SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BUKU PANDUANPENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSIPENDIDIKAN TINGGI Tim Penyusun: • TresnaDermawanKunaefi (DitjenDikti) • IllahSailah (IPB) • SylviDewajani (UGM) • Endrotomo (ITS) • SP Mursid (Polban) • Harsono M (UGM) • LudfiDjajanto (PoliteknikNegeri Malang) • Adam Pamudji (UGM) • Sarjadi (UNDIP)
A. Pendidikandankondisi global Visidanmisipendidikantinggiabad XXI dari UNESCO (1998) berintikanisilaporan The International Commission on Education for the Twenty-first Century (Learning: the Treasure Within) yang diketuaioleh Jacques Delors (UNESCO, 1998)2), dengan pokokisiantara lain: 1. Harapankedepanperanpendidikantinggi : a) Jangkauandarikomunitaslokalkemasyarakatdunia; b) Perubahankohesisosialkepartisipasidemokratis, diantaranyaberupa kenyataan: (i) pendidikandankrisiskohesisosial, (ii) pendidikanvs exclusion, (iii) pendidikandandesakanpekerjaandimasyarakat, serta (ii) partisipasi demokratisberupapendidikan civic danpraktekberkewarganegaraan; c) Dari pertumbuhanekonomikepengembangankemanusiaan. 2. Asaspengembanganpendidikan, berupa : a) Empatpilarpendidikan: (i) learning to know, (ii) learning to do (perubahan dariskill kecompetent, dematerialisasidaripekerjaandanthe rise of service sector, sertabekerjadibidangekonomi informal), (iii) learning to live together, learning to live with others (discovering others and working toward common objectives), dan (iv) learning to be; b) Belajarsepanjanghayat (learning throughout life) sebagaiwujud: (i) imperative for democracy, (ii) pendidikanmultidimesional, (iii) munculnya new times, fresh fields, (iii) pendidikanat the heart of society, dan (iii) kebutuhansinergidalampendidikan. 3. Arahpengembanganpendidikan, khususnyapendidikantinggi : a) Kesatuanpendidikandasarsampaikeperguruantinggi: (i) pendidikandasar sebagai ”pasport” untukberkehidupan, (ii) pendidikanmenengah (secondary education) sebagaipersimpanganjalanmenentukankehidupan, dan (iii) pendidikantinggidanpendidikansepanjanghayat; 1 ) Higher Education in the Twenty-first Century: Vision and Action. World Conference on Higher Education. UNESCO, Paris, 5-9 October 1998. 2 ) NaskahlengkapdalamLearning: the Treasure Within, 1996. Report to UNESCO of the International Comission on Education for the Twenty-first Century. UNESCO Publishing/The Australian National Commission for UNESCO. 266 hal. 3 b) Perguruantinggimenjaditempatpembelajarandansuatusumberdaya pengetahuan; c) Peranpendidikantinggiuntukmenanggapiperubahanpasarkerja; d) Perguruantinggisebagaipusatkebudayaandanpembelajaranterbukauntuk semua; dan e) pendidikanuntukwahanakerjasama international.
B. SistemPendidikanTinggidi Indonesia Padadasarnyasetiapsatuanpendidikanmemilikisistemuntukmenghasilkanlulusan yang berkualitas. Sistempendidikantinggidilihatsebagaisebuahprosesakan memilikiempattahapanpokokyaitu (1) Masukan; (2) Proses; (3) Luaran; dan (4) hasilikutan (outcome). Yang termasukdalamkatagorimasukanantara lain adalah dosen, mahasiswa, buku, stafadministrasidanteknisi, saranadanprasarana, dana , dokumenkurikulum, danlingkungan. Yang masukdalamkatagoriprosesadalah prosespembelajaran, prosespenelitian, prosesmanajemen. Yang dikatagorikanluaran adalahlulusan, hasilpenelitiandankarya IPTEKS lainnya, sedang yang termasuk dalamkatagorihasilikutan (outcome) antara lain adalahpenerimaandanpengakuan masyarakatterhadapluaranperguruantinggi, kesinambungan, peningkatanmutu hidupmasyarakatdanlingkungan. Sistempendidikan yang baikdidukungoleh beberapaunsur yang baik pula, antara lain : (1) Organisasi yang sehat; (2) Pengelolaan yang transparandanakuntabel; (3) KetersediaanRencanaPembelajaran dalambentukdokumenkurikulum yang jelasdansesuaikebutuhanpasarkerja; (4) KemampuandanKetrampilansumberdayamanusiadibidangakademikdan non akademik yang handaldanprofesional; (5) Ketersediaansarana-prasaranadan fasilitasbelajar yang memadai, sertalingkunganakademik yang kondusif. Dengan didukungkelimaunsurtersebut, perguruantinggiakandapatmengembangkaniklim akademik yang sehat, sertamengarahpadaketercapaianmasyarakatakademik yang professional. Namunsebagaisebuahsistem yang terbuka, perguruantinggijuga dituntutbersinergidenganlembagapendidikantinggi lain baikdidalammaupun diluar Indonesia, sehinggadapatberperansertadalampengembangan IPTEKS dan perkembanganmasyarakatdunia. Sistemperguruantinggisebagaisebuahproses dapatdigambarkandalamskemadibawahini.
C. PeranKurikulumdidalamSistemPendidikanTinggi Kurikulummemilikimakna yang beragambaikantarnegaramaupunantarinstitusi penyelenggarapendidikan. Hal inidisebabkankarenaadanyainterpretasi yang berbedaterhadapkurikulum, yaitudapatdipandangsebagaisuaturencana (plan) yang dibuatolehseseorangatausebagaisuatukejadianataupengaruhaktualdarisuatu rangkaianperistiwa (Johnson, 1974). SementaraitumenurutKepmendiknas No. 232/U/2000 didefinisikansebagaiberikut : ”Kurikulumpendidikantinggiadalahseperangkatrencanadan pengaturanmengenaiisimaupunbahankajiandanpelajaransertacara penyampaiandanpenilaian yang digunakansebagaipedoman penyelenggaraankegiatanbelajar-mengajardiperguruantinggi.” Kurikulumadalahsebuah program yang disusundandilaksanakanuntukmencapai suatutujuanpendidikan. Jadikurikulumbisadiartikansebuah program yang berupa dokumen program danpelaksanaan program. Sebagaisebuahdokumenkurikulum (curriculum plan) dirupakandalambentukrincianmatakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, sistemevaluasikeberhasilan. Sedangkurikulumsebagaisebuah pelaksanan program adalahbentukpembelajaran yang nyata-nyatadilakukan (actual curriculum). Perubahansebuahkurikulumseringhanyaterfokuspadapengubahan dokumensaja, tetapipelaksanaanpembelajaran, penciptaansuasanabelajar, cara evaluasi/asesmenpembelajaran, seringtidakberubah. Sehinggadapatdikatakan perubahankurikulumhanyapadatatarankonsepataumengubahdokumensaja. Ini bisadilihatdalamsistempendidikan yang lama dimanakurikulumdiletakansebagai aspek input saja. Tetapidengancarapandang yang lebihluaskurikulumbisa berperansebagai : (1) Kebijakanmanajemenpendidikantinggiuntukmenentukan   arahpendidikannya; (2) Filosofi yang akanmewarnaiterbentuknyamasyarakatdan iklimakademik; (3) Patron atauPolaPembelajaran; (4) Atmosferatauiklim yang terbentukdarihasilinteraksimanajerial PT dalammencapaitujuanpembelajarannya; (5) Rujukankualitasdariprosespenjaminanmutu; serta (6) Ukurankeberhasilan PT dalammenghasilkanlulusan yang bermanfaatbagimasyarakat. Denganuraiandiatas, nampakbahwakurikulumtidakhanyaberartisebagaisuatudokumensaja, namun mempunyaiperan yang kompleksdalamprosespendidikan.
II. ALASAN PERUBAHAN KURIKULUM Perubahan yang dimaksuddisiniadalahperubahankonsepdariKurikulumNasionaltahun 1994 keKurikulumIntidanInstitusionltahun 2000. TimbulnyaKurikulumNasional (Kurnas) yang tercantumpadaKeputusanMendikbud No. 56/U/1994 didasarkanpada masalah internal pendidikantinggidi Indonesia saatitu, yaitubelumadanyatatanan yang jelasdalampengembanganperguruantinggi. Untukmenatasistempendidikan tinggisaatitu, disusunKerangka Pembangunan PendidikanTinggiJangkaPanjang (KPPTJP) yang berisitiga program yaitu : penataanlembaga, penataan program studi, danpenataanarahdantujuanpendidikan. Pendidikantinggidibagidalamduajaluryaitu jalurakademikdanjalur professional. Hal initentudidasarkanpadaprediksidanasumsi tentangkemampuan yang harusdimilikiolehlulusanperguruantinggiuntukmampu menyelesaikanmasalah-masalah yang diperkirakanakandihadapinya. Di dalam Kepmendikbud No. 56/U/1994 inidisebutkankurikulumberdasarkanpadatujuanuntuk menguasaiisiilmupengetahuandanpenerapannya (content based). Padasituasi global sepertisaatini, dimanapercepatanperubahanterjadidisegalasektor, makaakansulit untukmenahanperkembanganilmupengetahuan, teknologidanseni. Padamasasebelum tahun 1999 (pre-millenium era) perubahan IPTEKS yang terjadimungkintidaksedahsyat pasca-millenium. Makabila program studimengembangkankurikulumnyadenganisi (IPTEKS) sebagaibasisnya, program studitersebutakantertinggalolehperkembangan IPTEKS itusendiri, karenakurikulumdisusundandilaksanakanuntukjangkawakturatarata 5 tahun (S1). Konsepkurikulum yang tercantumdalamKepmendiknas no 232/U/2000 dan no 045/U/2002 berbedalatarbelakangnya, yaitulebihbanyakdidorongolehmasalahmasalah global ataueksternal, terutama yang telahdiuraikandalamlaporan UNESCO diatas. Hal-haltersebutmenimbulkankeadaanseperti : (a) persaingandidunia global, yang berakibatjugaterhadappersainganperguruantinggididalamnegerimaupundiluar negeri, sehinggaperguruantinggidituntutuntukmenghasilkanlulusan yang dapat bersaingdalamdunia global; (b) adanyaperubahanorientasipendidikantinggi yang tidak lagihanyamenghasilkanmanusiacerdasberilmutetapijuga yang mampumenerapkan keilmuannyadalamkehidupandimasyarakatnya (kompetendanrelevan), yang lebih berbudaya; dan (c) Jugaadanyaperubahankebutuhandiduniakerja yang terwujuddalam perubahanpersyaratandalammenerimatenagakerja, yaituadanyapersyaratansoftskills yang dominandisampinghardskillsnya. Sehinggakurikulum yang dikonsepkanlebih didasarkanpadarumusankompetensi yang harusdicapai/ dimilikiolehlulusanperguruan tinggi yang sesuaiataumendekatikompetensi yang dibutuhkanolehmasyarakat pemangkukepentingan/ stakeholders (competence based curriculum). Disampingituperubahaninijugadidorongadanyaperubahanotonomiperguruan tinggiyang dijamindalamUndang-undangSistemPendidikanNasional, yang memberi kelonggaranterhadapperguruantinggiuntukmenentukandanmengembangkan kurikulumnyasendiri. Peran DIKTI jugaberubahyaituhanyamemfasilitasi, memberdayakan, danmendorongperguruantinggiuntukmencapaitujuannya, jaditidak lagiberperansebagaipenentuatau regulator sepertimasa-masasebelumnya. Disinisecara konseptualdipisahkanantarapengembangankelembagaandanpengembangan kurikulum/isipendidikannya. Sehinggaperguruantinggilebihbisamengembangkan dirinyasesuaidengankemampuandantujuan yang ingindicapai. Jadisangat dimungkinkanperubahankurikulumdisebabkanjugaolehadanyaperubahanrencana strategisperguruantinggi yang termuatdalamvisidanmisinya .
III.BENTUK PERUBAHAN Pembaharuankonsepkurikulumpendidikantinggi yang dituangkandalamKepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 , yang mengacukepadakonseppendidikantinggi abad XXI UNESCO (1998) , terdapatperubahan yang mendasaryaitu: 1) Luaranhasilpendidikantinggi yang semulaberupakemampuan minimal penguasaanpengetahuan, ketrampilan, dansikapsesuaidengansasarankurikulum suatu Program studi, digantidengankompetensiseseoranguntukdapatmelakukan seperangkattindakancerdas, penuhtanggungjawabsebagaisyaratuntukdianggap mampuolehmasyarakatdalammelaksanakantugas-tugasdibidangpekerjaan tertentu. Luaranhasilpendidikantinggiini yang semulapenilaiannyadilakukan olehpenyelenggarapendidikantinggisendiri, dalamkonsep yang barupenilaian selainolehperguruantinggijugadilakukanolehmasyarakatpemangku kepentingan. 2) Kurikulum program studi yang semuladisusundanditetapkanolehPemerintah lewatsebuahKonsorsium (KurikulumNasional), diubah, yaknikurikuluminti disusunolehperguruantinggibersama-samadenganpemangkukepentingandan kalanganprofesi, danditetapkanolehperguruantinggi yang bersangkutan. 3) BerdasarkanKepmendikbud No. 056/U/1994 komponenkurikulumtersusunatas KurikulumNasional (Kurnas) danKurikulumLokal (Kurlok) yang disusun dengantujuanuntukmenguasaiisiilmupengetahuandanpenerapannya (content based), sedangkandalamKepmendiknas No. 232/U/2000 disebutkanbahwa kurikulumterdiriatasKurikulumIntidankurikulumInstitusional. KurikulumIntimerupakanpenciridarikompetensiutama, ditetapkanoleh kalanganperguruantinggibersamamasyarakatprofesidanpenggunalulusan. SedangkanKompetensipendukung, dankompetensi lain yang bersifatkhususdan gayutdengankompetensiutamasuatu program studiditetapkanolehinstitusi penyelenggara program studi (Kepmendiknas No.045/U/2002). 4) DalamKurikulumNasionalterdapatpengelompokanmatakuliah yang terdiri atas: Mata KuliahUmum (MKU), Mata KuliahDasarKeahlian (MKDK), dan Mata KuliahKeahlian (MKK). SedangkandalamKepmendiknas no 232/U/200, Kurikulumterdiriataskelompok-kelompok Mata KuliahPengembangan Kepribadian (MPK), Mata KuliahKeilmuandanKetrampilan (MKK), Mata KuliahKeahlianBerkarya (MKB), Mata KuliahPerilakuBerkarya (MPB), serta Mata KuliahBerkehidupanBersama (MBB). Namun, padaKepmendiknas No.045/U/2002, pengelompokkanmatakuliahtersebutdiluruskanmaknanya agar lebihluasdantepatmelaluipengelompokkanberdasarkanelemenkompetensinya, yaitu (a) landasankepribadian; (b) penguasaanilmudanketerampilan; (c) kemampuanberkarya; (d) sikapdanperilakudalamberkaryamenuruttingkat keahlianberdasarkanilmudanketerampilan yang dikuasai; (e) pemahaman kaidahberkehidupanbermasyarakatsesuaidenganpilihankeahliandalam berkarya. Konsepiniuntukdapatmengakomodasikebutuhanmasyarakat yang menjadikan perguruantinggimenjaditempatpembelajarandansuatusumberdaya pengetahuan, pusatkebudayaan, sertatempatpembelajaranterbukauntuksemua, makadimasukkanstrategikebudayaandalampengembanganpendidikantinggi.
Menyusunstrukturkurikulum Setelahdiperolehperkiraanbesarnyaskssetiapmatakuliah, makalangkah selanjutnyaadalahmenyusunmatakuliahtersebutdidalam semester. Penyajianmata kuliahdalam semester iniseringdikenalsebagaistrukturkurikulum. Secarateoritis terdapatduamacampendekatanstrukturkurikulum, yaitu(1) pendekatan serial; dan (2) pendekatan parallel. Pendekatan serial adalahpendekatan yang menyusunmata kuliahberdasarkanlogikaataustrukturkeilmuannya. Padapendekatan serial ini, mata kuliahdisusundari yang paling dasar (berdasarkanlogikakeilmuannya) sampaidi semester akhir yang merupakanmatakuliahlanjutan (advanced). Setiapmatakuliah salingberhubungan, denganditunjukkandariadanyamatakuliah pre-requisite (prasyarat). Mata kuliah yang tersajidi semester awalakanmenjadisyaratbagimata kuliahdiatasnya. Permasalahan yang seringmunculadalahsiapa yang harus membuathubunganantarmatakuliahantar semester? Mahasiswaataudosen? Jika mahasiswa, merekabelummemilikikompetensiuntukmemahamikeseluruhan kerangkakeilmuantersebut. Jikadosen, tidakada yang menjaminterjadinyakaitan tersebutmengingatantaramatakuliahsatudengan yang lain diampuolehdosen yang berbedadansulitdijaminadanyakomunikasi yang baikantardosen-dosen yang terlibat. Kelemahaninilah yang menyebabkanlulusandengan model struktur serial ini kurangmemilikikompetensi yang terintegrasi.
. Perkiraandanpenetapanbeban (sks) danpembentukanmatakuliah. Selamainipengertianskshanyaberkaitandenganwaktusatukegiatanpembelajaran, tanpadikaitkandenganvariabel lain. Hanyamacamkegiatan yang dideskripsikan. Sepertipengertian 1 sksmatakuliah yang dilakukandenganperkuliahan (ceramah) diartikantigamacamkegiatan, yaitukegiatantatapmukaselama 50 menit, kegiatan belajarterstrukturselama 60 menit, dankegiatanbelajarmandiriselama 60-100 menit, semuanyadalamsatuanperminggu, persemester. Banyak program studi yang hanyamenerimasksdaritahunketahuntanpamemahamicaramenetapkannya. Selamainiperkiraanbesarnyaskssebuahmatakuliahlebihbanyakditetapkanatas dasarpengalamandanterutamamenyangkutbanyaknyabahankajian yang harus disampaikan. Hal inibisadimengertikarenaselainskshanyaterkaitdenganwaktu, kurikulum yang dilaksanakanadalahkurikulumberbasisisi (KBI), sertakegiatannya lebihbanyakberupakuliah/ceramah (TCL). Sehinggabesarnyaskssuatumatakuliah sepertinyamenjadihakdosenpengampunya, yaituberdasarpadamateri yang ia kuasaidan yang harusiaajarkan. Denganparadigma KBK, makaseharusnyalahsks terkaitdengankompetensi yang harusdicapai. Pengertianskstetapberkaitandengan waktu , hanyaperkiraanbesarnyaskssebuahmatakuliahatausuatupengalaman belajar yang direncanakan, dilakukandenganmenganalisissecarasimultanbeberapa variabel, yaitu: (a)tingkatkemampuan/kompetensi yang ingindicapai; (b) tingkat keluasandankedalamanbahankajian yang dipelajari ; (c) cara/strategipembelajaran yang akanditerapkan; (d) danposisi (letak semester) suatukegiatanpembelajaran dilakukan; dan (e) perbandinganterhadapkeseluruhanbebanstudidisatu semester . Sehinggadalam KBK yang lebihmenitikberatkanpadakemampuan/kompetensi mahasiswanya, secaraprinsippengertiansksharusdipahamisebagai : waktu yang dibutuhkanolehmahasiswauntukmencapaikompetensitertentu, denganmelalui suatubentukpembelajarandanbahankajiantertentu.
PEMBELAJARAN DALAM KBK KondisiPembelajarandiperguruantinggisaatini Prosespembelajaran yang banyakdipraktekkansekaranginisebagianbesarberbentuk penyampaiansecaratatapmuka (lecturing), searah. Padasaatmengikutikuliahatau mendengarkanceramah, mahasiswaakankesulitanuntukmengikutiataumenangkap maknaesensimateripembelajaran, sehinggakegiatannyasebatasmembuatcatatan yang kebenarannyadiragukan. Polaprosespembelajarandosenaktifdengan mahasiswapasifiniefektifitasnyarendah, dantidakdapatmenumbuhkembangkan prosespartisipasiaktifdalampembelajaran. Keadaaniniterjadisebagaiakibat elemen-elementerbentuknyaprosespartisipasi yang berupa, (i) doronganuntuk memperolehharapan (effort), (ii) kemampuanmengikutiprosespembelajaran, dan (iii) peluanguntukmengungkapkanmateripembelajaran yang diperolehnyadidunia nyata/masyarakattidakadaatausangatterbatas. Intensitaspembelajaranmahasiswa umumnyameningkat (tetapitetaptidakefektif), terjadipadasaat-saatakhirmendekati ujian. Akibatnyamutumateridanprosespembelajaransangatsulituntukdiases. Dosenmenjadipusatperandalampencapaianhasilpembelajarandanseakan-akan menjadisatu-satunyasumberilmu.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KBK A. Small Group Discussion Diskusiadalahsalahsatuelemenbelajarsecaraaktifdanmerupakanbagiandari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CbL, PBL, dan lain-lain. Mahasiswapesertakuliahdimintamembuatkelompokkecil (5 sampai 10 orang) untukmendiskusikanbahan yang diberikanolehdosenataubahan yang diperoleh sendiriolehanggotakelompoktersebut. Denganaktivitaskelompokkecil, mahasiswa akanbelajar: (a) Menjadipendengar yang baik; (b) Bekerjasamauntuktugasbersama; (c) Memberikandanmenerimaumpanbalik yang konstruktif; (d) Menghormati perbedaanpendapat; (e) Mendukungpendapatdenganbukti; dan (f) Menghargai sudutpandang yang bervariasi (gender, budaya, dan lain-lain). Adapunaktivitas diskusikelompokkecildapatberupa: (a) Membangkitkanide; (b) Menyimpulkan poinpenting; (c) Mengasestingkatskill danpengetahuan; (d) Mengkajikembalitopik dikelassebelumnya; (e) Menelaahlatihan, quiz, tugasmenulis; (f) Memproses outcome pembelajaranpadaakhirkelas; (g) Memberikomentartentangjalannya kelas; (h) Membandingkanteori, isu, daninterpretasi; (i) Menyelesaikanmasalah; dan (j) Brainstroming.
[object Object]
Simulasiadalah model yang membawasituasi yang miripdengansesungguhnyake
dalamkelas. Misalnyauntukmatakuliahaplikasiinstrumentasi, mahasiswadiminta
membuatperusahaanfiktif yang bergerakdibidangaplikasiinstrumentasi, kemudian
perusahaantersebutdimintamelakukanhal yang sebagaimanadilakukanoleh
perusahaansesungguhnyadalammemberikanjasakepadakliennya, misalnya
melakukanprosesbidding, dansebagainya. Simulasidapatberbentuk: (a) Permainan
peran (role playing). Dalamcontohdiatas, setiapmahasiswadapatdiberiperan

More Related Content

What's hot

Paradigma Pendidikan
Paradigma PendidikanParadigma Pendidikan
Paradigma Pendidikan
Tonz Inotz
 
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaEdu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Norazizah Padu
 
Soalan latihan edu 3093
Soalan latihan edu 3093Soalan latihan edu 3093
Soalan latihan edu 3093
hazwaniahmad
 
Nota guru dan cabaran semasa
Nota guru dan cabaran semasaNota guru dan cabaran semasa
Nota guru dan cabaran semasa
Nurul Asha'ari
 
Nota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam pptNota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam ppt
Mma Mma
 
Bab 1 isu dan cabaran pendidikan semasa
Bab 1  isu dan cabaran pendidikan semasaBab 1  isu dan cabaran pendidikan semasa
Bab 1 isu dan cabaran pendidikan semasa
Pohtee Ng
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Tinagaran Magisparan
 
Pengaruh Globalisasi Terhadap pendidikan
Pengaruh Globalisasi Terhadap pendidikanPengaruh Globalisasi Terhadap pendidikan
Pengaruh Globalisasi Terhadap pendidikan
Bayu Anggara
 
3 konsep-konsep-dasar-pendidikan1
3 konsep-konsep-dasar-pendidikan13 konsep-konsep-dasar-pendidikan1
3 konsep-konsep-dasar-pendidikan1
Kutipan Kecilku
 
Dasar – Dasar Pendidikan
Dasar – Dasar PendidikanDasar – Dasar Pendidikan
Dasar – Dasar Pendidikan
riefkie
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Dedi Yulianto
 
Asas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesiaAsas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesia
widemulia
 

What's hot (17)

Makalah ip
Makalah ipMakalah ip
Makalah ip
 
Paradigma Pendidikan
Paradigma PendidikanParadigma Pendidikan
Paradigma Pendidikan
 
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasaEdu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
Edu 3093 isu dan cabaran pendidikan semasa
 
Soalan latihan edu 3093
Soalan latihan edu 3093Soalan latihan edu 3093
Soalan latihan edu 3093
 
Nota guru dan cabaran semasa
Nota guru dan cabaran semasaNota guru dan cabaran semasa
Nota guru dan cabaran semasa
 
Nota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam pptNota edu 3109 dalam ppt
Nota edu 3109 dalam ppt
 
Bab 1 isu dan cabaran pendidikan semasa
Bab 1  isu dan cabaran pendidikan semasaBab 1  isu dan cabaran pendidikan semasa
Bab 1 isu dan cabaran pendidikan semasa
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
 
PENDAPAT AHLI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN
PENDAPAT AHLI TENTANG PROSES PEMBELAJARANPENDAPAT AHLI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN
PENDAPAT AHLI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN
 
Pengaruh Globalisasi Terhadap pendidikan
Pengaruh Globalisasi Terhadap pendidikanPengaruh Globalisasi Terhadap pendidikan
Pengaruh Globalisasi Terhadap pendidikan
 
3 konsep-konsep-dasar-pendidikan1
3 konsep-konsep-dasar-pendidikan13 konsep-konsep-dasar-pendidikan1
3 konsep-konsep-dasar-pendidikan1
 
Pengenalan globalisasi pendidikan
Pengenalan globalisasi pendidikanPengenalan globalisasi pendidikan
Pengenalan globalisasi pendidikan
 
Dasar – Dasar Pendidikan
Dasar – Dasar PendidikanDasar – Dasar Pendidikan
Dasar – Dasar Pendidikan
 
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
Filsafat ilmu   konservasi pendidikanFilsafat ilmu   konservasi pendidikan
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
 
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikanLandasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
Landasan ilmiah dan penelitian teknologi pendidikan
 
Asas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesiaAsas pendidikan di indonesia
Asas pendidikan di indonesia
 
Landasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanLandasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikan
 

Viewers also liked

Nutricion de sergio y alex 4
Nutricion de sergio y alex 4Nutricion de sergio y alex 4
Nutricion de sergio y alex 4
Mireia Badenes
 
Modelli di rappresentazione del lavoro
Modelli di rappresentazione del lavoroModelli di rappresentazione del lavoro
Modelli di rappresentazione del lavoro
Aldo Scarnera
 
Pembuatan
PembuatanPembuatan
Pembuatan
zitata
 

Viewers also liked (17)

Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum
 
Presentacion 27 02-2014
Presentacion 27 02-2014Presentacion 27 02-2014
Presentacion 27 02-2014
 
Raceballosc dsft si na_ta
Raceballosc dsft si na_taRaceballosc dsft si na_ta
Raceballosc dsft si na_ta
 
Mid Semsester Exam - HVAC
Mid Semsester Exam - HVACMid Semsester Exam - HVAC
Mid Semsester Exam - HVAC
 
Soto Ayam
Soto AyamSoto Ayam
Soto Ayam
 
Big Idea Day 2
Big Idea Day 2Big Idea Day 2
Big Idea Day 2
 
Temen lama
Temen lamaTemen lama
Temen lama
 
7 water nz2006
7 water nz20067 water nz2006
7 water nz2006
 
Nεότερα δεδομένα για την αντιμετώπιση της ΟΜΩ 2013
Nεότερα δεδομένα για την αντιμετώπιση της ΟΜΩ 2013Nεότερα δεδομένα για την αντιμετώπιση της ΟΜΩ 2013
Nεότερα δεδομένα για την αντιμετώπιση της ΟΜΩ 2013
 
Accessories by Metrohm India
Accessories by Metrohm IndiaAccessories by Metrohm India
Accessories by Metrohm India
 
Engweek
EngweekEngweek
Engweek
 
Nutricion de sergio y alex 4
Nutricion de sergio y alex 4Nutricion de sergio y alex 4
Nutricion de sergio y alex 4
 
Modelli di rappresentazione del lavoro
Modelli di rappresentazione del lavoroModelli di rappresentazione del lavoro
Modelli di rappresentazione del lavoro
 
Current trends in Internet based help- seeking behaviors by youth and implica...
Current trends in Internet based help- seeking behaviors by youth and implica...Current trends in Internet based help- seeking behaviors by youth and implica...
Current trends in Internet based help- seeking behaviors by youth and implica...
 
Pais y nacionalidad
Pais y nacionalidadPais y nacionalidad
Pais y nacionalidad
 
2012 Academic Seminar
2012 Academic Seminar2012 Academic Seminar
2012 Academic Seminar
 
Pembuatan
PembuatanPembuatan
Pembuatan
 

Similar to Erwin yevi firmansyah

1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
EKO SUPRIYADI
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
belly22bitung
 
1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a
Sudi Yana
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Irma Muthiara Sari
 
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Amrizal Ahmad
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Sofyan Nardi Saputra
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
alvinnoor
 
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
Amrizal Ahmad
 

Similar to Erwin yevi firmansyah (20)

1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
1. lampiran permen kur smk mak--(a)krdstr prasada.8-10 mei garuda
 
Dasar dasar pengembangan kurikulum pmptk 2015
Dasar dasar  pengembangan kurikulum pmptk 2015Dasar dasar  pengembangan kurikulum pmptk 2015
Dasar dasar pengembangan kurikulum pmptk 2015
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
1a lampiran i permen nomor 60 th 2014 a
 
1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a1. lampiran permen kur smp m ts-a
1. lampiran permen kur smp m ts-a
 
Lampiran I Permendikbud No 58 Tahun 2014
Lampiran I Permendikbud No 58 Tahun 2014Lampiran I Permendikbud No 58 Tahun 2014
Lampiran I Permendikbud No 58 Tahun 2014
 
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja  Profesi Tenaga PendidikPeningkatan Kinerja  Profesi Tenaga Pendidik
Peningkatan Kinerja Profesi Tenaga Pendidik
 
Lampiran I permen nomor 59 th 2014 a
Lampiran I permen nomor 59 th 2014 aLampiran I permen nomor 59 th 2014 a
Lampiran I permen nomor 59 th 2014 a
 
Ktsp 2013 tkr smk al falah
Ktsp 2013 tkr smk al falahKtsp 2013 tkr smk al falah
Ktsp 2013 tkr smk al falah
 
Landasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas KelompLandasan Pendi Tugas Kelomp
Landasan Pendi Tugas Kelomp
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
1.4. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
06. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
Kurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smpKurikulum 2013 smp
Kurikulum 2013 smp
 
Permendikbud 68 13_lampiran
Permendikbud 68 13_lampiranPermendikbud 68 13_lampiran
Permendikbud 68 13_lampiran
 
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
Lampiran Permendikbud Nomor 68 tahun 2013 tentang KD dan Struktur Kurikulum S...
 
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
10. b. salinan lampiran permendikbud no. 68 th 2013 ttg kurikulum smp m ts
 
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
 
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
06. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-68-th-2013-ttg-kurikulum-smp-m ts
 

Erwin yevi firmansyah

  • 1. BUKU PANDUANPENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSIPENDIDIKAN TINGGI Tim Penyusun: • TresnaDermawanKunaefi (DitjenDikti) • IllahSailah (IPB) • SylviDewajani (UGM) • Endrotomo (ITS) • SP Mursid (Polban) • Harsono M (UGM) • LudfiDjajanto (PoliteknikNegeri Malang) • Adam Pamudji (UGM) • Sarjadi (UNDIP)
  • 2. A. Pendidikandankondisi global Visidanmisipendidikantinggiabad XXI dari UNESCO (1998) berintikanisilaporan The International Commission on Education for the Twenty-first Century (Learning: the Treasure Within) yang diketuaioleh Jacques Delors (UNESCO, 1998)2), dengan pokokisiantara lain: 1. Harapankedepanperanpendidikantinggi : a) Jangkauandarikomunitaslokalkemasyarakatdunia; b) Perubahankohesisosialkepartisipasidemokratis, diantaranyaberupa kenyataan: (i) pendidikandankrisiskohesisosial, (ii) pendidikanvs exclusion, (iii) pendidikandandesakanpekerjaandimasyarakat, serta (ii) partisipasi demokratisberupapendidikan civic danpraktekberkewarganegaraan; c) Dari pertumbuhanekonomikepengembangankemanusiaan. 2. Asaspengembanganpendidikan, berupa : a) Empatpilarpendidikan: (i) learning to know, (ii) learning to do (perubahan dariskill kecompetent, dematerialisasidaripekerjaandanthe rise of service sector, sertabekerjadibidangekonomi informal), (iii) learning to live together, learning to live with others (discovering others and working toward common objectives), dan (iv) learning to be; b) Belajarsepanjanghayat (learning throughout life) sebagaiwujud: (i) imperative for democracy, (ii) pendidikanmultidimesional, (iii) munculnya new times, fresh fields, (iii) pendidikanat the heart of society, dan (iii) kebutuhansinergidalampendidikan. 3. Arahpengembanganpendidikan, khususnyapendidikantinggi : a) Kesatuanpendidikandasarsampaikeperguruantinggi: (i) pendidikandasar sebagai ”pasport” untukberkehidupan, (ii) pendidikanmenengah (secondary education) sebagaipersimpanganjalanmenentukankehidupan, dan (iii) pendidikantinggidanpendidikansepanjanghayat; 1 ) Higher Education in the Twenty-first Century: Vision and Action. World Conference on Higher Education. UNESCO, Paris, 5-9 October 1998. 2 ) NaskahlengkapdalamLearning: the Treasure Within, 1996. Report to UNESCO of the International Comission on Education for the Twenty-first Century. UNESCO Publishing/The Australian National Commission for UNESCO. 266 hal. 3 b) Perguruantinggimenjaditempatpembelajarandansuatusumberdaya pengetahuan; c) Peranpendidikantinggiuntukmenanggapiperubahanpasarkerja; d) Perguruantinggisebagaipusatkebudayaandanpembelajaranterbukauntuk semua; dan e) pendidikanuntukwahanakerjasama international.
  • 3. B. SistemPendidikanTinggidi Indonesia Padadasarnyasetiapsatuanpendidikanmemilikisistemuntukmenghasilkanlulusan yang berkualitas. Sistempendidikantinggidilihatsebagaisebuahprosesakan memilikiempattahapanpokokyaitu (1) Masukan; (2) Proses; (3) Luaran; dan (4) hasilikutan (outcome). Yang termasukdalamkatagorimasukanantara lain adalah dosen, mahasiswa, buku, stafadministrasidanteknisi, saranadanprasarana, dana , dokumenkurikulum, danlingkungan. Yang masukdalamkatagoriprosesadalah prosespembelajaran, prosespenelitian, prosesmanajemen. Yang dikatagorikanluaran adalahlulusan, hasilpenelitiandankarya IPTEKS lainnya, sedang yang termasuk dalamkatagorihasilikutan (outcome) antara lain adalahpenerimaandanpengakuan masyarakatterhadapluaranperguruantinggi, kesinambungan, peningkatanmutu hidupmasyarakatdanlingkungan. Sistempendidikan yang baikdidukungoleh beberapaunsur yang baik pula, antara lain : (1) Organisasi yang sehat; (2) Pengelolaan yang transparandanakuntabel; (3) KetersediaanRencanaPembelajaran dalambentukdokumenkurikulum yang jelasdansesuaikebutuhanpasarkerja; (4) KemampuandanKetrampilansumberdayamanusiadibidangakademikdan non akademik yang handaldanprofesional; (5) Ketersediaansarana-prasaranadan fasilitasbelajar yang memadai, sertalingkunganakademik yang kondusif. Dengan didukungkelimaunsurtersebut, perguruantinggiakandapatmengembangkaniklim akademik yang sehat, sertamengarahpadaketercapaianmasyarakatakademik yang professional. Namunsebagaisebuahsistem yang terbuka, perguruantinggijuga dituntutbersinergidenganlembagapendidikantinggi lain baikdidalammaupun diluar Indonesia, sehinggadapatberperansertadalampengembangan IPTEKS dan perkembanganmasyarakatdunia. Sistemperguruantinggisebagaisebuahproses dapatdigambarkandalamskemadibawahini.
  • 4. C. PeranKurikulumdidalamSistemPendidikanTinggi Kurikulummemilikimakna yang beragambaikantarnegaramaupunantarinstitusi penyelenggarapendidikan. Hal inidisebabkankarenaadanyainterpretasi yang berbedaterhadapkurikulum, yaitudapatdipandangsebagaisuaturencana (plan) yang dibuatolehseseorangatausebagaisuatukejadianataupengaruhaktualdarisuatu rangkaianperistiwa (Johnson, 1974). SementaraitumenurutKepmendiknas No. 232/U/2000 didefinisikansebagaiberikut : ”Kurikulumpendidikantinggiadalahseperangkatrencanadan pengaturanmengenaiisimaupunbahankajiandanpelajaransertacara penyampaiandanpenilaian yang digunakansebagaipedoman penyelenggaraankegiatanbelajar-mengajardiperguruantinggi.” Kurikulumadalahsebuah program yang disusundandilaksanakanuntukmencapai suatutujuanpendidikan. Jadikurikulumbisadiartikansebuah program yang berupa dokumen program danpelaksanaan program. Sebagaisebuahdokumenkurikulum (curriculum plan) dirupakandalambentukrincianmatakuliah, silabus, rancangan pembelajaran, sistemevaluasikeberhasilan. Sedangkurikulumsebagaisebuah pelaksanan program adalahbentukpembelajaran yang nyata-nyatadilakukan (actual curriculum). Perubahansebuahkurikulumseringhanyaterfokuspadapengubahan dokumensaja, tetapipelaksanaanpembelajaran, penciptaansuasanabelajar, cara evaluasi/asesmenpembelajaran, seringtidakberubah. Sehinggadapatdikatakan perubahankurikulumhanyapadatatarankonsepataumengubahdokumensaja. Ini bisadilihatdalamsistempendidikan yang lama dimanakurikulumdiletakansebagai aspek input saja. Tetapidengancarapandang yang lebihluaskurikulumbisa berperansebagai : (1) Kebijakanmanajemenpendidikantinggiuntukmenentukan   arahpendidikannya; (2) Filosofi yang akanmewarnaiterbentuknyamasyarakatdan iklimakademik; (3) Patron atauPolaPembelajaran; (4) Atmosferatauiklim yang terbentukdarihasilinteraksimanajerial PT dalammencapaitujuanpembelajarannya; (5) Rujukankualitasdariprosespenjaminanmutu; serta (6) Ukurankeberhasilan PT dalammenghasilkanlulusan yang bermanfaatbagimasyarakat. Denganuraiandiatas, nampakbahwakurikulumtidakhanyaberartisebagaisuatudokumensaja, namun mempunyaiperan yang kompleksdalamprosespendidikan.
  • 5. II. ALASAN PERUBAHAN KURIKULUM Perubahan yang dimaksuddisiniadalahperubahankonsepdariKurikulumNasionaltahun 1994 keKurikulumIntidanInstitusionltahun 2000. TimbulnyaKurikulumNasional (Kurnas) yang tercantumpadaKeputusanMendikbud No. 56/U/1994 didasarkanpada masalah internal pendidikantinggidi Indonesia saatitu, yaitubelumadanyatatanan yang jelasdalampengembanganperguruantinggi. Untukmenatasistempendidikan tinggisaatitu, disusunKerangka Pembangunan PendidikanTinggiJangkaPanjang (KPPTJP) yang berisitiga program yaitu : penataanlembaga, penataan program studi, danpenataanarahdantujuanpendidikan. Pendidikantinggidibagidalamduajaluryaitu jalurakademikdanjalur professional. Hal initentudidasarkanpadaprediksidanasumsi tentangkemampuan yang harusdimilikiolehlulusanperguruantinggiuntukmampu menyelesaikanmasalah-masalah yang diperkirakanakandihadapinya. Di dalam Kepmendikbud No. 56/U/1994 inidisebutkankurikulumberdasarkanpadatujuanuntuk menguasaiisiilmupengetahuandanpenerapannya (content based). Padasituasi global sepertisaatini, dimanapercepatanperubahanterjadidisegalasektor, makaakansulit untukmenahanperkembanganilmupengetahuan, teknologidanseni. Padamasasebelum tahun 1999 (pre-millenium era) perubahan IPTEKS yang terjadimungkintidaksedahsyat pasca-millenium. Makabila program studimengembangkankurikulumnyadenganisi (IPTEKS) sebagaibasisnya, program studitersebutakantertinggalolehperkembangan IPTEKS itusendiri, karenakurikulumdisusundandilaksanakanuntukjangkawakturatarata 5 tahun (S1). Konsepkurikulum yang tercantumdalamKepmendiknas no 232/U/2000 dan no 045/U/2002 berbedalatarbelakangnya, yaitulebihbanyakdidorongolehmasalahmasalah global ataueksternal, terutama yang telahdiuraikandalamlaporan UNESCO diatas. Hal-haltersebutmenimbulkankeadaanseperti : (a) persaingandidunia global, yang berakibatjugaterhadappersainganperguruantinggididalamnegerimaupundiluar negeri, sehinggaperguruantinggidituntutuntukmenghasilkanlulusan yang dapat bersaingdalamdunia global; (b) adanyaperubahanorientasipendidikantinggi yang tidak lagihanyamenghasilkanmanusiacerdasberilmutetapijuga yang mampumenerapkan keilmuannyadalamkehidupandimasyarakatnya (kompetendanrelevan), yang lebih berbudaya; dan (c) Jugaadanyaperubahankebutuhandiduniakerja yang terwujuddalam perubahanpersyaratandalammenerimatenagakerja, yaituadanyapersyaratansoftskills yang dominandisampinghardskillsnya. Sehinggakurikulum yang dikonsepkanlebih didasarkanpadarumusankompetensi yang harusdicapai/ dimilikiolehlulusanperguruan tinggi yang sesuaiataumendekatikompetensi yang dibutuhkanolehmasyarakat pemangkukepentingan/ stakeholders (competence based curriculum). Disampingituperubahaninijugadidorongadanyaperubahanotonomiperguruan tinggiyang dijamindalamUndang-undangSistemPendidikanNasional, yang memberi kelonggaranterhadapperguruantinggiuntukmenentukandanmengembangkan kurikulumnyasendiri. Peran DIKTI jugaberubahyaituhanyamemfasilitasi, memberdayakan, danmendorongperguruantinggiuntukmencapaitujuannya, jaditidak lagiberperansebagaipenentuatau regulator sepertimasa-masasebelumnya. Disinisecara konseptualdipisahkanantarapengembangankelembagaandanpengembangan kurikulum/isipendidikannya. Sehinggaperguruantinggilebihbisamengembangkan dirinyasesuaidengankemampuandantujuan yang ingindicapai. Jadisangat dimungkinkanperubahankurikulumdisebabkanjugaolehadanyaperubahanrencana strategisperguruantinggi yang termuatdalamvisidanmisinya .
  • 6. III.BENTUK PERUBAHAN Pembaharuankonsepkurikulumpendidikantinggi yang dituangkandalamKepmendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 , yang mengacukepadakonseppendidikantinggi abad XXI UNESCO (1998) , terdapatperubahan yang mendasaryaitu: 1) Luaranhasilpendidikantinggi yang semulaberupakemampuan minimal penguasaanpengetahuan, ketrampilan, dansikapsesuaidengansasarankurikulum suatu Program studi, digantidengankompetensiseseoranguntukdapatmelakukan seperangkattindakancerdas, penuhtanggungjawabsebagaisyaratuntukdianggap mampuolehmasyarakatdalammelaksanakantugas-tugasdibidangpekerjaan tertentu. Luaranhasilpendidikantinggiini yang semulapenilaiannyadilakukan olehpenyelenggarapendidikantinggisendiri, dalamkonsep yang barupenilaian selainolehperguruantinggijugadilakukanolehmasyarakatpemangku kepentingan. 2) Kurikulum program studi yang semuladisusundanditetapkanolehPemerintah lewatsebuahKonsorsium (KurikulumNasional), diubah, yaknikurikuluminti disusunolehperguruantinggibersama-samadenganpemangkukepentingandan kalanganprofesi, danditetapkanolehperguruantinggi yang bersangkutan. 3) BerdasarkanKepmendikbud No. 056/U/1994 komponenkurikulumtersusunatas KurikulumNasional (Kurnas) danKurikulumLokal (Kurlok) yang disusun dengantujuanuntukmenguasaiisiilmupengetahuandanpenerapannya (content based), sedangkandalamKepmendiknas No. 232/U/2000 disebutkanbahwa kurikulumterdiriatasKurikulumIntidankurikulumInstitusional. KurikulumIntimerupakanpenciridarikompetensiutama, ditetapkanoleh kalanganperguruantinggibersamamasyarakatprofesidanpenggunalulusan. SedangkanKompetensipendukung, dankompetensi lain yang bersifatkhususdan gayutdengankompetensiutamasuatu program studiditetapkanolehinstitusi penyelenggara program studi (Kepmendiknas No.045/U/2002). 4) DalamKurikulumNasionalterdapatpengelompokanmatakuliah yang terdiri atas: Mata KuliahUmum (MKU), Mata KuliahDasarKeahlian (MKDK), dan Mata KuliahKeahlian (MKK). SedangkandalamKepmendiknas no 232/U/200, Kurikulumterdiriataskelompok-kelompok Mata KuliahPengembangan Kepribadian (MPK), Mata KuliahKeilmuandanKetrampilan (MKK), Mata KuliahKeahlianBerkarya (MKB), Mata KuliahPerilakuBerkarya (MPB), serta Mata KuliahBerkehidupanBersama (MBB). Namun, padaKepmendiknas No.045/U/2002, pengelompokkanmatakuliahtersebutdiluruskanmaknanya agar lebihluasdantepatmelaluipengelompokkanberdasarkanelemenkompetensinya, yaitu (a) landasankepribadian; (b) penguasaanilmudanketerampilan; (c) kemampuanberkarya; (d) sikapdanperilakudalamberkaryamenuruttingkat keahlianberdasarkanilmudanketerampilan yang dikuasai; (e) pemahaman kaidahberkehidupanbermasyarakatsesuaidenganpilihankeahliandalam berkarya. Konsepiniuntukdapatmengakomodasikebutuhanmasyarakat yang menjadikan perguruantinggimenjaditempatpembelajarandansuatusumberdaya pengetahuan, pusatkebudayaan, sertatempatpembelajaranterbukauntuksemua, makadimasukkanstrategikebudayaandalampengembanganpendidikantinggi.
  • 7. Menyusunstrukturkurikulum Setelahdiperolehperkiraanbesarnyaskssetiapmatakuliah, makalangkah selanjutnyaadalahmenyusunmatakuliahtersebutdidalam semester. Penyajianmata kuliahdalam semester iniseringdikenalsebagaistrukturkurikulum. Secarateoritis terdapatduamacampendekatanstrukturkurikulum, yaitu(1) pendekatan serial; dan (2) pendekatan parallel. Pendekatan serial adalahpendekatan yang menyusunmata kuliahberdasarkanlogikaataustrukturkeilmuannya. Padapendekatan serial ini, mata kuliahdisusundari yang paling dasar (berdasarkanlogikakeilmuannya) sampaidi semester akhir yang merupakanmatakuliahlanjutan (advanced). Setiapmatakuliah salingberhubungan, denganditunjukkandariadanyamatakuliah pre-requisite (prasyarat). Mata kuliah yang tersajidi semester awalakanmenjadisyaratbagimata kuliahdiatasnya. Permasalahan yang seringmunculadalahsiapa yang harus membuathubunganantarmatakuliahantar semester? Mahasiswaataudosen? Jika mahasiswa, merekabelummemilikikompetensiuntukmemahamikeseluruhan kerangkakeilmuantersebut. Jikadosen, tidakada yang menjaminterjadinyakaitan tersebutmengingatantaramatakuliahsatudengan yang lain diampuolehdosen yang berbedadansulitdijaminadanyakomunikasi yang baikantardosen-dosen yang terlibat. Kelemahaninilah yang menyebabkanlulusandengan model struktur serial ini kurangmemilikikompetensi yang terintegrasi.
  • 8. . Perkiraandanpenetapanbeban (sks) danpembentukanmatakuliah. Selamainipengertianskshanyaberkaitandenganwaktusatukegiatanpembelajaran, tanpadikaitkandenganvariabel lain. Hanyamacamkegiatan yang dideskripsikan. Sepertipengertian 1 sksmatakuliah yang dilakukandenganperkuliahan (ceramah) diartikantigamacamkegiatan, yaitukegiatantatapmukaselama 50 menit, kegiatan belajarterstrukturselama 60 menit, dankegiatanbelajarmandiriselama 60-100 menit, semuanyadalamsatuanperminggu, persemester. Banyak program studi yang hanyamenerimasksdaritahunketahuntanpamemahamicaramenetapkannya. Selamainiperkiraanbesarnyaskssebuahmatakuliahlebihbanyakditetapkanatas dasarpengalamandanterutamamenyangkutbanyaknyabahankajian yang harus disampaikan. Hal inibisadimengertikarenaselainskshanyaterkaitdenganwaktu, kurikulum yang dilaksanakanadalahkurikulumberbasisisi (KBI), sertakegiatannya lebihbanyakberupakuliah/ceramah (TCL). Sehinggabesarnyaskssuatumatakuliah sepertinyamenjadihakdosenpengampunya, yaituberdasarpadamateri yang ia kuasaidan yang harusiaajarkan. Denganparadigma KBK, makaseharusnyalahsks terkaitdengankompetensi yang harusdicapai. Pengertianskstetapberkaitandengan waktu , hanyaperkiraanbesarnyaskssebuahmatakuliahatausuatupengalaman belajar yang direncanakan, dilakukandenganmenganalisissecarasimultanbeberapa variabel, yaitu: (a)tingkatkemampuan/kompetensi yang ingindicapai; (b) tingkat keluasandankedalamanbahankajian yang dipelajari ; (c) cara/strategipembelajaran yang akanditerapkan; (d) danposisi (letak semester) suatukegiatanpembelajaran dilakukan; dan (e) perbandinganterhadapkeseluruhanbebanstudidisatu semester . Sehinggadalam KBK yang lebihmenitikberatkanpadakemampuan/kompetensi mahasiswanya, secaraprinsippengertiansksharusdipahamisebagai : waktu yang dibutuhkanolehmahasiswauntukmencapaikompetensitertentu, denganmelalui suatubentukpembelajarandanbahankajiantertentu.
  • 9. PEMBELAJARAN DALAM KBK KondisiPembelajarandiperguruantinggisaatini Prosespembelajaran yang banyakdipraktekkansekaranginisebagianbesarberbentuk penyampaiansecaratatapmuka (lecturing), searah. Padasaatmengikutikuliahatau mendengarkanceramah, mahasiswaakankesulitanuntukmengikutiataumenangkap maknaesensimateripembelajaran, sehinggakegiatannyasebatasmembuatcatatan yang kebenarannyadiragukan. Polaprosespembelajarandosenaktifdengan mahasiswapasifiniefektifitasnyarendah, dantidakdapatmenumbuhkembangkan prosespartisipasiaktifdalampembelajaran. Keadaaniniterjadisebagaiakibat elemen-elementerbentuknyaprosespartisipasi yang berupa, (i) doronganuntuk memperolehharapan (effort), (ii) kemampuanmengikutiprosespembelajaran, dan (iii) peluanguntukmengungkapkanmateripembelajaran yang diperolehnyadidunia nyata/masyarakattidakadaatausangatterbatas. Intensitaspembelajaranmahasiswa umumnyameningkat (tetapitetaptidakefektif), terjadipadasaat-saatakhirmendekati ujian. Akibatnyamutumateridanprosespembelajaransangatsulituntukdiases. Dosenmenjadipusatperandalampencapaianhasilpembelajarandanseakan-akan menjadisatu-satunyasumberilmu.
  • 10. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN DALAM KBK A. Small Group Discussion Diskusiadalahsalahsatuelemenbelajarsecaraaktifdanmerupakanbagiandari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CbL, PBL, dan lain-lain. Mahasiswapesertakuliahdimintamembuatkelompokkecil (5 sampai 10 orang) untukmendiskusikanbahan yang diberikanolehdosenataubahan yang diperoleh sendiriolehanggotakelompoktersebut. Denganaktivitaskelompokkecil, mahasiswa akanbelajar: (a) Menjadipendengar yang baik; (b) Bekerjasamauntuktugasbersama; (c) Memberikandanmenerimaumpanbalik yang konstruktif; (d) Menghormati perbedaanpendapat; (e) Mendukungpendapatdenganbukti; dan (f) Menghargai sudutpandang yang bervariasi (gender, budaya, dan lain-lain). Adapunaktivitas diskusikelompokkecildapatberupa: (a) Membangkitkanide; (b) Menyimpulkan poinpenting; (c) Mengasestingkatskill danpengetahuan; (d) Mengkajikembalitopik dikelassebelumnya; (e) Menelaahlatihan, quiz, tugasmenulis; (f) Memproses outcome pembelajaranpadaakhirkelas; (g) Memberikomentartentangjalannya kelas; (h) Membandingkanteori, isu, daninterpretasi; (i) Menyelesaikanmasalah; dan (j) Brainstroming.
  • 11.
  • 12. Simulasiadalah model yang membawasituasi yang miripdengansesungguhnyake
  • 18. peran (role playing). Dalamcontohdiatas, setiapmahasiswadapatdiberiperan
  • 20. (b) Simulation exercices and simulation games; dan (c) Model komputer. Simulasi
  • 24. 28
  • 26.
  • 27. D. Self-Directed Learning (SDL) SDL adalahprosesbelajar yang dilakukanatasinisiatifindividumahasiswasendiri. Dalamhalini, perencanaan, pelaksanaan, danpenilaianterhadappengalamanbelajar yang telahdijalani, dilakukansemuanyaolehindividu yang bersangkutan. Sementara dosenhanyabertindaksebagaifasilitator, yang memberiarahan, bimbingan, dan konfirmasiterhadapkemajuanbelajar yang telahdilakukanindividumahasiswa tersebut. Metodebelajarinibermanfaatuntukmenyadarkandanmemberdayakanmahasiswa, bahwabelajaradalahtanggungjawabmerekasendiri. Dengankata lain, individu mahasiswadidoronguntukbertanggungjawabterhadapsemuafikirandantindakan yang dilakukannya. Metodepembelajaran SDL dapatditerapkanapabilaasumsiberikutsudahterpenuhi. Sebagaiorangdewasa, kemampuanmahasiswasemestinyabergeserdariorang yang tergantungpadaorang lain menjadiindividu yang mampubelajarmandiri. Prinsip yang digunakandidalam SDL adalah: (a) Pengalamanmerupakansumberbelajar yang sangatbermanfaat; (b) Kesiapanbelajarmerupakantahapawalmenjadi pembelajarmandiri; dan (c) Orangdewasalebihtertarikbelajardaripermasalahan daripadadariisimatakuliahPengakuan, penghargaan, dandukunganterhadapproses belajarorangdewasaperludiciptakandalamlingkunganbelajar. Dalamhalini, dosen danmahasiswaharusmemilikisemangat yang salingmelengkapidalammelakukan pencarianpengetahuan.
  • 28. E. Cooperative Learning (CL) CL adalahmetodebelajarberkelompok yang dirancangolehdosenuntuk memecahkansuatumasalah/kasusataumengerjakansuatutugas. Kelompokini terdiriatasbeberapaorangmahasiswa, yang memilikikemampuanakademik yang beragam. Metodeinisangatterstruktur, karenapembentukankelompok, materi yang dibahas, langkah-langkahdiskusisertaprodukakhir yang harusdihasilkan, semuanya ditentukandandikontrololehdosen. Mahasiswadalamhalinihanyamengikuti prosedurdiskusi yang dirancangolehdosen. Padadasarnya CL sepertiinimerupakan perpaduanantarateacher-centered danstudent-centered learning. CL bermanfaatuntukmembantumenumbuhkandanmengasah: (a) kebiasaanbelajar aktifpadadirimahasiswa; (b) rasa tanggungjawabindividudankelompokmahasiswa; (c) kemampuandanketerampilanbekerjasamaantarmahasiswa; dan (d) keterampilan sosialmahasiswa.
  • 29. F. Collaborative Learning (CbL) CbLadalahmetodebelajar yang menitikberatkanpadakerjasamaantarmahasiswa yang didasarkanpadakonsensus yang dibangunsendiriolehanggotakelompok. Masalah/tugas/kasusmemangberasaldaridosendanbersifatopen ended, tetapi pembentukankelompok yang didasarkanpadaminat, prosedurkerjakelompok, penentuanwaktudantempatdiskusi/kerjakelompok, sampaidenganbagaimanahasil diskusi/kerjakelompokingindinilaiolehdosen, semuanyaditentukanmelalui konsensus bersamaantaranggotakelompok.
  • 30. G. Contextual Instruction (CI) CI adalahkonsepbelajar yang membantudosenmengaitkanisimatakuliahdengan situasinyatadalamkehidupansehari-haridanmemotivasimahasiswauntukmembuat keterhubunganantarapengetahuandanaplikasinyadalamkehidupansehari-hari sebagaianggotamasyarakat, pelakukerjaprofesionalataumanajerial, entrepreneur, maupuninvestor. Sebagaicontoh, apabilakompetensi yang dituntutmatakuliahadalahmahasiswadapat menganalisisfaktor-faktor yang mempengaruhiprosestransaksijualbeli, makadalam pembelajarannya, selainkonseptransaksiinidibahasdalamkelas, jugadiberikan contoh, danmendiskusikannya. Mahasiswajugadiberitugasdankesempatanuntuk terjunlangsungdipusat-pusatperdaganganuntukmengamatisecaralangsungproses transaksijualbelitersebut, ataubahkanterlibatlangsungsebagaisalahsatu pelakunya, sebagaipembeli, misalnya. Padasaatitu, mahasiswadapatmelakukan pengamatanlangsung, mengkajinyadenganberbagaiteori yang ada, sampaiiadapat menganalisfaktor-faktorapasaja yang mempengaruhiterjadinyaprosestransaksijual beli. Hasilketerlibatan, pengamatandankajiannyainiselanjutnyadipresentasikandi dalamkelas, untukdibahasdanmenampung saran danmasukan lain dariseluruh anggotakelas. Padaintinyadengan CI, dosendanmahasiswamemanfaatkanpengetahuansecara bersama-sama, untukmencapaikompetensi yang dituntutolehmatakuliah, serta memberikankesempatanpadasemuaorang yang terlibatdalampembelajaranuntuk belajarsatusama lain.
  • 31. H. Project-Based Learning (PjBL) PjBLadalahmetodebelajar yang sistematis, yang melibatkanmahasiswadalam belajarpengetahuandanketerampilanmelaluiprosespencarian/penggalian (inquiry) yang panjangdanterstrukturterhadappertanyaan yang otentikdankompleksserta tugasdanproduk yang dirancangdengansangathati-hati.
  • 32. I. Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I) I. Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I) PBL/I adalahbelajardenganmemanfaatkanmasalahdanmahasiswaharusmelakukan pencarian/penggalianinformasi (inquiry) untukdapatmemecahkanmasalahtersebut. Padaumumnya, terdapatempatlangkah yang perludilakukanmahasiswadalam PBL/I, yaitu: (a) Menerimamasalah yang relevandengansalahsatu/beberapa kompetensi yang dituntutmatakuliah, daridosennya; (b) Melakukanpencarian data daninformasi yang relevanuntukmemecahkanmasalah; (c) Menata data dan mengaitkan data denganmasalah; dan (d) Menganalisstrategipemecahan masalahPBL/I adalahbelajardenganmemanfaatkanmasalahdanmahasiswaharus melakukanpencarian/penggalianinformasi (inquiry) untukdapatmemecahkan masalahtersebut.