2. Isu globalisasi media mengacu
pada berbagai permasalahan dan
tantangan yang timbul akibat
proses globalisasi yang melibatkan
media massa. Globalisasi media
adalah fenomena di mana teknologi
komunikasi dan informasi, seperti
internet, televisi satelit, dan media
sosial, memungkinkan penyebaran
konten media secara global dengan
cepat dan luas.
3. Dalam pemasaran, konsep globalisasi diperkenalkan oleh
Levitt (1983), yang dalam sebuah studi kontroversial
menyatakan bahwa perusahaan harus beroperasi seolah-olah
dunia adalah pasar yang sangat besar tanpa perbedaan
regional dan nasional yang besar.
Dalam bidang sosiologi, istilah globalisasi diciptakan pada
pertengahan 1980-an oleh Robertson untuk merujuk pada
“baik pemahaman dunia maupun intensifikasi kesadaran
dunia secara keseluruhan” (1992, hal. 8). Giddens (1994,
hlm. 67-68) mendefinisikan globalisasi dengan cara yang
sama: “suatu intensifikasi hubungan sosial, di seluruh
dunia, di mana tempat-tempat yang jauh dihubungkan
bersama sehingga peristiwa-peristiwa lokal dibentuk oleh
sesuatu yang telah terjadi di beberapa kilometer jauhnya
atau sebaliknya.”
4. Tiga Fakta Kunci
sebab dan akibat globalisasi dianalisis dari perspektif akademik yang berbeda. Namun dimulainya
era baru globalisasi ditandai dengan tiga peristiwa yang terjadi di penghujung tahun 1990-an: di
bidang politik, di bidang ekonomi, dan di bidang teknologi
PERSPEKTIF POLITIK
jatuhnya rezim komunis, masyarakat
internasional tidak lagi berselisih secara
dialektis. Dengan runtuhnya blok-blok
antagonistik, menjadi peluang lebih besar
untuk bekerja sama. Tidak diragukan lagi
bahwa peristiwa tragis 11 September
2001, dan perang-perang berikutnya di
Afghanistan dan Irak memperkenalkan
elemen baru ketidakpastian dan
perpecahan.
BIDANG EKONOMI
dorongan globalisasi yang paling signifikan
adalah General Agreement on Tariffs and
Trade (GATT), yang berasal dari WTO,
ditandatangani pada tahun 1947. Prinsip
dasar GATT adalah tidak boleh ada tarif
yang diskriminatif antar negara. Berbeda
dengan GATT yang diatur oleh peraturan
dan perjanjian multilateral, dalam WTO yang
dibuat pada tahun 1995, keputusan diambil
berdasarkan konsensus.
SUDUT PANDANG TEKNOLOGI
Internet, lebih dari kemajuan lain dalam industri,
sains, atau komunikasi, adalah simbol globalisasi
yang paling ampuh. Fakta bahwa sejumlah warga
negara dari seluruh dunia dapat memiliki akses
ke informasi terkini secara bersamaan, terlepas
dari apakah mereka jauh dari atau dekat dengan
peristiwa, tidak pernah mungkin sampai
sekarang.
5. FAKTOR
GLOBALISASI
MEDIA
KERANGKA HUKUM
Dalam praktiknya, globalisasi kerangka hukum sekaligus menjadi sebab dan
akibat dari globalisasi pasar. Misalnya, di wilayah konsentrasi perusahaan media,
tumbuh saling ketergantungan antar negara. Memang, bagaimana Perundang-
undangan Eropa yang telah berkembang hanya dapat dijelaskan dengan
modifikasi yang dilakukan terhadap kerangka hukum media di Amerika Serikat.
BERSAING DI PASAR GLOBAL
Pertumbuhan sering mengarah ke pasar baru. Perusahaan cenderung
membuka wilayah baru untuk distribusi pesan mereka. Beberapa inovasi
teknologi mendukung tren ini, seperti Internet, penggunaan satelit untuk
mentransmisikan sinyal radio dan televisi,. surat kabar untuk mencetak karya
yang terletak jauh dari tempat surat kabar itu diedit. Dengan melemahnya
sistem proteksionis, perbedaan budaya menjadi penghalang utama
internasionalisasi produk (Mart́ın Barbero, 2002). Seperti yang akan terlihat, ini
memiliki implikasi yang lebih besar untuk media berita daripada media hiburan.
IDEOLOGI : MEMPERTAHANKAN
IDENTITAS BUDAYA
Di sisi lain, globalisasi memengaruhi perebutan kekuasaan tradisional antara
pusat dan batas yang dapat muncul di negara dan organisasi. Oleh karena itu,
ketika sebuah pemerintah nasional menyatakan bahwa identitas budayanya
terancam oleh perusahaan multinasional raksasa, wilayah dan komunitas di
negara yang sama mungkin juga percaya bahwa identitas mereka masing-
masing akan dirusak oleh perusahaan media yang berkantor pusat di ibu kota
dan yang produk berita dan hiburannya memiliki kecenderungan nasional.
6. PRODUK MEDIA NASIONAL DAN INTERNASIONAL
SKALA EKONOMI DAN DIVERIFIKASI RISIKO
MENCARI PELUANG DAN MENARIK PASAR
INTERNASIONALISASI BERTAHAP
STRATEGI GLOBAL
Dalam beberapa bisnis media, kreativitas dan kedekatan
dengan publik seperti keunggulan kreatif yang lebih
penting daripada ukuran (Albarran & Dimmick, 1996).
Sebaliknya, yang lain seperti industri penerbitan,
audiovisual, dan musik memerlukan skala ekonomi dan
jaringan distribusi internasional
7. DOMINASI
KONTEN ASING
(Film hollywood,
Drama Korea, dsb)
CONTOH FENOMENA ISU GLOBALISASI
MEDIA DI INDONESIA
PENYEBARAN
BERITA PALSU
PERUBAHAN
DALAM KONSUMSI
MEDIA
(mengandalkan
platform digital)
8. CONTOH FENOMENA ISU GLOBALISASI
MEDIA DI INDONESIA
PENGARUH
INFLUENCER
DIGITAL
PENGARUH BUDAYA
POP
(pengaruh budaya lokal
yang tergantikan oleh
tren global)
9. CONCLUSION
Globalisasi politik, ekonomi, dan budaya mengubah cara perusahaan
media bersaing: ada lebih banyak persaingan daripada sebelumnya;
konglomerasi besar telah muncul; dalam beberapa kasus, produk dan
layanan berita dan hiburan mencakup dunia; dan modal perusahaan besar
sekarang internasional.
Berkenaan dengan manajemen, dua isu mendasar memerlukan penelitian
lebih lanjut. Pertama, tampaknya perlu menganalisis keadaan di mana
keuntungan globalisasi—skala ekonomi, sinergi, dan diversifikasi risiko—
dapat menghilangkan masalah yang disebabkan oleh gigantisme seperti
biaya koordinasi antara unit bisnis yang berbeda. Kedua, penting untuk
menemukan mekanisme yang dapat menangkal pandangan jangka pendek
khas perusahaan yang dikutip di pasar saham. Masalah ini dapat
memengaruhi nilai-nilai yang seringkali menjadi ciri khas media paling
bergengsi, seperti penekanan pada kualitas atau komitmen terhadap
komunitas.