SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI MEDAN
JLN. SETIA BUDI NO. 75 HELVETIA MEDAN 20124
TELP. (061) 8455417, FAX. (061) 8456871
2006
Disusun oleh :
Drs. M. Anas
MODUL DIKLAT KOMPETENSIGURU SMK
SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan ………………..………..…Drs. M. Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL……………….……………………………………..…….2006
ii
KATA PENGANTAR
Pembuatan modul ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan)
kelompok teknologi khususnya untuk bidang keahlian mekanik otomotif.
Usaha tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari reformasi system pendidikan
kejuruan yang diserahkan kepada penyiapan tamatan dengan kompetensi
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
Modul ini disusun dengan merajuk kepada kurikulum SMK 2004 dimana isi
maupun teknik pengajarannya mengacu kepada pendekatan pelatihan
berbasis kompetensi. Dengan demikian diharapkan dapat digunakan,
terutama bagi peserta diklat kompetensi guru otomotif pada PPPG Teknologi
Medan, dan sebagai pegangan utama bagi guru, serta siswa untuk
meningkatkan kelancaran proses pembelajaran baik secara klasikal maupun
secara mandiri dalam upaya pencapaian penguasaan kompetensi
Bagaimanapun isi yang terkandung dalam modul ini masih belum sempurna.
Untuk itu kepada guru maupun siswa dianjurkan melengkapi, memperkaya
dan memperdalam pemahaman dan penguasaan materi untuk topik yang
sama dengan membaca referensi lainnya yang terkait, selain itu sangat
diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak bagi
penyempurnaan modul ini.
Medan , Januari 2006
Kepala PPPG Teknologi Medan
Ir. Ponijan Asri, MM
NIP 130 781 096
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan ………………..………..…Drs. M. Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL……………….……………………………………..…….2006
iii
PETA KEDUDUKAN MODUL
KELISTRIKAN ENGINE
OTOMOTIF
DASAR
KELISTRIKAN
SISTEM
PENGAPIAN
SISTEM
STATER
SISTEM
PENGISIAN
LISTRIK DAN
MAGNET
SISTEM
PENGISIAN
KONVENIONAL
SISTEM
PENGAPIAN
KONVENISONAL
SISTEM
STATER
KONVENISONAL
SISTEM
PENGISIAN
I C
SISTEM
PENGAPIAN
CDI
SISTEM
STATER
REDUKSI
SISTEM
PENGAPIAN
TRANSISTOR
SISTEM
STATER
PLANETARY
ANDA
BERADA
DISINI
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan ………………..………..…Drs. M. Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL……………….……………………………………..…….2006
iv
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
PENDAHULUAN
Anda menemukan informasi tentang ruang
lingkup isi modul, prasyarat mempelajari
modul serta hasil belajar yang akan dicapai
setalah mempelajari modul
BELAJAR
Pada bagian ini anda mempelajari materi
pelajaran yang harus anda kuasai
LATIHAN / EVALUASI
Pada bagian ini anda mengerjakan soal-soal
atau melaksanakan tugas untuk mengukur
kemampuan anda terhadap topik pelajaran
yang telah anda kuasai
PRAKTEK
Pada bagian ini anda melakukan kegiatan
praktek
KUNCI LATIHAN / EVALUASI
Anda menemukan kunci jawaban dari latihan
yang anda kerjakan
P
DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian ini merupakan referensi modulDP
KE/V
PR
B
L/E
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
1
A. Deskripsi
Pada sistem pengapian mempunyai fungsi untuk membakar komponen
udara bahan bakar didalam ruang bakar pada mesin bensin untuk
mendukung pemelajaran pada program keahlian otomotif maka disusunlah
modul perbaikan sistim pengapian
Perbaikan suatu pengapian membahas tentang bagaimana cara
memperbaiki sistem pengapian sesuai dengan prosedur.
Pengetahuan perbaikan sistim pengapian mutlak harus dimiliki oleh siswa
SMK dengan program keahlian mekanik otomotif sehuingga diharapkan
siswa memiliki/ menguasai kompetensi ini
Modul ini pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan siswa SMK agar dapat memperbaiki sistim
pengapian.
Modul ini didalamnya berisi materi yang disajikan dalam satu kegiatan
balajar baik di sekolah maupun DU/DI sehingga siswa mampu menguasai
menguasai pekerjaan di dunia kerja.
B. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini di persyaratkan untuk mempelajari dahulu
modul
- Tentang Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
- Tentang pengujian /pemeliharaan service pengganti baterai.
E. Tujuan Akhir
Setelah peserta menyelesaikan modul ini di harapkan dapat melaksanakan
perbaikan sistim pengapian yang telah di persyaratkan sehingga dapat
mengaflikasikannya di dunia kerja dunia industri
PENDAHULUANP
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
2
F. KESELAMATAN KERJA
Modul ini dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan.
Bekerja dengan listrik memerlukan tingkat keselamatan yang tinggi.
Berhati-hatilah saat menyentuh sambungan listrik. Percikan bunga api yang
terjadi saat “menghubung singkat” atau menghubungkan/melepas kabel
potensial sebagai sumber bahaya, terutamama bila menyangkut baterai.
Semua system pengapian listrik adalah system yang berbahaya. Saat
berkerja dengan system pengapian, selalu matikan system pengapian atau
lepaskan sumber tegangan. Perkerjaan ini mencakup:
 Penggantian komponen seperti busi, coil pengapian atau transformator
pengapian, distributor pengapian dan kabel tegangan tinggi.
 Penyambungan peralatan uji engine seperti strobo timing light, dwell-
tachometer dan lain-lain.
Saat menguji system pengapian dimana saklar pengapian tersambung (on),
tegangan yang membahayakan muncul di seeluruh system. Jika demikian
pengujian, pengujian hanya boleh dilaksanakan oleh orang spesialis yang
terlatih.
Perhiasan logam adalah penghantar arus yang baik, ini membuat perhiasan
sangat berbahaya. Demi keselamatan anda lepas perhiasan tersebut,
jangan mengambil resiko.
Rangkaian listrik pada kendaraan perlu ditangani dengan hati-hati, hati-
hatilah saat anda menyambung/melepas dimana system kelistrikannya
terhubung ke baterai. Kerusakan permanen pada komponennya dapat
terjadi.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
3
A. TUJUAN SISTEM PENGAPIAN
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah:
- Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk
membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar
engine.
- Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik
dari engine pada seluruh kondisi kerja engine.
Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional
Tegangan batere kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu
rendah untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di
dalam silinder yang bertekanan.
MATERI SISTEM PENGAPIAN
B
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
4
Sistem pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat
mencapai 40.000 volt.
Batere atau alternator menyediakan sumber listrik yang diperlukan oleh
rangkaian primer system pengapian untuk menghasilkan medan magnet di
sekeliling lilitan primer coil pengapian.
Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik lainnya
mengendalikan pembentukan dan kolapnya medan magnet. Lilitan
sekunder coil pengapian di bawah pengaruh medan magnet menghasilkan
keluaran tegangan sekunder yang tinggi. Coil pengapian bekerja seperti
transformator step-up.
Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan
tegangan sekunder pada busi yang sesuai kebutuhan.
Tegangan pembakaran menyebabkan celah percikan antara kedua elektroda
busi menjadi penghantar listrik (yaitu “ionisasi) dan dengan demikian
memungkinkan percikan bunga api melompat disepanjang celah. Percikan
bunga api listrik mempunyai energi panas yang cukup untuk membakar
campuran udara/bahan bakar yang kemudian akan terbakar secara
menyeluruh dengan sendirinya.
B. KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
5
1. Batere
Fungsi : Sebagai sumber tenaga arus
listrik yang mengalir pada lilitan primery coil
pada waktu mesin hidup atau pada mesin
putaran idling apabila kecepatan mesin sudah
mulai tinggi sistem pengisian mengganti tugas
dari batere
2. Fuse/Sekring
Fungsi : untuk mencegah terjadinya
hubungan singkat agar tidak langasung sampai
ke komponen kompnen kelistrikan khususnya
sekring yang ada di komponen komponen
system pengapian konvensional
3. Kunci Kontak/Ignition Switch
Fungsi : Untuk menghubungkan dan
memutuskan aliran listrik dari
batre ke koil
4. Ignition Coil/Coil Pengapian
Fungsi : Untuk merubah arus listrik
12Volt yang di terima oleh
batere menjadi tegangan
tinggi ( 10 kv atau lebih)
untuk menghasilkan loncatan
bunga api yang kuat pada
celah busi
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
6
Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil
terdapat 2 kumparan-kumparan
a. Kumparan Primer
Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan
300-400v.arus ini kemudian mengalir dan di simpan untuk sementara
dalam kondensorr.apabila penutup arus menutup kembali maka muatan
listrik yang ada dalam kondensor tersebut diatas akan mengalir ke
rangkaian arus primer segera menjadi penuh. Demikian pemutus arus
dibuka kembali maka arus induksi yang terjadi pada kumparan sekunder
cukup besar.
- Menciptakan medan magnet
- Penampang kawat besar
- Jumlah gulungan sedikit + you
b. Komponen Skunder
Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tegangan
10.000 – 20.000 volt. Pada motor selinder satu atau dua arus
mengalir ke busi. Sedangkan pada motor selinder banyak arus
mengalir ke busi lewat pembagi arus sesuai dengan piring order.
- Merubah induksi menjadi tegangan tinggi penampang kawat kecil.
- Penompang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak + 30 cm
JENIS COIL
1). IGNITION COIL DENGAN RESISTOR
Pada ignition coil yang di lengkapi resistor mempunyai sebuah
resistor yang di hubungkan seri dengan kumparan primer
pada coil.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
7
Ada dua tipe resistor
a). External resistor type
b). Integrated resistor type
2). IGNITION COIL TANPA RESISTOR
5. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap kabel
kabel busiSesuai piring order
1. Distributor cup
2. Breaker points
3. Governor spring
4. Gevernor Weight
5. Distributor shaft
6. Rotor
7. Damper spring
8. Breaker plate
9. Condenser
10. Vacuum advancer
11. Ball bearing
BAGIAN / KOMPONEN DISTRIBUTOR
a. Platina (bagian kontak pemutus )
Bagian kontak pemutus (platina)
Fungsi : untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke
kumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
8
Keterangan :
1. cam distributor
2. kontak tetap
3. kontak lepas
4. pegas
5. lengan kontak pemutus
6. sekerup pengikat
7. ebonite
8. kabel
9. alur penyetel
b. Condensor
Kondensor (kapasitor) biasanya ditempatkan pada dasar distributor.
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat
poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir
ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Kondensor itu
diperlukan karena:
- Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut
sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus.
- Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit.
- Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
9
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
- Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi
mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin.
- Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap
sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk
‘menyalakan’ busi.
1). Cara Kerja Kondensor
Platina Tertutup
Arus mengalir melalui lilitan
primer ke massa melalui
poin yang tertutup
Medan magnit terbentuk di
sekeliling coil pengapian.
Platina Terbuka
Medan magnit kolap,
menginduksi tegangan ke
dalam lilitan sekunder. Karena
medan magnit juga kolap
memotong lilitan primer maka
tegangan tinggi (kira-kira 300
V) diinduksi ke dalamnya juga.
Tegangan ini akan
menyebabkan arus mengalir ke
dalam kondensor. Tegangan
kondensor akan naik sampai
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
10
tegangannya sama dengan
tegangan coil.
Pengosongan Kondensor
Tengan primer mulai munurun.
Tegangan kondensor sekarang
akan mendorong balik arua listrik
kembali ke lilitan primer coil, hal ini
memaksa medan magnet yang
kolap mengalami kolap lebih cepat
yang akan menghasilkan percikan
bunga api sekunder yang lebih
besar.
Gaya medan magnet yang kolap
menghasilkan tegangan induksi
dengan arah yang berlawanan.
Pengisian dan Pengosongan
Berkaitan dengan pengaruh
medan magnet kondensor dan
arus pada lilitan sekunder, gerak
gaya listrik balik dihasilkan pada
lilitan primer beberapa kali. Arus
akan mengalir masuk dan keluar
pada kondensor melalui lilitan
samapi energi listriknya hilang.
Hal ini menimbulkan efek osilasi.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
11
2). Gangguan Kondensor.
Kondensor relatif murah, dan karena kondensor sering menjadi
penyebab rusaknya kontak poin, mekanik biasanya mengambil
lasngkah yang praktis dengan cara memasang kondensor yang
baru apabila mereka mengganti kontak poin.
Bagaimanapun juga, bila dilakukan diagnosa pada system
pengapian, sering diperlukan menguji kondensor untuk
menentukan penyebab gangguan. Empat pengujian dasar yang
dilakukan pada kondensor adalah:
1. Kondensor mangalami hubungan singkat.
2. Kebocoran atau resistansi insulatornya rendah
3. Resistansi hubungan seri yang tinggi.
4. Kapasitas dalam microfarad.
Kondensor mengalami hubungan singkat.
Kondensor mengalami hubungan singkat disebabkan oleh
rusaknya insulator di antara pelat-pelat kondensor. Kondensor
yang mengalami hubungan singkat tidak akan mampu
menyimpan muatannya dan mencegah kondensor berkerja.
Kebocoran.
Kondensor yang bocor disebabkan oleh resistansi insulator yang
rendah. Kondensor tidak mampu menyimpan muatan listrik
pada waktu tertentu karena resistansi insulator yang rendah
memungkinkan terjadi kebocoran dari satu pelat ke pelat yang
lain.
Resistansi tinggi.
Resistansi seri ysng tinggi bisanya disebabkan oleh kerusakan
kabel kondensor atau sambungan kondensor yang jelek.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
12
Kapasitas.
Kapasitas kondensor ditentukan oleh luasnya permukaan pelat-
pelat, jarak antar pelat, bahan insulator yang digunakan dan
bahan-bahan yang diperkaya.
c. Bagian pemaju saat pengapian
1). Governor Advancer
Fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya
peranan putaran mesin.
Keterangan :
1. cam
2. spring support pin
3. guide pin
4. screw
5. governor spring
6. cam plate
7. fly weight
8. weight support pin
9. distributor shaft
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat
putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme
sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang
mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor. Kedua
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
13
pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar
dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat
terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal)
melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan
kontak poin.
Gambar Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal.
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan
saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal,
bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran
poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan
lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah
pemajuan pengapian.
2). Vacum Advancer
fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya
beban mesin
saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran
rendah karna otomisasi campuran sedikit, campuran kurus.
Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama agar mendapatkan
tekanan pembakaran maksimum terjadi sesudah TMA, saat
pengapian harus dimajukan.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
14
Keterangan
1. pelat dudukan platina
2. rod
3. diafragma
4. pegas
5. selang untuk vacuum
6. langkah
7. advance port
8. throtol valve
Cara kerja
Vacum advancer belum bekerja kevacuman pada lntake
manifold masih rendah sehingga diafragma belum bekerja.
Vacum advancer sedang bekerja kevacuman pada lntake
manifold tinggi sehingga diafragma terisap dan rod(tuas)
tertarik akibat dudukan platina ikut bergerak dan pembukaan
dipercepat.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
15
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
16
6. Busi
fungsi : meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda
keterangan :
1. isolator
2. isolator
3. cicin perapat
4. cicin pemanas
5. penghantar
6. rongga pemanas
7. terminal
8. baut sambungan
9. rumah busi
10. elektroda pusat (+)
11. celah elektroda (-)
12. elektroda massa (-)
Nilai panas
Nilai panas busi adalah Suatu index yang dimajukan jumlahnya panas yang
dapat di pindahkan oleh busi
Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada
bentuk kaki isolator
Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
17
1. Jelaskan fungsi dari system pengapian kompensional
2. Tuliskan komponen komponen dari system pengapian kompensional
beserta fugnsi
3. Tuliskan 4 bagian dari distributor
4. Tuliskan fungsi dari governor dan cara kerja
5. Tuliskan fungsi dari vacum advancer dan cara kerja
6. Tuliskan pengertian sudut dwell
7. Jelaskan pengertian dari nilai panas dari busi
LATIHAN I
L
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
18
A. Cara Kerja Sistem Pengapian
1. Saat Platina Menutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk
medan magnit, melalui kontak poin ke massa.
Gambar Cara Kerja Pengapian Poin-Poin Tertutup.
2. Saat Platina terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar,
aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil
kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000 – 30.000 volt) pada
lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus
melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-
busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik
tergantung pada kecepatan engine.
CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN
B 2
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
19
Gambar Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka.
B. Hal-Hal Yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi
Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi
cukup kuat untuk meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan
bunga api terjadi pada celah busi, dan sebagian tenaga sekunder ini muncul
dalam bentuk busur api yang akan membakar campuran udara/bahan bakar.
Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada
busi tergantung pada banyak hal seperti:
a. Tekanan kompresi engine
b. Putaran engine
c. Perbandingan campuran bahan bakar.
d. Temperatur busi.
e. Celah busi.
Catatan:
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
20
Ionisasi – Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada
suatu substansi bertahanan tinggi bergerak bebas. Substansi ini yang
kemudian disebut ‘konduktif’
Tegangan yang sebenarnya yang dihasilkan system sekunder ditentukan
oleh kebutuhan busi.
Busi yang telah dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih
tinggi lagi pada busi yang baru, berkaitan dengan penambahan celah busi
dan perubahan bentuk elektroda tengah yang terjadi akibat pemakaian.
Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan kebutuhan tegangan kira-
kira sama dengan busi baru, selama busi tidak mengalami kerusakan.
Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan
dari putaran rendah sampai 20.000 volt.
Tegangan lebih rendah diperlukan saat kecepatan konstan (kecepatan
jelajah)
Misalnya 60 Km pe rjam 12.000 volt
100 Km per jam 18.000 volt
Lebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang
diperlukan untuk melakukan ionisasi pada celah busi.
Tegangan pada putaran langsam adalah rendah – 5.000 – 8.000 volt.
Kondisi engine ‘tidak ada pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah,
kondisi percepatan yang berat. Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi
tegangan maksimum yang diijinkan.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
21
Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka
tidak akan terjadi pembakaran.
C. Lamanya Percikan
Lamanya percikan pembakaran, atau panjangnya waktu loncatan bunga api
listrik, menjadi sangat penting yang hubungannya dengan pengendalian gas
buang.
Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang
rendah. Bagaimanapun juga dengan campuran kurus, jika lamanya waktu
pembakaran tidak cukup, campuran tidak akan terbakar dengan baik.
Lamanya waktu pembakaran harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan
arus antara 100 – 150 milliamper untuk mendapatkan pembakaran yang
baik.
D. Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine
Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar
dan demikian juga dengan unjuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis
busi, saat pembakaran dan energi pembakaran.
Catatan:
Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule (mJ) pada setiap pembakaran untuk
membakar campuran udara/bahan bakar dengan percikan bunga api.
Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3 mJ.
Energi yang terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang
tersimpan pada coil primer selama masa dwell (kontak poin dalam keadaan
menutup), dan pada coil, semakin tinggi arus primer semakin tinggi pula
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
22
tenaga keluarannya. Mungkin terjadi percikan dengan energi rendah dan
hal ini tidak akan menghasilkan pembakaran.
Jika energi pembakaran yang tersedia tidak mencukupi, pembakaran tidak
terjadi; campuran tidak dapat dibakar dan akan terjadi kegagalan
pembakaran. Inilah sebabnya mengapa energi pembakaran yang cukup
harus disediakan untuk menjamin bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal
yang paling buruk, campuran udara/bahan bakar selalu terbakar. Hal ini
mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang mudah terbakar dan
kemudian gas yang telah terbakar ini akan membakar seluruh campuran di
dalam silinder, dengan demikian menghasilkan pembakaran bahan bakar.
Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih
tinggi, adalah lebih penting menghasilkan percikan bunga api dengan lebih
banyak energi dalam bentuk yang lebih sederhana (nyala yang lebih besar).
Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada lilitan
primer adalah 7 – 8 amper. (Sistem Pengapian Energi Tinggi)
E. Saat Pengapian
Tegangan sekunder harus diteruskan pada seluruh kondisi kerja engine
sehinga engine dapat menghasilkan tenaga maksimum.
Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan
sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah kompresi.
Campuran bahan bakar akan disulut, mulai terbakar dan akan mencapai
tekanan pembakaran maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston
kemudian akan ditekan ke bagian bawah silinder dengan tenaga penuh hasil
pembakaran.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
23
Pembakaran Normal
Pada saat piston bergerak ke atas pada
langkah kompresi, percikan bunga api terjadi
pada saat yang tepat untuk membakar
campuran dan meneruskan proses
pembakaran.
Pembakaran dimulai
Piston masih bergerak ke atas, campuran
sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan
stabil merambat ke seluruh ruang bakar.
Pembakaran selesai
Piston bergerak melampaui TMA dan pada
kira-kira 10 derajat perputaran poros engkol
setelah TMA, dihasilkan tekanan pembakaran
maksimum. Ini mendorong piston bergerak
ke bawah pada saat langkah usaha.
Catatan:
Pembakaran campuran bahan bakar ini terjadi dalam waktu yang dapat
diukur – proses pembakaran ini tidak terjadi seketika.
F. Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal
Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai
peningkatan putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila
putaran engine turun.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
24
G. Pengendali Waktu pengapian Vacuum.
Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan
cara merubah kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan
terbakar dengan cepat saat proses pembakaran.
- Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran
akan terbakar dengan rentang yang lebih lambat.
Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah
hal yang sangat penting untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan
batas emisi gas buang yang ditentukan oleh perancang. Adalah
penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan engine untuk
menyadari pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi.
Pemajuan yang berlebihan dapat menyebabkan:
- Detonasi
- Overheating
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya
piston, kerusakan ring, kerusakan bantalan dan kerusakan katup-
katup.
Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan:
- Kehilangan tenaga (loss of power)
- Peningkatan emisi
- Boros bahan bakar
- Overheating
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
25
H. Pembakaran Awal (Pre-Ignition)
Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran
yang terjadi sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang
menimbulkan pembakaran awal.
a. Penyetelan saat pengapian dibuat lebih awal
Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai
sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA). Tekanan
pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang
dengan arah yang berlawanan.
Gambar Pembakaran awal - akibat saat pengapian
dibuat lebih awal.
b. Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder
membakar campuran bahan bakar sebelum percikan bunga api
terjadi. Tekanan pembakaran maksimum terjadi sebelum piston
mencapai TMA. Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston
mundur dengan arah yang berlawanan.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
26
Gambar. Pembakaran awal - akibat titik panas
membakar campuran bahan bakar
I. Detonasi
Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan.
Busi membakar campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah
pembakaran pertama, campuran dibakar oleh titik panas pada sisi lain ruang
bakar.
Terjadi pertemuan dua hasil pembakaran. Campuran terbakar pada rentang
peledakan (bukan pembakaran normal). Dalam hal ini piston mendapatkan
tekanan pukulan/hentakan.
Gambar Ditonasi disebabkan pertemuan dua pembakaran
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
27
J. Engine Terus Hidup (Running On)
Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau
mati walaupun kunci kontak telah diputus.
Penyebab:
1. Saat sistem pengapian terlalu maju (retarded) akan menyebabkan
engine overheat. Pada saat kunci kontak diputus sejumlah campuran
udara/bahan bakar masih terus memasuki ruang bakar dan ini akan
dibakar oleh titik panas yang terdapat pada ruang pembakaran, dan
engine akan terus hidup.
2. Putaran langsam engine modern adalah sangat tinggi, karburator
dilengkapi dengan mekanisme untuk menghentikan campuran bahan
bakar memasuki engine saat dimatikan. Penyetelan karburator yang
tidak tepat dapat menyebabkan bahan bakar memasuki engine.
Pembakaran akibat temperatur tekanan kompresi yang tinggi dan bahan
bakar akan menyebabkan engine tetap hidup.
3. Campuran udara/bahan bakar yang terlalu kaya atau terlalu kurus akan
menyebabkan engine terlalu panas, saat kunci kontak dimatikan bahan
bakar masuk ke dalam engine dan menyebabkan engine tetap hidup.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
28
1. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup.
2. Jelaskan kerja coil saat kontak poin terbuka.
3. Jelaskan secara singkat cara kerja kapasitor.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sudut Dwell (Cam)
5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan
pengapian yang baik.
6. Jelaskan pengaruh tegangan balik pada arus lilitan primer.
7. Jelaskan pentingnya waktu nyala busi selama engine berkerja.
LATIHAN II
L
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
29
A. PEMERIKSAAN AWAL
1. Pemeriksaan bunga api busi
 Pasang timing light pada mesin
 Hidupkan mesin
 periksa Keadaan bunga api dengan menggunakan lampu waktu.
2. Konektor (socket)
3. Coil pengapian
 putar kunci kontak pada posisi ON
 lepas kabel tegangan baterai
 periksa tegangan baterai
dengan menggunakan volt meter, hubungkan kaki positif tester
dengan terminal positif dari resistordan kaki negative pada massa.
Tegangan : ± 12 volt
PEMERIKSAAN SISTEM PENGAPIAN
Pr
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
30
B. PEMERIKSAAN LANJUTAN
1. Kabel tegangan tinggi
Jangan membengkokan kabel karena akan merusak penghantar.
a. Periksa keadaan terminal
kabel, jika kotor bersihkan,
jika patah ganti.
b. Periksa tahanan kabel, (- 25 k ohm/ kabel)
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
31
2. Pemeriksaan Busi
Periksa kemungkinan terdapat hal-hal berikut :
a. Retak atau cacat pada ulir atau isolator
b. Gasket cacat atau buruk
c. Elektroda aus
d. Elektroda cacat atau terbakar, terdapat
sisa karbon
e. Periksa celah busi dengan menggunakkan alat pengukur celah busi.
Celah busi : 0,8 mm
Warna dan kondisi Elektroda Kondisi engine yang dapat
diindikasi
Bersih, kekuning-kuningan, coklat
atau putih kusam
Kondisi baik, tingkat panas
stekernya pas
Lapisan permukaan melepuh Campuran bahan bakar terlalu
encer; steker tidak terpasang
dengan tepat; katup-katup engine
bocor
Elektroda-elektroda dan
permukaan steker kotor oleh oli
Stekernya macet; silinder-
silindernya, kendali katup dan
piston-pistonya aus
Elektroda-elektroda dan
permukaan steker tercemar/kotor
oleh jelaga
Campuran bahan bakar terlalu
pekat, celah terlalu lebar diantara
elektroda-elektrod busi, tingkat
panas stekernya tidak tepat
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
32
3. Coil Pengapian
a. Periksa tahanan dari resistor menggunakan ohm meter tahanan
 dengan kunci kontak 1,1-1,3 Ω
 tanpa kunci kontak 1,3 – 1,5 Ω
b. Periksa tahanan coil menggunakan ohm meter.
 Tahanan coil primer : antara terminal positif dengan negative.
Dengan kunci kontak 1,3 – 1,7 Ω,tanpa kunci kontak 1,2 - 1,5 Ω
 Tahanan coil sekunder : antara terminal positif dengan terminal
tegangan tinggi. Tahanan :- dengan kunci kontak 10 – 15 KΩ,
tanpa kunci kontak 8 – 12 KΩ
c. Periksa tahanan isolasi antara terminal positif dan body coil
menggunakan ohm meter : tahanan tak terhingga
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
33
4. Distributor
 Periksa governor.
Putar rotor berlawanan dengan
jarum jam lalu di lepas.rotor
harus kembali dengan halus ke
posisi semula.
Periksa celah blok karet
Celah blok karet: 0,42 mm
4.1. Membongkar komponen distributor
Membongkar suku cadang menurut urutan seperti pada gambar
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
34
4.2. Pemeriksaan dan perbaikan
4.2.1.Tutup distributor
periksa kemungkinan terdapat
keretakan, sisa -sisa karbon,
terbakar atau terminal
berkarat.juga periksa tempat
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
35
persinggungan bagian tengah
kemungkinan aus
4.2.2. Rotor
periksa kemungkingan retak
terdapat sisa sisa karbon,
terbakar atau terminal berkarat
4.2.3. Breaker plate
periksa breaker plate apakah berputar
dengan halus
4.2.4. Pemberat governor dan pen
periksa bagian fitting dari pemberat
governor weihgtbeserta pen
kemungkinan bengkok
.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
36
4.2.5. Membran vacum advancer
membran harus bergerak apabila
dihisap melalui lubang
4.2.6. Cam poros
periksa poros (cam) kemungkinan
aus, serta periksa keadaan
hubungan antara kam dan poros
4.2.7. Poros governor dan rumah
1. Periksa celah aksial poros celah aksial : 0,15 - 0,50mm
2. Lepaskan roda gigi dan pen gerinda uung pen dan keluarkan
pen roda gigi
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
37
3. Periksa poros gopernor kemungkinan
aus atau cacat
4. Periksa bos rumah dan ring
kemungkinan aus berubah bentuk
atau cacat
5. masukan waser ke dalam poros
goverfnor dan plate
Stel celah hingga harga standart
dengan memberi variasi jumlah
waser 2, 4, dan 5 diatas.
6. Rakit waser dan roda gigi
menurut urutan seperti pada
gambar dan periksa celah
aksial.
7. Pres pen menggunakan ragum
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
38
8. Rakitlah semua komponen distributor yang telah diperiksa dan
diperbaiki sesuai kebalikan urutan langkah pembongkaran.
C. PEMASANGAN DAN PENYETELAN DISTRIBUTOR PADA MESIN
1. Stel puli poros engkol pada waktu pengapian silinder 1 ( 8' STMA)
2. Luruskan garis tengah slot diujung atas poros pompa oli dengan poros
pompa oli dengan tanda (lubang oli) dibagian atas pompa
3. Posisikan rotor distributor menghadap bagian kanan pipa sumbat no. 3
lalu masukkan rumah distributor.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
39
4. Pada waktu rumah dimasukkan rotor harus berada dekat pertengahan
pipa sumbat no. 2.
5. putar swit kotak pada posisi ON
jangan memutar motor starter.
6. Putar body distributor berlawanan dengan jarum jam sampai timbul
bunga api kemudian kencangkan baut klem pada posisi ini.
7. Periksa waktu pengapian pada waktu putaran idle,
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
40
Pertanyaan 1
Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan
spesifikasi yang ditetapkan pabrik.
Pertanyaan 2
Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk
semua komponen yang ada dalam daftar :
a. Kabel tegangan rendah
b. Coil Pengapian
c. Tutup didtributor
d. Rotor
e. Busi
Pertanyaan 3
Identifikasi waktu penggantian busi atau kontak poin yang tepat
Pertanyaan 4
Pada list di bawah ini, identifikasi kondisi engine berdasarkan warna atau
kondisi elektroda busi
a. Kotor oleh oli
b. Elektroda dan permukaan busi kotor oleh jelaga
c. Busi bersih, coklat atau putih kusam
Pertanyaan 5
EVALUASI PRAKTIKE
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
41
Untuk semua komponen tegangan rendah di bawah ini, jelaskankan bagian
yang memerlukan pemeriksaan sewaktu kegiatan servis :
a. Kontak poin
b. Kabel tegangan rendah
c. Cam distributor
d. Capasitor
e. Mekanisme Advancer makanik
Pertanyaan 6
Identifikasi langkah-langkah pemasangan dan penyetelan celah kontak poin
Pertanyaan 7
Identifikasi penyetelan yang diperlukan kalau hasil pembacaan dwell meter
seperti berikut
a. Dwell meter lebih besar dari spesifikasi pabrik
b. Dwell meter lebih kecil dari spesifikasi pabrik
Pertanyaan 8
Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan
timing linght
Pertanyaan 9
Jelaskan langkah-langkah melepas distributor
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
42
1. Fungsi system pengapian adalah untuk membakar campuran udara dan
bahan bakar di dalam ruang baker pada saat akhir langkah kompres
2.
a. Baterai berfungsi sebagai sunmber tenaga untuk arus listrik yang
mengalir pada lilitan primeri koil pada waktu mesin di hidupkan atau
pada putaran idling
b. Sekring berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat
pada rangkaian
c. Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan mehubungkan aliran
listrik dari baterai ke koil
d. External resistor berfungsi untuk mengurangi penurunan tegangan
pada kumparan skunder saat mesing berputar tinggi
e. Coil berfungsi untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12v menjadi
20000-30000v
3.
a. Bagian pemutus
 cam lobe
 breaker point
b. Bagian pembagi arus
 rotor
 tutup distributor
c. Bagian pemaju pengapian
 vacuum advancer
 governor control rel
 octane selector
d. kondensor
KUNCI LATIHAN I
KL
L
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
43
4. Fungsi governor adalah memajukan saat pengapian berdasarkan
besarnya putaran mesin cara kerjanya adalah ply weight centrivugal
mulai mengembang sampai maksimum.cam plate mulai di tekan,
advancer centrivugal mulai bekerja sampai maksim um,kedua vegas
pengembaliaan bekerja.
5. Fungsi vacuum advancer adalah memajukan saat pengapian sesuai
dengan besarnya kevacuman pada mesin yang terdapat pada intake
manifold dan besarnya beban mesin cara kerjanya vacuum advance
sedang bekerja kevakuman pada intake manifold tinggi sehingga dia
fraghma terhisab dan rod (tuas) tertarik akibatnya dudukan platina ikut
bergerak dan pembukaan platina di percepat .
6. sudut dwell adalah lama nya platina menutup pada saat itu poros cam
tidak mendorong ebonite yang terdapat pada platina
7. Suatu index yang menujukan jumlah panas yang dapat di pindahkan
busi,kemampuaan busi menyerab dan memindahkan panas tergantung
pada bentuk kaki isolator,nalai panas busi harus sesuai dengan kondisi
mesin.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
44
Jawaban 1
Arus listrik mengalir melalui rangkaian primer dan lilitan primer coil
menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil)
Jawaban 2
Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap.
kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan
sekunder.
Jawaban 3.
Medan magnet kolap memotong lilitan sekunder dan primer. Arus induksi
yang dihasilkan lilitan primer mengalir menuju kondensor, tidak meloncat
pada kontak poin. Hal ini memungkinkan arus primer berhenti dengan cepat
membuat medan magnet kolap dengan cepat untuk dapat menghasilakan
percikan bunga api sekunder yang lebih besar.
Jawaban 4
Sudut Dwell adalah lamanya kontak poin / platina menutup.
Jawaban 5
Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan
magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin.
Jawaban 6
Tegangan balik menghambat aliran arus menghasilkan medan magnet. Hal
ini menyebabkan penundaan waktu jenuh medan magnet coil pengapian.
Jawaban 7
Campuran udara/bahan bakar kurus memerlukan waktu nyala busi yang
lama untuk memastikan campuran udara/bahan bakar terbakar.
KUNCI LATIHAN IIKL
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
45
Jawaban 1
Untuk menjamin kemampuan kerja system
Jawaban 2
a. Kabel tegangan tinggi
 Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak
 Kabel tegangan rendah
 Terbakar, insulasi retak atau rusak,
 Inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya,
 Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya
b. Coil Pengapian
 Kebocoran oli,
 Insulasi atau retak pecah,
 Kerusakan eksternal
c. Tutup distributor
 Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah
 Terminal terbakar atau rusak
 Sambungan karbon kendor atau rusak
 Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam
d. Rotor
 Blade kendor atau rusak,
 Insulasi retak atau karbon retak
 Klip pengikat patah atau rusak
e. Busi
 Kerusakan Insulator,
 Elektroda eroded,
 Sil rusak,
 Ulir rusak,
 Insulasi retak
Jawaban 3
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan komponen tersebut telah rusak atau tidak
berfungsi pada jadwal pemeriksaan yang ditetapkan pabrik.
KUNCI EVALUASIKE
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
46
Jawaban 4
a. Kotor oleh oli
Busi misfiring, silinder, pengarah katup , ring piston rusak,
b. Elektroda dan permukaan busi kotor oleh jelaga
 Campuran bahan bakar kaya
 Celah elektroda terlalu besar
 Atau rentang panas tidak sesuai
c. Busi bersih, coklat atau putih kusam
 Engine dalam kondisi baik
 Rentang panas tepat
Jawaban 5
a. Kontak poin
 Permukaan kontak poin
 Keausan pada blok mika
 Pegas lemah
 Insulasi rusak
b. Kabel tegangan rendah
Terkupas, terurai atau kabel putus
c. Cam distributor
Aus atau kasar
d. Capasitor
Kabel putus atau terurai
e. Mekanisme Advancer makanik
 Dapat berputar dengan baik
 Kekencangan pegas baik
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
47
Jawaban 6
a. Beri grease pada balok pengungkit kontak poin
b. Dudukkan kontak poin, masukkan sekrup pengikat dan
kencangkan sedikit.
c. Sambungkan kabel
d. Periksa kabek jangan sampai tergesek
e. Periksa ketepatan posisi kontak poin
f. Putar poros engkol sampai balok pengungkit bersinggunngan
dengan bagian tertinggi dari cam-lobe
g. Pasang feeler gauge yang sesuai dengan spesifikasi di antara
kontak poin
h. Stel celah kontak poin
i. Kencangakn sekrup pengikat, feeler gauge agak seret sewaktu
dilepas
j. Stel kembali kontak poin bila celah tidak tepat
Jawaban 7
a. Dwell meter lebih besar dari spesifikasi pabrik
Celah kontak poin diperkecil
b. Dwell meter lebih kecil dari spesifikasi pabrik
Celah kontak poin diperbesar
Jawaban 8
a. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja.
b. Matikan engine dan pasang timing light
c. Lepas sambungan selang vacuum
d. Bersihkan tanda timing pada poros pulley
e. Hidupkan engine
f. Arahkan timing light pada tanda timing,Periksa dan stel saat
pengapian
g. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat
pengapian
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
48
Jawaban 9
a. Lepaskan busi nomor 1
b. Posisikan crankshaft engine sehingg piston nomor 1 berada
pada titik mati atas saat langkah kompresi. Lepas kabel
tegangan rendah yang terdapat pada distributor
c. Pada sejumlah kasus, kabel tegangan rendah harus dilepas dari
coil pengapian
d. Lepaskan pipa vacuum advancer yang terdapat di sisi distributor
e. Beri tanda dengan cara menggores badan distributor dan blok
engine
f. Beri tanda dengan cara menggores badan distributor tepat
berada di bawah bilah rotor
g. Kendorkan dan lepas baut pengikat dan klem
h. Tarik/keluarkan distributor dengan hati-hati dari blok engine
Jawaban
a. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris
dengan bagian puncak badan disributor
b. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan , tentukan posisi baru
penunjukan rotor
c. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok
engine dan masukkan distributor
d. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau
mundur untuk memungkinkan penggerah distributor terkait.
e. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat
f. Kencangkan baut pengikat dengan tangan
g. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor
h. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi
i. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere
j. Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik
k. Kencangkan baut pengikat distributor sesuai spesifikasi
pengencangan
l. Pastikan pipa vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah
saat pengapian di setel.
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M.
Anas
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006
49
Hoolembeak, Barry. 1997. Automotive Electricity & electronics 2 nd Edition. ITP
An International Thomson Publishing Company. Columbus, Ohio
Team Toyata Service Training. ……, Fundamentals Of Electricity Step 2. PT.
Toyota Astra Motor. Jakarta.
Team Toyata Service Training. ……, Engine Step 2. PT. Toyota Astra Motor.
Jakarta.
Team Toyata Service Training. ……, Pedoman Reparasi Mesin Seri K. PT. Toyota
Astra Motor. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKADP

More Related Content

Similar to Pengapian konvensional

Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxPerencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxriffanfahkri1
 
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor BakarSistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor BakarRobiyatul Adawiyah
 
Aircraft Avionics Drawing
Aircraft Avionics DrawingAircraft Avionics Drawing
Aircraft Avionics DrawinglombkTBK
 
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidroTugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidroFathi Habibu Rahman
 
Perbaikan sistem pendingin_dan_komponen
Perbaikan sistem pendingin_dan_komponenPerbaikan sistem pendingin_dan_komponen
Perbaikan sistem pendingin_dan_komponenharismunandar38
 
Perbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobil
Perbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobilPerbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobil
Perbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobilSyak-hard Muhammad
 
Penelitian Tentang generator
Penelitian Tentang generatorPenelitian Tentang generator
Penelitian Tentang generatorEkky Dipayana
 
Lkpd pengapian pegangan guru fix 1 agus budi santoso
Lkpd pengapian pegangan guru fix 1  agus budi santosoLkpd pengapian pegangan guru fix 1  agus budi santoso
Lkpd pengapian pegangan guru fix 1 agus budi santosobudisantoso458
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1jhoel sim
 
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDEDTUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDEDfadlanm
 
Memelihara panel listrik
Memelihara panel listrikMemelihara panel listrik
Memelihara panel listrikKhairul Jakfar
 
Rpp mmk 2
Rpp mmk 2Rpp mmk 2
Rpp mmk 2Aries M
 

Similar to Pengapian konvensional (20)

Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptxPerencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
Perencanaan pembangkit listrik tenaga surya.pptx
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor BakarSistem Pelistrikan Motor Bakar
Sistem Pelistrikan Motor Bakar
 
Aircraft Avionics Drawing
Aircraft Avionics DrawingAircraft Avionics Drawing
Aircraft Avionics Drawing
 
15. starter motor
15. starter motor15. starter motor
15. starter motor
 
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidroTugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
Tugas ekonomi teknik Pembangkit tenaga mikro hidro
 
Modul pengisian
Modul pengisianModul pengisian
Modul pengisian
 
Perbaikan sistem pendingin_dan_komponen
Perbaikan sistem pendingin_dan_komponenPerbaikan sistem pendingin_dan_komponen
Perbaikan sistem pendingin_dan_komponen
 
Perbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobil
Perbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobilPerbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobil
Perbaikan sistem pendingin_dan_kompoen_komponennya mobil
 
Penelitian Tentang generator
Penelitian Tentang generatorPenelitian Tentang generator
Penelitian Tentang generator
 
Lkpd pengapian pegangan guru fix 1 agus budi santoso
Lkpd pengapian pegangan guru fix 1  agus budi santosoLkpd pengapian pegangan guru fix 1  agus budi santoso
Lkpd pengapian pegangan guru fix 1 agus budi santoso
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1putar kanan kiri tipe 1
putar kanan kiri tipe 1
 
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDEDTUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
TUGAS RINGKASAN MATERI EMBEDED
 
Laporan kerja praktek
Laporan kerja praktekLaporan kerja praktek
Laporan kerja praktek
 
Memelihara panel listrik
Memelihara panel listrikMemelihara panel listrik
Memelihara panel listrik
 
Ignition system
Ignition system Ignition system
Ignition system
 
Rpp mmk 2
Rpp mmk 2Rpp mmk 2
Rpp mmk 2
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Starting motor 3_fasa
Starting motor 3_fasaStarting motor 3_fasa
Starting motor 3_fasa
 

Pengapian konvensional

  • 1. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI MEDAN JLN. SETIA BUDI NO. 75 HELVETIA MEDAN 20124 TELP. (061) 8455417, FAX. (061) 8456871 2006 Disusun oleh : Drs. M. Anas MODUL DIKLAT KOMPETENSIGURU SMK SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
  • 2. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan ………………..………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL……………….……………………………………..…….2006 ii KATA PENGANTAR Pembuatan modul ini merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) kelompok teknologi khususnya untuk bidang keahlian mekanik otomotif. Usaha tersebut adalah sebagai tindak lanjut dari reformasi system pendidikan kejuruan yang diserahkan kepada penyiapan tamatan dengan kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja Modul ini disusun dengan merajuk kepada kurikulum SMK 2004 dimana isi maupun teknik pengajarannya mengacu kepada pendekatan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian diharapkan dapat digunakan, terutama bagi peserta diklat kompetensi guru otomotif pada PPPG Teknologi Medan, dan sebagai pegangan utama bagi guru, serta siswa untuk meningkatkan kelancaran proses pembelajaran baik secara klasikal maupun secara mandiri dalam upaya pencapaian penguasaan kompetensi Bagaimanapun isi yang terkandung dalam modul ini masih belum sempurna. Untuk itu kepada guru maupun siswa dianjurkan melengkapi, memperkaya dan memperdalam pemahaman dan penguasaan materi untuk topik yang sama dengan membaca referensi lainnya yang terkait, selain itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak bagi penyempurnaan modul ini. Medan , Januari 2006 Kepala PPPG Teknologi Medan Ir. Ponijan Asri, MM NIP 130 781 096
  • 3. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan ………………..………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL……………….……………………………………..…….2006 iii PETA KEDUDUKAN MODUL KELISTRIKAN ENGINE OTOMOTIF DASAR KELISTRIKAN SISTEM PENGAPIAN SISTEM STATER SISTEM PENGISIAN LISTRIK DAN MAGNET SISTEM PENGISIAN KONVENIONAL SISTEM PENGAPIAN KONVENISONAL SISTEM STATER KONVENISONAL SISTEM PENGISIAN I C SISTEM PENGAPIAN CDI SISTEM STATER REDUKSI SISTEM PENGAPIAN TRANSISTOR SISTEM STATER PLANETARY ANDA BERADA DISINI
  • 4. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan ………………..………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL……………….……………………………………..…….2006 iv PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PENDAHULUAN Anda menemukan informasi tentang ruang lingkup isi modul, prasyarat mempelajari modul serta hasil belajar yang akan dicapai setalah mempelajari modul BELAJAR Pada bagian ini anda mempelajari materi pelajaran yang harus anda kuasai LATIHAN / EVALUASI Pada bagian ini anda mengerjakan soal-soal atau melaksanakan tugas untuk mengukur kemampuan anda terhadap topik pelajaran yang telah anda kuasai PRAKTEK Pada bagian ini anda melakukan kegiatan praktek KUNCI LATIHAN / EVALUASI Anda menemukan kunci jawaban dari latihan yang anda kerjakan P DAFTAR PUSTAKA Pada bagian ini merupakan referensi modulDP KE/V PR B L/E
  • 5. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 1 A. Deskripsi Pada sistem pengapian mempunyai fungsi untuk membakar komponen udara bahan bakar didalam ruang bakar pada mesin bensin untuk mendukung pemelajaran pada program keahlian otomotif maka disusunlah modul perbaikan sistim pengapian Perbaikan suatu pengapian membahas tentang bagaimana cara memperbaiki sistem pengapian sesuai dengan prosedur. Pengetahuan perbaikan sistim pengapian mutlak harus dimiliki oleh siswa SMK dengan program keahlian mekanik otomotif sehuingga diharapkan siswa memiliki/ menguasai kompetensi ini Modul ini pada dasarnya merupakan materi kurikulum yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan siswa SMK agar dapat memperbaiki sistim pengapian. Modul ini didalamnya berisi materi yang disajikan dalam satu kegiatan balajar baik di sekolah maupun DU/DI sehingga siswa mampu menguasai menguasai pekerjaan di dunia kerja. B. Prasyarat Untuk mempelajari modul ini di persyaratkan untuk mempelajari dahulu modul - Tentang Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja - Tentang pengujian /pemeliharaan service pengganti baterai. E. Tujuan Akhir Setelah peserta menyelesaikan modul ini di harapkan dapat melaksanakan perbaikan sistim pengapian yang telah di persyaratkan sehingga dapat mengaflikasikannya di dunia kerja dunia industri PENDAHULUANP
  • 6. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 2 F. KESELAMATAN KERJA Modul ini dilaksanakan pada lingkungan kerja yang bebas dari gangguan. Bekerja dengan listrik memerlukan tingkat keselamatan yang tinggi. Berhati-hatilah saat menyentuh sambungan listrik. Percikan bunga api yang terjadi saat “menghubung singkat” atau menghubungkan/melepas kabel potensial sebagai sumber bahaya, terutamama bila menyangkut baterai. Semua system pengapian listrik adalah system yang berbahaya. Saat berkerja dengan system pengapian, selalu matikan system pengapian atau lepaskan sumber tegangan. Perkerjaan ini mencakup:  Penggantian komponen seperti busi, coil pengapian atau transformator pengapian, distributor pengapian dan kabel tegangan tinggi.  Penyambungan peralatan uji engine seperti strobo timing light, dwell- tachometer dan lain-lain. Saat menguji system pengapian dimana saklar pengapian tersambung (on), tegangan yang membahayakan muncul di seeluruh system. Jika demikian pengujian, pengujian hanya boleh dilaksanakan oleh orang spesialis yang terlatih. Perhiasan logam adalah penghantar arus yang baik, ini membuat perhiasan sangat berbahaya. Demi keselamatan anda lepas perhiasan tersebut, jangan mengambil resiko. Rangkaian listrik pada kendaraan perlu ditangani dengan hati-hati, hati- hatilah saat anda menyambung/melepas dimana system kelistrikannya terhubung ke baterai. Kerusakan permanen pada komponennya dapat terjadi.
  • 7. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 3 A. TUJUAN SISTEM PENGAPIAN Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah: - Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine. - Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dari engine pada seluruh kondisi kerja engine. Gambar 1. Sistem Pengapian dengan Coil Pengapian Konvensional Tegangan batere kendaraan biasanya 12 atau 24 volt, nilai yang terlalu rendah untuk dapat menghasilkan percikan bunga api pada celah busi di dalam silinder yang bertekanan. MATERI SISTEM PENGAPIAN B
  • 8. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 4 Sistem pengapian menghasilkan tegangan sekunder yang tinggi yang dapat mencapai 40.000 volt. Batere atau alternator menyediakan sumber listrik yang diperlukan oleh rangkaian primer system pengapian untuk menghasilkan medan magnet di sekeliling lilitan primer coil pengapian. Kontak poin distributor atau perangkat sakelar elektronik lainnya mengendalikan pembentukan dan kolapnya medan magnet. Lilitan sekunder coil pengapian di bawah pengaruh medan magnet menghasilkan keluaran tegangan sekunder yang tinggi. Coil pengapian bekerja seperti transformator step-up. Rotor, tutup distributor dan kabel tegangan tinggi mendistribusikan tegangan sekunder pada busi yang sesuai kebutuhan. Tegangan pembakaran menyebabkan celah percikan antara kedua elektroda busi menjadi penghantar listrik (yaitu “ionisasi) dan dengan demikian memungkinkan percikan bunga api melompat disepanjang celah. Percikan bunga api listrik mempunyai energi panas yang cukup untuk membakar campuran udara/bahan bakar yang kemudian akan terbakar secara menyeluruh dengan sendirinya. B. KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN
  • 9. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 5 1. Batere Fungsi : Sebagai sumber tenaga arus listrik yang mengalir pada lilitan primery coil pada waktu mesin hidup atau pada mesin putaran idling apabila kecepatan mesin sudah mulai tinggi sistem pengisian mengganti tugas dari batere 2. Fuse/Sekring Fungsi : untuk mencegah terjadinya hubungan singkat agar tidak langasung sampai ke komponen kompnen kelistrikan khususnya sekring yang ada di komponen komponen system pengapian konvensional 3. Kunci Kontak/Ignition Switch Fungsi : Untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari batre ke koil 4. Ignition Coil/Coil Pengapian Fungsi : Untuk merubah arus listrik 12Volt yang di terima oleh batere menjadi tegangan tinggi ( 10 kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi
  • 10. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 6 Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut pada ignition coil terdapat 2 kumparan-kumparan a. Kumparan Primer Pada kumparan primer timbul induksi sendiri dengan tegangan 300-400v.arus ini kemudian mengalir dan di simpan untuk sementara dalam kondensorr.apabila penutup arus menutup kembali maka muatan listrik yang ada dalam kondensor tersebut diatas akan mengalir ke rangkaian arus primer segera menjadi penuh. Demikian pemutus arus dibuka kembali maka arus induksi yang terjadi pada kumparan sekunder cukup besar. - Menciptakan medan magnet - Penampang kawat besar - Jumlah gulungan sedikit + you b. Komponen Skunder Pada kumparan sekunder timbul arus induksi dengan tegangan 10.000 – 20.000 volt. Pada motor selinder satu atau dua arus mengalir ke busi. Sedangkan pada motor selinder banyak arus mengalir ke busi lewat pembagi arus sesuai dengan piring order. - Merubah induksi menjadi tegangan tinggi penampang kawat kecil. - Penompang kawat kecil - Jumlah gulungan banyak + 30 cm JENIS COIL 1). IGNITION COIL DENGAN RESISTOR Pada ignition coil yang di lengkapi resistor mempunyai sebuah resistor yang di hubungkan seri dengan kumparan primer pada coil.
  • 11. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 7 Ada dua tipe resistor a). External resistor type b). Integrated resistor type 2). IGNITION COIL TANPA RESISTOR 5. Distributor Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap kabel kabel busiSesuai piring order 1. Distributor cup 2. Breaker points 3. Governor spring 4. Gevernor Weight 5. Distributor shaft 6. Rotor 7. Damper spring 8. Breaker plate 9. Condenser 10. Vacuum advancer 11. Ball bearing BAGIAN / KOMPONEN DISTRIBUTOR a. Platina (bagian kontak pemutus ) Bagian kontak pemutus (platina) Fungsi : untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
  • 12. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 8 Keterangan : 1. cam distributor 2. kontak tetap 3. kontak lepas 4. pegas 5. lengan kontak pemutus 6. sekerup pengikat 7. ebonite 8. kabel 9. alur penyetel b. Condensor Kondensor (kapasitor) biasanya ditempatkan pada dasar distributor. Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah. Kondensor itu diperlukan karena: - Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus. - Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit. - Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi.
  • 13. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 9 Tanpa kondensor, yang terjadi adalah: - Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. - Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk ‘menyalakan’ busi. 1). Cara Kerja Kondensor Platina Tertutup Arus mengalir melalui lilitan primer ke massa melalui poin yang tertutup Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. Platina Terbuka Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi ke dalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai
  • 14. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 10 tegangannya sama dengan tegangan coil. Pengosongan Kondensor Tengan primer mulai munurun. Tegangan kondensor sekarang akan mendorong balik arua listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan. Pengisian dan Pengosongan Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan samapi energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.
  • 15. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 11 2). Gangguan Kondensor. Kondensor relatif murah, dan karena kondensor sering menjadi penyebab rusaknya kontak poin, mekanik biasanya mengambil lasngkah yang praktis dengan cara memasang kondensor yang baru apabila mereka mengganti kontak poin. Bagaimanapun juga, bila dilakukan diagnosa pada system pengapian, sering diperlukan menguji kondensor untuk menentukan penyebab gangguan. Empat pengujian dasar yang dilakukan pada kondensor adalah: 1. Kondensor mangalami hubungan singkat. 2. Kebocoran atau resistansi insulatornya rendah 3. Resistansi hubungan seri yang tinggi. 4. Kapasitas dalam microfarad. Kondensor mengalami hubungan singkat. Kondensor mengalami hubungan singkat disebabkan oleh rusaknya insulator di antara pelat-pelat kondensor. Kondensor yang mengalami hubungan singkat tidak akan mampu menyimpan muatannya dan mencegah kondensor berkerja. Kebocoran. Kondensor yang bocor disebabkan oleh resistansi insulator yang rendah. Kondensor tidak mampu menyimpan muatan listrik pada waktu tertentu karena resistansi insulator yang rendah memungkinkan terjadi kebocoran dari satu pelat ke pelat yang lain. Resistansi tinggi. Resistansi seri ysng tinggi bisanya disebabkan oleh kerusakan kabel kondensor atau sambungan kondensor yang jelek.
  • 16. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 12 Kapasitas. Kapasitas kondensor ditentukan oleh luasnya permukaan pelat- pelat, jarak antar pelat, bahan insulator yang digunakan dan bahan-bahan yang diperkaya. c. Bagian pemaju saat pengapian 1). Governor Advancer Fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya peranan putaran mesin. Keterangan : 1. cam 2. spring support pin 3. guide pin 4. screw 5. governor spring 6. cam plate 7. fly weight 8. weight support pin 9. distributor shaft Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagaian bawah distributor. Kedua
  • 17. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 13 pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal) melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan kontak poin. Gambar Mekanisme Pemaju Pengapian jenis Sentrifugal. Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian. 2). Vacum Advancer fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karna otomisasi campuran sedikit, campuran kurus. Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum terjadi sesudah TMA, saat pengapian harus dimajukan.
  • 18. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 14 Keterangan 1. pelat dudukan platina 2. rod 3. diafragma 4. pegas 5. selang untuk vacuum 6. langkah 7. advance port 8. throtol valve Cara kerja Vacum advancer belum bekerja kevacuman pada lntake manifold masih rendah sehingga diafragma belum bekerja. Vacum advancer sedang bekerja kevacuman pada lntake manifold tinggi sehingga diafragma terisap dan rod(tuas) tertarik akibat dudukan platina ikut bergerak dan pembukaan dipercepat.
  • 19. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 15
  • 20. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 16 6. Busi fungsi : meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda keterangan : 1. isolator 2. isolator 3. cicin perapat 4. cicin pemanas 5. penghantar 6. rongga pemanas 7. terminal 8. baut sambungan 9. rumah busi 10. elektroda pusat (+) 11. celah elektroda (-) 12. elektroda massa (-) Nilai panas Nilai panas busi adalah Suatu index yang dimajukan jumlahnya panas yang dapat di pindahkan oleh busi Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki isolator Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi
  • 21. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 17 1. Jelaskan fungsi dari system pengapian kompensional 2. Tuliskan komponen komponen dari system pengapian kompensional beserta fugnsi 3. Tuliskan 4 bagian dari distributor 4. Tuliskan fungsi dari governor dan cara kerja 5. Tuliskan fungsi dari vacum advancer dan cara kerja 6. Tuliskan pengertian sudut dwell 7. Jelaskan pengertian dari nilai panas dari busi LATIHAN I L
  • 22. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 18 A. Cara Kerja Sistem Pengapian 1. Saat Platina Menutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke massa. Gambar Cara Kerja Pengapian Poin-Poin Tertutup. 2. Saat Platina terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000 – 30.000 volt) pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi- busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine. CARA KERJA SISTEM PENGAPIAN B 2
  • 23. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 19 Gambar Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka. B. Hal-Hal Yang Menentukan Diperlukannya Tegangan Tinggi Tegangan pada lilitan sekunder meningkat sampai tegangan pada busi cukup kuat untuk meloncat (ionisasi) pada celah yang ada sehingga percikan bunga api terjadi pada celah busi, dan sebagian tenaga sekunder ini muncul dalam bentuk busur api yang akan membakar campuran udara/bahan bakar. Tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan percikan bunga api pada busi tergantung pada banyak hal seperti: a. Tekanan kompresi engine b. Putaran engine c. Perbandingan campuran bahan bakar. d. Temperatur busi. e. Celah busi. Catatan:
  • 24. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 20 Ionisasi – Tegangan yang sangat tinggi akan menyebabkan elektron pada suatu substansi bertahanan tinggi bergerak bebas. Substansi ini yang kemudian disebut ‘konduktif’ Tegangan yang sebenarnya yang dihasilkan system sekunder ditentukan oleh kebutuhan busi. Busi yang telah dipakai bisa jadi memerlukan sebanyak 5.000 volt dan lebih tinggi lagi pada busi yang baru, berkaitan dengan penambahan celah busi dan perubahan bentuk elektroda tengah yang terjadi akibat pemakaian. Penyetelan kembali celah busi akan menurunkan kebutuhan tegangan kira- kira sama dengan busi baru, selama busi tidak mengalami kerusakan. Kebutuhan tegangan maksimum terjadi pada saat melakukan percepatan dari putaran rendah sampai 20.000 volt. Tegangan lebih rendah diperlukan saat kecepatan konstan (kecepatan jelajah) Misalnya 60 Km pe rjam 12.000 volt 100 Km per jam 18.000 volt Lebih banyak tenaga diperlukan maka tegangan akan naik pada batas yang diperlukan untuk melakukan ionisasi pada celah busi. Tegangan pada putaran langsam adalah rendah – 5.000 – 8.000 volt. Kondisi engine ‘tidak ada pembakaran’ pertama terjadi pada putaran rendah, kondisi percepatan yang berat. Tegangan yang dibutuhkan akan melebihi tegangan maksimum yang diijinkan.
  • 25. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 21 Tegangan yang diperlukan 50.000 volt, yang tersedia 40.000 volt, maka tidak akan terjadi pembakaran. C. Lamanya Percikan Lamanya percikan pembakaran, atau panjangnya waktu loncatan bunga api listrik, menjadi sangat penting yang hubungannya dengan pengendalian gas buang. Campuran kurus perlu untuk mendapatkan tingkat emisi gas buang yang rendah. Bagaimanapun juga dengan campuran kurus, jika lamanya waktu pembakaran tidak cukup, campuran tidak akan terbakar dengan baik. Lamanya waktu pembakaran harus berada antara 0,8 – 2 millidetik dengan arus antara 100 – 150 milliamper untuk mendapatkan pembakaran yang baik. D. Energi – Energi Pembakaran dan Putaran Engine Hasil penelitian menunjukkan pembakaran campuran udara/bahan bakar dan demikian juga dengan unjuk kerja engine dapat dipengaruhi oleh jenis busi, saat pembakaran dan energi pembakaran. Catatan: Diperlukan kira-kira 0,2 millijoule (mJ) pada setiap pembakaran untuk membakar campuran udara/bahan bakar dengan percikan bunga api. Campuran kurus dan gemuk memerlukan lebih dari 3 mJ. Energi yang terdapat pada percikan bunga api tergantung pada energi yang tersimpan pada coil primer selama masa dwell (kontak poin dalam keadaan menutup), dan pada coil, semakin tinggi arus primer semakin tinggi pula
  • 26. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 22 tenaga keluarannya. Mungkin terjadi percikan dengan energi rendah dan hal ini tidak akan menghasilkan pembakaran. Jika energi pembakaran yang tersedia tidak mencukupi, pembakaran tidak terjadi; campuran tidak dapat dibakar dan akan terjadi kegagalan pembakaran. Inilah sebabnya mengapa energi pembakaran yang cukup harus disediakan untuk menjamin bahwa, bahkan dalam kondisi eksternal yang paling buruk, campuran udara/bahan bakar selalu terbakar. Hal ini mencukupi untuk membakar sedikit uap gas yang mudah terbakar dan kemudian gas yang telah terbakar ini akan membakar seluruh campuran di dalam silinder, dengan demikian menghasilkan pembakaran bahan bakar. Sistem pengapian modern sementara menghasilkan tegangan yang lebih tinggi, adalah lebih penting menghasilkan percikan bunga api dengan lebih banyak energi dalam bentuk yang lebih sederhana (nyala yang lebih besar). Kebutuhan untuk menghasilkan energi yang besar maka arus pada lilitan primer adalah 7 – 8 amper. (Sistem Pengapian Energi Tinggi) E. Saat Pengapian Tegangan sekunder harus diteruskan pada seluruh kondisi kerja engine sehinga engine dapat menghasilkan tenaga maksimum. Untuk mendapatkan tenaga engine maksimum, pembakaran harus dilakukan sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA) pada saat langkah kompresi. Campuran bahan bakar akan disulut, mulai terbakar dan akan mencapai tekanan pembakaran maksimum setelah piston melampaui TMA. Piston kemudian akan ditekan ke bagian bawah silinder dengan tenaga penuh hasil pembakaran.
  • 27. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 23 Pembakaran Normal Pada saat piston bergerak ke atas pada langkah kompresi, percikan bunga api terjadi pada saat yang tepat untuk membakar campuran dan meneruskan proses pembakaran. Pembakaran dimulai Piston masih bergerak ke atas, campuran sedang terbakar dengan ‘nyala depan’ dengan stabil merambat ke seluruh ruang bakar. Pembakaran selesai Piston bergerak melampaui TMA dan pada kira-kira 10 derajat perputaran poros engkol setelah TMA, dihasilkan tekanan pembakaran maksimum. Ini mendorong piston bergerak ke bawah pada saat langkah usaha. Catatan: Pembakaran campuran bahan bakar ini terjadi dalam waktu yang dapat diukur – proses pembakaran ini tidak terjadi seketika. F. Pengendali Waktu Pengapian Centrifugal Penyalaan dimajukan (yaitu dilakukan lebih cepat) secara otomatis sesuai peningkatan putaran engine dan diperlambat secara otomatis apabila putaran engine turun.
  • 28. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 24 G. Pengendali Waktu pengapian Vacuum. Saat pengapian diubah tergantung pada beban engine dilakukan dengan cara merubah kecepatan pembakaran. - Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, campuran akan terbakar dengan cepat saat proses pembakaran. - Jika campuran miskin akan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan rentang yang lebih lambat. Pengaturan saat pengapian untuk engine pembakaran dalam adalah hal yang sangat penting untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dan batas emisi gas buang yang ditentukan oleh perancang. Adalah penting bagi orang yang terlibat dalam perawatan engine untuk menyadari pentingnya saat pengapian dan pengendalian emisi. Pemajuan yang berlebihan dapat menyebabkan: - Detonasi - Overheating - Kehilangan tenaga (loss of power) - Peningkatan emisi - Kerusakan komponen mekanik yang parah termasuk terbakarnya piston, kerusakan ring, kerusakan bantalan dan kerusakan katup- katup. Mengatur agar pembakaran terlambat menyebabkan: - Kehilangan tenaga (loss of power) - Peningkatan emisi - Boros bahan bakar - Overheating
  • 29. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 25 H. Pembakaran Awal (Pre-Ignition) Pembakaran awal sesuai dengan nama yang diberikan adalah pembakaran yang terjadi sebelum waktunya. Ada dua penyebab utama yang menimbulkan pembakaran awal. a. Penyetelan saat pengapian dibuat lebih awal Pembakaran terjadi dan tekanan pembakaran maksimum dicapai sebelum piston mencapai titik mati atas (TMA). Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur kebelakang dengan arah yang berlawanan. Gambar Pembakaran awal - akibat saat pengapian dibuat lebih awal. b. Sebuah titik panas (arang yang membara) di dalam silinder membakar campuran bahan bakar sebelum percikan bunga api terjadi. Tekanan pembakaran maksimum terjadi sebelum piston mencapai TMA. Tekanan pembakaran mencoba mendorong piston mundur dengan arah yang berlawanan.
  • 30. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 26 Gambar. Pembakaran awal - akibat titik panas membakar campuran bahan bakar I. Detonasi Detonasi terjadi apabila temperatur di dalam ruang pembakaran berlebihan. Busi membakar campuran secara normal. Secara tiba-tiba setelah pembakaran pertama, campuran dibakar oleh titik panas pada sisi lain ruang bakar. Terjadi pertemuan dua hasil pembakaran. Campuran terbakar pada rentang peledakan (bukan pembakaran normal). Dalam hal ini piston mendapatkan tekanan pukulan/hentakan. Gambar Ditonasi disebabkan pertemuan dua pembakaran
  • 31. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 27 J. Engine Terus Hidup (Running On) Engine terus hidup (dengan getaran yang tinggi) berarti engine tidak mau mati walaupun kunci kontak telah diputus. Penyebab: 1. Saat sistem pengapian terlalu maju (retarded) akan menyebabkan engine overheat. Pada saat kunci kontak diputus sejumlah campuran udara/bahan bakar masih terus memasuki ruang bakar dan ini akan dibakar oleh titik panas yang terdapat pada ruang pembakaran, dan engine akan terus hidup. 2. Putaran langsam engine modern adalah sangat tinggi, karburator dilengkapi dengan mekanisme untuk menghentikan campuran bahan bakar memasuki engine saat dimatikan. Penyetelan karburator yang tidak tepat dapat menyebabkan bahan bakar memasuki engine. Pembakaran akibat temperatur tekanan kompresi yang tinggi dan bahan bakar akan menyebabkan engine tetap hidup. 3. Campuran udara/bahan bakar yang terlalu kaya atau terlalu kurus akan menyebabkan engine terlalu panas, saat kunci kontak dimatikan bahan bakar masuk ke dalam engine dan menyebabkan engine tetap hidup.
  • 32. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 28 1. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup. 2. Jelaskan kerja coil saat kontak poin terbuka. 3. Jelaskan secara singkat cara kerja kapasitor. 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sudut Dwell (Cam) 5. Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik. 6. Jelaskan pengaruh tegangan balik pada arus lilitan primer. 7. Jelaskan pentingnya waktu nyala busi selama engine berkerja. LATIHAN II L
  • 33. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 29 A. PEMERIKSAAN AWAL 1. Pemeriksaan bunga api busi  Pasang timing light pada mesin  Hidupkan mesin  periksa Keadaan bunga api dengan menggunakan lampu waktu. 2. Konektor (socket) 3. Coil pengapian  putar kunci kontak pada posisi ON  lepas kabel tegangan baterai  periksa tegangan baterai dengan menggunakan volt meter, hubungkan kaki positif tester dengan terminal positif dari resistordan kaki negative pada massa. Tegangan : ± 12 volt PEMERIKSAAN SISTEM PENGAPIAN Pr
  • 34. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 30 B. PEMERIKSAAN LANJUTAN 1. Kabel tegangan tinggi Jangan membengkokan kabel karena akan merusak penghantar. a. Periksa keadaan terminal kabel, jika kotor bersihkan, jika patah ganti. b. Periksa tahanan kabel, (- 25 k ohm/ kabel)
  • 35. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 31 2. Pemeriksaan Busi Periksa kemungkinan terdapat hal-hal berikut : a. Retak atau cacat pada ulir atau isolator b. Gasket cacat atau buruk c. Elektroda aus d. Elektroda cacat atau terbakar, terdapat sisa karbon e. Periksa celah busi dengan menggunakkan alat pengukur celah busi. Celah busi : 0,8 mm Warna dan kondisi Elektroda Kondisi engine yang dapat diindikasi Bersih, kekuning-kuningan, coklat atau putih kusam Kondisi baik, tingkat panas stekernya pas Lapisan permukaan melepuh Campuran bahan bakar terlalu encer; steker tidak terpasang dengan tepat; katup-katup engine bocor Elektroda-elektroda dan permukaan steker kotor oleh oli Stekernya macet; silinder- silindernya, kendali katup dan piston-pistonya aus Elektroda-elektroda dan permukaan steker tercemar/kotor oleh jelaga Campuran bahan bakar terlalu pekat, celah terlalu lebar diantara elektroda-elektrod busi, tingkat panas stekernya tidak tepat
  • 36. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 32 3. Coil Pengapian a. Periksa tahanan dari resistor menggunakan ohm meter tahanan  dengan kunci kontak 1,1-1,3 Ω  tanpa kunci kontak 1,3 – 1,5 Ω b. Periksa tahanan coil menggunakan ohm meter.  Tahanan coil primer : antara terminal positif dengan negative. Dengan kunci kontak 1,3 – 1,7 Ω,tanpa kunci kontak 1,2 - 1,5 Ω  Tahanan coil sekunder : antara terminal positif dengan terminal tegangan tinggi. Tahanan :- dengan kunci kontak 10 – 15 KΩ, tanpa kunci kontak 8 – 12 KΩ c. Periksa tahanan isolasi antara terminal positif dan body coil menggunakan ohm meter : tahanan tak terhingga
  • 37. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 33 4. Distributor  Periksa governor. Putar rotor berlawanan dengan jarum jam lalu di lepas.rotor harus kembali dengan halus ke posisi semula. Periksa celah blok karet Celah blok karet: 0,42 mm 4.1. Membongkar komponen distributor Membongkar suku cadang menurut urutan seperti pada gambar
  • 38. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 34 4.2. Pemeriksaan dan perbaikan 4.2.1.Tutup distributor periksa kemungkinan terdapat keretakan, sisa -sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat.juga periksa tempat
  • 39. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 35 persinggungan bagian tengah kemungkinan aus 4.2.2. Rotor periksa kemungkingan retak terdapat sisa sisa karbon, terbakar atau terminal berkarat 4.2.3. Breaker plate periksa breaker plate apakah berputar dengan halus 4.2.4. Pemberat governor dan pen periksa bagian fitting dari pemberat governor weihgtbeserta pen kemungkinan bengkok .
  • 40. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 36 4.2.5. Membran vacum advancer membran harus bergerak apabila dihisap melalui lubang 4.2.6. Cam poros periksa poros (cam) kemungkinan aus, serta periksa keadaan hubungan antara kam dan poros 4.2.7. Poros governor dan rumah 1. Periksa celah aksial poros celah aksial : 0,15 - 0,50mm 2. Lepaskan roda gigi dan pen gerinda uung pen dan keluarkan pen roda gigi
  • 41. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 37 3. Periksa poros gopernor kemungkinan aus atau cacat 4. Periksa bos rumah dan ring kemungkinan aus berubah bentuk atau cacat 5. masukan waser ke dalam poros goverfnor dan plate Stel celah hingga harga standart dengan memberi variasi jumlah waser 2, 4, dan 5 diatas. 6. Rakit waser dan roda gigi menurut urutan seperti pada gambar dan periksa celah aksial. 7. Pres pen menggunakan ragum
  • 42. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 38 8. Rakitlah semua komponen distributor yang telah diperiksa dan diperbaiki sesuai kebalikan urutan langkah pembongkaran. C. PEMASANGAN DAN PENYETELAN DISTRIBUTOR PADA MESIN 1. Stel puli poros engkol pada waktu pengapian silinder 1 ( 8' STMA) 2. Luruskan garis tengah slot diujung atas poros pompa oli dengan poros pompa oli dengan tanda (lubang oli) dibagian atas pompa 3. Posisikan rotor distributor menghadap bagian kanan pipa sumbat no. 3 lalu masukkan rumah distributor.
  • 43. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 39 4. Pada waktu rumah dimasukkan rotor harus berada dekat pertengahan pipa sumbat no. 2. 5. putar swit kotak pada posisi ON jangan memutar motor starter. 6. Putar body distributor berlawanan dengan jarum jam sampai timbul bunga api kemudian kencangkan baut klem pada posisi ini. 7. Periksa waktu pengapian pada waktu putaran idle,
  • 44. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 40 Pertanyaan 1 Jelaskan mengapa system pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik. Pertanyaan 2 Identifikasi hal-hal apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar : a. Kabel tegangan rendah b. Coil Pengapian c. Tutup didtributor d. Rotor e. Busi Pertanyaan 3 Identifikasi waktu penggantian busi atau kontak poin yang tepat Pertanyaan 4 Pada list di bawah ini, identifikasi kondisi engine berdasarkan warna atau kondisi elektroda busi a. Kotor oleh oli b. Elektroda dan permukaan busi kotor oleh jelaga c. Busi bersih, coklat atau putih kusam Pertanyaan 5 EVALUASI PRAKTIKE
  • 45. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 41 Untuk semua komponen tegangan rendah di bawah ini, jelaskankan bagian yang memerlukan pemeriksaan sewaktu kegiatan servis : a. Kontak poin b. Kabel tegangan rendah c. Cam distributor d. Capasitor e. Mekanisme Advancer makanik Pertanyaan 6 Identifikasi langkah-langkah pemasangan dan penyetelan celah kontak poin Pertanyaan 7 Identifikasi penyetelan yang diperlukan kalau hasil pembacaan dwell meter seperti berikut a. Dwell meter lebih besar dari spesifikasi pabrik b. Dwell meter lebih kecil dari spesifikasi pabrik Pertanyaan 8 Jelaskan langkah-langkah menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing linght Pertanyaan 9 Jelaskan langkah-langkah melepas distributor
  • 46. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 42 1. Fungsi system pengapian adalah untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang baker pada saat akhir langkah kompres 2. a. Baterai berfungsi sebagai sunmber tenaga untuk arus listrik yang mengalir pada lilitan primeri koil pada waktu mesin di hidupkan atau pada putaran idling b. Sekring berfungsi untuk mencegah terjadinya hubungan singkat pada rangkaian c. Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan mehubungkan aliran listrik dari baterai ke koil d. External resistor berfungsi untuk mengurangi penurunan tegangan pada kumparan skunder saat mesing berputar tinggi e. Coil berfungsi untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12v menjadi 20000-30000v 3. a. Bagian pemutus  cam lobe  breaker point b. Bagian pembagi arus  rotor  tutup distributor c. Bagian pemaju pengapian  vacuum advancer  governor control rel  octane selector d. kondensor KUNCI LATIHAN I KL L
  • 47. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 43 4. Fungsi governor adalah memajukan saat pengapian berdasarkan besarnya putaran mesin cara kerjanya adalah ply weight centrivugal mulai mengembang sampai maksimum.cam plate mulai di tekan, advancer centrivugal mulai bekerja sampai maksim um,kedua vegas pengembaliaan bekerja. 5. Fungsi vacuum advancer adalah memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya kevacuman pada mesin yang terdapat pada intake manifold dan besarnya beban mesin cara kerjanya vacuum advance sedang bekerja kevakuman pada intake manifold tinggi sehingga dia fraghma terhisab dan rod (tuas) tertarik akibatnya dudukan platina ikut bergerak dan pembukaan platina di percepat . 6. sudut dwell adalah lama nya platina menutup pada saat itu poros cam tidak mendorong ebonite yang terdapat pada platina 7. Suatu index yang menujukan jumlah panas yang dapat di pindahkan busi,kemampuaan busi menyerab dan memindahkan panas tergantung pada bentuk kaki isolator,nalai panas busi harus sesuai dengan kondisi mesin.
  • 48. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 44 Jawaban 1 Arus listrik mengalir melalui rangkaian primer dan lilitan primer coil menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil) Jawaban 2 Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder. Jawaban 3. Medan magnet kolap memotong lilitan sekunder dan primer. Arus induksi yang dihasilkan lilitan primer mengalir menuju kondensor, tidak meloncat pada kontak poin. Hal ini memungkinkan arus primer berhenti dengan cepat membuat medan magnet kolap dengan cepat untuk dapat menghasilakan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Jawaban 4 Sudut Dwell adalah lamanya kontak poin / platina menutup. Jawaban 5 Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin. Jawaban 6 Tegangan balik menghambat aliran arus menghasilkan medan magnet. Hal ini menyebabkan penundaan waktu jenuh medan magnet coil pengapian. Jawaban 7 Campuran udara/bahan bakar kurus memerlukan waktu nyala busi yang lama untuk memastikan campuran udara/bahan bakar terbakar. KUNCI LATIHAN IIKL
  • 49. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 45 Jawaban 1 Untuk menjamin kemampuan kerja system Jawaban 2 a. Kabel tegangan tinggi  Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak  Kabel tegangan rendah  Terbakar, insulasi retak atau rusak,  Inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya,  Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya b. Coil Pengapian  Kebocoran oli,  Insulasi atau retak pecah,  Kerusakan eksternal c. Tutup distributor  Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah  Terminal terbakar atau rusak  Sambungan karbon kendor atau rusak  Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam d. Rotor  Blade kendor atau rusak,  Insulasi retak atau karbon retak  Klip pengikat patah atau rusak e. Busi  Kerusakan Insulator,  Elektroda eroded,  Sil rusak,  Ulir rusak,  Insulasi retak Jawaban 3 Bila hasil pemeriksaan menunjukkan komponen tersebut telah rusak atau tidak berfungsi pada jadwal pemeriksaan yang ditetapkan pabrik. KUNCI EVALUASIKE
  • 50. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 46 Jawaban 4 a. Kotor oleh oli Busi misfiring, silinder, pengarah katup , ring piston rusak, b. Elektroda dan permukaan busi kotor oleh jelaga  Campuran bahan bakar kaya  Celah elektroda terlalu besar  Atau rentang panas tidak sesuai c. Busi bersih, coklat atau putih kusam  Engine dalam kondisi baik  Rentang panas tepat Jawaban 5 a. Kontak poin  Permukaan kontak poin  Keausan pada blok mika  Pegas lemah  Insulasi rusak b. Kabel tegangan rendah Terkupas, terurai atau kabel putus c. Cam distributor Aus atau kasar d. Capasitor Kabel putus atau terurai e. Mekanisme Advancer makanik  Dapat berputar dengan baik  Kekencangan pegas baik
  • 51. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 47 Jawaban 6 a. Beri grease pada balok pengungkit kontak poin b. Dudukkan kontak poin, masukkan sekrup pengikat dan kencangkan sedikit. c. Sambungkan kabel d. Periksa kabek jangan sampai tergesek e. Periksa ketepatan posisi kontak poin f. Putar poros engkol sampai balok pengungkit bersinggunngan dengan bagian tertinggi dari cam-lobe g. Pasang feeler gauge yang sesuai dengan spesifikasi di antara kontak poin h. Stel celah kontak poin i. Kencangakn sekrup pengikat, feeler gauge agak seret sewaktu dilepas j. Stel kembali kontak poin bila celah tidak tepat Jawaban 7 a. Dwell meter lebih besar dari spesifikasi pabrik Celah kontak poin diperkecil b. Dwell meter lebih kecil dari spesifikasi pabrik Celah kontak poin diperbesar Jawaban 8 a. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja. b. Matikan engine dan pasang timing light c. Lepas sambungan selang vacuum d. Bersihkan tanda timing pada poros pulley e. Hidupkan engine f. Arahkan timing light pada tanda timing,Periksa dan stel saat pengapian g. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian
  • 52. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 48 Jawaban 9 a. Lepaskan busi nomor 1 b. Posisikan crankshaft engine sehingg piston nomor 1 berada pada titik mati atas saat langkah kompresi. Lepas kabel tegangan rendah yang terdapat pada distributor c. Pada sejumlah kasus, kabel tegangan rendah harus dilepas dari coil pengapian d. Lepaskan pipa vacuum advancer yang terdapat di sisi distributor e. Beri tanda dengan cara menggores badan distributor dan blok engine f. Beri tanda dengan cara menggores badan distributor tepat berada di bawah bilah rotor g. Kendorkan dan lepas baut pengikat dan klem h. Tarik/keluarkan distributor dengan hati-hati dari blok engine Jawaban a. Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan disributor b. Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan , tentukan posisi baru penunjukan rotor c. Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan distributor d. Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan penggerah distributor terkait. e. Tepatkan posisi klem dan masukkan baut pengikat f. Kencangkan baut pengikat dengan tangan g. Sambungkan kabel tegangan rendah ke distributor h. Pasang kembali tutup distributor dan kabel tegangan tinggi i. Sambungkan kembali kabel negatip ke batere j. Stel saat pembakaran sesuai spesifikasi pabrik k. Kencangkan baut pengikat distributor sesuai spesifikasi pengencangan l. Pastikan pipa vacuum dihubungkan ke unit advanver setelah saat pengapian di setel.
  • 53. Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Medan …………………………………..…Drs. M. Anas SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL…………………..…………………………………………..…….2006 49 Hoolembeak, Barry. 1997. Automotive Electricity & electronics 2 nd Edition. ITP An International Thomson Publishing Company. Columbus, Ohio Team Toyata Service Training. ……, Fundamentals Of Electricity Step 2. PT. Toyota Astra Motor. Jakarta. Team Toyata Service Training. ……, Engine Step 2. PT. Toyota Astra Motor. Jakarta. Team Toyata Service Training. ……, Pedoman Reparasi Mesin Seri K. PT. Toyota Astra Motor. Jakarta. DAFTAR PUSTAKADP