2. GLADIOL
Gladiolus hybridus Hort
Tanaman Hias
Populer
Ekspor Indonesia 1993:
US$ 2,6 juta
Peluang 2007 : US$ 120 miliar
Hambatan
Kerugian
50 – 100%
Usaha Pengendalian
Dolomit
B.subtilis
Nilai Estetika
Tinggi
Penyakit LayuPenyakit Layu
((F. OxysporumF. Oxysporum f.sp.f.sp. gladioligladioli))
3. 1. Mengetahui pengaruh pemberian dolomit terhadap penyakit
layu Fusarium, pertumbuhan dan hasil tanaman gladiol,
2. Mengetahui dosis dolomit yang efektif untuk menekan
penyakit layu Fusarium dan meningkatkan pertumbuhan
serta hasil tanaman gladiol,
3. Mengetahui pengaruh B. subtilis terhadap penyakit layu
Fusarium, pertumbuhan dan hasil tanaman gladiol,
4. Mengetahui pengaruh dosis dolomit dan B. subtilis terhadap
penyakit layu Fusarium, pertumbuhan dan hasil tanaman
gladiol.
4.
5. A. MASA INKUBASI
Tabel 1. Rerata masa inkubasi, intensitas penyakit layu Fusarium, populasi akhir
F. oxysporum f.sp. gladioli dan koloni B. subtilis
Perlakuan Masa
inkubasi
(hsi)*
K 24,00 a
D1B0 39,00 bc
D2B0 34,25 abc
D3B0 39,00 bc
D0BS 40,00 bc
D1BS 44,00 bc
D2BS 31,75 ab
D3BS 46,75 c
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut
DMRT pada taraf kesalahan 5%. Data intensitas penyakit yang dianalisis ditransformasi dalam
Arc. Sin Data populasi akhir spora F. oxysporum f.sp. gladioli dan koloni B. subtilis yang
dianalisis ditransformasi dalam Log(x+1). K = F. oxysporum f.sp. gladioli (F), tanpa dolomit (D)
dan B. subtilis (BS); D1-3 = dolomit dosis 74,5, 88,1, dan 101,6 g/10 kg tanah; D1B0 = F><D1;
D2B0 = F><D2; D3B0 = F><D3; D0BS = F><BS; D1BS = F><D1><BS; D2BS = F><D2><BS; D3BS
= F><D3><BS.
x
Keterangan :
B. INTENSITAS PENYAKIT
Intensitas
penyakit
(%)*
66,83 c
18,81 ab
41,31 bc
12,32 a
20,85 ab
7,48 a
42,05 bc
7,61 a
C. POPULASI AKHIR PATOGEN
D. POPULASI AKHIR ANTAGONIS
F. oxysporum f.sp.
gladioli (spora/g
tanah)x107*
1,9308 d
1,3070 bc
1,1598 bc
0,9936 b
0,9860 b
1,1348 b
1,0231 b
0,3681 a
B. subtilis
(upk/g
tanah)x107*
0,0198 a
0,0275 a
0,0274 a
0,0447 a
0,3701 b
0,4633 bc
0,5263 cd
0,6582 d
6. Tabel 2a. Rerata tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman gladiol
Perlakuan Tinggi tanaman
(cm)
K 92,25 a
D1B0 101,51 a
D2B0 99,75 a
D3B0 107,84 a
D0BS 103,22 a
D1BS 105,71 a
D2BS 113,09 a
D3BS 107,17 a
E. TINGGI TANAMAN
F. JUMLAH DAUN
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut DMRT pada taraf kesalahan 5%. K = F. oxysporum f.sp.
gladioli (F), tanpa dolomit (D) dan B. subtilis (BS); D1-3 = dolomit dosis 74,5, 88,1, dan
101,6 g/10 kg tanah; D1B0 = F><D1; D2B0 = F><D2; D3B0 = F><D3; D0BS = F><BS;
D1BS = F><D1><BS; D2BS = F><D2><BS; D3BS = F><D3><BS.
Jumlah daun
(helai)*
5,37 a
6,25 abc
5,50 ab
7,13 c
6,25 abc
7,00 c
6,62 bc
6,63 c
0
20
40
60
80
100
120
K D1B0 D2B0 D3B0 D0BS D1BS D2BS D3BS
PERLAKUAN
Tinggi tanaman
7. Tabel 2b. Rerata bobot basah subang dan akar, batang dan daun,
serta bobot kering batang dan daun tanaman gladiol
Per
lakuan
K
D1B0
D2B0
D3B0
D0BS
D1BS
D2BS
D3BS
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut DMRT pada taraf kesalahan 5%. K = F. oxysporum f.sp.
gladioli (F), tanpa dolomit (D) dan B. subtilis (BS); D1-3 = dolomit dosis 74,5, 88,1, dan
101,6 g/10 kg tanah; D1B0 = F><D1; D2B0 = F><D2; D3B0 = F><D3; D0BS = F><BS;
D1BS = F><D1><BS; D2BS = F><D2><BS; D3BS = F><D3><BS.
G. BOBOT BASAH SUBANG DAN AKAR
H. BOBOT BASAH BATANG DAN DAUN
Subang dan
akar (g)
15,50 a
20,66 a
16,50 a
21,66 a
19,48 a
19,48 a
14,72 a
23,62 a
Batang dan
daun (g)*
27,45 ab
33,41 abc
26,20 a
42,43 c
34,63 abc
37,62 bc
26,61 a
38,73 c
Bobot kering
Batang dan
daun (g)*
4,54 a
5,41 ab
4,37 a
6,38 b
5,15 ab
5,47 ab
4,33 a
6,00 b
I. BOBOT KERING BATANG DAN DAUN
Bobot basah
0
5
10
15
20
25
K D1B0 D2B0 D3B0 D0BS D1BS D2BS D3BS
PERLAKUAN
Bobot basah subang+akar
8. Tabel 3. Rerata panjang tangkai dan jumlah floret bunga gladiol
pada umur panen 84 hari setelah tanam
Perlakuan Panjang tangkai (cm)*
K 24,89 a
D1B0 34,71 a
D2B0 42,21 ab
D3B0 75,29 c
D0BS 51,95 abc
D1BS 55,47 abc
D2BS 47,46 abc
D3BS 72,55 bc
J. PANJANG TANGKAI
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berbeda nyata menurut DMRT pada taraf kesalahan 5%. K = F. oxysporum f.sp.
gladioli (F), tanpa dolomit (D) dan B. subtilis (BS); D1-3 = dolomit dosis 74,5, 88,1,
dan 101,6 g/10 kg tanah; D1B0 = F><D1; D2B0 = F><D2; D3B0 = F><D3; D0BS =
F><BS; D1BS = F><D1><BS; D2BS = F><D2><BS; D3BS = F><D3><BS.
K. JUMLAH FLORET
Jumlah floret*
2,75 a
3,75 a
4,25 ab
7,50 b
4,50 ab
5,00 ab
4,50 ab
7,25 b
9. Pemberian dolomit mampu menekan penyakit layu Fusarium, dosis dolomit paling
efektif adalah 101,6 g/10 kg tanah, mampu menunda masa inkubasi, menekan
intensitas penyakit dan menurunkan jumlah spora F. oxysporum f.sp. gladioli
berturut-turut sebesar 1,63 kali lebih lama, 81,56%, dan 48,70%.
Bacillus subtilis berpengaruh nyata dapat menekan penyakit layu Fusarium dengan
menunda masa inkubasi, menekan intensitas penyakit dan menurunkan jumlah
spora F. oxysporum f.sp. gladioli berturut-turut sebesar 1,67 kali lebih lama,
68,80%, dan 48,93%.
Perpaduan antara dolomit dosis 101,6 g/10 kg tanah dan B. subtilis mampu
menekan penyakit layu Fusarium dengan menunda masa inkubasi, menekan
intensitas penyakit dan menurunkan jumlah spora F. oxysporum f.sp. gladioli
berturut-turut sebesar 1,95 kali lebih lama, 88,61%, dan 80,93%.
Pemberian dolomit dosis 101,6 g/10 kg tanah baik secara tunggal maupun
dipadukan dengan B. subtilis dapat meningkatkan jumlah floret bunga sebesar
63,33%, dan 62,06% yang layak untuk dijual, memperpanjang tangkai bunga,
meningkatkan jumlah daun, dan bobot basah maupun kering batang dan daun.
Guna mendapatkan hasil yang lebih baik disarankan untuk melakukan penelitian
serupa dengan peningkatan konsentrasi B.subtilis yang lebih tinggi sampai titik
optimum dan penambahan unsur Fosfor dan Kalium.
SIMPULAN
SARAN