Riba (bunga) akan merajalela menjelang hari kiamat. Hal ini terbukti dengan banyaknya bank dan orang yang terlibat dalam transaksi ribawi saat ini. Manusia juga tidak lagi memilih cara yang halal untuk mencari nafkah dan tidak peduli berasal dari sumber yang halal atau haram. Ini sesuai dengan prediksi dalam hadis Nabi tentang munculnya zaman dimana orang tidak memperdulikan lagi sumber uangnya.
1. Hadis Nabi menyebutkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, mengikuti jejak umat Yahudi dan Nasrani yang terpecah menjadi 71 dan 72 golongan. Perpecahan ini dianggap pasti terjadi meski logika belum dapat membuktikannya.
2. Alquran dan hadis melarang umat berpecah dan mengikuti hawa nafsu. Termasuk ayat yang melarang bercerai-berai dan berselisih serta memerintahkan teg
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang realita kebangkitan Islam dan perselisihan antar kelompok Islam akibat ketidaktahuan akan kekuatan mereka dan perbedaan dalam memahami al-Quran dan sunnah.
2. Kelompok-kelompok Islam disarankan untuk bersatu dalam membangun kembali kejayaan Islam dengan meninggalkan perselisihan dan saling tolong menolong berdasarkan kebenaran.
Dokumen tersebut membahas tiga poin utama tentang qadha' puasa Ramadhan, yaitu: 1) Tidak wajib dilakukan segera dan boleh ditunda hingga bulan Sya'ban; 2) Tidak perlu dilakukan secara berturut-turut, boleh dipisah; 3) Jika seseorang meninggal dengan hutang puasa nadzar, walinya harus menggantikannya dengan berpuasa, tidak untuk puasa Ramadhan atau lainnya
Qadar merupakan salah satu rukun iman yang meyakini bahwa segala yang terjadi, baik dan buruk berasal dari kehendak Allah. Iman akan qadar mencakup kepercayaan bahwa Allah mengetahui, mencatat, menghendaki, dan menciptakan segala sesuatu. Manusia hanya mahluk ciptaan Allah yang tidak dapat menolak takdir-Nya. Petunjuk dan kesesatan seseorang juga ditentukan oleh Allah berdasarkan ra
Riba (bunga) akan merajalela menjelang hari kiamat. Hal ini terbukti dengan banyaknya bank dan orang yang terlibat dalam transaksi ribawi saat ini. Manusia juga tidak lagi memilih cara yang halal untuk mencari nafkah dan tidak peduli berasal dari sumber yang halal atau haram. Ini sesuai dengan prediksi dalam hadis Nabi tentang munculnya zaman dimana orang tidak memperdulikan lagi sumber uangnya.
1. Hadis Nabi menyebutkan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan, mengikuti jejak umat Yahudi dan Nasrani yang terpecah menjadi 71 dan 72 golongan. Perpecahan ini dianggap pasti terjadi meski logika belum dapat membuktikannya.
2. Alquran dan hadis melarang umat berpecah dan mengikuti hawa nafsu. Termasuk ayat yang melarang bercerai-berai dan berselisih serta memerintahkan teg
Tiga kalimat ringkasan dari dokumen tersebut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang realita kebangkitan Islam dan perselisihan antar kelompok Islam akibat ketidaktahuan akan kekuatan mereka dan perbedaan dalam memahami al-Quran dan sunnah.
2. Kelompok-kelompok Islam disarankan untuk bersatu dalam membangun kembali kejayaan Islam dengan meninggalkan perselisihan dan saling tolong menolong berdasarkan kebenaran.
Dokumen tersebut membahas tiga poin utama tentang qadha' puasa Ramadhan, yaitu: 1) Tidak wajib dilakukan segera dan boleh ditunda hingga bulan Sya'ban; 2) Tidak perlu dilakukan secara berturut-turut, boleh dipisah; 3) Jika seseorang meninggal dengan hutang puasa nadzar, walinya harus menggantikannya dengan berpuasa, tidak untuk puasa Ramadhan atau lainnya
Qadar merupakan salah satu rukun iman yang meyakini bahwa segala yang terjadi, baik dan buruk berasal dari kehendak Allah. Iman akan qadar mencakup kepercayaan bahwa Allah mengetahui, mencatat, menghendaki, dan menciptakan segala sesuatu. Manusia hanya mahluk ciptaan Allah yang tidak dapat menolak takdir-Nya. Petunjuk dan kesesatan seseorang juga ditentukan oleh Allah berdasarkan ra
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahRa Hardianto
Penggunaan istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sudah ada sejak generasi pertama umat Islam untuk
menyebut mereka yang memegang teguh sunnah Nabi dan menolak bid'ah. Beberapa ulama salaf seperti Ibnu
Abbas, Ayyub as-Sikhtiyani, Sufyan ats-Tsaury, dan Fudhail bin Iyadh telah menggunakan istilah ini.
Kemudian istilah ini diikuti oleh ulama-ulama besar seperti Imam Ahmad bin Han
Tokoh-tokoh yang memperkenalkan bid'ah (ajaran sesat) dan menyebabkan perpecahan umat Islam diuraikan. Beberapa tokoh tersebut adalah Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba' yang mempromosikan campuran antara bid'ah Khawarij dan Syi'ah, Ma'bad Al-Juhani yang mempromosikan pemikiran sesat tentang takdir, Ghailan Ad-Dimasyqi yang menyebarkan pemikiran sesat tentang takdir dan tafsir Al-Quran, serta Al-Ja'd
Perpecahan umat Islam pertama kali muncul dari ajaran sesat Saba'iyah yang disebarkan oleh Ibnu Saba'. Ajaran ini kemudian membentuk dua kelompok besar, yaitu Khawarij dan Syi'ah. Perpecahan sebenarnya terjadi setelah kematian Utsman bin Affan. Para sahabat tidak pernah terpecah atau mengajarkan ajaran sesat, dan justru menentang keras terbentuknya perpecahan.
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...Ra Hardianto
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ada pendapat bahwa hadis shahih yang bertentangan dengan Al-Qur'an harus ditolak, namun ini keliru karena tidak mungkin Rasulullah memberikan keterangan yang bertentangan dengan Al-Qur'an.
2. Hadis tentang mayit yang disiksa karena tangisan keluarga dapat ditafsirkan secara kontekstual, yaitu hanya bagi mayit yang sengaja tidak menasihati keluarga agar tidak berduka ber
Teks ini membahas definisi istilah "salaf" secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, salaf berarti orang-orang yang mendahului dalam ilmu, iman, dan kebaikan. Secara istilah, salaf merujuk khusus kepada para sahabat Nabi dan generasi-generasi awal Muslim setelahnya yang mengikuti teladan mereka. Teks ini juga menjelaskan pandangan ulama salaf awal tentang pentingnya mengikuti teladan salaf dalam
Dokumen tersebut membahas hukum menanamkan saham di bank yang beroperasi dengan sistem bunga. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa bank didirikan atas dasar riba, yang dilarang dalam Alquran. Ia mengutip beberapa ayat Alquran dan hadis yang melarang riba. Karena itu, menanamkan saham di bank tersebut diharamkan. Para ulama dan da'i juga memiliki tanggung jawab besar untuk menjelask
Enam rukun iman menurut al-Firqah an-Najiyah meliputi: (1) iman kepada Allah sebagai pencipta dan pemberi rezeki; (2) iman kepada malaikat sebagai hamba Allah yang melaksanakan perintah-Nya; (3) iman kepada kitab-kitab suci seperti Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran sebagai wahyu Allah; (4) iman kepada nabi dan rasul seperti Nabi Muhammad sebagai ut
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum berbagai aturan Islam tentang cara melaksanakan jenazah dan ziarah kubur.
2. Mencakup topik seperti takziyah, manfaat bagi mayyit, dan larangan-larangan saat berziarah kubur.
3. Memberikan penjelasan singkat tentang berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait dengan jenazah dan kuburan menurut ajar
Ringkasan dokumen tersebut membahas cara pelaksanaan jenazah secara Islam yang mencakup memandikan dan mengkafani jenazah, serta mengantarkannya ke pemakaman. Beberapa poin penting adalah memandikan minimal 3 kali dengan campuran sabun atau wangi-wangian, menutup seluruh tubuh dengan kain kafan putih, dan mengantar jenazah secara cepat tanpa acara tambahan.
Ringkasan dokumen tersebut memberikan informasi tentang cara pelaksanaan jenazah secara umum, meliputi hal-hal yang harus dilakukan ketika seseorang sakit, menjelang ajal, setelah meninggal, tindakan kerabat dan orang lain, serta larangan dan tanda-tanda kematian yang baik.
Sejarah munculnya-istilah-ahlus-sunnah-wal-jama-ahRa Hardianto
Penggunaan istilah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sudah ada sejak generasi pertama umat Islam untuk
menyebut mereka yang memegang teguh sunnah Nabi dan menolak bid'ah. Beberapa ulama salaf seperti Ibnu
Abbas, Ayyub as-Sikhtiyani, Sufyan ats-Tsaury, dan Fudhail bin Iyadh telah menggunakan istilah ini.
Kemudian istilah ini diikuti oleh ulama-ulama besar seperti Imam Ahmad bin Han
Tokoh-tokoh yang memperkenalkan bid'ah (ajaran sesat) dan menyebabkan perpecahan umat Islam diuraikan. Beberapa tokoh tersebut adalah Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba' yang mempromosikan campuran antara bid'ah Khawarij dan Syi'ah, Ma'bad Al-Juhani yang mempromosikan pemikiran sesat tentang takdir, Ghailan Ad-Dimasyqi yang menyebarkan pemikiran sesat tentang takdir dan tafsir Al-Quran, serta Al-Ja'd
Perpecahan umat Islam pertama kali muncul dari ajaran sesat Saba'iyah yang disebarkan oleh Ibnu Saba'. Ajaran ini kemudian membentuk dua kelompok besar, yaitu Khawarij dan Syi'ah. Perpecahan sebenarnya terjadi setelah kematian Utsman bin Affan. Para sahabat tidak pernah terpecah atau mengajarkan ajaran sesat, dan justru menentang keras terbentuknya perpecahan.
Sebagian orang-berkata-apabila-hadits-shahih-bertentangan-dengan-al-qur-an-ma...Ra Hardianto
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ada pendapat bahwa hadis shahih yang bertentangan dengan Al-Qur'an harus ditolak, namun ini keliru karena tidak mungkin Rasulullah memberikan keterangan yang bertentangan dengan Al-Qur'an.
2. Hadis tentang mayit yang disiksa karena tangisan keluarga dapat ditafsirkan secara kontekstual, yaitu hanya bagi mayit yang sengaja tidak menasihati keluarga agar tidak berduka ber
Teks ini membahas definisi istilah "salaf" secara bahasa dan istilah. Secara bahasa, salaf berarti orang-orang yang mendahului dalam ilmu, iman, dan kebaikan. Secara istilah, salaf merujuk khusus kepada para sahabat Nabi dan generasi-generasi awal Muslim setelahnya yang mengikuti teladan mereka. Teks ini juga menjelaskan pandangan ulama salaf awal tentang pentingnya mengikuti teladan salaf dalam
Dokumen tersebut membahas hukum menanamkan saham di bank yang beroperasi dengan sistem bunga. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menjelaskan bahwa bank didirikan atas dasar riba, yang dilarang dalam Alquran. Ia mengutip beberapa ayat Alquran dan hadis yang melarang riba. Karena itu, menanamkan saham di bank tersebut diharamkan. Para ulama dan da'i juga memiliki tanggung jawab besar untuk menjelask
Enam rukun iman menurut al-Firqah an-Najiyah meliputi: (1) iman kepada Allah sebagai pencipta dan pemberi rezeki; (2) iman kepada malaikat sebagai hamba Allah yang melaksanakan perintah-Nya; (3) iman kepada kitab-kitab suci seperti Taurat, Injil, Zabur dan al-Quran sebagai wahyu Allah; (4) iman kepada nabi dan rasul seperti Nabi Muhammad sebagai ut
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merangkum berbagai aturan Islam tentang cara melaksanakan jenazah dan ziarah kubur.
2. Mencakup topik seperti takziyah, manfaat bagi mayyit, dan larangan-larangan saat berziarah kubur.
3. Memberikan penjelasan singkat tentang berbagai hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait dengan jenazah dan kuburan menurut ajar
Ringkasan dokumen tersebut membahas cara pelaksanaan jenazah secara Islam yang mencakup memandikan dan mengkafani jenazah, serta mengantarkannya ke pemakaman. Beberapa poin penting adalah memandikan minimal 3 kali dengan campuran sabun atau wangi-wangian, menutup seluruh tubuh dengan kain kafan putih, dan mengantar jenazah secara cepat tanpa acara tambahan.
Ringkasan dokumen tersebut memberikan informasi tentang cara pelaksanaan jenazah secara umum, meliputi hal-hal yang harus dilakukan ketika seseorang sakit, menjelang ajal, setelah meninggal, tindakan kerabat dan orang lain, serta larangan dan tanda-tanda kematian yang baik.
1. Putri-Putri Saudara Kandung Tidak Mewarisi Warisan Paman Yang Meninggal Jika Ada Laki-Laki
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1456&bagian=0
Putri-Putri Saudara Kandung Tidak Mewarisi Warisan Pama...
Kategori :
Waris=Fara'idh
Tanggal : Selasa, 14 Juni 2005 07:17:59 WIB
PUTRI-PUTRI SAUDARA KANDUNG TIDAK MEWARISI WARISAN PAMAN YANG MENINGGAL
JIKA ADA LAKI-LAKI
Oleh
Syaikh Abdul Aziz bin Baz
Pertanyaan
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : Seorang laki-laki meninggal dunia, ia tidak mempunyai istri tidak pula
anak, tapi ada keponakan dari saudara kandungnya yang telah meninggal. Apakah keponakan-keponakan itu,
baik laki-laki maupun perempuan, mewarisi harta pamannya yang meninggal itu ?
Jawaban
Jika kenyataannya seperti yang disebutkan oleh penanya, maka seluruh warisan itu menjadi hak anak-anak
laki-laki saudaranya itu, adapun anak-anak perempuannya tidak mewarisi, demikian menurut ijma’ kaum
Muslimin berdasrkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Berikanlah bagian-bagian warisan itu kepada ahli warisnya, adapun selebihnya menjadi hak kerabat
laki-laki yang paling dekat hubungannya (dengan si mayat)” [Disepakati keshahihannya]
Karena keponakan-keponakan perempuan itu tidak termasuk ashabul furudh dan tidak juga ashabah tapi
termasuk dzawil arham menurut ijma’ para ahlul ilmi.
[Ibnu Baz, Fatawa Islamiyah, Juz 3, hal. 56]
BAGIAN WARISAN BAGI YANG TELAH MENINGGAL KETIKA AYAHNYA MASIH HIDUP
Oleh
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin
Pertanyaan.
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Apa hukum syari’at tentang mencegah seorang
laki-laki yang meninggal ketika ayahnya masih hidup dari harta warisan, walaupun yang meninggal itu
mempunyai banyak anak yang masih kecil-kecil dan juga miskin ? Apakah kita boleh memberikan sedikit
bagian kepada mereka (anak-anaknya) walaupun tidak disukai oleh para ahli waris ?
Halaman 1/2
2. Putri-Putri Saudara Kandung Tidak Mewarisi Warisan Paman Yang Meninggal Jika Ada Laki-Laki
http://www.almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1456&bagian=0
Jawaban.
Disyari’atkan bagi seseorang, bila anaknya meninggal dunia dengan meninggalkan anak-anak, ketika ia masih
hidup, untuk mewasiatkan bagi mereka (cucu-cucunya itu) bagian yang kurang dari sepertiganya walaupun
paman-paman mereka tidak menyukai hal ini. Karena seseorang itu berhak menggunakan sepertiga hartanya
setelah ia meninggal dunia. Jika cucu-cucu itu tidak ikut mewarisi maka dianjurkan untuk mewasiatkan bagian
ayah mereka jika sebanyak sepertiganya atau kurang, sesuai dengan ijtihadnya. Kalau ia tidak berwasiat, maka
cucu-cucunya itu tidak mendapatkan apa-apa kecuali jika paman-paman mereka mengizinkannya.
[Syaikh Ibnu Jibrin, Fatawa Islamiyah, Juz 3, hal. 54]
[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad
Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Darul Haq]
Halaman 2/2