SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Dosen Penanggung Jawab :
Hilman Taufiq Abdillah, M.Pd.
DAFTARISI
01
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
02 Tujuan
Penelitian
03 04
Grand Teori
05
Metode
Penelitian
06
Hasil dan
Pembahasan
07
Kesimpulan
LATAR
BELAKANG
01
FENOMENACHILDFREEDIDUNIA
● Berdasarkan Angka Biro Sensus AS, Persentase pasangan tanpa anak
mengalami peningkatan tiga kali lipat antara tahun 1967 dan 1971,
meningkat dari 1,3% menjadi 3,9%
Tahun 2000, hampir 19% wanita diawal 40-an dan 29% diawal 30-an
tidak mempunyai anak . (Agrillo dan Nelini, “Childfree by choice: A review.”,
h. 347-348.)
● Persentase pertumbuhan penduduk jepang turun -0,3% semenjak tahun
2010 sampai tahun 2020. (Dhimas Adi Nugroho dkk., “Tren Childfree dan
Unmarried di kalangan Masyarakat Jepang,”)
FENOMENACHILDFREEDIINDONESIA
Grafik Persentase Perempuan Childfree 2019-2022 di Indonesia
(susenas)
RUMUSAN
MASALAH
02
RUMUSANMASALAH
2.
1
.
Bagaimana fenomena
childfree di indonesia
pada generasi Milenial
dan generasi Z?
Apa saja faktor-faktor
penyebab terjadinya
childfree?
3.
Bagaimana pandangan
islam terhadap childfree?
TUJUAN
PENELITIAN
03
TUJUANPENELITIAN
Dari pokok rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan dan manfaat sebagai berikut :
● Mengetahui fenomena childfree yang terjadi di Indonesia.
● Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
childfree.
● Mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap
fenomena childfree.
GRAND
TEORI
04
GRANDTEORI
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu
dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-
baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah?" (QS. An-Naḥl 16 : 72)
METODE
PENELITIAN
05
METODEPENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada atau yang sedang terjadi tanpa memberikan
perlakuan apapun terhadap subjek penelitian. Pendekatan
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif dan sosiologis.
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi yang valid adalah dengan pengisian
kuisioner. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner
kepada responden melalui tautan google formulir sebagai
data primer dan studi literatur sebagai data sekunder.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
07
HASIL
Dari studi riset yang kami lakukan, responden yang mengisi kuisioner
semuanya mengetahui dengan baik apa itu childfree atau hidup tanpa anak
setelah menikah. Beberapa dari mereka bahkan menjabarkannya disertai
dengan alasan yang cukup kompleks terkait keputusan untuk childfree.
Childfree terdiri dari dua kata, yakni child yang berarti anak, dan free yang
berarti bebas. Menurut Victoria Tungguno dalam bukunya yang berjudul
―Childfree and Happy, Childfree adalah pilihan hidup yang dibuat secara
sadar oleh seseorang yang ingin menjalani kehidupan tanpa melahirkan atau
memiliki anak.
HASIL
Berdasarkan aspek pandangan responden sebagai seorang muslim/muslimah
terhadap konsep childfree 64,4% diantaranya tidak setuju dan 35,6%
selebihnya setuju. Melalui uraian, alasan responden tersebut memilih untuk
tidak setuju paling didominasi oleh pemikiran menikah harus memiki anak
untuk meneruskan garis keturunan. Mereka yang setuju untuk childfree
memiliki banyak alasan yang beragam diantaranya yaitu keadaan ekonomi,
sosial, takut akan tanggung jawab yang besar dalam mengurus anak, trauma
akan masa lalu, serta ada masalah dalam kesehatan.
HASIL
Adapun pandangan responden yang rata-rata menormalisasikan atau
mewajarkan jika ada kerabatnya atau temannya yang memilih untuk childfree
dengan alasan childfree merupakan hak atau keputusan pribadi atau
pasangan. Namun, jika dilihat hasil dari uraian pandangan masyarakat
terhadap responden jika mereka memilih untuk childfree maka kebanyakan
masyarakat sekitar responden akan menentang atau menolak pilihan tersebut.
Responden tersebut memberikan alasan bahwa lingkungan sekitarnya masih
bersifat konservatif dengan aturan lama dan belum bisa menerima keputusan
yang terlihat kontroversial seperti keputusan childfree.
HASIL
Kemudian untuk pertanyaan, “Apakah anda memiliki rencana untuk childfree?”
responden sebagian besar menjawab tidak yaitu 68,9%, 20% menjawab
mungkin, dan sisanya 11,1% menjawab iya.
HASIL
Responden yang menjawab iya (11,1%) memiliki alasan yaitu ingin focus karir,
takut tidak mampu mengurus anak, tidak berani mengambil resiko jika
finansial, ilmu parenting, dan mental tidak cukup. Bagi responden yang
menjawab tidak memiliki rencana terhadap childfree karena rata-rata dari
mereka menikah untuk memiliki keturunan dan juga anak merupakan karunia
dari Allah SWT. Sisanya yang menjawab ada kemungkinan untuk childfree 20%
dikarenakan takut akan trauma masa lalu atau persiapan finansial.
PEMBAHASAN
Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya Childfree
Faktor dari para pelaku childfree di dunia sebenarnya banyak dan setiap individu
berbeda-beda. Corinne Maier dalam No Kids: 40 Reasons For Not Having Childreen telah
membagi alasan orang-orang childfree dalam lima kategori, yakni pribadi, psikologi,
ekonomi, filosofis, dan lingkungan hidup.
PEMBAHASAN
1) Pribadi (emosi dan batin)
Alasan pribadi yang dimiliki oleh pelaku childfree seringkali karena tanggung
jawab yang melekat padanya sebagai orang tua. Pelaku merasa tidak
mampu, tidak memiliki waktu dan tenaga untuk mengurus anak apalagi
sampai membesarkannya. Tanggung jawab terhadap hal lain juga
mempengaruhi mereka untuk tidak memiliki anak.
PEMBAHASAN
2) Psikologi
Psikologi atau pikiran bawah sadar menjadi salah satu faktor childfree yang
sering didengar. Faktor psikologi ini termasuk dalam sikap trauma masa
kecil dan berbagai ketakutan terhadap masa depan. Trauma dan pikiran
negative ini bisa berasal dari pengalaman pribadi ketika berinteraksi sosial
atau dalam kehidupan keluarganya sendiri.
PEMBAHASAN
3) Ekonomi
Faktor kekhawatiran terhadap finansial bagi pelaku childfree ini
tampaknya menjadi alasan yang paling realistis, dengan melihat tingginya
harga kebutuhan pokok di Indonesia. Berdasarkan penelitian dari
Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikatakan
bahwa di negara berkembang seperti Indonesia, biaya perawatan untuk
anak dengan usia 0 sampai 3 tahun dibutuhkan biaya sekitar 100 juta
rupiah.
PEMBAHASAN
4) Filosofis
Berbicara alasan filosofis, maka akan dibahas terkait falsafah seseorang
mengambil pilihan untuk childfree. Pandangan dan cara berfikir seseorang
akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak sehingga alasan filosofis
perlu dijelaskan. Tidak banyak dari orangtua yang memiliki anak hanya
karena keterpaksaan lingkungan sosial sehingga alasan tersebut
mempengaruhi orang tua dalam membesarkan dan merawat mereka.
PEMBAHASAN
5) Lingkungan hidup
Keadaan dunia yang semakin semrawut dengan adanya perubahan iklim,
pemanasan global, pencemaran lingkungan, sampai maraknya berbagai
penyakit seperti virus Covid-19 yang membuat para pelaku childfree tidak
yakin untuk merawat anak dalam keadaan seperti ini. Hal lain yang
menjadi pertimbangan adalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh banyak populasi manusia.
PEMBAHASAN
Pandangan Islam terhadap childfree
Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, yang didalamnya diatur
berbagai hal dalam kehidupan dari hal terkecil hingga yang terbesar dan islam
hadir sebagai jawaban atas masalah yang dihadapi umat manusia dari zaman
ke zaman. Oleh karena itu, untuk mengetahui pandangan Islam terhadap
fenomena childfree dibutuhkan pemikiran para faqih dalam
menginterpretasikan childfree. Salah satu tujuan menikah yang disyariatkan
Islam adalah guna mendapatkan keturunan.
PEMBAHASAN
Keturunan ini dimaknai dengan memiliki anak kandung dari hasil pernikahan yang
dilangsungkan antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini Allah SWT bisa firman dalam QS.
Ar-Rum ayat 21 :
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
(QS.Ar-Rum 30:21)
PEMBAHASAN
Pemahaman mengenai konsepsi keturunan sebagai salah satu dari tujuan pernikahan dapat
pula dilihat dari firman Allah dalam QS. An-Naḥl ayat 72 yaitu :
Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang
baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah?" (QS. An-Naḥl 16 : 72)
PEMBAHASAN
Adapun trend saat ini yang mengemuka tentang pilihan untuk tidak memiliki
anak dalam pernikahan menjadi satu hal yang menarik karena dengan alasan
apapun hal itu bertentangan dengan tujuan dari pernikahan sebagaimana
dianjurkan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang telah disebutkan diatas. Sebagai
contoh, faktor ekonomi yang kerap dijadikan salah satu alasan childfree
terjawab dalam QS. An-Nahl ayat 72 yang menyebutkan bahwa Allah akan
mengatur dan memberikan rizki kepada hambanya sehingga alasan itu tidak
perlu terlalu dikhawatirkan. Rezeki yang dimaksud harus diusahakan dengan
ikhtiar dan berdoa.
PEMBAHASAN
Sebagai upaya menjaga keturunan, Islam menganjurkan setiap manusia untuk memiliki
keturunan dari pernikahan yang sah, namun ada pula kewajiban orang tua ketika memiliki anak
sehingga segalanya perlu dipersiapkan dan diusahakan dengan baik. Anjuran untuk
memperoleh keturunan harus dibersamai dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab
orang tua sebagaimana disebutkan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisā 4:9 :
Artinya : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah
mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.
PEMBAHASAN
Berdasarkan kajian ayat diatas, dapat dipahami bahwa secara tekstual
memang tidak ada satupun ayat yang membahas pelarangan childfree.
Namun secara subtansi menganjurkan manusia untuk memiliki keturunan yang
sah dari hasil pernikahan.
KESIMPULAN
08
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden
menyatakan tidak setuju terhadap childfree dengan persentase
64,4%. Perspektif masyarakat terhadap fenomena childfree ini
tidak lepas dari budaya timur yang sudah lama melekat pada
masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang
melatarbelakangi pandangan seseorang terhadap suatu
kejadian, baik dari pribadi, psikologi, ekonomi, filosofis, dan
lingkungan hidup sekitar. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah
adanya toleransi di dalamnya.
KESIMPULAN
Dalam pandangan islam sendiri, childfree tidak termasuk pada
perbuatan yang dilarang, karena setiap pasangan suami istri
memiliki hak untuk merencanakan dan mengatur kehidupan rumah
tangganya termasuk memiliki anak. Namun, yang penting untuk
diperhatikan bahwa dalam Islam anak dipandang sebagai anugerah
yang harus disyukuri karena anak adalah pemberian Tuhan hal ini
tercantum pada m QS An-Nahl ayat 72. Kehadiran anak sebagai
salah satu tujuan dari pernikahan adalah bentuk kasih sayang Allah
pada umat manusia, karena dengan hadirnya seorang anak dalam
pernikahan bisa menambahkan keharmonisan keluarga dengan
catatan kedua orangtuanya siap secara jasmani dan rohani.
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH
KELOMPOK 9 TEKNIK SIPIL A
DAFTARPUSTAKA
Ar Rasyid, Y., Djamaludin, & Aziz, F. (2022). REFLEKSI HUKUM ISLAM TERHADAP FENOMENA CHILDFREE
PERSPEKTIF Maslȃhah Mursalah. Jurnal Hukum Keluarga Islam, 16.
Azizah, A. I. (2022). KONSEP CHILDFREE PERSPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA. 88.
Damayanti, Y. D., Refiana, A. A., & Nuary, M. A. (2022). FENOMENA CHILDFREE DI TWITTER PADA GENERASI
MILLENIAL. 4.
Fadhilah, E. (2021). CHILDFREE DALAM PERSPEKTIF ISLAM. JURNAL SYARI`AH & HUKUM, 10.
Firdaushipa, O., Dewa, S., & Permata, T. (n.d.). Childfree dalam Persepsi Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam. 14.
Jannati, F. K. (2022). FENOMENA CHILDFREE DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. 82.
Jenuri, Fajar, M. R., Komariah, K. S., Suwarma, D. M., & Nur Fitria, A. H. (2022). FENOMENA CHILDFREE DI ERA
MODERN: STUDI FENOMENOLOGIS GENERASI GEN Z SERTA PANDANGAN ISLAM TERHADAP
CHILDFREE DI INDONESIA. 9.
Nuroh, S., & M. S. (2022). FENOMENA CHILDFREE PADA GENERASI MILENIAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF
ISLAM. Jurnal Studi Islam, 11.
S. N., & I. N. (n.d.). Childfree: Between the Sacredness of Religion, Law and the Reality of Society. 28.

More Related Content

Similar to PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx

Manifesto generasi berencana
Manifesto generasi berencanaManifesto generasi berencana
Manifesto generasi berencana
swirawan
 
presentasi keluarga berencana
presentasi keluarga berencanapresentasi keluarga berencana
presentasi keluarga berencana
swirawan
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
EvaniaYafie
 
Pi assignment 100%
Pi assignment 100%Pi assignment 100%
Pi assignment 100%
Dhaus Pidot
 
Psikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanPsikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikan
Gusti Irwansyah
 
Psikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanPsikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikan
Gusti Irwansyah
 
Salinan Materi Pernikahan Dini.pptx
Salinan Materi Pernikahan Dini.pptxSalinan Materi Pernikahan Dini.pptx
Salinan Materi Pernikahan Dini.pptx
MuhammadRanim
 
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksPeranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Sharifah Mohd Zain
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
boy Guardiant
 

Similar to PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx (20)

Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
Manifesto generasi berencana
Manifesto generasi berencanaManifesto generasi berencana
Manifesto generasi berencana
 
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
Tugas 2 psikologi 2 b_kelompok 2
 
presentasi keluarga berencana
presentasi keluarga berencanapresentasi keluarga berencana
presentasi keluarga berencana
 
Makalah panduan cepat hamil
Makalah panduan cepat hamilMakalah panduan cepat hamil
Makalah panduan cepat hamil
 
Makalah panduan cepat hamil
Makalah panduan cepat hamilMakalah panduan cepat hamil
Makalah panduan cepat hamil
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesia
 
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia DiniPeran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Anak Usia Dini
 
Pi assignment 100%
Pi assignment 100%Pi assignment 100%
Pi assignment 100%
 
Psikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanPsikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikan
 
Psikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanPsikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikan
 
Nia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remajaNia makalah promkes remaja
Nia makalah promkes remaja
 
Solusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesiaSolusi permasalahan penduduk indonesia
Solusi permasalahan penduduk indonesia
 
Salinan Materi Pernikahan Dini.pptx
Salinan Materi Pernikahan Dini.pptxSalinan Materi Pernikahan Dini.pptx
Salinan Materi Pernikahan Dini.pptx
 
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdfPencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
Pencegahan Perkawinan Usia Anak.pdf
 
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksPeranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
 
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana ridaMkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
Mkalah pendidikan seks dan keluarga berencana rida
 
REMAJA & PERMASALAHANNYA.pptx
REMAJA & PERMASALAHANNYA.pptxREMAJA & PERMASALAHANNYA.pptx
REMAJA & PERMASALAHANNYA.pptx
 
Psi. Dewasa Lansia
Psi. Dewasa LansiaPsi. Dewasa Lansia
Psi. Dewasa Lansia
 
1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya1 a makalah.remaja&masalahnya
1 a makalah.remaja&masalahnya
 

Recently uploaded

Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
puji239858
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
MeidarLamskingBoangm
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Ustadz Habib
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Adam Hiola
 

Recently uploaded (8)

Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 

PPT SPAI Childfree Kelompok 9 1.pptx

  • 1. Dosen Penanggung Jawab : Hilman Taufiq Abdillah, M.Pd.
  • 2. DAFTARISI 01 Latar Belakang Rumusan Masalah 02 Tujuan Penelitian 03 04 Grand Teori 05 Metode Penelitian 06 Hasil dan Pembahasan 07 Kesimpulan
  • 4. FENOMENACHILDFREEDIDUNIA ● Berdasarkan Angka Biro Sensus AS, Persentase pasangan tanpa anak mengalami peningkatan tiga kali lipat antara tahun 1967 dan 1971, meningkat dari 1,3% menjadi 3,9% Tahun 2000, hampir 19% wanita diawal 40-an dan 29% diawal 30-an tidak mempunyai anak . (Agrillo dan Nelini, “Childfree by choice: A review.”, h. 347-348.) ● Persentase pertumbuhan penduduk jepang turun -0,3% semenjak tahun 2010 sampai tahun 2020. (Dhimas Adi Nugroho dkk., “Tren Childfree dan Unmarried di kalangan Masyarakat Jepang,”)
  • 5. FENOMENACHILDFREEDIINDONESIA Grafik Persentase Perempuan Childfree 2019-2022 di Indonesia (susenas)
  • 7. RUMUSANMASALAH 2. 1 . Bagaimana fenomena childfree di indonesia pada generasi Milenial dan generasi Z? Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya childfree? 3. Bagaimana pandangan islam terhadap childfree?
  • 9. TUJUANPENELITIAN Dari pokok rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut : ● Mengetahui fenomena childfree yang terjadi di Indonesia. ● Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya childfree. ● Mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap fenomena childfree.
  • 11. GRANDTEORI “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik- baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?" (QS. An-Naḥl 16 : 72)
  • 13. METODEPENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada atau yang sedang terjadi tanpa memberikan perlakuan apapun terhadap subjek penelitian. Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan sosiologis. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang valid adalah dengan pengisian kuisioner. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden melalui tautan google formulir sebagai data primer dan studi literatur sebagai data sekunder.
  • 15. HASIL Dari studi riset yang kami lakukan, responden yang mengisi kuisioner semuanya mengetahui dengan baik apa itu childfree atau hidup tanpa anak setelah menikah. Beberapa dari mereka bahkan menjabarkannya disertai dengan alasan yang cukup kompleks terkait keputusan untuk childfree. Childfree terdiri dari dua kata, yakni child yang berarti anak, dan free yang berarti bebas. Menurut Victoria Tungguno dalam bukunya yang berjudul ―Childfree and Happy, Childfree adalah pilihan hidup yang dibuat secara sadar oleh seseorang yang ingin menjalani kehidupan tanpa melahirkan atau memiliki anak.
  • 16. HASIL Berdasarkan aspek pandangan responden sebagai seorang muslim/muslimah terhadap konsep childfree 64,4% diantaranya tidak setuju dan 35,6% selebihnya setuju. Melalui uraian, alasan responden tersebut memilih untuk tidak setuju paling didominasi oleh pemikiran menikah harus memiki anak untuk meneruskan garis keturunan. Mereka yang setuju untuk childfree memiliki banyak alasan yang beragam diantaranya yaitu keadaan ekonomi, sosial, takut akan tanggung jawab yang besar dalam mengurus anak, trauma akan masa lalu, serta ada masalah dalam kesehatan.
  • 17. HASIL Adapun pandangan responden yang rata-rata menormalisasikan atau mewajarkan jika ada kerabatnya atau temannya yang memilih untuk childfree dengan alasan childfree merupakan hak atau keputusan pribadi atau pasangan. Namun, jika dilihat hasil dari uraian pandangan masyarakat terhadap responden jika mereka memilih untuk childfree maka kebanyakan masyarakat sekitar responden akan menentang atau menolak pilihan tersebut. Responden tersebut memberikan alasan bahwa lingkungan sekitarnya masih bersifat konservatif dengan aturan lama dan belum bisa menerima keputusan yang terlihat kontroversial seperti keputusan childfree.
  • 18. HASIL Kemudian untuk pertanyaan, “Apakah anda memiliki rencana untuk childfree?” responden sebagian besar menjawab tidak yaitu 68,9%, 20% menjawab mungkin, dan sisanya 11,1% menjawab iya.
  • 19. HASIL Responden yang menjawab iya (11,1%) memiliki alasan yaitu ingin focus karir, takut tidak mampu mengurus anak, tidak berani mengambil resiko jika finansial, ilmu parenting, dan mental tidak cukup. Bagi responden yang menjawab tidak memiliki rencana terhadap childfree karena rata-rata dari mereka menikah untuk memiliki keturunan dan juga anak merupakan karunia dari Allah SWT. Sisanya yang menjawab ada kemungkinan untuk childfree 20% dikarenakan takut akan trauma masa lalu atau persiapan finansial.
  • 20. PEMBAHASAN Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya Childfree Faktor dari para pelaku childfree di dunia sebenarnya banyak dan setiap individu berbeda-beda. Corinne Maier dalam No Kids: 40 Reasons For Not Having Childreen telah membagi alasan orang-orang childfree dalam lima kategori, yakni pribadi, psikologi, ekonomi, filosofis, dan lingkungan hidup.
  • 21. PEMBAHASAN 1) Pribadi (emosi dan batin) Alasan pribadi yang dimiliki oleh pelaku childfree seringkali karena tanggung jawab yang melekat padanya sebagai orang tua. Pelaku merasa tidak mampu, tidak memiliki waktu dan tenaga untuk mengurus anak apalagi sampai membesarkannya. Tanggung jawab terhadap hal lain juga mempengaruhi mereka untuk tidak memiliki anak.
  • 22. PEMBAHASAN 2) Psikologi Psikologi atau pikiran bawah sadar menjadi salah satu faktor childfree yang sering didengar. Faktor psikologi ini termasuk dalam sikap trauma masa kecil dan berbagai ketakutan terhadap masa depan. Trauma dan pikiran negative ini bisa berasal dari pengalaman pribadi ketika berinteraksi sosial atau dalam kehidupan keluarganya sendiri.
  • 23. PEMBAHASAN 3) Ekonomi Faktor kekhawatiran terhadap finansial bagi pelaku childfree ini tampaknya menjadi alasan yang paling realistis, dengan melihat tingginya harga kebutuhan pokok di Indonesia. Berdasarkan penelitian dari Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dikatakan bahwa di negara berkembang seperti Indonesia, biaya perawatan untuk anak dengan usia 0 sampai 3 tahun dibutuhkan biaya sekitar 100 juta rupiah.
  • 24. PEMBAHASAN 4) Filosofis Berbicara alasan filosofis, maka akan dibahas terkait falsafah seseorang mengambil pilihan untuk childfree. Pandangan dan cara berfikir seseorang akan mempengaruhi seseorang dalam bertindak sehingga alasan filosofis perlu dijelaskan. Tidak banyak dari orangtua yang memiliki anak hanya karena keterpaksaan lingkungan sosial sehingga alasan tersebut mempengaruhi orang tua dalam membesarkan dan merawat mereka.
  • 25. PEMBAHASAN 5) Lingkungan hidup Keadaan dunia yang semakin semrawut dengan adanya perubahan iklim, pemanasan global, pencemaran lingkungan, sampai maraknya berbagai penyakit seperti virus Covid-19 yang membuat para pelaku childfree tidak yakin untuk merawat anak dalam keadaan seperti ini. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh banyak populasi manusia.
  • 26. PEMBAHASAN Pandangan Islam terhadap childfree Islam adalah agama yang rahmatan lil’alamin, yang didalamnya diatur berbagai hal dalam kehidupan dari hal terkecil hingga yang terbesar dan islam hadir sebagai jawaban atas masalah yang dihadapi umat manusia dari zaman ke zaman. Oleh karena itu, untuk mengetahui pandangan Islam terhadap fenomena childfree dibutuhkan pemikiran para faqih dalam menginterpretasikan childfree. Salah satu tujuan menikah yang disyariatkan Islam adalah guna mendapatkan keturunan.
  • 27. PEMBAHASAN Keturunan ini dimaknai dengan memiliki anak kandung dari hasil pernikahan yang dilangsungkan antara laki-laki dan perempuan. Dalam hal ini Allah SWT bisa firman dalam QS. Ar-Rum ayat 21 : Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan- pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS.Ar-Rum 30:21)
  • 28. PEMBAHASAN Pemahaman mengenai konsepsi keturunan sebagai salah satu dari tujuan pernikahan dapat pula dilihat dari firman Allah dalam QS. An-Naḥl ayat 72 yaitu : Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?" (QS. An-Naḥl 16 : 72)
  • 29. PEMBAHASAN Adapun trend saat ini yang mengemuka tentang pilihan untuk tidak memiliki anak dalam pernikahan menjadi satu hal yang menarik karena dengan alasan apapun hal itu bertentangan dengan tujuan dari pernikahan sebagaimana dianjurkan dalam ayat-ayat al-Qur’an yang telah disebutkan diatas. Sebagai contoh, faktor ekonomi yang kerap dijadikan salah satu alasan childfree terjawab dalam QS. An-Nahl ayat 72 yang menyebutkan bahwa Allah akan mengatur dan memberikan rizki kepada hambanya sehingga alasan itu tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Rezeki yang dimaksud harus diusahakan dengan ikhtiar dan berdoa.
  • 30. PEMBAHASAN Sebagai upaya menjaga keturunan, Islam menganjurkan setiap manusia untuk memiliki keturunan dari pernikahan yang sah, namun ada pula kewajiban orang tua ketika memiliki anak sehingga segalanya perlu dipersiapkan dan diusahakan dengan baik. Anjuran untuk memperoleh keturunan harus dibersamai dengan kesadaran penuh akan tanggung jawab orang tua sebagaimana disebutkan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisā 4:9 : Artinya : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”.
  • 31. PEMBAHASAN Berdasarkan kajian ayat diatas, dapat dipahami bahwa secara tekstual memang tidak ada satupun ayat yang membahas pelarangan childfree. Namun secara subtansi menganjurkan manusia untuk memiliki keturunan yang sah dari hasil pernikahan.
  • 33. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden menyatakan tidak setuju terhadap childfree dengan persentase 64,4%. Perspektif masyarakat terhadap fenomena childfree ini tidak lepas dari budaya timur yang sudah lama melekat pada masyarakat Indonesia. Terdapat beberapa hal yang melatarbelakangi pandangan seseorang terhadap suatu kejadian, baik dari pribadi, psikologi, ekonomi, filosofis, dan lingkungan hidup sekitar. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah adanya toleransi di dalamnya.
  • 34. KESIMPULAN Dalam pandangan islam sendiri, childfree tidak termasuk pada perbuatan yang dilarang, karena setiap pasangan suami istri memiliki hak untuk merencanakan dan mengatur kehidupan rumah tangganya termasuk memiliki anak. Namun, yang penting untuk diperhatikan bahwa dalam Islam anak dipandang sebagai anugerah yang harus disyukuri karena anak adalah pemberian Tuhan hal ini tercantum pada m QS An-Nahl ayat 72. Kehadiran anak sebagai salah satu tujuan dari pernikahan adalah bentuk kasih sayang Allah pada umat manusia, karena dengan hadirnya seorang anak dalam pernikahan bisa menambahkan keharmonisan keluarga dengan catatan kedua orangtuanya siap secara jasmani dan rohani.
  • 35. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik TERIMA KASIH KELOMPOK 9 TEKNIK SIPIL A
  • 36. DAFTARPUSTAKA Ar Rasyid, Y., Djamaludin, & Aziz, F. (2022). REFLEKSI HUKUM ISLAM TERHADAP FENOMENA CHILDFREE PERSPEKTIF Maslȃhah Mursalah. Jurnal Hukum Keluarga Islam, 16. Azizah, A. I. (2022). KONSEP CHILDFREE PERSPEKTIF PENDIDIKAN KELUARGA. 88. Damayanti, Y. D., Refiana, A. A., & Nuary, M. A. (2022). FENOMENA CHILDFREE DI TWITTER PADA GENERASI MILLENIAL. 4. Fadhilah, E. (2021). CHILDFREE DALAM PERSPEKTIF ISLAM. JURNAL SYARI`AH & HUKUM, 10. Firdaushipa, O., Dewa, S., & Permata, T. (n.d.). Childfree dalam Persepsi Hak Asasi Manusia dan Hukum Islam. 14. Jannati, F. K. (2022). FENOMENA CHILDFREE DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN. 82. Jenuri, Fajar, M. R., Komariah, K. S., Suwarma, D. M., & Nur Fitria, A. H. (2022). FENOMENA CHILDFREE DI ERA MODERN: STUDI FENOMENOLOGIS GENERASI GEN Z SERTA PANDANGAN ISLAM TERHADAP CHILDFREE DI INDONESIA. 9. Nuroh, S., & M. S. (2022). FENOMENA CHILDFREE PADA GENERASI MILENIAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM. Jurnal Studi Islam, 11. S. N., & I. N. (n.d.). Childfree: Between the Sacredness of Religion, Law and the Reality of Society. 28.