4. FENOMENACHILDFREEDIDUNIA
● Berdasarkan Angka Biro Sensus AS, Persentase pasangan tanpa anak
mengalami peningkatan tiga kali lipat antara tahun 1967 dan 1971,
meningkat dari 1,3% menjadi 3,9%
Tahun 2000, hampir 19% wanita diawal 40-an dan 29% diawal 30-an
tidak mempunyai anak . (Agrillo dan Nelini, “Childfree by choice: A review.”,
h. 347-348.)
● Persentase pertumbuhan penduduk jepang turun -0,3% semenjak tahun
2010 sampai tahun 2020. (Dhimas Adi Nugroho dkk., “Tren Childfree dan
Unmarried di kalangan Masyarakat Jepang,”)
9. TUJUANPENELITIAN
Dari pokok rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan dan manfaat sebagai berikut :
● Mengetahui fenomena childfree yang terjadi di Indonesia.
● Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
childfree.
● Mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap
fenomena childfree.
11. GRANDTEORI
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu
dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-
baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah?" (QS. An-Naḥl 16 : 72)
13. METODEPENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada atau yang sedang terjadi tanpa memberikan
perlakuan apapun terhadap subjek penelitian. Pendekatan
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif dan sosiologis.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang valid adalah dengan pengisian
kuisioner. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden melalui tautan google formulir sebagai
data primer dan studi literatur sebagai data sekunder.
15. HASIL
Dari studi riset yang kami lakukan, responden yang mengisi kuisioner
semuanya mengetahui dengan baik apa itu childfree atau hidup tanpa anak
setelah menikah. Beberapa dari mereka bahkan menjabarkannya disertai
dengan alasan yang cukup kompleks terkait keputusan untuk childfree.
Childfree terdiri dari dua kata, yakni child yang berarti anak, dan free yang
berarti bebas. Menurut Victoria Tungguno dalam bukunya yang berjudul
―Childfree and Happy, Childfree adalah pilihan hidup yang dibuat secara
sadar oleh seseorang yang ingin menjalani kehidupan tanpa melahirkan atau
memiliki anak.
16. HASIL
Berdasarkan aspek pandangan responden sebagai seorang muslim/muslimah
terhadap konsep childfree 64,4% diantaranya tidak setuju dan 35,6%
selebihnya setuju. Melalui uraian, alasan responden tersebut memilih untuk
tidak setuju paling didominasi oleh pemikiran menikah harus memiki anak
untuk meneruskan garis keturunan. Mereka yang setuju untuk childfree
memiliki banyak alasan yang beragam diantaranya yaitu keadaan ekonomi,
sosial, takut akan tanggung jawab yang besar dalam mengurus anak, trauma
akan masa lalu, serta ada masalah dalam kesehatan.
17. HASIL
Adapun pandangan responden yang rata-rata menormalisasikan atau
mewajarkan jika ada kerabatnya atau temannya yang memilih untuk childfree
dengan alasan childfree merupakan hak atau keputusan pribadi atau
pasangan. Namun, jika dilihat hasil dari uraian pandangan masyarakat
terhadap responden jika mereka memilih untuk childfree maka kebanyakan
masyarakat sekitar responden akan menentang atau menolak pilihan tersebut.
Responden tersebut memberikan alasan bahwa lingkungan sekitarnya masih
bersifat konservatif dengan aturan lama dan belum bisa menerima keputusan
yang terlihat kontroversial seperti keputusan childfree.
18. HASIL
Kemudian untuk pertanyaan, “Apakah anda memiliki rencana untuk childfree?”
responden sebagian besar menjawab tidak yaitu 68,9%, 20% menjawab
mungkin, dan sisanya 11,1% menjawab iya.
19. HASIL
Responden yang menjawab iya (11,1%) memiliki alasan yaitu ingin focus karir,
takut tidak mampu mengurus anak, tidak berani mengambil resiko jika
finansial, ilmu parenting, dan mental tidak cukup. Bagi responden yang
menjawab tidak memiliki rencana terhadap childfree karena rata-rata dari
mereka menikah untuk memiliki keturunan dan juga anak merupakan karunia
dari Allah SWT. Sisanya yang menjawab ada kemungkinan untuk childfree 20%
dikarenakan takut akan trauma masa lalu atau persiapan finansial.
20. PEMBAHASAN
Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya Childfree
Faktor dari para pelaku childfree di dunia sebenarnya banyak dan setiap individu
berbeda-beda. Corinne Maier dalam No Kids: 40 Reasons For Not Having Childreen telah
membagi alasan orang-orang childfree dalam lima kategori, yakni pribadi, psikologi,
ekonomi, filosofis, dan lingkungan hidup.
21. PEMBAHASAN
1) Pribadi (emosi dan batin)
Alasan pribadi yang dimiliki oleh pelaku childfree seringkali karena tanggung
jawab yang melekat padanya sebagai orang tua. Pelaku merasa tidak
mampu, tidak memiliki waktu dan tenaga untuk mengurus anak apalagi
sampai membesarkannya. Tanggung jawab terhadap hal lain juga
mempengaruhi mereka untuk tidak memiliki anak.
22. PEMBAHASAN
2) Psikologi
Psikologi atau pikiran bawah sadar menjadi salah satu faktor childfree yang
sering didengar. Faktor psikologi ini termasuk dalam sikap trauma masa
kecil dan berbagai ketakutan terhadap masa depan. Trauma dan pikiran
negative ini bisa berasal dari pengalaman pribadi ketika berinteraksi sosial
atau dalam kehidupan keluarganya sendiri.
23. PEMBAHASAN
3) Ekonomi
Faktor kekhawatiran terhadap finansial bagi pelaku childfree ini
tampaknya menjadi alasan yang paling realistis, dengan melihat tingginya
harga kebutuhan pokok di Indonesia. Berdasarkan penelitian dari
Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikatakan
bahwa di negara berkembang seperti Indonesia, biaya perawatan untuk
anak dengan usia 0 sampai 3 tahun dibutuhkan biaya sekitar 100 juta
rupiah.
24. PEMBAHASAN
4) Filosofis
Berbicara alasan filosofis, maka akan dibahas terkait falsafah seseorang
mengambil pilihan untuk childfree. Pandangan dan cara berfikir seseorang
akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak sehingga alasan filosofis
perlu dijelaskan. Tidak banyak dari orangtua yang memiliki anak hanya
karena keterpaksaan lingkungan sosial sehingga alasan tersebut
mempengaruhi orang tua dalam membesarkan dan merawat mereka.
25. PEMBAHASAN
5) Lingkungan hidup
Keadaan dunia yang semakin semrawut dengan adanya perubahan iklim,
pemanasan global, pencemaran lingkungan, sampai maraknya berbagai
penyakit seperti virus Covid-19 yang membuat para pelaku childfree tidak
yakin untuk merawat anak dalam keadaan seperti ini. Hal lain yang
menjadi pertimbangan adalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh banyak populasi manusia.
26. PEMBAHASAN
Pandangan Islam terhadap childfree
Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, yang didalamnya diatur
berbagai hal dalam kehidupan dari hal terkecil hingga yang terbesar dan islam
hadir sebagai jawaban atas masalah yang dihadapi umat manusia dari zaman
ke zaman. Oleh karena itu, untuk mengetahui pandangan Islam terhadap
fenomena childfree dibutuhkan pemikiran para faqih dalam
menginterpretasikan childfree. Salah satu tujuan menikah yang disyariatkan
Islam adalah guna mendapatkan keturunan.
27. PEMBAHASAN
Keturunan ini dimaknai dengan memiliki anak kandung dari hasil pernikahan yang
dilangsungkan antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini Allah SWT bisa firman dalam QS.
Ar-Rum ayat 21 :
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
(QS.Ar-Rum 30:21)
28. PEMBAHASAN
Pemahaman mengenai konsepsi keturunan sebagai salah satu dari tujuan pernikahan dapat
pula dilihat dari firman Allah dalam QS. An-Naḥl ayat 72 yaitu :
Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang
baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah?" (QS. An-Naḥl 16 : 72)
29. PEMBAHASAN
Adapun trend saat ini yang mengemuka tentang pilihan untuk tidak memiliki
anak dalam pernikahan menjadi satu hal yang menarik karena dengan alasan
apapun hal itu bertentangan dengan tujuan dari pernikahan sebagaimana
dianjurkan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang telah disebutkan diatas. Sebagai
contoh, faktor ekonomi yang kerap dijadikan salah satu alasan childfree
terjawab dalam QS. An-Nahl ayat 72 yang menyebutkan bahwa Allah akan
mengatur dan memberikan rizki kepada hambanya sehingga alasan itu tidak
perlu terlalu dikhawatirkan. Rezeki yang dimaksud harus diusahakan dengan
ikhtiar dan berdoa.
30. PEMBAHASAN
Sebagai upaya menjaga keturunan, Islam menganjurkan setiap manusia untuk memiliki
keturunan dari pernikahan yang sah, namun ada pula kewajiban orang tua ketika memiliki anak
sehingga segalanya perlu dipersiapkan dan diusahakan dengan baik. Anjuran untuk
memperoleh keturunan harus dibersamai dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab
orang tua sebagaimana disebutkan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisā 4:9 :
Artinya : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.
31. PEMBAHASAN
Berdasarkan kajian ayat diatas, dapat dipahami bahwa secara tekstual
memang tidak ada satupun ayat yang membahas pelarangan childfree.
Namun secara subtansi menganjurkan manusia untuk memiliki keturunan yang
sah dari hasil pernikahan.
33. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden
menyatakan tidak setuju terhadap childfree dengan persentase
64,4%. Perspektif masyarakat terhadap fenomena childfree ini
tidak lepas dari budaya timur yang sudah lama melekat pada
masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang
melatarbelakangi pandangan seseorang terhadap suatu
kejadian, baik dari pribadi, psikologi, ekonomi, filosofis, dan
lingkungan hidup sekitar. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah
adanya toleransi di dalamnya.
34. KESIMPULAN
Dalam pandangan islam sendiri, childfree tidak termasuk pada
perbuatan yang dilarang, karena setiap pasangan suami istri
memiliki hak untuk merencanakan dan mengatur kehidupan rumah
tangganya termasuk memiliki anak. Namun, yang penting untuk
diperhatikan bahwa dalam Islam anak dipandang sebagai anugerah
yang harus disyukuri karena anak adalah pemberian Tuhan hal ini
tercantum pada m QS An-Nahl ayat 72. Kehadiran anak sebagai
salah satu tujuan dari pernikahan adalah bentuk kasih sayang Allah
pada umat manusia, karena dengan hadirnya seorang anak dalam
pernikahan bisa menambahkan keharmonisan keluarga dengan
catatan kedua orangtuanya siap secara jasmani dan rohani.
35. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH
KELOMPOK 9 TEKNIK SIPIL A
36. DAFTARPUSTAKA
Ar Rasyid, Y., Djamaludin, & Aziz, F. (2022). REFLEKSI HUKUM ISLAM TERHADAP FENOMENA CHILDFREE
PERSPEKTIF Maslȃhah Mursalah. Jurnal Hukum Keluarga Islam, 16.
Azizah, A. I. (2022). KONSEP CHILDFREE PERSPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA. 88.
Damayanti, Y. D., Refiana, A. A., & Nuary, M. A. (2022). FENOMENA CHILDFREE DI TWITTER PADA GENERASI
MILLENIAL. 4.
Fadhilah, E. (2021). CHILDFREE DALAM PERSPEKTIF ISLAM. JURNAL SYARI`AH & HUKUM, 10.
Firdaushipa, O., Dewa, S., & Permata, T. (n.d.). Childfree dalam Persepsi Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam. 14.
Jannati, F. K. (2022). FENOMENA CHILDFREE DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. 82.
Jenuri, Fajar, M. R., Komariah, K. S., Suwarma, D. M., & Nur Fitria, A. H. (2022). FENOMENA CHILDFREE DI ERA
MODERN: STUDI FENOMENOLOGIS GENERASI GEN Z SERTA PANDANGAN ISLAM TERHADAP
CHILDFREE DI INDONESIA. 9.
Nuroh, S., & M. S. (2022). FENOMENA CHILDFREE PADA GENERASI MILENIAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF
ISLAM. Jurnal Studi Islam, 11.
S. N., & I. N. (n.d.). Childfree: Between the Sacredness of Religion, Law and the Reality of Society. 28.