SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
UTAMA



         INEFISIENSI TATANIAGA B ERAS DAN N ASIB P ETANI
                                                      Indro Surono

       Kenaikan harga beras yang terus menerus akhir-akhir ini antara lain disebabkan oleh inefisiensi distribusi
       beras. Ketika pemerintah telah mengimpor beras sebanyak 3,1 juta ton masyarakat berharap bahwa harga
        beras dapat ditekan turun. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Harga beras terus melonjak menembus
        batas Rp 5.000,- per kilogram. Masyarakat menjadi curiga, ada permainan dalam distribusi beras, terlebih
      setelah terbongkarnya kasus jual beli DO (delivery order) oleh oknum BULOG dan penyelundupan beras ke
                                                      luar negeri.

      ermasalahan mahalny a harga beras sebenarny a           membangun dan memperbaiki sarana dan jaringan
      tidak semata-mata karena adany a praktek kolusi,        irigasi dalam skala besar, (4) mengadakan program
      korupsi dan Nepotisme (KKN) dalam tubuh                 pengembangan dan pengadaan sarana lepas panen,
BULOG, tetapi juga terkait dengan bagaimana sistem            seperti lantai jemur di tingkat KUD, pengadaan unit
pola produksi beras itu sendiri dirancang oleh                penggilingan padi kecil (Rice Milling Unit, Huller, dsb.)
pemerintah. Permasalahan perberasan y ang timbul erat         serta pengadaan gudang-gudang penampungan di
kaitanny a dengan strategi dan kebijakan pemenuhan            tingkat desa/KUD, (5) mendirikan lembaga y ang
pangan y ang diterapkan oleh rejim penguasa.                  berperan sebagai stabilisator harga, pengadaan stok
                                                              dan distribusi beras secara nasional. 1
Politik Pangan Orde Baru
                                                              Keseluruhan program diatas saling tergantung satu
Kelangkaan pangan pada pertengahan dekade 60-an
                                                              sama lain, sehingga tidak dapat saling meniadakan.
y ang meny ebabkan krisis ekonomi dan sosial, tidak
                                                              Keseluruhan pola produksi dan kebijakan diatas lah
saja memberi andil pada runtuhny a rejim Soekarno,
                                                              y ang membentuk sistem ekonomi beras kita. Memang
tetapi lebih jauh juga membuka mata rejim
                                                              dalam kurun waktu 15 tahun akhirny a sistem tersebut
penggantiny a untuk tidak bermain-main dengan urusan
                                                              terbukti mampu memenuhi target terpenuhiny a
perut raky at. Dengan kata lain pemenuhan kebutuhan
                                                              swasembada beras. Namun day a tahan swasembada
pangan raky at menjadi prasy arat mutlak bagi
                                                              ini tidak bertahan lama dan y ang lebih penting strategi
kelancaran pembangunan, stabilitas dan keberlanjutan
                                                              diatas telah memperlemah posisi petani baik secara
kekuasaan politik terhadap raky at. Dari sebab itu politik
                                                              ekonomis dan politis. 2
pemenuhan pangan raky at menjadi prioritas sentral
rejim ORBA.                                                   Jalur Distribusi dan Harga Beras
                                                              Saluran pemasaran beras y ang ada sangat ditentukan
Politik pangan y ang ditempuh kemudian adalah dengan
                                                              oleh sistem pola produksi y ang dibangun dan
membangun sistem produksi pangan (beras) y ang
                                                              karakteristik komoditi padi. Secara umum pembedaan
terintegrasi dari pengadaan sarana produksi pertanian,
                                                              y ang mendasar terhadap f ungsi tataniaga dipengaruhi
pengembanan teknologi, pembangunan inf rastruktur
                                                              oleh jumlah produksi atau suplai pada setiap musim
hingga    peneloran    kebijakan  pendukung seperti
                                                              panen.     Jalur tataniaga beras secara ringkas dapat
kebijaksanaan stabilisasi harga. Target utama y ang
                                                              dilihat pada gambar.
dicanangkan adalah terpenuhiny a kebutuhan pangan
raky at secara mandiri (swasembada).

Operasionalisasi strategi awal tersebut mewujud dengan        1
                                                                   Lembaga ini dikenal dengan nama BULOG. Di tingkat daerah ada
: (1) mengadakan dan membangun sarana produksi                    DOLOG dan SUB DOLOG. Lembaga ini pada saat panen raya
pertanian dengan cara membangun pabrik-pabrik pupuk               melaksanakan pembelian beras untuk stok sekaligus menghindari
                                                                  harga gabah petani jatuh. Sementara saat paceklik mereka menjual
dan obat-obatan pertanian, memberikan kemudahan                   beras stok ke pasar agar harga beras di tingkat produsen tidak terlalu
                                                                  mahal. Selain itu, juga menetapkan besarnya marjin tataniaga yang
impor benih unggul, insektisida, pestisida dan herbisida,         mampu merangsang pedagang untuk mau menjadi distributor beras.
                                                                  Hal ini dimaksudkan untuk mengadakan integrasi jalur distribusi beras.
serta    memberikan      kemudahan        inv estasi   bagi       BULOG sendiri hingga awal 1990-an telah membangun tidak kurang
pengusaha untuk membangun pabrik alat-alat pertanian,             dari 1.446 unit gudang dengan kapasitas simpan 3,35 juta ton yang
                                                                  tersebar di seluruh Indonesia (Alim Fauzi, 1992)
(2) “mengenalkan” petani dengan teknologi baru, y akni        2
                                                                   Politik pangan beras diatas kemudian menunjukkan: (1) adanya kontrol
                                                                  yang kuat oleh negara atas pola produksi pangan (beras) petani,
pemakaian bibit unggul, pupuk dan obat-obatan,                    demikian juga dalam kontrol tataniaga; (2) orientasi produksi lebih
introduksi pengolahan tanah, penanaman, perawatan                 memenangkan perlindungan kepada konsumen bukan petani, mereka
                                                                  “dieksploitasi” untuk mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat
dan pemanenan model baru serta untuk mempercepat                  sementara kesejahteraan mereka sendiri terabaikan, (3) petani menjadi
                                                                  sangat tergantung kepada pihak luar (khususnya pemerintah) dalam
proses sosialisasi teknologi rev olusi hijau ini pemerintah       proses produksi, (4) tidak merangsang adanya diversifikasi produk
                                                                  pangan rakyat, (5) adanya pelanggaran HAM yang dilakukan secara
membentuk      lembaga peny uluhan pertanian, (3)                 sistematis oleh rejim kepada petani.




     WACANA No. 13/ September - Oktober 1998
B ULOG/D OLOG

                                                                                                                                          K
                      P                                                                                                                   O
                      E             Pdg.                   KUD/                   Pdg.               Pasar                                N
                      T             desa/                  Pdg .                 Besar               Induk/             Peng-             S
                      A             Peng-                  Keca-                 Kabu-               Grosir             ecer              U
                      N             gilingan               matan                 paten                                                    M
                      I                                                                                                                   E
                                                                                                                                          N




Kebany akan petani menjual gabahny a di sawah segera                                     Sementara pedagang besar tingkat Kabupaten biasany a
setelah panen. Harga y ang mereka terima adalah harga                                    lebih kuat posisi tawarny a dalam penentuan harga.
kesepakatan, meskipun seringkali lebih ditentukan oleh                                   Biasany a mereka memiliki armada angkutan y ang
para pedagang desa/penggilingan. Sebenarny a petani                                      bany ak dan gudang peny impanan sendiri, sehingga
dapat menerima harga lebih tinggi seandainy a mereka                                     mereka bisa “mengatur” suplai di grosir/pengecer. Malah
menjual padi mereka dalam bentuk gabah kering simpan                                     tidak jarang pedagang besar ini juga merangkap sebagai
(GKS). Namun hal ini sulit dilakukan karena mereka                                       grosir. Karena kuatny a posisi tawar pedagang besar
tidak memiliki lumbung peny impan y ang cukup luas dan                                   inilah seringkali dikatakan bahwa permintaan beras
lantai jemur untuk mengeringkan gabah. Selain itu, para                                  petani sebenarny a     merupakan turunan permintaan
petani didesak oleh kebutuhan uang tunai untuk                                           beras pedagang besar, bukan konsumen.
keperluan konsumsi, biay a sekolah anak atau untuk
                                                                                         Kuatny a peranan pedagang besar ini terlihat dari
melunasi kredit BIMAS.
                                                                                         besarny a marjin tataniaga y ang mereka peroleh. Studi
Kebany akan pedagang/penggilingan memiliki hubungan                                      Muly o Sidik dan Slamet Purnomo (1991) di Kerawang
y ang pasti dengan pedagang tingkat kecamatan atau                                       menunjukkan bahwa keuntungan pelaku pemasaran
pedagang besar Kabupaten. Tak jarang mereka adalah                                       gabah/beras terbesar dinikmati oleh pedagang besar,
kepanjangan tangan dari para pedagang besar.                                             kemudian pengecer. 4     Keuntungan mereka berkisar
Pedagang/penggilingan meny impan stok dalam bentuk                                       antara 3,5 sampai 16,2 persen dari harga jual
gabah dan menjual dalam bentuk beras. Kondisi ini                                        konsumen. Padahal mereka hany a melakukan f ungsi
meny ebabkan mereka menghadapi resiko susut gabah                                        peny impanan dan pertukaran saja.           Sementara
y ang besar y ang berdampak pada tingkat jumlah beras                                    penanggung resiko terbesar y akni petani (gagal panen)
y ang diperoleh. Harga beras di penggilingan ditentukan                                  dan penggilingan gabah (susut gabah) menikmati
oleh pedagang besar atau pelaku tataniaga berikutny a.                                   keuntungan y ang kecil.
Dengan demikian penggilingan padi ---sama halny a
                                                                                         Struktur pembagian margin pemasaran y ang tidak
dengan petani--- juga hany a menjadi price taker.
                                                                                         merata sesuai dengan resiko usaha tersebut
Keberadaan pedagang desa/penggilingan sangat penting                                     menunjukkan lemahny a posisi tawar petani/penggilingan
bagi petani, bukan saja sebagai tempat menjual gabah                                     terhadap pelaku tataniaga selanjutny a. Sekaligus hal ini
mereka, tetapi juga sebagai pusat inf ormasi harga. Tak                                  juga mengindikasikan adany a kecenderungan praktek
jarang mereka juga meny ediakan kredit usahatani bagi                                    oligopsoni dalam pemasaran beras. Atau dengan kata
para petani y ang dilunasi setelah panen, atau dikenal                                   lain sistem pemasaran beras y ang ada belum ef isien.
dengan sistem ‘y arnen’.     Sehingga hubungan y ang
                                                                                         Struktur pasar y ang oligopsonistik juga meny ebabkan
terjadi bukan semata bersif at ekonomis tetapi juga
                                                                                         terjadiny a f luktuasi harga y ang besar di tingkat petani,
bersif at kultural. 3
                                                                                         dibandingkan di pasar lainny a, apalagi di pasar
Dalam hal pemasaran, KUD atau kelompok tani belum                                        konsumen. Bisa dibuktikan saat panen ray a petani
bany ak berperan. Kebany akan KUD atau kelompok                                          seringkali menerima harga di bawah harga dasar,
tani y ang ada masih berperan dalam teknis budiday a                                     sementara di pasar konsumen BULOG senantiasa
dan peny aluran sarana produksi pertanian.                                               melakukan operasi pasar setiap kali suplai beras di
                                                                                         pasar berkurang (misalny a pada saat paceklik).

                                                                                         Panjangny a rantai tataniaga beras juga pada akhirny a
3
    Secara kasuistis memang kadang ditemui pola hubungan yang eksploitatif               merugikan konsumen dan produsen, karena semakin
    antara penggilingan/pedagang desa dengan petani, tetapi dalam banyak
    kejadian juga penggilingan padi/pedagang desa membeli gabah petani
    dengan harga yang layak, bahkan tak jarang mereka lebih merugi. Sehingga
                                                                                         4
    dalam tingkat tertentu antara petani dengan pedagang pengumpul                            Studi Agusman di Ngawi, Jawa Timur kurang lebih menunjukkan hal yang
    desa/penggilingan desa skala kecil telah terbina solidaritas atau rasa senasib.          sama (Majalah Pangan, No. 10, Vol. III, Oktober 1991)



WACANA No. 13/ September - Oktober 1998
panjang rantai pemasaran akan semakin besar selisih                               spekulan. Setiap 1 ton DO mereka memperoleh 1 juta
harga y ang harus dibay ar konsumen dari harga petani.                            rupiah tanpa kerja (Kompas 12/9/98).
Terlebih kapasitas stok pedagang besar dan pengecer
                                                                                  Terlepas dari inef isiensi tataniaga, sebenarny a BULOG
y ang besar membuat mereka mampu mengendalikan
                                                                                  sendiri sudah menjadi pelaku ekonomi, bukan berperan
suplai beras dan harga pasar, terutama saat paceklik.
                                                                                  sebagai wasit y ang tidak netral. Status BULOG y ang
Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa dalam hal                                 dibawahi langsung presiden ---dengan peranan strategis
pemasaran gabah pun petani menempati posisi y ang                                 dan anggaran y ang besar--- menjadikan dia sebagai
paling lemah, karena hany a menjadi penerima harga                                prof it center bagi oknum BULOG dan pelaku ekonomi
(price taker). Ini tidak adil karena dari resiko usaha                            y ang terlibat didalamny a.
merekalah y ang menanggung resiko terbesar.
                                                                                  Konklusi dan Jalan Keluar
Impor Beras dan BULOG                                                             Model tataniaga beras y ang ada merupakan bagian
Dalam situasi harga beras y ang terus naik belakangan                             y ang tidak terpisahkan dari strategi dan kebijakan
ini, BULOG sebagai institusi y ang berwenang dalam                                pangan y ang dikeluarkan oleh pemerintah. Kelemahan
dalam meny ediakan beras dan menjaga stabilitas harga                             di tingkat konsepsi ini semakin buruk kala di dalam
beras diuji kemampuanny a. BULOG berkewajiban untuk                               praktekny a bany ak terjadi peny impangan.
mensuplai kebutuhan beras di masy arakat dengan
                                                                                  Jalur pemasaran beras masih bercorak oligopsonistik
melakukan operasi pasar (OP). Beras OP ini bisa
                                                                                  (dan oligopolistik di tingkat distribusi oleh BULOG) y ang
diambil dari stok di gudang BULOG atau mengimpor
                                                                                  menempatkan petani pada posisi terlemah (price taker).
beras dari luar negeri. Dengan OP ini diharapkan beras
                                                                                  Panjangny a rantai tataniaga juga akhirny a merugikan
y ang ada di pasaran cukup dan harga tidak merambat
                                                                                  konsumen karena harga y ang diterima semakin tinggi
naik.
                                                                                  dari harga petani.
Namun, dalam krisis sekarang ini BULOG terbukti telah
                                                                                  Kebijakan stabilisasi harga beras y ang diterapkan pada
gagal dalam menjalankan peran sebagai stabilisator
                                                                                  dasarny a    lebih melindungi kepentingan konsumen
harga. Kegagalan ini disebabkan oleh monopoli BULOG
                                                                                  daripada kepentingan petani produsen. Secara tidak
dan distributorny a. Praktek-praktek inilah menimbulkan
                                                                                  langsung dapat dikatakan bahwa sebenarny a petani
inef isensi pemasaran dan merugikan raky at.
                                                                                  telah dieksploitasi untuk memproduksi beras “demi
Sekedar pembuktian, BULOG merupakan satu-satuny a                                 kepentingan    masy arakat     bany ak”       Sementara
lembaga y ang berwenang melakukan impor beras.                                    kesejahteraan riil mereka sendiri dari waktu ke waktu
Dalam praktekny a BULOG menunjuk beberapa importir                                terus menurun.
secara tertutup. Untuk tahun 1997/1998 contohny a,
                                                                                  Kedepan, kebijaksanaan harga ini sebaikny a tidak
importir y ang ditunjuk BULOG adalah Sudono Salim, Siti
                                                                                  diberlakukan lagi dan terbentukny a harga diserahkan
Hutami, Siti Hediati, Dasuki, dan Ay ong.      Mereka
                                                                                  sepenuhny a kepada mekanisme pasar. Selain lebih
mendapat jatah impor dalam skala puluhan ribu sampai
                                                                                  merangsang petani untuk giat berproduksi, liberalisasi
jutaan ton. 5
                                                                                  ini juga akan memacu div ersif ikasi dan ketahanan
Setiap ton beras y ang diimpor mereka mendapatkan                                 pangan masy arakat.     Otomatis peran BULOG juga
f ee sebesar 10-15 dollar. Selain f ee mereka juga                                harus dikoreksi. BULOG tidak lagi berperan sebagai
mendapatkan keuntungan lain karena harga BULOG                                    stabilisator harga namun lebih berperan sebagai wasit
lebih mahal 25 dolar/ton dari pasar dunia.                                        y ang adil dalam pengadaan beras.

Inef isiensi BULOG berikutny a ditunjukkan dalam hal                              Petani sendiri harus mengoptimalkan peran kelompok
peny aluran beras.     Logikany a, dengan impor beras                             tani/KUD dalam pemasaran. Bersatuny a petani dalam
sebesar 3,1 juta ton, harga beras di pasaran dapat                                kelompok pada akhirny a akan memperkuat bargaining
diturunkan. Namun keny ataanny a harga beras malah                                power mereka terhadap pelaku tataniaga lainny a. 6
semakin mahal. Hal ini antara lain disebabkan oleh                                Dengan berf ungsiny a paguy uban petani ini maka bukan
adany a praktek jual beli delivery order (DO) dari BULOG                          saja rantai pemasaran y ang dapat diperpendek dan
dan bany akny a pedagang besar spekulan y ang sengaja                             semakin ef isen tetapi juga lebih menguntungkan baik
menahan stok beras.                                                               bagi petani maupun konsumen

BULOG         dan    distributorny a     seharusny a
mendistribusikan  beras     OP    langsung   kepada
masy arakat dengan harga y ang telah ditetapkan.
Praktekny a para peny alur BULOG tersebut malah                                   6
                                                                                      Pemasaran alternatifpun dapat dirintis untuk menggantikan jalur pemasaran
memperjualbelikan DO-ny a kepada para pedagang                                        beras sekarang yang merugikan petani dan konsumen. Salah satu caranya
                                                                                      adalah dengan mengembangkan people to people market. Dalam konsep
                                                                                      pemasaran ini para petani yang tergabung dalam kelompok tani menjalin
5
    Sudono Salim, dengan 4 perusahaannya Ginivy Trading, Graphica Mgt,                hubungan pemasaran langsung dengan asosiasi konsumen. Petani
    Calvi Sunrise dan Interlink Asia mengimpor sekitar 2,3 juta ton (657,5 ribu       diuntungkan karena akan memperoleh harga sesuai dengan kesepakatan,
    USD). Sedang Siti Hutami dengan PT AL Resorcesnya mendapat jatah                  sementara konsumen juga akan memperoleh beras dalam kualitas dan
    300.000 ton (90,3 ribu USD). Siti Hediati P mengimpor 35.000 ton melalui          kuantitas yang baik secara kontinu dengan harga yang layak. Model
    PT Data N Latipson. Dasuki A melalui 2 perusahaannya Concorca World               pemasaran seperti ini mendukung terciptanya perdagangan yang berkeadilan
    Trade dan Timur Madu Sejati mengimpor 325.000 ton (96,2 ribu USD).                (fair trade), karena baik produsen maupun konsumen terwakili kepentingan
    Sementara Ayong dengan Siam Race Trading, Sunlabel, Thaimapan Trade               dan kebutuhannya. Selain itu mekanisme check and balance antara
    dan Pramee Trading mendapat order 112.000 ton (36,9 ribu USD) (Kompas,            keduanya dapat berjalan secara otomatis jika ada penyimpangan dalam
    8 September 1998, Hal 3)                                                          kesepakatan.


WACANA No. 13/ September - Oktober 1998

More Related Content

More from Pekerja Sosial Masyarakat

More from Pekerja Sosial Masyarakat (20)

Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumiModul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
Modul zakat 2021_kabupaten_sukabumi
 
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covidBuku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
Buku pedoman _rt_rw_pencegahan_covid
 
Paparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odfPaparan strategi percepatan odf
Paparan strategi percepatan odf
 
Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018Peraturan informasi no_1_2018
Peraturan informasi no_1_2018
 
Power point bpd
Power point  bpdPower point  bpd
Power point bpd
 
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 11  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 11 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 10  Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 10 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 06   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 06 Perda Cianjur No 17 2012
 
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012Lampiran 03  Perda Kab. Cianjur no 17 2012
Lampiran 03 Perda Kab. Cianjur no 17 2012
 
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012Lampiran 02   Perda Cianjur No 17 2012
Lampiran 02 Perda Cianjur No 17 2012
 
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
Penjelasan Perda Cianjur No 17 Tahun 2012
 
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012Perda Cianjur no 17 tahun 2012
Perda Cianjur no 17 tahun 2012
 
Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018Kecamatan takokak dalam angka 2018
Kecamatan takokak dalam angka 2018
 
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
Kecamatan sukanagara dalam angka 2018
 
Kecamatan sindangbarang dalam angka 2018
Kecamatan sindangbarang dalam angka 2018Kecamatan sindangbarang dalam angka 2018
Kecamatan sindangbarang dalam angka 2018
 
Kecamatan pasirkuda dalam angka 2018
Kecamatan pasirkuda dalam angka 2018Kecamatan pasirkuda dalam angka 2018
Kecamatan pasirkuda dalam angka 2018
 
Kecamatan pagelaran dalam angka 2018
Kecamatan pagelaran dalam angka 2018Kecamatan pagelaran dalam angka 2018
Kecamatan pagelaran dalam angka 2018
 
Kecamatan naringgul dalam angka 2018
Kecamatan naringgul dalam angka 2018Kecamatan naringgul dalam angka 2018
Kecamatan naringgul dalam angka 2018
 
Kecamatan kadupandak dalam angka 2018
Kecamatan kadupandak dalam angka 2018Kecamatan kadupandak dalam angka 2018
Kecamatan kadupandak dalam angka 2018
 
Kecamatan leles dalam angka 2018
Kecamatan leles dalam angka 2018Kecamatan leles dalam angka 2018
Kecamatan leles dalam angka 2018
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 

Inefesiensi Tataniaga Beras

  • 1. UTAMA INEFISIENSI TATANIAGA B ERAS DAN N ASIB P ETANI Indro Surono Kenaikan harga beras yang terus menerus akhir-akhir ini antara lain disebabkan oleh inefisiensi distribusi beras. Ketika pemerintah telah mengimpor beras sebanyak 3,1 juta ton masyarakat berharap bahwa harga beras dapat ditekan turun. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Harga beras terus melonjak menembus batas Rp 5.000,- per kilogram. Masyarakat menjadi curiga, ada permainan dalam distribusi beras, terlebih setelah terbongkarnya kasus jual beli DO (delivery order) oleh oknum BULOG dan penyelundupan beras ke luar negeri. ermasalahan mahalny a harga beras sebenarny a membangun dan memperbaiki sarana dan jaringan tidak semata-mata karena adany a praktek kolusi, irigasi dalam skala besar, (4) mengadakan program korupsi dan Nepotisme (KKN) dalam tubuh pengembangan dan pengadaan sarana lepas panen, BULOG, tetapi juga terkait dengan bagaimana sistem seperti lantai jemur di tingkat KUD, pengadaan unit pola produksi beras itu sendiri dirancang oleh penggilingan padi kecil (Rice Milling Unit, Huller, dsb.) pemerintah. Permasalahan perberasan y ang timbul erat serta pengadaan gudang-gudang penampungan di kaitanny a dengan strategi dan kebijakan pemenuhan tingkat desa/KUD, (5) mendirikan lembaga y ang pangan y ang diterapkan oleh rejim penguasa. berperan sebagai stabilisator harga, pengadaan stok dan distribusi beras secara nasional. 1 Politik Pangan Orde Baru Keseluruhan program diatas saling tergantung satu Kelangkaan pangan pada pertengahan dekade 60-an sama lain, sehingga tidak dapat saling meniadakan. y ang meny ebabkan krisis ekonomi dan sosial, tidak Keseluruhan pola produksi dan kebijakan diatas lah saja memberi andil pada runtuhny a rejim Soekarno, y ang membentuk sistem ekonomi beras kita. Memang tetapi lebih jauh juga membuka mata rejim dalam kurun waktu 15 tahun akhirny a sistem tersebut penggantiny a untuk tidak bermain-main dengan urusan terbukti mampu memenuhi target terpenuhiny a perut raky at. Dengan kata lain pemenuhan kebutuhan swasembada beras. Namun day a tahan swasembada pangan raky at menjadi prasy arat mutlak bagi ini tidak bertahan lama dan y ang lebih penting strategi kelancaran pembangunan, stabilitas dan keberlanjutan diatas telah memperlemah posisi petani baik secara kekuasaan politik terhadap raky at. Dari sebab itu politik ekonomis dan politis. 2 pemenuhan pangan raky at menjadi prioritas sentral rejim ORBA. Jalur Distribusi dan Harga Beras Saluran pemasaran beras y ang ada sangat ditentukan Politik pangan y ang ditempuh kemudian adalah dengan oleh sistem pola produksi y ang dibangun dan membangun sistem produksi pangan (beras) y ang karakteristik komoditi padi. Secara umum pembedaan terintegrasi dari pengadaan sarana produksi pertanian, y ang mendasar terhadap f ungsi tataniaga dipengaruhi pengembanan teknologi, pembangunan inf rastruktur oleh jumlah produksi atau suplai pada setiap musim hingga peneloran kebijakan pendukung seperti panen. Jalur tataniaga beras secara ringkas dapat kebijaksanaan stabilisasi harga. Target utama y ang dilihat pada gambar. dicanangkan adalah terpenuhiny a kebutuhan pangan raky at secara mandiri (swasembada). Operasionalisasi strategi awal tersebut mewujud dengan 1 Lembaga ini dikenal dengan nama BULOG. Di tingkat daerah ada : (1) mengadakan dan membangun sarana produksi DOLOG dan SUB DOLOG. Lembaga ini pada saat panen raya pertanian dengan cara membangun pabrik-pabrik pupuk melaksanakan pembelian beras untuk stok sekaligus menghindari harga gabah petani jatuh. Sementara saat paceklik mereka menjual dan obat-obatan pertanian, memberikan kemudahan beras stok ke pasar agar harga beras di tingkat produsen tidak terlalu mahal. Selain itu, juga menetapkan besarnya marjin tataniaga yang impor benih unggul, insektisida, pestisida dan herbisida, mampu merangsang pedagang untuk mau menjadi distributor beras. Hal ini dimaksudkan untuk mengadakan integrasi jalur distribusi beras. serta memberikan kemudahan inv estasi bagi BULOG sendiri hingga awal 1990-an telah membangun tidak kurang pengusaha untuk membangun pabrik alat-alat pertanian, dari 1.446 unit gudang dengan kapasitas simpan 3,35 juta ton yang tersebar di seluruh Indonesia (Alim Fauzi, 1992) (2) “mengenalkan” petani dengan teknologi baru, y akni 2 Politik pangan beras diatas kemudian menunjukkan: (1) adanya kontrol yang kuat oleh negara atas pola produksi pangan (beras) petani, pemakaian bibit unggul, pupuk dan obat-obatan, demikian juga dalam kontrol tataniaga; (2) orientasi produksi lebih introduksi pengolahan tanah, penanaman, perawatan memenangkan perlindungan kepada konsumen bukan petani, mereka “dieksploitasi” untuk mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat dan pemanenan model baru serta untuk mempercepat sementara kesejahteraan mereka sendiri terabaikan, (3) petani menjadi sangat tergantung kepada pihak luar (khususnya pemerintah) dalam proses sosialisasi teknologi rev olusi hijau ini pemerintah proses produksi, (4) tidak merangsang adanya diversifikasi produk pangan rakyat, (5) adanya pelanggaran HAM yang dilakukan secara membentuk lembaga peny uluhan pertanian, (3) sistematis oleh rejim kepada petani. WACANA No. 13/ September - Oktober 1998
  • 2. B ULOG/D OLOG K P O E Pdg. KUD/ Pdg. Pasar N T desa/ Pdg . Besar Induk/ Peng- S A Peng- Keca- Kabu- Grosir ecer U N gilingan matan paten M I E N Kebany akan petani menjual gabahny a di sawah segera Sementara pedagang besar tingkat Kabupaten biasany a setelah panen. Harga y ang mereka terima adalah harga lebih kuat posisi tawarny a dalam penentuan harga. kesepakatan, meskipun seringkali lebih ditentukan oleh Biasany a mereka memiliki armada angkutan y ang para pedagang desa/penggilingan. Sebenarny a petani bany ak dan gudang peny impanan sendiri, sehingga dapat menerima harga lebih tinggi seandainy a mereka mereka bisa “mengatur” suplai di grosir/pengecer. Malah menjual padi mereka dalam bentuk gabah kering simpan tidak jarang pedagang besar ini juga merangkap sebagai (GKS). Namun hal ini sulit dilakukan karena mereka grosir. Karena kuatny a posisi tawar pedagang besar tidak memiliki lumbung peny impan y ang cukup luas dan inilah seringkali dikatakan bahwa permintaan beras lantai jemur untuk mengeringkan gabah. Selain itu, para petani sebenarny a merupakan turunan permintaan petani didesak oleh kebutuhan uang tunai untuk beras pedagang besar, bukan konsumen. keperluan konsumsi, biay a sekolah anak atau untuk Kuatny a peranan pedagang besar ini terlihat dari melunasi kredit BIMAS. besarny a marjin tataniaga y ang mereka peroleh. Studi Kebany akan pedagang/penggilingan memiliki hubungan Muly o Sidik dan Slamet Purnomo (1991) di Kerawang y ang pasti dengan pedagang tingkat kecamatan atau menunjukkan bahwa keuntungan pelaku pemasaran pedagang besar Kabupaten. Tak jarang mereka adalah gabah/beras terbesar dinikmati oleh pedagang besar, kepanjangan tangan dari para pedagang besar. kemudian pengecer. 4 Keuntungan mereka berkisar Pedagang/penggilingan meny impan stok dalam bentuk antara 3,5 sampai 16,2 persen dari harga jual gabah dan menjual dalam bentuk beras. Kondisi ini konsumen. Padahal mereka hany a melakukan f ungsi meny ebabkan mereka menghadapi resiko susut gabah peny impanan dan pertukaran saja. Sementara y ang besar y ang berdampak pada tingkat jumlah beras penanggung resiko terbesar y akni petani (gagal panen) y ang diperoleh. Harga beras di penggilingan ditentukan dan penggilingan gabah (susut gabah) menikmati oleh pedagang besar atau pelaku tataniaga berikutny a. keuntungan y ang kecil. Dengan demikian penggilingan padi ---sama halny a Struktur pembagian margin pemasaran y ang tidak dengan petani--- juga hany a menjadi price taker. merata sesuai dengan resiko usaha tersebut Keberadaan pedagang desa/penggilingan sangat penting menunjukkan lemahny a posisi tawar petani/penggilingan bagi petani, bukan saja sebagai tempat menjual gabah terhadap pelaku tataniaga selanjutny a. Sekaligus hal ini mereka, tetapi juga sebagai pusat inf ormasi harga. Tak juga mengindikasikan adany a kecenderungan praktek jarang mereka juga meny ediakan kredit usahatani bagi oligopsoni dalam pemasaran beras. Atau dengan kata para petani y ang dilunasi setelah panen, atau dikenal lain sistem pemasaran beras y ang ada belum ef isien. dengan sistem ‘y arnen’. Sehingga hubungan y ang Struktur pasar y ang oligopsonistik juga meny ebabkan terjadi bukan semata bersif at ekonomis tetapi juga terjadiny a f luktuasi harga y ang besar di tingkat petani, bersif at kultural. 3 dibandingkan di pasar lainny a, apalagi di pasar Dalam hal pemasaran, KUD atau kelompok tani belum konsumen. Bisa dibuktikan saat panen ray a petani bany ak berperan. Kebany akan KUD atau kelompok seringkali menerima harga di bawah harga dasar, tani y ang ada masih berperan dalam teknis budiday a sementara di pasar konsumen BULOG senantiasa dan peny aluran sarana produksi pertanian. melakukan operasi pasar setiap kali suplai beras di pasar berkurang (misalny a pada saat paceklik). Panjangny a rantai tataniaga beras juga pada akhirny a 3 Secara kasuistis memang kadang ditemui pola hubungan yang eksploitatif merugikan konsumen dan produsen, karena semakin antara penggilingan/pedagang desa dengan petani, tetapi dalam banyak kejadian juga penggilingan padi/pedagang desa membeli gabah petani dengan harga yang layak, bahkan tak jarang mereka lebih merugi. Sehingga 4 dalam tingkat tertentu antara petani dengan pedagang pengumpul Studi Agusman di Ngawi, Jawa Timur kurang lebih menunjukkan hal yang desa/penggilingan desa skala kecil telah terbina solidaritas atau rasa senasib. sama (Majalah Pangan, No. 10, Vol. III, Oktober 1991) WACANA No. 13/ September - Oktober 1998
  • 3. panjang rantai pemasaran akan semakin besar selisih spekulan. Setiap 1 ton DO mereka memperoleh 1 juta harga y ang harus dibay ar konsumen dari harga petani. rupiah tanpa kerja (Kompas 12/9/98). Terlebih kapasitas stok pedagang besar dan pengecer Terlepas dari inef isiensi tataniaga, sebenarny a BULOG y ang besar membuat mereka mampu mengendalikan sendiri sudah menjadi pelaku ekonomi, bukan berperan suplai beras dan harga pasar, terutama saat paceklik. sebagai wasit y ang tidak netral. Status BULOG y ang Dari uraian diatas terlihat jelas bahwa dalam hal dibawahi langsung presiden ---dengan peranan strategis pemasaran gabah pun petani menempati posisi y ang dan anggaran y ang besar--- menjadikan dia sebagai paling lemah, karena hany a menjadi penerima harga prof it center bagi oknum BULOG dan pelaku ekonomi (price taker). Ini tidak adil karena dari resiko usaha y ang terlibat didalamny a. merekalah y ang menanggung resiko terbesar. Konklusi dan Jalan Keluar Impor Beras dan BULOG Model tataniaga beras y ang ada merupakan bagian Dalam situasi harga beras y ang terus naik belakangan y ang tidak terpisahkan dari strategi dan kebijakan ini, BULOG sebagai institusi y ang berwenang dalam pangan y ang dikeluarkan oleh pemerintah. Kelemahan dalam meny ediakan beras dan menjaga stabilitas harga di tingkat konsepsi ini semakin buruk kala di dalam beras diuji kemampuanny a. BULOG berkewajiban untuk praktekny a bany ak terjadi peny impangan. mensuplai kebutuhan beras di masy arakat dengan Jalur pemasaran beras masih bercorak oligopsonistik melakukan operasi pasar (OP). Beras OP ini bisa (dan oligopolistik di tingkat distribusi oleh BULOG) y ang diambil dari stok di gudang BULOG atau mengimpor menempatkan petani pada posisi terlemah (price taker). beras dari luar negeri. Dengan OP ini diharapkan beras Panjangny a rantai tataniaga juga akhirny a merugikan y ang ada di pasaran cukup dan harga tidak merambat konsumen karena harga y ang diterima semakin tinggi naik. dari harga petani. Namun, dalam krisis sekarang ini BULOG terbukti telah Kebijakan stabilisasi harga beras y ang diterapkan pada gagal dalam menjalankan peran sebagai stabilisator dasarny a lebih melindungi kepentingan konsumen harga. Kegagalan ini disebabkan oleh monopoli BULOG daripada kepentingan petani produsen. Secara tidak dan distributorny a. Praktek-praktek inilah menimbulkan langsung dapat dikatakan bahwa sebenarny a petani inef isensi pemasaran dan merugikan raky at. telah dieksploitasi untuk memproduksi beras “demi Sekedar pembuktian, BULOG merupakan satu-satuny a kepentingan masy arakat bany ak” Sementara lembaga y ang berwenang melakukan impor beras. kesejahteraan riil mereka sendiri dari waktu ke waktu Dalam praktekny a BULOG menunjuk beberapa importir terus menurun. secara tertutup. Untuk tahun 1997/1998 contohny a, Kedepan, kebijaksanaan harga ini sebaikny a tidak importir y ang ditunjuk BULOG adalah Sudono Salim, Siti diberlakukan lagi dan terbentukny a harga diserahkan Hutami, Siti Hediati, Dasuki, dan Ay ong. Mereka sepenuhny a kepada mekanisme pasar. Selain lebih mendapat jatah impor dalam skala puluhan ribu sampai merangsang petani untuk giat berproduksi, liberalisasi jutaan ton. 5 ini juga akan memacu div ersif ikasi dan ketahanan Setiap ton beras y ang diimpor mereka mendapatkan pangan masy arakat. Otomatis peran BULOG juga f ee sebesar 10-15 dollar. Selain f ee mereka juga harus dikoreksi. BULOG tidak lagi berperan sebagai mendapatkan keuntungan lain karena harga BULOG stabilisator harga namun lebih berperan sebagai wasit lebih mahal 25 dolar/ton dari pasar dunia. y ang adil dalam pengadaan beras. Inef isiensi BULOG berikutny a ditunjukkan dalam hal Petani sendiri harus mengoptimalkan peran kelompok peny aluran beras. Logikany a, dengan impor beras tani/KUD dalam pemasaran. Bersatuny a petani dalam sebesar 3,1 juta ton, harga beras di pasaran dapat kelompok pada akhirny a akan memperkuat bargaining diturunkan. Namun keny ataanny a harga beras malah power mereka terhadap pelaku tataniaga lainny a. 6 semakin mahal. Hal ini antara lain disebabkan oleh Dengan berf ungsiny a paguy uban petani ini maka bukan adany a praktek jual beli delivery order (DO) dari BULOG saja rantai pemasaran y ang dapat diperpendek dan dan bany akny a pedagang besar spekulan y ang sengaja semakin ef isen tetapi juga lebih menguntungkan baik menahan stok beras. bagi petani maupun konsumen BULOG dan distributorny a seharusny a mendistribusikan beras OP langsung kepada masy arakat dengan harga y ang telah ditetapkan. Praktekny a para peny alur BULOG tersebut malah 6 Pemasaran alternatifpun dapat dirintis untuk menggantikan jalur pemasaran memperjualbelikan DO-ny a kepada para pedagang beras sekarang yang merugikan petani dan konsumen. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan people to people market. Dalam konsep pemasaran ini para petani yang tergabung dalam kelompok tani menjalin 5 Sudono Salim, dengan 4 perusahaannya Ginivy Trading, Graphica Mgt, hubungan pemasaran langsung dengan asosiasi konsumen. Petani Calvi Sunrise dan Interlink Asia mengimpor sekitar 2,3 juta ton (657,5 ribu diuntungkan karena akan memperoleh harga sesuai dengan kesepakatan, USD). Sedang Siti Hutami dengan PT AL Resorcesnya mendapat jatah sementara konsumen juga akan memperoleh beras dalam kualitas dan 300.000 ton (90,3 ribu USD). Siti Hediati P mengimpor 35.000 ton melalui kuantitas yang baik secara kontinu dengan harga yang layak. Model PT Data N Latipson. Dasuki A melalui 2 perusahaannya Concorca World pemasaran seperti ini mendukung terciptanya perdagangan yang berkeadilan Trade dan Timur Madu Sejati mengimpor 325.000 ton (96,2 ribu USD). (fair trade), karena baik produsen maupun konsumen terwakili kepentingan Sementara Ayong dengan Siam Race Trading, Sunlabel, Thaimapan Trade dan kebutuhannya. Selain itu mekanisme check and balance antara dan Pramee Trading mendapat order 112.000 ton (36,9 ribu USD) (Kompas, keduanya dapat berjalan secara otomatis jika ada penyimpangan dalam 8 September 1998, Hal 3) kesepakatan. WACANA No. 13/ September - Oktober 1998