SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
GREEN BUDGETING
LPEM FEB UI – MCA Indonesia
Green Knowledge Capture And Dissemination
Grant On
April 2016
OUTLINE
1. Formulasi Green Budgeting
2. Praktik Green Budgeting di Indonesia
3. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim
4. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa
Negara
5. Materi Diskusi
Formulasi
Green Budgeting
1. Alur Kerja
2. Pemilihan Instrumen
Anggaran
3. Analisis Manfaat-Biaya
4. Koordinasi antar
Kelembagaan
Formulasi
Green Budgeting 1. ALUR KERJA
Sumber:
GGBP (2014, p.34)
1. Perencanaan dan proses
koordinasi
2. Penetapan visi, baselines, dan
target
3. Penaksiran dan
pengkomunikasian manfaat
4. Prioritisasi
5. Desain kebijakan dan
implementasi
6. Mobilisasi investasi
7. Kolaborasi publik-swasta
8. Pengintegrasian aksi daerah
9. Monitoring dan evaluasi
Formulasi
Green Budgeting
2. PILIHAN INSTRUMEN
ANGGARAN
INSTRUMEN
PENGELUARAN
PUBLIK (PEIs)
INSTRUMEN
PENERIMAAN
(RGIs)
INSTRUMEN
ANGGARAN
NETRAL (BNIs)
Tax credits and renewable electricity generation (US)
Subsidi investasi, electricity tax repayment, pendanaan R&D (Denmark)
Subsidi tunai dan hibah (Canada)
Kompensasi dan subsidi (EU, UK)
Percepatan depresiasi investasi aset berteknologi (Belanda)
Kombinasi feebate dengan tax exemption dan insentif tunai (Jerman)
Kombinasi emission charge dan rebate (Swedia)
Transfer disposal cost saving karena keberhasilan daur ulang ke
kelompok yang melakukan daur ulang limbah (UK)
Insentif investasi dan kredit pajak (US)
Skema feebate pembelian mobil baru (Canada), pungutan atas
nitrogen yang dikeluarkan (Belanda), pajak tanah (Prancis), pajak
karbon dioksida (Swedia), pajak produksi ODC (US), pungutan untuk
polusi dan pengggunaan air (Prancis), pajak polusi air dan program
edukasi masyarakat (US), pajak SDA (Jerman), landfill tax (Prancis),
pajak limbah (UK)Sumber: IISD (1994)
Formulasi
Green Budgeting
3. ANALISIS MANFAAT-
BIAYA (CBA)
Analisis Manfaat-Biaya bisa digunakan untuk memilih instrumen
anggaran dan juga untuk mengevaluasi kelayakan
proyek/program/aktivitas yang diusulkan.
1. Jika Manfaat > Biaya  proyek/program/aktivitas layak
diambil.
2. Jika Manfaat/Biaya > 1  proyek/program/aktivitas layak
diambil
3. Secara dinamik, jika present value net benefit hingga
periode tertentu > 0, proyek/program/aktivitas layak
diambil
Formulasi
Green Budgeting
3. ANALISIS MANFAAT-
BIAYA (CBA)
Isu di dalam penghitungan manfaat dan biaya:
1. Dampak utama vs dampak turunan.
2. Manfaat terukur secara finansial (tangible) dan tidak
(intangible)
3. Pandangan ke depan. Menghitung biaya biasanya lebih
mudah daripada mengukur manfaat. Mengestimasi biaya
dari program baru lebih sulit daripada mengestimasi biaya
dari program yang sudah berjalan.
Formulasi
Green Budgeting
4. KOORDINASI ANTAR
KELEMBAGAAN
CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL
Nasional dan Regional Lokal
Kebijakan  Climate Change Policy for specific
sectors
 Emissions reduction targets
 Technical support and information for
decision making in sub-national level
 Coordination arrangements with local
governments
 Planning for Local Climate
Change rate
 Local Emissions Reduction
Target
 Coordination with neighboring
local governments
Instrumen Pasar dan
Informasi
 Product labeling and certification
programs
 Information on the reduction of
emissions and adaptation to the
sector al
 Emissions trading scheme and a
certificate for energy renewable
 Information on emission
reduction and adaptation to
households, communities and
businesses
 Contracting out municipal
services for water and waste
management
 Emissions trading scheme in a
large metropolitan area
Sumber:
CPEIR (2012)
Formulasi
Green Budgeting
4. KOORDINASI ANTAR
KELEMBAGAAN
CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL
Nasional dan Regional Lokal
Regulasi Instrumen  Products, vehicles and fuel standards
 Environmental standards and
regulation of air pollution
 Emissions trading scheme and
renewable energy
 Zoning protection for national and
regional
 Defining and implementing
local standards for air pollution
and water quality
 Land use and zoning cadastre
for all sectors
 Sector-specific regulations for
buildings, waste management,
and road traffic
 Demarcation of protected
areas locally.
Sumber:
CPEIR (2012)
Formulasi
Green Budgeting
4. KOORDINASI ANTAR
KELEMBAGAAN
CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL
Nasional dan Regional Lokal
Instrumen Fiskal  Fuel excise and consumption taxes
 Tax expenditures related to national
and regional taxes
 Subsidies L angsung
 Public investment in national
infrastructure
 Government participation in Public-
Private Partnerships (PPP)
 Green public sector procurement
 Conditional transfers and grants to
regional and local governments
 Charging for local services:
roads, congestion and parking
charges; handling waste
 Public Investment and Public-
Private Partnerships (PPP);
transport, water, waste
management and urban
development
 Direct subsidies
 Tax expenditures associated
with the city tax (usually
property-related)
 Financing a property tax
surcharge for the repair of
housing, commercial and
community
Sumber:
CPEIR (2012)
Formulasi
Green Budgeting
4. KOORDINASI ANTAR
KELEMBAGAAN
CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL
Nasional dan Regional Lokal
Penilaian  Risks of climate change , national,
regional and sectoral as well as
vulnerability assessment
 Standards, guidelines and information
for the assessment by the government
sub-national and sub-regional
 Local climate change risk and
vulnerability assessment
Monitoring dan
Evaluasi  Managing GHG Inventory System
 Standard for greenhouse gas inventory
by other levels of government
 Monitor and report on the performance
of national climate policy
 Managing GHG inventories for
the services of the city and the
metropolitan area
 Monitor and report the
performance of climate policySumber:
CPEIR (2012)
Formulasi
Green Budgeting
4. KOORDINASI ANTAR
KELEMBAGAAN
CONTOH INTER-AGENCY COORDINATING MINISTRY
UNTUK STRATEGI PERUBAHAN IKLIM
Negara Setting
Bangladesh National Climate Change Steering Committee chaired by the Minister of
Environment and Forestry, which oversees the work of the Climate Change Unit
at the Department of the Ministry of Environment and Forests, which is working
with the focal point associated with climate change in each ministry.
Brazil Inter-Ministry Commission on Climate Change, chaired by the Ministry of
Science and Technology as well as including the Ministry of Planning, Budget
and settings and also the Ministry of Finance.
India Climate Change Advisory Council, headed by the prime minister, tasked to
oversee climate policy and coordinating unit within the Ministry of Environment
and Forests in implementing the National Action Plan on Climate Change. Ad
hoc Inter-Ministry commission will discuss eight "mission" national identified in
the National Action Plan.
Dari berbagai sumber
Formulasi
Green Budgeting
4. KOORDINASI ANTAR
KELEMBAGAAN
CONTOH INTER-AGENCY COORDINATING MINISTRY
UNTUK STRATEGI PERUBAHAN IKLIM
Negara Setting
Indonesia National Council on Climate Change (NCCC) includes representatives from all
departments with responsibilities related to mitigation or adaptation. NCCC now
been dissolved by Presidential Decree 16, 2015.
Meksiko Inter-Secretarial Commission on Climate Change, led by the Secretary of
Environment and Natural Resources and including the Secretary of Economy
and other ministries and agencies, is charged to promote and coordinate
national plans and activities related to climate change.
Afrika
Selatan
Inter-Ministerial Committee on Climate Change, in coordination with government
action on climate change and climate policy in line with the law and existing
policies.
Dari berbagai sumber
Praktik
Green Budgeting
di Indonesia
1. Poin Positif
2. Beberapa Tantangan
3. Gambaran di Empat
Provinsi Terpilih
Praktik
Green Budgeting
di Indonesia 1. POIN POSITIF
“Komitmen politik yang relatif kuat.”
“Proses perencanaan dan penganggaran jelas dan sistematis”
Target spesifik emisi GRK, RAN-RAD GRK, RPJMN
Keterlibatan pemerintah lokal dalam pencapaian target (dokumen peren-
canaan dan penganggaran), link alokasi anggaran ke MTEF dan PBB
“Aksi mitigasi sebagai salah satu cross-sectoral themes”
Lima area tematik dalam RAN-RAD GRK, Low Emission Budget Tagging
and Scoring System (LESS)
“Inisiasi K/L dan SKPD mengidentifikasi aksi mitigasi”
Penyusunan RAN-RAD GRK serta koordinasi
oleh Bappenas dan Bappeda
Praktik
Green Budgeting
di Indonesia 2. BEBERAPA TANTANGAN
1. Hampir seluruh aktivitas dalam RAN dan RAD GRK pada
dasarnya adalah BAU (dalam definisi baku internasional)
2. Aktivitas dan program tidak ditargetkan secara spesifik untuk
aksi mitigasi
3. Keterbatasan SDM
4. Keterbatasan kapasitas finansial di beberapa pemerintah
daerah
5. Belum sempurnanya proses koordinasi pusat-pusat, pusat-
daerah dan antar daerah pada jenjang berbeda
6. Pemilihan indikator lingkungan, di samping indikator tungal
JAMBI NTB NTT SULBAR
PERENCANAAN
RAD-GRK
1.
Aktor Utama Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda
Dibentuk tim Kelompok Kerja
(PokJa) GRK
2.
Dokumen Sumber
RAD Provinsi
RPJMD RPJMD Renstra, karena RPJM
belum ada.
RPJMD dan juga disesuaikan
dengan prioritas visi-misi Gubernur
IMPLEMENTASI
1.
Kendala
Perhitungan BAU
Metode berubah-ubah, SDM
berganti.
Kekurangan SDM yang
paham mengenai RAD-
GRK sehingga perlu
melibatkan tenaga ahli.
Metode berubah ubah,
SDM berganti.
1) Kekurangan SDM yang paham
mengenai RAD-GRK
2) Kekurangan alat/sarana untuk
menghitung realisasi emisi di
lapangan
3) sistem rotasi pegawai terhadap
SDM yang sudah memiliki kapasitas
2.
Implementasi
Pelaksanaan
Kegiatan
Aksi mitigasi dalam RAD,
disesuaikan dengan kegiatan
SKPD (Renstra).
Kegiatan tidak spesifik
implementasi RAD.
RPJMD menjadi acuan.
Kegiatan tidak spesifik
implementasi RAD tapi
terkait perubahan iklim.
Aksi mitigasi dalam RAD
disesuaikan dengan kegiatan SKPD
(Renstra) sepanjang masih dalam
batasan RPJMD dan visi misi
gubernur
3.
Sumber
Pembiayaan
APBD APBD dan DAK (APBN),
disesuaikan dengan
fokus kegiatan.
APBD selama masuk
RPJMD, juga dari Dana
Dekonsentrasi dan DAK
(APBN).
Hampir seluruhnya menggunakan
dana APBN, dan hanya sebagian
kecil yang menggunakan APBD.
Praktik
Green Budgeting
di Indonesia
3. GAMBARAN DI EMPAT
PROVINSI TERPILIH
JAMBI NTB NTT SULBAR
EVALUASI RAD-
GRK
1.
Indikator
Efektivitas
Pelaksanaan
- Kegiatan aksi mitigasi RAD
hanya jumlah emisi
- Kegiatan perubahan iklim
dikaitkan dengan
Renstra/RKPD, sesuai
dengan LAKIP
Belum ada indikator
khusus untuk
perubahan iklim. RPJMD
dan LAKIP menjadi
acuan.
Indikator pelaksanaan
kegiatan dalam RPJMD
dan belum ada khusus
untuk indikator perubahan
iklim.
- Kegiatan aksi mitigasi RAD
hanya jumlah emisi
2.
Koordinasi
Pelaksanaan
- Minimal setahun dua kali
- Awal tahun untuk
penentuan target
- Akhir tahun untuk evaluasi
pencapaian target
- Koordinasi informal
(hubungan personal antar
anggota Pokja)
Belum ada koordinasi
pelaksanaan RAD.
Belum ada koordinasi
pelaksanaan RAD.
- Awal tahun untuk penentuan
target, penentuan program dan
pelaksana program (Pemprov
atau Pemkab)
- Akhir tahun untuk evaluasi
pencapaian target
Praktik
Green Budgeting
di Indonesia
3. GAMBARAN DI EMPAT
PROVINSI TERPILIH
Sumber: Desk Study 1
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
1. Target Umum Terkait
Perubahan Iklim
2. Indikator Umum Terkait
Perubahan Iklim
3. Indikator Green
Budgeting
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
1. TARGET UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
1.Target berdasarkan Tahun Dasar
Kondisi emisi di satu tahun tertentu sebagai basis penurunan tingkat emisi
2.Target berdasarkan BAU atau Baseline
Proyeksi emisi (dalam kondisi tanpa memasukkan rencana kebijakan atau hanya
memasukkan kebijakan yang telah berjalan) sebagai basis penurunan emisi.
3.Target berdasarkan Netralitas Karbon
Target emisi karbon neto = 0
4.Target berdasarkan Intensitas Karbon
Mentargetkan rata-rata tingkat karbon yang dihasilkan relatif terhadap intensitas
dari kegiatan tertentu.
Sumber: UNEP (2011)
CONTOH TARGET KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM
RELATIF THD. TH.DASAR RELATIF TERHADAP BAU NETRALITAS KARBON INTENSITAS
CARBON
Antigua and Bermuda: 25%
di bawah level 1990
pada 2020
Belarus: 8% di bawah level
1990 pada 2020
Kazakhstan: 15% di bawah
level 1990 pada 2020
Moldova: tidak kurang dari
25% di bawah level
1990 pada 2020
Montenegro: 20% di ba-
wah level 1990 pada
2020
Brazil: 36.1% ke 38.9% di bawah
proyeksi emisi pada 2020
Chile: 20% di bawah BAU pada
2020
Indonesia: 26% di bawah BAU
pada 2020
Israel: 20% di bawah BAU pada
2020
Papua New Guinea: minimal 50%
di bawah BAU pada 2010
Singapore: 16% di bawah BAU
pada 2020
Afrika Selatan: 34% di bawah BAU
pada 2020
Korea Selatan: 30% di bawah BAU
pada 2020
Bhutan: emisi tidak
melebihi kapasitas
absorbsi
Costa Rica:
Implementasi pro-
gram transformasi
ekonomi jk.panjang,
komprehensif, untuk
menghasilkan netra-
litas karbon
Maldives: mencapai ne-
tralitas karbon pada
2020
China: penurunan
40-45% emisi CO2
per unit of GDP
pada 2020 relatif
thd. level di 2005.
India: mengurangi
intensitas emisi
thd. GDP 20-25%
pada 2020 relatif
thd. level di 2005
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
1. TARGET UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
Sumber: UNEP (2011)
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
2. INDIKATOR UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
Indikator lingkungan disusun terutama untuk (Weterings, 1999):
1. Memberikan informasi kepada pemerintah untuk
mengukur kedalaman permasalahan lingkungan yang
terjadi.
2. Mendukung pengembangan kebijakan dan penetapan
target melalui identifikasi faktor yang membahayakan
lingkungan.
3. Memonitor dampak dari respon politik yang dilakukan
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
2. INDIKATOR UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
OECD menggunakan Model PSR (Rapport & Friend, 1979)
sebagai indikator umum lingkungan:
1. Indikator Pressure (P): ukuran dampak lingkungan yang
dihasilkan oleh berbagai sektor di perekonomian.
2. Indikator State (S): gambaran terukur atas kondisi aktual
lingkungan
3. Indikator Response (R): ukuran aksi dan reaksi dari kegiatan
(1) mitigasi dan adaptasi; (2) restorasi kerusakan; serta (3)
pemeliharan dan perlindungan alam dan SDA.
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
2. INDIKATOR UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
CONTOH APLIKASI PSR
NEGARA Indikator
Pressure
Periode Indikator State Periode Indicator
Response
Periode Berhub.
dengan
Myanmar Emisi GRK
dalam CO2eq
1990-
2005
N.a N.a Emisi GRK
per unit PDB
1990-
2002
Perubahan
iklim
Vietnam Emisi GRK
Nasional
1993-
2002
N.a N.a N.A N.a Perubahan
iklim
Yunna
province,
China
Konsumsi
batubara
untuk energi
1992-
2003
N.a N.a Intensitas
energy
1991-
2003
Perubahan
iklim
Myanmar Rasio kilang
penggergajian
per ribu
hektar hutan
1975-
2001
Persentasi
cakupan hutan
dibandingkan
total luas hutan
1975-
1998
% luas hutan
permanen
terhadap
total luas
hutan.
Pengeluaran
konservasi
hutan.
1985-
2002
1988-
2001
Kehutanan
Sumber:
IGES (2007)
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
2. INDIKATOR UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
CONTOH APLIKASI PSR
NEGARA Indikator
Pressure
Periode Indikator State Periode Indicator
Response
Periode Berhub.
dengan
Vietnam Rasio produksi
kayu bulat
terhadap total
luas hutan
1961-
2000
% cakupan
hutan per total
luas hutan
1942-
2003
n.a. n.a. Kehutanan
Yunna
province,
China
Rasio
konsumsi kayu
1960-
2002
% dari luas
hutan
1960-
2002
Region yang
memasuk-
kan program
konservasi
hutan
2000-
2004
1999-
2004
Kehutanan
Myanmar Jumlah mobil
per km2 di
kota besar
1990-
2001
Konsentrasi TSP
di kota Yangon
1998-
2000
% kendaraan
yang diin-
speksi
1998-
2004
Kehutanan
Sumber:
IGES (2007)
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
2. INDIKATOR UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
CONTOH APLIKASI PSR
NEGARA Indikator
Pressure
Periode Indikator State Periode Indicator
Response
Periode Berhub.
dengan
Vietnam Jumlah
kendaraan di
Hano dan Ho
Chi Minh
1990-
2001
Konsentrasi
SO2, NO2, PM
dan CO
1997-
2002
n.a. n.a. Transpor-
tasi
Vietnam Level BOD
limbah
1995-
2003
Konsentrasi
BOD di sungai
tertentu
1995-
2002
Pungutan
atas limbah
industri
2000-
2004
1999-
2004
Limbah
Yunna
province,
China
Volume
limbah air di
area perkota-
an
Volume
limbah indus-
tri yang tidak
didaur ulang
1989-
2004
1996-
2000
% sungai utama
yang memenuhi
kriteria kualitas
air Grade III
1990-
2004
% limbah air
industri yang
diolah sebe-
lum didis-
charge
kembali
1993-
2000
Limbah
Sumber:
IGES (2007)
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
2. INDIKATOR UMUM TERKAIT
PERUBAHAN IKLIM
Beberapa indikator lingkungan lainnya digunakan oleh UN:
1. Ecological Footprint, Environmental Sustaibility Index,
Renewability and Energy Sustainability Index, dan the
Environmental Performance Index (EPI): mengukur pressure
dan level proteksi pada lingkungan.
2. Environmental Compliance and Enforcement (ECE) pada
program yang berjalan: (1) memonitor dan mengontrol
pelaksanaan program; (2) menjamin akuntabilitas
perundangan, otoritas anggaran, kelompok konstituen, dan
komunitas; serta (3) memperbaiki keluruhan kinerja
program
Target dan
Indikator Umum
Perubahan Iklim
3. INDIKATOR GREEN
BUDGETING
Tingkat implementasi green budgeting bisa diukur dari:
1. Jumlah kebijakan spesifik lingkungan dalam dokumen
perencanaan nasional/daerah relatif terhadap
negara/daerah lain
2. Rasio program berorientasi spesifik lingkungan terhadap
total program yang ada (baik dari sisi penerimaan maupun
pengeluaran)
3. Rasio pengeluaran lingkungan terhadap total pengeluaran
langsung dan terhadap total pengeluaran keseluruhan
4. Rasio 2-3 diperbandingkan dengan negara/daerah lain
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara
1. Sektor Land-Based
2. Sektor Energy-Based
3. Manajemen Limbah
4. Sektor Transportasi
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 1. SEKTOR LAND-BASED
Minimal ada empat indikator, menurut European
Environmental Agency (2015):
1. Kelembaban tanah
2. Land take: pengambilan lahan untuk aktivitas sosial-
ekonomi dan perumahan
3. Erosi tanah
4. Karbon organik tanah
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 1. SEKTOR LAND-BASED
Indikator lainnya yang diusulkan UNFCC, WB, CSD, dan OECD
(SIDA, 2010):
1. Degradasi tanah
2. Perubahan penggunaan lahan
3. Persentase tanah yang dipengaruhi oleh desertifikasi
4. Intensitas penggunaan air di dalam pertanian
5. Pangsa sektor pertanian terhadap PDB/tahun atau
terhadap total ekspor/tahun
6. Variabilitas hasil atau pendapatan sektor pertanian
selama periode multi tahunan
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 1. SEKTOR LAND-BASED
Indikator lainnya yang diusulkan UNFCC, WB, CSD, dan OECD
(SIDA, 2010):
7. Produktivitas pertanian per hektar tanah
8. Efisiensi penggunaan pupuk
9. Penggunaan pestisida pertanian
10. Proporsi daratan yang tertutup oleh hutan
11.Tingkat deforestasi
12.Pangsa sektor kehutanan terhadap PDB/tahun atau
total ekspor per tahun
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED
Indikator yang digunakan oleh OECD (1993):
1. SECTORAL TRENDS OF ENVIRONMENTAL SIGNIFICANCE POLICY RELEVANCE
Overall Energy Use Energy Intensity
Total primary energy supply (TPES) Energy intensity (TPES per unit of GDP)
Total final consumption by fuel type Total primary energy supply per unit of GDP
Total final consumption by sector Sectoral end uses: Industry (Toe per unit of value added)
Energy Use by Fuel Type Sectoral end uses: residential (Toe per capita)
Percent of total primary energy supply by fuel type
Sectoral end uses: commercial and public sector (Toe per sq.
metre)
Percent of electricity generation by fuel type Sectoral end uses: transport
Indigenous Energy Productions Fossil fuel efficiency for electricity generation
Primary energy produced nationally as % of total primary
energy supply
Primary energy supply
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED
Indikator yang digunakan oleh OECD (1993):
2. ENVIRONMENTAL IMPACT
Proven coal/oil/gas reserves in Toe Tonnes of oil released:
-through accidents
-on a continuous basis
Annual volume of air pollutant emissions Radioactive wastes per unit of GDP and per capita
Ratio of emissions per unit of GDP and per capita Numbers killed and injured
Ratio of emissions by end uses Volume of radioactive waste (spent fuel)
3. ECONOMIC CONSIDERATION
Environmental pollution damages relating to energy production
and consumption
Real energy end-use prices by fuel type
Total expenditures on pollution prevention and clean-up Total subsidies
“Environmentally related” R&D expenditures in the energy
sector
Relative taxation in percent by different fuel types
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED
Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report:
SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS
Indikator Global Energy intensity (kow/$05 PPP) Primary intensity; Pri-
mary intensity excluding
biomass; Final intensity
Ratio final/primary intensity (%)
CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP)
CO2 emissions per capita (t/cap)
Rumah Tangga Electricity use per capita (kWh/cap)
Electricity use per household
(kWh/household)
Electrified households
only
CO2 emissions per household (t/household) All households
Number of solar water heaters per capita
(#/1000 inhabitants)
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED
Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report:
SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS
Transportasi Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to total GDP, NOT sector value
added
Share of biofuels (%) Share of bio-ethanol and biodiesel in
road transport fuel consumption
CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) Relative to total GDP, NOT sector value
added
CO2 emissions per capita (t/cap) Relative to total GDP, NOT sector value
added
Pertanian Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to sector value added
CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) Relative to sector value added
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED
Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report:
SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS
Jasa Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to sector value added
Electricity intensity (kWh/$05 PPP) Relative to sector value added
Energy use per employee (kWh/emp)
Electricity use per employee (kWh/emp)
CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP Relative to sector value added
CO2 emissions per employee
(kgCO2/employee)
Industri Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to sector value added
CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) Relative to sector value added
Share of biomass (%) Share of wood and waste in
sector energy consumption
Unit consumption for steel (toe/t)
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED
Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report:
SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS
Sektor Kelistrikan Efficiency of power generation (%) Total power generation; Thermal
generation capacity only
Transportation/distribution losses
(%)
Share renewable in electricity
generation (%)
Total renewable; renewable
excluding hydro power
Tambahan dari
ODYSEE database
Industri Actual intensity and intensity at
constant industry structure
Transportasi Fuel efficiency (I/100km) New cars only
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 3. MANAJEMEN LIMBAH
Indikator inti menurut Arendse & Godfrey (2002):
1. Limbah yang dihasilkan:
1) Limbah umum yang dihasilkan per kelompok
pendapatan per tahun
2) Limbah umum yang dihasilkan per kapita per tahun
3) Limbah berbahaya yang dihasilkan per sektor per tahun
2. Pengurangan limbah:
1) Daur ulang limbah
2) Nilai limbah yang didaur ulang
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara 3. MANAJEMEN LIMBAH
Indikator inti menurut Arendse & Godfrey (2002):
2. Pengurangan limbah:
3) Limbah umum yang dibuang secara benar melalui TPA
4) Limbah berbahaya yang dibuang secara benar
5) Jangka waktu TPA yang tersedia
6) Pengeluaran provinsi untuk manajemen limbah
7) Kapasitas pengumpulan limbah provinsi
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara
4. SEKTOR
TRANSPORTASI
Theme and Indicator
Environmental consequences of transport
1. Transport final energy consumption and primary energy consumption, and share in
total by mode and by fuel
2. Transport emissions of greenhouse gasses (CO2 and N2O) by mode
3. Transport emissions for air pollutants (NOX, MNVOCS, PM10, SOX, total ozone
precursors) by mode
4. Population exposed to exceedances of air quality standards for PM10, NO2, benzene,
ozone, and CO
5. Land take by transport infrastructure by mode
6. Waste from road vehicles (end-of-life vehicles)
7. Waste from road vehicles (number and treatment of used tires)
Transport demand and intensity
1. Passenger transport (by mode and purpose)
2. Freight transport (by mode and group of goods)
Beberapa indikator
menurut EEA (2002):
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara
4. SEKTOR
TRANSPORTASI
Theme and Indicator
Transport costs and prices
1. Real change in passenger transport price by mode
2. Fuel prices and taxes
3. Total amount of external costs by transport mode (freight and passenger); average
external cost per passenger-km and tonne-km by transport mode
4. Implementation of internalization instruments i.e. economic policy tools with a
direct link with the marginal external costs of the use of different transport modes
5. Subsidies
6. Expenditure on personal mobility per person by income group
Technology and utilization efficiency
1. Overall energy efficiency for passenger and freight transport (per passenger-km and
per tonne-km and by mode)
2. Emissions per passenger-km and emissions per tonne-km for CO2, NOX, NMVOC,
PM, SOX by mode
3. Occupancy rates of passenger vehicles
4. Load factors for freight transport (LDV, HDV)
5. Size of the vehicle fleet
6. Average age of the vehicle fleet
Beberapa indikator
menurut EEA (2002):
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara
4. SEKTOR
TRANSPORTASI
Beberapa indikator menurut OECD:
INDICATOR THEME INDICATOR
Overall traffic trends and modal split Passenger transport trends by mode
Freight transport trends by mode
Road traffic trends and densities
Infrastructure Capital expenditure by mode
Road network length and density
Infrastructure
Vehicles and mobile equipment Road vehicle stocks
Structure of road vehicle fleet
Private car ownership
Energy use Final energy Energy use consumption by the transport
sector
Consumption of road fuels
Land use Change in land use by transport infrastructure
Access to basic services
Contoh Indikator
Lingkungan di
Beberapa Negara
4. SEKTOR
TRANSPORTASI
Beberapa indikator menurut OECD:
INDICATOR THEME INDICATOR
Taxation and subsidies Direct subsidies to transport
Total economic subsidies to transport
Taxation and subsidies
Price Structures Structure of road fuel prices
Trends in public transport prices
5. Materi Diskusi
1.Isu terkait Koordinasi Pusat-Provinsi-
Kab/Kota
2.Isu terkait RAN dan RAD GRK
3.Isu terkait pilihan target dan indikator
antara (outcome) untuk budget tagging
process
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup StrategisSosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup StrategisLAKSMI WIJAYANTI
 
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHSPermenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHSLAKSMI WIJAYANTI
 
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLHTalkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLHRio Prastia
 
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenProses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenMusnanda Satar
 
Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+Ade Soekadis
 
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan IklimRUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan IklimFarhan Helmy
 
Pelatihan penyusunan klhs
Pelatihan penyusunan klhsPelatihan penyusunan klhs
Pelatihan penyusunan klhsradmilamandiri
 
Materi astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhsMateri astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhsalizias_boys
 
Tahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHSTahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHSMusnanda Satar
 
Pp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhsPp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhsWahyu Yuns
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...infosanitasi
 
Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08
Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08
Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08People Power
 
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutPenyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutRio Prastia
 
Kedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan direktur pplp
Kedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan   direktur pplpKedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan   direktur pplp
Kedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan direktur pplpinfosanitasi
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...infosanitasi
 

What's hot (18)

Modul RIL-C
Modul RIL-CModul RIL-C
Modul RIL-C
 
Kerangka RPPLH Nasional
Kerangka RPPLH Nasional Kerangka RPPLH Nasional
Kerangka RPPLH Nasional
 
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup StrategisSosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Sosialisasi PP No. 46 Tahun 2016 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
 
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHSPermenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
Permenlhk P.69/2017 tentang pelaksanaan KLHS
 
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLHTalkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
Talkshow KLHS paparan Deputi Tata Lingkungan-KLH
 
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di KabupatenProses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
Proses Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM di Kabupaten
 
Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+Modul Konsep REDD+
Modul Konsep REDD+
 
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan IklimRUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
RUU Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
 
Pelatihan penyusunan klhs
Pelatihan penyusunan klhsPelatihan penyusunan klhs
Pelatihan penyusunan klhs
 
Materi astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhsMateri astek pengantar klhs
Materi astek pengantar klhs
 
Tahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHSTahapan penyelenggaraan KLHS
Tahapan penyelenggaraan KLHS
 
KLHS
KLHSKLHS
KLHS
 
Pp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhsPp 46 tahun 2016 ttg klhs
Pp 46 tahun 2016 ttg klhs
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.57 Tahun 1995 tentang Analisis Mengenai Dampak L...
 
Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08
Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08
Buku Putih Redd Draf I 10 Jun 08
 
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulutPenyelenggaraan klhs rtrw sulut
Penyelenggaraan klhs rtrw sulut
 
Kedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan direktur pplp
Kedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan   direktur pplpKedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan   direktur pplp
Kedudukan strategi sanitasi kota dalam optimalisasi pendanaan direktur pplp
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
 

Similar to Green Budgeting Praktik di Indonesia

Paparan Launching CBT dan RCBT (1).pdf
Paparan Launching CBT dan RCBT (1).pdfPaparan Launching CBT dan RCBT (1).pdf
Paparan Launching CBT dan RCBT (1).pdfIcha925318
 
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactImpact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactCIFOR-ICRAF
 
Pengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment Fund
Pengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment FundPengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment Fund
Pengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment FundCIFOR-ICRAF
 
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...SubhanRiski
 
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaModul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaAde Soekadis
 
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptxtjahjotrihartono
 
Laporan Sintesis Hasil CB
Laporan Sintesis Hasil CBLaporan Sintesis Hasil CB
Laporan Sintesis Hasil CBseptianm
 
Evaluasi Proper Overview.pptx
Evaluasi Proper Overview.pptxEvaluasi Proper Overview.pptx
Evaluasi Proper Overview.pptxBustan6
 
Ringkasan Eksekutif Tim Kerja Pengarusutamaan
Ringkasan Eksekutif  Tim Kerja PengarusutamaanRingkasan Eksekutif  Tim Kerja Pengarusutamaan
Ringkasan Eksekutif Tim Kerja Pengarusutamaanseptianm
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Dadang Solihin
 
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...Oswar Mungkasa
 
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan Helmy
 
Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013
Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013
Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013Purnomo Ipung
 
Komitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan AnggaranKomitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan Anggaraninfosanitasi
 
Hukum Lingkungan
Hukum LingkunganHukum Lingkungan
Hukum Lingkunganblack511229
 
Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)
Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)
Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)Bagus ardian
 
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...Dadang Solihin
 
Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1Rini Sucahyo
 
P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...
P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...
P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...AdrianSyaifullah2
 

Similar to Green Budgeting Praktik di Indonesia (20)

Paparan Launching CBT dan RCBT (1).pdf
Paparan Launching CBT dan RCBT (1).pdfPaparan Launching CBT dan RCBT (1).pdf
Paparan Launching CBT dan RCBT (1).pdf
 
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth CompactImpact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
Impact Evaluation Study in East Kalimantan: Green Growth Compact
 
Pengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment Fund
Pengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment FundPengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment Fund
Pengelolaan dana REDD+: Indonesian Environment Fund
 
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
Kebijakan_Perubahan_Iklim_di_Indonesia_dan_Peran_Pemerintah_Daerah_dalam_Penc...
 
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - IndonesiaModul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
Modul Kebijakan Nasional Perubahan Iklim - Indonesia
 
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
211205 # Kelembagaan Penyusunan PDRB Hijau dan Pendanaan LH vIPB slide.pptx
 
Ppt rakortek jambi 10 mei 2016
Ppt rakortek jambi 10 mei 2016Ppt rakortek jambi 10 mei 2016
Ppt rakortek jambi 10 mei 2016
 
Laporan Sintesis Hasil CB
Laporan Sintesis Hasil CBLaporan Sintesis Hasil CB
Laporan Sintesis Hasil CB
 
Evaluasi Proper Overview.pptx
Evaluasi Proper Overview.pptxEvaluasi Proper Overview.pptx
Evaluasi Proper Overview.pptx
 
Ringkasan Eksekutif Tim Kerja Pengarusutamaan
Ringkasan Eksekutif  Tim Kerja PengarusutamaanRingkasan Eksekutif  Tim Kerja Pengarusutamaan
Ringkasan Eksekutif Tim Kerja Pengarusutamaan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
Perencanaan Pembangunan Daerah Analisis Kemampuan Pendapatan dan Pembiayaan D...
 
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...
Water Supply and Sanitation Policy Formulation and Action Planning Project (W...
 
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan helmy   seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013
 
Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013
Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013
Kick Off Meeting PPSP kab.Kulon Progo 2013
 
Komitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan AnggaranKomitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan Anggaran
 
Hukum Lingkungan
Hukum LingkunganHukum Lingkungan
Hukum Lingkungan
 
Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)
Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)
Penjelasan Teknis Penajaman Dokumen SIAP (SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN)
 
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
Implementasi UU 25/2004 tentang SPPN dalam Kerangka Efektivitas Perencanaan D...
 
Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1Pedoman Proyek Karbon v1
Pedoman Proyek Karbon v1
 
P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...
P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...
P-DJPPR_menkeu-instrumen-pendanaan-dan-fasilitas-fiskal-untuk-pengembangan-en...
 

More from Panembahan Senopati Sudarmanto

160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin
160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin
160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-finPanembahan Senopati Sudarmanto
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiPanembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan Kapolri Republik Indonesia pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Kapolri Republik Indonesia   pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Kapolri Republik Indonesia   pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Kapolri Republik Indonesia pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 

More from Panembahan Senopati Sudarmanto (20)

160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin
160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin
160624 mendorong-inovasi-pengelolaan-sumberdaya-alam-di-akar-rumput-fin
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
 
Permendagri 27 2006 lampiran
Permendagri 27 2006 lampiranPermendagri 27 2006 lampiran
Permendagri 27 2006 lampiran
 
Permendagri 27 2006
Permendagri 27 2006Permendagri 27 2006
Permendagri 27 2006
 
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Tanjung Jabung timur pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Muaro Jambi pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Merangin pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Usulan Bupati Kerinci pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Paparan Kapolri Republik Indonesia pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Kapolri Republik Indonesia   pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Paparan Kapolri Republik Indonesia   pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Paparan Kapolri Republik Indonesia pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenhub pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
Sambutan Kementrian PPN RI/Bappenas pada Musrenbag Prov Jambi
 
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemendagri pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
Samb menko perekenomian musrenbang jambi 2016
Samb menko perekenomian musrenbang jambi 2016Samb menko perekenomian musrenbang jambi 2016
Samb menko perekenomian musrenbang jambi 2016
 
Teks samgub. musrenbang rkpd 2017-1
Teks samgub.  musrenbang rkpd 2017-1Teks samgub.  musrenbang rkpd 2017-1
Teks samgub. musrenbang rkpd 2017-1
 
Co e place visit jambi jan 2016
Co e place visit jambi jan 2016Co e place visit jambi jan 2016
Co e place visit jambi jan 2016
 
Format wawancara mendalam tokoh profil
Format wawancara mendalam tokoh profilFormat wawancara mendalam tokoh profil
Format wawancara mendalam tokoh profil
 
Format wawancara mendalam tokoh profil
Format wawancara mendalam tokoh profilFormat wawancara mendalam tokoh profil
Format wawancara mendalam tokoh profil
 
Cf p
Cf pCf p
Cf p
 
Budget mcai
Budget mcaiBudget mcai
Budget mcai
 

Recently uploaded

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (15)

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 

Green Budgeting Praktik di Indonesia

  • 1. GREEN BUDGETING LPEM FEB UI – MCA Indonesia Green Knowledge Capture And Dissemination Grant On April 2016
  • 2. OUTLINE 1. Formulasi Green Budgeting 2. Praktik Green Budgeting di Indonesia 3. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 4. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 5. Materi Diskusi
  • 3. Formulasi Green Budgeting 1. Alur Kerja 2. Pemilihan Instrumen Anggaran 3. Analisis Manfaat-Biaya 4. Koordinasi antar Kelembagaan
  • 4. Formulasi Green Budgeting 1. ALUR KERJA Sumber: GGBP (2014, p.34) 1. Perencanaan dan proses koordinasi 2. Penetapan visi, baselines, dan target 3. Penaksiran dan pengkomunikasian manfaat 4. Prioritisasi 5. Desain kebijakan dan implementasi 6. Mobilisasi investasi 7. Kolaborasi publik-swasta 8. Pengintegrasian aksi daerah 9. Monitoring dan evaluasi
  • 5. Formulasi Green Budgeting 2. PILIHAN INSTRUMEN ANGGARAN INSTRUMEN PENGELUARAN PUBLIK (PEIs) INSTRUMEN PENERIMAAN (RGIs) INSTRUMEN ANGGARAN NETRAL (BNIs) Tax credits and renewable electricity generation (US) Subsidi investasi, electricity tax repayment, pendanaan R&D (Denmark) Subsidi tunai dan hibah (Canada) Kompensasi dan subsidi (EU, UK) Percepatan depresiasi investasi aset berteknologi (Belanda) Kombinasi feebate dengan tax exemption dan insentif tunai (Jerman) Kombinasi emission charge dan rebate (Swedia) Transfer disposal cost saving karena keberhasilan daur ulang ke kelompok yang melakukan daur ulang limbah (UK) Insentif investasi dan kredit pajak (US) Skema feebate pembelian mobil baru (Canada), pungutan atas nitrogen yang dikeluarkan (Belanda), pajak tanah (Prancis), pajak karbon dioksida (Swedia), pajak produksi ODC (US), pungutan untuk polusi dan pengggunaan air (Prancis), pajak polusi air dan program edukasi masyarakat (US), pajak SDA (Jerman), landfill tax (Prancis), pajak limbah (UK)Sumber: IISD (1994)
  • 6. Formulasi Green Budgeting 3. ANALISIS MANFAAT- BIAYA (CBA) Analisis Manfaat-Biaya bisa digunakan untuk memilih instrumen anggaran dan juga untuk mengevaluasi kelayakan proyek/program/aktivitas yang diusulkan. 1. Jika Manfaat > Biaya  proyek/program/aktivitas layak diambil. 2. Jika Manfaat/Biaya > 1  proyek/program/aktivitas layak diambil 3. Secara dinamik, jika present value net benefit hingga periode tertentu > 0, proyek/program/aktivitas layak diambil
  • 7. Formulasi Green Budgeting 3. ANALISIS MANFAAT- BIAYA (CBA) Isu di dalam penghitungan manfaat dan biaya: 1. Dampak utama vs dampak turunan. 2. Manfaat terukur secara finansial (tangible) dan tidak (intangible) 3. Pandangan ke depan. Menghitung biaya biasanya lebih mudah daripada mengukur manfaat. Mengestimasi biaya dari program baru lebih sulit daripada mengestimasi biaya dari program yang sudah berjalan.
  • 8. Formulasi Green Budgeting 4. KOORDINASI ANTAR KELEMBAGAAN CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL Nasional dan Regional Lokal Kebijakan  Climate Change Policy for specific sectors  Emissions reduction targets  Technical support and information for decision making in sub-national level  Coordination arrangements with local governments  Planning for Local Climate Change rate  Local Emissions Reduction Target  Coordination with neighboring local governments Instrumen Pasar dan Informasi  Product labeling and certification programs  Information on the reduction of emissions and adaptation to the sector al  Emissions trading scheme and a certificate for energy renewable  Information on emission reduction and adaptation to households, communities and businesses  Contracting out municipal services for water and waste management  Emissions trading scheme in a large metropolitan area Sumber: CPEIR (2012)
  • 9. Formulasi Green Budgeting 4. KOORDINASI ANTAR KELEMBAGAAN CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL Nasional dan Regional Lokal Regulasi Instrumen  Products, vehicles and fuel standards  Environmental standards and regulation of air pollution  Emissions trading scheme and renewable energy  Zoning protection for national and regional  Defining and implementing local standards for air pollution and water quality  Land use and zoning cadastre for all sectors  Sector-specific regulations for buildings, waste management, and road traffic  Demarcation of protected areas locally. Sumber: CPEIR (2012)
  • 10. Formulasi Green Budgeting 4. KOORDINASI ANTAR KELEMBAGAAN CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL Nasional dan Regional Lokal Instrumen Fiskal  Fuel excise and consumption taxes  Tax expenditures related to national and regional taxes  Subsidies L angsung  Public investment in national infrastructure  Government participation in Public- Private Partnerships (PPP)  Green public sector procurement  Conditional transfers and grants to regional and local governments  Charging for local services: roads, congestion and parking charges; handling waste  Public Investment and Public- Private Partnerships (PPP); transport, water, waste management and urban development  Direct subsidies  Tax expenditures associated with the city tax (usually property-related)  Financing a property tax surcharge for the repair of housing, commercial and community Sumber: CPEIR (2012)
  • 11. Formulasi Green Budgeting 4. KOORDINASI ANTAR KELEMBAGAAN CONTOH PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PUSAT, REGIONAL, DAN LOKAL Nasional dan Regional Lokal Penilaian  Risks of climate change , national, regional and sectoral as well as vulnerability assessment  Standards, guidelines and information for the assessment by the government sub-national and sub-regional  Local climate change risk and vulnerability assessment Monitoring dan Evaluasi  Managing GHG Inventory System  Standard for greenhouse gas inventory by other levels of government  Monitor and report on the performance of national climate policy  Managing GHG inventories for the services of the city and the metropolitan area  Monitor and report the performance of climate policySumber: CPEIR (2012)
  • 12. Formulasi Green Budgeting 4. KOORDINASI ANTAR KELEMBAGAAN CONTOH INTER-AGENCY COORDINATING MINISTRY UNTUK STRATEGI PERUBAHAN IKLIM Negara Setting Bangladesh National Climate Change Steering Committee chaired by the Minister of Environment and Forestry, which oversees the work of the Climate Change Unit at the Department of the Ministry of Environment and Forests, which is working with the focal point associated with climate change in each ministry. Brazil Inter-Ministry Commission on Climate Change, chaired by the Ministry of Science and Technology as well as including the Ministry of Planning, Budget and settings and also the Ministry of Finance. India Climate Change Advisory Council, headed by the prime minister, tasked to oversee climate policy and coordinating unit within the Ministry of Environment and Forests in implementing the National Action Plan on Climate Change. Ad hoc Inter-Ministry commission will discuss eight "mission" national identified in the National Action Plan. Dari berbagai sumber
  • 13. Formulasi Green Budgeting 4. KOORDINASI ANTAR KELEMBAGAAN CONTOH INTER-AGENCY COORDINATING MINISTRY UNTUK STRATEGI PERUBAHAN IKLIM Negara Setting Indonesia National Council on Climate Change (NCCC) includes representatives from all departments with responsibilities related to mitigation or adaptation. NCCC now been dissolved by Presidential Decree 16, 2015. Meksiko Inter-Secretarial Commission on Climate Change, led by the Secretary of Environment and Natural Resources and including the Secretary of Economy and other ministries and agencies, is charged to promote and coordinate national plans and activities related to climate change. Afrika Selatan Inter-Ministerial Committee on Climate Change, in coordination with government action on climate change and climate policy in line with the law and existing policies. Dari berbagai sumber
  • 14. Praktik Green Budgeting di Indonesia 1. Poin Positif 2. Beberapa Tantangan 3. Gambaran di Empat Provinsi Terpilih
  • 15. Praktik Green Budgeting di Indonesia 1. POIN POSITIF “Komitmen politik yang relatif kuat.” “Proses perencanaan dan penganggaran jelas dan sistematis” Target spesifik emisi GRK, RAN-RAD GRK, RPJMN Keterlibatan pemerintah lokal dalam pencapaian target (dokumen peren- canaan dan penganggaran), link alokasi anggaran ke MTEF dan PBB “Aksi mitigasi sebagai salah satu cross-sectoral themes” Lima area tematik dalam RAN-RAD GRK, Low Emission Budget Tagging and Scoring System (LESS) “Inisiasi K/L dan SKPD mengidentifikasi aksi mitigasi” Penyusunan RAN-RAD GRK serta koordinasi oleh Bappenas dan Bappeda
  • 16. Praktik Green Budgeting di Indonesia 2. BEBERAPA TANTANGAN 1. Hampir seluruh aktivitas dalam RAN dan RAD GRK pada dasarnya adalah BAU (dalam definisi baku internasional) 2. Aktivitas dan program tidak ditargetkan secara spesifik untuk aksi mitigasi 3. Keterbatasan SDM 4. Keterbatasan kapasitas finansial di beberapa pemerintah daerah 5. Belum sempurnanya proses koordinasi pusat-pusat, pusat- daerah dan antar daerah pada jenjang berbeda 6. Pemilihan indikator lingkungan, di samping indikator tungal
  • 17. JAMBI NTB NTT SULBAR PERENCANAAN RAD-GRK 1. Aktor Utama Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Koordinator: Bappeda Dibentuk tim Kelompok Kerja (PokJa) GRK 2. Dokumen Sumber RAD Provinsi RPJMD RPJMD Renstra, karena RPJM belum ada. RPJMD dan juga disesuaikan dengan prioritas visi-misi Gubernur IMPLEMENTASI 1. Kendala Perhitungan BAU Metode berubah-ubah, SDM berganti. Kekurangan SDM yang paham mengenai RAD- GRK sehingga perlu melibatkan tenaga ahli. Metode berubah ubah, SDM berganti. 1) Kekurangan SDM yang paham mengenai RAD-GRK 2) Kekurangan alat/sarana untuk menghitung realisasi emisi di lapangan 3) sistem rotasi pegawai terhadap SDM yang sudah memiliki kapasitas 2. Implementasi Pelaksanaan Kegiatan Aksi mitigasi dalam RAD, disesuaikan dengan kegiatan SKPD (Renstra). Kegiatan tidak spesifik implementasi RAD. RPJMD menjadi acuan. Kegiatan tidak spesifik implementasi RAD tapi terkait perubahan iklim. Aksi mitigasi dalam RAD disesuaikan dengan kegiatan SKPD (Renstra) sepanjang masih dalam batasan RPJMD dan visi misi gubernur 3. Sumber Pembiayaan APBD APBD dan DAK (APBN), disesuaikan dengan fokus kegiatan. APBD selama masuk RPJMD, juga dari Dana Dekonsentrasi dan DAK (APBN). Hampir seluruhnya menggunakan dana APBN, dan hanya sebagian kecil yang menggunakan APBD. Praktik Green Budgeting di Indonesia 3. GAMBARAN DI EMPAT PROVINSI TERPILIH
  • 18. JAMBI NTB NTT SULBAR EVALUASI RAD- GRK 1. Indikator Efektivitas Pelaksanaan - Kegiatan aksi mitigasi RAD hanya jumlah emisi - Kegiatan perubahan iklim dikaitkan dengan Renstra/RKPD, sesuai dengan LAKIP Belum ada indikator khusus untuk perubahan iklim. RPJMD dan LAKIP menjadi acuan. Indikator pelaksanaan kegiatan dalam RPJMD dan belum ada khusus untuk indikator perubahan iklim. - Kegiatan aksi mitigasi RAD hanya jumlah emisi 2. Koordinasi Pelaksanaan - Minimal setahun dua kali - Awal tahun untuk penentuan target - Akhir tahun untuk evaluasi pencapaian target - Koordinasi informal (hubungan personal antar anggota Pokja) Belum ada koordinasi pelaksanaan RAD. Belum ada koordinasi pelaksanaan RAD. - Awal tahun untuk penentuan target, penentuan program dan pelaksana program (Pemprov atau Pemkab) - Akhir tahun untuk evaluasi pencapaian target Praktik Green Budgeting di Indonesia 3. GAMBARAN DI EMPAT PROVINSI TERPILIH Sumber: Desk Study 1
  • 19. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 1. Target Umum Terkait Perubahan Iklim 2. Indikator Umum Terkait Perubahan Iklim 3. Indikator Green Budgeting
  • 20. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 1. TARGET UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM 1.Target berdasarkan Tahun Dasar Kondisi emisi di satu tahun tertentu sebagai basis penurunan tingkat emisi 2.Target berdasarkan BAU atau Baseline Proyeksi emisi (dalam kondisi tanpa memasukkan rencana kebijakan atau hanya memasukkan kebijakan yang telah berjalan) sebagai basis penurunan emisi. 3.Target berdasarkan Netralitas Karbon Target emisi karbon neto = 0 4.Target berdasarkan Intensitas Karbon Mentargetkan rata-rata tingkat karbon yang dihasilkan relatif terhadap intensitas dari kegiatan tertentu. Sumber: UNEP (2011)
  • 21. CONTOH TARGET KEBIJAKAN PERUBAHAN IKLIM RELATIF THD. TH.DASAR RELATIF TERHADAP BAU NETRALITAS KARBON INTENSITAS CARBON Antigua and Bermuda: 25% di bawah level 1990 pada 2020 Belarus: 8% di bawah level 1990 pada 2020 Kazakhstan: 15% di bawah level 1990 pada 2020 Moldova: tidak kurang dari 25% di bawah level 1990 pada 2020 Montenegro: 20% di ba- wah level 1990 pada 2020 Brazil: 36.1% ke 38.9% di bawah proyeksi emisi pada 2020 Chile: 20% di bawah BAU pada 2020 Indonesia: 26% di bawah BAU pada 2020 Israel: 20% di bawah BAU pada 2020 Papua New Guinea: minimal 50% di bawah BAU pada 2010 Singapore: 16% di bawah BAU pada 2020 Afrika Selatan: 34% di bawah BAU pada 2020 Korea Selatan: 30% di bawah BAU pada 2020 Bhutan: emisi tidak melebihi kapasitas absorbsi Costa Rica: Implementasi pro- gram transformasi ekonomi jk.panjang, komprehensif, untuk menghasilkan netra- litas karbon Maldives: mencapai ne- tralitas karbon pada 2020 China: penurunan 40-45% emisi CO2 per unit of GDP pada 2020 relatif thd. level di 2005. India: mengurangi intensitas emisi thd. GDP 20-25% pada 2020 relatif thd. level di 2005 Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 1. TARGET UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM Sumber: UNEP (2011)
  • 22. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 2. INDIKATOR UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM Indikator lingkungan disusun terutama untuk (Weterings, 1999): 1. Memberikan informasi kepada pemerintah untuk mengukur kedalaman permasalahan lingkungan yang terjadi. 2. Mendukung pengembangan kebijakan dan penetapan target melalui identifikasi faktor yang membahayakan lingkungan. 3. Memonitor dampak dari respon politik yang dilakukan
  • 23. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 2. INDIKATOR UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM OECD menggunakan Model PSR (Rapport & Friend, 1979) sebagai indikator umum lingkungan: 1. Indikator Pressure (P): ukuran dampak lingkungan yang dihasilkan oleh berbagai sektor di perekonomian. 2. Indikator State (S): gambaran terukur atas kondisi aktual lingkungan 3. Indikator Response (R): ukuran aksi dan reaksi dari kegiatan (1) mitigasi dan adaptasi; (2) restorasi kerusakan; serta (3) pemeliharan dan perlindungan alam dan SDA.
  • 24. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 2. INDIKATOR UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM CONTOH APLIKASI PSR NEGARA Indikator Pressure Periode Indikator State Periode Indicator Response Periode Berhub. dengan Myanmar Emisi GRK dalam CO2eq 1990- 2005 N.a N.a Emisi GRK per unit PDB 1990- 2002 Perubahan iklim Vietnam Emisi GRK Nasional 1993- 2002 N.a N.a N.A N.a Perubahan iklim Yunna province, China Konsumsi batubara untuk energi 1992- 2003 N.a N.a Intensitas energy 1991- 2003 Perubahan iklim Myanmar Rasio kilang penggergajian per ribu hektar hutan 1975- 2001 Persentasi cakupan hutan dibandingkan total luas hutan 1975- 1998 % luas hutan permanen terhadap total luas hutan. Pengeluaran konservasi hutan. 1985- 2002 1988- 2001 Kehutanan Sumber: IGES (2007)
  • 25. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 2. INDIKATOR UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM CONTOH APLIKASI PSR NEGARA Indikator Pressure Periode Indikator State Periode Indicator Response Periode Berhub. dengan Vietnam Rasio produksi kayu bulat terhadap total luas hutan 1961- 2000 % cakupan hutan per total luas hutan 1942- 2003 n.a. n.a. Kehutanan Yunna province, China Rasio konsumsi kayu 1960- 2002 % dari luas hutan 1960- 2002 Region yang memasuk- kan program konservasi hutan 2000- 2004 1999- 2004 Kehutanan Myanmar Jumlah mobil per km2 di kota besar 1990- 2001 Konsentrasi TSP di kota Yangon 1998- 2000 % kendaraan yang diin- speksi 1998- 2004 Kehutanan Sumber: IGES (2007)
  • 26. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 2. INDIKATOR UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM CONTOH APLIKASI PSR NEGARA Indikator Pressure Periode Indikator State Periode Indicator Response Periode Berhub. dengan Vietnam Jumlah kendaraan di Hano dan Ho Chi Minh 1990- 2001 Konsentrasi SO2, NO2, PM dan CO 1997- 2002 n.a. n.a. Transpor- tasi Vietnam Level BOD limbah 1995- 2003 Konsentrasi BOD di sungai tertentu 1995- 2002 Pungutan atas limbah industri 2000- 2004 1999- 2004 Limbah Yunna province, China Volume limbah air di area perkota- an Volume limbah indus- tri yang tidak didaur ulang 1989- 2004 1996- 2000 % sungai utama yang memenuhi kriteria kualitas air Grade III 1990- 2004 % limbah air industri yang diolah sebe- lum didis- charge kembali 1993- 2000 Limbah Sumber: IGES (2007)
  • 27. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 2. INDIKATOR UMUM TERKAIT PERUBAHAN IKLIM Beberapa indikator lingkungan lainnya digunakan oleh UN: 1. Ecological Footprint, Environmental Sustaibility Index, Renewability and Energy Sustainability Index, dan the Environmental Performance Index (EPI): mengukur pressure dan level proteksi pada lingkungan. 2. Environmental Compliance and Enforcement (ECE) pada program yang berjalan: (1) memonitor dan mengontrol pelaksanaan program; (2) menjamin akuntabilitas perundangan, otoritas anggaran, kelompok konstituen, dan komunitas; serta (3) memperbaiki keluruhan kinerja program
  • 28. Target dan Indikator Umum Perubahan Iklim 3. INDIKATOR GREEN BUDGETING Tingkat implementasi green budgeting bisa diukur dari: 1. Jumlah kebijakan spesifik lingkungan dalam dokumen perencanaan nasional/daerah relatif terhadap negara/daerah lain 2. Rasio program berorientasi spesifik lingkungan terhadap total program yang ada (baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran) 3. Rasio pengeluaran lingkungan terhadap total pengeluaran langsung dan terhadap total pengeluaran keseluruhan 4. Rasio 2-3 diperbandingkan dengan negara/daerah lain
  • 29. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 1. Sektor Land-Based 2. Sektor Energy-Based 3. Manajemen Limbah 4. Sektor Transportasi
  • 30. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 1. SEKTOR LAND-BASED Minimal ada empat indikator, menurut European Environmental Agency (2015): 1. Kelembaban tanah 2. Land take: pengambilan lahan untuk aktivitas sosial- ekonomi dan perumahan 3. Erosi tanah 4. Karbon organik tanah
  • 31. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 1. SEKTOR LAND-BASED Indikator lainnya yang diusulkan UNFCC, WB, CSD, dan OECD (SIDA, 2010): 1. Degradasi tanah 2. Perubahan penggunaan lahan 3. Persentase tanah yang dipengaruhi oleh desertifikasi 4. Intensitas penggunaan air di dalam pertanian 5. Pangsa sektor pertanian terhadap PDB/tahun atau terhadap total ekspor/tahun 6. Variabilitas hasil atau pendapatan sektor pertanian selama periode multi tahunan
  • 32. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 1. SEKTOR LAND-BASED Indikator lainnya yang diusulkan UNFCC, WB, CSD, dan OECD (SIDA, 2010): 7. Produktivitas pertanian per hektar tanah 8. Efisiensi penggunaan pupuk 9. Penggunaan pestisida pertanian 10. Proporsi daratan yang tertutup oleh hutan 11.Tingkat deforestasi 12.Pangsa sektor kehutanan terhadap PDB/tahun atau total ekspor per tahun
  • 33. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED Indikator yang digunakan oleh OECD (1993): 1. SECTORAL TRENDS OF ENVIRONMENTAL SIGNIFICANCE POLICY RELEVANCE Overall Energy Use Energy Intensity Total primary energy supply (TPES) Energy intensity (TPES per unit of GDP) Total final consumption by fuel type Total primary energy supply per unit of GDP Total final consumption by sector Sectoral end uses: Industry (Toe per unit of value added) Energy Use by Fuel Type Sectoral end uses: residential (Toe per capita) Percent of total primary energy supply by fuel type Sectoral end uses: commercial and public sector (Toe per sq. metre) Percent of electricity generation by fuel type Sectoral end uses: transport Indigenous Energy Productions Fossil fuel efficiency for electricity generation Primary energy produced nationally as % of total primary energy supply Primary energy supply
  • 34. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED Indikator yang digunakan oleh OECD (1993): 2. ENVIRONMENTAL IMPACT Proven coal/oil/gas reserves in Toe Tonnes of oil released: -through accidents -on a continuous basis Annual volume of air pollutant emissions Radioactive wastes per unit of GDP and per capita Ratio of emissions per unit of GDP and per capita Numbers killed and injured Ratio of emissions by end uses Volume of radioactive waste (spent fuel) 3. ECONOMIC CONSIDERATION Environmental pollution damages relating to energy production and consumption Real energy end-use prices by fuel type Total expenditures on pollution prevention and clean-up Total subsidies “Environmentally related” R&D expenditures in the energy sector Relative taxation in percent by different fuel types
  • 35. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report: SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS Indikator Global Energy intensity (kow/$05 PPP) Primary intensity; Pri- mary intensity excluding biomass; Final intensity Ratio final/primary intensity (%) CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) CO2 emissions per capita (t/cap) Rumah Tangga Electricity use per capita (kWh/cap) Electricity use per household (kWh/household) Electrified households only CO2 emissions per household (t/household) All households Number of solar water heaters per capita (#/1000 inhabitants)
  • 36. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report: SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS Transportasi Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to total GDP, NOT sector value added Share of biofuels (%) Share of bio-ethanol and biodiesel in road transport fuel consumption CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) Relative to total GDP, NOT sector value added CO2 emissions per capita (t/cap) Relative to total GDP, NOT sector value added Pertanian Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to sector value added CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) Relative to sector value added
  • 37. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report: SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS Jasa Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to sector value added Electricity intensity (kWh/$05 PPP) Relative to sector value added Energy use per employee (kWh/emp) Electricity use per employee (kWh/emp) CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP Relative to sector value added CO2 emissions per employee (kgCO2/employee) Industri Energy intensity (koe/$05 PPP) Relative to sector value added CO2 intensity (kgCO2/$05 PPP) Relative to sector value added Share of biomass (%) Share of wood and waste in sector energy consumption Unit consumption for steel (toe/t)
  • 38. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 2. SEKTOR ENERGY-BASED Indikator yang digunakan di ENERDATA database dan WEC Report: SEKTOR INDIKATOR VARIASI, REMARKS Sektor Kelistrikan Efficiency of power generation (%) Total power generation; Thermal generation capacity only Transportation/distribution losses (%) Share renewable in electricity generation (%) Total renewable; renewable excluding hydro power Tambahan dari ODYSEE database Industri Actual intensity and intensity at constant industry structure Transportasi Fuel efficiency (I/100km) New cars only
  • 39. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 3. MANAJEMEN LIMBAH Indikator inti menurut Arendse & Godfrey (2002): 1. Limbah yang dihasilkan: 1) Limbah umum yang dihasilkan per kelompok pendapatan per tahun 2) Limbah umum yang dihasilkan per kapita per tahun 3) Limbah berbahaya yang dihasilkan per sektor per tahun 2. Pengurangan limbah: 1) Daur ulang limbah 2) Nilai limbah yang didaur ulang
  • 40. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 3. MANAJEMEN LIMBAH Indikator inti menurut Arendse & Godfrey (2002): 2. Pengurangan limbah: 3) Limbah umum yang dibuang secara benar melalui TPA 4) Limbah berbahaya yang dibuang secara benar 5) Jangka waktu TPA yang tersedia 6) Pengeluaran provinsi untuk manajemen limbah 7) Kapasitas pengumpulan limbah provinsi
  • 41. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 4. SEKTOR TRANSPORTASI Theme and Indicator Environmental consequences of transport 1. Transport final energy consumption and primary energy consumption, and share in total by mode and by fuel 2. Transport emissions of greenhouse gasses (CO2 and N2O) by mode 3. Transport emissions for air pollutants (NOX, MNVOCS, PM10, SOX, total ozone precursors) by mode 4. Population exposed to exceedances of air quality standards for PM10, NO2, benzene, ozone, and CO 5. Land take by transport infrastructure by mode 6. Waste from road vehicles (end-of-life vehicles) 7. Waste from road vehicles (number and treatment of used tires) Transport demand and intensity 1. Passenger transport (by mode and purpose) 2. Freight transport (by mode and group of goods) Beberapa indikator menurut EEA (2002):
  • 42. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 4. SEKTOR TRANSPORTASI Theme and Indicator Transport costs and prices 1. Real change in passenger transport price by mode 2. Fuel prices and taxes 3. Total amount of external costs by transport mode (freight and passenger); average external cost per passenger-km and tonne-km by transport mode 4. Implementation of internalization instruments i.e. economic policy tools with a direct link with the marginal external costs of the use of different transport modes 5. Subsidies 6. Expenditure on personal mobility per person by income group Technology and utilization efficiency 1. Overall energy efficiency for passenger and freight transport (per passenger-km and per tonne-km and by mode) 2. Emissions per passenger-km and emissions per tonne-km for CO2, NOX, NMVOC, PM, SOX by mode 3. Occupancy rates of passenger vehicles 4. Load factors for freight transport (LDV, HDV) 5. Size of the vehicle fleet 6. Average age of the vehicle fleet Beberapa indikator menurut EEA (2002):
  • 43. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 4. SEKTOR TRANSPORTASI Beberapa indikator menurut OECD: INDICATOR THEME INDICATOR Overall traffic trends and modal split Passenger transport trends by mode Freight transport trends by mode Road traffic trends and densities Infrastructure Capital expenditure by mode Road network length and density Infrastructure Vehicles and mobile equipment Road vehicle stocks Structure of road vehicle fleet Private car ownership Energy use Final energy Energy use consumption by the transport sector Consumption of road fuels Land use Change in land use by transport infrastructure Access to basic services
  • 44. Contoh Indikator Lingkungan di Beberapa Negara 4. SEKTOR TRANSPORTASI Beberapa indikator menurut OECD: INDICATOR THEME INDICATOR Taxation and subsidies Direct subsidies to transport Total economic subsidies to transport Taxation and subsidies Price Structures Structure of road fuel prices Trends in public transport prices
  • 45. 5. Materi Diskusi 1.Isu terkait Koordinasi Pusat-Provinsi- Kab/Kota 2.Isu terkait RAN dan RAD GRK 3.Isu terkait pilihan target dan indikator antara (outcome) untuk budget tagging process

Editor's Notes

  1. Perencanaan dan proses koordinasi serta monitoring dan evaluasi melingkupi semua