1. A. Perlengkapan Utama
1. Sepatu dan kaus kaki.
2. Ransel (frame pack, ukuran besar, 30 – 60 liter).
3. One day pack (ransel/tas kecil untuk mobilitas jarak pendek).
4. Senter dan baterai dan bolam ekstra.
5. Ponco atau raincoat.
6. Matras.
7. Sleeping bag (atau sarung kalau tidak punya).
8. Topi rimba.
9. Tempat minum atau veples.
10. Korek api dalam wadah waterproof (tempat film) dan lilin.
11. Obat-obatan pribadi (P3K set).
12. Pisau saku.
13. Kompor untuk masak (kompor gas dan tabung elpiji).
14. Nesting, sendok dan cangkir.
15. Survival Kit.
16. Peta dan kompas.
17. Altimeter (kalau punya).
18. Tenda (bisa diganti ponco atau lembaran kain parasut untuk dijadikan bivak).
19. Parang tebas dan batu asah.
20. Tissue gulung (untuk membersihkan perangkat makan-minum bila tidak ada air, dan alat
bersih diri habis buang air besar).
21. Sandal jepit.
22. Gaiter (untuk pendakian di daerah yang banyak pasirnya).
23. Kaus tangan.
24. Personal higiene: sikat gigi, odol, sabun mandi, shampo (untuk membersihkan diri saat di
desa terakhir).
25. Tali plastik (sekitar 10 meter, untuk membuat bivak atau tenda) dan tali rafia.
B. Pakaian
1. Pakaian dalam.
2. Celana pendek.
3. Celana panjang.
4. Kaos/t-shirt.
5. Sweater atau parka.
6. Jaket (tahan air).
7. Sarung.
8. Kerpus atau balaclava.
9. Scarf atau slayer.
10. Pakaian ganti: kaus kaki, kaos, sweater, pakaian dalam.
11. Kaus tangan.
12. Jas hujan (raincoat atau ponco).
C. First Aid Kit
1. Betadine.
2. 2. Kapas.
3. Kain kassa.
4. Perban.
5. Rivanol.
6. Alkohol 70%.
7. Obat alergi: CTM.
8. Obat maag.
9. Tensoplast (agak banyak, mis: 4 pack, terutama untuk preventif ‘blister’ yang dikenakan
sebelum perjalanan dilakukan).
10. Parasetamol.
11. Antalgin.
12. Obat sakit perut (diare): Norit, Diatab
13. Obat keracunan: Norit.
14. Sunburn preventif: Nivea atau Sunblock
15. Oralit (agak banyak, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang; kalau tidak ada bisa
diganti larutan gula-garam).
D. Survival Kit
1. Kaca cermin.
2. Peniti.
3. Jarum jahit.
4. Benang nilon.
5. Mata pancing dan senar pancing.
6. Silet atau cutter.
7. Korek api dalam wadah water proof dan lilin.
E. Logistik
1. Roti Tawar.
2. Beras (secukupnya saja, biar gak terlalu berat beban bawaannya)
3. Mie Instan.
4. Biskuit atau makanan ringan lainnya.
5. Margarin.
6. Cokelat batangan
7. Minuman hangat (Sari Jahe)
8. Kopi + Gula, Teh + Gula, Susu (Rasa Cokelat)
9. Ikan kaleng kemasan.
F. Lain-Lain
1. KTP atau Kartu Tanda Pengenal lainnya
2. Uang (klo yang satu ini wajib dipersiapkan 0(^_^)0)
3. Buku catatan perjalanan (jurnal, diary) dan bolpen.
4. Kamera dan film (sekarang: kamera digital dan batere cadangan).
5. Alat komunikasi (HT, sekarang: HP).
6. Minyak Kayu Putih.
3. Persiapan Dan Perlengkapan Mendaki Gunung
Sabtu, Maret 7th 2009. | Tracking
Biarpun kita mendaki gunung yang sama, pengalaman yang kita peroleh selalu berbeda. Artinya para
petualang selalu mencari hal baru / tantangan baru dan bagaimana cara mengatasi tantangan itulah
yang menyebabkan mereka selalu kembali ke alam bebas. Selain itu, tentu saja pemandangan indah
yang ditawarkan alam bebas berperan besar dalam membujuk para petualang untuk turun kembali ke
alam bebas.
Pada mulanya mereka memang mendapat kepuasan setelah menjawab tantangan dan menikmati
panorama indah yang disodorkan alam bebas. Tetapi dari pengalaman naik turun gunung itu, pelan-
pelan mereka mendapat sesuatu yang lebih. Bukan lagi sekedar kepuasan mencapai puncak
ketinggian. Sifat-sifat positif secara perlahan akan terbentuk, sifat-sifat yang memang diperlukan pada
saat-saat bertualang maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Sifat-sifat tersebut misalnya, berani mengambil keputusan. Di dalam situasi yang kritis, kita dituntut
untuk secepat mungkin mengambil keputusan dengan bijak dan kepala dingin. Dan yang pasti
keputusan tersebut tidak akan membahayakan keseluruhan tim, apalagi pada saat tersebut kita
bertindak sebagai ketua rombongan.
Perselisihan bukanlah barang asing dalam dunia petualangan. Yang muncul akibat kondisi mental
dan phisik yang sudah letih, sehingga kita mudah sekali tersinggung. Tapi karena kondisi alam bebas
yang menuntut kerjasama, para petualang tidak bisa mengumbar emosinya begitu saja. Sediki demi
sedikit emosi pun dapat dikendalikan, sehingga tidak tertutup kemungkinan perselisihan terlupakan.
Dengan naik gunung pun kita berlatih memotivasi diri. Karena di gunung yang menjadi penghalang
utama adalah si pendaki itu sendiri. Capek-lah, dingin-lah, masih jauh-lah hingga mereka tidak mau
melanjutkan perjalanannya. Kalau saja mereka bisa mengalahkan perasaan itu dalam kehidupan
sehari-hari, ini bisa sangat berguna pada saat kita menghadapi masalah pelik.
Begitu juga dengan sifat cermat membuat perhitungan dan tidak mudah mengeluh. Kondisi alam
bebas yang sulit diduga menuntut persiapan dan perhitungan yang matang, kalaupun ada yang
meleset harus kita hadapi dengan pikiran dingin dan lapang dada tanpa saling menyalahkan. Di
tengah hutan kita akan mengeluh kepada siapa, toh yang kita keluhi pun dalam kondisi yang sama,
malah-malah keluhan kita bisa mengendorkan mentalitas rekan lainnya.
Dalam melakukan aktivitas ini kita dituntut untuk selalu jujur, misal suatu ketika kita melakukan
pendakian seorang diri dan tidak mencapai puncak. Bisa saja kita bilang sampai dipuncak, toh tak
ada saksi yang akan menyanggahnya, disinilah kita harus jujur, karena pengalaman yang terjadi
mungkin berguna bagi teman-teman yang lain. Bila kita sudah mencapai tahap ini, puncak bukan lagi
menjadi sasaran utama. Begitu pula dengan kebanggaan yang dulu sampai-sampai bisa
menyesakkan dada karena berhasil menaklukkan sebuah puncak, perlahan akan hilang. Karena yang
lebih esensi dalam tahap ini adalah bagaimana kita mendapatkan tantangan baru dan bagaimana
memecahkannya.
4. Juga mengurangi nafsu merusak seperti corat-coret, memetik edellweis dan membuang sampah
sembarangan sudah lama mereka tinggalkan. Karena motto “ Jangan ambil sesuatu kecuali photo
dan jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak “ sudah melekat pada diri mereka. Tetapi semua ini
adalah proses yang harus dilalui oleh semua orang untuk menjadi pecinta alam sejati.
Untuk menjadi seorang petualang yang baik kita harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
yang cukup, peralatan dan perbekalan yang memadai, mental dan phisik yang baik serta daya juang
yang tinggi. Tanpa itu jangan harap kita bisa selamat dalam melaksanakan aktivitas petualangan,
sedangkan mereka yang telah cukup memiliki segala sesuatunya pun terkadang tidak luput dari
resiko berat aktivitas out door sport ini.
Semua aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai resiko, begitu pula dengan aktivitas
petualangan di alam bebas. Ibaratkan seorang pelaut yang harus meninggalkan keluarganya
berbulan-bulan, itu adalah resiko dari profesi keahlian yang digelutinya. Kaum awam seringkali
mengidentifikasikan kegiatan out door sport sebagai aktivitas yang dekat dengan kematian, padahal
para petualang sebetulnya adalah orang-orang yang menghargai kehidupan, hal ini terlihat
bagaimana mereka menerapkan safety procedure dalam setiap aktivitasnya. Kalau bicara soal
kematian, di atas tempat tidur pun apabila Allah menghendaki, kita semua bisa mati atau bisa kita
lihat bagaimana banyaknya orang mati karena kecelakaan lalulintas. Jadi tidak perlu takut melakukan
aktivitas petualangan di alam bebas.
Menjadi petualang yang baik kita harus mengetahui peralatan yang harus dibawa dan dipakai,
sehingga kita tidak akan membawa peralatan yang tidak berguna dalam kondisi daerah petualangan.
Disini kita harus merencanakan segala sesuatunya masak—masak, karena persiapan perlengkapan
adalah awal dari penjelajahan itu sendiri.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanan perlengkapan pendakian, seperti
kondisi medan yang akan dihadapi ( baik itu jarak; ketinggian; iklim; flora dan fauna ), aktivitas apa
saja yang akan dilakukan, dan lamanya perjalanan ( hal ini khususnya akan berguna dalam
memperhitungkan perbekalan yang harus kita bawa ).
Untuk memudahkan dalam pemeriksaan kembali barang-barang yang kita bawa perlu sekali dibuat
daftar perlengkapan atau check list. Dan seandainya kita bertindak sebagai kepala suku kewajiban
pertama kita adalah memeriksa peralatan yang dibawa anggota dan untuk setiap anggota kelompok
jangan membawa beban diatas beban maksimum ( 15 – 20 kg )
PERLENGKAPAN PRIBADI
• Perlengkapan MCK
• Perlengkapan menjahit darurat
• Alat tulis
• PPPK pribadi
• Surat-surat pribadi
PERLENGKAPAN JALAN
Sepatu Trekking
5. Ada beberapa patokan untuk memilih sepatu yang baik. Sepatu gunung yang terbuat dari kulit atau
sintetis serupa adalah pilihan tepat karena bahan ini kuat dan tahan lama, jangan memilih sepatu dari
bahan kanvas karena bahan ini tidak tahan lama, gampang sobek, dan mudah lapuk apalagi dari
bahan karet karena tidak bisa menyerap keringat.
Pilihlah sepatu dengan tumit dan sol yang berkembang serta kuat dengan ceruk yang dalam, karena
dapat berguna untuk menahan laju badan ketika turun dan dapat digunakan untuk menjejakkan kaki
dengan mantap di tanah berpasir, berbatu, dan becek. Untuk melindungi kaki dari lecet diperlukan
penggunaan kaos kaki rangkap, maka pilihlah sepatu dengan nomor lebih besar dari ukuran
biasanya.
Disamping itu sepatu harus mempunyai leher yang tinggi dengan berlapiskan bahan lunak dan tebal,
sehingga mampu melindungi mata kaki dari resiko terkilir namun begitu jangan memilih leher yang
terlalu tinggi karena akan menyebabkan sirkulasi udara terganggu.
Sepatu yang basah harus dikeringkan secara hati-hati. Tindakan yang salah adalah dengan
menjemur sepatu secara langsung terkena terik sinar matahari atau mengeringkannya didekat api,
karena hal ini akan menyebabkan sepatu menjadi keras. Khusus sepatu dari kulit harus selalu disemir
agar kulit tidak rusak dan keras.
Pada waktu sepatu habis digunakan, jangan biarkan kaos kaki berada didalamnya karena akan
menyebabkan bau dan ruangan tidak sehat. Bawalah tali sepatu cadangan, sebab tak jarang tali
sepatu yang terpasang putus. Di alam bebas, bilamana kita beristirahat maka letakan sepatu diujung
kayu yang ditancapkan sehingga mulutnya menghadap ke tanah.
Kaos kaki
Bawalah kaos kaki sebanyak mungkin agar kaki selalu kelihatan bersih, terutama apabila kulit lecet
atau terluka sehingga tidak akan infeksi. Selalulah memakai kaos kaki rangkap. Pertama-tama
pakailah kaos kaki dari bahan katun karena bahan ini dapat menghangatkan kaki dan mampu
menyerap keringat. Kemudian diatasnya pakailah kaos kaki dari bahan wol, karena bahan ini baik
untuk menjaga kehangatan kaki kendati dalam keadaan basah. Tetapi kaos kaki dari bahan wol
mudah bergeser, maka diperlukan kaos kaki dari katun didalamnya untuk menghalangi geseran
langsung. Untuk tidur sangat baik digunakan kaos kaki wol panjang atau kaos kaki sepak bola.
Gaiter
Gaiter dibuat dari bahan kedap air yang digunakan untuk mencegah agar batu kerikil, pasir, pacet,
lintah, dan air tidak masuk kedalam sepatu atau celana. Gaiter ini digunakan mulai dari bawah sepatu
sampai lutut sehingga akan menutupi antara sepatu dan celana. Disamping itu gaiter juga akan
menjaga otot betis selama dalam perjalanan.
Jas Hujan
Untuk menahan hujan, jas hujan sangatlah praktis digunakan sebab jenis ini dapat sekaligus
menutupi ransel. Ada dua macam bahan yang digunakan untuk jas hujan yaitu plastik dan nilon tebal.
Jas hujan dari plastik memang kedap air, tetapi mudah sekali sobek dan tidak menyerap keringat.
Sedangkan dari bahan nilon tidak kedap air, tetapi juga tidak menyebabkan badan kepanasan. Bila
6. hujan tidak terlalu lebat jenis nilon lebih baik digunakan.
Ada lagi jenis jas hujan yang berupa celana dan baju yang kedap air. Dengan model ini gerak kita
akan lebih leluasa, namun masih diperlukan jas hujan / caver bag untuk menutupi ransel.
Sarung tangan
Sarung tangan merupakan perlengkapan yang tak kalah penting dalam melakukan penjelajahan.
Sarung tangan yang baik adalah yang mampu menutupi pergelangan tangan ,karena dipergelangan
tangan ini terdapat pembuluh darah tepat dibawah kulit, sehingga apabila pergelangan tangan tidak
tertutup maka udara dingin akan menyentuh pembuluh darah tesebut.
Sarung tangan dari kulit atau sintetis serupa merupakan pilihan tepat, ini terutama untuk memegang
golok ketika menebas ranting, memutuskan semak-semak berduri dan memeriksa batu-batuan
sebelum kita injak disamping melindungi tangan dari panasnya nesting.
Sarung tangan dari wol sangat berguna untuk menghangatkan tangan ketika istirahat atau tidur. Dan
lebih baik lagi menggunakan sarung tinju karena jenis ini akan menyatukan seluruh jari kecuali ibu
jari.
Topi Lapangan
Topi lapangan adalah alat penutup kepala yang mempunyai kegunaan sebagai penahan panas,
dingin, dan hujan. Adapun jenis yang baik adalah yang mempunyai model seperti topi koboy dengan
bahan katun.
Balaclava atau kethu yaitu sejenis topi yang sekaligus menutupi seluruh kepala, yang terbuat dari
bahan wol sangatlah tepat untuk menahan dingin ketika beristirahat atau tidur. Topi jenis ini dapat
dilipat sehingga kalau perlu bagian muka bisa di buka.
Pada daerah dingin, seluruh darah akan mengalir ke hati dan otak sehingga anggota badan yang lain
terutama ujung jari akan terasa dingin. Untuk menanggulangi permasalahan ini adalah : jaga kepala
dengan topi atau balaclava agar otak terlindung dari hawa dingin. Kemudian, jaga agar bagian dada
terlingdung sehingga organ-organ penting didalamnya tetap hangat dengan demikian darah akan
mengalir dengan normal ke anggota tubuh lainnya.
Syal
Sebagai bahan tambahan untuk menjaga dingin digunung adalah syal. Syal ini dapat dilibatkan di
leher sebagai tambahan penghangat bagian yang sangat terbuka, syal dipakai untuk menambah
kehangatan dada dan perut disamping juga bisa sebagai pelindung mulut dan hidung dari debu. Ada
baiknya syal berwarna menyolok sehingga kalau diperlukan dapat digunakan sebagai tanda keadaan
darurat. Bilamana dibutuhkan syal dapat digunakan untuk mitela.
Celana dan baju lapangan
Karena perubahan suhu udara di gunung seringkali tidak bisa diduga, maka bahan maupun model
pakaian harus disesuaikan dengan keadaan tersebut terutama untuk menjaga kehangatan tubuh,
mampu menahan terpaan angin dan hujan, tahan duri serta mampu menyerap keringat.
Pakaian dari katun baik untuk dipakai, hanya sayangnya jenis ini tidak mampu menghangatkan tubuh
bila dipakai dalam kondisi basah. Pakaian dari wol dapat menghangatkan tubuh kendati basah,
7. sehingga jenis ini sangat baik sekali digunakan didaerah petualangan.
Mendaki gunung dengan celana pendek bukanlah cara yang baik, karena kaki akan gampang sekali
tergores batu dan kayu, terkena lintah dan pacet. Celana yang baik untuk mendaki gunung adalah
model knickers, yaitu celana panjang sedikit dibawah lutut.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pendaki adalah memakai pakaian dari jeans. Pakaian dari
bahan ini sangat sukar sekali kering dan berat apabila basah.
Ransel
Dalam melakukan pendakian kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa seluruh perlengkapan
yang perlu akan terbawa dalam satu tempat. Untuk itu kita harus mempunyai ransel ukuran 80 – 90
liter agar semuanya tertampung.
Untuk memilih ransel yang baik harus kita perhatikan : sabuk penggendong, sabuk yang baik adalah
sabuk yang dilapisi busa atau bahan lembut lainnya disamping itu sabuk tersebut harus cukup lebar
sehingga beban merata di pundak, ransel yang baik juga harus mempunyai sabuk pinggang agar
ransel dapat menempel di punggung tetapi fungsi yang lebih penting lagi agar berat ransel dapat
dipindahkan ke pinggang dengan menaikan ransel sedikit lebih ke atas dan mengencangkan sabuk
tersebut di pinggang.
Rangka eksterior sangat banyak sekali digunakan dalam pembuatan ransel, rangka ini dimaksudkan
untuk membuat jarak antara ransel dan punggung agar benda-benda keras di dalam ransel tidak
menyakitkan pemakaianya, kelemahan jenis ini adalah tidak dapat dibawa lari dan sulit dibawa masuk
hutan rintisan. Disamping itu harus kita perhatikan pula luas ransel.
Velples
Botol minum yang tahan banting, yang sering di gunakan untuk berpetualang di alam bebas.
Senter
Senter merupakan perlengkapan vital lainnya dalam melakukan pendakian, agar perjalanan kita
berjalan lancar ada baiknya membawa bohlam cadangan dan batu battry cadangan.
PERLENGKAPAN MASAK
• Jligen air
• Korek api
• Nesting
• Kompor lapangan
• Bahan bakar ( Parafin, gas, spirtus )
• Alat bantu makan
PERLENGKAPAN TIDUR
Matras
Untuk menambah kemampuan menghangatkan tubuh, matras atau lapisan busa harus di gelar di
antara kantong tidur ( sleeping bag ) dan tanah. Akan lebih nyaman lagi bila kita menggunakan
8. matras tiup.
Sleeping bag
Pada dasarnya ada dua jenis kantong tidur, yakni type persegi panjang yang dapat di gelar lebar
seperti tikar ( lagi pula dua buah kantong tidur jenis ini bisa disatukan dengan menggabungkan
risletingnya ), Type kedua adalah type mummi, kantong tidur jenis ini tidak bisa dibentangkan atau di
buka tetapi lebih hangat dan ringan. Type kedua ini lebih baik bila dibandingkan type kedua.
Mutu kantong tidur ditentukan oleh kualitas bahan penghangat didalamnya. Bahan wol dan kapuk
harganya murah tetapi terlalu berat dan besar, bahan dacron juga murah dan cukup hangat tetapi tidk
bisa ringkas dalam membawanya, bahan yang terbaik adalah down atau bulu-bulu halus dari angsa /
bebek jenis ini mampu menjaga kehangatan kendati suhu dibawah nol derajat.
Ada beberapa tehnik dalam menjahit kantong tidur yaitu kontruksi setik balik, dengan tehnik ini panas
badan orang didalamnya masih bisa menerobos keluar lewat jahitannya yang tajam. Kontruksi
tumpang tindih sedikit lebih baik dari kontruksi pertama. Kontruksi kotak memiliki tingkat kehangatan
yang sama dengan tehnik setik balik. Kontruksi slant tubes adalah yang paling baik karena jahitan
bagian dalam dan bagian luar akan saling menutupi.
Baju Hangat
Jaket dengan bahan down akan sangat berguna tetapi dalam keadaan basah tidak ada gunanya.
Beberapa bahan dari serat sintetis seperti polyester ( Dacron,Fortrel ) dan Acrylics ( Orlon ) sedikit
menyerap keringat tetapi cepat kering bila basah. Dacron Fiberfill II merupakan bahan yang terbaik
karena lebih ringan dan tidak kuyup bilamana terkena hujan. Untuk mengetahuinya, biasanya di
bagian leher tertulis nama bahan yang dipakai. Disamping itu sweater dari wol juga merupakan
pilihan yang tepat.
Tenda / Dums
Dari bentuknya, tenda secara garis besar terbagi atas: type prisma, type piramid, dan type kubah.
Ketiga type tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, dimana yang akan dipilih
itu sesuai selera kita.
Untuk memilih tenda yang nyaman perlu diperhatikan apakah tenda tersebut lembab didalamnya, ini
terutama untuk tenda yang seluruhnya terbuat dari bahan kedap air sehingga air yang akan masuk
dan keluar tenda tertahan. Pilihlah tenda yang mempunyai lembaran gantung ( Flysheet ) kedap air
yang menutupi tenda serapat mungkin dan akan lebih baik lagi flysheet mempunyai tiang-tiang
tersendiri. Selain itu perlu diperhatikan pula bagian alasnya, bagian ini harus dilapisi lembaran alas
yang tebal dan kedap air. Dan pada pintu masuk dan jendela tenda harus memakai jaring tipis.
PERLENGKAPAN BANTU
• Lentera atau lilin.
9. • Peluit, selain sebagai alat bantu komunikasi dapat
juga dipakai sebagai alat penghibur.
• Payung, selain sebagai alat pelindung hujan dan
panas dapat pula digunakan sebagai penampung air
hujan.
• Golok.
• Cermin SOS.
• Kaca pembesar.
• Tali paramuka / Webbing / Tali rafia.
• Kompas, Protractor, Altimeter, Peta, Busur derajat,
Bolpoint tiga warna.
• Kantong plastic.
• Gelang karet.
• Peniti.
• Sandal.
• Kamera photografi.
• Pesawat komunikasi.
PACKING
Dalam hal pengepakan kita lihat dulu desain ransel yang kita bawa, berprame atau tidak, untuk itu
kita perlu mengetahui kegunaan masing-masing ransel :
RANSEL BERFRAME
• Kebaikan
dapat meletakkan bobot beban lebih tinggi dan dekat pinggang
dapat membagi keseimbangan dengan cara mengikatkan tali dipinggang
meringankan beban dan muatan banyak
• Kekurangan
kurang enak dipakai untuk hutan rintisan
tidak bisa dibawa lari
RANSEL TANPA FRAME
• Kebaikan
enak dibawa masuk hutan rintisan
dapat dibawa lari
muatan tergantung beban
• Kekurangan
10. muatan beban terbatas
keseimbanagn beban berkurang
pengepakan kurang baik menyebabkan ransel mudah merosot
CARA PACKING
• kelompokkan barang menurut fungsi masing-
masing.
• setelah dikelompokkan masukkan ke dalam tas
plastik sesuai fungsinya, agar terlindung dari hujan
dan tidak berantakan.
• simpan barang yang ringan di bagian bawah dan
yang berat di bagian atas, agar berat beban
seluruhnya bertumpu di pundak.
• Bagilah berat beban secara merata antara bagian
kiri dan kanan.
• letakkan barang-barang kecil dikantung ransel.
• simpan barang yang sering dipakai ditempat yang
mudah dijangkau, sedapat mungkin letakan sesuai
tingkat kebutuhan misalnya perlengkapan tidur di
bagian bawah, pakaian cadangan diatasnya,
kemudian perlengkapan masak dan perbekalan , baru
kemudian tenda diatasnya.
• Memanfaatkan ruang yang ada di ransel seefisien
mungkin misalnya ruangan di dalam nesting harus
kita isi dengan gula, kopi, teh, atau mie instan.
Manfaatkan ruang yang kosong seefesien mungkin, karena barang yang kita bawa tentunya tidak
sedikit, Selain itu kenyaman, teknik pengepakan ini bisa juga merupakan seni tersendiri. Bagaimana
membuat packing itu sendiri tampak indah dipandang dengan tempat yang sedikit, salah satu seni
pengepakan adalah dengan memasukan ransel pada sisi vertikal maksud dari cara ini agar bentuk
ransel semakin jelas dan halus.