Dokumen ini menjelaskan proses pembuatan tapioka dari umbi ubi kayu. Umbi ubi kayu dikupas, diparut, dicampur air, disaring untuk memisahkan pati, kemudian pati didiamkan hingga mengendap dan dikeringkan menjadi tepung tapioka yang siap dikemas. Proses ini dapat dilakukan dengan peralatan sederhana maupun modern tergantung skala industri yang diinginkan.
Stain zawiyah cot kala 2010 geometri bidang ke 6 7 segi tiga dan teoremanya
Pengolahan Tapioka
1. TTG PENGOLAHAN PANGAN
TAPIOKA
1. PENDAHULUAN
Tapioka adalah tepung pati ubi kayu. Produk ini digunakan untuk pengolahan
makanan, pakan, kosmetika, industri kimia dan pengolahan kayu.
Ubi kayu dapat diolah menjadi tapioka dengan cara sederhana menggunakan
alat-alat yang biasa terdapat di dapur rumahtangga. Untuk industri kecil,
pengolahan sudah memerlukan alat-alat mekanis untuk mempertinggi efisiensi
hasil dan biaya. Alat-alat tersebut dapat dibuat di bengkel konstruksi biasa
dengan menggunakan bahan-bahan lokal. Untuk industri menengah dan besar,
pengolahan memerlukan alat-alat moderen yang bekerja secara efisien dengan
kapasitas besar.
2. BAHAN
Umbi Ubi kayu.
3. PERALATAN
1) Pengupas kulit.
2) Pencuci umbi.
3) Pemarut umbi.
4) Pemeras bubur umbi.
5) Tempat pengendapan.
6) Alat Pengering.
4. CARA PEMBUATAN
1) Pengupasan. Umbi dikupas, kemudian dicuci sampai bersih.
2) Pemarutan. Umbi diparut halus menjadi bubur umbi. Jika umbi yang
ditangani cukup banyak, umbi digiling dengan mesin penggiling. Setelah itu,
bubur ditambah air (1 bagian bubur ditambah dengan 2 bagian air), diaduk-
aduk agar pati lebih banyak yang terlepas dari sel umbi. Jika bubur cukup
banyak, pengadukan dilakukan dengan alat pengaduk mekanis.
3) Penyaringan suspensi pati. Bubur umbi disaring dengan kain saring sehingga
pati lolos dari saringan sebagai suspensi pati, dan serat tertinggal pada kain
saring. Suspensi pati ini ditampung pada wadah pengendapan.
1
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
2. TTG PENGOLAHAN PANGAN
4) Pengeringan. Suspensi pati dibiarkan mengendap di dalam wadah
pengendap selama 12 jam. Pati akan mengendap sebagai pasta. Cairan
diatas endapan dibuang, dan pasta dijemur di atas tampah atau dikeringkan
dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 14%. Produk yang telah
kering akan gemersik bila diremas-remas. Hasil pengeringan ini disebut
dengan tepung kasar.
5) Penggilingan. Tepung kasar selanjutnya ditumbuk atau digiling sampai halus
(sekurang-kurangnya 80 mesh) menjadi tapioka (tepung ubi kayu).
6) Pengemasan. Tapioka dapat dikemas di dalam karung plastik atau kotak
kaleng dalam keadaan tertutup rapat.
5. KONTAK HUBUNGAN
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna
Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040
Jakarta, Januari 2001
Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah,
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat
Editor : Tarwiyah, Kemal
KEMBALI KE MENU
2
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id