SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Prinsip Dasar dan Vektor
TEKNIK ROBOTIKA DAN KECERDASAN BUATAN
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 1
Outline
1. Konsep Dasar dan Satuan Pengukuran
1. Konsep Dasar Mekanika
2. Satuan Pengukuran
3. Perhitungan Numerik
4. Angka Penting
5. Pembulatan
2. Vektor Gaya
1. Operasi Vektor (dasar)
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 2
Konsep Dasar Mekanika
Mekanika: Cabang dari ilmu fisika yang membahas tentang keadaan suatu benda yang diam
atau bergerak karena gaya yang bekerja padanya.
Mekanika
Mekanika benda
tegar (rigid-body)
1.Mekanika benda
berubah bentuk
(deformable-body)
1.Mekanika fluida
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 3
Konsep Dasar Mekanika
Mekanika
benda tegar
Statis Dinamis
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 4
Konsep Dasar Mekanika
Satuan-satuan dasar yang selalu digunakan dalam mekanika:
1. Panjang: ukuran yang digunakan untuk menujukkan posisi dari suatu
titik dalam ruang dan juga menjelaskan ukuran dari suatu objek.
2. Waktu: ukuran yang digunakan untuk menyatakan kapan peristiwa
terjadi.
3. Massa: dalam mekanika ukuran ini menyatakan jumlah materi yang
digunakan untuk membandingkan aksi suatu benda terhadap benda
lainnya.
4. Gaya: suatu ukuran yang secara umum diartikan sebagai besarnya
tarikan atau dorongan terhadap suatu objek.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 5
Konsep Dasar Mekanika
Idealisasi: membuat model, bentuk penyederhanaan dalam menerapkan teori
pada suatu persoalan
Tiga bentuk idealisasi:
1. Partikel. Secara sederhana, kita akan menggambarkan partikel sebagai suatu titik. Partikel
memiliki massa tetapi ukurannya dapat diabaikan dengan kondisi tertentu.
2. Benda tegar. Sebuah benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuk baik sebelum
atau setelah dikenakan suatu gaya atau beban.
3. Gaya terpusat. Efek pembebanan kepada suatu benda dapat digambarkan dengan suatu
gaya yang menuju ke satu titik di dalam benda tersebut.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 6
Konsep Dasar
Mekanika
Contoh idealisasi partikel:
Ukuran satelit (order meter) VS keliling
orbitnya (puluhan ribu kilometer). Ketika
membahas tentang gerak orbit, satelit
tersebut dapat diwakili oleh titik yang
melambangkan partikel.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 7
Konsep Dasar
Mekanika
Contoh idealisasi benda tegar:
Balok logam dan balok plastisin.
Bentuk balok logam cenderung tetap
ketika dikenai gaya dibanding plastisin.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 8
Konsep Dasar
Mekanika
Contoh idealisasi gaya
terpusat:
gaya kontak antara roda
dengan jalan.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 9
Hukum Newton
Hukum pertama. Suatu benda yang diam atau
bergerak lurus dengan kecepatan tetap akan
cenderung mempertahankan keadaannya selama
resultan gaya yang bekerja padanya sama dengan
nol.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 10
Hukum Newton
Hukum kedua. Benda
bermassa 𝑚 yang
dikenai gaya 𝐹 akan
mengalami percepatan
𝑎 searah dengan gaya
tersebut dan besarnya
sebanding dengan 𝐹.
𝐹 = 𝑚 ⋅ 𝑎
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 11
Hukum Newton
Hukum ketiga. Besarnya gaya aksi dan
reaksi antara dua benda adalah sama,
berlawanan arah, dan segaris kerja.
𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 12
Hukum Gravitasi Newton
Hukum gravitasi yang menyatakan
besarnya gaya tarik menarik antar
partikel.
𝐹 = 𝐺
𝑚1𝑚2
𝑟2
𝐺 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 6.673 × 10−11
𝑚3
/𝑘𝑔. 𝑠2
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 13
Hukum Gravitasi Newton
𝐺 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 = 6.673 × 10−11𝑚3/𝑘𝑔. 𝑠2 bernilai sangat kecil.
Misal ada dua mobil masing-masing 1 ton parkir terpisah dalam jarak 2 meter.
𝐹 = 6.673 × 10−11 103103
22 = 1.66835 × 10−5𝑁
Sangat kecil, terlalu lemah untuk dirasakan
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 14
Hukum Gravitasi Newton
𝐺 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 = 6.673 × 10−11𝑚3/𝑘𝑔. 𝑠2 bernilai sangat kecil.
Bagaimana dengan benda bermassa sangat besar? Contohnya Bumi. Gaya Tarik Bumi terhadap
mobil bermassa 1 ton. Massa Bumi = 5.972 × 1024 kg
𝐹 = 6.673 × 10−11 5.972×1024⋅103
6.371×106 2 = 9 818.06 𝑁
𝐹 ≈ 10 000 𝑁
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 15
Hukum Gravitasi Newton
Hukum kedua. Benda bermassa 𝑚 yang
dikenai gaya 𝐹 akan mengalami percepatan 𝑎
searah dengan gaya tersebut dan besarnya
sebanding dengan 𝐹.
𝐹 = 𝑚 ⋅ 𝑎
Hukum gravitasi Newton
𝐹 = 𝐺
𝑚1𝑚2
𝑟2
Misal suatu benda bermassa mb dikenai gaya F gravitasi
𝑚𝑏 ⋅ 𝑎 = 𝐺
𝑚𝐸𝑚𝑏
𝑟2
𝑎 = 𝐺
𝑚𝐸
𝑟2
𝑔 = 𝐺
𝑚𝐸
𝑟2
𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠2
Gaya gravitasi yang mempengaruhi benda tersebut dirasakan
sebagai gaya berat yang ditentukan oleh
𝑊 = 𝑚 ⋅ 𝑔
Percepatan yang dialami oleh benda adalah percepatan
gravitasi.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 16
Satuan Pengukuran
Pada tahun 1960, komite internasional telah menetapkan standar satuan dasar atau pokok yang
dikenal satuan internasional atau SI (Système International) . Anggota satuan dasar
1. Meter utuk panjang.
2. Kilogram untuk massa.
3. Sekon untuk waktu.
4. Kelvin untuk suhu absolut.
5. Ampere untuk arus listrik.
6. Candela untuk intensitas cahaya.
7. Mole untuk jumlah molekul.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 17
Satuan Pengukuran
Satuan turunan: Diturunkan atau kombinasi dari satuan pokok.
Besaran turunan jumlahnya sangat banyak.
Besaran Satuan
Luas m2
Volume m3
Kelajuan m/s
Percepatan m/s2
Massa jenis Kg/m3
Gaya Kg.m/s2 (Newton)
… …
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 18
Satuan
Pengukuran
Bagaimana jika kuantitas
dari suatu variabel dapat
bernilai sangat besar atau
sangat kecil?
Contoh: 20 000 000 N,
0.000 001 m, sehingga
membutuhkan tempat
yang besar. Untuk
menyederhanakannya,
diberikan prefix (awalan)
pada satuannya.
Bentuk
eksponensial
Prefiks Simbol SI
1 000 000 000 109 giga G
1 000 000 106 mega M
1 000 103 kilo K
0.001 10-3 mili m
0.000 001 10-6 mikro µ
0.000 000 001 10-9 nano n
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 19
Satuan Pengukuran
Pedoman penting dalam menulis satuan:
1. Satuan turunan yang merupakan perkalian dari satuan pokok harus ditulis
dengan menambahkan tanda titik atau dot (·).
◦ Contoh kg . m/s2 dapat juga ditulis kg . m . s-2. Contoh lainnya adalah m . s (meter-sekon)
yang berbeda dengan ms (milisekon).
2. Pangkat dari satuan yang memiliki prefiks berlaku untuk satuan itu dan
prefiksnya.
◦ Contoh, µN2 = (µN)2 = µN . µN. Hal serupa juga berlaku pada mm2 = mm . mm.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 20
Satuan Pengukuran
3. Secara umum, hindari penggunaan prefiks pada penyebut dari satuan
turunan, kecuali kilogram.
◦ Contoh, hindari menuliskan N/mm, tetapi tulis kN/m. Satuan m/mg yang harus ditulis
Mm/kg.
4. Prefiks dikonversi menjadi bilangan 10 berpangkat dalam melakukan
perhitungan. Hasil akhir dari perhitungan dinyatakan dengan satuan yang
memiliki prefiks tunggal.
◦ Contoh:
50 𝑘𝑁 ⋅ 60 𝑛𝑚 = 50 103 𝑁 ⋅ 60 10−9 𝑚
= 3000 10−6 𝑁 ⋅ 𝑚
= 3 10−3 𝑁 ⋅ 𝑚
= 3𝑚𝑁 ⋅ 𝑚
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 21
Perhitungan Numerik
Penting untuk diperhatikan
Homogenitas
Dimensi
1.Angka
Penting
1.Pembulatan
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 22
Perhitungan
Numerik
Homogenitas Dimensi
Satuan
• Seluruh perhitungan harus dilakukan dengan satuan yang
sederajat atau homogen.
Dimensi
• Analisis dimensi
Simbol
• Disimbolkan dengan huruf kapital tegak.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 23
Perhitungan
Numerik
1. Dimensi panjang = L.
2. Dimensi massa = M.
3. Dimensi waktu adalah T.
Dimensi menunjukkan sifat fisik alami dari suatu kuantitas:
Misalnya:
1. Jarak yang dinyatakan dalam satuan apapun, baik meter,
kaki (feet), atau mil, kuantitas tersebut tetaplah jarak yang
dapat dinyatakan dengan dimensi panjang L.
2. Massa dalam satuan apapun, kilogram atau pound, tetap
dinyatakan dengan dimensi M.
Homogenitas Dimensi
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 24
Perhitungan
Numerik
Cara penulisan dimensi
Homogenitas Dimensi
• Penulisan dimensi dari suatu kuantitas dinyatakan dengan kurung siku
[ ].
• Misal dimensi kecepatan 𝑣 =
𝐿
𝑇
. Kecepatan adalah perubahan jarak
tiap waktu. Jarak adalah panjang dengan dimensi L.
Quick quiz
Tentukanlah dimensi dari kuantitas di bawah ini!
1. Luas.
2. Massa jenis.
3. Gaya.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 25
Perhitungan
Numerik
1. Dimensi dapat dipandang sebagai kuatitas
aljabar.
2. Suku-suku pada suatu persamaan harus
memiliki satuan yang sama.
3. Nilai dapat dijumlahkan atau dikurangkan
jika dimensinya sama.
Homogenitas Dimensi
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 26
Perhitungan
Numerik
Homogenitas Dimensi
Contoh:
Persamaan jarak 𝑠 = 𝑣𝑡 +
1
2
𝑎𝑡2 dengan satuan meter (m)
yang dimensinya L.
Satuan 𝑣 = m/s dengan dimensi L/T.
Satuan 𝑡 = s dengan dimensi T.
Satuan 𝑎 = m/s2 dengan dimensi L/T2.
Dimensi dari setiap suku adalah
𝑠 = 𝐿
𝑣𝑡 =
𝐿
𝑇
𝑇 = 𝐿
𝑎𝑡2 =
𝐿
𝑇2 𝑇2 = 𝐿
Setiap suku memiliki dimensi yang sama.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 27
Perhitungan
Numerik
Homogenitas Dimensi
Contoh untuk mencari satuan hasil perhitungan:
Persamaan jarak 𝑠 = 𝑣𝑡 +
1
2
𝑎𝑡2 dengan satuan meter (m)
yang dimensinya L.
Satuan 𝑣 = m/s.
Satuan 𝑡 = s.
Satuan 𝑎 = m/s2
.
Satuan dari setiap suku dalam persamaan
𝑠 = 𝑚
𝑣𝑡 =
𝑚
𝑠
𝑠 = 𝑚
𝑎𝑡2 =
𝑚
𝑠2
𝑠2 = 𝑚
Kita perhatikan bahwa setiap suku memiliki satuan yang sama.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 28
Angka Penting
1. Angka penting berasal dari hasil pengukuran dengan instrumen.
2. Indikator akurasi dari suatu nilai.
3. Faktor yang mempengaruhi:
1. kualitas alat ukur.
2. kecakapan yang mengukur.
3. Jumlah pengukuran.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 29
Instrumen mana yang lebih akurat?
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 30
Angka Penting
Bagaimana hasil menentukan jumlah angka penting dari operasi matematik suatu nilai?
Jumlah angka penting jawaban
hasil operasi perkalian dan
pembagian harus sama dengan
jumlah angka penting dari
kuantitas yang memiliki angka
penting paling sedikit. Berlaku
juga untuk penjumlahan dan
pengurangan.
Angka penting paling sedikit
berarti akurasi rendah.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 31
Angka Penting
Ghozalighozalu
Arnold
Deddy
Ngepodcast
Pasti
berangkat
Berangkat kalau selfie selesai
Tidak tahu pasti jadi podcast atau
tidak
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 32
Angka Penting
Ghozalighozalu
Arnold
Deddy
Ngepodcast
Pasti
berangkat
Pasti akan podcast.
Pasti
berangkat
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 33
Angka Penting
Luas permukaan persegi di samping adalah:
𝐿 = 𝑝 ⋅ 𝑙
L = 5.9 ⋅ 6.9
L = 40.71 𝑐𝑚2
Panjang = (5.9 ± 0.1) cm
lebar = (6.9 ± 0.1) cm
Empat angka penting
Cara penulisan yang
tidak dibenarkan
Masing-masing panjang dan lebar memiliki dua angka
penting maka hasil perhitungan juga harus memiliki
dua angka penting.
INGAT!!! Cara penulisannya yang tidak
dibenarkan, bukan hasil perkaliannya.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 34
Angka Penting
Luas permukaan persegi di samping adalah:
𝐿 = 𝑝 ⋅ 𝑙
L = 5.9 ⋅ 6.9
L = 40.71 𝑐𝑚2
Panjang = (5.9 ± 0.1) cm
lebar = (6.9 ± 0.1) cm
Seharusnya 𝐿 = 40 𝑐𝑚2. Hanya terdiri atas
dua angka penting.
Bagaimana dengan angka dibelakang koma?
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 35
Angka Penting
• Panjang = (5.9 ± 0.1) cm artinya
rentangnya adalah 5.8 hingga 6.0 cm.
• Lebar = (6.9 ± 0.1) cm artinya
rentangnya adalah 6.8 hingga 7.0 cm.
• Rentang luasnya adalah
𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 5.8 ⋅ 6.8 = 39 𝑐𝑚2
𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 = 6.0 ⋅ 7.0 = 42 𝑐𝑚2
• Faktanya hasil perhitungan
sebelumnya adalah 40 cm2 yang
berarada diantara 39 cm2dan 42 cm2.
Panjang = (5.9 ± 0.1) cm
Lebar = (6.9 ± 0.1) cm
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 36
Angka Penting
Bagaimana dengan angka nol? Angka nol dapat menjadi
angka penting atau bukan
angka penting
• Angka nol yang digunakan untuk menunjukkan
posisi desimal adalah bukan angka penting.
Contoh:
• Nilai 0.03 hanya memiliki satu angka penting
yaitu 3.
• 0.0075 memiliki dua angka penting yaitu 7 dan
5.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 37
Angka Penting
Angka nol ada setelah angka selain nol,
mengakibatkan kerancuan
• Tidak ada informasi apakah angka nol
tersebut menunjukkan posisi desimal atau
memang berperan sebagai angka penting.
• 1 500 g berapa angka penting?
• Gunakan bilangan 10 berpangkat untuk
mengatasi kerancuan.
• Misal 1.5 × 103 jika hanya terdiri dari dua
angka penting, 1.50 × 103 untuk tiga angka
penting, dan 1.500 × 103 untuk empat angka
penting
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 38
Pembulatan
Pembulatan angka penting untuk
mempertahankan akurasi hasil
perhitungan berdasarkan data
yang tersedia
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 39
Pembulatan
Ketika melakukan pembulatan,
kita harus mengetahui angka
setelah angka penting terakhir
Prosedur pembulatan
1. Jika angkanya kurang dari 5, maka
hilangkan semua yang berada disebelah
kanan angka penting terakhir.
2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan
ke atas.
3. Jika angkanya sama dengan 5, maka
bulatkan sehingga angka penting terakhir
menjadi genap.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 40
Pembulatan
Bulatkan nilai 47.2718 dengan empat angka
penting!
•Angka pertama adalah 4, kedua adalah 7,
ketiga adalah 2, keempat adalah 7 (angka
penting terakhir), dan kelima adalah 1.
•Angka setelah angka penting terakhir kurang
dari 5, yaitu 1, maka hilangkan semua angka
setelah angka penting terakhir menjadi 47.27.
Prosedur pembulatan
1. Jika angkanya kurang dari 5, maka
hilangkan semua yang berada disebelah
kanan angka penting terakhir.
2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan
ke atas.
3. Jika angkanya sama dengan 5, maka
bulatkan sehingga angka penting terakhir
menjadi genap.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 41
Pembulatan
Bulatkan nilai 4.778 dengan tiga angka
penting!
•Angka pertama adalah 4, kedua adalah 7,
ketiga adalah 7.
•Angka penting terakhir adalah 7, sedangkan
angka berikutnya adalah 8. Sehingga
angka dibulatkan menjadi 4.78.
Prosedur pembulatan
1. Jika angkanya kurang dari 5, maka
hilangkan semua yang berada disebelah
kanan angka penting terakhir.
2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan
ke atas.
3. Jika angkanya sama dengan 5, maka
bulatkan sehingga angka penting terakhir
menjadi genap.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 42
Pembulatan
Bulatkan nilai 512.435 dengan lima angka
penting!
•Angka pertama adalah 5, kedua adalah 1,
ketiga adalah 2, angka keempat adalah 4, dan
angka kelima adalah 3.
•Angka penting terakhir adalah 3 yang bersifat
ganjil, maka angka dibulatkan menjadi 512.44.
Prosedur pembulatan
1. Jika angkanya kurang dari 5, maka
hilangkan semua yang berada disebelah
kanan angka penting terakhir.
2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan
ke atas.
3. Jika angkanya sama dengan 5, maka
bulatkan sehingga angka penting terakhir
menjadi genap.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 43
Pembulatan
Bulatkan nilai 20.25 dengan tiga angka
penting!
•Angka pertama adalah 2, kedua adalah 0,
ketiga adalah 2.
•Angka penting terakhir adalah 2 yang bersifat
genap, maka hilangkan angka 5 dan
dibulatkan menjadi 20.2.
Prosedur pembulatan
1. Jika angkanya kurang dari 5, maka
hilangkan semua yang berada disebelah
kanan angka penting terakhir.
2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan
ke atas.
3. Jika angkanya sama dengan 5, maka
bulatkan sehingga angka penting terakhir
menjadi genap.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 44
Pembulatan
Operasi perkalian seringkali menghasilkan nilai yang sangat besar dan jumlah angkanya melebihi
jumlah angka penting. Contoh:
652 357.4165 · 35.72 = 23 302 206.91738
INGAT kembali kaidah penulisan angka penting!!!
Berapa jumlah angka penting paling sedikit dari perhitungan di atas?
Hanya ada empat angka, yaitu 3, 5, 7, dan 2 dari angka 35.72
Jawaban hasil perkalian harus memiliki empat angka penting
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 45
Pembulatan
Dengan kaidah yang telah dipelajari, bulatkan hasilnya
652 357.4165 · 35.72 = 23 302 206.91738
Jawaban terdiri atas empat angka penting yaitu 2, 3, 3, 0.
Bagaimana dengan sisanya? Dibulatkan. Angka setelah angka penting terakhir adalah 2
Tidak dibulatkan ke atas, jadi
angka penting terakhir tetap 0.
Hasilnya jadi 23 300 000 Menimbulkan kerancuan
Hasil yang dilaporkan
2.330 × 107
Ubah menjadi perkalian
dengan 10 pangkat.
Tetap empat angka
penting
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 46
Pembulatan
Quick quiz
Tuliskan hasilnya dengan kaidah penulisan yang benar!
1.02467 ⋅ 10−8
1.06 ⋅ 10−11
= 0.9666698113207547169811320754717 ⋅ 103
1. Identifikasi kuantitas dengan angka penting paling sedikit.
2. Identifikasi angka setelah angka penting terakhir.
3. Lakukan pembulatan.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 47
Vektor Gaya
OPERASI DASAR VEKTOR
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 48
Skalar dan Vektor
SKALAR
Memiliki magnitudo.
Tidak memiliki arah.
Contoh: volume, waktu,
massa, suhu.
VEKTOR
Memiliki magnitudo.
Memiliki Arah.
Contoh: kecepatan, gaya,
momen, berat.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 49
Vektor
1. Secara grafis digambarkan sebagai garis yang
panjangnya sebanding dengan
magnitudonya.
2. Tanda panah yang menunjukkan arahnya.
3. Notasi vektor: Huruf tercetak tebal A (𝐴
untuk tulis tangan).
4. Notasi magnitudo vektor: |A| atau A (tidak
tercetak tebal).
5. Titik awal vektor pada titik O disebut ekor
atau tail sedangkan anak panahnya disebut
kepala atau head.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 50
Vektor
Magnitudo vektor
selalu positif.
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 51
Perkalian vektor
dengan skalar
1. Perkalian dan pembagian dengan
sekalar adak mengubah
magnitudonya.
2. Jika dikalikan dengan skalar yang
bernilai negatif, maka arahnya akan
berlawanan dari sebelumnya
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 52
Penjumlahan Vektor
Metode
penjumlahan
Jajargenjang Segitiga
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 53
Metode
Jajargenjang
1. Gabungkan ekor dari kedua vektor sehingga
bertemu pada satu titik.
2. Buatlah garis pandu yang sejajar vektor B
dengan titik awal dari kepala vektor A.
Kemudian lakukan hal yang sama untuk
vektor yang lain. Kedua garis pandu akan
berpotongan pada titik P.
3. Gambar vektor resultan R dari perpotongan
ekor (titik O) menuju titik perpotongan garis
pandu kedua vektor (titik P).
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 54
Metode Segitiga
Vektor B digeser posisinya sedemikian
rupa sehingga kepala vektor A dan ekor
vektor B bertemu pada titik yang sama
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 55
Penjumlahan vektor bersifat komutatif
A + B = B + A
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 56
Penjumlahan vektor bersifat asosiatif
(A+B) + C + D = A + (B + C) + D = A + B + (C + D)
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 57
Pengurangan vektor
A - B = A + (-B)
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 58
PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 59

More Related Content

Similar to Prinsip Dasar dan Vektor.pptx

Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptRobinSarSinaga
 
Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptayubprihantoro2
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuansaepul anwari
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuankalfinmanopo
 
Heriawan fis x mipa 1-5
Heriawan fis x mipa 1-5Heriawan fis x mipa 1-5
Heriawan fis x mipa 1-5RiyanAdita
 
Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1Hettyk Sari
 
02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf
02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf
02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdfJoyaSaddani
 
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newtonWicah
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanAgus Setiawan
 
2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt
2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt
2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.pptRiskyVidika
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrikjajakustija
 
3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.ppt3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.pptmaszaky1069
 

Similar to Prinsip Dasar dan Vektor.pptx (20)

Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.ppt
 
Bab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.pptBab1-besaran dan satuan.ppt
Bab1-besaran dan satuan.ppt
 
Besaran dan turunan
Besaran dan turunanBesaran dan turunan
Besaran dan turunan
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Bab1 besaran dan satuan-
Bab1 besaran dan satuan-Bab1 besaran dan satuan-
Bab1 besaran dan satuan-
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Heriawan fis x mipa 1-5
Heriawan fis x mipa 1-5Heriawan fis x mipa 1-5
Heriawan fis x mipa 1-5
 
Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1Besaran dan satuan mektek bab 1
Besaran dan satuan mektek bab 1
 
P2_Besaran dan Satuan.ppt
P2_Besaran dan Satuan.pptP2_Besaran dan Satuan.ppt
P2_Besaran dan Satuan.ppt
 
02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf
02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf
02 MEKANIKA TEKNIK-Pengantar Statika.pdf
 
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
1.besaran vektor , sistim satuan ,dan hukum newton
 
Bab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuanBab1 besaran dan satuan
Bab1 besaran dan satuan
 
Besaran_Vektor_ppt.ppt
Besaran_Vektor_ppt.pptBesaran_Vektor_ppt.ppt
Besaran_Vektor_ppt.ppt
 
2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt
2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt
2.-PSD-112-FISIKA-DASAR-Pertemuan-2-Online-1.ppt
 
Pengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran ListrikPengukuran Besaran Listrik
Pengukuran Besaran Listrik
 
fisika_vektor.ppt
fisika_vektor.pptfisika_vektor.ppt
fisika_vektor.ppt
 
3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.ppt3 Besaran dan vektor.ppt
3 Besaran dan vektor.ppt
 
fisika_vektor.ppt
fisika_vektor.pptfisika_vektor.ppt
fisika_vektor.ppt
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 

Recently uploaded (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 

Prinsip Dasar dan Vektor.pptx

  • 1. Prinsip Dasar dan Vektor TEKNIK ROBOTIKA DAN KECERDASAN BUATAN PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 1
  • 2. Outline 1. Konsep Dasar dan Satuan Pengukuran 1. Konsep Dasar Mekanika 2. Satuan Pengukuran 3. Perhitungan Numerik 4. Angka Penting 5. Pembulatan 2. Vektor Gaya 1. Operasi Vektor (dasar) PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 2
  • 3. Konsep Dasar Mekanika Mekanika: Cabang dari ilmu fisika yang membahas tentang keadaan suatu benda yang diam atau bergerak karena gaya yang bekerja padanya. Mekanika Mekanika benda tegar (rigid-body) 1.Mekanika benda berubah bentuk (deformable-body) 1.Mekanika fluida PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 3
  • 4. Konsep Dasar Mekanika Mekanika benda tegar Statis Dinamis PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 4
  • 5. Konsep Dasar Mekanika Satuan-satuan dasar yang selalu digunakan dalam mekanika: 1. Panjang: ukuran yang digunakan untuk menujukkan posisi dari suatu titik dalam ruang dan juga menjelaskan ukuran dari suatu objek. 2. Waktu: ukuran yang digunakan untuk menyatakan kapan peristiwa terjadi. 3. Massa: dalam mekanika ukuran ini menyatakan jumlah materi yang digunakan untuk membandingkan aksi suatu benda terhadap benda lainnya. 4. Gaya: suatu ukuran yang secara umum diartikan sebagai besarnya tarikan atau dorongan terhadap suatu objek. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 5
  • 6. Konsep Dasar Mekanika Idealisasi: membuat model, bentuk penyederhanaan dalam menerapkan teori pada suatu persoalan Tiga bentuk idealisasi: 1. Partikel. Secara sederhana, kita akan menggambarkan partikel sebagai suatu titik. Partikel memiliki massa tetapi ukurannya dapat diabaikan dengan kondisi tertentu. 2. Benda tegar. Sebuah benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuk baik sebelum atau setelah dikenakan suatu gaya atau beban. 3. Gaya terpusat. Efek pembebanan kepada suatu benda dapat digambarkan dengan suatu gaya yang menuju ke satu titik di dalam benda tersebut. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 6
  • 7. Konsep Dasar Mekanika Contoh idealisasi partikel: Ukuran satelit (order meter) VS keliling orbitnya (puluhan ribu kilometer). Ketika membahas tentang gerak orbit, satelit tersebut dapat diwakili oleh titik yang melambangkan partikel. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 7
  • 8. Konsep Dasar Mekanika Contoh idealisasi benda tegar: Balok logam dan balok plastisin. Bentuk balok logam cenderung tetap ketika dikenai gaya dibanding plastisin. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 8
  • 9. Konsep Dasar Mekanika Contoh idealisasi gaya terpusat: gaya kontak antara roda dengan jalan. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 9
  • 10. Hukum Newton Hukum pertama. Suatu benda yang diam atau bergerak lurus dengan kecepatan tetap akan cenderung mempertahankan keadaannya selama resultan gaya yang bekerja padanya sama dengan nol. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 10
  • 11. Hukum Newton Hukum kedua. Benda bermassa 𝑚 yang dikenai gaya 𝐹 akan mengalami percepatan 𝑎 searah dengan gaya tersebut dan besarnya sebanding dengan 𝐹. 𝐹 = 𝑚 ⋅ 𝑎 PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 11
  • 12. Hukum Newton Hukum ketiga. Besarnya gaya aksi dan reaksi antara dua benda adalah sama, berlawanan arah, dan segaris kerja. 𝐹𝑎𝑘𝑠𝑖 = −𝐹𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 12
  • 13. Hukum Gravitasi Newton Hukum gravitasi yang menyatakan besarnya gaya tarik menarik antar partikel. 𝐹 = 𝐺 𝑚1𝑚2 𝑟2 𝐺 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 6.673 × 10−11 𝑚3 /𝑘𝑔. 𝑠2 PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 13
  • 14. Hukum Gravitasi Newton 𝐺 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 = 6.673 × 10−11𝑚3/𝑘𝑔. 𝑠2 bernilai sangat kecil. Misal ada dua mobil masing-masing 1 ton parkir terpisah dalam jarak 2 meter. 𝐹 = 6.673 × 10−11 103103 22 = 1.66835 × 10−5𝑁 Sangat kecil, terlalu lemah untuk dirasakan PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 14
  • 15. Hukum Gravitasi Newton 𝐺 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑔𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖 = 6.673 × 10−11𝑚3/𝑘𝑔. 𝑠2 bernilai sangat kecil. Bagaimana dengan benda bermassa sangat besar? Contohnya Bumi. Gaya Tarik Bumi terhadap mobil bermassa 1 ton. Massa Bumi = 5.972 × 1024 kg 𝐹 = 6.673 × 10−11 5.972×1024⋅103 6.371×106 2 = 9 818.06 𝑁 𝐹 ≈ 10 000 𝑁 PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 15
  • 16. Hukum Gravitasi Newton Hukum kedua. Benda bermassa 𝑚 yang dikenai gaya 𝐹 akan mengalami percepatan 𝑎 searah dengan gaya tersebut dan besarnya sebanding dengan 𝐹. 𝐹 = 𝑚 ⋅ 𝑎 Hukum gravitasi Newton 𝐹 = 𝐺 𝑚1𝑚2 𝑟2 Misal suatu benda bermassa mb dikenai gaya F gravitasi 𝑚𝑏 ⋅ 𝑎 = 𝐺 𝑚𝐸𝑚𝑏 𝑟2 𝑎 = 𝐺 𝑚𝐸 𝑟2 𝑔 = 𝐺 𝑚𝐸 𝑟2 𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠2 Gaya gravitasi yang mempengaruhi benda tersebut dirasakan sebagai gaya berat yang ditentukan oleh 𝑊 = 𝑚 ⋅ 𝑔 Percepatan yang dialami oleh benda adalah percepatan gravitasi. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 16
  • 17. Satuan Pengukuran Pada tahun 1960, komite internasional telah menetapkan standar satuan dasar atau pokok yang dikenal satuan internasional atau SI (Système International) . Anggota satuan dasar 1. Meter utuk panjang. 2. Kilogram untuk massa. 3. Sekon untuk waktu. 4. Kelvin untuk suhu absolut. 5. Ampere untuk arus listrik. 6. Candela untuk intensitas cahaya. 7. Mole untuk jumlah molekul. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 17
  • 18. Satuan Pengukuran Satuan turunan: Diturunkan atau kombinasi dari satuan pokok. Besaran turunan jumlahnya sangat banyak. Besaran Satuan Luas m2 Volume m3 Kelajuan m/s Percepatan m/s2 Massa jenis Kg/m3 Gaya Kg.m/s2 (Newton) … … PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 18
  • 19. Satuan Pengukuran Bagaimana jika kuantitas dari suatu variabel dapat bernilai sangat besar atau sangat kecil? Contoh: 20 000 000 N, 0.000 001 m, sehingga membutuhkan tempat yang besar. Untuk menyederhanakannya, diberikan prefix (awalan) pada satuannya. Bentuk eksponensial Prefiks Simbol SI 1 000 000 000 109 giga G 1 000 000 106 mega M 1 000 103 kilo K 0.001 10-3 mili m 0.000 001 10-6 mikro µ 0.000 000 001 10-9 nano n PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 19
  • 20. Satuan Pengukuran Pedoman penting dalam menulis satuan: 1. Satuan turunan yang merupakan perkalian dari satuan pokok harus ditulis dengan menambahkan tanda titik atau dot (·). ◦ Contoh kg . m/s2 dapat juga ditulis kg . m . s-2. Contoh lainnya adalah m . s (meter-sekon) yang berbeda dengan ms (milisekon). 2. Pangkat dari satuan yang memiliki prefiks berlaku untuk satuan itu dan prefiksnya. ◦ Contoh, µN2 = (µN)2 = µN . µN. Hal serupa juga berlaku pada mm2 = mm . mm. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 20
  • 21. Satuan Pengukuran 3. Secara umum, hindari penggunaan prefiks pada penyebut dari satuan turunan, kecuali kilogram. ◦ Contoh, hindari menuliskan N/mm, tetapi tulis kN/m. Satuan m/mg yang harus ditulis Mm/kg. 4. Prefiks dikonversi menjadi bilangan 10 berpangkat dalam melakukan perhitungan. Hasil akhir dari perhitungan dinyatakan dengan satuan yang memiliki prefiks tunggal. ◦ Contoh: 50 𝑘𝑁 ⋅ 60 𝑛𝑚 = 50 103 𝑁 ⋅ 60 10−9 𝑚 = 3000 10−6 𝑁 ⋅ 𝑚 = 3 10−3 𝑁 ⋅ 𝑚 = 3𝑚𝑁 ⋅ 𝑚 PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 21
  • 22. Perhitungan Numerik Penting untuk diperhatikan Homogenitas Dimensi 1.Angka Penting 1.Pembulatan PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 22
  • 23. Perhitungan Numerik Homogenitas Dimensi Satuan • Seluruh perhitungan harus dilakukan dengan satuan yang sederajat atau homogen. Dimensi • Analisis dimensi Simbol • Disimbolkan dengan huruf kapital tegak. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 23
  • 24. Perhitungan Numerik 1. Dimensi panjang = L. 2. Dimensi massa = M. 3. Dimensi waktu adalah T. Dimensi menunjukkan sifat fisik alami dari suatu kuantitas: Misalnya: 1. Jarak yang dinyatakan dalam satuan apapun, baik meter, kaki (feet), atau mil, kuantitas tersebut tetaplah jarak yang dapat dinyatakan dengan dimensi panjang L. 2. Massa dalam satuan apapun, kilogram atau pound, tetap dinyatakan dengan dimensi M. Homogenitas Dimensi PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 24
  • 25. Perhitungan Numerik Cara penulisan dimensi Homogenitas Dimensi • Penulisan dimensi dari suatu kuantitas dinyatakan dengan kurung siku [ ]. • Misal dimensi kecepatan 𝑣 = 𝐿 𝑇 . Kecepatan adalah perubahan jarak tiap waktu. Jarak adalah panjang dengan dimensi L. Quick quiz Tentukanlah dimensi dari kuantitas di bawah ini! 1. Luas. 2. Massa jenis. 3. Gaya. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 25
  • 26. Perhitungan Numerik 1. Dimensi dapat dipandang sebagai kuatitas aljabar. 2. Suku-suku pada suatu persamaan harus memiliki satuan yang sama. 3. Nilai dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika dimensinya sama. Homogenitas Dimensi PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 26
  • 27. Perhitungan Numerik Homogenitas Dimensi Contoh: Persamaan jarak 𝑠 = 𝑣𝑡 + 1 2 𝑎𝑡2 dengan satuan meter (m) yang dimensinya L. Satuan 𝑣 = m/s dengan dimensi L/T. Satuan 𝑡 = s dengan dimensi T. Satuan 𝑎 = m/s2 dengan dimensi L/T2. Dimensi dari setiap suku adalah 𝑠 = 𝐿 𝑣𝑡 = 𝐿 𝑇 𝑇 = 𝐿 𝑎𝑡2 = 𝐿 𝑇2 𝑇2 = 𝐿 Setiap suku memiliki dimensi yang sama. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 27
  • 28. Perhitungan Numerik Homogenitas Dimensi Contoh untuk mencari satuan hasil perhitungan: Persamaan jarak 𝑠 = 𝑣𝑡 + 1 2 𝑎𝑡2 dengan satuan meter (m) yang dimensinya L. Satuan 𝑣 = m/s. Satuan 𝑡 = s. Satuan 𝑎 = m/s2 . Satuan dari setiap suku dalam persamaan 𝑠 = 𝑚 𝑣𝑡 = 𝑚 𝑠 𝑠 = 𝑚 𝑎𝑡2 = 𝑚 𝑠2 𝑠2 = 𝑚 Kita perhatikan bahwa setiap suku memiliki satuan yang sama. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 28
  • 29. Angka Penting 1. Angka penting berasal dari hasil pengukuran dengan instrumen. 2. Indikator akurasi dari suatu nilai. 3. Faktor yang mempengaruhi: 1. kualitas alat ukur. 2. kecakapan yang mengukur. 3. Jumlah pengukuran. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 29
  • 30. Instrumen mana yang lebih akurat? PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 30
  • 31. Angka Penting Bagaimana hasil menentukan jumlah angka penting dari operasi matematik suatu nilai? Jumlah angka penting jawaban hasil operasi perkalian dan pembagian harus sama dengan jumlah angka penting dari kuantitas yang memiliki angka penting paling sedikit. Berlaku juga untuk penjumlahan dan pengurangan. Angka penting paling sedikit berarti akurasi rendah. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 31
  • 32. Angka Penting Ghozalighozalu Arnold Deddy Ngepodcast Pasti berangkat Berangkat kalau selfie selesai Tidak tahu pasti jadi podcast atau tidak PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 32
  • 33. Angka Penting Ghozalighozalu Arnold Deddy Ngepodcast Pasti berangkat Pasti akan podcast. Pasti berangkat PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 33
  • 34. Angka Penting Luas permukaan persegi di samping adalah: 𝐿 = 𝑝 ⋅ 𝑙 L = 5.9 ⋅ 6.9 L = 40.71 𝑐𝑚2 Panjang = (5.9 ± 0.1) cm lebar = (6.9 ± 0.1) cm Empat angka penting Cara penulisan yang tidak dibenarkan Masing-masing panjang dan lebar memiliki dua angka penting maka hasil perhitungan juga harus memiliki dua angka penting. INGAT!!! Cara penulisannya yang tidak dibenarkan, bukan hasil perkaliannya. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 34
  • 35. Angka Penting Luas permukaan persegi di samping adalah: 𝐿 = 𝑝 ⋅ 𝑙 L = 5.9 ⋅ 6.9 L = 40.71 𝑐𝑚2 Panjang = (5.9 ± 0.1) cm lebar = (6.9 ± 0.1) cm Seharusnya 𝐿 = 40 𝑐𝑚2. Hanya terdiri atas dua angka penting. Bagaimana dengan angka dibelakang koma? PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 35
  • 36. Angka Penting • Panjang = (5.9 ± 0.1) cm artinya rentangnya adalah 5.8 hingga 6.0 cm. • Lebar = (6.9 ± 0.1) cm artinya rentangnya adalah 6.8 hingga 7.0 cm. • Rentang luasnya adalah 𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = 5.8 ⋅ 6.8 = 39 𝑐𝑚2 𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 = 6.0 ⋅ 7.0 = 42 𝑐𝑚2 • Faktanya hasil perhitungan sebelumnya adalah 40 cm2 yang berarada diantara 39 cm2dan 42 cm2. Panjang = (5.9 ± 0.1) cm Lebar = (6.9 ± 0.1) cm PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 36
  • 37. Angka Penting Bagaimana dengan angka nol? Angka nol dapat menjadi angka penting atau bukan angka penting • Angka nol yang digunakan untuk menunjukkan posisi desimal adalah bukan angka penting. Contoh: • Nilai 0.03 hanya memiliki satu angka penting yaitu 3. • 0.0075 memiliki dua angka penting yaitu 7 dan 5. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 37
  • 38. Angka Penting Angka nol ada setelah angka selain nol, mengakibatkan kerancuan • Tidak ada informasi apakah angka nol tersebut menunjukkan posisi desimal atau memang berperan sebagai angka penting. • 1 500 g berapa angka penting? • Gunakan bilangan 10 berpangkat untuk mengatasi kerancuan. • Misal 1.5 × 103 jika hanya terdiri dari dua angka penting, 1.50 × 103 untuk tiga angka penting, dan 1.500 × 103 untuk empat angka penting PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 38
  • 39. Pembulatan Pembulatan angka penting untuk mempertahankan akurasi hasil perhitungan berdasarkan data yang tersedia PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 39
  • 40. Pembulatan Ketika melakukan pembulatan, kita harus mengetahui angka setelah angka penting terakhir Prosedur pembulatan 1. Jika angkanya kurang dari 5, maka hilangkan semua yang berada disebelah kanan angka penting terakhir. 2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan ke atas. 3. Jika angkanya sama dengan 5, maka bulatkan sehingga angka penting terakhir menjadi genap. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 40
  • 41. Pembulatan Bulatkan nilai 47.2718 dengan empat angka penting! •Angka pertama adalah 4, kedua adalah 7, ketiga adalah 2, keempat adalah 7 (angka penting terakhir), dan kelima adalah 1. •Angka setelah angka penting terakhir kurang dari 5, yaitu 1, maka hilangkan semua angka setelah angka penting terakhir menjadi 47.27. Prosedur pembulatan 1. Jika angkanya kurang dari 5, maka hilangkan semua yang berada disebelah kanan angka penting terakhir. 2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan ke atas. 3. Jika angkanya sama dengan 5, maka bulatkan sehingga angka penting terakhir menjadi genap. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 41
  • 42. Pembulatan Bulatkan nilai 4.778 dengan tiga angka penting! •Angka pertama adalah 4, kedua adalah 7, ketiga adalah 7. •Angka penting terakhir adalah 7, sedangkan angka berikutnya adalah 8. Sehingga angka dibulatkan menjadi 4.78. Prosedur pembulatan 1. Jika angkanya kurang dari 5, maka hilangkan semua yang berada disebelah kanan angka penting terakhir. 2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan ke atas. 3. Jika angkanya sama dengan 5, maka bulatkan sehingga angka penting terakhir menjadi genap. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 42
  • 43. Pembulatan Bulatkan nilai 512.435 dengan lima angka penting! •Angka pertama adalah 5, kedua adalah 1, ketiga adalah 2, angka keempat adalah 4, dan angka kelima adalah 3. •Angka penting terakhir adalah 3 yang bersifat ganjil, maka angka dibulatkan menjadi 512.44. Prosedur pembulatan 1. Jika angkanya kurang dari 5, maka hilangkan semua yang berada disebelah kanan angka penting terakhir. 2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan ke atas. 3. Jika angkanya sama dengan 5, maka bulatkan sehingga angka penting terakhir menjadi genap. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 43
  • 44. Pembulatan Bulatkan nilai 20.25 dengan tiga angka penting! •Angka pertama adalah 2, kedua adalah 0, ketiga adalah 2. •Angka penting terakhir adalah 2 yang bersifat genap, maka hilangkan angka 5 dan dibulatkan menjadi 20.2. Prosedur pembulatan 1. Jika angkanya kurang dari 5, maka hilangkan semua yang berada disebelah kanan angka penting terakhir. 2. Jika angkanya lebih dari 5, maka bulatkan ke atas. 3. Jika angkanya sama dengan 5, maka bulatkan sehingga angka penting terakhir menjadi genap. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 44
  • 45. Pembulatan Operasi perkalian seringkali menghasilkan nilai yang sangat besar dan jumlah angkanya melebihi jumlah angka penting. Contoh: 652 357.4165 · 35.72 = 23 302 206.91738 INGAT kembali kaidah penulisan angka penting!!! Berapa jumlah angka penting paling sedikit dari perhitungan di atas? Hanya ada empat angka, yaitu 3, 5, 7, dan 2 dari angka 35.72 Jawaban hasil perkalian harus memiliki empat angka penting PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 45
  • 46. Pembulatan Dengan kaidah yang telah dipelajari, bulatkan hasilnya 652 357.4165 · 35.72 = 23 302 206.91738 Jawaban terdiri atas empat angka penting yaitu 2, 3, 3, 0. Bagaimana dengan sisanya? Dibulatkan. Angka setelah angka penting terakhir adalah 2 Tidak dibulatkan ke atas, jadi angka penting terakhir tetap 0. Hasilnya jadi 23 300 000 Menimbulkan kerancuan Hasil yang dilaporkan 2.330 × 107 Ubah menjadi perkalian dengan 10 pangkat. Tetap empat angka penting PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 46
  • 47. Pembulatan Quick quiz Tuliskan hasilnya dengan kaidah penulisan yang benar! 1.02467 ⋅ 10−8 1.06 ⋅ 10−11 = 0.9666698113207547169811320754717 ⋅ 103 1. Identifikasi kuantitas dengan angka penting paling sedikit. 2. Identifikasi angka setelah angka penting terakhir. 3. Lakukan pembulatan. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 47
  • 48. Vektor Gaya OPERASI DASAR VEKTOR PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 48
  • 49. Skalar dan Vektor SKALAR Memiliki magnitudo. Tidak memiliki arah. Contoh: volume, waktu, massa, suhu. VEKTOR Memiliki magnitudo. Memiliki Arah. Contoh: kecepatan, gaya, momen, berat. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 49
  • 50. Vektor 1. Secara grafis digambarkan sebagai garis yang panjangnya sebanding dengan magnitudonya. 2. Tanda panah yang menunjukkan arahnya. 3. Notasi vektor: Huruf tercetak tebal A (𝐴 untuk tulis tangan). 4. Notasi magnitudo vektor: |A| atau A (tidak tercetak tebal). 5. Titik awal vektor pada titik O disebut ekor atau tail sedangkan anak panahnya disebut kepala atau head. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 50
  • 52. Perkalian vektor dengan skalar 1. Perkalian dan pembagian dengan sekalar adak mengubah magnitudonya. 2. Jika dikalikan dengan skalar yang bernilai negatif, maka arahnya akan berlawanan dari sebelumnya PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 52
  • 54. Metode Jajargenjang 1. Gabungkan ekor dari kedua vektor sehingga bertemu pada satu titik. 2. Buatlah garis pandu yang sejajar vektor B dengan titik awal dari kepala vektor A. Kemudian lakukan hal yang sama untuk vektor yang lain. Kedua garis pandu akan berpotongan pada titik P. 3. Gambar vektor resultan R dari perpotongan ekor (titik O) menuju titik perpotongan garis pandu kedua vektor (titik P). PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 54
  • 55. Metode Segitiga Vektor B digeser posisinya sedemikian rupa sehingga kepala vektor A dan ekor vektor B bertemu pada titik yang sama PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 55
  • 56. Penjumlahan vektor bersifat komutatif A + B = B + A PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 56
  • 57. Penjumlahan vektor bersifat asosiatif (A+B) + C + D = A + (B + C) + D = A + B + (C + D) PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 57
  • 58. Pengurangan vektor A - B = A + (-B) PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 58
  • 59. PRINSIP DASAR DAN VEKTOR 59

Editor's Notes

  1. Contoh untuk no 2: Gravitasi, Tarik menarik dua benda bermassa
  2. 9.67 x 10^2
  3. Line of action = garis aksi gaya = garis kerja gaya