SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
DOSEN PENGAMPU :
SYARIF FIRMANSYAH M.Pd
Pancasila sebagai
sistem filsafat
AGUSTIRAWATI 821221005
DICKY APRILYANTO 821221022
LATIFAH NURYANTI 821221049
MARYAM NAILA 821221055
NABILA 821221068
SILVESTER YOLANDIO CONI 821221093
KELOMPOK 2 :
1.PENGERTIAN FILSAFAT
Secara etimologi, kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
philosophia, philo/philos/philein yang artinya cinta/pecinta/mencintai dan
sophia, yang berarti kebijakan/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran.
Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran.
Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap
sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal, untuk
mencari hakikat sesuatu. Menurut D. Runes, filsafat berarti ilmu yang
paling umum serta mengandung usaha mencari kebijakan dan cinta akan
kebijakan (BP-7, 1993: 8)
.Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat dalam arti
proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu
filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Demikian pula,
dikenal ada filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
2.SISTEM FILSAFAT
Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokol yang menjadikan manusia
sebagai subjek. Perbedaan latar belakang tata nilai dan alam kehidupan,
cita-cita dan keyakinan yang mendasari tokoh filsafat itu melahirkan
perbedaan-perbedaan mendasar antarajaran filsafat. Meskipun demikian,
antarajaran tokoh tokoh filsafat mempunyai persamaan, sehingga dapat
digolongkan dalam aliran berdasarkan watak dan inti ajarannya. Jadi, aliran
filsafat terbentuk atas beberapa ajaran filsafat dari berbagai tokoh dan dari
berbagai zaman. Tegasnya, perbedaan aliran bukan ditentukan oleh
tempat dan waktu lahirnya filsafat, melainkan oleh watak isi dan nilai
ajarannya.
Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi
kehidupan yang mendasar Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan
tentang sumber dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika),
termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya,
filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral,
frakmentaris) tak dapat disebut sistem filsafat, melainkan hanya ajaran
filosofis seorang ahli filsafat.
3. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT
Aliran materialisme mengajarkan,
bahwa hakikat realitas
kesemestaan, termasuk makhluk
hidup dan manusia ialah materi.
Semua realitas itu ditentukan oleh
materi (misalnya: benda-ekonomi,
makanan) dan terikat pada hukum
alam, yaitu hukum sebab-akibat
(hukum kausalitas) yang bersifat
objektif.
Aliran idealisme atau spritualisme
mengajarkan bahwa ide atau spirit
manusia yang menentukan hidup dan
pengertian manusia. Subjek manusia
sadar atas realitas dirinya dan
kesemestaan, karena ada akal budi dan
kesadaran rohani. Manusia yang tak
sadar atau mati sama sekali tidak
menyadari dirinya apalagi realitas
semata. Jadi, hakikat diri dan
kenyataan ialah akal budi (ide dan
spirit).
A. ALIRAN MATERIALISME
B. ALIRAN
IDEALISME/SPRITUALISME
C. ALIRAN REALISME
Aliran realisme menggambarkan, bahwa kedua aliran di atas
materialisme dan idealisme yang bertentangan itu, tidak sesuai
dengan kenyataan (tidak realistis) Sesungguhnya, realitas
kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi)
semata-mata Kehidupan, seperti tampak pada tumbuh-
tumbuhan, hewan dan manusia, mereka hidup berkembang
biak, kemudian tua, akhirnya mati. Pastilah realitas demikian
lebih daripada materi. Karenanya, realitas itu adalah paduan
benda (materi dan jasmaniah) dengan yang nonmateri (spiritual
jiwa, dan rohaniah). Khusus pada manusia, tampak dalam gejala
daya pikir, cipta, dan bud. Jadi, realisme merupakan sintesis
antara jasmaniah-rohaniah, materi dengan non-materi
4. NILAI-NILAI PANCASILA BERWUJUD
DAN BERSIFAT FILSAFAT
Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuaan yang
mendalam tentang Pancasila. Untuk mendapatkan pengertian
yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila Pancasila
tersebut. Dari setiap sila-sila, kita cari pula intinya. Setelah kita
ketahui hakikat dan intinya, maka selanjutnya kita cari hakikat dan
pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar
dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia
Indonesia, dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan
alam semesta.
LANJUTAN...
b.Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara,
seperti yang diatur oleh UUD 1945.
c.Filsafat Pnacasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945, dan
merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijawai pancasila.
d. Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu
kebulatan yang utuh
e. Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945.
F. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, undang-undang dasar menciptakan
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal-
pasalnya. Hal ini berarti, pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakan
pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
perwujudan dari jiwa Pancasila.
g. Berhubung dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan
berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
h. Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia dan belum
tertampung dalam pembukaan UUD 1945, perlu diselidiki untuk memperkuat dan
memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Nilai-nilai i yang menunjang dan memperkuat kehidupan
bermasyarakat dan bernegara dapat kita terima, asal
tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya
referendum atau pemilihan presiden secara langsung.
2) Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945, tidak dimasukkan sebagai
nilai-nilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak
hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat
Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak
bangunan/kantor, penjahat dihakimi massa, atau
penjarahan.
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan
Batang Tubuh UUD 1945, dipergunakan sebagai batu
ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima
sebagai nilai-nilai Pancasila.
—THANK YOU
please ask for those who want to ask
but don't be difficult

More Related Content

Similar to PPT KEL 2 PANCASILA.pptx

Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Mujid Rical
 
Makalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatMakalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafat
openriski
 
Tary lincah
Tary lincahTary lincah
Tary lincah
lestarri
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
tri harto7
 
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenFilsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
SasmaTua1
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
RasyAlam
 

Similar to PPT KEL 2 PANCASILA.pptx (20)

Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Makalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafatMakalah pancasila sbg filsafat
Makalah pancasila sbg filsafat
 
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
 
Tugas uts
Tugas utsTugas uts
Tugas uts
 
Makalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasilaMakalah filsafat pancasila
Makalah filsafat pancasila
 
Tary lincah
Tary lincahTary lincah
Tary lincah
 
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pancasila sebagai sistem filsafat AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafatBab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
Bab 4 pancasila sebagai sistem filsafat
 
PANCASILA SBG DASAR DAN IDEOLOGI NASIONAL
PANCASILA SBG DASAR DAN IDEOLOGI NASIONALPANCASILA SBG DASAR DAN IDEOLOGI NASIONAL
PANCASILA SBG DASAR DAN IDEOLOGI NASIONAL
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasilaHakikat fungsi dan kedudukan pancasila
Hakikat fungsi dan kedudukan pancasila
 
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi ManajemenFilsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
Filsafat Pancasila Kelompok VI.pptxProdi Manajemen
 
Bab pancasila
Bab pancasilaBab pancasila
Bab pancasila
 
Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4Ppt pend. pancasila kel.4
Ppt pend. pancasila kel.4
 
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.pptMateri 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
Materi 9-10. .Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.ppt
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 
Ppt pend. pancasila kel.6
Ppt pend. pancasila kel.6Ppt pend. pancasila kel.6
Ppt pend. pancasila kel.6
 

PPT KEL 2 PANCASILA.pptx

  • 1. DOSEN PENGAMPU : SYARIF FIRMANSYAH M.Pd Pancasila sebagai sistem filsafat
  • 2. AGUSTIRAWATI 821221005 DICKY APRILYANTO 821221022 LATIFAH NURYANTI 821221049 MARYAM NAILA 821221055 NABILA 821221068 SILVESTER YOLANDIO CONI 821221093 KELOMPOK 2 :
  • 3. 1.PENGERTIAN FILSAFAT Secara etimologi, kata falsafah berasal dari bahasa Yunani, yaitu: philosophia, philo/philos/philein yang artinya cinta/pecinta/mencintai dan sophia, yang berarti kebijakan/wisdom/kearifan/hikmah/hakikat kebenaran. Jadi, filsafat artinya cinta akan kebijakan atau hakikat kebenaran. Berfilsafat berarti berpikir sedalam-dalamnya (merenung) terhadap sesuatu secara metodik, sistematis, menyeluruh, dan universal, untuk mencari hakikat sesuatu. Menurut D. Runes, filsafat berarti ilmu yang paling umum serta mengandung usaha mencari kebijakan dan cinta akan kebijakan (BP-7, 1993: 8) .Pada umumnya, terdapat dua pengertian filsafat, yaitu filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan filsafat sebagai pandangan hidup. Demikian pula, dikenal ada filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
  • 4. 2.SISTEM FILSAFAT Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokol yang menjadikan manusia sebagai subjek. Perbedaan latar belakang tata nilai dan alam kehidupan, cita-cita dan keyakinan yang mendasari tokoh filsafat itu melahirkan perbedaan-perbedaan mendasar antarajaran filsafat. Meskipun demikian, antarajaran tokoh tokoh filsafat mempunyai persamaan, sehingga dapat digolongkan dalam aliran berdasarkan watak dan inti ajarannya. Jadi, aliran filsafat terbentuk atas beberapa ajaran filsafat dari berbagai tokoh dan dari berbagai zaman. Tegasnya, perbedaan aliran bukan ditentukan oleh tempat dan waktu lahirnya filsafat, melainkan oleh watak isi dan nilai ajarannya. Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang mendasar Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya, filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral, frakmentaris) tak dapat disebut sistem filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat.
  • 5. 3. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT Aliran materialisme mengajarkan, bahwa hakikat realitas kesemestaan, termasuk makhluk hidup dan manusia ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya: benda-ekonomi, makanan) dan terikat pada hukum alam, yaitu hukum sebab-akibat (hukum kausalitas) yang bersifat objektif. Aliran idealisme atau spritualisme mengajarkan bahwa ide atau spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Subjek manusia sadar atas realitas dirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang tak sadar atau mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas semata. Jadi, hakikat diri dan kenyataan ialah akal budi (ide dan spirit). A. ALIRAN MATERIALISME B. ALIRAN IDEALISME/SPRITUALISME
  • 6. C. ALIRAN REALISME Aliran realisme menggambarkan, bahwa kedua aliran di atas materialisme dan idealisme yang bertentangan itu, tidak sesuai dengan kenyataan (tidak realistis) Sesungguhnya, realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata-mata Kehidupan, seperti tampak pada tumbuh- tumbuhan, hewan dan manusia, mereka hidup berkembang biak, kemudian tua, akhirnya mati. Pastilah realitas demikian lebih daripada materi. Karenanya, realitas itu adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan yang nonmateri (spiritual jiwa, dan rohaniah). Khusus pada manusia, tampak dalam gejala daya pikir, cipta, dan bud. Jadi, realisme merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dengan non-materi
  • 7. 4. NILAI-NILAI PANCASILA BERWUJUD DAN BERSIFAT FILSAFAT Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahuaan yang mendalam tentang Pancasila. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila-sila Pancasila tersebut. Dari setiap sila-sila, kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat dan intinya, maka selanjutnya kita cari hakikat dan pokok-pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut : a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat, dan alam semesta.
  • 8. LANJUTAN... b.Pancasila sebagai dasar negara, ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata kehidupan bernegara, seperti yang diatur oleh UUD 1945. c.Filsafat Pnacasila yang abstrak tercermin dalam pembukaan UUD 1945, dan merupakan uraian terinci dari Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dijawai pancasila. d. Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu kebulatan yang utuh e. Jiwa Pancasila yang abstrak setelah tercetus menjadi Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tercermin dalam pokok-pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. F. Berdasarkan penjelasan otentik UUD 1945, undang-undang dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada pasal- pasalnya. Hal ini berarti, pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 1945 menjelmakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai perwujudan dari jiwa Pancasila. g. Berhubung dengan itu, kesatuan tafsir sila-sila Pancasila harus bersumber dan berdasarkan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. h. Nilai-nilai yang hidup berkembang dalam masyarakat Indonesia dan belum tertampung dalam pembukaan UUD 1945, perlu diselidiki untuk memperkuat dan memperkaya nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945, dengan ketentuan sebagai berikut :
  • 9. 1) Nilai-nilai i yang menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat kita terima, asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau pemilihan presiden secara langsung. 2) Nilai-nilai yang melemahkan dan bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945, tidak dimasukkan sebagai nilai-nilai Pancasila. Bahkan harus diusahakan tidak hidup dan berkembang lagi dalam masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan/kantor, penjahat dihakimi massa, atau penjarahan. 3) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945, dipergunakan sebagai batu ujian dari nilai-nilai yang lain agar dapat diterima sebagai nilai-nilai Pancasila.
  • 10. —THANK YOU please ask for those who want to ask but don't be difficult