1. Setelah lulus kuliah saya memutuskan untuk merawat orang tua karna saudara
saya semuanya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah dari orang tua. Selama ini
saya merasa sudah mengurus dengan baik tapi ayah saya tiba-tiba meminta
untuk dititip di panti jompo. Selain itu ayah suka bercerita tentang warisan anak-
anaknya kepada orang lain, seakan akan ayah tidak memilki kepercayaan kepada
keluarganya. Bagaiman saya menghadapi situasi ini?
aisyah – makassar
Jawaban:
Hayyakillahu, semoga Allah mencatat amalan ukhti dan dapat memberatkan
timbangan kebaikan pada hari kiamat.
Ukhti yang dirahmati Allah..
Birrul walidain (berbakti kepada orang tua) merupa amalan yang agung,
hukumnya fardhu ain, dan amalan ini merupakan hak orang tua atas anak-
anaknya. Orang tua (apalagi jika sudah sepuh) merupakan gerbang untuk masuk
ke dalam surga, Rasulullah bersabda:
ُهُفْنَأ َمِغَرمُث ،مُث،ُهُفْنَأ َمِغَرُهُفْنَأ َمِغَر.“: َلاَق ؟ ِاَّلل َلوُسَر اَي ْنَم : َليِق”َُمهَدَحَأ ، ِرَبِكْال َدْنِع ِهْيَدِلا َو َكَرْدَأ ْنَمْدَي ْمَل مُث ،اَمِهْيَلِك ْوَأ اََنََْال ِلُُخ
“.
Artinya:”Celaka seseorang itu(diulang tiga kali), sahabat bertanya: siapa yang
celaka wahai Rasulullah? Beliau menjawab: orang yang mendapati salah satu
orang tuanya atau dua-duanya dalam keadaan tua, kemudian (anak tersebut)
tidak masuk surga”. (HR Muslim No: 2551)
Imam Nawawi mengatakan: Hadits ini memotifasi seseorang untuk melakukan
Birrul walidain (bakti kepada orang tua), dan menjelaskan besarnya pahalanya,
maksudnya: berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah sepuh dan “ditelan
usia” dengan melayani mereka atau memberikan nafkah dsb, merupakan
penyebab masuknya seseorang ke dalam surga”.(Alminhaj).
Dan diantara keutamaan berbakti kepada orang tua menurut perkataan sebagian
ulama kita; amalan ini dapat menggugurkan dosa-dosa besar, berkaca kepada
keutamaan-keutamaan ini, maka orang yang diberi taufik oleh Allah untuk
berbakti kepada orang tua seakan mendapat ghanimah yang sangat besar.
Kami tidak mengetahui usia orang tua ukhti, namun kita semua maklum, bahwa
semakin tua seseorang maka semakin merepotkan pula, selain karena faktor
semakin lemah fisik, lemah pula ingatan dan akalnya, bahkan terkadang terjadi
perubahan sifat dikarenakan hal tersebut, maka jangan kaget jika ada sifat-siafat
dari orang tua kita yang berubah, bahkan mungkin tidak kita duga sebelumnya,
mungkin tujuannya ingin lebih diperhatikan dan disayangi oleh orang di
sekitarnya.
Jika kita mengetahui hal ini,, maka kesuksesan kita dalam berbakti kepada orang
tua tergantung kepada ketelatenan dan kesabaran kita, semakin tua usia orang
tua kita maka kita juga harus semakin telaten dan sabar dalam menghadapi
mereka, Allah berfirman:
2. ( ْنِع َنغُلْبَي امِإ ۚ اًناَسْحِإ ِْنيَدِلا َوْالِبَو ُهايِإ َّلِإ ُوادُبْعَت َّلَأ َكُّبَر ٰىَضَق َوْلُق َو اَُمه ْرَهْنَت ََّل َو ٍّفُأ اَمُهَل ْلُقَت ََلَف اَُمه ََلِك ْوَأ اَُمهُدَحَأ َرَبِكْال َكَدًَّل ْوَق اَمُهَل
ََِم ْحالر َنِم ِلُّذال َحَانَج اَمُهَل ْضِف ْاُخ َو * اًمي َِرك)
[Surat Al-Isra’ 23 – 24]
Artinya: Dan Allah telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada
selainNYA, dan hendaknya kamu berbuat baik kepada orangtuamu. Jika salah
seorang diantara keduanya atau dua-duanya hidup sampai usianya lanjut, maka
janganlah sekali-kali mengatakan kepada mereka ucapan “ah”, dan janganlah
kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang
mulia#Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih
sayang.. “.
Ayat diatas menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua ketika mereka telah
lanjut usia memerlukan kesabaran ekstra ketika kita berkata dan berucap, dan
membutuhkan ekstra kasih sayang tatkala kita bersikap.
Dan kesabaran yang berkwalitas adalah kesabaran tanpa keluh kesah yang keluar
dari lisan kita, karena sejatinya keluh kesah yang terlontar dari lisan kita, adalah
bukti ketidaksabaran kita.
Bersabar dalam berbakti kepada orang tua adalah hal yang cukup sulit, khususnya
jika orang tua kita mencapai usia lanjut, dan inilah rahasia Alqur’an dan hadits
ketika menegaskan keutamaan berbakti kepada orang tua ketika mereka sudah
mencapai usia lanjut.
Dua hal yang ingin kami nasehat kan, semoga dengannya dapat menjadi kunci
kesabaran kita dalam berbakti kepada orang tua:
Pertama: mengingat keutamaan berbakti kepada orang tua, dan sebagiannya
telah kami paparkan diatas.
Kedua: Ingatlah bahwa kita pernah sangat merepotkan orang tua kita. Ketika kita
bayi, kita sering membuat mereka tidak dapat tidur karena kita rewel. ketika kita
anak-anak, kita sering merepotkan mereka dengan keusilan dan kenakalan kita.
ketika remaja dan dewasa, kita lebih merepotkan lagi dengan kebutuhan-
kebutuhan kita dsb,, maka saatnya kita membalas Kebaikan kebaikan orang tua
kita di saat usia mereka telah lanjut, apalagi berbakti kepada orang tua
merupakan ibadah kepada Allah, semua ucapan, sikap, curahan kasih sayang, dan
harta yang kita nafkahkan kepada mereka yang tujuannya untuk birrul walidain
(berbakti kepada orang tua) tidak akan sia-sia, ada pahala dan kebaikan dari Allah
yang menunggu kita.
Akhirnya, hidupnya kita dalam satu atap dengan orang tua kita yang sudah sepuh,
merupakan karunia Allah yang sangat besar kepada kita, karena mereka berdua
adalah gerbang menuju surgaNYA, sangat besar kesempatan kita untuk masuk
surga lewat gerbang “birrul walidain”.
Dijawab oleh Ust. Lukman Hakim, Lc
(Alumni S1 Fakultas Hadits Syarif Universitas Islam Medinah Munawwarah dan
3. Mahasiswa S2 Jurusan Dirasat Islamiyah Konsentrasi Hadits di King Saud
University Riyadh KSA)
Sumber dari: http://wahdah.or.id/merawat-orang-tua-merupakan-gerbang-
menuju-surga/