Good Stuff Happens in 1:1 Meetings: Why you need them and how to do them well
Rumah adattt
1. Rumah Gadang, Rumah Adat Minangkabau
Rumah Gadang adalah rumah tradisional dari suku minangkabau. Menurut bentuknya,
rumah adat ini disebut rumah gonjong atau rumah bagonjong (rumah bergonjong), karena
bentuk atapnya yang bergonjong runcing menjulang. Jika menurut ukurannya, tergantung
pada jumlah lanjarnya ( ruas dari depan ke belakang ). Sedangkan ruangan yang berjajar
dari kiri ke kanan disebut ruang. Rumah yang berlanjar dua dinamakan lipek pandan (lipat
pandan). Umumnya lipek pandan memakai dua gonjong. Rumah yang berlanjar tiga disebut
balah bubuang (belah bubung). Atapnya bergonjong empat. Sedangkan yang berlanjar
empat disebut gajah maharam (gajah terbenam). Biasanya gajah maharam memakai
gonjong enam atau lebih.
2. PAKAIAN ADAT MINANGKABAU
Pakaian adat Sumatera Barat yang paling populer dalam adat minangkabau dikenal dengan
nama Bundo Kanduang. Pakaian ini terdiri dari tingkolok (penutup kepala), baju kurung,
kain selempang, kain sarung, serta perhiasan berupa kalung dan anting. Pakaian yang
khusus diperuntukan bagi wanita yang telah diangkat menjadi bundo kanduang ini
memiliki ciri khas penutup kepala yang disebut tingkolok. Tingkolok merupakan hiasan
kepala perempuan yang berbentuk runcing dan bercabang menyerupai tanduk kerbau.
Pemakaian tengkuluk digunakan sebagai perlambang perempuan sebagai pemilik rumah
gadang.
3. Lagu Daerah Minangkabau - Ayam Den Lapeh
Luruihlah jalan Payakumbuah
Babelok jalan kayujati
Dimahati indak karusuah
Awak takicuah
Ai ai ayam den lapeh
Mandaki jalan Pandai Sikek
Manurun jalan ka Biaro
Dima hati indak ka maupek
Ayam den lapeh
Ai ai ayam den lapeh
Sikua capang sikua capeh
Saikua tabang saikua lapeh
Lapehlah juo nan ka rimbo
Oi lah malang juo
Pagaruyuang Batusangka
Tampek bajalan urang Baso
Duduak tamanuang tiok sabanta
Ayam den lapeh
Ai ai ayam den lapeh
4. PAKAIAN ADAT ACEH
Ulee Balang
Pakaian tradisional aceh biasa disebut Ulee
Balang. Pakaian tersebut biasanya digunakan oleh
para raja dan keluarganya.
5. RUMAH ADAT ACEH
Rumah Aceh atau Rumoh Aceh merupakan bentuk tempat kediaman orang Aceh tempo
dulu dan sekarang hampir hilang, hanya tersisa di beberapa tempat saja di Aceh. Dan
rumah ini telah diabadikan di Banda Aceh ( komplek situs Aceh) dan di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) serta Rumah Cut Nyak Dhien yang ada di Desa Lampisang, 10
km dari pusat Kota Banda Aceh. Di dalam Rumah Aceh yang terletak di komplek Situs
Aceh banyak terdapat barang-barang peninggalan tempo dulu yang sering digunakan
oleh orang Aceh diantaranya pedeung on jok, jingki, guci, dll. Jika anda ke Banda Aceh
jangan lupa untuk datang dan saksikan keadaan rumah Adat Aceh tempo dulu.
6. Lirik Lagu Daerah Aceh - Bungong Jeumpa
Bungong jeumpa bungong jeumpa megah di Aceh
Bungong telebeh, telebeh indah lagoina
Bungong jeumpa bungong jeumpa megah di Aceh
Bungong telebeh, telebeh indah lagoina
Puteh kuneng mejampu mirah
Bungong si ulah indah lagoina
Puteh kuneng mejampu mirah
Bungong si ulah indah lagoina
Lam sinar buleun lam sinar buleun angen peu ayon
Bungong mesuson mesuson, nyang malamala
Lam sinar buleun lam sinar buleun angen peu ayon
Bungong mesuson mesuson, nyang malamala
7. PAKAIAN ADAT JAMBI
Pakaian Adat Melayu Jambi
Pakaian tradisional Jambi seperti yang ada di
daerah Pulau Sumatera yang lain, juga disebut
dengan pakaian Adat Melayu. Pakaian adat
melayu Jambi biasanya lebih mewah daripada
pakaian yang digunakan sehari-hari karena
disulam dengan benang emas dan dihiasi dengan
berbagai hiasan untuk kelengkapannya.
8. Lagu Daerah Jambi - Batanghari
Dari danau sampai muaro
kau bagai nago dari selatan
bentukmu indah, arusmu tenang
kau telusuri kota jambi
Berapo zaman telah kau lewati
Prasasti kerajaan melayu
Sampai kini dan sampai kini
Kau tetap akan abadi...
Batanghari...
oh Batanghari...
Sungai yang terpanjang
di Pulau Sumatraaa...
Batanghari...
oh Batanghari..
Kau kebanggaan dari negri Jambi...
9. Rumah Adat Jambi - Panggung Kajang Leko
Rumah Adat Jambi - Jambi merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera. Kota Jambi
terbentuk ketika Kerajaan Melayu Jambi berdiri sekitar abad XVII. Terletak di sekitar tepian
Sungai Batanghari, Jambi dibentuk dari berbagai kebudayaan yang berasal dari berbagai etnik,
strata sosial, ekonomi, dll yang dapat dilihat dari bangunan dan suasana tepi sungai.
Pada tahun 70an, Gubernur Jambi pernah mengadakan sayembara "Sepucuk Jambi Sembilan
Rumah" untuk mencari rumah adat yang menjadi jati diri daerah Jambi. Dari hasil Sayembara
tersebut, yang dipilih dan dijadikan sebagai rumah adat jambi adalah Rumah Panggung Kajang
Leko.
Rumah Panggung Kajang Leko merupakan konsep arsitektur dari Marga Bathin. Hingga
sekarang orang Bathin tetap mempertahankan adat istiadat yang ditinggalkan oleh pendahulu
mereka, bahkan peninggalan Kajang Leko pun masih dapat dinikmati keindahannya dan masih
dipergunakan hingga kini. Salah satu perkampungan Bathin yang masih utuh hingga sekarang
adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang.
Rumah Panggung Kajang Leko memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran kurang lebih 12
meter x 9 meter. Keunikannya terletak pada struktur konstruksi & seni ukiran yang menghiasi
bangunan.
Konstruksi bubungan atap rumah dinamakan "gajah mabuk" diambil dari cerita nama si pembuat
rumah yang mebuk cinta namun tidak disetujui. Bubungan tersebut dibuat melengkung ke atas
menyerupai perahu dinamakan "jerambah" atau "lipat kajang" dengan atap bagian atas
dinamakan kasau, terbuat dari anyaman ijuk yang dilipat dua untuk mencegah air masuk ke
dalam rumah.
Pada langit-langit rumah terdapat pemisah/pembatas yang dinamai "tebar layar" yang berfungsi
untuk menahan rembesan tepias air hujan. Ruang diantara layar tebar dan atap biasanya
difungsikan untuk menyimpan peralatan. sedangkan di bagian tepi, dinding rumah terbuat dari
kayu yang dihiasi dengan ukiran.
Pintu rumah kajang leko ada tiga macam yaitu: pintu tegak, pintu masidinding, dan pintu balik
melintang.
Rumah Panggung Kajang Lako memiliki 30 tiang yang terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang
palamban.
Rumah Panggung Kajang Leko adalah salah satu bentuk pengejawantahan cita rasa seni, budaya,
dan keyakinan masyarakat Jambi yang tersirat mulai dari bentuk bangunan, fungsi ruangan, seni
ukiran, dll