SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
IBADAH HAJI:
MANIFESTASI PERSATUAN DAN
PENGORBANAN
Oleh: KH Hafidz Abdurrahman
[Khadim Ma’had-majelis Syaraful Haramain]
MELIHAT HAJI DAN UMRAH
NABI MUHAMMAD SAW.
 Seumur hidup, Nabi Muhammad saw. Hanya
melaksanakan haji sekali, dan umrah 4 kali.
 Rasulullah saw. umrah pertama, tahun 6 H.
Disebut Umrah Hudaibiyyah.
 Umrah Kedua, tahun 7 H. Disebut Umrah Qadha’.
 Umrah Ketiga, tahun 8 H, saat Penaklukan Kota
Makkah.
 Umrah Keempat, tahun 10 H, saat Haji Wada’.
NABI BERANGKAT
DARI MADINAH
 Nabi saw. meninggalkan Madinah, selepas Dhuhur.
Waktu Ashar, baginda dan para sahabat sampai di
Bir ‘Ali [Dzulhulaifah].
 Baginda dan para sahabat mengambil Miqat
Makani di Bir ‘Ali. Mandi, wudhu’, memakai pakaian
ihram, shalat dua rakaat, lalu berangkat ke
Makkah.
 Baginda menjatuhkan niatnya tempat bernama
Baida’.
 Dua kali baginda saw. dan para sahabat
mengambil Miqat Makani di Bir ‘Ali. Pertama, saat
Umrah Hudaibiyyah [6 H]. Kedua, saat Haji Wada’
[10 H].
 Saat Umrah Hudaibiyyah [6 H], yang dilakukan
bersamaan Sulh Hudaibiyyah, orang-orang Munafik
tidak ikut, dengan berbagai alasan. Orang Mukmin
yang ikut Umrah Hudaibiyyah ini berjumlah kurang
lebih 10,000 orang. Ada yang mengatakan 3,000
orang.
 Dari Madinah mereka berjalan kaki, kadang naik
kendaraan, secara bergantian ke Makkah, sejauh
450 KM.
 Dengan pakaian ihram, membawa sembelihan,
mereka berjalan menyusuri bebatuan dan gurun
yang panas. Suhu waktu itu diperkirakan lebih dari
40 derajar celcius.
 Mereka bukan hanya kaum pria, tetapi juga
wanita. Tidak hanya remaja, tetapi juga orang-
orang yang sudah berumur. Ummu Salamah, salah
satu isteri Nabi saw. yang usia sudah lanjut
termasuk yang ikut di dalamnya.
 Mereka terus melantunkan “Talbiyyah”, sehingga
pepohonan, bebatuan, hewan, Malaikat dan orang-
orang yang ada di sekelilingnya pun menjawab.
 Sesampai di Kota Makkah, Nabi saw. istirahat di
Dzi Tuwa. Di sana ada sumur tua. Nabi bermalam
di sana bersama para sahabat. Mandi, dan
membersihkan diri.
 Keesokan harinya, baru melanjutkan rencana
untuk masuk ke Kota Makkah, mengerjakan
Umrah. Tapi, apa daya, pasukan kaum Kafir
Quraisy yang dipimpin Khalid bin al-Walid dengan
senjata lengkap menghadang jamaah Umrah Nabi
saw. ini.
 Demi menghindari pertumpahan darah, Nabi
berbelok ke Hudaibiyyah. Di sini, baginda dan para
sahabat mendirikan tenda. Selama tiga hari ini,
mereka menunggu di sini.
HUDAIBIYYAH SAKSI
PENGORBANAN DAN KEMENANGAN
 Hudaibiyyah, perbatasan Makkah menuju Madinah,
jalur lama. Di tengah gurun pasir, dengan sedikit
pepohonan khas gurun.
 Di sinilah, Nabi saw. dan para sahabat mendirikan
tenda. Selama 3 hari menunggu ‘Utsman bin ‘Affan
yang dikirim untuk melakukan negosiasi dengan
kaum Kafi Quraisy.
 ‘Utsman malah ditangkap, dan ditahan selama 3
hari.
 Ketika mendengar ‘Utsman dibunuh oleh kaum
Kafir, Nabi saw. memanggil para sahabat. Mereka
dibai’at Nabi dengan Bai’at Ridhwan. Bai’at untuk
berjuang, hingga tetes darah terakhir, jika sampai
‘Utsman terbunuh.
 Peristiwa ini diabadikan dalam Q.s. al-Fath: 18.
Tepat di bawah pohon di Hudaibiyyah itu peristiwa
penting ini terjadi.
 Kaum Kafir Quraisy yang mendengar Bai’at ini
ketakutan. Mereka mengirim ‘Utsman beserta
utusan mereka. Terjadilah negosiasi, hingga Sulh
Hudaibiyyah.
 Perjanjian Damai [Sulh] Hudaibiyyah ini terkesan
merugikan umat Islam. Padahal, ini strategi Nabi
saw. ‘Umar protes, tetapi Nabi saw. tidak
bergeming.
 Atas saran Ummu Salamah, Nabi saw. melakukan
tahalul di luar tenda. Mereka pun membatalkan
Umrah Hudaibiyyah ini, mengikuti Nabi, dengan
tahalul di sini. Menyembelih sembelihan yang
mereka bawa dari Madinah.
 Mereka kembali ke Madinah dengan penat dan
gundah. Tapi, di tengah jalan, Allah turunkan Q.s.
al-Fath.
‫إ‬
‫ي‬ِ‫ب‬ُّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ح‬ْ‫ت‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ‫ا‬َّ‫ن‬
،‫ا‬ً‫ن‬
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu
kemenangan yang nyata.” [Q.s. al-Fath: 01]
 Padahal, mereka belum meraih kemenangan. Tapi,
Allah sudah menyatakan “telah memberikan
kepadamu kemenangan yang nyata.”
 Ketika ayat ini turun, ‘Umar dan para sahabat yang
masih masygul hatinya sadar, bahwa mereka salah.
Apa yang dilakukan Nabi tak lain adalah wahyu.
 Ini dikuatkan dengan Q.s. al-Fath: 28.
َ‫د‬ُ‫ه‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬
ْ‫ظ‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ِ‫ين‬ِ‫د‬ َ‫و‬ ٰ
‫ى‬
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ر‬ِ‫ه‬
َ‫ش‬ ِ َّ
‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ٰ
‫ى‬َ‫ف‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ۚ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ِ‫ين‬ِ‫الد‬
‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫ه‬
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang hak agar
dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan
cukuplah Allah sebagai saksi.” [Q.s. al-Fath: 28]
 Ayat ini memberi penegasan, sekaligus janji, bahwa
Islam akan menang.
KEMENANGAN DEMI KEMENANGAN
PASCA HUDAIBIYAH
 Tahun 7 H, Nabi saw. dan para sahabat mengganti
Umrah Hudaibiyyah yang gagal ditunaikan. Umrah
ini disebut Umrah Qadha’. Mereka mengambil
Miqat dari Hudaibiyyah.
 Hanya saja, Nabi saw. dan para sahabat sudah
terserang virus Yatsrib sejak di Madinah. Agar tak
tampak sakit, Nabi saw. instruksikan agar kaum
prianya melakukan Idhtiba’ dan Raml saat thawaf.
 Kaum Kafir Quraisy yang sudah menunggu di
Darun Nadwah pun kecele, Karena mereka
membayangkan orang Islam yang akan melakukan
Umrah dalam keadaan lemah. Tetapi, itu tak
tampak.
 Umrah Qadha’ tahun 7 H ini sekaligus tes in the
water. Dari sana, Rasulullah saw. dan para sahabat
tahu bagaimana reaksi, respons dan sikap kaum
Kafir Quraisy kepada Nabi dan para sahabat.
 Maka, setelah Umrah Qadha’ ini pun Nabi saw.
tahu persis bagaimana situasi dan kondisi di
Makkah.
 Sulh Hudaibiyyah pun memberikan ruang kepada
kaum Muslim untuk berdakwah secara lebih
leluasa di Makkah, sebaliknya kaum Kafir Quraisy
juga leluasa menyaksikan indahnya Islam
diterapkan secara kaffah oleh Negara Islam di
Madinah.
 Tepat, tahun 8 H, Penaklukan Makkah terjadi. Nabi
memimpin di bawah, dan Khalid bin al-Walid
memimpin pasukan di atas. Nabi berhasil
menaklukkan Makkah. Bendera warna hitam,
Rayah “Lailaha illa-Llah Muhammad Rasulullah”
ditancapkan di kota itu. Persis dekat tempat
kelahiran Nabi.
 Peristiwa ini diabadikan dalam Q.s. an-Nashr: 1-3.
Penduduk Makkah pun berbondong-bondong
masuk Islam. Nyaris tanpa pertumpahan darah.
 Peristiwa ini terjadi tanggal 20 Ramadhan 8 H. 20
hari lamanya, Nabi saw. menetap di Makkah.
Tanggal 10 Syawal 8 H, Nabi saw. melakukan
Perang Hunain bersama para mualaf.
 Peperangan ini untuk menguji kesetiaan mereka.
Setelah menang, mereka pun diikat hatinya
dengan ghanimah yang banyak. Pembagian itu
dilakukan di Ji’ranah.
 Setelah membagi ghanimah, Nabi saw. dan para
sahabat mandi besar, memakai pakaian ihram dan
mengambil Miqat di sini. Inilah Umrah Ketiga Nabi.
 Jarak tempuh Ji’ranah dengan Makkah kurang
lebih 1-2 jam jika naik bis. Dengan perjalanan kaki
bisa setengah hari.
 Setelah usai Umrah Ketiga, Nabi saw. kembali ke
Madinah bersama sahabat Anshar dan Muhajirin.
Mereka tidak mendapatkan ghanimah, kecuali
yang miskin. Tapi, mereka membawa pulang Nabi
saw.
HAJI WADA’ SEKALIGUS
HAJI AKBAR
 Tahun 9 H, Nabi saw. tidak bisa menunaikan
ibadah haji. Maka, Amir Hajj pun diserahkan
kepada Abu Bakar.
 Setelah Abu Bakar berangkat, Allah menurunkan
Q.s. at-Taubah. Dimulai dengan “Bara’atun Mina-
Llah”. Sejak itu, Makkah memang dibersihkan.
Tidak ada toleransi lagi dengan kekufuran.
 Nabi saw. sendiri sibuk menerima delegasi di
Madinah dari 73 kabilah.
 Mereka datang, menyatakan keislaman mereka.
Tunduk dan patuh kepada Negara Islam, di bawah
kepemimpinan Nabi Muhammad saw.
 Nabi saw. pun menyampaikan kepada mereka,
tahun depan akan menunaikan Haji Wada’. Maka,
dari berbagai penjuru Jazirah Arab datang untuk
menyertai Nabi berhaji.
 Nabi berangkat dari Madinah, dengan Miqat Makani
di Bir ‘Ali. Nabi membawa sembelihan.
Sebagaimana perjalanan Umrah Hudaibaiyyah
sebelumnya. Mereka bergantian jalan dan naik
kendaraan.
 Di sepanjang perjalanan, banyak kaum Muslim
yang bergabung dengan rombongan Nabi saw.
Jumlah mereka pun mencapai 100,000 orang.
 Sayyidina ‘Ali yang diutus ke Yaman, juga ikut
bersama kaum Muslim dari sana, dengan
membawa sembelihan. Mereka bertemu Nabi saw.
di Makkah.
 Nabi dan ‘Ali pun menunaikan Haji Qiran,
sedangkan yang lain diperintahkan untuk
menunaikan Haji Tamattu’. Karena hanya Nabi dan
‘Ali yang membawa sembelihan. Nabi sembelih 63
sembelihannya, sisanya ‘Ali yang menyembelih.
MASYHAD A’DHAM
 Tanggal 8 Dzulhijjah 10 H, Nabi berangkat dari
Makkah ke Mina, saat matahari setinggi galah.
 Menjelang zawal, Nabi dan para sahabat sampai di
Mina. Mereka mendirikan tenda untuk melakukan
Tarwiyah. Tepat, di tempat yang kini berdiri Masjid
Khaif itulah Nabi dan para sahabat melakukan
tarwiyah [persiapan haji].
 Dhuhur, Ashar, Isya’ diqashar tapi tidak dijamak.
Hari dan malamnya diisi dengan dzikir dan
munajat.
 Setelah shalat Subuh, tepat waktu Dhuha, Nabi
meninggalkan Mina menuju ke Arafah. Sebelum
zawal, Nabi sampai di sana. Tepat, di Wadi
‘Uranah.
 Di sinilah Nabi melakukan menyampaikan khutbah
‘Arafah, shalat Dhuhur dan Ashar, lalu bergerak
meninggalkan Wadi ‘Uranah memasuki area wukuf
untuk melakukan wukuf.
 Mereka semuanya berpakaian sama, wukuf di
Padang Arafah, dzikir dan munajat kepada Allah.
Maka, Allah pun membanggakan mereka kepada
para Malaikat.
 Doa mereka mustajab. Dosa mereka diampuni.
 Momentum persatuan ini diisi Nabi sebagai kepala
Negara, dengan menyampaikan pidato. Pidato
perpisahan, yang membuat Abu Bakar menangis.
 Nabi menetapkan kesucian darah, harta dan
kehormatan. Sebagaimana kesucian bulan, tanah
dan hari itu [Arafah].
 Nabi mengingatkan kehormatan wanita, dan
menetapkan pria terbaik adalah pria yang
menghormati wanita.
 Nabi menetapkan keharaman riba untuk selama-
lamanya.
 Pesan itu tak hanya disampaikan sekali, tetapi juga
ketika hendak berpisah, saat di Ghadir Hum.
 Q.s. al-Maidah: 3 juga diturunkan di saat itu,
tepatnya di lereng Jabal Rahmah. Tepat, hari
Jum’at, Haji Akbar.

More Related Content

Similar to HajiWada

Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWKelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWSafira Safitri
 
Dakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinahDakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinahBaha Zarkhoviche
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAMPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAMEmilia Wati
 
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di MadinahPendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di MadinahBhetari Widya
 
Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)
Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)
Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)BangFaeshal
 
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahSirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahPAUSIL ABU
 
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode MadinahPerjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode MadinahNur Chasanah
 
dokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.ppt
dokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.pptdokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.ppt
dokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.pptYuuSen
 
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAWSejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAWAndriFriyanto1
 
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammadSejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammadHelmon Chan
 
6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx
6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx
6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptxnurrochim25
 
Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah deandraprisila14
 
Sejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah
Sejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode MadinahSejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah
Sejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode MadinahBaitinnajmah
 
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMateri menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshoragyana_nadian
 
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMateri menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorulyachand95
 

Similar to HajiWada (20)

Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAWKelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
Kelompok 5 Agama Islam-Haji wada' dan wafatnya Rasulullah SAW
 
Dakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinahDakwah rasulullah periode madinah
Dakwah rasulullah periode madinah
 
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAMPENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM
PENGANTAR ILMU PENGETAHUAN AGAMA ISLAM
 
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di MadinahPendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
Pendidikan Agama Islam kelas X Dakwah Rasulullah di Madinah
 
Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)
Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)
Ppt bab 8 (sejarah nabi muhammad saw)
 
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyahSirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
Sirah Nabawiyah: Sejarah Nabi Muhammad saw tahun 6 hijriyah
 
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode MadinahPerjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah
 
dokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.ppt
dokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.pptdokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.ppt
dokumen.tips_modul-sirah-nabawiyah.ppt
 
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAWSejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
Sejarah_Singkat_Baginda_Nabi_Muhammad_SAW
 
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammadSejarah singkat kehidupan nabi muhammad
Sejarah singkat kehidupan nabi muhammad
 
6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx
6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx
6. Sejarah Nabi Muhammad smt 1 (1).pptx
 
Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah Perkembangan islam di madinah
Perkembangan islam di madinah
 
Bab 5 (1)
Bab 5 (1)Bab 5 (1)
Bab 5 (1)
 
Sejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah
Sejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode MadinahSejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah
Sejarah dan Dakwah Nabi Muhammad Saw Periode Madinah
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Perjuangan Kaum Muhajirin dan Anshor
Perjuangan Kaum Muhajirin dan AnshorPerjuangan Kaum Muhajirin dan Anshor
Perjuangan Kaum Muhajirin dan Anshor
 
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMateri menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 
Muhajirin dan ansor
Muhajirin dan ansorMuhajirin dan ansor
Muhajirin dan ansor
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshorMateri menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
Materi menceritakan tentang perjuangan kaum muhajirin dan anshor
 

HajiWada

  • 1. IBADAH HAJI: MANIFESTASI PERSATUAN DAN PENGORBANAN Oleh: KH Hafidz Abdurrahman [Khadim Ma’had-majelis Syaraful Haramain]
  • 2. MELIHAT HAJI DAN UMRAH NABI MUHAMMAD SAW.  Seumur hidup, Nabi Muhammad saw. Hanya melaksanakan haji sekali, dan umrah 4 kali.  Rasulullah saw. umrah pertama, tahun 6 H. Disebut Umrah Hudaibiyyah.  Umrah Kedua, tahun 7 H. Disebut Umrah Qadha’.  Umrah Ketiga, tahun 8 H, saat Penaklukan Kota Makkah.  Umrah Keempat, tahun 10 H, saat Haji Wada’.
  • 3. NABI BERANGKAT DARI MADINAH  Nabi saw. meninggalkan Madinah, selepas Dhuhur. Waktu Ashar, baginda dan para sahabat sampai di Bir ‘Ali [Dzulhulaifah].  Baginda dan para sahabat mengambil Miqat Makani di Bir ‘Ali. Mandi, wudhu’, memakai pakaian ihram, shalat dua rakaat, lalu berangkat ke Makkah.  Baginda menjatuhkan niatnya tempat bernama Baida’.
  • 4.  Dua kali baginda saw. dan para sahabat mengambil Miqat Makani di Bir ‘Ali. Pertama, saat Umrah Hudaibiyyah [6 H]. Kedua, saat Haji Wada’ [10 H].  Saat Umrah Hudaibiyyah [6 H], yang dilakukan bersamaan Sulh Hudaibiyyah, orang-orang Munafik tidak ikut, dengan berbagai alasan. Orang Mukmin yang ikut Umrah Hudaibiyyah ini berjumlah kurang lebih 10,000 orang. Ada yang mengatakan 3,000 orang.  Dari Madinah mereka berjalan kaki, kadang naik kendaraan, secara bergantian ke Makkah, sejauh 450 KM.
  • 5.  Dengan pakaian ihram, membawa sembelihan, mereka berjalan menyusuri bebatuan dan gurun yang panas. Suhu waktu itu diperkirakan lebih dari 40 derajar celcius.  Mereka bukan hanya kaum pria, tetapi juga wanita. Tidak hanya remaja, tetapi juga orang- orang yang sudah berumur. Ummu Salamah, salah satu isteri Nabi saw. yang usia sudah lanjut termasuk yang ikut di dalamnya.  Mereka terus melantunkan “Talbiyyah”, sehingga pepohonan, bebatuan, hewan, Malaikat dan orang- orang yang ada di sekelilingnya pun menjawab.
  • 6.  Sesampai di Kota Makkah, Nabi saw. istirahat di Dzi Tuwa. Di sana ada sumur tua. Nabi bermalam di sana bersama para sahabat. Mandi, dan membersihkan diri.  Keesokan harinya, baru melanjutkan rencana untuk masuk ke Kota Makkah, mengerjakan Umrah. Tapi, apa daya, pasukan kaum Kafir Quraisy yang dipimpin Khalid bin al-Walid dengan senjata lengkap menghadang jamaah Umrah Nabi saw. ini.  Demi menghindari pertumpahan darah, Nabi berbelok ke Hudaibiyyah. Di sini, baginda dan para sahabat mendirikan tenda. Selama tiga hari ini, mereka menunggu di sini.
  • 7. HUDAIBIYYAH SAKSI PENGORBANAN DAN KEMENANGAN  Hudaibiyyah, perbatasan Makkah menuju Madinah, jalur lama. Di tengah gurun pasir, dengan sedikit pepohonan khas gurun.  Di sinilah, Nabi saw. dan para sahabat mendirikan tenda. Selama 3 hari menunggu ‘Utsman bin ‘Affan yang dikirim untuk melakukan negosiasi dengan kaum Kafi Quraisy.  ‘Utsman malah ditangkap, dan ditahan selama 3 hari.
  • 8.  Ketika mendengar ‘Utsman dibunuh oleh kaum Kafir, Nabi saw. memanggil para sahabat. Mereka dibai’at Nabi dengan Bai’at Ridhwan. Bai’at untuk berjuang, hingga tetes darah terakhir, jika sampai ‘Utsman terbunuh.  Peristiwa ini diabadikan dalam Q.s. al-Fath: 18. Tepat di bawah pohon di Hudaibiyyah itu peristiwa penting ini terjadi.  Kaum Kafir Quraisy yang mendengar Bai’at ini ketakutan. Mereka mengirim ‘Utsman beserta utusan mereka. Terjadilah negosiasi, hingga Sulh Hudaibiyyah.
  • 9.  Perjanjian Damai [Sulh] Hudaibiyyah ini terkesan merugikan umat Islam. Padahal, ini strategi Nabi saw. ‘Umar protes, tetapi Nabi saw. tidak bergeming.  Atas saran Ummu Salamah, Nabi saw. melakukan tahalul di luar tenda. Mereka pun membatalkan Umrah Hudaibiyyah ini, mengikuti Nabi, dengan tahalul di sini. Menyembelih sembelihan yang mereka bawa dari Madinah.  Mereka kembali ke Madinah dengan penat dan gundah. Tapi, di tengah jalan, Allah turunkan Q.s. al-Fath.
  • 10. ‫إ‬ ‫ي‬ِ‫ب‬ُّ‫م‬ ‫ا‬ً‫ح‬ْ‫ت‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ ‫َا‬‫ن‬ْ‫ح‬َ‫ت‬َ‫ف‬ ‫ا‬َّ‫ن‬ ،‫ا‬ً‫ن‬ “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” [Q.s. al-Fath: 01]  Padahal, mereka belum meraih kemenangan. Tapi, Allah sudah menyatakan “telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”  Ketika ayat ini turun, ‘Umar dan para sahabat yang masih masygul hatinya sadar, bahwa mereka salah. Apa yang dilakukan Nabi tak lain adalah wahyu.
  • 11.  Ini dikuatkan dengan Q.s. al-Fath: 28. َ‫د‬ُ‫ه‬ْ‫ال‬ِ‫ب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ل‬َ‫س‬ ْ‫ر‬َ‫أ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ال‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ ْ‫ظ‬ُ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ِ‫ين‬ِ‫د‬ َ‫و‬ ٰ ‫ى‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ه‬َ‫ر‬ِ‫ه‬ َ‫ش‬ ِ َّ ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ ٰ ‫ى‬َ‫ف‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ۚ ِ‫ه‬ِ‫ل‬ُ‫ك‬ ِ‫ين‬ِ‫الد‬ ‫ًا‬‫د‬‫ي‬ِ‫ه‬ “Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” [Q.s. al-Fath: 28]  Ayat ini memberi penegasan, sekaligus janji, bahwa Islam akan menang.
  • 12. KEMENANGAN DEMI KEMENANGAN PASCA HUDAIBIYAH  Tahun 7 H, Nabi saw. dan para sahabat mengganti Umrah Hudaibiyyah yang gagal ditunaikan. Umrah ini disebut Umrah Qadha’. Mereka mengambil Miqat dari Hudaibiyyah.  Hanya saja, Nabi saw. dan para sahabat sudah terserang virus Yatsrib sejak di Madinah. Agar tak tampak sakit, Nabi saw. instruksikan agar kaum prianya melakukan Idhtiba’ dan Raml saat thawaf.
  • 13.  Kaum Kafir Quraisy yang sudah menunggu di Darun Nadwah pun kecele, Karena mereka membayangkan orang Islam yang akan melakukan Umrah dalam keadaan lemah. Tetapi, itu tak tampak.  Umrah Qadha’ tahun 7 H ini sekaligus tes in the water. Dari sana, Rasulullah saw. dan para sahabat tahu bagaimana reaksi, respons dan sikap kaum Kafir Quraisy kepada Nabi dan para sahabat.  Maka, setelah Umrah Qadha’ ini pun Nabi saw. tahu persis bagaimana situasi dan kondisi di Makkah.
  • 14.  Sulh Hudaibiyyah pun memberikan ruang kepada kaum Muslim untuk berdakwah secara lebih leluasa di Makkah, sebaliknya kaum Kafir Quraisy juga leluasa menyaksikan indahnya Islam diterapkan secara kaffah oleh Negara Islam di Madinah.  Tepat, tahun 8 H, Penaklukan Makkah terjadi. Nabi memimpin di bawah, dan Khalid bin al-Walid memimpin pasukan di atas. Nabi berhasil menaklukkan Makkah. Bendera warna hitam, Rayah “Lailaha illa-Llah Muhammad Rasulullah” ditancapkan di kota itu. Persis dekat tempat kelahiran Nabi.
  • 15.  Peristiwa ini diabadikan dalam Q.s. an-Nashr: 1-3. Penduduk Makkah pun berbondong-bondong masuk Islam. Nyaris tanpa pertumpahan darah.  Peristiwa ini terjadi tanggal 20 Ramadhan 8 H. 20 hari lamanya, Nabi saw. menetap di Makkah. Tanggal 10 Syawal 8 H, Nabi saw. melakukan Perang Hunain bersama para mualaf.  Peperangan ini untuk menguji kesetiaan mereka. Setelah menang, mereka pun diikat hatinya dengan ghanimah yang banyak. Pembagian itu dilakukan di Ji’ranah.
  • 16.  Setelah membagi ghanimah, Nabi saw. dan para sahabat mandi besar, memakai pakaian ihram dan mengambil Miqat di sini. Inilah Umrah Ketiga Nabi.  Jarak tempuh Ji’ranah dengan Makkah kurang lebih 1-2 jam jika naik bis. Dengan perjalanan kaki bisa setengah hari.  Setelah usai Umrah Ketiga, Nabi saw. kembali ke Madinah bersama sahabat Anshar dan Muhajirin. Mereka tidak mendapatkan ghanimah, kecuali yang miskin. Tapi, mereka membawa pulang Nabi saw.
  • 17. HAJI WADA’ SEKALIGUS HAJI AKBAR  Tahun 9 H, Nabi saw. tidak bisa menunaikan ibadah haji. Maka, Amir Hajj pun diserahkan kepada Abu Bakar.  Setelah Abu Bakar berangkat, Allah menurunkan Q.s. at-Taubah. Dimulai dengan “Bara’atun Mina- Llah”. Sejak itu, Makkah memang dibersihkan. Tidak ada toleransi lagi dengan kekufuran.  Nabi saw. sendiri sibuk menerima delegasi di Madinah dari 73 kabilah.
  • 18.  Mereka datang, menyatakan keislaman mereka. Tunduk dan patuh kepada Negara Islam, di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad saw.  Nabi saw. pun menyampaikan kepada mereka, tahun depan akan menunaikan Haji Wada’. Maka, dari berbagai penjuru Jazirah Arab datang untuk menyertai Nabi berhaji.  Nabi berangkat dari Madinah, dengan Miqat Makani di Bir ‘Ali. Nabi membawa sembelihan. Sebagaimana perjalanan Umrah Hudaibaiyyah sebelumnya. Mereka bergantian jalan dan naik kendaraan.
  • 19.  Di sepanjang perjalanan, banyak kaum Muslim yang bergabung dengan rombongan Nabi saw. Jumlah mereka pun mencapai 100,000 orang.  Sayyidina ‘Ali yang diutus ke Yaman, juga ikut bersama kaum Muslim dari sana, dengan membawa sembelihan. Mereka bertemu Nabi saw. di Makkah.  Nabi dan ‘Ali pun menunaikan Haji Qiran, sedangkan yang lain diperintahkan untuk menunaikan Haji Tamattu’. Karena hanya Nabi dan ‘Ali yang membawa sembelihan. Nabi sembelih 63 sembelihannya, sisanya ‘Ali yang menyembelih.
  • 20. MASYHAD A’DHAM  Tanggal 8 Dzulhijjah 10 H, Nabi berangkat dari Makkah ke Mina, saat matahari setinggi galah.  Menjelang zawal, Nabi dan para sahabat sampai di Mina. Mereka mendirikan tenda untuk melakukan Tarwiyah. Tepat, di tempat yang kini berdiri Masjid Khaif itulah Nabi dan para sahabat melakukan tarwiyah [persiapan haji].  Dhuhur, Ashar, Isya’ diqashar tapi tidak dijamak. Hari dan malamnya diisi dengan dzikir dan munajat.
  • 21.  Setelah shalat Subuh, tepat waktu Dhuha, Nabi meninggalkan Mina menuju ke Arafah. Sebelum zawal, Nabi sampai di sana. Tepat, di Wadi ‘Uranah.  Di sinilah Nabi melakukan menyampaikan khutbah ‘Arafah, shalat Dhuhur dan Ashar, lalu bergerak meninggalkan Wadi ‘Uranah memasuki area wukuf untuk melakukan wukuf.  Mereka semuanya berpakaian sama, wukuf di Padang Arafah, dzikir dan munajat kepada Allah. Maka, Allah pun membanggakan mereka kepada para Malaikat.  Doa mereka mustajab. Dosa mereka diampuni.
  • 22.  Momentum persatuan ini diisi Nabi sebagai kepala Negara, dengan menyampaikan pidato. Pidato perpisahan, yang membuat Abu Bakar menangis.  Nabi menetapkan kesucian darah, harta dan kehormatan. Sebagaimana kesucian bulan, tanah dan hari itu [Arafah].  Nabi mengingatkan kehormatan wanita, dan menetapkan pria terbaik adalah pria yang menghormati wanita.  Nabi menetapkan keharaman riba untuk selama- lamanya.
  • 23.  Pesan itu tak hanya disampaikan sekali, tetapi juga ketika hendak berpisah, saat di Ghadir Hum.  Q.s. al-Maidah: 3 juga diturunkan di saat itu, tepatnya di lereng Jabal Rahmah. Tepat, hari Jum’at, Haji Akbar.