7. New
Reaffirmed
Ashish R. Panchal. Circulation. Part 3: Adult Basic and Advanced Life Support: 2020
American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care, Volume: 142, Issue: 16_suppl_2, Pages: S366-S468, DOI:
(10.1161/CIR.0000000000000916)
25. Post Cardiac Arrest Care
Anoxic Brain Injury
Post cardiac arrest
Myocardial dysfunction
Systemic
ischaemia/reperfusion
response
Persistent precipitating
pathology
Post Cardiac arrest
syndrome
26. Fase henti jantung
Fase elektrik (0-5 menit) --> fase 5 menit awal saat
mulai terjadi impuls elektrik tidak normal dan
menyebabkan aritmia dari kontraksi otot jantung.
Fase sirkulasi (5-10 menit) --> fase dimana mulai
terlihat akibat dari ketidakcukupan jantung dalam
memenuhi kebutuhan darah seluruh tubuh.
Dengan kata lain terjadi hipoksia jaringan.
Fase metabolic (> 10 menit) --> ini merupakan fase
yang kurang difahami. Namun pada fase ini mulai
diproduksinya toksin akibat sel-sel yang
mengalami hipoksia dan toksis tersebut beredar
mengikuti aliran darah (EMS, 2008).
33. European Protocol
Cooling Techniques
– Used cool air
blanket
– Initiated almost 2
hours after (ROSC)
– Target temperature
attained 8 hours
later
HACA study group, NEJM, 2002
35. Terapi Hypotermi
Terapi hiponatremia adalah upaya
menurunan suhu inti tubuh dengan tujuan
melindungi otak dari kerusakan neurologi
paska henti jantung.
Pedoman CPR dan perawatan emergensi
AHA 2020 merekomendasikan terapi
hipotermia pada pasien yang tidak sadar
namun telah timbul sirkulasi spontan
paska VF atau henti jantung.
36. What should Nurses Do?
Sebelumnya Informed Concern
Pantau ketat tanda-tanda vital, irama
jantung.
Monitor adanya menggigil.
Monitor hasil elektrolit, gula darah, faktor
koagulasi.
Monitor adanya tanda paralisis ileus.
Monitor status neurologis pasien.
Monitor adanya kejang pada saat fase
penghangatan.
37. Cara Pemberian
Proses Pendinginan dimulai dengan
pemberian cairan Isotonik (NaCl 0,9 %
atau RL) sebanyak 30 cc/kg.
Penempatan ice pack pada aksila,
selangkangan, sekitar leher.
Pemberian selimut yang dingin.
Suhu tubuh pasien dimonitor secara
kontinyu melalui kateter arteri pulmonal
atau esofagus.
Tidak disarankan memantau suhu melalui
oral atau axila tidak akurat.
38. Komplikasi yang mungkin
timbul
Resiko perdarahan (setiap penurunan 1
derajat Celcius terjadi penurunan faktor
pembekuan).
Disritmia (penurunan HR terjadi pada suhu
di bawah 35,5 derajat Celcius)
Peningkatatan resistensi vaskular sistemik
(akibat vasokontriksi).
SIRS (Systemic Inflamation Response
Syndrome).
39. Prognostication
Prearrest
• Umur
• Co morbidities
arrest
• Waktu dari arrest sd di CPR
• Lamanya CPR
• Monitor Ritme
• Nilai EtCo2 yang rendah
Post arrest
• Pemeriksaan klinis
• EEG
• Somatosensory
• Biomarker Neurologi
• Hasil radiologi