SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
KERUSAKAN TERUMBU KARANG, MANGROVE DAN PADANG LAMUN
ANCAMAN TERHADAP SUMBERDAYA IKAN, APARTEMEN IKAN SOLUSINYA
Indra Warman **)
Abstrak
Ekosistem Terumbu Karang, ekosistem Padang Lamun dan ekosistem
Mangrove merupakan ekosistem yang paling menentukan dalam pengayan dan
pemulihan ketersedian sumberdaya ikan di laut. Semua ekosistem tersebut
merupakan tempat aktifitas ikan dan kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
ikan dalam aktifitas hidup. Berfungsi sebagai daerah Pemijahan (Spawning
Ground), daerah asuhan atau pembesaran (Nursery Ground) dan daerah mencari
makan (Feeding Ground).
Kerusakan ekosistem tersebut telah hampir menyeluruh di semua wilayah di
indonesia akibat penggunaan bahan peledak, pencemaran lingkungan dan
dijadikannya sebagai kawasan tambak, kawasan industri serta pemukiman. Tentu
mengancam ketersedian sumberdaya ikan dan biota laut pada akhrnya nelayan
yang menggantungkan hidup dari usaha penangkapan juga terancam. Terlihat
dari semakin jauhnya daerah penangkapan, semakin sedikitnya hasil tangkapan
dan semakin kecilnya ukuran ikan yang tertangkap. Sehingga Perlu langkah
konkrit, salah satu langkah saat ini sedang populer dan gencar dilakukan adalah
pembuatan Apartemen Ikan (Fish Apartemen).
Apartemen ikan merupakan suatu bangunan yang tersusun dari konstruksi
partisi plastik, shelter, dan pemberat yang ditempatkan di dasar perairan berfungsi
sebagai tempat berpijah bagi ikan-ikan dewasa (spawning ground) dan atau areal
perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur dan serta anak-anak ikan
(nursery ground) yang bertujuan untuk memulihkan ketersedian (stok)
sumberdaya ikan.
Kata kunci : Kerusakan, Sumberdaya, Apartemen Ikan
I. PENDAHULUAN
Sebagaimana halnya kondisi kelautan dan perikanan global, di Indonesia
pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan laut secara umum telah terjadinya
fenomena lebih tangkap (overfishing) yang mengarah pada penurunan stock ikan
di daerah tertentu. Hal ini dapat diamati dari semakin jauhnya daerah
penangkapan, menurunnya hasil tangkapan dan semakin mengecilnya ukuran
ikan yang tertangkap. Kecenderungan ini menunjukan bahwa laju usaha
penangkapan telah melebihi kemampuan sumberdaya untuk melakukan
sustainable terhadap stock ikan. Kalau kondisi ini tidak segera dicarikan solusi
maka kemungkinan suatu saat tidak ada lagi ikan yang akan dimakan manusia
karena punah.
Penurunan sumberdaya ikan merupakan dampak dari interaksi antara
aktifitas penangkapan yang semakin intensif sementara daya dukung perairan
mengalami degredasi akibat rusaknya terumbu karang, mangrove, padang lamun
di perairan. Secara ekologis habitat tersebut sangat dibutuhkan untuk penopang
keberlanjutan sumberdaya ikan karena berfungsi sebagai daerah pemijahan
(spawning ground), daerah pembesaran dan asuhan (nursery ground), dan daerah
mencari makan (feeding ground).
Sehubungan kondisi tersebut upaya mengantisipasi kurusakan perairan,
terumbu karang, mangrove, padang lamun dan biota lainnya telah banyak
dilakukan baik oleh pemerintah, swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat.
Mulai pembelajaran pentingnya memelihara lingkungan kepada sekolah dasar
sampai perguruan tinggi hingga gerakan sosial kepada kalangan generasi muda
dan masyarakat telah gencar dilakukan. Berbagai slogan muncul ‘Selamatkan
Terumbu Karang’, ‘Cinta Bahari’,’Gempita’, ramai dipromosikan bahkan secara
nasional. Artinya sudah menjadi kewajiban bagi setiap anggota masyarakat untuk
ikut bertanggung jawab apabila aktifitasnya mengakibatkan pencemaran dan
rusaknya lingkungan. Pencemaran sungai yang pada akhirnya bermuara di laut
dapat mengakibatkan sakitnya ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang
lamun bahkan mematikan ikan dan biota laut lainnya.
Tindakan nyata sudah banyak dilakukan untuk memperbaiki ekosistem
terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun. Diantaranya yang paling
populer pembuatan dan pemasangan terumbu karang (artificial reef) yang
diprakarsai oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Penciptaan kawasan
konservasi sumberdaya ikan dan perlindungan daerah penangkapan ikan dari
jenis-jenis alat tertentu sudah dilakukan dalam upaya rehabilitasi perairan.
(Bambang N, dkk, 2011). Kemudian melakukan konservasi terhadap lahan bekas
pembabatan hutan mangrove, bekas tambak udang yang tiak produktif lagi dan
pembuatan regulasi berupa peraturan-peraturan.
Salah satu strategi pemulihan potensi sumberdaya ikan yaitu pembuatan
Rumah Ikan (Fish Apartemen) yang merupakan salah satu bentuk pengayaan
stock yang berkelanjutan sebagai bentuk modifikasi generasi baru rumpon. Fish
Apartemen memiliki fungsi yang lebih komplek dibanding rumpon yang mampu
berperan membentuk ekologis habitat alami sumberdaya ikan.
Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang, Ekosistem Mangrove, Padang
Lamun
A. Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis
dengan tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk
dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas
Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia.
Ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas wilayah
tropik yang memiliki pesisir laut. Terumbu karang juga didefinisikan sebagai
sumberdaya yang memiliki konservasi tinggi karena memiliki keanekaragaman
biologis yang tinggi, keindahan, dan menyediakan cadangan sumber plasma
nutfah (Sawyer; Dahuri, 2005). Ciri yang menonjol ekosistem yaitu mempunyai
produktifitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi. Sifat lain terumbu
karang adalah nilai estetika yang tinggi dari perpaduan antara karang batu
(hermatific) dengan biota lain menjadikan ekosistem tersebut bernuansa
keindahan yang alami. Terumbu karang juga merupakan pondasi yang kokoh
untuk melindungi pulau-pulau, pantai dari badai dan gempuran ombak yang
dahsyat.
Secara umum penyebaran terumbu karang di dunia banyak di daerah
beriklim tropis dibanding beriklim subtropis. Karena terumbu karang sangat
tergantung pada keberadaan sinar Matahari. Iklim tropis penyebaran sinar
Mataharinya berlangsung sepanjang hari dan sepanjang masa sedangkan
iklim subtropis dipengaruhi oleh musim. Di perairan, terumbu karang dapat
hidup hingga ke dalaman 40 meter dan juga tergantung kecerahan perairan
atau sejauh mana sinar Matahari dapat menembus. Terumbu karang sangat
sensitif terhadap pengaruh aktifitas manusia. Di Indonesia akibat pencemaran
dan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya bermuara ke laut kondisi
terumbu karang umumnya telah mengalami penurunan kualitas.
Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang
terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai
sekitar 60.000 km2
. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara
pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu
karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang
masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan
meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya
kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on
International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES),
laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem
penanganannya.
Aktifitas manusia yang menyebabkan rusaknya terumbu karang adalah
penggunaan bahan peledak, limbah, pembuangan jangkar, reklamasi
pemungkinan, koleksi dan lain sebagainya telah mengsengsarakan ekosistem
teumbu karang,
Gambar Penggunaan Bahan Peledak dan Pengumpulan Terumbu Karang
Keberadaan terumbu karang sangat penting bagi kehidupan biota laut
karena ribuan spesies organisme dan ikan menggantungkan hidup pada
ekosistem terumbu karang. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat hidup
ikan-ikan tertentu dan berfungsi menaham abrasi pantai dari gelombang dan
ombak. Selain itu terumbu karang memiliki nilai keindahan alami sebagai
kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai primadona wisata bawah laut.
Sungguh sangat mengancam kehidupan organisme dan ikan apabila terjadi
kerusakan terumbu karang. Terancamnya kehidupan organisme dan ikan
sama halnya akan mengancam kehidupan manusia, karena manusia
membutuhkan sumber pangan dari ikan yang salah satu ekosistem
pendukung ketersedian sumberdaya ikan adalah terumbu karang.
Gambar Kerusakan Terumbu Karang
Secara umum di bebagai wilayah di Indonesia umumnya kondisi
terumbu karang telah mengalami kerusakan yang mencapai pada tingkat
memprihatinkan. Hal ini berakibat buruk bagi ekosistem terumbu karang di
Indonesia bila dibiarkan tanpa solusi. Untuk itu perlu langkah penyelamatan
dan usaha mencarikan solusi lain agar sumberdaya ikan yang
menggantungkan aktifitasnya di ekosistem terumbu karang. Akibat rusaknya
terumbu karang telah berakibat menurunnya ketersedian sumberdaya ikan
dan menurunkan hasil tangkapan nelayan.
B. Ekosistem Mangrove
Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai komunitas yang hidup
pada kawasan lembab dan berlumpur yang dipengaruhi oleh gerak air laut
pasang surut, berfungsi sebagai tempat memijahnya berbagai spesies ikan,
udang dan biota laut lainnya serta merupakan habitat berbagai spesies
burung, mamalia dan reptilia. (Kamal, dkk. 2005).
Hutan mangrove juga merupakan salah satu ekosistem utama di
wilayah pesisir dan laut yang tumbuh dan berkembang baik di Indonesia,
merupakan salah satu sumberdaya alam pesisir dan laut dapat pulih yang
sangat kaya dan produktif. Hutan mangrove dengan beragam vegetasi dan
fauna asosiatifnya memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Hutan
mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari gempuran atau hempasan
ombak, arus yang kuat dan abrasi pantai. Memiliki nilai ekonomis sebagai
tempat penangkapan dan budidaya berbagai jenis dan udang, selain dapat
dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan, arang dan bahan baku kertas.
Adapun fungsi fisik mangrove untuk menjaga agar garis pantai tetap
stabil, menyangga terhadap rembesan air laut (intrusi)) dan sebagai penyaring
(filter) polutan yang datang. Tumbuhan mangrove mempuyai keistimewaan
dibanding tumbuhan lain. Tumbuhan ini memiliki daya adaptasi yang khas
terhadap lingkungan sehingga memiliki arti yang sangat penting bagi
ekosistem pantai dan biota laut.
Hutan mangrove sebagai suatu ekosistem yang unik mempunyai fungsi
pokok sebagai berikut :
1. Fungsi fisik, menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari
gempuran ombak dan abrasi, menjadi wilayah penyangga terhadap
rembesan air laut (intrusi) dan sebagai filter pencemaran yang masuk ke
laut.
2. Fungsi biologis, sebagai daerah asuhan dan tempat pemijahan bagi ikan,
udang, kepiting, kerang dan biota perairan lainnya, tempat persinggahan
burung-burung yang bermigrasi serta tempat habitat alami berbagai jenis
biota flora (anggrek) dan fauna lainnya.
3. Fungsi ekonomis, sebagi sumber bahan bakar (arang dan kayu bakar),
bahan bangunan (balok, atap rumah dan tikar), perikanan, pertanian, tekstil
(serat sintetis), makanan, obat-obatan, minuman (alkohol), bahan mentah
kertas, bahan pembuat kapal (gading-gading) dan lainnya. (Purwanto,
1995; Kamal, 2005).
Bengen (2001; dalam Rochana, 2012), menguraikan adaptasi
tumbuhan mangrove bebagai berikut :
1. Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki
bentuk perakaran yang khas
- Bertipe akar cakar ayam yaitu jenis Avecennia spp, Xylocarpus spp dan
Sonneratia spp.
- Bertipe penyangga/tongkat yaitu jenis Rhyzophora spp
Dengan jenis akar-akar tersebut memungkinkan tumbuhan mangrove untuk
tetap berdiri kokoh walau digempur badai dan gelombang sehingga dapat
melindungi pulau atau pantai. Kemudian dapat menahan abrasi dan menahan
humus dan lumpur sehingga wilayah hutan mangrove tersebut tetap subur.
2. Adaptasi terhadap kadar garam
Adanya sel khusus pada daun yang berfungsi menyimpan garam, daun yang
tebal dan memiliki struktur stomata khusus berfungsi mengurangi
penguapan. Kondisi ini menjadikan tumbuhan mangrove mampu mencegah
intrusi air laut yang asin ke daratan.
3. Adaptasi terhadap pasang surut melalui susunan struktur akar yang kokoh
dan unik, membuat unsur hara dan sendimen subur tetap tesedia di
kawasan ini.
Namun kondisi hutan mangrove di Indonesia yang ada saat ini sangat
memprihatinkan. Luas hutan mangrove Indonesia turun dari 5,21 juta ha antara
1982-1987 menjadi 3,24 juta ha dan makin menyusut menjadi 2,5 juta ha tahun
1993 (Widigdo, 2000; dalam Rochana, 2010). Sedangkan Arabaya dan Wanna,
2006; dalam Santoso, 2008; luas hutan mangrove di Indonesia 4,25 juta ha.
Walau terjadi perbedaan angka luasan mangrove, namun terlihat jelas bahwa
hutan mangrove telah berubah fungsi dari yang seharusnya. sangat banyak
sekali wilayah hujan mangrove dijadikan sebagai lahan tambak, pemukiman
pesisir pantai, kawasan wisata, kawasan industri dan lain sebagainya.
Gambar kerusakan Mangrove dan dibabat dijadikan kayu bakar,arang dll
Kerusakan hutan mangrove ini berakibat terancamnya biota laut dan
sumberdaya ikan dan akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan,
karena hutan mangrove yang berfungsi sebagai tempat daerah pemijahan
(spawining ground), daerah pembesaran dan asuhan (nursery ground) dan
daerah mencari makan (feeding ground) telah rusak dan tinggal sedikit. Untuk
itu perlu solusi agar biota laut dapat terselamatkan dan pemulihan sumberdaya
ikan.
C. Ekosistem Padang Lamun
Padang lamun (sea grass) merupakan tumbuhan berbunga yang hidup
terbenam di dasar laut. Tumbuhan ini terdiri dari akar, batang (Rhizome) dan
daun. Warna daun kecoklatan sedang batang coklat tua, batangnya berbuku-buku
dan berbunga.Tumbuh berdiri tegak di dasar laut, akarnya menancap ke dalam
pasir dengan kuat sehingga mampu berdiri tegak walau dihempas gelombang dan
arus air. Biasa hidup pada perairan disekitar pulau-pulau,di perairan dangkal
hingga sedang dengan penetrasian sinar matahari.
Ekosistem lamun memiliki produktifitas organik tinggi karena itu juga
berfungsi sebagai feeding ground (daerah mencari makan), spawning ground
(daerah pemijahan), nursery ground (daerah pembesaran/asuhan). Beberapa
jenis lamun digunakan sebagai bahan makan, pupuk dan lain-lain. Di kepulauan
Seribu bijinya digunakan sebagai bahan makanan bagi masyarakat. Namun di
Indonesia belum banyak penelitian tentang lamun sehingga belum diketahui nilai
ekonomi ekosistem padang lamun. Di negara-negara ASEAN nilai ekonomi
padang lamun juga belum diperhitungkan.
Luas padang lamun di Indonesia diperkirakan sekitar 30.000 km2
yang dihuni
oleh 13 jenis lamun. Suatu padang lamun dapat terdiri dari vegetasi tunggal yakni
tersusun dari satu jenis lamun saja ataupun vegetasi campuran yang terdiri dari
berbagai jenis lamun. Di setiap padang lamun hidup berbagai biota lainnya yang
berasosiasi dengan lamun, yang keseluruhannya terkait dalam satu rangkaian
fungsi ekosistem. (Nondji,2010).
Di negara-negara maju lamun sudah sangat banyak dimanfaatkan bahkan
memiliki nilai ekonomi tinggi, dapat dijadikan sebagai suplai energi yang dihasilkan
untuk budidaya kerang, perikanan komersialm olah raga pancing dan permainan
air. Di Denmark, lamun digunakan untuk menggantikan makanan bagi hewan dan
komponen pupuk di daerah pesisir. Di Jerman digunakan sebagai bahan baku
kertas dan bahan pengganti dalam pabrik nitro selulosa. Berbeda lagi di Amerika,
Lamun kering digunakan bahan mencegah kebakaran (Dahuri, 2005)
Gambar Padang Lamun
Akibat aktifitas penangkapan yang tidak ramah lingkungan dan
pencemaran lingkungan dari daratan, tumpahan minyak, penggunaan bahan
peledak dan lain sebagainya telah mengusik kesuburan dan keberadaan
ekosistem padang lamun. Padahal ekosistem ini sangat berguna bagi biota laut
dan ikan. Akibat kerusakan ekosistem padang lamun telah menyebabkan kondisi
perairan disekitarnya kehilangan sumbedaya biota dan ikan. Akibatnya hasil
tangkap nelayan turut menurun karena ekosistem padang lamun tidak lagi i
sebagai tempat mencari makan bagi ikan dan biota laut. Tentu saja akan
mengancam ketersedian sumberdaya ikan yang ada.
D. Apartemen Ikan Solusinya
Apartemen ikan (Rumah Ikan) adalah suatu bangunan berongga yang
tersusun dari konstruk partisi plastik, shelter, dan pemberat yang ditempaatkan di
dasar perairan berfungsi sebagai tempat berpijah bagi ikan-ikan dewasa
(spawning ground) dan atau areal perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi
telur,larva serta anak-anak ikan (nursery ground) yang bertujuan untuk
memulihkan ketersedian (stok) sumberdaya ikan (Bambang, dkk, 2011).
Pengembangan Rumah Ikan merupakan bentuk kegiatan pengayaan stock
yang ditujukan untuk menjaga keberlajutan pemanfaatan sumberdaya ikarn
melalui introduksi buatan sebagai area khusus, yang diharapkan mempengaruhi
atau menggantikan sebagaian peran/fungsi ekologis habitat alami sumberdaya
ikan seperti Terumbu Karang, Mangrove dan Padang Lamun.
Gagasan Rumah Ikan merupakan pengembangan dari pemasangan rumpon
dasar yang telah berhasil meningkatkan ketersedian stok ikan, hasil pengamatan
menunjukkan bahwa rumpon dasar telah berhasil mengumpulkan ikan-ikan dasar
dan ikan pelagis (permukaan) bahkan dijumpai juvenil biota laut menempel pada
rumpon dasar tersebut sehingga sangat bermanfaat bagi habitat biota laut.
Rumpon dasar atau disebut juga Rumah Ikan (setelah dimodifikasi)
merupakan alat bantu pengumpul ikan (fish agregatting device) yang terbuat dari
ban-ban bekas yang dirangkai sedemikian rupa dengan bentuk konstruksi tertentu
dan dilengkapi rumbai-rumbai dari bahan pita plastik. Metode ini telah berhasil
meningkatkan produksi ikan di tempat-tempat yang kurang produktif tanpa
menggangu kelestarian sumberdaya.
Hasil pengamatan nelayan di wilayah perairan Kabupaten Brebes
memperoleh hasil tangkapan ikan teri dan bilis di lapisan atas perairan yang di
bawahnya dipasang modul-modul rumpon dasar. Demikian juga nelayan di
Pekalongan memperoleh hasil tangkapan ikan Teri dan ikan Tenggiri di area
rumpon dasar. Bahkan berhasil menangkap ikan kerapu putih (Lates calkarifer). Di
Kecamatan Batangan Kabupaten Pati, yang semula perairannya jarang tertangkap
Udang Putih (Paneaus merguiensis), setelah dipasang rumpon dasar maka Udang
Putih banyak terdapat dan tertangkap oleh nelayan.
Bahan Apartemen Ikan
Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan kerangka apartemen
ikan adalah bahan plastik jenis Polyprophylene (pp). Dipilihnya bahan plastik
karena mudah didapat dan dapat diproduksi dalam jumlah yang sesuai
dikehendaki, relatif aman (tidak beracun), tidak larut dalam air, tahan lama, aman
bagi manusia dan lingkungan (Life Cycle Assessment of PVC European
Commission; dalam Bambang, dkk, 2011)
Pertimbangan bahan plastik merupakan alternatif selain kayu, bambu,
tembikar, semen cor dan ban bekas. Karena seperti bahan ban bekas telah
dilarang penggunaannya oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap,
Departemen Kelautan dan Perikanan, sebab dikwuatirkan akan mencemari
lingkungan.
Plastik jenis Polyprophylene merupakan plastik transparan yang tidak jernih
atau berawan, sifatnya lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang
rendah. Memiliki ketahanan baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan
cukup mengkilap. Dengan sifat-sifat tersebut plastik ini paling baik bila digunakan
sebagai pembungkus makanan atau minuman, Ummu Syifa (2008); dalam
Bambang dkk, 2011).
Selanjutnya Imam Mujiarto (2005); dalam Bambang dkk (2011)
menambahkan bahwa plastik Polyprohylene memiliki titik leleh yang cukup tinggi
(190-200
o
C) dan titik kristalisasinya antara (130-135
o
C) serta ketahanan
terhadap bahan kimia sangat tinggi.
Konstruksi Apatemen Ikan
Konstruksi Apartemen Ikan terdiri dari kerangka, shelter dan pemberat.
Kerangka merupakan komponen apartemen ikan yang tersusun dari rangkaian
partisi plastik (keping/lempengan cetakan) dan berfungsi sebagai tempat
berlindung telur, larva dan juvenil ikan. Shelter adalah komponen terbuat dari
plastik/potongan tali/potongan jaring atau bahan lainnya berfungsi sebagai media
menempel dan berlindung telur, larva dan juvenil ikan. Pemberat merupakan
komponen yang terbuat dari beton cor berfungsi sebagai pemberat/stabilator agar
kerangka apartemen ikan dapat berdiri tegak.
Gambar Rangkaian Apartemen Ikan
Kesimpulan
Sebagai kesimpulan adalah :
1. Ekosistem terumbu karang, Mangrove dan Padang Lamun sangat
menentukan dalam ketersedian sumberdaya stok ikan dan biota laut.
Karena berfungsi sebagai daerah pemijahan, daerah perlindungan, asuhan,
dan daerah mencari makan.
2. Akibat aktifitas penangkapan yang tidak ramah lingkungan dan
pencemaran air telah merusak ekosistem tersebut.
3. Kerusakan ekosistem tersebut mengancam ketersediaan sumberdaya ikan
dan biota laut.
4. Perlu langkah konkrit untuk menyelamatkan kerusakan ekosistem dengan
program penyadaran masyarakat untuk memelihara lingkungan.
5. Apartemen ikan salah satu solusi meningkatkkan ketersedian sumberdaya
stok ikan dan biota laut. Apartemen Ikan sebagai penyedia benih alam.
Daftar Pustaka
Bambang, dkk. 2011. Apartemen Ikan (Fish Apartemen) Sebagai Pilar Pelestari
Sumberdaya Ikan. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan
(BBPPI), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Semarang
BBPPI. 2011. Panduan Pelaksanaan Pengembangan Rumah Ikan. Dalam Rangka
Pemulihan Sumberdaya Ikan. Semarang.
Dahuri, R. 2005. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia. Jakarta.
Dewanto, H. 2012. Hubungan Ekologis dan Biologis yang Terjadi Antara
Mangrove, Lamun, dan Terumbu Karang.
http.//uripsantoso.wordpress.com
Husni, E. 2010. Pola Pertumbuhan Propagul Mangrove Jenis Rhizophoraceae di
Kawasan Pesisir Sumatera Barat. Jurnal Mangrove dan Pesisir.
Vol. X No. 1. Tahun 2010. Padang.
http://id.wikipedia.org/wiki/terumbu karang
http://id.wikipedia.org/wiki/padang_lamun
Kamal, E. 2007. Struktur dan Komposisi Hutan Mangrove di Air Bangis,
Kabuapaten Pasaman Barat. Jurnal Mangrove dan Pesisir. Vol.
VII No. 1. Tahun 2007. Padang.
Kamal, E dkk. 2005. Mangrove Sumatera Barat. Pusat Kajian Mangrove dan
Kawasan Pesisir. Universitas Bung Hatta. Padang.
Nontji,2010. Pengelolaan dan Rehalibitasi Lamun
Rochana, E. 2010. Ekosistem Mangrove dan Pengelolaanya di Indonesia.
www.irwantoshut.com’
Santoso, U. 2008. Hutan Mangrove, Permasalahan dan Solusinya.
http.//uripsantoso.wordpress.com
Wiryono. 2009. Ekologi Hutan. Unib Press. Bengkulu.
-----------. 2012. Pengantar Ilmu Lingkungan. Badan Penerbitan Fakultas Pertanian
UNIB. Bengkulu

More Related Content

What's hot (20)

Ekologi laut tropis
Ekologi laut tropisEkologi laut tropis
Ekologi laut tropis
 
Kelompok 1 (gastropoda)
Kelompok 1 (gastropoda)Kelompok 1 (gastropoda)
Kelompok 1 (gastropoda)
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Mengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu KarangMengenal Terumbu Karang
Mengenal Terumbu Karang
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Mangrove power point
Mangrove power pointMangrove power point
Mangrove power point
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
Sistem otot ikan
Sistem otot ikanSistem otot ikan
Sistem otot ikan
 
Terumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk SiswaTerumbu Karang - Untuk Siswa
Terumbu Karang - Untuk Siswa
 
Planktonologi
PlanktonologiPlanktonologi
Planktonologi
 
Laporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologiLaporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologi
 
Pikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikanPikp modul5&6-jenis ikan
Pikp modul5&6-jenis ikan
 
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
148516883 konsep-pengelolaan-pesisir
 
Konservasi laut
Konservasi lautKonservasi laut
Konservasi laut
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
 
Agnatha.pptx1
Agnatha.pptx1Agnatha.pptx1
Agnatha.pptx1
 
Pengantar limnologi
Pengantar limnologiPengantar limnologi
Pengantar limnologi
 

Similar to Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove

Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangAdy Purnomo
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxSuBagio6
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiamasmukriyadi
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Sutrisna Sandi
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) akb78
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyawahyuddin S.T
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauAziza Syilpa
 
Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01rulli saputra
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputerleosakson
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrovehar tati
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxRenadaArifaDhuantie
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 

Similar to Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove (20)

Makalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu KarangMakalah Terumbu Karang
Makalah Terumbu Karang
 
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
Program peningkatan kesadaran masyarakat tentang pelestarian mangrove berbasi...
 
Metode penelitian pesisir
Metode penelitian  pesisirMetode penelitian  pesisir
Metode penelitian pesisir
 
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptxPPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
PPT . POTENSI KEMARITIMAN INDONESIA.pptx
 
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesiaPpt . potensi kemaritiman indonesia
Ppt . potensi kemaritiman indonesia
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
Presentasi eko.lingkungan "PESISIR DAN LAUT INDONESIA''
 
Lamun
Lamun Lamun
Lamun
 
Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut) Sumber daya alam(laut)
Sumber daya alam(laut)
 
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannyaDr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
Dr achmad syamsu makalah fungsi mangrove, permasalahan dan konsep pengelolaannya
 
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir RiauPpt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
Ppt IPL permasalahan lingkungan pesisir Riau
 
Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01Materimangrove 111017211550-phpapp01
Materimangrove 111017211550-phpapp01
 
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
KEANEKARAGAMAN BENTHOS DAN NEKTON PADA HUTAN MANGROVE DI DESA PULAU SEMBILAN ...
 
MAteri SIG
MAteri SIGMAteri SIG
MAteri SIG
 
8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim8 bab vi lingkungan maritim
8 bab vi lingkungan maritim
 
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.pptEkologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
 
Paper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi KomputerPaper Aplikasi Komputer
Paper Aplikasi Komputer
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptxJENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
JENIS-JENIS LAHAN BASAH DI LINGKUNGAN PESISIR.pptx
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 

Recently uploaded (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Jurnal kerusakan tk, lamun, maangrove

  • 1. KERUSAKAN TERUMBU KARANG, MANGROVE DAN PADANG LAMUN ANCAMAN TERHADAP SUMBERDAYA IKAN, APARTEMEN IKAN SOLUSINYA Indra Warman **) Abstrak Ekosistem Terumbu Karang, ekosistem Padang Lamun dan ekosistem Mangrove merupakan ekosistem yang paling menentukan dalam pengayan dan pemulihan ketersedian sumberdaya ikan di laut. Semua ekosistem tersebut merupakan tempat aktifitas ikan dan kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh ikan dalam aktifitas hidup. Berfungsi sebagai daerah Pemijahan (Spawning Ground), daerah asuhan atau pembesaran (Nursery Ground) dan daerah mencari makan (Feeding Ground). Kerusakan ekosistem tersebut telah hampir menyeluruh di semua wilayah di indonesia akibat penggunaan bahan peledak, pencemaran lingkungan dan dijadikannya sebagai kawasan tambak, kawasan industri serta pemukiman. Tentu mengancam ketersedian sumberdaya ikan dan biota laut pada akhrnya nelayan yang menggantungkan hidup dari usaha penangkapan juga terancam. Terlihat dari semakin jauhnya daerah penangkapan, semakin sedikitnya hasil tangkapan dan semakin kecilnya ukuran ikan yang tertangkap. Sehingga Perlu langkah konkrit, salah satu langkah saat ini sedang populer dan gencar dilakukan adalah pembuatan Apartemen Ikan (Fish Apartemen). Apartemen ikan merupakan suatu bangunan yang tersusun dari konstruksi partisi plastik, shelter, dan pemberat yang ditempatkan di dasar perairan berfungsi sebagai tempat berpijah bagi ikan-ikan dewasa (spawning ground) dan atau areal perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur dan serta anak-anak ikan (nursery ground) yang bertujuan untuk memulihkan ketersedian (stok) sumberdaya ikan. Kata kunci : Kerusakan, Sumberdaya, Apartemen Ikan I. PENDAHULUAN Sebagaimana halnya kondisi kelautan dan perikanan global, di Indonesia pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan laut secara umum telah terjadinya fenomena lebih tangkap (overfishing) yang mengarah pada penurunan stock ikan di daerah tertentu. Hal ini dapat diamati dari semakin jauhnya daerah penangkapan, menurunnya hasil tangkapan dan semakin mengecilnya ukuran ikan yang tertangkap. Kecenderungan ini menunjukan bahwa laju usaha
  • 2. penangkapan telah melebihi kemampuan sumberdaya untuk melakukan sustainable terhadap stock ikan. Kalau kondisi ini tidak segera dicarikan solusi maka kemungkinan suatu saat tidak ada lagi ikan yang akan dimakan manusia karena punah. Penurunan sumberdaya ikan merupakan dampak dari interaksi antara aktifitas penangkapan yang semakin intensif sementara daya dukung perairan mengalami degredasi akibat rusaknya terumbu karang, mangrove, padang lamun di perairan. Secara ekologis habitat tersebut sangat dibutuhkan untuk penopang keberlanjutan sumberdaya ikan karena berfungsi sebagai daerah pemijahan (spawning ground), daerah pembesaran dan asuhan (nursery ground), dan daerah mencari makan (feeding ground). Sehubungan kondisi tersebut upaya mengantisipasi kurusakan perairan, terumbu karang, mangrove, padang lamun dan biota lainnya telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah, swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Mulai pembelajaran pentingnya memelihara lingkungan kepada sekolah dasar sampai perguruan tinggi hingga gerakan sosial kepada kalangan generasi muda dan masyarakat telah gencar dilakukan. Berbagai slogan muncul ‘Selamatkan Terumbu Karang’, ‘Cinta Bahari’,’Gempita’, ramai dipromosikan bahkan secara nasional. Artinya sudah menjadi kewajiban bagi setiap anggota masyarakat untuk ikut bertanggung jawab apabila aktifitasnya mengakibatkan pencemaran dan rusaknya lingkungan. Pencemaran sungai yang pada akhirnya bermuara di laut dapat mengakibatkan sakitnya ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun bahkan mematikan ikan dan biota laut lainnya. Tindakan nyata sudah banyak dilakukan untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun. Diantaranya yang paling populer pembuatan dan pemasangan terumbu karang (artificial reef) yang diprakarsai oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Penciptaan kawasan konservasi sumberdaya ikan dan perlindungan daerah penangkapan ikan dari jenis-jenis alat tertentu sudah dilakukan dalam upaya rehabilitasi perairan. (Bambang N, dkk, 2011). Kemudian melakukan konservasi terhadap lahan bekas pembabatan hutan mangrove, bekas tambak udang yang tiak produktif lagi dan pembuatan regulasi berupa peraturan-peraturan.
  • 3. Salah satu strategi pemulihan potensi sumberdaya ikan yaitu pembuatan Rumah Ikan (Fish Apartemen) yang merupakan salah satu bentuk pengayaan stock yang berkelanjutan sebagai bentuk modifikasi generasi baru rumpon. Fish Apartemen memiliki fungsi yang lebih komplek dibanding rumpon yang mampu berperan membentuk ekologis habitat alami sumberdaya ikan. Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang, Ekosistem Mangrove, Padang Lamun A. Ekosistem Terumbu Karang Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia. Ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas wilayah tropik yang memiliki pesisir laut. Terumbu karang juga didefinisikan sebagai sumberdaya yang memiliki konservasi tinggi karena memiliki keanekaragaman biologis yang tinggi, keindahan, dan menyediakan cadangan sumber plasma nutfah (Sawyer; Dahuri, 2005). Ciri yang menonjol ekosistem yaitu mempunyai produktifitas dan keanekaragaman jenis biota yang tinggi. Sifat lain terumbu karang adalah nilai estetika yang tinggi dari perpaduan antara karang batu (hermatific) dengan biota lain menjadikan ekosistem tersebut bernuansa keindahan yang alami. Terumbu karang juga merupakan pondasi yang kokoh untuk melindungi pulau-pulau, pantai dari badai dan gempuran ombak yang dahsyat. Secara umum penyebaran terumbu karang di dunia banyak di daerah beriklim tropis dibanding beriklim subtropis. Karena terumbu karang sangat tergantung pada keberadaan sinar Matahari. Iklim tropis penyebaran sinar Mataharinya berlangsung sepanjang hari dan sepanjang masa sedangkan iklim subtropis dipengaruhi oleh musim. Di perairan, terumbu karang dapat hidup hingga ke dalaman 40 meter dan juga tergantung kecerahan perairan
  • 4. atau sejauh mana sinar Matahari dapat menembus. Terumbu karang sangat sensitif terhadap pengaruh aktifitas manusia. Di Indonesia akibat pencemaran dan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya bermuara ke laut kondisi terumbu karang umumnya telah mengalami penurunan kualitas. Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi terumbu karang terbesar di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2 . Hal tersebut membuat Indonesia menjadi negara pengekspor terumbu karang pertama di dunia. Dewasa ini, kerusakan terumbu karang, terutama di Indonesia meningkat secara pesat. Terumbu karang yang masih berkondisi baik hanya sekitar 6,2%. Kerusakan ini menyebabkan meluasnya tekanan pada ekosistem terumbu karang alami. Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah dibatasi oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), laju eksploitasi terumbu karang masih tinggi karena buruknya sistem penanganannya. Aktifitas manusia yang menyebabkan rusaknya terumbu karang adalah penggunaan bahan peledak, limbah, pembuangan jangkar, reklamasi pemungkinan, koleksi dan lain sebagainya telah mengsengsarakan ekosistem teumbu karang, Gambar Penggunaan Bahan Peledak dan Pengumpulan Terumbu Karang Keberadaan terumbu karang sangat penting bagi kehidupan biota laut karena ribuan spesies organisme dan ikan menggantungkan hidup pada ekosistem terumbu karang. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat hidup ikan-ikan tertentu dan berfungsi menaham abrasi pantai dari gelombang dan
  • 5. ombak. Selain itu terumbu karang memiliki nilai keindahan alami sebagai kekayaan alam yang dapat dijadikan sebagai primadona wisata bawah laut. Sungguh sangat mengancam kehidupan organisme dan ikan apabila terjadi kerusakan terumbu karang. Terancamnya kehidupan organisme dan ikan sama halnya akan mengancam kehidupan manusia, karena manusia membutuhkan sumber pangan dari ikan yang salah satu ekosistem pendukung ketersedian sumberdaya ikan adalah terumbu karang. Gambar Kerusakan Terumbu Karang Secara umum di bebagai wilayah di Indonesia umumnya kondisi terumbu karang telah mengalami kerusakan yang mencapai pada tingkat memprihatinkan. Hal ini berakibat buruk bagi ekosistem terumbu karang di Indonesia bila dibiarkan tanpa solusi. Untuk itu perlu langkah penyelamatan dan usaha mencarikan solusi lain agar sumberdaya ikan yang menggantungkan aktifitasnya di ekosistem terumbu karang. Akibat rusaknya terumbu karang telah berakibat menurunnya ketersedian sumberdaya ikan dan menurunkan hasil tangkapan nelayan. B. Ekosistem Mangrove Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai komunitas yang hidup pada kawasan lembab dan berlumpur yang dipengaruhi oleh gerak air laut pasang surut, berfungsi sebagai tempat memijahnya berbagai spesies ikan, udang dan biota laut lainnya serta merupakan habitat berbagai spesies burung, mamalia dan reptilia. (Kamal, dkk. 2005). Hutan mangrove juga merupakan salah satu ekosistem utama di wilayah pesisir dan laut yang tumbuh dan berkembang baik di Indonesia,
  • 6. merupakan salah satu sumberdaya alam pesisir dan laut dapat pulih yang sangat kaya dan produktif. Hutan mangrove dengan beragam vegetasi dan fauna asosiatifnya memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari gempuran atau hempasan ombak, arus yang kuat dan abrasi pantai. Memiliki nilai ekonomis sebagai tempat penangkapan dan budidaya berbagai jenis dan udang, selain dapat dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan, arang dan bahan baku kertas. Adapun fungsi fisik mangrove untuk menjaga agar garis pantai tetap stabil, menyangga terhadap rembesan air laut (intrusi)) dan sebagai penyaring (filter) polutan yang datang. Tumbuhan mangrove mempuyai keistimewaan dibanding tumbuhan lain. Tumbuhan ini memiliki daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan sehingga memiliki arti yang sangat penting bagi ekosistem pantai dan biota laut. Hutan mangrove sebagai suatu ekosistem yang unik mempunyai fungsi pokok sebagai berikut : 1. Fungsi fisik, menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari gempuran ombak dan abrasi, menjadi wilayah penyangga terhadap rembesan air laut (intrusi) dan sebagai filter pencemaran yang masuk ke laut. 2. Fungsi biologis, sebagai daerah asuhan dan tempat pemijahan bagi ikan, udang, kepiting, kerang dan biota perairan lainnya, tempat persinggahan burung-burung yang bermigrasi serta tempat habitat alami berbagai jenis biota flora (anggrek) dan fauna lainnya. 3. Fungsi ekonomis, sebagi sumber bahan bakar (arang dan kayu bakar), bahan bangunan (balok, atap rumah dan tikar), perikanan, pertanian, tekstil (serat sintetis), makanan, obat-obatan, minuman (alkohol), bahan mentah kertas, bahan pembuat kapal (gading-gading) dan lainnya. (Purwanto, 1995; Kamal, 2005). Bengen (2001; dalam Rochana, 2012), menguraikan adaptasi tumbuhan mangrove bebagai berikut : 1. Adaptasi terhadap kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas - Bertipe akar cakar ayam yaitu jenis Avecennia spp, Xylocarpus spp dan Sonneratia spp.
  • 7. - Bertipe penyangga/tongkat yaitu jenis Rhyzophora spp Dengan jenis akar-akar tersebut memungkinkan tumbuhan mangrove untuk tetap berdiri kokoh walau digempur badai dan gelombang sehingga dapat melindungi pulau atau pantai. Kemudian dapat menahan abrasi dan menahan humus dan lumpur sehingga wilayah hutan mangrove tersebut tetap subur. 2. Adaptasi terhadap kadar garam Adanya sel khusus pada daun yang berfungsi menyimpan garam, daun yang tebal dan memiliki struktur stomata khusus berfungsi mengurangi penguapan. Kondisi ini menjadikan tumbuhan mangrove mampu mencegah intrusi air laut yang asin ke daratan. 3. Adaptasi terhadap pasang surut melalui susunan struktur akar yang kokoh dan unik, membuat unsur hara dan sendimen subur tetap tesedia di kawasan ini. Namun kondisi hutan mangrove di Indonesia yang ada saat ini sangat memprihatinkan. Luas hutan mangrove Indonesia turun dari 5,21 juta ha antara 1982-1987 menjadi 3,24 juta ha dan makin menyusut menjadi 2,5 juta ha tahun 1993 (Widigdo, 2000; dalam Rochana, 2010). Sedangkan Arabaya dan Wanna, 2006; dalam Santoso, 2008; luas hutan mangrove di Indonesia 4,25 juta ha. Walau terjadi perbedaan angka luasan mangrove, namun terlihat jelas bahwa hutan mangrove telah berubah fungsi dari yang seharusnya. sangat banyak sekali wilayah hujan mangrove dijadikan sebagai lahan tambak, pemukiman pesisir pantai, kawasan wisata, kawasan industri dan lain sebagainya. Gambar kerusakan Mangrove dan dibabat dijadikan kayu bakar,arang dll
  • 8. Kerusakan hutan mangrove ini berakibat terancamnya biota laut dan sumberdaya ikan dan akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan, karena hutan mangrove yang berfungsi sebagai tempat daerah pemijahan (spawining ground), daerah pembesaran dan asuhan (nursery ground) dan daerah mencari makan (feeding ground) telah rusak dan tinggal sedikit. Untuk itu perlu solusi agar biota laut dapat terselamatkan dan pemulihan sumberdaya ikan. C. Ekosistem Padang Lamun Padang lamun (sea grass) merupakan tumbuhan berbunga yang hidup terbenam di dasar laut. Tumbuhan ini terdiri dari akar, batang (Rhizome) dan daun. Warna daun kecoklatan sedang batang coklat tua, batangnya berbuku-buku dan berbunga.Tumbuh berdiri tegak di dasar laut, akarnya menancap ke dalam pasir dengan kuat sehingga mampu berdiri tegak walau dihempas gelombang dan arus air. Biasa hidup pada perairan disekitar pulau-pulau,di perairan dangkal hingga sedang dengan penetrasian sinar matahari. Ekosistem lamun memiliki produktifitas organik tinggi karena itu juga berfungsi sebagai feeding ground (daerah mencari makan), spawning ground (daerah pemijahan), nursery ground (daerah pembesaran/asuhan). Beberapa jenis lamun digunakan sebagai bahan makan, pupuk dan lain-lain. Di kepulauan Seribu bijinya digunakan sebagai bahan makanan bagi masyarakat. Namun di Indonesia belum banyak penelitian tentang lamun sehingga belum diketahui nilai ekonomi ekosistem padang lamun. Di negara-negara ASEAN nilai ekonomi padang lamun juga belum diperhitungkan. Luas padang lamun di Indonesia diperkirakan sekitar 30.000 km2 yang dihuni oleh 13 jenis lamun. Suatu padang lamun dapat terdiri dari vegetasi tunggal yakni tersusun dari satu jenis lamun saja ataupun vegetasi campuran yang terdiri dari berbagai jenis lamun. Di setiap padang lamun hidup berbagai biota lainnya yang berasosiasi dengan lamun, yang keseluruhannya terkait dalam satu rangkaian fungsi ekosistem. (Nondji,2010). Di negara-negara maju lamun sudah sangat banyak dimanfaatkan bahkan memiliki nilai ekonomi tinggi, dapat dijadikan sebagai suplai energi yang dihasilkan
  • 9. untuk budidaya kerang, perikanan komersialm olah raga pancing dan permainan air. Di Denmark, lamun digunakan untuk menggantikan makanan bagi hewan dan komponen pupuk di daerah pesisir. Di Jerman digunakan sebagai bahan baku kertas dan bahan pengganti dalam pabrik nitro selulosa. Berbeda lagi di Amerika, Lamun kering digunakan bahan mencegah kebakaran (Dahuri, 2005) Gambar Padang Lamun Akibat aktifitas penangkapan yang tidak ramah lingkungan dan pencemaran lingkungan dari daratan, tumpahan minyak, penggunaan bahan peledak dan lain sebagainya telah mengusik kesuburan dan keberadaan ekosistem padang lamun. Padahal ekosistem ini sangat berguna bagi biota laut dan ikan. Akibat kerusakan ekosistem padang lamun telah menyebabkan kondisi perairan disekitarnya kehilangan sumbedaya biota dan ikan. Akibatnya hasil tangkap nelayan turut menurun karena ekosistem padang lamun tidak lagi i sebagai tempat mencari makan bagi ikan dan biota laut. Tentu saja akan mengancam ketersedian sumberdaya ikan yang ada. D. Apartemen Ikan Solusinya Apartemen ikan (Rumah Ikan) adalah suatu bangunan berongga yang tersusun dari konstruk partisi plastik, shelter, dan pemberat yang ditempaatkan di dasar perairan berfungsi sebagai tempat berpijah bagi ikan-ikan dewasa (spawning ground) dan atau areal perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur,larva serta anak-anak ikan (nursery ground) yang bertujuan untuk memulihkan ketersedian (stok) sumberdaya ikan (Bambang, dkk, 2011).
  • 10. Pengembangan Rumah Ikan merupakan bentuk kegiatan pengayaan stock yang ditujukan untuk menjaga keberlajutan pemanfaatan sumberdaya ikarn melalui introduksi buatan sebagai area khusus, yang diharapkan mempengaruhi atau menggantikan sebagaian peran/fungsi ekologis habitat alami sumberdaya ikan seperti Terumbu Karang, Mangrove dan Padang Lamun. Gagasan Rumah Ikan merupakan pengembangan dari pemasangan rumpon dasar yang telah berhasil meningkatkan ketersedian stok ikan, hasil pengamatan menunjukkan bahwa rumpon dasar telah berhasil mengumpulkan ikan-ikan dasar dan ikan pelagis (permukaan) bahkan dijumpai juvenil biota laut menempel pada rumpon dasar tersebut sehingga sangat bermanfaat bagi habitat biota laut. Rumpon dasar atau disebut juga Rumah Ikan (setelah dimodifikasi) merupakan alat bantu pengumpul ikan (fish agregatting device) yang terbuat dari ban-ban bekas yang dirangkai sedemikian rupa dengan bentuk konstruksi tertentu dan dilengkapi rumbai-rumbai dari bahan pita plastik. Metode ini telah berhasil meningkatkan produksi ikan di tempat-tempat yang kurang produktif tanpa menggangu kelestarian sumberdaya. Hasil pengamatan nelayan di wilayah perairan Kabupaten Brebes memperoleh hasil tangkapan ikan teri dan bilis di lapisan atas perairan yang di bawahnya dipasang modul-modul rumpon dasar. Demikian juga nelayan di Pekalongan memperoleh hasil tangkapan ikan Teri dan ikan Tenggiri di area rumpon dasar. Bahkan berhasil menangkap ikan kerapu putih (Lates calkarifer). Di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati, yang semula perairannya jarang tertangkap Udang Putih (Paneaus merguiensis), setelah dipasang rumpon dasar maka Udang Putih banyak terdapat dan tertangkap oleh nelayan. Bahan Apartemen Ikan Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan kerangka apartemen ikan adalah bahan plastik jenis Polyprophylene (pp). Dipilihnya bahan plastik karena mudah didapat dan dapat diproduksi dalam jumlah yang sesuai dikehendaki, relatif aman (tidak beracun), tidak larut dalam air, tahan lama, aman bagi manusia dan lingkungan (Life Cycle Assessment of PVC European Commission; dalam Bambang, dkk, 2011)
  • 11. Pertimbangan bahan plastik merupakan alternatif selain kayu, bambu, tembikar, semen cor dan ban bekas. Karena seperti bahan ban bekas telah dilarang penggunaannya oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, sebab dikwuatirkan akan mencemari lingkungan. Plastik jenis Polyprophylene merupakan plastik transparan yang tidak jernih atau berawan, sifatnya lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah. Memiliki ketahanan baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Dengan sifat-sifat tersebut plastik ini paling baik bila digunakan sebagai pembungkus makanan atau minuman, Ummu Syifa (2008); dalam Bambang dkk, 2011). Selanjutnya Imam Mujiarto (2005); dalam Bambang dkk (2011) menambahkan bahwa plastik Polyprohylene memiliki titik leleh yang cukup tinggi (190-200 o C) dan titik kristalisasinya antara (130-135 o C) serta ketahanan terhadap bahan kimia sangat tinggi. Konstruksi Apatemen Ikan Konstruksi Apartemen Ikan terdiri dari kerangka, shelter dan pemberat. Kerangka merupakan komponen apartemen ikan yang tersusun dari rangkaian partisi plastik (keping/lempengan cetakan) dan berfungsi sebagai tempat berlindung telur, larva dan juvenil ikan. Shelter adalah komponen terbuat dari plastik/potongan tali/potongan jaring atau bahan lainnya berfungsi sebagai media menempel dan berlindung telur, larva dan juvenil ikan. Pemberat merupakan komponen yang terbuat dari beton cor berfungsi sebagai pemberat/stabilator agar kerangka apartemen ikan dapat berdiri tegak. Gambar Rangkaian Apartemen Ikan
  • 12. Kesimpulan Sebagai kesimpulan adalah : 1. Ekosistem terumbu karang, Mangrove dan Padang Lamun sangat menentukan dalam ketersedian sumberdaya stok ikan dan biota laut. Karena berfungsi sebagai daerah pemijahan, daerah perlindungan, asuhan, dan daerah mencari makan. 2. Akibat aktifitas penangkapan yang tidak ramah lingkungan dan pencemaran air telah merusak ekosistem tersebut. 3. Kerusakan ekosistem tersebut mengancam ketersediaan sumberdaya ikan dan biota laut. 4. Perlu langkah konkrit untuk menyelamatkan kerusakan ekosistem dengan program penyadaran masyarakat untuk memelihara lingkungan. 5. Apartemen ikan salah satu solusi meningkatkkan ketersedian sumberdaya stok ikan dan biota laut. Apartemen Ikan sebagai penyedia benih alam. Daftar Pustaka Bambang, dkk. 2011. Apartemen Ikan (Fish Apartemen) Sebagai Pilar Pelestari Sumberdaya Ikan. Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI), Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Semarang BBPPI. 2011. Panduan Pelaksanaan Pengembangan Rumah Ikan. Dalam Rangka Pemulihan Sumberdaya Ikan. Semarang. Dahuri, R. 2005. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta. Dewanto, H. 2012. Hubungan Ekologis dan Biologis yang Terjadi Antara Mangrove, Lamun, dan Terumbu Karang. http.//uripsantoso.wordpress.com Husni, E. 2010. Pola Pertumbuhan Propagul Mangrove Jenis Rhizophoraceae di Kawasan Pesisir Sumatera Barat. Jurnal Mangrove dan Pesisir. Vol. X No. 1. Tahun 2010. Padang. http://id.wikipedia.org/wiki/terumbu karang http://id.wikipedia.org/wiki/padang_lamun
  • 13. Kamal, E. 2007. Struktur dan Komposisi Hutan Mangrove di Air Bangis, Kabuapaten Pasaman Barat. Jurnal Mangrove dan Pesisir. Vol. VII No. 1. Tahun 2007. Padang. Kamal, E dkk. 2005. Mangrove Sumatera Barat. Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir. Universitas Bung Hatta. Padang. Nontji,2010. Pengelolaan dan Rehalibitasi Lamun Rochana, E. 2010. Ekosistem Mangrove dan Pengelolaanya di Indonesia. www.irwantoshut.com’ Santoso, U. 2008. Hutan Mangrove, Permasalahan dan Solusinya. http.//uripsantoso.wordpress.com Wiryono. 2009. Ekologi Hutan. Unib Press. Bengkulu. -----------. 2012. Pengantar Ilmu Lingkungan. Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu