12, si & pi, fizar rivaldy, hapzi ali, siklus produksi, siklus upah dan sumb...
SIM HR
1. Programming
VISUAL BASIC .NET
menggunakan
MICROSOFT VISUAL STUDIO
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI TENAGA KERJA / KEPEGAWAIAN
PERHITUNGAN PENGHASILAN/PENGGAJIAN,
TUNJANGAN, POTONGAN, PAJAK PENGHASILAN PPh, ASURANSI
Bismillahirrahmanirrahim
ـــمـﺑﺳ ﷲ ﻣﺎن اﻟرﺣ ـــرﺣﯾمـاﻟ
BAB-I
KATA PENGANTAR
Dengan izin ridho ALLAH yang Maha Esa dan Maha besar dengan segala Kemuliaan-Nya dan Kehebatan-Nya, yang telah
menciptakan mahluk hidup dengan segala kekurangan dan kelebihannya yang menjadikan manusia lebih sempurna dari mahluk
hidup lainnya, dan dengan diberikannya manusia kemampuan untuk dapat menggunakan kelebihan Utama manusia yang sangat
sempurna ciptaan-Nya.
Dengan Karunia ALLAH Maha Pencipta lagi Maha Penyayang, yang telah diberikan kepada saya adalah karunia yang sangat berarti
dalam kehidupan, maka dengan rasa sangat bersyukur atas segala karunia-Nya, yang telah diberikan kemampuan lebih untuk dapat
mengunakan kelebihan utama manusia untuk dapat berpikir, mencari, belajar, menganalisa, mengamati, mengerti, dan
menggunakan dengan sebaik-baiknya juga dengan semua usaha dan kemampuannya, sampai dengan terwujud nya keinginan untuk
dapat mahir dalam pembuatan software program aplikasi computer dan berkarier sebagai professional Programmer Software
Developer (Pengembang Aplikasi) .
Karier yang telah saya rintis dengan pengalaman selama 12 tahun sebagai seorang praktisi Programmer Software Developer, yang
telah dapat mengembangkan dengan baik dan telah dapat di gunakan oleh beberapa perusahaan dalam jangka waktu kuran glebih 5
tahun. Suatu aplikasi System Information Management Human Resource ( SIM HR )/Sistem Aplikasi Informasi Tenaga
Kerja yang sangat handal , cepat, dan tepat dalam penggunaan sistemnya.
Pokok Pembahasan Buku.
System Information Management Human Resource ( SIM HR ) sangat berguna sekali untuk dapat membantu dan mempermudah
pekerjaan dengan cepat dan tepat pada bagian tenaga kerja / HR department dalam suatu perusahaan yang sedang berkembang
pesat dan perusahaan yang mempunyai banyak cabang anak perusahaan, dengan siklus/perputaran tenaga kerja yang sangat cepat
pemberharuan/ perputaran/pergantian/pemberhentian dalam bentuk tenaga kerja lamaran, baru , berhenti , atau pun mutasi , dan
akan timbul pula banyak penambhan dan perubahan ketentuan / pengaturan / ketetapan baru dan juga macam jenis perhitungan
Absensi , penghasilan , tunjangan, potongan , asuransi, cuti, dan pajak penghasilan.
maka dengan seiring perkembangan dan siklus perputaran tenaga kerja yang cepat tersebut akan berdampak pada banyak dan
seringnya penambahan , perubahan, dan perhitungan pencatatan data informasi tenaga kerja pada suatu perusahaan,
Buku ini akan dapat banyak memberikan manfaat untuk dipergunakan sebagai dasar pengembangan suatu Sistem aplikasi,
“Sistem Informasi Tenaga Kerja (SIM HR)”
Buku ini akan menjelaskan dan memberikan contoh dari awal analisa dan contoh hingga akhir terciptanya suatu aplikasi :
SYSTEM INFORMATION MANAGEMENT HUMAN RESOURCE
(system Informasi Manajement Tenaga Kerja) yang handal, cepat dan tepat .
Diantaranya akan di jelaskan bagaimana sistem SIM HR dapat
dapat terhubung secara langsung / automatis ke mesin absensi dan aplikasi eSPT PPH21 Pajak Penghasilan, sesuai dengan
peraturan pemerintah terbaru tahun 2014. Sehingga dapat membantu pekerjaan pada bagian tenaga kerja (HR DEPT), untuk dapat
lebih cepat dan tepat. Tanpa ada nya pekerjaan berkali-kali pada pekerjaan yang sama, yang dapat terjadi kekeliruan/kesalahan
human error, seperti diantaranya ;
Pencatatan rekap ulang data absensi, untuk perhitungan penghasilan dan cuti.
2. Pencatatan data perhitungan penghasilan yang berulang kali dikerjakan untuk perhitungan pajak penghasilan dan
perhitungan asuransi. terutama dalam perhitungan Absensi , penghasilan , tunjangan, potongan , asuransi, cuti, dan
pajak penghasilan.
Disini kita akan suatu aplikasi yang sangat bermanfaat/ berguna untuk orang banyak dan diri sendiri.
Amin
Salam Sukses Selalu.
Penulis
VL Abdul Kohar
Profesional Programmer Software Developer
BAB-II
DAFTAR ISI
I. Kata Pengantar.
II. Daftar Isi
III. Kebutuhan software dan hardware pendukung.
IV. Penjelasan dasar-dasar Sistem informasi Manajement bagian Tenaga Kerja (HR Department).
V. Pembuatan Susunan / Kerangka Project Microsoft Visual Studio Solution (.sln)
VI. Pembuatan Base Project Class OOP (Object Oriented Programming)
VII. Pembuatan Database Utama Sistem
VIII.Pembuatan Menu SIM HR dan Login
IX. Testing Hasil Awal Kerangka Utama Sistem Program
X. Pembuatan Database SIM HR
- Tables Master Data
- Tables Absensi
- Tables Penggajian
- Tables Cuti
- Tables Pajak
- Tables Kode Negara
XI. Pembuatan Form Rubah Kata Sandi
XII. Pembuatan System Module Master Data
XIII.Pembuatan System Module Absensi
XIV. Pembuatan System Module Penggajian
XV. Pembuatan System Module Cuti
XVI. Pembuatan System Module Laporan
XVII. Pembuatan Pengaturan Security System / Keamanan Sistem / Hak Guna Module
XVIII. Pembuatan System Module Backup & Restore Database
XIX. Pembuatan Installer Program (Hasil Program SIM HR) dengan software Setup Factory
XX. Penutup
BAB-III
KEBUTUHAN SOFTWARE DAN HARDWARE PENDUKUNG
1. OS Microsoft Windows 7 Ultimate 32 bit
2. Processor Core 2 Duo
3. Ram Memory 2G
4. Bahasa program Visual Basic . Net dengan Microsoft Visual Stuido 2008.
5. Net Framework 3.5 SP1
6. Microsoft Reporting Technology 2008 (*.rdlc)
7. Crystal report 2008 (*.rpt)
8. Database MySql Version 5.0 : suatu database yang free license/ hak guna dengan tingkat keamanan data menggunakan
password juga baris data tak terbatas, dan lebih mudah di install ke Host data Webserver.
9. Management Database SQLyog Ultimate – MySQL GUI v8.32
10. Software Setup Factory
11. Desktop Application : aplikasi di install pada CPU Komputer User dalam satu jaringan network local / VPN (Virtual
Private Network) terhubung ke CPU Komputer SERVER ataupun dengan Host data Webserver.
12. Client Side : aplikasi di install pada CPU Komputer User dan database di install / terdapat pada CPU Komputer SERVER
ataupun Host data Webserver.
13. Multi user : dapat digunakan oleh banyak pengguna secara bersamaan.
3. 14. Unit Mesin Absensi finger print.
BAB-IV
PENJELASAN DASAR-DASAR SISTEM INFORMASI TENAGA KERJA
(HR DEPATMENT)
Pembahasan awal akan di jelaskan dasar-dasar informasi suatu pekerjaan pada bagian ketenaga kejaaan (HR DEPTEMENT) pada
suatu perusahaan.
Sistem Program Aplikasi yang akan kita buat adalah :
SYSTEM INFORMATION MANAGEMENT HUMAN RESOURCE (SIM HR).
Dengan module-module sebagai berikut :
1. Master Data Kepegawaian :
A. Data Profil.
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, denganmencatatan
semua data informasi yang mencakup data profil tenaga kerja/karyawan seperti diantaranya ;
NIK : Nomor Induk Karyawan yang adalah nomor diberikan kepada tenaga kerja / karyawan dari perusahaan tempat
karyawan mulai bekerja / sebagai tenaga kerja pada perusahaan tersebut, sebagai nomor urut atau tanda pengenal tenaga
kerja / karyawan saat bekerja pada perusahan tersebut. Pemberian penomoran NIK tsb diberikan dari perusahaan sesuai
dengan ketentuan / cara penomoran dari perusahaan.
Contoh : 101.15.0315.10021
101.= kode area kerja
15. = bagian
03=bulan mulai bekerja
15.= tahun mulai bekerja
10021 = nomor urut
NIP : Nomor Induk Penduduk / Nomor Kartu Tanda Penduduk yang dimiliki Tenaga kerja / karyawan.
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang didapat tenaga kerja / karyawan pada saat melakukan
pendaftaran di kantor pajak pemerintah, dan mendapatkan kartu tanda wajib pajak yang terdapat nomor NPWP Pajak
sebanyak 15 digit angka.
Contoh : 3303055403870004
Namun apabila tenaga kerja / karyawan belum melakukan pendaftaran ke kantor pajak, informasi No NPWP harus tetap
di isi dengan angka 0 (nol) sebanyak 15 digit angka
Contoh : 000000000000000
Dikareanakan pada saat pelaporan eSPT Pajak penghasilan diperlukan nomor NPWP sebanyak 15 digit angka, dan akan
terdapat perbedaan cara perhitungan tarif persen pajak 6% lebih besar dari normal pajak pada penghasilan tarif persen
awal 5% jika mempunyai nomor pajak.
NAMA : pencatatan nama lengkap .
JENIS KELAMIN : pencatatan jenis kelamin (laki-laki / Perempuan )
TEMPAT LAHIR : pencatatan Tempat kelahiran .
TGL. LAHIR : pencatatan tanggal lahir.
ANAK KE : pencatatan anak ke berapa dalam satu keluarga
DARI Sdr : pencatatan banyak nya anak / saudara dalam satu keluarga.
TINGGI : pencatatan tinggi badan.
BERAT : pencatatan berat badan.
STATUS KAWIN : pencatatan status perkawinan karyawan dengan ketentuan kode dari pajak
Contoh :
TK/0 =Tidak Kawin , dengan tidak ada tanggungan (anak).
TK/1 = Tidak Kawin, dengan ada 1 (satu) tanggungan (anak).
TK/2 = Tidak Kawin, dengan ada 2 (dua) tanggungan (anak)
TK/3 = Tidak Kawin, dengan ada 3 (tiga) tanggungan (anak)
K/0 = Kawin , dengan tidak ada tanggungan (anak)
K/1 = Kawin, dengan ada 1 (satu) tanggungan (anak)
K/2 = Kawin, dengan ada 2 (dua) tanggungan (anak)
K/3 = Kawin, dengan ada 3 (tiga) tanggungan (anak)
KEWARGANEGARAAN : pencatatan status warga Negara
Contoh :
WNI = Warga Negara Indonesia
WNA = Warga Negara Asing
KODE NEGARA : adalah kode Negara umum biasa nya digunakan
Contoh :
MYS = Malaysia
4. SNG = Singapura
Dll.
TGL MULAI KERJA : pencatatan tanggal tenaga kerja mulai bekerja pada perusahaan sebagai karyawan dari perusahaan,
yang akan dimulai perhitungan penghasilan dari tanggal mulai berkerja , yang akan diberikan kepada karyawan dari
perusahaan per periode proses perhitungan penghasilan perbulan / perminggu sesuai ketetapan awal antara tenaga kerja
dengan perusahaan.
STATUS DATA : adalah pencatatan yang terus dilakukan perubahan secara bertahap, yang akan terus dicatat/dirubah
mengikuti tahapan status data informasi tenaga kerja yang didapat informasi dari tenaga kerja dari mulai awal hingga
perubahan inforamasi secara bertahap, sebagai berikut ;
o pelamaran pekerjaan ke perusahaan sebagai calon karyawan,
o Penggilan untuk dilakukan Tes Sikotes
o Sikotes tenaga kerja/calon karyawan telah melakukan Tes Sikotes
o Interview tenaga kerja /calon karyawan telah melakukan interview dengan team HRD (bagian tenaga
kerja dalam suatu perusahaan yang melakukan penerimaan karyawan baru)
o Karyawan Baru pada saat tenaga kerja / calon karyawan telah di terima sebagai karyawan dari
perusahaan . dan di mulai perhitungan penghasilan pada system yang terdapat pada satu tempat
perusahaan tersebut.
o Mutasi adalah perubahan pencatatan data pada saat karyawan tersebut di mutasi/dipindah kerja kan ke
lain tempat/area/lokasi kerja ke anak perusahaan / cabang/ tempat lokasi kantor berbeda daerah yang
masih dari satu perusahaan tersebut , bukan pencatatan perpindahan antar bagian/perubahan tugas kerja
dalam satu tempat perusahaan.
Dengan pengertian pencatatan mutasi dilakukan perubahan jika karyawan tersebut sudah tidak di
perhitungkan lagi penghasilannya pada satu system yang terdapat pada perusahaan tersebut pada saat
perhitungan penghasilan, namum karyawan tersebut belum berhenti dari satu perusahaan.
o Karyawan Lama (Kembali Bekerja) pada saat tenaga kerja / karyawan yang telah lama berhenti bekerja
dari perusahaan tesebut dan bekerja kembali dan telah di terima sebagai karyawan kembali pada
perusahaan . dan di mulai perhitungan penghasilan pada system yang terdapat pada satu tempat
perusahaan tersebut.
o Berhenti Bekerja pada saat karyawan telah berhenti bekerja pada perusahaan, dan tidak dilakukan lagi
perhitungan penghasilan.
TELEPON : pencatatan informasi nomor telephon yang dimiliki tenaga kerja
HANDPHONE : pencatatan informasi nomor Handphone / mobile phone yang dimiliki tenaga kerja
INFORMASI PROFIL SESUAI DENGAN KTP
ALAMAT KTP : pencatatan informasi tempat tinggal / alamat asal sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang
dimiliki tenaga kerja.
RW KTP : pencatatan informasi Nomor RW (Rukun Warga) sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dimiliki
tenaga kerja.
RT KTP : pencatatan informasi Nomor RT (Rukun Tetangga) sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dimiliki
tenaga kerja.
KELURAHAN KTP : pencatatan informasi nama kelurahan sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dimiliki
tenaga kerja.
KECAMATAN KTP : pencatatan informasi nama kecamatan sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dimiliki
tenaga kerja.
KABUPATEN KTP : pencatatan informasi nama kabupaten sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dimiliki
tenaga kerja.
PROVINSI KTP : pencatatan informasi nama provinsi sesuai dengan KTP (Kartu Tanda Penduduk) yang dimiliki tenaga
kerja.
INFORMASI PROFIL TEMPAT TINGGAL SEKARANG
ALAMAT SEKARANG : pencatatan informasi tempat tinggal / alamat asal saat ini / sekarang tenaga kerja.
RW SEKARANG: pencatatan informasi Nomor RW (Rukun Warga) saat ini / sekarang tenaga kerja.
RT SEKARANG: pencatatan informasi Nomor RT (Rukun Tetangga) saat ini / sekarang tenaga kerja.
KELURAHAN SEKARANG: pencatatan informasi nama kelurahan saat ini / sekarang tenaga kerja.
KECAMATAN SEKARANG: pencatatan informasi nama kecamatan saat ini / sekarang tenaga kerja.
KABUPATEN SEKARANG: pencatatan informasi nama kabupaten saat ini / sekarang tenaga kerja.
PROVINSI KTP : pencatatan informasi nama provinsi saat ini / sekarang tenaga kerja.
INFORMASI PROFIL DARI KELUARGA DEKAT TIDAK SERUMAH
ALAMAT KELUARGA: pencatatan informasi tempat tinggal / alamat saudara/orang tua tidak serumah, yang dapat
dihubungi.
RW KELUARGA: pencatatan informasi Nomor RW (Rukun Warga) saudara/orang tua tidak serumah
RT KELUARGA: pencatatan informasi Nomor RT (Rukun Tetangga) saudara/orang tua tidak serumah
5. KELURAHAN KELUARGA: pencatatan informasi nama kelurahan saudara/orang tua tidak serumah
KECAMATAN KELUARGA: pencatatan informasi nama kecamatan saudara/orang tua tidak serumah
KABUPATEN KELUARGA: pencatatan informasi nama kabupaten saudara/orang tua tidak serumah
PROVINSI KTP : pencatatan informasi nama provinsi saudara/orang tua tidak serumah
NAMA KELUARGA : pencatatan informasi nama saudara/orang tua tidak serumah yang dapat dihubungi.
TELEPON : pencatatan informasi nomor telephon yang dimiliki dari saudara/orang tua tidak serumah yang dapat
dihubungi
HANDPHONE : pencatatan informasi nomor handphone/mobile phone yang dimiliki dari saudara/orang tua tidak
serumah yang dapat dihubungi
BANK : pencatatan informasi nama bank dari tenaga kerja yang mempunyai rekening pada bank tersebut dan masih aktif
untuk dilakukan transfer jumlah penghasilan yang akan di terima tenaga kerja/karyawan.
NAMA REK. BANK : pencatatan informasi nama yang digunakan pada rekening bank tersebut
NO. REK. BANK : pencatatan informasi nomor rekening yang digunakan pada bank tersebut
KODE BANK : pencatatan informasi kode bank yang digunakan pada bank tersebut
CABANG BANK : pencatatan informasi nama tempat/ cabang yang digunakan pada bank tersebut
ALAMAT BANK : pencatatan informasi nama tempat/alamat yang digunakan pada rekening bank tersebut
B. Data Pendidikan
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
semua data informasi yang mencakup data pendidikan awal hingga pendidikan akhir yang di dapat oleh tenaga
kerja/karyawan , diantaranya informasi dari pendidikan berupa ;
TINGKAT : pencatatan jenis tingkatan pendidikan
Contoh :
SD-Sekolah Dasar
SLTP-Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTA-Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
DI-Diploma I
DII-Diploma II
DII-Diploma III
SI- Strata I
Dst.
NAMA INSTITUSI : pencatatan nama institusi/Sekolah pendidikan tempat menerima pendidikan pada tingkatannya.
ALAMAT INSTITUSI : pencatatan nama alamat tempat institusi/Sekolah pendidikan tempat menerima pendidikan pada
tingkatannya.
JURUSAN : pencatatan nama jenis jurusan yang di dapat pada tingkatan pendidikannya.
NILAI AKHIR : pencatatan nilai akhir yang di dapat pada tingkatan pendidikannya
IJAZAH : pencatatan ada diterima Ijazah atau tidak nya dari tingkatan pendidikannya
C. Data Pengalaman Kerja
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
semua data informasi yang mencakup data Pengalaman kerja dari awal hingga Pengalaman kerja akhir sebelumnya yang
di dapat oleh tenaga kerja/karyawan , diantaranya informasi dari berupa ;
Bekerja Dari Tgl … Sampai Tgl…..
Nama Perusahaan : nama tempat perusahaan sebelumnya bekerja
Alamat Perusahaan : nama tempat alamat perusahaan sebelumnya bekerja
Telepon : : nomor telepon tempat perusahaan sebelumnya bekerja
Yang Dapat Dihubungi : Nama seseorang di perusahaan sebelumnya berkerja yang dapat di hubungi.
Jabatan / Bagian : nama jabatan yang di dapat pada saat berkeja pada perusahaan sebelumnya
Keterangan Pekerjaan : penjelasan lainnya seperti keterangan jenis pekerjaan yang di kerjakan/ dilakukan pada
perusahaan sebelumnnya.
D. Data Lokasi Kerja :
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
semua data informasi yang mencakup data Lokasi kerja / Penempatan/perpindahan bagian kerja dalam satu perusahaan
selama berkerja pada perusahaan.
Pencatatan ini terus dilakukan perubahan data mengikuti informasi yang di dapat selam karyawan masih bekerja pada
perusahaan, diantara nya berupa pencatatan :
Area Kerja : tempat nama lokasi daerah Kota/Keluarahan tempat berkerja pada perusahaan.
Nama Ka.Bagian : nama kepala bagian yang mengepalai bagian/yang bertanggung jawab atas perkerjaan karyawan pada
bagian tersebut
Bagian : nama bagian tempat berkerja
6. Posisi/Jabatan : nama posisi / jabatan pekerjaan pada bagian tersebut
Dari Tgl….. Samapai Tgl : lama berkerja pada Area / Bagian / Posisi tersebut.
Status Kerja : keterangan dari status kerja karyawan pada Area / Bagian / Posisi tersebut.
Contoh : Percobaan / Kontrak / Tetap
Status Lembur : Keterangan pengaturan apakah mendapatkan persetujuan untuk melakukan perhitungan jam kerja lebih
/ lembur jika karyawan berkerja lebih dari jam kerja normal.
Status Tunjangan Shift : Keterangan pengaturan apakah mendapatkan persetujuan untuk melakukan perhitungan
tunjangan shift, jika karyawan bekerja pada ketentuan mendapatkan shift yang di tetapakan akan mendapatkan
penambahan perhitungan penghasilan perhari berdasarkan jam kerja shift yang di kerjakan karyawan pada hari tersebut.
Keterangan : penjelasan informasi lainnya.
E. Data Cuti
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
data informasi awal / pengaturan perhitunga awal untuk perhitungan cuti karyawan. Perhitugan cuti adalah hak
karyawan berupa hari kerja normal yang dimana karyawan tersebut diperbolehkan tidak bekerja/hadir tanpa keterangan
namun tetap mendapatkan perhitungan penghasilan pada hari tersebut. Jumlah banyak hari cuti diberikan dalam
perhitungan periode setahun selama masa kerja pada perusahaan.
Ketetapan nya diatur sesuai dengan peraturan ketenaga kerjaan.
Contoh : Jumlah Cuti 12 Hari dalam setahun.
F. Catatan Kesehatan
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
semua data yang mencakup informasi kesehatan karyawan dari awal mulai berkerja sampai dengan selama berkerja pada
perusahaan.
G. Catatan Surat Peringatan
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
semua data yang mencakup informasi surat peringatan kepada karyawan dari perusahaan dari awal mulai berkerja
sampai dengan selama berkerja pada perusahaan.
H. Catatan Surat Ijin
adalah pekerjaan pencatatan yang dilakukan pada bagian ketenaga kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat
semua data yang mencakup informasi surat Ijin dari karyawan kepada perusahaan seperti surat ijin tidak masuk kerja,
surat ijin pulang lebih awal, surat ijin tugas keluar kantor, dan sebagainya, dari awal mulai berkerja sampai dengan
selama berkerja pada perusahaan.
I. Data Penghasilan Pokok , THR, Bonus, Pesangon
adalah pekerjaan pencatatan untuk pengaturan proses perhitungan penghasilan yang dilakukan pada bagian ketenaga
kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat semua data yang mencakup informasi penghasilan Pokok (Gaji Pokok)
, THR (Tunjangan Hari Raya) , Bonus, Pesangon (penghasilan yang akan diterima pada waktu berhenti bekerja pada
perusahaan) yang akan diterima karyawan selama bekerja pada perusahaan.
J. Data Tunjangan Penghasilan
adalah pekerjaan pencatatan untuk pengaturan proses perhitungan penghasilan yang dilakukan pada bagian ketenaga
kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat semua data yang mencakup informasi tunjangan penghasilan /
penghasilan yang akan menambah penghasilan Pokok (Gaji Pokok), yang akan diterima karyawan selama bekerja pada
perusahaan.
K. Data Potongan Penghasilan
adalah pekerjaan pencatatan untuk pengaturan proses perhitungan penghasilan yang dilakukan pada bagian ketenaga
kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat semua data yang mencakup informasi pemotongan penghasilan yang
akan mengurangi penghasilan yang akan diterima karyawan selama bekerja pada perusahaan.
L. Data Asuransi
adalah pekerjaan pencatatan untuk pengaturan proses perhitungan penghasilan yang dilakukan pada bagian ketenaga
kerjaan dalam suatu perusahaan, dengan mencatat semua data yang mencakup informasi asuransi yang dibayarkan
karyawan untuk asuransi tenaga kerja ,selama bekerja pada perusahaan.
Pembayaran asuransi ke badan/kantor asuransi tenaga kerja di atur dibayarkan dari pemotongan penghasilan ataupun
sebagian ditanggung dibayarkan dari perusahaan.
Namun pelaksanaan pembayaran ke badan / kantor asuransi tenaga kerja dibayarkan oleh perusahaan.
M. Data Tarif Pajak
Adalah pencatatan untuk pengaturan besarnya pemotongan tarif perhitungan pajak pada penghasilan seusai dengan
ketentuan dari pemerintah / badan kantor pajak pemerintah.
N. Data Biaya Jabatan Pajak
Adalah pencatatan untuk pengaturan besarnya perhitungan biaya jabatan yang akan mengurangi penghasilan kena pajak,
seusai dengan ketentuan dari pemerintah / badan kantor pajak pemerintah.
O. Data Penghasilan Tidak Kena Pajak
7. Adalah pencatatan untuk pengatuan perhitungan pajak pada perhitungan pada penghasilan kena pajak dikurangi
penghasilan yang tidak kena pajak seusai dengan ketentuan dari pemerintah / badan kantor pajak pemerintah, yang di
atur mengikuti status perkawinan karyawan dan tanggungan.
2. Proses Perhitungan Absensi :
Adalah pekerjaan pencatatan informasi dari data kehadiran / absen karyawan dengan di dapat data log absensi dari
mesin absensi finger perhari pada saat karyawan menggunakan mesin absensi dengan jari yang sudah terdaftar untuk
mencatat jam masuk (jam datang bekerja) dan pada saat jam keluar (jam pulang kerja).
a. Pengaturan Hari Libur
Adalah pengaturan hari libur bersama / tidak bekerja yang sesuai dengan ketentuan pada kalender satu
tahun. Yang diatur sebelumnya setiap 1 tahun sekali setiap bulannya, sebelum melakukan proses
perhitungan absensi.
b. Pengaturan macam Jam Shift Kerja
Adalah pengaturan macam-macam ketentuan jam shift kerja yang di tetapkan dari perusahaan dari
ketentuan jam masuk kerja dan jam pulang kerja karyawan.
Dan ketentuan penambahan penghasilan dari tunjangan shift yang di atur dari perusahan besar jumlah
nya dari kelompok kerja karyawan (Mangement / Non Management).
Management termasuk didalamnya pada semua karyawan yang berkerja pada bagain-bagian didalam
kantor/ diluar bagian opersional / produksi seperti diantaranya bagian administrasi, akunting, keuangan,
tenaga kerja (HRD).
Non Management termasuk didalamnya pada semua karyawan yang berkerja pada bagian-bagian produksi
/opersional. Seperti diantaranya bagian gudang, packing, quality control produksi, kepala produksi, dan
sebagainya.
Jam Kerja berdasarkan ketentuan tenaga kerja pada umum nya 8 Jam Kerja dan 1 Jam Istirahat dan dapat
berdasarkan ketentuan dari perusahaan.
Contoh :
Shift Pagi : Jam Masuk Kerja 08:00 AM Jam Pulang Kerja 17:00 PM
Shift Sore : Jam Masuk Kerja 15:00 PM Jam Pulang Kerja 23:00 PM
Shift Malam : Jam Masuk Kerja 23:00 AM Jam Pulang Kerja 07:00 PM
Tunjangan Shift Malam Management : Rp 10.000,-
Tunjangan Shift Malam Non Management : Rp 15.000,-
c. Pengaturan Data Mesin Absensi
Adalah pengaturan data log pada mesin absensi untuk menghapus atau mengambil data log jam masuk
dan jam pulang karyawan dari mesin absensi ke dalam database system.
d. Proses Rekap Absensi
Adalah proses rekapitulasi data log absensi yang telah diambil dari mesin absensi secara automatis perhari
yang akan di rekap menjadi laporan absensi perbulan untuk proses perhitungan penghasilan, seperti
jumlah hari kehadiran, jam kerja lembur, tunjangan jam kerja shift perhari. Jumlah hari tidak masuk kerja
untuk perhitungan pemotongan jumlah cuti yang diberikan dari perusahaan atau perhitungan
pemotongan penghasilan atas ke tidak hadiran bekerja.
e. Lembar Perubahan Absensi
Adalah lembaran yang berisikan data absensi hasil dari proses rekaptulasi absensi perbulan / per akhir
periode. Untuk dilakukan perubahan data absensi sesuai dari informasi yang didapatkan dari karyawan
apabila terjadi koreksi akibat dari kesalah absensi pada mesin absensi/ tidak melakukan absensi pada
mesin absensi namun hadir pada hari tersebut. Setiap perubahan pada data rekapitulasi absensi akan
tercatat infomasi bahwa terjadi perubahan data absensi bukan dari hasil data log mesin absensi.
3. Proses Perhitungan Cuti :
JENIS CUTI
1. Cuti Tahunan
Berdasarkan Undang-undang no. 13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), hanya karyawan yang sudah bekerja minimal 12 bulan
yang berhak mendapat cuti tahunan 12 hari. Karena itu, perusahaan berwenang untuk menolak permintaan cuti dari
karyawan yang belum genap 1 tahun bekerja. Apabila perusahaan bersedia memberikan ijin, maka disebut sebagai “cuti di
luar tanggungan” dan perusahaan dapat memotong gaji pekerja tersebut secara pro rata sesuai dengan jumlah ketidak-
hadirannya.
Tetapi disebutkan juga dalam Undang-undang tersebut bahwa pelaksanaan dari cuti tahunan ditentukan dari Perjanjian
Kerja Bersama; dan/atau Peraturan Perusahaan; dan/atau Perjanjian Kerja. Artinya, cuti tersebut bergantung dari
kesepakatan antara karyawan dengan pengusaha. Pada situasi ini, keberadaan dan pelaksanaan cuti bergantung pada
negosiasi personal masing-masing karyawan dengan pengusaha.
Perusahaan memberikan cuti tahunan dipotong cuti bersama yang jumlahnya disesuaikan dengan hari libur nasional.
Jumlah hak cuti diperhitungkan sejak tanggal penerimaan sebagai karyawan.
8. Tidak ada pembayaran sebagai pengganti hak cuti tahunan yang tidak terpakai. Cuti yang tidak terpakai diakumulasikan
pada tahun berikutnya sejumlah maksimal 6 ( ½ x 12) dari sisa cuti maksimal.
2. Cuti Besar
Setiap pegawai yang telah bekerja pada Perusahaan selama 10 (sepuluh tahun) berhak mengambil cuti panjang, paling
lama 1 (satu) bulan kalender dengan pembayaran gaji penuh. Bagi karyawan yang tidak menggunakan kesempatan
tersebut dapat diberikan penghargaan berupa gaji sebulan sebagai kompensasi. Setelah itu karyawan dapat mengambil
lagi cuti besar berikutnya sepuluh tahun kemudian.
3. Cuti Besar Khusus
Adalah fasilitas cuti besar yang diberikan lebih awal kepada karyawan yang akan melaksanakan ibadah keagamaan
(Ibadah Haji bagi umat Islam, Ziarah bagi umat Nasrani dan Dharmayatra bagi umat Hindu dan Budha.)
4. Cuti Melahirkan dan Keguguran
Hak cuti bersalin adalah 3 (tiga) bulan, dilaksanakan sedemikian rupa sehingga karyawan dapat memberikan ASI
Eksklusif semaksimal mungkin kepada bayinya. Ketentuan cuti juga diberikan bagi karyawan yang mengalami keguguran
kandungan sesuai rekomendasi dokter dengan diberikan waktu istirahat 1 ½ (satu setengah) bulan.
5. Cuti Mendadak
Cuti mendadak diperlukan karena keadaan yang mendadak/darurat, sehingga tidak diharuskan mendapatkan
persetujuan sebelumnya. Cuti mendadak diberikan apabila:
• Kematian istri/suami/orangtua/mertua/anak/saudara kandung - maksimal 2 hari
• Menjaga anggota keluarga yang sakit keras - maksimal 2 hari
6. Cuti Khusus
Cuti khusus dapat diberikan tanpa mengurangi hak cuti tahunan pegawai. Termasuk di dalam cuti khusus:
• Pernikahan karyawan: maksimal 3 (tiga) hari
• Istri karyawan melahirkan: maksimal 1 (satu) hari
• Perkawinan putra-putri karyawan: maksimal 2 (dua) hari
• Wisuda karyawan: maksimal 1 (satu) hari
• Mengkhitankan/pembabtisan anak: maksimal 1 (satu) hari
• Proses pengadilan yang tidak bisa diwakilkan tidak terbatas
• Sakit
Pegawai yang meninggalkan pekerjaan karena sakit selama 2 (dua) hari berturut-turut harus dibuktikan dengan surat
keterangan dokter selambat-lambatnya pada hari ketiga.
Tata Cara Pengajuan Cuti
Meninggalkan pekerjaan atau tempat kerja atau tidak masuk kerja (kecuali dalam hal kematian) sebagaimana yang
disebutkan di atas, harus diajukan secara tertulis dengan pengisian form cuti yang dikeluarkan oleh Departemen HR.
Atasan langsung berhak menolak atau menyetujui permohonan cuti tersebut dengan dengan dasar pertimbangan
kepentingan perusahaan. Dengan menandatangi form Pengajuan Cuti dan menyerahkan kepada Departemen HR untuk
perhitungan cuti.
Permohonan cuti di ajukan selambat-lambatnya 1 hari sebelum hari cuti dilaksanankan. Cuti lebih dari 5 (lima) hari kerja
harus diajukan 2 (dua) minggu sebelumnya. Keterlambatan pengajuan permohonan cuti dapat mengakibatkan ditolaknya
permohonan tersebut tanpa harus diberikan penjelasan.
Cuti dapat diganti dengan uang, dihitung proporsional terhadap gaji 1 bulan. Bagi mereka yang masuk 5 hari dalam
seminggu maka hitungan proporsional gaji per hari adalah satu per 21 (1/21). Bagi yang masuk 6 hari dalam seminggu
maka hitungan proporsional gaji per hari adalah satu per 25 (1/25).
Sebagai ilustrasi, misalnya cuti yang belum diambil adalah 5 hari, waktu kerja perusahaana adalah 6 hari dalam seminggu
dan gaji karyawan adalah Rp 1.500.000,- maka uang ganti cuti = (5/25)X Rp 1.500.000,- = Rp.300.000,-
Dasar Hukum yang digunakan adalah UU No. 13 tahun 2003, dalam hal kaitannya mengenai cuti yang diuangkan yaitu:
Bagi karyawan yang mengundurkan diri sesuai dengan pasal 156 ayat 4 (a); cuti tahunan yang belum diambil dan belum
gugur dapat diganti ke dalam bentuk uang.
Secara praktek, perhitungannya adalah jumlah hari kerja cuti yang menjadi hak karyawan sampai dengan efektif tanggal
pengunduran diri dibagi dengan jumlah hari pada bulan saat efektif pengunduran diri karyawan dikali total upah sebulan.
Contoh:
total upah : Rp. 3 juta (gross)
hak cuti setahun 15 hari kerja
9. tanggal efektif penggunduran diri 15 April 2013
Hak cuti karyawan : 4 (Jan – April)/12 bulan x 15 hari kerja cuti
= 5 hari kerja
karyawan sdh mengambil cuti tahunan 1 hari di bulan Januari maka, hak cutinya menjadi 5 hari kerja – 1 hari kerja yg sdh
diambil dibulan Januari. Jadi sisa cuti tahunannya adalah hanya 4 hari saja.
Untuk perhitungan diuangkan adalah:
= (4 hari kerja (hak cuti prorata)/ 22 hari kerja di bulan April) x Rp. 3 juta
= Rp. 545,455.- (gross)
Sehingga cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur untuk karyawan ini adalah sebesar Rp. 545,455.- (gross).
Tahapan pekerjaan pencatatan terbagi menjadi:
a. Surat Permohonan Cuti (SPC)
Adalah pencatatan permohonan pengajuan cuti yang berdasarakan informasi yang didapat dari karyawan
sebelum dihari dimana karyawan memberikan informasi untuk tidak dapat hadir berkerja / tidak masuk
bekerja pada hari tersebut.
b. Persetujuan Cuti (SPC)
Adalah proses persetujuan dari permohonan cuti yang di buat sebelumnya. Persetujuan cuti diberikan dari
bagian HRD / atasan yang bersangkutan. Sesuai dengan ketentuan dari perusahaan.
c. Proses Tutup Cuti Akhir Tahun
Adalah proses penutupan perhitungan cuti tahun ini dari total cuti yang diberikan dari perusahaan dan
cuti yang sudah diterima karyawan . yang dilakukan pada periode awal tahun sesudah tahun saat ini.
Sisa cuti tahunan yang tidak dipergunakan akan di akumulasikan / ditambah dengan cuti tahun
berikutnya.
Contoh :
Cuti Tahun ini : 12 Hari
Cuti Tahun ini Dipergunakan : 10 Hari
Sisa Cuti Tahun Ini : 2 Hari
Cuti Tahun Selanjutnya : 12 Hari
Total Cuti Tahun Selanjutnya : 14 Hari
4. Proses Perhitungan Penghasilan Pokok , THR, Bonus , Pesangon
Adalah proses perhitungan Penghasilan Pokok terdiri dari :
A. GAJI POKOK : Penghasilan pokok / bersih yang diterima karyawan berdasarkan macam cara perhitungan yang
dapat di tentukan perhitungan dari:
PERBULAN : jumlah yang dicatat besarnya akan diterima / dihitung dan diterima karyawan sesuai dengan yang dicatat
pada Gaji Pokok
Contoh : Gaji Pokok = Rp. 10.000.000,-
maka penghasilan pokok yang akan diterima pada akhir periode penggajian / pembayaran penghasilan dari perusahaan
kepada karyawan adalah Rp. 10.000.000,-
PERBULAN PRORATE : adalah karyawan yang tanggal mulai berkerja pada perusahaan / tanggal mulai di proses
perhitungan penghasilannya, yang dimana jumlah hari kerja tidak penuh 1 bulan / jumlah hari kerja yang
diperhitungakan pada periode proses perhitungan. dari tanggal mulai berkerja hingga tanggal akhir proses perhitungan
penghasilan dengan besar gaji pokok yang di tentukan perbulan.
Contoh : Penghasilan Pokok (Gaji Pokok+Tunjangan) = Rp.10.070.000,-
Tgl Mulai Hitung 01 Agustus 2015 Sampai dengan Tgl Akhir hitung 31 Agustus 2015.
Total Hari pada bulan Agustus 2015 = 31 Hari
Hari Libur = 10 Hari (Sabtu dan Minggu)
Hari Kerja = 21 Hari (Senin – Jumat)
Tgl Mulai Kerja 18 Agustus 2015
Total Hari dari tgl 18 Agusuts 2015 sampai dengan 31 Agusuts 2015 = 14 Hari
Hari Libur dari tgl 18 Agusuts 2015 sampai dengan 31 Agusuts 2015 = 4 Hari Libur
Hari Kerja dari tgl 18 Agusuts 2015 sampai dengan 31 Agusuts 2015 =10 Hari Kerja
Maka Perhitungan Gaji Pokok Perbulan Prorate adalah :
Gaji Pokok =
(Hari Kerja 10 : dibagi 22) X Gaji Pokok Perbulan Rp.10.070.000 = Rp. 4.577.272 ,-
10. PERHARI : jumlah yang dicatat pada Gaji Pokok adalah perhitungan upah / penghasilan pokok untuk perhari. Adapun
cara perhitungan untuk mendapatkan penghasilan perhari yang pada umum nya di gunakan pada setiap perusahaan
sebagai berikut;
Gaji Pokok 1 (satu) bulan X dikali 12 : dibagi 365 hari
Contoh : Gaji Pokok sebulan Rp 10.000.000,- X 12 : 365 = Rp. 328.767,-
Maka Gaji Pokok perhari adalah Rp. 328.767,-
Perhitungan jumlah gaji pokok perhari akan di hitung dengan jumlah absensi hari kerja / berdasarkan hari kerja dimana
karyawan hadir. Dan hasil dari total jumlah akan di bayarkan perusahaan pada akhir periode perhitugan penghasilan.
Contoh : Gaji Pokok Perhari Rp. 328.767,- x 22 Hari Kerja = Rp. 7.232.876,-
Maka penghasilan yang akan diterima karyawan pada akhir periode perhitungan penghasilan adalah Rp. 7.232.876,-
B. THR : penghasilan Tunjangan Hari Raya yang diterima karyawan dari perusahaan pada umumnya dibayarakan pada
hari raya keagamaan / 1 tahun 1 x, berdasarkan ketentuan dari perusahaan.besar dari jumlah THR ditentukan dari
perusahaan, bisa dari persentase jumlah Gaji pokok atau total jumlah yang akan dibayarkan. Namum pada
umumnya pada banyak perusahan ditentukan besarnya sama dengan gaji pokok perbulan.
Contoh : THR Rp.10.000.000 periode bulan Agustus Tahun 2015
Maka pada proses perhitunga penghasilan hanya pada akhir periode bulan agustus tahun 2015 jumlah penghasilan
akan ditambah dengan THR Rp.10.000.000 yang akan dibayarkan pada hanya pada akhir proses perhitungan
periode bulan agustus 2015.
C. BONUS : penghasilan bonus yang diterima karyawan dari perusahaan dibayarkan berdasarkan ketentuan dari
perusahaan pada periode bulan tertentu. Perhitungan jumlah besarnya ditetapkan dari perusahaan. Dasar
perhitungan bonus bisa dari persentase jumlah Gaji pokok atau total jumlah yang akan dibayarkan.
Contoh:
- Besar Bonus 20% Persentase dari gaji pokok Rp.10.000.000 X 20 % = Rp.2.000.000,-
Bulan agustus tahun 2015.
Maka pada proses perhitunga penghasilan hanya pada akhir periode bulan July tahun 2015 jumlah penghasilan
akan ditambah dengan Bonus Rp. 2.000.000,- yang akan dibayarkan pada hanya pada akhir proses perhitungan
periode bulan agustus 2015.
- Besar Bonus Rp.2.500.000,-
Bulan July tahun 2015.
Maka pada proses perhitunga penghasilan hanya pada akhir periode bulan July tahun 2015 jumlah penghasilan
akan ditambah dengan Bonus Rp. 2.500.000,- yang akan dibayarkan pada hanya pada akhir proses perhitungan
periode bulan july 2015.
5. Proses Perhitungan Tunjangan
Adalah perhitungan tambahan pada penghasilan yang dinamakan tunjangan penghasilan.
perhitungan yang dapat di tentukan perhitungan dari:
A. Perbulan : jumlah besar tunjangan akan diperhitungan ditambah dengan penghasilan
B. Perhari : jumlah besar tunjangan akan di kalikan dengan jumlah hari kerja absensi.
Hasil dari perhitungan akan ditambahkan dengan penghasilan pokok.
Jenis Tunjangan :
- Tunjangan Transport
- Tunjangan uang makan
- Tunjangan kerja jarak jauh
- Tunjangan Kesehatan
- Tunjangan Telekomunikasi / Pulsa handphone / Telepon
- Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor.
- Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya
- Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan
Contoh : Perhitunga penghasilan akhir periode pada tanggal proses perhitungan
Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
- Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
PENGHASILAN POKOK
- Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
- THR = Rp.10.000.000,-
- Bonus = Rp. 2.000.000,-
TUNJANGAN
- Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
- Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
- Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
- Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
11. - Tunjangan Telekomunikasi / Pulsa handphone / Telepon = Rp. 10.000,-
- Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
- Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
----------------------- (+)
Jumlah yang akan diterima karyawan = Rp.22.070.000,-
6. Proses Perhitungan Potongan
Adalah proses perhitungan pemotongan pada penghasilan. Jumlah besar potongan akan mengurangi penghasilan yang
akan diterima.
Jenis Potongan :
- Potongan Iuran Koperasi
- Potongan Pinjaman perusahaan
- Potongan Pinjaman Koperasi
- Lebih bayar penghasilan bulan sebelumnya
- Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan
Contoh : Perhitunga penghasilan akhir periode pada tanggal proses perhitungan
Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
PENGHASILAN POKOK
- Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
- THR = Rp.10.000.000,-
- Bonus = Rp. 2.000.000,-
TUNJANGAN
- Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
- Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
- Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
- Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
- Tunjangan Telekomunikasi / Pulsa handphone / Telepon = Rp. 10.000,-
- Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
- Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
----------------------- (+)
JUMLAH PENGHASILAN = Rp.22.070.000,-
POTONGAN
- Potongan Iuran Koperasi = Rp. 10.000,-
- Potongan Pinjaman perusahaan = Rp. 10.000,-
- Potongan Pinjaman Koperasi = Rp. 10.000,-
- Lebih bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
- Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan = Rp. 10.000,-
----------------------- (+)
JUMLAH POTONGAN = Rp 50.000,-
- Jumlah yang akan diterima karyawan
- Rp.22.070.000,- - Rp 50..000,- = Rp. 22.020.000,-
7. Proses Perhitungan Lembur
Adalah proses perhitungan penghasilan dari jumlah besar lembur ditambahakan dengan jumlah penghasilan. Besar
jumlah penghasilan lembur diperhitungkan dari jam lembur / jam kerja yang melebihi ketetapan jam shift kerja yang
ditetapkan dari perusahaan.
Cara perhitungan pada umumnya berdasarkan ketetapan UU tenaga kerja/ dapat dilakukan cara perhitungan bersasarkan
ketetapan perusahaan.
perhitungan berdasarkan ketetapan UU tenaga kerja
Jam lembur 150% = 1 Jam lembur pertama
Jam lembur 200% = jumlah jam lembur selanjutnya. /
8 jam lembur pertama pada hari libur
12. Jam lembur 300% = 1 Jam lembur selanjutnya pada hari kerja libur
Jam Lembur 400% = jam lembur selanjutnya setelah 8 jam lembur pertama dan 1 jam
lembur selanjutnya pada hari libur
mendapatkan perhitungan penghasilan / upah lembur perjam
Dengan perhitungan gaji pokok tipe PERBULAN
Penghasilan lembur perjam 150% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 1.5
Penghasilan lembur perjam 200% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 2
Penghasilan lembur perjam 300% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 3
Penghasilan lembur perjam 400% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 4
mendapatkan perhitungan penghasilan / upah lembur perjam
Dengan perhitungan gaji pokok tipe PERHARI
Gaji Pokok sebulan = Gaji Pokok Perhari x 365 : 12
Penghasilan lembur perjam 150% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 1.5
Penghasilan lembur perjam 200% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 2
Penghasilan lembur perjam 300% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 3
Penghasilan lembur perjam 400% = Gaji Pokok sebulan / 173 X 4
Perhitungan Penghasilan Lembur :
Penghasilan Lembur 150% = Penghasilan lembur perjam 150% X
dikalikan dengan Jumlah Jam lembur 150%
Penghasilan Lembur 200% = Penghasilan lembur perjam 200% X
dikalikan dengan Jumlah Jam lembur 200%
Penghasilan Lembur 300% = Penghasilan lembur perjam 300% X
dikalikan dengan Jumlah Jam lembur 300%
Penghasilan Lembur 400% = Penghasilan lembur perjam 400% X
dikalikan dengan Jumlah Jam lembur 400%
Contoh :
Penghasilan Gaji Pokok Tipe PERBULAN = Rp. 10.000.000,-
Jam Masuk Kerja 08:00 AM pagi
Jam Pulang Kerja 21:00 PM Malam
Maka jam shift kerja karyawan tersebut ditetapkan
Pada Hari Kerja senin Jam Kerja Shift Pagi 08:00 s.d 17:00
Jam kerja lembur di hitung dari jam 17:00 sampai dengan Jam 21:00 adalah
Total = 4 (empat) Jam lembur lembur
Jam lembur 150% = 1 Jam
Jam lembur 200% = 3 Jam
Penghasilan lembur perjam 150% = Rp. 10.000.000,- / 173 X 1.5 = Rp. 86.705
Penghasilan lembur perjam 200% = Rp. 10.000.000,- / 173 X 2 = Rp. 115.607
Jadi perhitungan penghasilan lembur adalah
Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705 x 1 Jam lembur 150% = Rp. 86.705
Penghasilan Lembur 200% = Rp. 115.607 x 3 Jam lembur 200% = Rp.346.821
Maka proses perhitungan penghasilan
Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
1. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.10.000.000,-
c. Bonus = Rp. 2.000.000,-
2. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
13. g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
3. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
4. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 22.503.526,-
5. POTONGAN
a. Potongan Iuran Koperasi = Rp. 10.000,-
b. Potongan Pinjaman perusahaan = Rp. 10.000,-
c. Potongan Pinjaman Koperasi = Rp. 10.000,-
d. Lebih bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
e. Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan = Rp. 10.000,-
----------------------- (+)
6. JUMLAH POTONGAN = Rp 50.000,-
7. Jumlah yang akan diterima karyawan
Rp. 22.503.821,- - Rp 50.000,- = Rp. 22.453.526,-
8. Proses Perhitungan Asuransi
Adalah proses perhitungan asuransi karyawan yang di bayarkan ke kantor asuransi tenaga kerja.
Yang pembayarannya dilaksanakan oleh perusahaan ke kantor asuransi tenaga kerja.
Yang besar nya di tentukan dari kantor asuransi tenaga kerja. Dibayarkan dari 2 macam tipe :
1. POTONGAN dari penghasilan karyawan
2. Ditanggung /dibayarkan dari PERUSAHAAN untuk pembayaran premi asuransi karyawan/ tenaga kerja yang
ketentuan nya di tetapkan dari perusahaan.
Contoh : Jenis Asuransi Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
Jumlah Permi Asuransi yang harus dibayarkan = 6.89%.
JHT TK = Jaminan Hari Tua dari Potongan Penghasilan Tenaga Kerja besarnya 2 % dari Gaji Pokok (Kena pajak )
JKM = Jaminan Kematian ditanggung / dibayarkan dari perusahaan besarnya 0.3% dari Gaji Pokok (Kena Pajak)
JKK = Jaminan Kecelakaan Kerja besarnya 0.89% dari gaji pokok (Kena Pajak)
JHT = Jaminan Hari Tua ditanggung / dibayarkan dari perusahaan besarnya 3.7% dari Gaji Pokok (Tidak Kena Pajak)
Contoh :
JHT TK = Rp. 10.000.000 X 2% = Rp. 200.000,- (Potongan Penghasilan)
JKM = Rp.10.000.000 X 0.3% = Rp 30.000,- (Ditanggung Perusahaan)
JKK = Rp. 10.000.000 X 0.89 % = Rp. 89.000,- (Ditanggung Perusahaan)
JHT = Rp. 10.000.000 X 3.7 % = Rp. 370.000,- (Ditanggung Perusahaan)
Maka proses perhitungan penghasilan
Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
9. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.10.000.000,-
c. Bonus = Rp. 2.000.000,-
10. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
11. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
12. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 22.503.526,-
13. POTONGAN
f. Potongan Iuran Koperasi = Rp. 10.000,-
14. g. Potongan Pinjaman perusahaan = Rp. 10.000,-
h. Potongan Pinjaman Koperasi = Rp. 10.000,-
i. Lebih bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
j. Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan = Rp. 10.000,-
Potongan Premi Asuransi JHT TK = Rp. 200.000,-
----------------------- (+)
14. JUMLAH POTONGAN = Rp 250.000,-
15. Jumlah yang akan diterima karyawan
Rp. 22.503.526,- - Rp 250.000,- = Rp. 22.253.526,-
16. Proses Perhitungan Pajak Penghasilan eSPT PPh 21
Adalah Proses perhitungan pajak dari no. 4. Jumlah penghasilan pada contoh tgl. 25 Agustus 2015 proses perhitungan di
atas.
Pada proses perhitungan pajak terdapat 2 tipe :
a. Netto : hasil perhitungan pajak pada penghasilan sebulan dibayarkan dari potongan penghasilan
karyawan. Maka dari No.7 Jumlah yang akan diterima karyawan pada contoh tgl. 25 Agustus 2015 proses
perhitungan di atas , di kurangi hasil proses perhitungan pajak pada penghasilan sebulan berupa
Potongan Pajak.
b. Gross Up : hasil perhitungan pajak pada penghasilan sebulan dibayarkan / ditanggung dari perusahaan
untuk karyawan yang berupa Tunjangan pajak yang besar nya dari hasil proses perhitungan pajak pada
penghasilan sebulan. Maka dari No.7 Jumlah yang akan diterima karyawan pada contoh tgl. 25 Agustus
2015 proses perhitungan di atas, ditambah dahulu dengan tunjangan pajak, dan di kurangi hasil proses
perhitungan pajak pada penghasilan sebulan. Jumlah Tunjangan pajak dan Potongan Pajak
harus sama besarnya.
Ketentuan perhitungan Pajak Sebulan dari Penghasilan Pokok sesuai ketetapan kantor Pajak
No. UU-KUP-001-13-UU KUP 2013 yang berlaku mulai periode tahun 2014.
Biaya Jabatan Penghasilan Pokok Setahun: adalah Potongan pada perhitungan pajak yang termasuk pada Pengurangan pada
Penghasilan Bruto setahun.
Biaya Jabatan : 5% dari Penghasilan Bruto setahun
Biaya Jabatan Maximal / paling besar : setelah di perhitungkan dengan 5% dari Penghasilan Bruto (tanpa jumlah THR dan Bonus)
setahun maka jumlah nya tidak dapat lebih besar dari Rp. 6.000.000 ,-, jika jumlah hasil perhitungan 5% dari 5% dari Penghasilan
Bruto setahun Bruto (tanpa jumlah THR dan Bonus) lebih besar dari max biaya jabatan RP.6.000.000 maka di gunakan besar biaya
jabatan = Rp. 6.000.000,-
Biaya Jabatan Penghasilan THR dan BONUS : adalah Potongan pada perhitungan pajak yang termasuk pada Pengurangan
pada Penghasilan THR dan Bonus.
Biaya Jabatan : 5% dari Penghasilan THR dan Bonus
Maximal Biaya jabatan THR dan Bonus
jika Biaya Jabatan penghasilan pokok setahun besarnya sudah digunakan maximal biaya jabatan sebesar Rp. 6.000.000, maka
jumlah Biaya Jabatan Penghasilan THR dan BONUS tidak diperhitungakan atau besar nya 0 (kosong).
Contoh:
Biaya Jabatan Penghasilan Pokok = Rp. 6.000.000
Biaya Jabatan THR dan Bonus = Rp. 0,-
Jika biaya jabatan penghasilan Pokok setahun belum mencapai maximal biaya jabatan Rp.6.000.000,-
Contoh :
Biaya Jabatan Penghasilan Pokok = Rp. 4.000.000
Biaya Jabatan THR dan Bonus =
maximal biaya jabatan Rp.6.000.000,- - Rp. 4.000.000,- =
Rp. 2.000.000,- (maximal besar biaya jabatan THR dan Bonus)
Jadi besar hasil perhitungan biaya jabatan THR dan Bonus dari 5% dari Penghasilan THR dan Bonus
Tidak dapat lebih besar dari Rp. 2.000.000,-
Dalam kata lain jumlah Biaya jabatan penghasilan pokok setahun + jumlah biaya jabatan THR dan Bonus tidak dapat lebih besar
dari maximal Biaya jabatan Rp.6.000.000
15. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP): Potongan pada perhitungan pajak yang akan mengurangi Pajak Penghasilan Netto
setahun. Batas tanggungan hanya 3 anak.
Contoh :
DIRI SENDIRI 2,025,000
KAWIN 168,750
TANGGUNGAN 168,750
JUMLAH PTKP DISETAHUNKAN
TK/0 tidak kawin, tidak ada tanggungan/anak =Rp. 24,300,000
(DIRI SENDIRI) Rp. 2.025.000 X 12
TK/1 tidak kawin, ada 1 tanggungan/anak =Rp. 26,325,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 )+ (TANGGUNGAN Rp.168.000 X 1) X 12
TK/2 tidak kawin, ada 2 tanggungan/anak =Rp. 28,350,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 )+ (TANGGUNGAN Rp.168.000 X 2) X 12
TK/3 tidak kawin, ada 3 tanggungan/anak =Rp. 30,375,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 )+ (TANGGUNGAN Rp.168.000 X 3) X 12
K/0 kawin, tidak ada tanggungan/anak =Rp. 26,325,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 + KAWIN Rp. 168.750) X 12
K/1 kawin, ada 1 tanggungan/anak =Rp. 28,350,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 + KAWIN Rp. 168.750) + (TANGGUNGAN Rp.168.000 X 1) X 12
K/2 kawin, ada 2 tanggungan/anak =Rp. 30,375,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 + KAWIN Rp. 168.750) + (TANGGUNGAN Rp.168.000 X 2) X 12
K/3 kawin, ada 3 tanggungan/anak =Rp. 32,400,000
(DIRI SENDIR Rp. 2.025.000 + KAWIN Rp. 168.750) + (TANGGUNGAN Rp.168.000 X 3) X 12
LEVEL TARIF PAJAK
Adalah perhitugan tarif mendapatkan hasil akhir jumlah pembayaran pajak dari Penghasilan kena Pajak (PKP), yang akan
dibayarkan ke kantor pajak.
1. 5 % dari Penghasilan Kena Pajak (PKP) :
Jika Penghasilan Kena Pajak (PKP) lebih kecil dari Rp. 50.000.000,-
2. 15 % dari Penghasilan Kena Pajak (PKP) :
Jika Penghasilan Kena Pajak (PKP) lebih kecil dari Rp. 250.000.000,-
3. 25 % dari Penghasilan Kena Pajak (PKP) :
Jika Penghasilan Kena Pajak (PKP) lebih kecil dari Rp. 500.000.000,-
4. 30 % dari Penghasilan Kena Pajak (PKP) :
Jika Penghasilan Kena Pajak (PKP) lebih besar dari Rp. 500.000.000,-
Contoh :
Proses Perhitungan Pajak Pada Penghasilan
Status Perkawinan K/3 = Kawin, dengan 3 (tiga) tanggungan
Metode : NETTO
Perhitungan Mendapatkan Pajak Pada THR dan Bonus
A.>Perhitungan Pajak Penghasilan Pokok + THR +Bonus
1. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.10.000.000,-
c. Bonus = Rp. 2.000.000,-
2. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya= Rp. 10.000,-
3. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
16. ----------------------- (+)
4. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 22.503.526,-
Premi Asuransi JKM = Rp. 30.000,-
Premi Asuransi JKK = Rp. 89.000,-
------------------------(+)
Pajak Penghasilan Sebulan = Rp. 22.622.526,-
------------------------
5. Pajak Bruto Penghasilan Setahun
Pajak Penghasilan Sebulan X 12 Bulan = Rp. 139.470.312,-
------------------------
6. PENGURANGAN
Biaya Jabatan = Rp. 6.000.000
Premi Asuransi
JHT TK disetahunkan
Rp. 200.000,- X 12 Bulan = Rp. 2.400.000,-
------------------------(+)
TOTAL PENGURANG = Rp. 8. 400.000,-
------------------------
7. PENGHASILAN NETTO SETAHUN
Pajak Bruto Penghasilan Setahun – Total Pengurang = Rp. 131.070.312
8. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/3 = Rp. 32.400.000
--------------------------(-)
9. Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 98.670.312,-
Diratakan dgn dikurang ratusan (Rp.312,-) = Rp. 98.670.000
10. Pajak Terhutang
Tarif 5% dari PKP = Rp. 50.000.000 X 5% = Rp. 2.500.000,-
Tarif 15% dari PKP = Rp. 48.670.000 X 15% = Rp. 7.300.000,-
--------------------(+)
Jumlah Pajak Terhutang THR dan Bonus = Rp. 9.800.000,-
B.>Perhitungan Pajak Penghasilan Pokok
11. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.0,-
c. Bonus = Rp.0,-
12. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya= Rp. 10.000,-
13. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
14. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 10.503.526,-
Premi Asuransi JKM = Rp. 30.000,-
Premi Asuransi JKK = Rp. 89.000,-
------------------------(+)
Pajak Penghasilan Sebulan = Rp. 10.622.526,-
------------------------
15. Pajak Bruto Penghasilan Setahun
Pajak Penghasilan Sebulan X 12 Bulan = Rp. 127.470.312,-
------------------------
16. PENGURANGAN
17. Biaya Jabatan = Rp. 6.000.000
Premi Asuransi
JHT TK disetahunkan
Rp. 200.000,- X 12 Bulan = Rp. 2.400.000,-
------------------------(+)
TOTAL PENGURANG = Rp. 8. 400.000,-
------------------------
17. PENGHASILAN NETTO SETAHUN
Pajak Bruto Penghasilan Setahun – Total Pengurang = Rp. 119.070.312
18. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/3 = Rp. 32.400.000
--------------------------(-)
19. Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 86.670.312,-
Diratakan dgn dikurang ratusan (Rp.312,-) = Rp. 86.670.000
20. Pajak Terhutang
Tarif 5% dari PKP = Rp. 50.000.000 X 5% = Rp. 2.500.000,-
Tarif 15% dari PKP = Rp. 36.670.000 X 15% = Rp. 5.500.500,-
--------------------(+)
Jumlah Pajak Terhutang Penghasilan Pokok = Rp. 8.000.500,-
21. PAJAK PADA THR DAN BONUS =
Jumlah Pajak Terhutang THR dan Bonus = Rp. 9.800.000,-
Jumlah Pajak Terhutang Penghasilan Pokok = Rp. 8.000.500,-
-------------------------(-)
Hasil = Rp 1.800.000,-
22. Pembayaran Pajak penghasilan eSPT PPh21 Masa Sebulan :
A. Pajak pada Penghasilan Pokok Sebulan
(Jumlah Pajak Terhutang Penghasilan Pokok Rp. 8.000.500,-) : (dibagi 12) = Rp. 666.708
+ ditambah Jumlah
B. Pajak pada THR dan Bonus = Rp. 1.800.000,-
--------------------------------(+)
Jumlah Pajak Sebulan = Rp. 2.466.708,-
Maka pada proses perhitungan Penghasilan / Cetakan tanda terima / Slip Gaji karyawan
Dengan tipe perhitungan Pajak NETTO , jumlah hasil perhitungan Pajak Penghasilan akan mengurangi jumlah penghasilan.
Tgl proses perhitungan 25 Agustus 2015
Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
1. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.10.000.000,-
c. Bonus = Rp. 2.000.000,-
2. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
h. Tunjangan Pajak Penghasilan = Rp. 0
3. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
4. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 22.503.526,-
5. POTONGAN
k. Potongan Iuran Koperasi = Rp. 10.000,-
l. Potongan Pinjaman perusahaan = Rp. 10.000,-
18. m. Potongan Pinjaman Koperasi = Rp. 10.000,-
n. Lebih bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
o. Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan = Rp. 10.000,-
p. Potongan Premi Asuransi JHT TK = Rp. 200.000,-
q. Potongan Pajak Penghasilan = Rp. 2.466.708
----------------------- (+)
6. JUMLAH POTONGAN = Rp 2.716.708,-
7. Jumlah yang akan diterima karyawan
Rp. 22.503.526 - Rp 2.716.708 = Rp. 19.786.818,
Metode : GROSS UP
Perhitungan Mendapatkan Pajak Pada THR dan Bonus
A.>Perhitungan Pajak Penghasilan Pokok + THR +Bonus
1. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.10.000.000,-
c. Bonus = Rp. 2.000.000,-
2. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya= Rp. 10.000,-
3. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
4. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 22.503.526,-
Premi Asuransi JKM = Rp. 30.000,-
Premi Asuransi JKK = Rp. 89.000,-
------------------------(+)
Pajak Penghasilan Sebulan = Rp. 22.622.526,-
------------------------
5. Pajak Bruto Penghasilan Setahun
Pajak Penghasilan Sebulan X 12 Bulan = Rp. 139.470.312,-
------------------------
6. PENGURANGAN
Biaya Jabatan = Rp. 6.000.000
Premi Asuransi
JHT TK disetahunkan
Rp. 200.000,- X 12 Bulan = Rp. 2.400.000,-
------------------------(+)
TOTAL PENGURANG = Rp. 8. 400.000,-
------------------------
7. PENGHASILAN NETTO SETAHUN
Pajak Bruto Penghasilan Setahun – Total Pengurang = Rp. 131.070.312
A. Tunjangan Pembayaran Pajak penghasilan eSPT PPh21 Masa Sebulan
(Disetahunkan) dari perhitungan NETTO
Rp. 2.466.708,- X 12 = Rp. 29.600.500,-
19. B. Tunjangan Pembayaran Pajak penghasilan eSPT PPh21 Masa Sebulan
(Disetahunkan) dari perhitungan GROSS UP
Rp. 3.337.308,- X 12 = Rp. 40.047.700,-
--------------------------(+)
Jumlah = Rp. 200.718.512,-
8. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/3 = Rp. 32.400.000
--------------------------(-)
9. Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 168.318.512,-
Diratakan dgn dikurang ratusan (Rp.512,-) = Rp. 168.318.000
10. Pajak Terhutang
Tarif 5% dari PKP = Rp. 50.000.000 X 5% = Rp. 2.500.000,-
Tarif 15% dari PKP = Rp. 118.318.000 X 15% = Rp. 17.747.700,-
--------------------(+)
Jumlah Pajak Terhutang THR dan Bonus = Rp. 20.247.700,-
B.>Perhitungan Pajak Penghasilan Pokok
1. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.0,-
c. Bonus = Rp.0,-
2. TUNJANGAN
a. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
b. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
c. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
d. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
e. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
f. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
g. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya= Rp. 10.000,-
h. Tunjangan Pajak Penghasilan Pokok = Rp.
i.
3. LEMBUR
a. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
b. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
4. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 10.503.526,-
Premi Asuransi JKM = Rp. 30.000,-
Premi Asuransi JKK = Rp. 89.000,-
------------------------(+)
Pajak Penghasilan Sebulan = Rp. 10.622.526,-
------------------------
5. Pajak Bruto Penghasilan Setahun
Pajak Penghasilan Sebulan X 12 Bulan = Rp. 127.470.312,-
------------------------
6. PENGURANGAN
Biaya Jabatan = Rp. 6.000.000
Premi Asuransi
JHT TK disetahunkan
Rp. 200.000,- X 12 Bulan = Rp. 2.400.000,-
------------------------(+)
TOTAL PENGURANG = Rp. 8. 400.000,-
------------------------
7. PENGHASILAN NETTO SETAHUN
Pajak Bruto Penghasilan Setahun – Total Pengurang = Rp. 119.070.312
8. Tunjangan Pembayaran Pajak penghasilan eSPT PPh21 Masa Sebulan
(Disetahunkan) dari perhitungan NETTO
Rp. 2.466.708,- X 12 = Rp. 29.600.500,-
9. Tunjangan Pembayaran Pajak penghasilan eSPT PPh21 Masa Sebulan
20. (Disetahunkan) dari perhitungan GROSS UP
Rp. 3.337.308,- X 12 = Rp. 40.047.700,-
--------------------------(+)
Jumlah = Rp. 118.718.512,-
10. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) K/3 = Rp. 32.400.000
--------------------------(-)
11. Penghasilan Kena Pajak (PKP) = Rp. 156.318.312,-
Diratakan dgn dikurang ratusan (Rp.312,-) = Rp. 156.318.000
12. Pajak Terhutang
Tarif 5% dari PKP = Rp. 50.000.000 X 5% = Rp. 2.500.000,-
Tarif 15% dari PKP = Rp. 106.318.000 X 15% = Rp. 15.947.700,-
--------------------(+)
Jumlah Pajak Terhutang Penghasilan Pokok = Rp. 18.447.700,-
13. PAJAK PADA THR DAN BONUS =
Jumlah Pajak Terhutang THR dan Bonus = Rp. 20.247.700,-
Jumlah Pajak Terhutang Penghasilan Pokok = Rp. 18.447.700,-
-------------------------(-)
Hasil = Rp 1.800.000,-
14. Pembayaran Pajak penghasilan eSPT PPh21 Masa Sebulan :
C. Pajak pada Penghasilan Pokok Sebulan
(Jumlah Pajak Terhutang Penghasilan Pokok Rp. 18.447.700,-) : (dibagi 12) = Rp. 1.537.308
+ ditambah Jumlah
D. Pajak pada THR dan Bonus = Rp. 1.800.000,-
--------------------------------(+)
Jumlah Pajak Sebulan = Rp. 3.337.308,-
Jadi bisa di simpulkan/ diartikan pajak penghasilan ditambah dari pajak pada penambahan penghasilan pada tunjangan pajak
penghasilan Rp.3.337.308 ,- adalah :
(Pajak sebulan Gross UP Rp. 3.337.308) – (Pajak sebulan Netto Rp. 2.466.708) =
Pajak pada penghasilan pada tunjangan pajak Rp. 870.600
Maka pada proses perhitungan Penghasilan / Cetakan tanda terima / Slip Gaji karyawan
Dengan tipe perhitungan Pajak Gross Up, jumlah hasil perhitungan pajak penghasilan akan menambah jumlah penghasilan. Ada
pengurangan pada jumlah penghasilan yang besar nya sama dengan yang diberikan / ditanggun perusahaan pada penambahan
tunjangan pajak penghasilan.
Tgl proses perhitungan 25 Agustus 2015
Tgl. Proses perhitungan 25 Agustus 2015
1. PENGHASILAN POKOK
a. Gaji Pokok = Rp.10.000.000,-
b. THR = Rp.10.000.000,-
c. Bonus = Rp. 2.000.000,-
2. TUNJANGAN
A. Tunjangan Transport = Rp. 10.000,-
B. Tunjangan uang makan = Rp. 10.000,-
C. Tunjangan kerja jarak jauh = Rp. 10.000,-
D. Tunjangan Kesehatan = Rp. 10.000,-
E. Tunjangan Telekomunikasi / Telepon = Rp. 10.000,-
F. Tunjangan Pemeliharaan kendaraan bermotor. = Rp. 10.000,-
G. Kekurangan bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
H. Tunjangan Pajak Penghasilan = Rp. 3.337.308 ,-
3. LEMBUR
A. Penghasilan Lembur 150% = Rp. 86.705
B. Penghasilan Lembur 200% = Rp. 346.821
----------------------- (+)
4. JUMLAH PENGHASILAN (yang kena pajak) = Rp. 25.840.834,-
5. POTONGAN
r. Potongan Iuran Koperasi = Rp. 10.000,-
21. s. Potongan Pinjaman perusahaan = Rp. 10.000,-
t. Potongan Pinjaman Koperasi = Rp. 10.000,-
u. Lebih bayar penghasilan bulan sebelumnya = Rp. 10.000,-
v. Dan lainnya sesuai dengan ketentuan dari perusahaan = Rp. 10.000,-
w. Potongan Premi Asuransi JHT TK = Rp. 200.000,-
x. Potongan Pajak Penghasilan = Rp. 3.337.308 ,
----------------------- (+)
6. JUMLAH POTONGAN = Rp 3.587.308,-
7. Jumlah yang akan diterima karyawan
Rp. 25.840.834 - Rp 3.587.308 = Rp. 22.253.526,
Perhitungan Pajak Penghasilan jika Gaji Pokok dengan tipe perhitungan pajak NETTO, dan satu diantar nya misalkan tunjangan
penghasilan di perhitungkan pajak penghasilan tipe GROSS UP.
Langkah pertama adalah di perhitungkan pajak pada penghasilan tanpa jumlah tunjangan penghasilan yang di hitung pajak gross
up.
Langkah kedua adalah diperhitungkan pajak pada penghasilan dengan jumlah semua tunjangan penghasilan.
Langkah ketiga di hitung selisih dari
Perhitungan Langkah kedua – perhitungan Langkah Pertama = adalah hasil pajak pada tunjangan penghasilan yang di gross up.
Jumlah ini (hasil pajak pada tunjangan penghasilan yang di gross up.) akan mengurangi jumlah penghasilan (mendapatkan
Potongan Pajak), dan akan menambah jumlah penghasilan (mendapatkan tunjangan Pajak) yang besar nya sama dengan potongan
pajak.
8. Pencetakan Slip Penghasilan (Tanda Terima Penghasilan)
Adalah Pencetakan tanda terima pembayaran penghasilan yang dibayarkan dari perusahaan dan diterima oleh karyawan
pada akhir periode proses perhitungan.
11 Laporan- Laporan :
Adalah Pencetakan laporan dari semua data pada sistem periode bulanan / tahunan yang dilaporkan kepada perusahaan.
a. Penghasilan Perbulan / Pertahun
b. Rekapitulasi Cuti
c. Rekapitulasi Absensi
d. Master Data Kepegawaian :
o Data Profil
o Data Pendidikan
o Data Pengalaman Kerja
o Data Lokasi Kerja
o Data Cuti
o Catatan Kesehatan
o Catatan Surat Peringatan
o Catatan Surat Ijin
o Data Penghasilan Pokok , THR, Bonus, Pesangon
o Data Tunjangan Penghasilan
o Data Potongan Penghasilan
o Data Asuransi