tahu Jokowi suka
terhadapnya.
Survei Nasional (Desember 2013)
61
62. … lanjutan
}
}
}
Ini yang menjelaskan mengapa elektabilitas Jokowi jauh
di atas figur manapun untuk sementara ini, dan bahkan
ia bisa membantu Megawati menang melawan Prabowo
bila ia menjadi cawapresnya.
Munculnya Jokowi sebagai figur yang tingkat
kediterimaannya oleh pemilih dan elektabilitasnya
sangat kuat sebenarnya tidak ada kaitannya dengan
stagnannya kesukaan dan elektabilitas Aburizal.
Sebelum Jokowi muncul dan kuat, penerimaan dan
elektabilitas Aburizal memang stabil atau stagnan di
bawah Mega dan Prabowo. Ini mengindikasikan bahwa
pemilih yang menerima dan memilih Aburizal tidak
berhimpitan dengan pemilih Jokowi.
Survei Nasional (Desember 2013)
62
63. … lanjutan
Aburizal sulit naik bukan karena faktor
Jokowi, dan bukan pula karena kurang
sosialisasi.
} Aburizal menunjukan gejala kemajuan dalam
sosialisasi, dilihat dari tingkat awareness
publik padanya yang meningkat. Tapi
sosialisasi itu tidak efektif.
} Mengapa sosialisasi Aburizal tidak efektif? Itu
pertanyaan untuk tim kampanyenya.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
63
64. … lanjutan
}
}
}
Efek Jokowi paling terlihat pada tingkat
elektabilitas Prabowo dan Megawati. Menguatnya
elektabilitas Jokowi menggerus elektabilitas
Prabowo dan juga Megawati.
Karena itu ketika Jokowi menyatu dengan
Megawati, pemilih awal Megawati kembali
kepadanya karena Jokowi ada di sampingnya.
Jokowi juga mampu menarik pemilih baru untuk
pasangan ini. Karena itu kalau Mega-Jokowi
dicalonkan, pasangan ini untuk sementara unggul
di atas pasangan Prabowo, dalam percobaan
Prabowo-Hatta.
Survei Nasional (Desember 2013)
64
65. KESIMPULAN
}
}
}
Kalau mengikuti Konstitusi, pasangan capres
2014 kemungkinan besar hanya akan ada 3
pasangan.
Karena pasangan itu harus dicalonkan oleh
partai atau koalisi partai maka kekuatan partai
juga sangat menentukan.
Dari berbagai survei partai yang masuk 3 besar
untuk sementara ini adalah PDIP, Golkar, dan
Gerindra. Karena itu mungkin 3 partai ini akan
menjadi magnit untuk koalisi mengusung
pasangan capres-cawapres.
Survei Nasional (Desember 2013)
65
66. … lanjutan
}
}
}
}
Kebetulan tiga ketua partai ini cenderung masuk
tiga besar calon presiden menurut berbagai survei:
Prabowo, Megawati, dan Aburizal.
Di samping itu, Prabowo dan Aburizal telah
ditetapkan partainya untuk menjadi calon presiden.
PDIP memang belum menetapkan, mungkin
Megawati atau Jokowi.
Bila Megawati, Prabowo, dan Aburizal bersaing,
dengan mengabaikan wakil, kemungkinan Pilpres
dua putaran. Yang masuk ke putaran kedua
Prabowo vs. Megawati, dan kemungkinan Prabowo
menjadi pemenangnya.
Survei Nasional (Desember 2013)
66
67. … lanjutan
Tapi bila Jokowi, bukan Megawati, yang
dicalonkan PDIP, untuk sementara
kemungkinan pilpres hanya satu putaran dan
Jokowi menjadi pemenangnya.
} Bila Megawati menggandeng Jokowi sebagai
cawapresnya, terbuka kemungkinan pilpres
juga satu putaran, dan Megawati-Jokowi
keluar sebagai pemenangnya.
} Calon wakil Megawati, selain Jokowi, sulit
membantunya mengalahkan Prabowo.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
67
68. … lanjutan
}
}
}
Lepas dari itu, survei juga menemukan fakta yang
sangat penting: Ketua-ketua partai yang akan maju
sebagai calon presiden cenderung tidak mendapat
dukungan luas di masyarakat.
Prabowo Subianto sudah kampanye sebagai capres
Gerindra sejak menjelang pilpres 2009, dan sampai
hari ini belum mendapat dukungan luas.
Dukungannya cenderung stagnan terutama sejak
Jokowi banyak disebut sebagai calon presiden.
Megawati, yang sudah sangat dikenal luas pemilih,
juga belum banyak yang mendukung, dan
cenderung stagnan.
Survei Nasional (Desember 2013)
68
69. … lanjutan
}
}
}
Aburizal juga demikian. Sejak menjadi ketua Golkar
4 tahun lalu, Aburizal mulai diberitakan akan
menjadi calon presiden dari Golkar.
Setidaknya sejak 2 tahun lalu, Aburizal sudah
melakukan kampanye sebagai capres lewat media
massa, dan juga lewat atribut darat. Ini membuat
kedikenalnnya mengalami kenaikan signifikan
dalam 2 tahun terakhir.
Namun demikian, tingkat penerimaan publik
terhadapnya tidak mengalami kemajuan, stabil di
bawah kedua ketua partai itu. Akibatnya, tingkat
elektabilitasnya juga stabil di bawah, dan jauh dari
total pemilih nasional.
Survei Nasional (Desember 2013)
69
70. … lanjutan
Kampanye ketua partai untuk menjadi
presiden sejauh ini tidak efektif.
} Tiga ketua partai tiga besar tidak mampu
menarik pemilih (80%). Gabungan kekuatan
ketiganya hanya mampu menarik pemilih
sebesar 20%.
} Rakyat pada umumnya cenderung tetap tidak
memberikan mandat secara sukarela kepada
ketiga ketua partai itu untuk menjadi
presiden.
}
Survei Nasional (Desember 2013)
70