2. Sholat berasal dari kata “ash-sholaah” yg
artinya doa. Sedangkan pengertian shalat
menurut istilah syariat Islam adalah suatu amal
ibadah yg terdiri dari perkataan-perkataan dan
perbuatan-perbuatan yg dimulai dgn takbir dan
diakhiri dengan salam dgn syarat-syarat &
rukun-rukun tertentu. Sholat merupakan
kewajiban bg tiap muslim sehari semalam 5 x.
Perintah shalat petama kali disampaikan kpd
Nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang
isra’ & mi’raj langsung dr Allah SWT. Hal ini
dijelaskan dlm hadits berikut :
2
3. Perintah shalat petama kali disampaikan kpd Nabi
Muhammad SAW ketika beliau sdg isra’ dan mi’raj
langsung dr Allah SWT. Hal ini dijelaskan dlm
hadits berikut :
Rasulullah SAW bersabda : Allah SWT telah
mewajibkan atas umatku pada malam isra’ lima
puluh kali sholat, maka aku selallu kembali
menghadap-Nya & memohon keringanan
sehinggga dijadikan kewajiban shalat 5x dlm
sehari semalam.” (HR Al-Bukhori dan Muslim).
3
4. “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah
kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan.” (QS. Al-Hajj : 77)
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan
ruku’lah beserta orang-orang yang
ruku.”(QS. Al-Baqarah : 43).
4
5. Ibadah sholat merupakan ibadah yang
pertama kali diperhitungkan dalam hisab,
sebagaimana hadits Rasulullah berikut :
“Amal yang pertama kali dihisab bagi
seorang hamba pada hari kiamat adalah
shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah
seluruh amalnya yang lain, dan jika
shalatanya rusak maka rusaklah seluruh
amalnya yang lain.” (HR. At-Thabrani)
5
6. Sholat juga merupakan sarana penghapus
kesalahan dan dosa. Dalam sebuah hadits
dinyatakan sebagai berikut :
Dari Abi Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda : “Shalat lima waktu dan
sholat jum’at yang satu kepada sholat jum’at
yang lain adalah sebagai penghapus
kesalahan yang terjadi pada waktu antara
dua jum’at selama tidak melakukan dosa
besar.”
6
7. Syarat-syarat Wajib Shalat
Islam
Baligh
Berakal “Telah diangkat pena itu dari tiga
perkara, yaitu dari anak-anak sehingga ia
dewasa (baligh), dari rang tidur sehingga ia
bangun dan dari orang gila sehingga ia sehat
kembali.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Ada pendengaran, artinya anak yang sejak lahir
tuna rungu (tuli) tidak wajib mengerjakan sholat.
Suci dari haid dan nifas.
Sampai dakwah Islam kepadanya.
7
8. Syarat Sah Shalat
Suci dari dari hadats, baik hadats kecil maupun
hadats besar.
Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
Menutup aurat. Aurat laki-laki antara pusat sampai
lutut dan aurat perempuan adalah seluruh
badannya kecuali muka dan tepak telangan.
Telah masuk waktu sholat, artinya tidak sah bila
dikerjakan belum masuk waktu shalat atau telah
habis waktunya.
Menghadap kiblat.
8
9. Rukun Shalat
Rukun bisa juga disebut fardhu. Perbedaan
antara syarat dan rukun adalah bahwa
syarat adalah sesuatu yang harus ada pada
suatu pekerjaan amal ibadah sebelum
perbuatan amal ibadah itu dikerjakan,
sedangkan pengertian rukun atau fardhu
adalah sesuatu yang harus ada pada suatu
pekerjaan/amal ibadah dalam waktu
pelaksanaan suatu pekerjaan/amal ibadah
tersebut.
9
10. Rukun Shalat ada 13 yaitu :
Niat, yaitu menyengaja untuk mengerjakan sholat
karena Allah SWT. Niat ini dilakukan oleh hati, dan
dapat pula dilafazkan dalam rangka membantu
untuk meyakinkan hati.
“Bahwasanya segala perbuatan itu harus dgn niat,
dan segala perbuatan itu tergantung kpd niatnya.”
(HR Al-Bukhori)
Berdiri bagi yang mampu. Bagi orang yang tidak
mampu maka ia boleh mengerjakan shalat dengan
duduk, berbaring atau dengan isyarat.
Takbiratul Ihram. “Kunci shalat adalah bersuci,
pembukaannya adalah dengan membca takbir dan
penutupnya adalah dengan membaca salam.
10
11. Membaca Surat Al-Fatihah. Bagi orang yg sholat
munfarid ia wajib membaca surat Al-Fatihah scr
sempurna setelah takbiratul ihram & membaca doa
iftitah pd rakaat pertama & pd rakaat berikutnya scr
sempurna. Jika ia menjadi makmum, maka ketika
imam membaca Al-Fatihah secara keras (pd sholat
maghrib, isya & subuh) maka ma’mum tdk boleh
membaca apapun dan ia hrs mendengarkan bacaan
imam tsb. Ketika imam membaca surat / ayat, maka
pd waktu itulah ma’mum membaca Al-Fatihah dgn
suara pelan yg hanya bisa didengar oleh dirinya
sendiri. (kewajiban membaca & waktu membaca surat
Al-Fatihah terdapat perbedaan di antara mazhab yg
ada).
“Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca surat Al-
Fatihah.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
11
12. Ruku’ dan thuma’ninah. Maksudnya adalah
membungkukan badan hingga punggung menjadi
menjadi sama datar dgn leher, & kedua tangannya
memegang lutut dlm keadaan jari terkembang
dengan tenang.
“Sholat tidak cukup bila seseorang tidak meluruskan
punggungnya pada waktu ruku’ dan sujud.” (HR.
Lima Ahli Hadits).
I’tidal dengan thuma’ninah. Maksudnya ialah
bangun dari ruku’ & kembali tegak lurus dgn tenang.
“Dan jika ia mengangkat kepalanya (dari ruku’) ia
berdiri lurus shg kembali setiap ruas punggung ke
tempat semula.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
12
13. Sujud dua kali dengan thuma’ninah. Maksudnya
adalah meletakkan kedua lutut, jari-jari kaki, kedua
telapak tangan, dan kening ke atas sajadah/lantai.
“Nabi SAW memerintahkan supaya sujud itu pada
tujuh macam anggota dan agar tidak merapatkan
rambut dan kainnya (sewaktu sujud) yaitu : kening,
kedua telapak tangan, kedua lutut, dan jari-jari
kaki.” (HR. Muslim).
Dari Wail bin Hujr ia berkata : “Aku melihat Nabi
SAW apablia beliau sujud, beliau meletakkan
kedua lututnya sebelum dua telapak tangannya.”
(HR. Empat Ahli Hadits).
13
14. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah.
Maksudnya ialah bangun kembali setelah sujud
yang pertama untuk duduk dengan tenang.
Duduk yang terakhir. Maksudnya ialah duduk
untuk tasyahud akhir pada rakaat terakhir setelah
bangun dari sujud yang terakhir.
Membaca tasyahud pada waktu duduk akhir.
Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW
pada tasyahud akhir setelah membaca tasyahud.
Mengucapkan salam yang pertama.
Tertib, maksudnya ialah melaksanakan ibadah
sholat harus berututan dari tukun yang pertama
sampai yang terakhir
14
15. Dari ketiga belas rukun sholat tersebut, dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
Rukun qalbi, mencakup satu rukun yaitu niat.
Rukun qauli, mencakup lima rukun yaitu : takbiratul
ihram, membaca al-fatihah, membaca tasyahud
akhir, membaca sholawat dan salam.
Rukun fi’li, mencakup enam rukun, yaitu berdiri,
ruku’, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk
tasyahud akhir.Adapun rukun yang ketiga belas,
yaitu tertib, merupakan gabungan dari qauli dan fi’li.
15
16. Sunnah-sunnah Shalat
1. Sunnah ab’adh, yaitu amalan sunnah yang
apabila tertinggal/tidak dikerjakan maka harus
diganti dengan sujud sahwi. Sunnah ab’adh ada 6
macam :
a. Duduk tasyahud awal
b. Membaca tasyahud awal
c. Membaca do’a qunut pada waktu shalat shubuh dan
pada akhir sholat witir setelah pertengahan ramadhan.
d. Berdiri ketika membaca do’a qunut.
e. Membaca sholawat kepada Nabi pada tasyahud awal.
f. Membaca shalawat kepada keluarga Nabi pada
tasyahud akhir.
16
17. 2. Sunnah hai-at, yaitu amalan sunnah yg apabila
tertinggal/tidak dikerjakan tdk disunnahkan diganti
dgn sujud sahwi. Yang termasuk sunnah hai-at
adalah sebagai berikut :
– Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram sampai
sejajar tinggi ujung jari dengan telinga / telapak tangan
sejajar dgn bahu. Kedua telapak tangan terbuka/
terkembang dan dihadapkan ke kiblat.
– Meletakkan kedua tangan di antara dada & pusar, telapak
tangan kanan memegang pergelangan tangan kiri.
– Mengarahkan kedua mata ke arah tempat sujud.
– Membaca do’a iftitah
– Diam sebentar sebelum membaca surat Al-Fatihah.
– Membaca ta’awuz sebelum membaca surat Al-Fatihah.
“Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu
meminta perlindungan kpd Allah dari setan yg terkutuk.”
(QS. An-Nahl : 98).
17
18. – Mengeraskan bacaan surat Al-Fatihah dan surat pada
sholat maghrib, isya dan shubuh.
– Diam sebentar sebelum membaca “aamiiin” setelah
membaca Al-Fatihah.
– Membaca “aamiiin” setelah selesai membaca Al-Fatihah.
– Membaca surat atau beberapa ayat setelah membaca Al-
Fatihah bagi imam maupun bagi yang sholat munfarid
pada rakaat pertama dan kedua, baik shalat fardhu
maupun sholat sunnah.
– Membaca takbir intiqal (penghubung antara rukun yang
satu dengan yang lain)
– Mengangkat tangan ketika akan ruku, bangun dari ruku’.
– Meletakkan kedua telapak tangan dengan jari-kari
terkembang di atas lutut ketika ruku’.
18
19. – Membaca tasbih ketika ruku’, yaitu “subhaana robbiyal
‘azhiimi”, sebagian ulama ada yang menambahkan dengan
lafazh “wabihamdih”.
– Duduk iftirasyi (bersimpuh) pada semua duduk dalam sholat
kecuali pada duduk tasyahud akhir. Cara duduk iftirasyi
adalah duduk di atas telapak kaki kiri, dan jari-jari kaki kanan
dipanjatkan ke lantai.
– Membaca do’a ketka duduk di antara dua sujud.
– Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha etika duduk
iftirasyi maupun tawarruk.
19
20. – Meregangkan jari-jari tangan kiri dan mengepalkan
tangan kanan kecuali jari telunjuk pada duduk iftirasyi
tasyahud awal dan duduk tawarruk.
– Duduk istirahat sebentar sesudah sujud jedua sebelum
berdiri pada rakaat pertama dan ketiga.
– Membaca doa pada tasyahud akhir yaitu setelah
membaca tasyahud dan sholawat.
– Mengucapkan salam yang kedua dan menengok ke
kanan pada salam yang pertama dan menengok ke kiri
pada salam yang kedua.
20
21. Hal-hal yang Membatalkan Sholat
Meninggalkan salah satu rukun sholat atau
memutuskan rukun sebelum sempurna dilakukan.
Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat
seperti berhadats, terbuka aurat.
Berbicara dengan sengaja.
“Pernah kami berbicara pada waktu sholat,
masing-masing dari kami berbicara dengan
temannya yang ada di sampingnya, sehingga
turun ayat : Dan berdirilah untuk Allah (dalam
sholatmu) dengan khusyu’.” (HR. Jama’ah Ahli
Hadits kecuali Ibnu Majah dari Zain bin Arqam).
2 rukun, khusus bagi makmum.
21
22. Banyak bergerak dengan sengaja.
Maka atau minum.
Menambah rukun fi’li, seperti sujud tiga kali.
Tertawa. Adapun batuk, bersin tidaklah
membatalkan sholat.
Mendahului imam sebanyak
22
23. Makruh Shalat
Orang yang sedang sholat dimakruhkan:
Menaruh telapak tangannya didalam lengan bajunya ketika
takbiratul ihram, ruku’ dan sujud.
Menutup mulutnya rapat-rapat.
Terbuka kepalanya.
Bertolak pinggang.
Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
Memejamkan mata.
Menengadah ke langit.
Menahan hadast.
Berludah.
Mengerjakan Shalat di atas kuburan.
Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusu’an shalat.
24. Hal-hal yang Mungkin Dilupakan
Dalam melaksanakan shalat mungkin pula ada hal-hal yang
dilupakan, misalnya:
1. Lupa melaksanakan yang fardlu.
2. Lupa melaksanakan sunat ab’adl.
3. Lupa melaksanakan sunat hai’at.
25. I. Jika yang dilupakan itu fardlu, maka tidak cukup diganti
sujud sahwi. Jika orang telah ingat ketika ia sedang shalat,
haruslah cepat-cepat ia melaksanakannya atau ingat setelah
salam, sedang jarak waktunya masih sebentar, maka wajiblah
ia menunaikan apa yang terlupakan, lalu sujud sahwi(sujud
sahwi karena lupa)
II. Jika yang dilupakan itu sunat ab’adl, maka tidak perlu
diulangi, yakni kita meneruskan shalat itu hingga selesai, dan
sebelum salam kita disunatkan sujud sahwi.
III. Jika yang dilupakan itu sunat hai’at, maka tidak
perlu diulangi, dan tidak perlu sujud sahwi.
Sujud sahwi itu hukumnya sunat, dan letaknya sebelum salam,
dikerjakan dua kali sebagaimana sujud biasa. Apabila orang
bimbang atau ragu-ragu tentang jumlah bilangan raka’at yang
telah dilakukan, haruslah ia menetapkan yang yakin, yaitu
yang paling sedikit dan hendaklah ia sujud sahwi.
26. C. Kedudukan Shalat Dalam Agama Islam
Dalam agama Islam, shalat mempunyai kedudukan yang sangat
tinggi, yang diantaranya sebagai berikut :
Merupakan ibadah terpenting, karena merupakan perkara kedua
dalam rukun islam setelah mengucapkan syahadat.
Ciri orang yang bertaqwa dan orang mukmin.
Sebagai tiang agama
Amalan yang pertama kali dihisab dihari kiamat
Ikatan terakhir yang terlepas dari agama, yang bila hilang maka
hilanglah agama.
Sarana untuk mengingat Allah SWT.
Pencegah perbuatan keji dan munkar, serta untuk memohon
pertolongan.
Harus tetap dilaksanakan walaupun bermukin ataupun dalam
perjalanan, baik waktu damai maupun perang.
27. D. Konsekuensi Meninggalkan Shalat
Banyak sekali hadits dan pendapat ulama yang mengatakan
bahwa orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga habis
waktunya adalah kafir dan murtad, keluar dari agama islam.
Maka diwajibkan baginya untuk segera bertaubat dari
kekufurannya tersebut.
28. Waktu Sholat
Shalat fardhu ada lima waktu dan masing-
masing mempunyai ketentuan waktu yang
berbeda-beda. Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman.” (QS. An-Nisaa : 103).
28
29. Shalat Zhuhur (4 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika
matahari condong ke arah barat dan berakhir sampai
bayang-bayang benda sama panjang dengan benda
tersebut.
Shalat Ashar (4 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika
bayang-bayang benda sama panjang dengan bendanya
dan berakhir sampai matahari terbenam.
Shalat Maghrib (3 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika
matahari terbenam dan berakhir sampai hilangnya cahaya
mega kemerah-merahan.
Shalat Isya (4 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika
hilangnya cahaya mega kemerah-merahan dan berakhir
sampai terbit fajar shadiq.
Shalat Shubuh (2 rakaat), waktunya mulainya ialah ketika
terbit fajar shadiq dan berakhir sampai terbit matahari.
29
30. Levelisasi Sholat Khusyu’
Banyak orang menggambarkan sholat khusyu’ itu menjadi
sesuatu yang sangat abstrak. Memang pada hakikatnya
khusyu’ itu adalah rahmat Allah, namun kita perlu
menyadari pula bahwa rahmat Allah itu tidak serta merta
diberikan begitu saja kepada kita, jika kita pun tidak
berusaha untuk mendapatkannya.
Ikhtiar kami ini adalah salah satu cara agar khusyu’ dalam
sholat dapat kita dapatkan dengan melakukan usaha-
usaha tertentu yang kami formulasikan dalam tatanan yang
dapat terukur, sehingga tidak abstrak lagi. Tatanan ini kami
namai dengan Levelisasi Sholat Khusyu’ :
30
32. Khusy’u adalah suatu rangkaian, bagaimana mungkin kita
mendapatkannya kalau ritual-ritual yang kita lakukan dari
awal hingga akhir tidak mencerminkan kekhusyu’an.
1. level persiapan yang seharusnya dimulai dengan
mengukuhkan semua perhatian kita hanya kepada sholat,
2. level gerakan yang seharusnya kita lakukan sesuai dengan
petunjuk nabi dan dengan tenang dan tuma’ninah, sebab
bagaimana kita bisa mendapat kekhusyu’an kalau gerakan
kita tidak benar dan terburu-buru.
3. level bacaan, tentu ucapan bacaan sholat yang kita lakukan
harus sesuai dengan petunjuk nabi, dengan tartil, lirih dan
menghiba. kemudian level pikiran, berusaha berkonsentrasi
penuh dengan seluruh sholat kita, memahami makna namun
tetap menyadari lingkungan sekitar kita, sehingga kita tetap
dapat mengingat sudah berapa rakaat sholat kita misalnya.
32
33. 4. khusyu’ perasaan, level ini akan membawa kenikmatan
bagi yang melaksanakannya. Komunikasi dengan Allah
begitu syahdunya dan inilah rahmat yang Allah janjikan itu.
Nikmatnya melaksanakan sholat tentu saja tidak hanya
dapat dicapai dengan melaksanakan tiap level itu dengan
sebaik-baiknya, tapi juga kita harus berusaha
mengamalkan hikmah sholat pada kehidupan kita sehari-
hari. tanpa pengamalan tentu rahmat Allah tidak akan
turun, karena pengamalan adalah manifestasi
implementasi sholat
33