2. Ancaman Militer
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata
yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi oleh
negara lain, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata,
pemberontakan senjata, perang saudara.
3. Bentuk Ancaman Militer
Agresi
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara :
Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi Teluk Babi.
Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh melalui angkatan udara.
Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara dimana tindakan atau
keberadaannya bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan Agresi.
Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.
4. Bentuk Ancaman Militer
Pelanggaran Wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah
tanpa izin, baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal
perang. Contoh : Nelayan dari Malaysia yang mencari ikan di wilayah
perairan Indonesia.
Spionase
Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau rahasia militer atau negara. Contoh : Pihak
intelijen Australia yang memata-matai menteri, Presiden dan bahkan
meretas pembicaraan orang penting di indonesia.
5. Bentuk Ancaman Militer
Sabotase
Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional
dan dapat membahayakan keselamatan bangsa. Contoh : Genjatan bersenjata
antara Korut dan Korsel.
Pemberontakan Bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau penentangan
terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa
kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan
sebagai suatu seni.
Perang Saudara
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah
yang sama. Contoh : Perang saudara di Ambon.
6. Bentuk Ancaman Militer
Aksi Teror Bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau
yang bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang
bereskalasi tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme
pada prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat
yang khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam kelompok,
anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah
(rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan
serta umumnya terkait dalam jaringan internasional
7. Mengatasi Ancaman Militer
Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang
dibangun dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, tersusun
dalam komponen utama serta komponen cadangan dan komponen
pendukung. Pendayagunaan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam
penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk Operasi Militer Perang
(OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
8. Tujuan
Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan melalui SDM dan
Alutsista, dibangun, dan dikembangkan secara profesional untuk mencapai tingkat
kekuatan sampai pada standar penangkalan. Namun, pembangunan kekuatan
pertahanan negara harus dipersiapkan untuk menghadapi setiap ancaman militer
yang sewaktu waktu dapat timbul.
Upaya penangkalan tidak bersifat pasif, tetapi dikembangkan dalam suatu strategi
penangkalan yang memiliki sifat dinamis, melalui kesiapsiagaan kekuatan
pertahanan untuk menghadapi kondisi terburuk, yakni menghadapi ancaman aktual
dalam bentuk perang atau bentuk ancaman militer lainnya.
Dalam konteks “menghadapi ancaman militer”, kekuatan pertahanan yang dimiliki
didayagunakan untuk mengatasi situasi negara yang terancam oleh suatu serangan
militer dari negara lain, atau sedang diperhadapkan dengan adanya jenis ancaman
yang akan mengganggu kepentingan nasional.
9. Strategi Pertahanan
Strategi pertahanan untuk menghadapi ancaman militer berupa agresi militer
berbeda dengan strategi pertahanan dalam menghadapi ancaman yang jenisnya
bukan agresi militer. Agresi militer mengancam totalitas eksistensi bangsa dan
negara sehingga harus dihadapi dengan strategi pertahanan dalam kerangka operasi
militer perang dengan pengerahan segenap kekuatan nasional. Sebaliknya,
ancaman militer yang lain tidak selalu harus dihadapi dengan OMP.
Ancaman militer yang jenisnya bukan agresi militer dihadapi dengan kekuatan
pertahanan yang besarnya terbatas dan proporsional dengan besarnya ancaman
yang dihadapi serta dengan pola OMSP. Penerapan strategi pertahanan berlapis
berlaku untuk konteks menghadapi jenis ancaman militer agresi militer dan ancaman
militer yang bukan agresi.
10. Strategi Pertahanan
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya
memerlukan penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer
didayagunakan sebagai inti kekuatan. Dalam hal ini lapis pertahanan militer
yang berintikan komponen utama, dan didukung oleh komponen cadangan
dan komponen pendukung, di samping disokong oleh lapis pertahanan
nirmiliter yang melaksanakan fungsifungsi diplomasi serta upayaupaya lain
dalam bentuk perlawanan tidak bersenjata.
Apabila ancaman aktual berupa ancaman militer yang karakteristiknya tidak
memerlukan penanganan melalui OMP, lapis pertahanan militer
didayagunakan sebagai inti kekuatan pertahanan untuk melaksanakan
OMSP.
11. Postur Pertahanan Militer
Postur pertahanan militer berdasarkan :
Faktor ancaman, baik yang potensial maupun ancaman nyata, dalam
kurun waktu tertentu;
Standar penangkalan, ukuran kemampuan yang harus dicapai oleh
Angkatan Bersenjata. Ukuran kemampuan mencakupi kekuatan SDM
dan Alutsista serta profesionalitas prajurit, yang tercermin dalam gelar
kekuatan guna mewujudkan efek penangkalan; dan
Organisasi. Manajemen pemerintahan yang berkualitas dan efektif
dengan kinerja yang tinggi sehingga dapat mewujudkan Tentara yang
profesional, berdaya tangkal, dan disegani.
12. Tata Ruang Wilayah Pertahanan
Tata ruang wilayah pertahanan, sebagai proses perencanaan
penataan, pengendalian dan pemanfaatan ruang, merupakan
satu kesatuan sistem yang tidak terpisahkan. Rencana tata
ruang disusun dengan perspektif kondisi masa depan yang
diharapkan, bertitik tolak dari data, informasi, ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat dipakai serta memperhatikan
keragaman wawasan kegiatan tiap sektor, lingkungan hidup
dan hakekat ancaman yang berkembang setiap waktu.
13. Medan Pertahanan
• Lapisan pertama adalah medan pertahanan penyanggah, berada di luar garis batas
zona ekonomi eksklusif dan lapisan udara di atasnya.
• Lapisan kedua adalah medan pertahanan utama sebagai medan operasi, dari laut
zona ekonomi eksklusif sampai dengan laut teritorial dan lapisan udara di atas nya.
• Lapisan ketiga adalah daerahdaerah perlawanan pada wilayah kompartemen strategis
darat, termasuk wilayah perairan kepulauan dan lapisan udara di atas nya, meliputi
daerah pertempuran, daerah komunikasi, dan daerah pangkal pertahanan dan
perlawanan.
Jenis dan bentuk pertahanan
Pertahanan laut
Pertahanan udara
Pertahanan Sipil