Materi teori konsumsi perspektif syariah

1. TEORI KONSUMSI
Makro Ekonomi Syariah

2. INTRODUCTION
• Perilaku masyarakat membelanjakan sebagian dari pendapatannya
untuk membeli sesuatu dalam teori ekonomi makro disebut
pengeluaran konsumsi (consumption expenditure) atau konsumsi.
• Grahan Bannoch dan kawan-kawan dalam bukunya Economics
memberi definisi konsumsi sebagai pengeluaran total untuk
memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam
jangka waktu tertentu (umumnya dalam satu tahun).
2

3. INTRODUCTION
• Dalam Hadits disampaikan bahwa setiap muslim wajib membagi
makanan yang dimasaknya kepada tetangganya yang mencium bau
dari makanan tersebut.
• Selanjutnya juga, diharamkan bagi seorang muslim hidup dalam
keadaan serba berkelebihan sementara ada tetangganya yang
menderita kelaparan.
• Hal lain adalah tujuan konsumsi itu sendiri, di mana seorang muslim
akan lebih mempertimbangkan maslahah daripada utilitas.
3

4. NORMA & ETIKA
• Menafkahkan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat kikir:
– Menggunakan harta secukupnya
– Wajib membelanjakan harta
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat,
dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka
(QS. 2: 3).
– Dua sasaran membelanjakan harta:
• Fi Sabilillah
• Diri dan keluarga (QS. Al-A’raaf: 31 – 32)
4

5. NORMA & ETIKA
• Islam memerangi tindakan mubazir:
– Menjauhi berhutang
“Bagi para syuhada akan dihapuskan seluruh dosa mereka kecuali utang
piutang (yang belum mereka bayar” (HR. Muslim dari Abdullah bin Umar).
– Menjaga asset yang pokok dan mapan
“Barangsiapa yang menjual rumah kemudia ia tidak membeli rumah yang
sepertinya dengan uang itu, niscaya Alloh tidak akan memberkati uang itu”
(HR. Ibnu Majah).
5

6. NORMA & ETIKA
– Serangan al-Qur’an terhadap manusia yang hidup mewah
– Serangan al-Qur’an terhadap pemborosan & menghambur harta
– Menghambur-hamburkan harta
– Batasan Islam dalam menggunakan harta
– Tujuan pembatasan penggunaan harga
6

7. PANDANGAN FAHIM KHAN
• Fungsi konsumsi kelompok berpendapatan rendah:
– Pendapatannya sendiri
– Pendapatan semua orang di kelompok berpendapatan tinggi yang hidup di
sekitarnya
– Tingkat ketakwaan para individu (terutama kelompok berpendapatan tinggi)
di dalam masyarakat.
• Fungsi konsumsi kelompok berpendapatan tinggi:
– Pendapatannya sendiri
– Tingkat ketakwaannya
7

8. PANDANGAN FAHIM KHAN
• Membagi tingkat pendapatan masyarakat tersebut menjadi 2, yaitu:
– Pendapatan yang berada di atas nisab (angka minimal aset yang terkena kewajiban zakat)
yang dinotasikan dengan YU (upper classes).
– Pendapatan yang berada di bawah nisab yang dinotasikan dengan YL (lower classes).
• Komponen pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga konsumen juga
dibagi atas 2 bentuk, yaitu:
– Konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga tersebut untuk kebutuhan sendiri yang
dilambangkan dengan E1.
– Konsumsi yang dilakukan rumah tangga untuk jalan menuju keridhaan Allah yang
dilambangkan dengan E2.
8

9. PANDANGAN FAHIM KHAN
• Alokasi antara E1 dan E2 itu ditentukan oleh:
– Beberapa parameter yang menentukan pola konsumsi seorang konsumen ‘rasional’
– Derajat takutnya kepada Alloh SWT (taqwa).
ْ‫ل‬ِ‫ل‬َ‫ف‬ ٍ
‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬َ‫ف‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫ل‬ُ‫ق‬ َ‫ون‬ُ‫ق‬ِ‫ف‬‫ن‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫ا‬َ‫م‬ َ‫َك‬‫ن‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫أ‬ْ‫س‬َ‫ي‬
ِ‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫م‬‫ا‬َ‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ين‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ْ‫ق‬َ‫أل‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫ْن‬‫ي‬َ‫د‬ِ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬
ِ‫ين‬
ِ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬
ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ َ‫ّللا‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬َ‫ف‬ ٍ
‫ْر‬‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ْ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬َ‫ع‬ْ‫ف‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat,
maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya (QS. 2: 215).
9

10. PANDANGAN
FAHIM KHAN
• Khan menawarkan fungsi konsumsi
sebagai berikut:
C* = A0 +AUYU
• Pada gambar di samping, persamaan
konsumsi model Khan dilambangkan
dengan C* dengan intersep a0 + E2 dan
slope AU.
10

11. PANDANGAN METWALLY
• Hipotesis Pendapatan Mutlak
– Hipotesis ini menyatakan bahwa konsumsi dalam periode waktu tergantung
pada pendapatan siap konsumsi (disposable income) pada periode tersebut.
– Memasukkan peranan zakat terhadap fungsi konsumsi, untuk
menyederhanakan masalah dianggap besarnya zakat ditunjukkan oleh fungsi:
C = a + b (βY – αY) + δ [(1 – β)Y + αY]
11
Fg. Konsumsi
untuk muzakki
Fg. Konsumsi
untuk mustahik

12. PANDANGAN METWALLY
• Hipotesis Pendapatan Relatif
– Hipotesis Pendapatan Relatif menyatakan konsumsi sekarang saja ditentukan
pendapatan siap konsumsi pada masa sekarang (Ys) tetapi juga pendapatan
sebelumnya (pendapatan masa puncak atau Yp).
– Dengan menggunakan hipotesis ini, maka fungsi konsumsi menjadi:
C = (c+b)Yp + bYs
12

13. PANDANGAN MUNAWAR IQBAL
• Iqbal memiliki sudut pandang bahwa pengaruh pada konsumsi yang
dikeluarkan pada jalan Allah, termasuk zakat, menjadi ketentuan
Islam tentang hidup yang tidak berlebih-lebihan.
• Dengan pandangan itu, fungsi konsumsi menjadi
C* = a0 + c (μY – zY) + ô [(1 – μ)Y + zY]
13

14. Deskripsi Konsumsi Konvensional Konsumsi Islam
Sumber Pemikiran Filsafat, pemikiran manusia Al-qur’an, Sunnah, Ijtihad
Tujuan Mencapai kepuasan (utility) Memenuhi kebutuhan (needs) dan mencapai
maslahah
Batasan Konsumsi Tidak ada (konsumsi harus tetap dipenuhi
walaupun pendapatan sama dengan nol)
Ada karena dasar konsumsi adalah cukup, tidak
berlebihan dan berbagi dengan sesama
Klasifikasi pendapatan untuk konsumsi
(upper and lower class)
Tidak ada. Ada, yaitu golongan muzakki dan mustahik zakat.
(Fahim Khan)
Pembagian fungsi konsumsi Tidak ada. Fungsi konsumsi hanya untuk
utilitas
Ada, untuk pembayar dan penerima zakat sesuai
dengan klasifikasi pendapatannya. (Metwally)
Variable penentu konsumsi C = Co + b Yd (Keynes)
Dimana,
C : konsumsi
Co: konsumsi otonomus
b Yd : MPC x pendapatan disposable
C = a0 + cY
C* = a0 + c (μY – zμY) + ô [(1 – μ)Y + zμY]
(Munawar Iqbal)
Dimana,
μ : proposi dari pendapatan untuk para pembayar
zakat
z : tingkat zakat
ô : MPC dari para penerima zakat
14

15. REFERENSI
• Huda, Nurul, dkk. 2008. Ekonomi Makro Islam: Pendekatan
Teoritis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
• Khan, M. Fahim. 2014. Esai-esai Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali
Pers
• P3EI UII. Ekonomi Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
• Modul Makro Ekonomi Islam oleh Ahmad Affandi, M.Ec.
• Qordhowi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta,
Gema Insani Press
15