LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Pengukuran Volume Kayu Bulat
1. DASAR-DASAR
PENGUKURAN KAYU
DISAMPAIKAN DALAM DIKLAT
PEMBENTUKAN POLHUT
Oleh
Tafnaldi
Raswin, S. Hut
KEMENTERIAN KEHUTANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN
BALAI DIKLAT KEHUTANAN SAMARINDA
Samarinda, Desember 2011
3. BIODATA
Nama : Raswin, S. Hut
Lahir : Majalengka, 03 April 1981
Jabatan : Widyaiswara
Alamat : Komplek BDK Samarinda
Status : Nikah ( Istri 1 dan Anak 1)
Moto Hidup : Hidup di dunia hanya
sebentar berbuatlah baik untuk
dunia ini
e - mail : raswin@bdksamarinda.or.id
raswin.shut@gmail.com
Hp. 085224122941
4. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu
menjelaskan cara menghitung volume kayu bulat dan volume
kayu gergajian.
KEMENTRIAN KEHUTANAN
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo PP. No. 3 Tahun 2008 tentang
Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan
Hutan.
“Bahwa semua hasil hutan yang berasal dari hutan Negara dan Hutan Hak
dilakukan penetapan jenis, pengukuran volume/berat, dan/atau
penghitungan jumlah oleh petugas yang werwenang”
KEMENTRIAN KEHUTANAN
7. 1. Agar diperoleh keseragaman dalam cara
menetukan ukuran diameter, panjang dan isi
(volume) kayu.
2. Perhitungan harga jual /beli kayu
3. Perhitungan laba rugi perusahaan
4. Perhitungan upah buruh
5. Perhitungan pungutan oleh pemerintah
6. Penyusunan statistik hasil hutan
KEMENTRIAN KEHUTANAN
8. Apa itu kayu bulat
rimba.........?
P . 14 / VI-BPHH/2009
Kayu bulat rimba adalah bagian
batang/cabang dari semua jenis kayu
selain jenis kayu jati, terdiri dari
kayu bulat asal hutan alam dan
kayu bulat asal hutan tanaman.
KEMENTRIAN KEHUTANAN
9. Sistem satuan
Sistem satuan yang digunakan
adalah sistem metrik yaitu
centimeter, meter dan meter kubik
KEMENTRIAN KEHUTANAN
10. Alat ukur
1. Tongkat ukur (Scale stick)
2. Pita ukur (Roll meter) terbuat
dari bahan yang tidak mudah
berkembang, susut, patah atau
putus dan mudah dipergunakan
untuk mengukur
Alat ukur wajib dilaporkan ke BP2HP untuk
diregister dan dikalibrasi oleh instansi yang
berwenang
KEMENTRIAN KEHUTANAN
11. Pita ukur (Roll meter) Tongkat ukur (scale stick)
KEMENTRIAN KEHUTANAN
12. Tempat
Pengukuran
1. Pengukuran dilaksanakan oleh
GANISPHPL-PKB RI ditempat
penebangan kayu, tempat
pengumpulan kayu (TPn),
tempat Penimbunan Kayu (TPK)
atau tempat lain yang ditunjuk
2. Pemeriksaan hasil pengukuran
dilakukan oleh WASGANIS-PKB
RI di tempat tugasnya masing-
masing
KEMENTRIAN KEHUTANAN
13. Syarat
pelaksanaan
pangukuran kayu
bulat
1. Bebas banir, cabang, ranting telah
dikuliti, kedua bontosnya dipotong siku
dan rata.
2. Mudah dilakukan pengukuran.
3. Tempat terbuka dengan penerangan
yang cukup.
4. Pengukuran kayu dapat dilakukan di air
dengan syarat sekurang-kurangnya ¼
bagian terapung di atas air
KEMENTRIAN KEHUTANAN
14.
15. Penetapan jenis
kayu
1. Jenis kayunya
2. Ciri kasar/ciri umum
3. Mengamati ciri anatomi kayu
KEMENTRIAN KEHUTANAN
16. Pengukuran Diameter
Diameter adalah angka rata-rata diameter pangkal dan
diameter ujung.
• Pengukuran diameter dilakukan tanpa kulit, dalam
satuan centimeter dengan kelipatan 1 cm penuh.
Contoh : Pengukuran sebenarnya d1 =
45,6 cm 45 cm
39,9 cm 39 cm
KEMENTRIAN KEHUTANAN
17. d1 d2 d4
d3
du
dp
dp = d1 + d2 Keterangan:
dp = diameter pangkal.
2 d1 = diameter terpendek pada pangkal.
du = d3 + d4 d2 = diameter terpanjang pada pangkal.
dp = diameter ujung.
2
d3 = diameter terpendek pada ujung.
d = dp + du d4 = diameter terpanjang pada ujung.
2
KEMENTRIAN KEHUTANAN
18. Ketentuan Pengukuran Diameter
1. Pengukuran diameter untuk KB hutan alam dan hutan
tanaman dengan panjang > 5 m.
Dilakukan dengan merata-ratakan diameter pangkal (dp) dan
diameter ujung (du).
d = dp + du
2
2. Pengukuran diameter untuk KB hutan tanaman dengan
panjang ≤ 5 m.
Hanya dilakukan pada satu bontos terkecil (bontos ujung).
d = du
KEMENTRIAN KEHUTANAN
19. Lanjutan
3. Pengukuran diameter apabila terdapat
tonjolan lebih dari ½ panjang kayu.
Diameter diukur termasuk tonjolan tersebut.
x
d1
d2
dp = d1 + d2 termasuk x.
2
KEMENTRIAN KEHUTANAN
20. Lanjutan
4. Pengukuran diameter apabila terdapat
tonjolan kurang dari ½ panjang kayu.
Diukur dengan mengabaikan tonjolan tersebut.
X
d2
d1
dp = d1 + d2 tidak termasuk X.
2
KEMENTRIAN KEHUTANAN
21. Lanjutan
5. Pengukuran diameter apabila terdapat
pecah bontos.
Diameter diukur dengan mengurangi pecah
bontos tersebut.
x
d1
d2
dp = d1 + (d2 – x )
2
KEMENTERIAN KEHUTANAN
22. Lanjutan
6. Dalam hal potongan bontos miring.
d2
d’2
d1
dp = d1 + d2 dp = d1 - d2
Dan bukan
2 2
KEMENTRIAN KEHUTANAN
23. Pengukuran Panjang Kayu Bulat
1. Panjang adalah jarak terpendek antara
kedua bontos dan sejajar dengan sumbu
kayu.
2. Panjang kayu bulat rimba diukur dalam
satuan meter dengan kelipatan 10 cm dan
pembulatan ke bawah.
No. Panjang Sebenarnya Panjang yang di Catat
1. 8, 19 m 8, 10 m
2. 8, 10 m 8, 10 m
3. 8, 65 m 8, 60 m
KEMENTRIAN KEHUTANAN
26. Lanjutan
3. Apabila bontos siku tetapi tidak rata.
a. Apabila pusat bontos masih berada
didalam ½ lingkaran bontos.
p’
B
P
P = Panjang kayu, bukan p’.
B = Pusat Bontos.
KEMENTRIAN KEHUTANAN
27. Lanjutan
b. Apabila pusat bontos berada di luar ½ lingkaran
bontos
P
B
p’
P = Panjang kayu bukan p’
B = Pusat Bontos
KEMENTRIAN KEHUTANAN
28. Lanjutan
4. Apabila bontos tidak siku.
P
p’
P = Panjang kayu bukan p’.
B = Pusat Bontos.
KEMENTRIAN KEHUTANAN
29. Rumus Penetapan isi (Volume) Kayu Bulat
1. Rumus penetapan isi untuk kayu bulat berasal
dari hutan alam dan hutan tanaman dengan
panjang lebih dari 5 meter serta kayu bulat yang
berasal dari hutan tanaman dengan panjang
kurang dari 1 meter
Penetapan isi kayu bulat rimba diperoleh
berdasarkan rumus brereton metrik, yaitu
I = 0,7854 x d2 x p ( m3)
Menggunakan tabel A
10.000
KEMENTRIAN KEHUTANAN
30. Lanjutan
2. Penetapan isi untuk kayu bulat khusus dari hutan
tanaman dengan panjang 1 meter sampai dengan 5
meter
Hanya menggunakan diameter ujung (du) dan
mengabaikan dp serta menggunakan tabel B, rumus
menghitung volume :
a. Kelompok panjang 1,00 m – 1,50 m
I = 0,7854 x (1,0134 d + 0,3537)2 x p (m3)
10.000
KEMENTRIAN KEHUTANAN
31. Lanjutan
b. Kelompok Panjang 1,60 m – 3,00 m
I = 0,7854 x (1,0223 d + 0,7962)2 x p (m3)
10.000
c. Kelompok Panjang 3,10 m – 4,00 m
I = 0,7854 x (1,0220 d + 1,2534)2 x p (m3)
10.000
d. Kelompok Panjang 3,10 m – 4,00 m
I = 0,7854 x (1,0171 d + 1,8493)2 x p (m3)
10.000
KEMENTRIAN KEHUTANAN
32. 2. Penetapan isi untuk kayu bulat kecil
a. Kayu bulat kecil adalah kayu bulat dengan
diameter kurang dari 30 cm.
b. Panjang, lebar dan tinggi tumpukan diukur
dengan satuan meter dengan kelipatan 10 cm
penuh
Contoh :
Panjang : 3,55 m = 3, 50 m
Lebar : 2,78 m = 2, 70 m
Tinggi : 1, 37 m = 1, 30 m
KEMENTRIAN KEHUTANAN
33. Lanjutan
c. Penetapan isi KBK dengan cara menetapkan isi
tumpukan dalam satuan stapel meter (SM), SM
tergantung jenis kayunya.
Rumus : Dimana :
SM = P x L x T
t1
P = p1 + p2
t2
2
p2
L = l1 + l2
l1
2
l2
T = t1 + t2
p1
2
KEMENTRIAN KEHUTANAN
34.
35. Lanjutan
d. Penulisan isi KBK secara desimal tiga angka di
belakang koma
Contoh soal :
Diketahui tumpukan KBK dengan ukuran :
P = 2,60 m L = 1,80 m T = 1,20 m
Ditanya : Isi KBK...........?
Isi =PxLxT
= 2,60 x 1,80 x 1,20
=5,616 sm ,misal 1 SM = 0,60 m3 maka
= 5,616 x 0,60 m3
= 3,369 m3 = 3,37 m3
KEMENTRIAN KEHUTANAN
36. P. 02 / VI-BPHH / 2005
Kayu gergajian adalah kayu persegi
empat dengan ukuran tertentu yang
diperoleh dengan menggergaji kayu
bundar atau kayu lainnya
Sistem Satuan
Sistem satuan metrik yaitu
centimeter, meter dan meter kubik.
Dimensi kayu gergajian meliputi
panjang (p), lebar (l) dan tebal (t)
KEMENTRIAN KEHUTANAN
37. Alat Ukur
1. Pita ukur (roll meter) 3. Penggaris (mistar)
2. Pita ukur (roll meter)
KEMENTRIAN KEHUTANAN
38. Pengukuran Panjang, Lebar dan Tebal
Kayu Gergajian
1. Panjang (p)
a. Panjang diukur menurut jarak yang terpendek
antar kedua bontos
b. Ukuran panjang dinyatakan dalam kelipatan 10 cm
penuh
c. Kayu diletakan sedemikian rupa sehingga panjang
yang sedang diukur berada di atas
KEMENTRIAN KEHUTANAN
39. Lanjutan
Contoh :
P1 = 2,71 m diubah ke cm menjadi 271 cm
P2 = 2,70 m diubah ke cm menjadi 270 cm
P3 = 2,72 m diubah ke cm menjadi 272 cm
Panjang kayu diukur pada bagian p2 (bagian
terpendek) dan ukuran panjang kayu gergajian tersebut
adalah 270 cm
KEMENTRIAN KEHUTANAN
40. 2. Lebar ( l )
a. Lebar diukur pada bagian tersempit
b. Ukuran lebar dinyatakan dalam kelipatan 1
centimeter penuh
c. Kayu diletakan sedemikian rupa sehingga
muka lebar yang sedang diukur berada
disebelah atas
KEMENTRIAN KEHUTANAN
41. Lanjutan
Contoh :
l1 = 21,1 cm
l2 = 22,9 cm
l3 = 21,8 cm
Lebar kayu gergajian tersebut diukur pada l1 (bagian
tersempit) dan ukuran lebar tersebut adalah 21 cm
(dalam kelipatan 1 cm penuh)
KEMENTRIAN KEHUTANAN
42. 3. Tebal ( t )
a. Tebal diukur pada bagian tertipis
b. Ukuran tebal dinyatakan dalam kelipatan 1
centimeter penuh
c. Kayu diletakan sedemikian rupa sehingga
muka tebal yang sedang diukur berada
disebelah atas
KEMENTRIAN KEHUTANAN
43. Lanjutan
Contoh :
t1 = 4,1 cm
t2 = 4,5 cm
t3 = 3,4 cm
Lebar kayu gergajian tersebut diukur pada t3 (bagian
tertipis) dan ukuran tebal tersebut adalah 3 cm (dalam
kelipatan 1 cm penuh)
KEMENTRIAN KEHUTANAN
44. 4. Rumus Penetapan Isi Kayu Gergajian
I = p x l x t (m3)
10.000
Keterangan :
p = panjang terpendek
l = lebar tersempit
t = tebal tertipis
10.000 = pembagian untuk konversi satuan
centimeter ke meter
KEMENTRIAN KEHUTANAN
45. PESAN HARI INI
Sedekah yang paling utama adalah belajar
suatu ILMU, kemudian ia mengajarkannya
kepada orang lain
TERIMAKASIH..................................
KEMENTRIAN KEHUTANAN