SlideShare a Scribd company logo
85


                                    BAB IV

                    HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS



        Pada bab ini akan dibahas beberapa hasil pengujian yang telah dilakukan

dengan tujuan untuk melihat unjuk kerja pengendalian yang telah dicapai.

Pengujian pada sistem pengendali dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu pengujian

sistem tanpa gangguan dan pengujian sistem dengan pemberian gangguan.

Pemberian gangguan atau pembebanan pada sistem ini dilakukan dengan

mengubah ubah debit aliran masukan pada beberapa nilai yang berbeda melalui

pengubahan posisi katub manual V3. Hasil unjuk kerja dari PID adaptif ini juga

akan dibandingkan dengan hasil unjuk kerja PID konvensionalnya agar dapat

diketahui seberapa besar keunggulannya.



4.1     TANGGAPAN SISTEM TANPA GANGGUAN

        Tanggapan sistem tanpa gangguan ini dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu yang pertama adalah menganalisa tanggapan transien sistem yang

berlangsung dari awal sampai keadaan tunak dan yang kedua adalah melihat

tanggapan sistem terhadap perubahan setpoint secara mendadak.

4.1.1   Tanggapan Transien Sistem

        Tanggapan transien sistem atau yang juga disebut sebagai tanggapan step

sistem adalah tanggapan sistem yang berlangsung dari awal hingga sampai

keadaan tunak ketika setpoint telah dicapai. Pada gambar 4.1 berikut diperlihatkan

beberapa hasil pengujian yang dilakukan pada tiga buah setpoint.
86




               td


                                    ts



     to                        tr




                    (a)




                     ts


          td




                          tr


to




                    (b)
87




                                             ts


                             td




                                             tr
             to




                                            (c)

                  Gambar 4.1 Tanggapan step kendali PID adaptif

       Pengujian ini dilakukan dengan debit air masukan sebesar 350 l/jam dan

pada grafik terlihat bahwa kondisi awal sistem adalah 11 mm, hal ini disebabkan

oleh sensor aras air kalibrasinya telah bergeser, sehingga aras yang terlihat pada

gambar memiliki selisih sebesar 11 mm dengan aras sebenarnya yang tampak

pada gelas penduga. Dari ketiga grafik pada gambar 4.1 didapat beberapa

karakteristik tanggapan step berikut ini.

a. Waktu mati/dead time ( to )

   Yakni selang waktu antara saat pompa dan pengendali dihidupkan sampai

   pada saat aras air mulai menunjukan kenaikan. Waktu mati yang terjadi untuk

   ketiga pengujian adalah sama yaitu sebesar 22 detik. Waktu mati ini

   disebabkan oleh aras air yang masih berada dibawah tingkat kepekaan sensor
88


   aras sehingga sensor aras tidak dapat langsung merespon keberadaan air yang

   telah masuk didalam tangki aras.

b. Waktu bangkit/rise time ( tr )

   Yakni selang waktu yang diperlukan untuk melakukan perubahan mulai dari

   10% hingga 90% dari nilai akhirnya. Untuk setpoint 100 mm dihasilkan waktu

   bangkit sebesar 29 detik, sedangkan untuk setpoint 300 mm dihasilkan waktu

   bangkit sebesar 78 detik dan pada setpoint 500 mm dihasilkan waktu bangkit

   sebesar 134 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aras

   yang ingin dicapai semakin lama waktu bangkit yang dibutuhkan.

c. Waktu tunda/delay time ( td )

   Yakni selang waktu yang diperlukan untuk mencapai 50% dari nilai akhir

   dimulai dari saat air mulai menunjukan kenaikan. Untuk setpoint 100 mm

   dihasilkan waktu tunda sebesar 28 detik, sedangkan untuk setpoint 300 mm

   dihasilkan waktu tunda sebesar 61 detik dan pada setpoint 500 mm dihasilkan

   waktu tunda kurang lebih sebesar 95 detik.

d. Waktu penetapan/settling time ( ts )

   Yakni selang waktu yang diperlukan untuk menetap disekitar nilai akhir

   dengan persentase mutlak sebesar 2% yang dimulai dari saat air mulai

   menunjukan kenaikan. Untuk setpoint 100 mm dihasilkan waktu menetap

   sebesar 52 detik, sedangkan untuk setpoint 300 mm dihasilkan waktu menetap

   sebesar 120 detik dan pada setpoint 500mm dihasilkan waktu menetap sebesar

   192 detik.
89


e. Lonjakan maksimum/max overshoot ( Mp)

   Yakni nilai puncak lewatan maksimum yang terjadi pada kurva tanggapan

   yang diukur dalam persentase. Pada kurva tanggapan yang dihasilkan oleh

   kendali PID adaptif ini tidak terjadi lonjakan atau sama dengan 0% dan ini

   menunjukan bahwa PID adaptif menunjukan unjuk kerja yang sangat baik.

f. Waktu puncak/peak time ( tp )

   Yakni waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak lewatan yang pertama

   kali, karena pada kurva tidak terjadi lonjakan maka besarnya waktu puncak ini

   sama dengan besarnya waktu penetapan.

g. Kesalahan keadaan tunak/offset

   Kesalahan keadaan tunak ini hanya terjadi pada kendali proporsional, jika

   kesalahan keadaan tunak ini terjadi pada kendali PID maka dapat dikatakan

   bahwa unjuk kerja pengendalinya kurang baik.

h. Sensitivitas

   Nilai ini menunjukan tingkat kepekaan dari sistem pengendali dalam

   merespon perubahan masukan yang kecil. Untuk kendali PID adaptif ini

   tingkat kepekaannya cukup tinggi ( kira kira 1% ) karena didukung dengan

   ADC dan DAC 12 bit yang memiliki ketelitian cukup tinggi dan pada proses

   perhitungan error dan nilai keluaran kendali didalam program PLC

   menggunakan bilangan floating point sehingga cukup cermat untuk

   mendeteksi perubahan masukan yang kecil.
90


4.1.2 Tanggapan Sistem Terhadap Perubahan Setpoint




                                             susutan




          Gambar 4.2 Tanggapan sistem terhadap perubahan setpoint

       Grafik pada gambar 4.2 memperlihatkan pengujian sistem yang dilakukan

dengan mengubah setpoint secara mendadak. Setpoint diubah menanjak naik dan

kemudian diturunkan kembali. Tanggapan sistem dalam mengikuti perubahan

setpoint ini sangat baik, saat setpoint diubah naik sistem langsung merespon

perubahan tersebut dengan katub ditutup penuh agar aras air segera naik dan

menetap pada nilai yang baru tanpa terjadi overshoot sedikitpun. Dan ketika

setpoint diturunkan kembali kenilai yang lebih kecil, sistem kembali memberikan

respon yang cepat dengan membuka penuh katub agar aras air segera turun dan

menetap pada setpoint yang baru dengan susutan ( undershoot ) yang kecil. Ketika

setpoint diturunkan dari 500 mm ke 300 mm susutan yang terjadi sebesar 9 mm
91


sedangkan ketika setpoint diturunkan ke 100 mm susutan yang terjadi sebesar

11 mm. Hal ini membuktikan bahwa kendali PID adaptif cukup tanggap dan cepat

dalam mengantisipasi susutan yang terjadi saat setpoint diturunkan.



4.2     TANGGAPAN SISTEM TERHADAP GANGGUAN

        Pengujian ini dilakukan dengan memberi gangguan pada sistem dengan

mengubah ubah debit air masukan dan kemudian mengamati seberapa besar

pengaruh gangguan terhadap kestabilan sistem.

4.2.1   Gangguan Debit Air Masukan Turun




                              saat debit
                            dikembalikan
              saat debit      350 l/jam
             diturunkan
              100 l/jam
                           tb


                                                         tb




          Gambar 4.3 Tanggapan sistem terhadap gangguan debit turun

        Setelah sistem stabil pada setpoint 300 mm dengan debit air masukan

sebesar 350 l/jam, kemudian pada sistem diberi gangguan dengan menurunkan
92


debit air masukan menjadi 100 l/jam. Sesaat kemudian kestabilan sistem

terganggu dan terjadi susutan sebesar 3 mm namun dengan cepat sistem meredam

gangguan tersebut dan kembali ke keadaan semula dan waktu yang dibutuhkan

untuk kembali ( tb ) adalah sebesar 18 detik. Sesaat kemudian debit air masukan

dikembalikan ke 350 l/jam, dan kestabilan sistem kembali terganggu sehingga

terjadi lonjakan sebesar 3 mm namun dengan cepat sistem meredam lonjakan

tersebut dan kembali ke kondisi semula dan waktu yang dibutuhkan ( tb ) sebesar

32 detik, sedikit lebih lama dari aksi yang pertama.

4.2.2   Gangguan Debit Air Masukan Naik




                   awal
                 gangguan
                  debit air
                 dinaikan
                 500l/jam                                  debit air
                                                        dikembalikan
                                                          350 l/jam
                        gangguan
                          mulai          sistem
                       berpengaruh      berosilasi
                                        dan tidak
                                          stabil




          Gambar 4.4 Tanggapan sistem terhadap gangguan debit naik

        Ketika debit air masukan dinaikan dari 350 l/jam menjadi 500 l/jam sistem

mulai terganggu kestabilannya. Keluaran sistem menjadi berosilasi disekitar aras
93


295 mm. Ketidakstabilan ini disebabkan keluaran pengendali tidak mampu lagi

untuk mengikuti perubahan aras air yang begitu cepat karena debit air masukan

yang dinaikan. Hal ini juga menunjukan bahwa aturan kendali fuzi yang dibuat

belum mampu sepenuhnya untuk memberikan hasil yang terbaik. Namun setelah

debit air dikembalikan ke 350 l/jam dengan cepat sistem kembali stabil tanpa

terjadi lonjakan sedikitpun.



4.3    PERBANDINGAN PID ADAPTIF DENGAN PID KONVENSIONAL

       Setelah mengetahui unjuk kerja yang dihasilkan oleh PID adaptif maka

pada bagian ini hasil tersebut akan dibandingkan dengan unjuk kerja PID

konvensional untuk mengetahui seberapa besar kelebihannya.

4.3.1 Perbandingan Tanggapan Step Sistem




                                     (a)
94




                                      PID adaptif


                              PID konvensional



                                     ∆ts




                                       (b)

                Gambar 4.5 Perbandingan tanggapan step sistem

       Pada gambar 4.5 terlihat bahwa kendali PID adaptif dan PID konvensional

memiliki waktu bangkit yang sama. Namun seharusnya PID adaptif dapat

menghasilkan waktu bangkit yang lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh adanya

pembatasan keluaran pengendali pada nilai maksimal dan minimal tegangan

penggerak katub. Sehingga walaupun keluaran pengendali PID adaptif

memberikan keluaran yang lebih besar daripada keluaran PID konvensional

namun setelah diberikan ke katub kendali akan memiliki nilai yang sama. Efek ini

disebut sebagai efek saturasi aktuator. Sedangkan kelebihan yang tampak pada

gambar adalah bahwa PID adaptif memiliki waktu menetap yang lebih singkat

dari PID konvensional yaitu 10 detik lebih cepat ( ∆ts = 10 detik ). Dan kelebihan
95


yang lain adalah tidak terjadinya lonjakan sedikitpun pada PID adaptif sedangkan

pada PID konvensional terjadi lonjakan sebesar 2 mm.

4.3.2 Perbandingan Tanggapan Sistem Terhadap Perubahan Setpoint




                                PID adaptif


                             PID konvensional




       Gambar 4.6 Perbandingan tanggapan terhadap perubahan setpoint

       Pada gambar 4.6 terlihat bahwa saat setpoint diubah naik, kendali PID

adaptif memiliki kelebihan selalu mampu mencapai setpoint dengan lebih cepat

dan tanpa adanya lonjakan sedangkan pada PID konvensional selalu disertai

adanya lonjakan. Dan saat setpoint diubah turun, kendali PID adaptif dapat

mencapai setpoint dengan waktu yang lebih cepat dan juga dengan susutan yang

lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh PID konvensional.
96


4.3.3 Perbandingan Terhadap Gangguan Debit Air Masukan Turun




                                                          PID adaptif




                                       PID konvensional




     Gambar 4.7 Perbandingan terhadap gangguan debit air masukan turun

       Terlihat pada gambar 4.7 saat debit air diturunkan dari 350 l/jam menjadi

100 l/jam pada kedua pengendali terjadi susutan sebesar 3 mm. Tampak pada

gambar bahwa pengendali PID adaptif memiliki respon yang lebih cepat terhadap

perubahan yang terjadi walaupun akhirnya memiliki waktu yang sama dengan

PID konvensional untuk kembali ke kondisi stabil. Dan saat debit air

dikembalikan ke 350 l/jam pada kedua pengendali terjadi lonjakan sebesar

3 mm dan PID adaptif kembali merespon dengan cepat walau akhirnya memiliki

waktu yang sedikit lebih lambat untuk mencapai kondisi stabil.
97


4.3.4   Perbandingan Terhadap Gangguan Debit Air Masukan Naik




                               PID konvensional           PID adaptif




                                     (a)



                                                  PID adaptif




            PID konvensional



                                    (b)
           Gambar 4.8 Perbandingan terhadap debit air masukan naik
98


       Saat debit air masukan dinaikan dari 350 l/jam menjadi 500 l/jam pada

kedua pengendali terjadi osilasi dan keluaran yang tidak stabil. Namun PID

adaptif memiliki keluaran yang berosilasi dengan amplitudo yang jauh lebih kecil

jika dibandingkan dengan PID konvensional. Hal ini menunjukan bahwa PID

adaptif mampu memberikan peredaman gangguan yang cukup baik. Dengan

aturan dan semesta pembicaraan yang lebih tepat, mungkin unjuk kerja pengendali

PID adaptif ini dapat lebih ditingkatkan.

More Related Content

Similar to 2822 bab4

Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
BIK University
 
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
AriefGoeSoenanDjojo
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendali
Randi Putra
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
adhanefendi
 
utilitas gedung
utilitas gedungutilitas gedung
utilitas gedung
leeyurijoona
 
Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendali
Rudy Dicinta
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutPressa Surya
 
Makalah pii final
Makalah pii finalMakalah pii final
Makalah pii final
Rismoyo Nahri Filanto
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
Miftahur Rizqi
 
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatisgalaksiumat
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikWahyu Pram
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PIDdenaadi
 
respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...
respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...
respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...ardhilachadarisman
 
Sistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & HidrolikSistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & Hidrolik
DYA_25
 
Pneumatik
PneumatikPneumatik
Pneumatik
anggah12
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatikArya Shandy
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikIndo Permana
 

Similar to 2822 bab4 (20)

Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
Bab 1=tinjauan umum_sistem_pengontrolan=
 
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
Bab_1=tinjauan_umum_sistem_pengontrolan=
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
pengantar teknik kendali
 pengantar teknik kendali pengantar teknik kendali
pengantar teknik kendali
 
1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt1_Introduction Control System and Automation.ppt
1_Introduction Control System and Automation.ppt
 
utilitas gedung
utilitas gedungutilitas gedung
utilitas gedung
 
Sistem kendali
Sistem kendaliSistem kendali
Sistem kendali
 
Modul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjutModul praktikum kendali lanjut
Modul praktikum kendali lanjut
 
Makalah pii final
Makalah pii finalMakalah pii final
Makalah pii final
 
Dasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrolDasar sistem kontrol
Dasar sistem kontrol
 
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
4 klsisfikasi sistem kontrol otomatis
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Simulink PID
Simulink PIDSimulink PID
Simulink PID
 
respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...
respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...
respon transien pengendalian level di absorber menggunakan kontroler P, on of...
 
Materi 5 dcs
Materi 5 dcsMateri 5 dcs
Materi 5 dcs
 
Sistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & HidrolikSistem Pneumatik & Hidrolik
Sistem Pneumatik & Hidrolik
 
Pneumatik
PneumatikPneumatik
Pneumatik
 
Lap kendali 1
Lap kendali 1Lap kendali 1
Lap kendali 1
 
Sistem pneumatik
Sistem pneumatikSistem pneumatik
Sistem pneumatik
 
Sistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolikSistem pneumatik n' hidrolik
Sistem pneumatik n' hidrolik
 

2822 bab4

  • 1. 85 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas beberapa hasil pengujian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk melihat unjuk kerja pengendalian yang telah dicapai. Pengujian pada sistem pengendali dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu pengujian sistem tanpa gangguan dan pengujian sistem dengan pemberian gangguan. Pemberian gangguan atau pembebanan pada sistem ini dilakukan dengan mengubah ubah debit aliran masukan pada beberapa nilai yang berbeda melalui pengubahan posisi katub manual V3. Hasil unjuk kerja dari PID adaptif ini juga akan dibandingkan dengan hasil unjuk kerja PID konvensionalnya agar dapat diketahui seberapa besar keunggulannya. 4.1 TANGGAPAN SISTEM TANPA GANGGUAN Tanggapan sistem tanpa gangguan ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu yang pertama adalah menganalisa tanggapan transien sistem yang berlangsung dari awal sampai keadaan tunak dan yang kedua adalah melihat tanggapan sistem terhadap perubahan setpoint secara mendadak. 4.1.1 Tanggapan Transien Sistem Tanggapan transien sistem atau yang juga disebut sebagai tanggapan step sistem adalah tanggapan sistem yang berlangsung dari awal hingga sampai keadaan tunak ketika setpoint telah dicapai. Pada gambar 4.1 berikut diperlihatkan beberapa hasil pengujian yang dilakukan pada tiga buah setpoint.
  • 2. 86 td ts to tr (a) ts td tr to (b)
  • 3. 87 ts td tr to (c) Gambar 4.1 Tanggapan step kendali PID adaptif Pengujian ini dilakukan dengan debit air masukan sebesar 350 l/jam dan pada grafik terlihat bahwa kondisi awal sistem adalah 11 mm, hal ini disebabkan oleh sensor aras air kalibrasinya telah bergeser, sehingga aras yang terlihat pada gambar memiliki selisih sebesar 11 mm dengan aras sebenarnya yang tampak pada gelas penduga. Dari ketiga grafik pada gambar 4.1 didapat beberapa karakteristik tanggapan step berikut ini. a. Waktu mati/dead time ( to ) Yakni selang waktu antara saat pompa dan pengendali dihidupkan sampai pada saat aras air mulai menunjukan kenaikan. Waktu mati yang terjadi untuk ketiga pengujian adalah sama yaitu sebesar 22 detik. Waktu mati ini disebabkan oleh aras air yang masih berada dibawah tingkat kepekaan sensor
  • 4. 88 aras sehingga sensor aras tidak dapat langsung merespon keberadaan air yang telah masuk didalam tangki aras. b. Waktu bangkit/rise time ( tr ) Yakni selang waktu yang diperlukan untuk melakukan perubahan mulai dari 10% hingga 90% dari nilai akhirnya. Untuk setpoint 100 mm dihasilkan waktu bangkit sebesar 29 detik, sedangkan untuk setpoint 300 mm dihasilkan waktu bangkit sebesar 78 detik dan pada setpoint 500 mm dihasilkan waktu bangkit sebesar 134 detik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi aras yang ingin dicapai semakin lama waktu bangkit yang dibutuhkan. c. Waktu tunda/delay time ( td ) Yakni selang waktu yang diperlukan untuk mencapai 50% dari nilai akhir dimulai dari saat air mulai menunjukan kenaikan. Untuk setpoint 100 mm dihasilkan waktu tunda sebesar 28 detik, sedangkan untuk setpoint 300 mm dihasilkan waktu tunda sebesar 61 detik dan pada setpoint 500 mm dihasilkan waktu tunda kurang lebih sebesar 95 detik. d. Waktu penetapan/settling time ( ts ) Yakni selang waktu yang diperlukan untuk menetap disekitar nilai akhir dengan persentase mutlak sebesar 2% yang dimulai dari saat air mulai menunjukan kenaikan. Untuk setpoint 100 mm dihasilkan waktu menetap sebesar 52 detik, sedangkan untuk setpoint 300 mm dihasilkan waktu menetap sebesar 120 detik dan pada setpoint 500mm dihasilkan waktu menetap sebesar 192 detik.
  • 5. 89 e. Lonjakan maksimum/max overshoot ( Mp) Yakni nilai puncak lewatan maksimum yang terjadi pada kurva tanggapan yang diukur dalam persentase. Pada kurva tanggapan yang dihasilkan oleh kendali PID adaptif ini tidak terjadi lonjakan atau sama dengan 0% dan ini menunjukan bahwa PID adaptif menunjukan unjuk kerja yang sangat baik. f. Waktu puncak/peak time ( tp ) Yakni waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak lewatan yang pertama kali, karena pada kurva tidak terjadi lonjakan maka besarnya waktu puncak ini sama dengan besarnya waktu penetapan. g. Kesalahan keadaan tunak/offset Kesalahan keadaan tunak ini hanya terjadi pada kendali proporsional, jika kesalahan keadaan tunak ini terjadi pada kendali PID maka dapat dikatakan bahwa unjuk kerja pengendalinya kurang baik. h. Sensitivitas Nilai ini menunjukan tingkat kepekaan dari sistem pengendali dalam merespon perubahan masukan yang kecil. Untuk kendali PID adaptif ini tingkat kepekaannya cukup tinggi ( kira kira 1% ) karena didukung dengan ADC dan DAC 12 bit yang memiliki ketelitian cukup tinggi dan pada proses perhitungan error dan nilai keluaran kendali didalam program PLC menggunakan bilangan floating point sehingga cukup cermat untuk mendeteksi perubahan masukan yang kecil.
  • 6. 90 4.1.2 Tanggapan Sistem Terhadap Perubahan Setpoint susutan Gambar 4.2 Tanggapan sistem terhadap perubahan setpoint Grafik pada gambar 4.2 memperlihatkan pengujian sistem yang dilakukan dengan mengubah setpoint secara mendadak. Setpoint diubah menanjak naik dan kemudian diturunkan kembali. Tanggapan sistem dalam mengikuti perubahan setpoint ini sangat baik, saat setpoint diubah naik sistem langsung merespon perubahan tersebut dengan katub ditutup penuh agar aras air segera naik dan menetap pada nilai yang baru tanpa terjadi overshoot sedikitpun. Dan ketika setpoint diturunkan kembali kenilai yang lebih kecil, sistem kembali memberikan respon yang cepat dengan membuka penuh katub agar aras air segera turun dan menetap pada setpoint yang baru dengan susutan ( undershoot ) yang kecil. Ketika setpoint diturunkan dari 500 mm ke 300 mm susutan yang terjadi sebesar 9 mm
  • 7. 91 sedangkan ketika setpoint diturunkan ke 100 mm susutan yang terjadi sebesar 11 mm. Hal ini membuktikan bahwa kendali PID adaptif cukup tanggap dan cepat dalam mengantisipasi susutan yang terjadi saat setpoint diturunkan. 4.2 TANGGAPAN SISTEM TERHADAP GANGGUAN Pengujian ini dilakukan dengan memberi gangguan pada sistem dengan mengubah ubah debit air masukan dan kemudian mengamati seberapa besar pengaruh gangguan terhadap kestabilan sistem. 4.2.1 Gangguan Debit Air Masukan Turun saat debit dikembalikan saat debit 350 l/jam diturunkan 100 l/jam tb tb Gambar 4.3 Tanggapan sistem terhadap gangguan debit turun Setelah sistem stabil pada setpoint 300 mm dengan debit air masukan sebesar 350 l/jam, kemudian pada sistem diberi gangguan dengan menurunkan
  • 8. 92 debit air masukan menjadi 100 l/jam. Sesaat kemudian kestabilan sistem terganggu dan terjadi susutan sebesar 3 mm namun dengan cepat sistem meredam gangguan tersebut dan kembali ke keadaan semula dan waktu yang dibutuhkan untuk kembali ( tb ) adalah sebesar 18 detik. Sesaat kemudian debit air masukan dikembalikan ke 350 l/jam, dan kestabilan sistem kembali terganggu sehingga terjadi lonjakan sebesar 3 mm namun dengan cepat sistem meredam lonjakan tersebut dan kembali ke kondisi semula dan waktu yang dibutuhkan ( tb ) sebesar 32 detik, sedikit lebih lama dari aksi yang pertama. 4.2.2 Gangguan Debit Air Masukan Naik awal gangguan debit air dinaikan 500l/jam debit air dikembalikan 350 l/jam gangguan mulai sistem berpengaruh berosilasi dan tidak stabil Gambar 4.4 Tanggapan sistem terhadap gangguan debit naik Ketika debit air masukan dinaikan dari 350 l/jam menjadi 500 l/jam sistem mulai terganggu kestabilannya. Keluaran sistem menjadi berosilasi disekitar aras
  • 9. 93 295 mm. Ketidakstabilan ini disebabkan keluaran pengendali tidak mampu lagi untuk mengikuti perubahan aras air yang begitu cepat karena debit air masukan yang dinaikan. Hal ini juga menunjukan bahwa aturan kendali fuzi yang dibuat belum mampu sepenuhnya untuk memberikan hasil yang terbaik. Namun setelah debit air dikembalikan ke 350 l/jam dengan cepat sistem kembali stabil tanpa terjadi lonjakan sedikitpun. 4.3 PERBANDINGAN PID ADAPTIF DENGAN PID KONVENSIONAL Setelah mengetahui unjuk kerja yang dihasilkan oleh PID adaptif maka pada bagian ini hasil tersebut akan dibandingkan dengan unjuk kerja PID konvensional untuk mengetahui seberapa besar kelebihannya. 4.3.1 Perbandingan Tanggapan Step Sistem (a)
  • 10. 94 PID adaptif PID konvensional ∆ts (b) Gambar 4.5 Perbandingan tanggapan step sistem Pada gambar 4.5 terlihat bahwa kendali PID adaptif dan PID konvensional memiliki waktu bangkit yang sama. Namun seharusnya PID adaptif dapat menghasilkan waktu bangkit yang lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan keluaran pengendali pada nilai maksimal dan minimal tegangan penggerak katub. Sehingga walaupun keluaran pengendali PID adaptif memberikan keluaran yang lebih besar daripada keluaran PID konvensional namun setelah diberikan ke katub kendali akan memiliki nilai yang sama. Efek ini disebut sebagai efek saturasi aktuator. Sedangkan kelebihan yang tampak pada gambar adalah bahwa PID adaptif memiliki waktu menetap yang lebih singkat dari PID konvensional yaitu 10 detik lebih cepat ( ∆ts = 10 detik ). Dan kelebihan
  • 11. 95 yang lain adalah tidak terjadinya lonjakan sedikitpun pada PID adaptif sedangkan pada PID konvensional terjadi lonjakan sebesar 2 mm. 4.3.2 Perbandingan Tanggapan Sistem Terhadap Perubahan Setpoint PID adaptif PID konvensional Gambar 4.6 Perbandingan tanggapan terhadap perubahan setpoint Pada gambar 4.6 terlihat bahwa saat setpoint diubah naik, kendali PID adaptif memiliki kelebihan selalu mampu mencapai setpoint dengan lebih cepat dan tanpa adanya lonjakan sedangkan pada PID konvensional selalu disertai adanya lonjakan. Dan saat setpoint diubah turun, kendali PID adaptif dapat mencapai setpoint dengan waktu yang lebih cepat dan juga dengan susutan yang lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh PID konvensional.
  • 12. 96 4.3.3 Perbandingan Terhadap Gangguan Debit Air Masukan Turun PID adaptif PID konvensional Gambar 4.7 Perbandingan terhadap gangguan debit air masukan turun Terlihat pada gambar 4.7 saat debit air diturunkan dari 350 l/jam menjadi 100 l/jam pada kedua pengendali terjadi susutan sebesar 3 mm. Tampak pada gambar bahwa pengendali PID adaptif memiliki respon yang lebih cepat terhadap perubahan yang terjadi walaupun akhirnya memiliki waktu yang sama dengan PID konvensional untuk kembali ke kondisi stabil. Dan saat debit air dikembalikan ke 350 l/jam pada kedua pengendali terjadi lonjakan sebesar 3 mm dan PID adaptif kembali merespon dengan cepat walau akhirnya memiliki waktu yang sedikit lebih lambat untuk mencapai kondisi stabil.
  • 13. 97 4.3.4 Perbandingan Terhadap Gangguan Debit Air Masukan Naik PID konvensional PID adaptif (a) PID adaptif PID konvensional (b) Gambar 4.8 Perbandingan terhadap debit air masukan naik
  • 14. 98 Saat debit air masukan dinaikan dari 350 l/jam menjadi 500 l/jam pada kedua pengendali terjadi osilasi dan keluaran yang tidak stabil. Namun PID adaptif memiliki keluaran yang berosilasi dengan amplitudo yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan PID konvensional. Hal ini menunjukan bahwa PID adaptif mampu memberikan peredaman gangguan yang cukup baik. Dengan aturan dan semesta pembicaraan yang lebih tepat, mungkin unjuk kerja pengendali PID adaptif ini dapat lebih ditingkatkan.