Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
HIDROKARBON2.ppt
1.
2. Apabila kita membakar sate atau jagung dalam waktu yang cukup
lama, maka warna sate atau jagung tersebut akan berubah menjadi
hitam. Zat warna hitam itu adalah arang atau karbon. Jadi dalam sate
ataupun jagung mengandung karbon. Karbohidrat, protein, bensin, gas
alam, LPG, batu bara, dan kertas adalah contoh- contoh zat lain yang
mengandung karbon.
3. Reaksi kimia pada senyawa karbon yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah :
Proses Pengelasan
Pembakaran
lilin
Memasak makanan
dengan kompor gas
4. Perbedaan
Senyawa karbon
organik
Senyawa karbon
anorganik
Kestabilan terhadap
pemanasan
Mudah terurai atau
berubah struktur
Stabil pada pemanasan
Kelarutan Umumnya sukar larut
dalam pelarut polar, tetapi
mudah larut dalam pelarut
non-polar
Mudah larut dalam pelarut
polar
Titik lebur dan titik didih Umumnya relatif rendah Ada yang sangat tinggi,
tetapi ada yang sangat
rendah
Kereaktifan Kurang reaktif (sukar
bereaksi), dan jika
bereaksi cenderung
lambat)
Reaktif dan umumnya
berlangsung cepat
Struktur Mempunyai rantai atom
karbon
Tidak mempunyai rantai
atom karbon
5. 1. Mempunyai 4 elektron valensi (elektron pada kulit terluar)
2. Dapat membentuk rantai karbon
a. Jumlah ikatan
H H H H
H – C – C – H H – C = C – H H – C ≡ C – H
H H
Ikatan tunggal ikatan rangkap 2 ikatan rangkap 3
Kekhasan Atom Karbon
− C −
6. b. Bentuk rantai
Rantai terbuka (alifatik)
Rantai tertutup (siklik)
3. Posisi atom karbon Atom karbon primer
Atom karbon sekunder
Atom karbon tersier
Atom karbon kuarterner
Kekhasan Atom Karbon
– C – C – C – C – – C – C – C – C –
– C –
– C – C –
– C – C –
9. Tata nama alkana
1. Nama alkana diambil berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya dan
diakhiri dengan akhiran “ana”.
2. Jika strukturnya telah diketahui dan merupakan rantai karbon tidak bercabang, di
depan nama tersebut diberi huruf n (dari kata normal).
Contoh:
3. Jika rantai karbonnya bercabang, ditentukan dahulu rantai utama (rantai induk), yaitu
rantai atom karbon terpanjang, dan diberi nomor urut dari ujung yang paling dekat
dengan letak cabang.
Contoh:
CH3 − CH2 − CH2 − CH3 n-butana
CH3
|
CH2
|
CH3 − CH − CH2 − CH2 − CH3
1
2
3 4 5 6
10. Tata nama alkana
4. Menetapkan gugus cabang yang terikat pada rantai utama. Gugus
cabang pada alkana umumnya merupakan alkil.
Contoh:
CH3
|
CH2
|
CH3 − CH − CH2 − CH2 − CH3
1
2
3 4 5 6
Gugus Alkil
Rumus Molekul Nama Rumus Molekul Nama
CH3− Metil C6H13− Heksil
C2H5− Etil C7H15− Heptil
C3H7− Propil C8H17− Oktil
C4H9− Butil C9H19− Nonil
C5H11− Amil C10H21− Dekil
11. Tata nama alkana
5. Urutan penamaan alkana : nomor cabang - nama cabang - nama rantai
utama.
Contoh:
6. Jika terdapat lebih dari satu cabang yang sama, nama cabang disebut
sekali, tetapi diawali dengan angka latin yang menunjukkan jumlahnya.
Contoh:
CH3
|
CH2
|
CH3 − CH − CH2 − CH2 − CH3
1
2
3 4 5 6
3-metilheksana
CH3
|
CH2 CH3
| |
CH3 − CH − CH − CH2 − CH3
1
2
3 4 5 6
3,4-dimetilheksana
14. CH3
||
CH3 − CH2 − C − CH2 − CH2 − CH3
Tata nama alkena
1. Nama alkena diturunkan dari nama alkana, yaitu sesuai dengan nama
alkana dimana akhiran “-ana” diganti dengan akhiran “-ena”.
2. Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap.
Contoh:
3. Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan
rangkap.
Contoh:
CH3
||
CH3 − CH2 − C − CH2 − CH2 − CH3
1
2 3 4 5
15. Tata nama alkena
4. Cara penulisan dan penamaan cabang sama dengan pada alkana.
5. Urutan penamaan alkena: nomor cabang – nama cabang – nomor
ikatan rangkap – nama rantai utama.
Contoh:
2-etil-1-pentena
CH3
||
CH3 − CH2 − C − CH2 − CH2 − CH3
1
2 3 4 5
17. Isomeri alkena
3. Isomeri geometri (Isomeri ruang)
a. Cis gugus sejenis terletak dalam satu ruang
CH3 CH3
C = C (Cis-2-butena)
H H
b. Trans gugus sejenis terletak berbeda ruang
CH3 H
C = C (Trans-2-butena)
H CH3
19. Tata nama alkuna
1. Alkuna diberi nama seperti pada alkena, dengan akhiran “-ena” diganti
dengan “-una”.
2. Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan
rangkap.
3. Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
ikatan rangkap.
4. Cara penulisan dan penamaan cabang sama dengan pada alkana.
5. Urutan penamaan alkena: nomor cabang – nama cabang – nomor ikatan
rangkap – nama rantai utama.
20. Isomeri alkuna
C5H8
CH C − CH2 − CH2 − CH3
1-pentuna
CH3
|
CH3 − CH − C CH
3-metil-1-butuna
CH3 − C C − CH2 − CH3
2-pentuna
21. Sifat – sifat hidrokarbon
1. Kelarutan dalam air
Semua hidrokarbon sukar larut dalam air. Mereka lebih mudah larut dalam
pelarut yang nonpolar seperti tetraklorometana (CCl4).
2. Titik cair dan titik didih
Titik leleh, titik didih, dan massa jenis alkana, alkena, dan alkuna
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah atom karbon dalam
molekul.
Pada susu kamar C1 − C4 berwujud gas, suku-suku berikutnya
berwujud cair, sedangkan suku-suku tinggi mulai dari C18 berwujud
padat.
Diantara senyawa-senyawa yang berisomer, isomer bercabang
mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih rendah.
22. Sifat – sifat hidrokarbon
Senyawa
Kerangka Atom
Karbon
Titik Leleh Titik Didih
n-butana C – C – C – C –138°C –0,5°C
Isobutana
C – C – C
|
C
–145°C –10°C
n-pentana C – C – C – C – C –130°C +36°C
Isopentana
C – C – C – C
|
C
–160°C +28°C
Neopentana
C
|
C – C – C
|
C
–200°C +9°C