5. Sayyidina ali bin abi thalib
Perkawinan Abu Thalib bin Abdul-Muttalib bin Hasyim bin
Abdul Manaf dengan Fatimah binti Asad bin Hasyim bin
Abdul-Manaf merupakan pertama kali terjadi antara sesama
keluarga Hasyim. Moyang mereka bertemu pada Hasyim,
meskipun Asad hanya saudara seayah dengan Abdul-Muttalib.
Dari pasangan ini kemudian lahir anak laki-laki, yang oleh
ibunya ketika lahir diberi nama Haidarah, atau yang berarti
singa, seperti nama ayahnya, Asad, yang juga berarti singa.
Tetapi Abu Talib memberi nama, Ali yang berarti luhur, tinggi
dan agung, nama yang kemudian lebih dikenal, nama yang
memang sesuai dengan sifat-sifatnya.
Nama lengkapnya Ali Ibnu Abi Thalib Abd al-Muthalib ibnu
Hasyim Ibnu Manaf al-Quraisy, dengan ibunya Fatimah binti
Asad Ibnu Hasyim Ibnu abd al-Manaf.5 Nama tersebut
merupakan pemberian Muhammad, setelah ia lahir di Mekkah
10 tahun sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul.
5
6. Ia dilahirkan di Mekkah, tempatnya di ka‟bah Masjidil
Haram, di kota kelahiran Bani Hasyim, jumát 13 rajab
(sekitar tahun 600 Masehi). Dan ada pendapat lain
mengenai tahun kelahiran ini. Kalaw diaktakan ia lahir tiga
puluh dua tahun setelah kelahiran Muhammad, berdasarka
sejarah mencatat, pada umumnya menyebutkan, bahwa
sepupunya itu lahir pada tahun 570 Masehi.2 Semenjak
masa bayi Ali diasuh oleh Nabi Muhammad SAW sendiri,
karena Nabi dulunya juga diasuh oleh Abu Thalib, ayah Ali.
6
7. 7
Beberapa kalangan ulama berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib lahir pada tahun ke
10 sebelum Nabi Muhammad SAW memulai kenabiannya atau pada sekitar tahun
599 atau 600 Masehi . Pada saat lahir, sebenarnya Ali bin Abi Thalib bernama
Haydar bin Abu Thalib yang artinya singa dari keluarga Abu Thalib, namun
Rasulullah SAW tidak begitu menyukai nama tersebut dan beliau SAW
memanggilnya dengan nama Ali yang memiliki arti “yang tinggi derajatnya disisi
Allah”.
Ali bin Abi Thalib adalah laki-laki berkulit sawo matang, bola mata beliau besar dan
agak kemerah-merahan. Untuk ukuran orang Arab, beliau termasuk pendek, tidak
tinggi dan berjanggut lebat. Dada dan kedua pundaknya putih. Rambut di dada dan
pundaknya cukup lebat, berwajah tampan, memiliki gigi yang rapi, dan ringan
langkahnya (ath-Thabaqat al-Kubra, 3: 25)
8. Didalam hadist
Rasulullah SAW bersabda: “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga,
Ali di surga, Thalhah di surga, az-Zubair di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di
surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Abu Ubaidah bin
al-Jarrah di surga.” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Albani).
8
9. Bergelar Karramallahu Wajhah
9
Sayidina Ali digelari atau didoakan dengan karromallahu wajhah karena dua
alasan:
1. Wajahnya tidak pernah bersujud kepada selain Allah SWT sejak sebelum
memeluk Islam .
2. Mata Sayidina Ali tidak pernah melihat kemaluan sendiri, lebih-lebih milik
orang lain. Walupun beliau istinja', beliau berusaha memalingkan wajahnya
untuk tidak sampai melihat kemaluannya.
10. Julukan
Ketika Muhammad mencari Ali menantunya, ternyata Ali sedang tidur. Bagian atas
pakaiannya tersingkap dan debu mengotori punggungnya. Melihat itu Muhammad pun lalu
duduk dan membersihkan punggung Ali sambil berkata, "Duduklah wahai Abu Turab,
duduklah." Turab yang berarti debu atau tanah dalam bahasa Arab. Julukan tersebut adalah
julukan yang paling disukai oleh Ali
10
11. Masa kepemimpinan
Setelah Rasullulah SAW wafat, kepemimpinan
umat islam dipegang oleh Khulafair Rasyidin.
Setelah peristiwa terbunuhnya khalifah Utsman
bin Affan, masyarakat Arab kemudian meminta
dan membaiat Ali bin Abi Thalib untuk menjadi
pemimpin bagi mereka. Kepemimpinan Ali adalah
layaknya kepemimpinan Umar bin Khatab yang
keras dan disiplin. Ada beberapa hal yang
dilakukan Ali saat masa pemerintahannya yang
berlangsung selama lima tahun yakni dari tahun
656 – 661 M, antara lain menghapus nepotisme
dan memperluas pengaruh Islam ke dunia luar.
11
12. Ali Bin Abi Thalib adalah khalifah ke-Empat yang menjabat sebagai khalifah setelah
Usman Bin Affan.Ali memiliki ke istimewaan sendiri. Yang pertama seorang kaya-raya
tapi dermawan, dan lainnya, Áli, sederhana tapi tegas dan kaya ilmu. Sebutan Nabi
Muhammad Saw. Ali gerbang Ilmu, bukti pengakuan Rasulullah atas penguasaan ilmu
Ali.Tak heran bila Ali juga di kenal ahli hukum dan mujtahid yang darinya selalu keluar
pencerahan-pencerahan ilmiah dan spiritualitas.Sebagai “mata air “hikmah banyak
mewariskan kepada umat islam akan kehidupan, baik dalam memenuhi hajat profannya
(material) maupun sakralnya (akhirat). Dalam satu kesempatan misalnya, dia bertutur soal
hubungan manusia dengan sang khaliq. Katanya, “barang siapa telah memperbaiki
hubungannya dengan Allah, maka dia akan memperbaiki hubungannya dengan orang lain,
dan barang siapa telah memperbaiki urusan akhiratnya, maka dia akan memparbaiki
urusan duniannya”.
12
13. 13
Ali diwarisi berbagai pergolakan. Masa pemerintahannya penuh dengan cobaan. Ia berusaha
mengatasinya dengan menarik para amir yang sebelumnya diangkat oleh Usman bin Affan. Ia
juga mengambil alih tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan
hasil pendapatan kepada negara. Ali mengembalikan sistem distribusi pajak tahunan di antara
orang Islam yang pernah diterapkan pendahulunya Umar bin Khattab. Pemberontakan yang
dihadapi Ali bin Abi Talib di antaranya datang dari Talhah, Zubair, dan Aisyah. Mereka mengecam
Ali yang tak mau menghukum pembunuh Usman. Mereka minta agar ada pembalasan. Ali yang
ingin menghindari perang, mengirim surat ke Talhah dan Zubair agar keduanya mau berunding
untuk menyelesaikan perakara itu secara damai.
14. 14
keunggulan kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
1)Beliau pemimpin yang dekat dengan rakyat
2)Beliau pemimpin yang selalu memuliakan ulama
3)Beliau pemimpin yang adil
4)Beliau pemimpin yang bijaksana
5)Beliu pemimpin yang sederhana
6)Beliau pemimpin yang takwa
7)Beliau pemimpin yang dermawan
8)Beliau pemimpin yang menjadi teladan bagi rakyatnya
9)Beliau pemimpin yang tegas
10)Beliau pemimpin yang loyalitas terhadap amanah
15. Keteladanan sayyidina ali bin abi thalib
pemberani Berani berkorban Zuhud terhadap dunia
taqwa kedermawanan
15
16. Akhir dari kepemimpinan ali bin abi thalib
16
Di akhir masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, umat terpecah menjadi tiga
golongan, yakni: Muawiyah Syiah, pengikut Abdullah bin Saba' al-Yahudi yang
menyusup barisan tentara Ali bin Abi Talib Al Khawarij, orang-orang yang keluar
dari barisan Ali bin Abi Talib Ini menyebabkan tentara makin lemah. Hingga pada
20 Ramadan 40 H atau 660 M, Ali bin Abi Talib dibunuh oleh Abdullah bin Muljam,
anggota Khawarij.
17. Prestasi Ali bin Abi Thalib
Sebagai Khalifah
17
Selama menjabat sebagai khalifah, berikut ini adalah prestasi yang
telah beliau capai dalam pemerintahannya berdasarkan buku
Sejarah Peradaban Islam oleh Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah
(2015: 112-114), yaitu antara lain:
1. Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap
Khalifah Ali bin Abi Thalib menginginkan pemerintahan yang efektif
dan efisien. Oleh karena itu, beliau kemudian mengganti pejabat-
pejabat yang kurang cakap dalam bekerja.
18. 18
2. Membenahi Keuangan Negara (Baitul Mal)
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak kerabatnya yang
diberi fasilitas negara. Khalifah Ali bin Abi Thalib memiliki
tanggungjawab untuk membereskan permasalahan tersebut.
Beliau menyita harta para pejabat tersebut yang diperoleh secara
tidak benar. Harta tersebut kemudian disimpan di Baitul Mal dan
digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
19. 19
3. Memajukan Bidang Ilmu Bahasa
Pada saat Khalifah Ali bin Abi Thalib memegang pemerintahan, wilayah Islam
sudah mencapai India. Pada saat itu penulisan huruf hijaiyah belum dilengkapi
dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah, dhommah, dan syaddah. Hal itu
menyebabkan banyaknya kesalahan bacaan teks didaerah-daerah yang jauh dari
Jazirah Arab.
Untuk menghindari kesalahan fatal dalam bacaan Al Quran dan hadits, Khalifah Ali
bin Abi Thalib memerintahkan Abu Aswad ad Duali untuk mengembangkan pokok-
pokok ilmu nahwu, yaitu ilmu yang mempelajari tata bahasa Arab. Keberadaan
ilmu nahwu diharapkan dapat membantu orang-orang non-Arab dalam mempelajari
sumber utama agama Islam, yaitu Al Quran dan hadits.
20. 20
4. Bidang Pembangunan
Khalifah Ali bin Abi Thalib membangun Kota Kuffah secara khusus.
Pada awalnya Kota Kuffah disiapkan sebagai pusat pertahanan oleh
Mu'awiyah bin Abi Sofyan. Akan tetapi Kota Kuffah kemudian
berkembang menjadi pusat ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu nahwu, dan
ilmu pengetahuan lainnya.
21. Jangan gunakan ketajaman kata-katamu pada ibumu yang
mengajarimu cara berbicara.
“Ali bin Abi Thalib”
21