1. UJI KUALITAS AIR TANAH WILAYAH SERPONG,
BEKASI, DAN TANJUNG PRIOK MENGGUNAKAN
TURBIDIMETER DAN PH INDIKATOR
Ade Irma Rahmawati, Andri Hermawan, Annita Karunia Savitri,
Ariani Dwi Putri, Rista Kurnia Dewi
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir.H.Juanda No.92 Jakarta,Indonesia
Dosen Pembimbing : Eka Rizky Amelia, S.Si dan Nurmaya Arofah,M.Eng
ABSTRAK
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk
hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun pada saat
ini, pencemaran air berlangsung sangat cepat yang mengakibatkan menurunnya kualitas air.
Salah satu indikator kualitas air adalah tingkat kekeruhan dan keasamaan air tanah. Adapun
tujuan dari percobaan uji fisik kualitas air, yaitu mahasiswa mampu memahami prinsip
kerja turbidimeter dan mengetahui turbiditas serta pH sampel air tanah di wilayah Serpong,
Bekasi dan Tanjung Priok. Pada percobaan ini pengukuran dilakukan dengan menggunakan
alat turbidimeter dan pH indikator. Selanjutnya dilakukan perbandingan dengan parameter
air bersih dengan air sampel. Dari hasil data yang diperoleh diketahui bahwa air tanah
Bekasi mempunyai tingkat kekeruhan dengan nilai turbiditas sebesar 6.2 NTU. Sedangkan
air tanah Serpong dan Tanjung Priok mempunyai nilai sebesar 0 NTU. Pada pengukuran
tingkat keasaman, pH air tanah Bekasi, Serpong, dan Tanjung Priok masing-masing sebesar
8, 5.5 dan 7. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002
tentang Syarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air, dapat disimpulkan bahwa air tanah
wilayah Bekasi tidak layak untuk digunakan. Sedangkan air tanah wilayah Serpong dan
Tanjung Priok masih dilayak digunakan sebagai air bersih.
Kata Kunci: Air Tanah, Keasaman, Kekeruhan, pH indikator, Turbidimeter
2. PENDAHULUAN
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
bumi. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Sebab air merupakan materi esensial
yang sangat berperan dalam kehidupan dan untuk hidup manusia. Kebutuhan air untuk
keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat.
Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan manusia
akan air
Pada saat ini, pencemaran air berlangsung dimana-mana dengan laju begitu cepat
yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Warna dan tingkat kekeruhan pada air dan larutan
lainnya sangat bervariasi. Beberapa larutan, seperti air kemasan terlihat jernih, sementara
yang lain kelihatan sangat tercemar oleh limbah industri sehingga terlihat keruh dan
buram. Kekeruhan yang terjadi ini disebut turbidity. Kekeruhan disebabkan oleh partikel
halus tersuspensi dalam air yang menyebabkan cahaya tidak dapat merambat lurus dalam
air. Clay, lanau, plankton dan mikroorganisme lainnya merupakan contoh partikulat yang
menyebabkan kekeruhan. Banyak penyebab kekeruhan tidak selalu berbahaya bagi
kesehatan manusia, tetapi kekeruhan dapat menjadi tanda lain bagi masalah yang lebih
serius. Misalnya, air kolam keruh mungkin tidak berbahaya untuk perenang, tetapi bisa
menunjukkan adanya kelebihan karbonat yang dapat merusak kolam itu sendiri.
Turbiditas merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai
perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang
dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya
konstan. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu
pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas yang
datang; pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman di mana cahaya yang mulai tidak
tampak di dalam lappisan medium yang keruh. Instrumen pengukuran perbandingan
tyndall disebut sebagai tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara
langsung. Sedangkan pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.
Turbidineter mliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbandinglurus
terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung juga pada warna. Untuk
partikel yang lebih kecil, rasio tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel
dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombang (Khopkhar, 2003).
3. Adapun tujuan dari praktikum uji fisik kualitas air, yaitu mahasiswa mampu memahami
prinsip kerja turbidimeter dan mengetahui turbiditas dan Ph sampel air.
METODELOGI
Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari jumat, 22 Nopember 2014 di laboratorium
Kimia Anorganik PLT (Pusat Laboratorium Terpadu) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Alat dan Bahan
Peralatan yang bdigunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah turbidimeter,
tabung, pipet tetes dan beacker glass. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan terdiri
dari aquadest dan air sampel dari tiga tempat yaitu air Serpong, air Tanjung Priok dan air
Bekasi.
Prosedur Kerja
Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Lalu larutan standar yaitu
aquadest. Kemudian diletakan pada tempat sampel yang ada dalam turbidimeter, lalu
dilakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara diputar
tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan
nilai standar. Kemudian sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada
pada turbidimeter. Lalu dibaca skala pengukuran kekeruhan. Lalu dicatat hasil yang
diperoleh dan dibandingkan dengan parameter air bersih.
HASIL PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, bertujuan untuk mengukur kualitas air tanah yaitu
mengukur tingkat kekeruhan air menggunakan alat turbidimeter dan pengukuran pH air
menggunakan pH Indikator dari berbagai wilayah dijabodetabek. Sampel air tanah yang
digunakan yaitu air tanah wilayah bekasi, serpong dan tanjung priok.
Pada percobaan pertama, mengukur tingkat kekeruhan air menggunakan
turbidimeter. Prinsip kerja dari alat turbidimeter yaitu alat akan memancarkan cahaya
pada media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus
media tersebut. Cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer ke dalam
bentuk angka. Dari hasil data yang diperoleh diketahui bahwa air tanah Bekasi
mempunyai tingkat kekeruhan dengan nilai turbiditas sebesar 6.2 NTU, sedangkan air
4. tanah Serpong dan Tanjung Priok mempunyai nilai sebesar 0 NTU. Setiap sampel
mempunyai tingkat kekeruhan yang berbeda satu sama lain. Tingkat kekeruhan
tertinggi adalah sampel air tanah Bekasi. Kekeruhan tersebut ditimbulkan oleh adanya
bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung didalam air. Air tanah Bekasi
diperkirakan sudah tercemar dengan banyak bahan yang dihasilkan oleh buangan
industri, pertumbuhan fitoplankton dan berbagai macam kegiatan manusia yang
menggangu tanah.
Untuk mengukur kekeruhan digunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan baku air denga skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit),
kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid di dalam air.
Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi kualitas air tersebut. Semakin tinggi tingkat
kekeruhan, semakin buruk kualitas air tanah tersebut. Hal ini berarti semakin tinggi
resiko bahwa orang orang yang menggunakan air tanah tersebut dapat terjangkit
penyakit gastrointestinal. Ini merupakan masalah utama bagi orang yang memiliki
kekebalan tubuh yang lemah, karena kontaminasi seperti virus dan bakteri dapat
melekat pada padatan tersuspensi. Padatan tersuspensi tersebut mengganggu desinfeksi
air dengan klorin karena padatan tersebut bertindak sebagai perisai untuk virus dan
bakteri. Sehingga padatan tersuspensi dapat melindungi bakteri dan virus dari
ultraviolet strerilisasi air. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
Standar Kekeruhan Kualitas Air Bersih adalah sebesar 2.7 – 3.9 NTU, sehingga sampel
air tanah Bekasi tidak dapat digunakan sebagai Air Bersih karena kualitas air yang
buruk, sedangkan air tanah Serpong dan Tanjung Priok dapat digunakan sebagai Air
Bersih karena tingkat kekeruhannya masih dibawah batas standar Air Bersih.
Pada percobaan kedua, mengukuran pH air menggunakan pH Indikator. pH
adalah suatu ukuran keasaman dan kadar alkali dari sebuah contoh cairan. Kadar pH
dinilai dengan ukuran antara 0-14. Air dengan kadar pH yang tinggi pada umumnya
mempunyai konsentrasi alkali karbonat yang lebih tinggi. Alkali karbonat
menimbulkan noda alkali dan meningkatkan farmasi pengapuran pada permukaan yang
keras. pH perairan dipakai sebagai salah satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu
perairan. pH Air yang agak basa, dapat mendorong proses pembongkaran bahan
organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh
tumbuhan (garam amonia dan nitrat).
5. pH air asam tidak baik untuk budidaya ikan dimana produksi ikan dalam suatu
perairan akan rendah karena banyaknya komunits biologis perairan. Dari hasil data
yang diperoleh diketahui bahwa pH air tanah Bekasi sebesar 8, sedangkan pH air tanah
Serpong 5.5 dan pH air tanah Tanjung Priok mempunyai nilai sebesar 7. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat
syarat dan Pengawasan Kualitas Air, baku mutu standar pH Air Bersih yaitu sebesar 6.5
– 8.5, sehingga air tanah Bekasi dan Serpong memiliki kualitas yang buruk karena sifat
air tanah Bekasi yang terlalu basa dan sifat air tanah Serpong yang bersifat asam.
Sedangkan air tanah Tanjung Priok mempunyai kualitas yang sangat bagus, karena
tingkat keasamannya yang netral.
KESIMPULAN
Dari data percobaan yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Turbidimetri merupakan suatu metode analisis kimia yang digunakan untuk mengetahui
turbiditas atau kekeruhan serta berdasarkan sifat penghamburan cahaya.
2. Prinsip kerja dari alat turbidimeter yaitu alat akan memancarkan cahaya pada media atau
sampel, dan cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus media tersebut,
cahaya yang menembus media akan diukur dan ditransfer ke dalam bentuk angka.
3. Berdasarkan ketetapan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/ MENKES /SK VII /
2002 , dinyatakan bahwa semua sampel yang diujikan telah memenuhi kelayakan untuk
dikonsumsi karena dari tingkat kekeruhan dan pH nya masih berada dibawah atau diantara
batas maksimum kecuali air tanah wilayah Bekasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Rukaesih. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI, 2004
Anonim. 2010. Hamburan cahaya. www. Bahtera.org . Diakses pada tanggal 09
Desember 2014
Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Khopkhar,S.M. 2003. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
6. Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. KBI Kimia Anorganik Universitas
Indonesia. Jakarta.
Mulyani, Sri.2005.Kimia Fisika 2.Surabaya : Universitas Negeri Malang.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Soedojo, P. 1992. Ilmu Fisika. Jogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
7. Krisnandi, Y.K. 2009. Kimia Dalam Air. Bahan ajar. KBI Kimia Anorganik Universitas
Indonesia. Jakarta.
Mulyani, Sri.2005.Kimia Fisika 2.Surabaya : Universitas Negeri Malang.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.
Soedojo, P. 1992. Ilmu Fisika. Jogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.