SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Kemagnetan dan
Elektromagnetis
1
Prinsip Kemagnetan
Magnet memiliki 2 kutub, Utara dan Selatan
Sifat magnet :
• Kutub utara-kutub selatan akan tarik menarik
• Kutub utara-kutub utara akan tolak menolak
Gbr.1 Sifat magnet, tarik menarik dan tolak
menolak
Gbr.2 Kutub Utara – Selatan
Magnet permanent
Batang magnet dibagian tengah antara kutub utara-
kutub selatan, disebut bagian netral. Bagian netral
magnet artinya tidak memiliki kekuatan magnet.
2
Prinsip Kemagnetan
Untuk membuktikan bahwa daerah netral tidak
memiliki kekuatan magnet. Ambil beberapa
sekrup besi, amatilah tampak sekrup besi akan
menempel baik diujung kutub utara maupun
ujung kutub selatan . Daerah netral dibagian
tengah sekrup tidak akan menempel sama
sekali, dan sekrup akan terjatuh.
Gbr.3 Daerah netral pada
magnet permanet
3
Prinsip Kemagnetan
Pada besi biasa sebenarnya terdapat kumpulan magnet-magnet dalam ukuran
mikroskopik, tetapi posisi masing-masing magnet tidak beraturan satu dengan
lainnya sehingga saling menghilangkan sifat kemagnetannya (Gbr. 4-a)
Gbr.4 Perbedaan besi
biasa dan magnet permanen
Pada magnet, posisi kutub utara dan
kutub selatan magnet posisinya teratur.
Secara keseluruhan kekuatan magnetnya
menjadi besar. (Gbr. 4-b)
Logam besi bisa menjadi magnet secara
permanen atau sementara dengan cara
induksi elektromagnetik. Tetapi ada beberapa
logam yang tidak bisa menjadi magnet,
misalnya tembaga, aluminium logam tersebut
dinamakan diamagnetik.
Garis Gaya Magnet
Batang magnet memancarkan garis gaya magnet yang melingkupi dengan arah dari
utara ke selatan. Pembuktian sederhana dilakukan dengan menempatkan batang
magnet diatas selembar kertas. Diatas kertas taburkan serbuk halus besi secara
merata, yang terjadi adalah bentuk garis-garis dengan pola-pola melengkung oval
diujung-ujung kutub (Gbr. 5-a). Ujung kutub utara selatan muncul pola garis gaya
yang kuat. Daerah netral pola garis gaya magnetnya lemah. (Gbr. 5-b)
Gbr. 5-a Pola garis medan magnet permanen Gbr. 5-b Garis medan magnet utara-selatan
5
Pembuktian secara visual garis gaya magnet untuk sifat tarik-menarik pada
kutub berbeda dan sifat tolak-menolak pada kutub sejenis dengan
menggunakan magnet dan serbuk halus besi. (Gbr. 6). Sifat saling tarik
menarik dan tolak menolak magnet menjadi dasar bekerjanya motor listrik.
Gbr. 6 Pola garis medan magnet tolak - menolak
dan tarik - menarik
Garis Gaya Magnet
6
Untuk mendapatkan garis gaya magnet yang merata disetiap titik
permukaan maka ada dua bentuk yang mendasari rancangan mesin listrik.
Bentuk datar (flat) akan menghasilkan garis gaya merata setiap titik
permukaannya. Bentuk melingkar (radial), juga menghasilkan garis gaya yang
merata setiap titik permukaannya. (Gbr. 7)
Gbr. 7 Garis gaya magnet pada permukaan rata dan silinder
Garis Gaya Magnet
7
Elektromagnet
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan
arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada pita tape recorder, motor
listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya
meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar (Gbr. 8)
Gbr. 8 Prinsip elektromagnetik
8
Elektromagnet
Sebatang kawat posisi vertikal diberikan arus listrik
DC searah panah, arus menuju keatas arah pandang
(tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk
selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat
(Gbr. 9). Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh
mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi
atau kompas yang didekatkan dengan kawat
penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah
garis gaya sekitar kawat melingkar.
Gbr. 9 Garis magnet membentuk
selubung seputar kawat berarus
Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah
putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831- 1879)
(Gbr.10). Arah arus kedepan (meninggalkan kita)
maka arah medan magnet searah putaran sekrup
kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang
(menuju kita) maka arah medan magnet adalah ke kiri.
Gbr. 10. Prinsip putaran sekrup
9
Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar
menentukan arah garis gaya elektromagnet. Arah
arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada
penampang kawat), arah garis gaya
elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum
jam (Gbr. 11)
Ketika arah arus listrik DC meninggal kan kita (tanda silang penampang
kawat), garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan
jarum jam (sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar
intensitas arus yang mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang
mengelilingi sepanjang kawat tersebut.
Gbr. 11 Elektromagnetik sekeliling kawat
Elektromagnet
10
Elektromagnet pada Belitan Kawat
Kawat penghantar bentuk bulat dialiri arus listrik I
sesuai arah panah (Gbr. 12). Hukum tangan kanan
dalam kasus ini, disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet yang arahnya secara gabungan
membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin
besar arus listrik yang melewati kawat makin kuat
medan elektromagnetik yang ditimbulkannya.
Jika beberapa belitan kawat digulungkan
membentuk sebuah coil, jika dipotong secara
melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat
bagian atas bertanda silang (meninggalkan kita)
dan kawat bagian bawah bertanda titik (menuju
kita) (Gbr. 13). Hukum tangan kanan empat jari
menyatakan arah arus I, arah ibu jari
menunjukkan kutub utara magnet.
Gbr. 12 Kawat melingkar berarus membentuk
kutub magnet
Gbr. 13 Kawat melingkar berarus membentuk
kutub magnet
11
Elektromagnet pada Belitan Kawat
Hukum tangan kanan untuk menjelaskan
terbentuknya garis gaya elektromagnet pada
sebuah gulungan coil (Gbr.14). Sebuah
gulungan kawat coil dialiri arus listrik
arahnya sesuai dengan empat jari tangan
kanan, kutub magnet yang dihasilkan
dimana kutub utara searah dengan ibu jari
dan kutub selatan arah lainnya. Untuk
menguatkan medan magnet yang dihasilkan
pada gulungan dipasangkan inti besi dari
bahan ferromagnet, sehingga garis gaya
elektromagnet menyatu. Aplikasinya dipakai
pada coil kontaktor atau relay.
Gbr. 14 Hukum tangan kanan
12
Fluksi Medan Magnet
Medan magnet tidak bisa kasat mata
namun buktinya bisa diamati dengan
kompas atau serbuk halus besi. Daerah
sekitar yang ditembus oleh garis gaya
magnet disebut gaya medan magnetik
atau medan magnetik. Jumlah garis gaya
dalam medan magnet disebut fluksi
magnetik (Gbr. 15).
Gbr. 15 Belitan kawat berinti udara
Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik (φ) diukur dalam
Weber, disingkat Wb yang didifinisikan : ”Suatu medan magnet serba
sama mempunyai fluksi magnetik sebesar 1 weber bila sebatang
penghantar dipotongkan pada garis-garis gaya magnet tsb selama
satu detik akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt”.
13
Pengaruh gaya gerak magnetik akan melingkupi
daerah sekitar belitan yang diberikan warna arsir
gambar 16.
Gaya gerak magnetik (θ) berbanding lurus dengan
jumlah belitan (N) dan besarnya arus yang mengalir
(I), secara singkat kuat medan magnet sebanding
dengan amper-lilit.
θ = I . N [θ] = Amper-turn
θ : Gaya gerak magnetik
I : Arus mengalir ke belitan
N : Jumlah belitan kawat
Gbr. 16 Daerah pengaruh medan magnet
Fluksi Medan Magnet
14
Kuat Medan Magnet
Dua belitan berbentuk toroida dengan ukuran
yang berbeda diameternya gambar 17. Belitan
toroida yang besar memiliki diameter lebih
besar, sehingga keliling lingkarannya lebih
besar. Belitan toroida yang kecil tentunya
memiliki keliling lebih kecil. Jika keduanya
memiliki belitan (N) yang sama, dan dialirkan
arus (I) yang sama maka gaya gerak magnet (θ
= N.I) juga sama. Yang akan berbeda adalah
kuat medan magnet (H) dari kedua belitan
diatas.
Gbr. 17 Medan magnet pada toroida
Persamaan Kuat Medan Magnet
H : Kuat Medan Magnet
Lm : Panjang lintasan
θ : Gaya gerak magnetik
I : Arus mengalir ke belitan
N : Jumlah belitan kawat
15
Contoh :
Kumparan toroida dengan 5000 belitan kawat, panjang
lintasan magnet 20cm, arus yang mengalir sebesar 100mA.
Hitung besarnya kuat medan magnetiknya
Jawaban :
Kuat Medan Magnet
16
Kerapatan Fluks Magnet
Efektivitas medan magnetik dalam pemakaian
sering ditentukan oleh besarnya “kerapatan
fluk magnet”, artinya fluk magnet yang berada
pada permukaan yang lebih luas kerapatannya
rendah dan intensitas medannya lebih lemah
gambar-18. Pada permukaan yang lebih
sempit kerapatan fluk magnet akan kuat dan
intensitas medannya lebih tinggi.
Gbr. 18 Kerapatan fluk magnet
Kerapatan fluk magnet (B) atau induksi magnetik didefinisikan sebagai
fluk persatuan luas penampang. Satuan fluk magnet adalah Tesla.
B : Kerapatan fluk magnet
φ : Fluk magnet
A : Luas penampang inti
17
Kerapatan Fluks Magnet
Contoh :
Belitan kawat bentuk inti persegi 50mm x 30 mm, menghasilkan kuat
medan magnet sebesar 0,8 Tesla. Hitung besar fluk magnetnya.
Jawaban :
φ = B . A = 0, 8T x0,05 m x 0,03 m = 1,2 mWb
18
Bahan Ferromagnet
Bahan ferromagnet dipakai sebagai bahan inti
dalam transformator, stator motor. Susunan
molekul bahan ferromagnet terbentuk dari
bagian-bagian kecil disebut ”domain” gambar-19.
Setiap domain merupakan magnet dipole
elementer dan mengandung 1012 sampai 1015
atom. Bila bahan ferromagnetik mendapat
pengaruh medan magnet luar, dengan segera
masing-masing melekul membentuk kutub yang
searah. Gambar 19 : Bahan
ferromagneik
19
Permeabilitas
Permeabilitas atau ”daya hantar magnetik (µ)” adalah kemampuan
bahan media untuk dilalui fluk magnet. Ada tiga golongan media magnet
yaitu ferromagnet, paramagnet dan diamagnet.
Ferromagnet mudah dijadikan magnet dan menghasilkan medan magnet
yang kuat, memiliki daya hantar magnetik yang baik. Contohnya : besi,
baja, nikel, cobal serta campuran beberapa logam seperti Alnico dan
permalloy.
Paramagnet kurang baik untuk dijadikan magnet, hasilnya lemah dan
permeabilitasnya kurang baik. Contohnya : aluminium, platina, mangan,
chromium.
Diamagnet bahan yang lemah sebagai magnet dan berlawanan,
permeabilitas nya dibawah paramagnet. Contohnya: bismuth,
antimonium, tembaga, seng, emas dan perak.
20
Gambar 20 :Kurva BH inti
udara
Kurva BH mengandung informasi yang
berhubungan dengan permeabilitas
suatu bahan. Satuan permeabilitas
Wb/Am. Permeabilitas hampa udara
diperoleh dari perbandingan antara
kerapatan fluk dan kuat medan magnet
gambar 20.
Permeabilitas
21
Permeabilitas
Persamaan permeabilitas hampa udara:
Gambar 21 : Kurva
BH ferromagnetik
Permeabilitas untuk bahan magnet sifatnya tidak konstan, selalu diperbandingkan
terhadap permeabilitas hampa udara, dimana perbandingan tersebut disebut
permeabilitas relatif gambar 21.
µ0 : Permeabilitas hampa udara
B : Fluks magnet
H : Kuat Medan Magnet
22
Persamaan permeabiltas bahan magnet :
µ : Permeabilitas bahan
µ0 : Permeabilitas hampa udara
µr : Permeabilitas relatif
Permeabilitas
Contoh :
Belitan kawat rongga udara memiliki kerapatan 2.500 A/m, Hitung besar fluk
magnetnya, bila diketahui µ0 = 1,257 . 10-6 Wb/Am.
Jawaban :
B = µ0. H
B = 1,257 . 10-6 Wb/Am . 2500A/m = 0,00314 T = 3,14mT
23
Contoh :
Besi toroid mempunyai keliling 0,3 meter dan luas penampang 1 cm2. Toroida dililitkan
kawat 600 belitan dialiri arus sebesar 100mA. Agar diperoleh fluk magnet sebesar
60µWb pada toroida tsb. Hitung
a) kuat medan magnet
b) kerapatan fluk magnet
c) permeabilitas absolut, dan
d) permeabiltas relatif besi.
Permeabilitas
Jawaban :
a) kuat medan magnet = 200 A/m
b) kerapatan fluk magnet = 0,6 T
c) permeabilitas absolut = 0,003 Wb/Am
d) permeabiltas relatif besi = 2400
24
Kurva Magnetisasi
Faktor penting yang menentukan perubahan
permeabiltas bahan adalah : jenis bahan dan
besarnya gaya gerak magnetik yang digunakan.
Berdasarkan kurva magnetisasi Gambar.22
untuk mendapatkan kerapatan fluk 1 Tesla
diperlukan kuat medan magnet 370 A/m. Jika
kerapatan fluk dinaikkan 1,2 Tesla diperlukan
kuat medan magnet 600 A/m.
Gambar 22 : Kurva
magnetisasi
25
Kurva Histerisis
Batang besi yang momen magnetiknya nol akan dilihat perilaku hubungan antara
kerapatan fluk magnet (B) dengan kuat medan magnet (H) gambar 23.
1. Diawali H dinaikkan dari titik (0) sampai titik (1), nilai
B konstan mencapai kejenuhan sifat magnet
sempurna.
2. Kemudian H diturunkan sampai titik (0), ternyata nilai
B berhenti di (2) disebut titik ”magnet remanensi”.
3. Agar B mencapai titik (0) di angka (3) diperlukan
medan kuat medan magnetic Hc, disebut ”magnet
koersif”, diukur dari sifat kekerasan bahan dalam
ketahanannya menyimpan magnet.
4. Kemudian H dinaikkan dalam arah negatif, diikuti oleh
B dengan polaritas berlawanan sampai titik
jenuhnya(4)
5. Selanjutnya H diturunkan ke titik (0), ternyata B masih
terdapat kerapatan fluk remanen (5).
6. Terakhir H dinaikkan arah positif, dikuti oleh B
melewati titik (6), disini lengkap satu loop histerisis. Gambar 23 : Kurva histerisis
26
27
Kurva Histerisis
Tiga sifat bahan dari pembahasan diatas
adalah :
• permeabilitas,
• remanensi
• koersivity.
Bahan yang cocok untuk magnet permanen
adalah yang koersivity dan remanensi yang
tinggi gambar 24a.
Bahan yang cocok untuk elektromagnetik
adalah yang permeabilitasnya dan
kejenuhannya dari kerapatan fluk magnet
yang tinggi, tetapi koersivitasnya rendah
gambar 24b.
Gambar 24 : Histerisis magnet
permanen-ferromagnetik
Rangkaian Magnetik
28
Rangkaian magnetik terdiri beberapa bahan
magnetik yang masing-masing memiliki
permeabilitas dan panjang lintasan yang tidak
sama. Maka setiap bagian mempunyai
reluktansi yang berbeda pula, sehingga
reluktansi total adalah jumlah dari reluktansi
masing-masing bagian.
Inti besi yang berbentuk mirip huruf C dengan
belitan kawat dan mengalir arus listrik I,
terdapat celah sempit udara yang dilewati
garis gaya magnet gambar-25. Rangkaian ini
memiliki dua reluktansi yaitu reluktansi besi
RmFe dan reluktansi celah udara Rm udara.
Gambar 25 :
Rangkaian magnetik
29
Rangkaian Magnetik
Contoh :
Berdasarkan gambar 25 luas penampang inti 66,6 cm2 dan fluk magnetnya 8 mWb.
Panjang lintasan inti besi 100 cm, jarak celah udara 6 mm.
Hitung :
a) kerapatan fluk magnet pada inti besi dan tentukan besarnya gaya gerak magnet.
b) Hitung besarnya gaya gerak magnet total
30
Rangkaian Magnetik
Berdasarkan grafik kurva jika B = 1,2 Tesla, diperlukan kuat medan magnet
H = 600 A/m.
Jawaban :
a)
Besarnya gaya gerak magnet pada inti besi:
b)
Maka total gaya gerak magnet :

More Related Content

Similar to OPTIMASI KEMAGNETAN DAN ELEKTROMAGNETISME

Similar to OPTIMASI KEMAGNETAN DAN ELEKTROMAGNETISME (20)

BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
BAB 6 KEMAGNETAN.pptxBAB 6 KEMAGNETAN.pptx
BAB 6 KEMAGNETAN.pptx
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
Kemagnetan.ppt
Kemagnetan.pptKemagnetan.ppt
Kemagnetan.ppt
 
KEMAGNETAN.pptx
KEMAGNETAN.pptxKEMAGNETAN.pptx
KEMAGNETAN.pptx
 
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.pptMATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX.ppt
 
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.pptMATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
MATERI KEMAGNETAN FIX 2324.ppt
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Kemagnetan
KemagnetanKemagnetan
Kemagnetan
 
kemagnetan untuk kelas sembilan smp .ppt
kemagnetan untuk kelas sembilan smp .pptkemagnetan untuk kelas sembilan smp .ppt
kemagnetan untuk kelas sembilan smp .ppt
 
P12 0809 magnet
P12 0809 magnetP12 0809 magnet
P12 0809 magnet
 
Fisikaaaaaaaaa
FisikaaaaaaaaaFisikaaaaaaaaa
Fisikaaaaaaaaa
 
KEMAGNETAN.pptx
KEMAGNETAN.pptxKEMAGNETAN.pptx
KEMAGNETAN.pptx
 
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
9.1. KEMAGNETAN Up.pptx
 
Kemagnetan ok
Kemagnetan okKemagnetan ok
Kemagnetan ok
 
Magnet 1 (2)
Magnet 1 (2)Magnet 1 (2)
Magnet 1 (2)
 
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptxIPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
IPA-KELAS 9 - KEMAGNETAN (1).pptx
 
Presentasi Ipa Kemagnetan
Presentasi Ipa Kemagnetan Presentasi Ipa Kemagnetan
Presentasi Ipa Kemagnetan
 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 

Recently uploaded (9)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 

OPTIMASI KEMAGNETAN DAN ELEKTROMAGNETISME

  • 2. Prinsip Kemagnetan Magnet memiliki 2 kutub, Utara dan Selatan Sifat magnet : • Kutub utara-kutub selatan akan tarik menarik • Kutub utara-kutub utara akan tolak menolak Gbr.1 Sifat magnet, tarik menarik dan tolak menolak Gbr.2 Kutub Utara – Selatan Magnet permanent Batang magnet dibagian tengah antara kutub utara- kutub selatan, disebut bagian netral. Bagian netral magnet artinya tidak memiliki kekuatan magnet. 2
  • 3. Prinsip Kemagnetan Untuk membuktikan bahwa daerah netral tidak memiliki kekuatan magnet. Ambil beberapa sekrup besi, amatilah tampak sekrup besi akan menempel baik diujung kutub utara maupun ujung kutub selatan . Daerah netral dibagian tengah sekrup tidak akan menempel sama sekali, dan sekrup akan terjatuh. Gbr.3 Daerah netral pada magnet permanet 3
  • 4. Prinsip Kemagnetan Pada besi biasa sebenarnya terdapat kumpulan magnet-magnet dalam ukuran mikroskopik, tetapi posisi masing-masing magnet tidak beraturan satu dengan lainnya sehingga saling menghilangkan sifat kemagnetannya (Gbr. 4-a) Gbr.4 Perbedaan besi biasa dan magnet permanen Pada magnet, posisi kutub utara dan kutub selatan magnet posisinya teratur. Secara keseluruhan kekuatan magnetnya menjadi besar. (Gbr. 4-b) Logam besi bisa menjadi magnet secara permanen atau sementara dengan cara induksi elektromagnetik. Tetapi ada beberapa logam yang tidak bisa menjadi magnet, misalnya tembaga, aluminium logam tersebut dinamakan diamagnetik.
  • 5. Garis Gaya Magnet Batang magnet memancarkan garis gaya magnet yang melingkupi dengan arah dari utara ke selatan. Pembuktian sederhana dilakukan dengan menempatkan batang magnet diatas selembar kertas. Diatas kertas taburkan serbuk halus besi secara merata, yang terjadi adalah bentuk garis-garis dengan pola-pola melengkung oval diujung-ujung kutub (Gbr. 5-a). Ujung kutub utara selatan muncul pola garis gaya yang kuat. Daerah netral pola garis gaya magnetnya lemah. (Gbr. 5-b) Gbr. 5-a Pola garis medan magnet permanen Gbr. 5-b Garis medan magnet utara-selatan 5
  • 6. Pembuktian secara visual garis gaya magnet untuk sifat tarik-menarik pada kutub berbeda dan sifat tolak-menolak pada kutub sejenis dengan menggunakan magnet dan serbuk halus besi. (Gbr. 6). Sifat saling tarik menarik dan tolak menolak magnet menjadi dasar bekerjanya motor listrik. Gbr. 6 Pola garis medan magnet tolak - menolak dan tarik - menarik Garis Gaya Magnet 6
  • 7. Untuk mendapatkan garis gaya magnet yang merata disetiap titik permukaan maka ada dua bentuk yang mendasari rancangan mesin listrik. Bentuk datar (flat) akan menghasilkan garis gaya merata setiap titik permukaannya. Bentuk melingkar (radial), juga menghasilkan garis gaya yang merata setiap titik permukaannya. (Gbr. 7) Gbr. 7 Garis gaya magnet pada permukaan rata dan silinder Garis Gaya Magnet 7
  • 8. Elektromagnet Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada pita tape recorder, motor listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet melingkar (Gbr. 8) Gbr. 8 Prinsip elektromagnetik 8
  • 9. Elektromagnet Sebatang kawat posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, arus menuju keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat (Gbr. 9). Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar. Gbr. 9 Garis magnet membentuk selubung seputar kawat berarus Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831- 1879) (Gbr.10). Arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka arah medan magnet adalah ke kiri. Gbr. 10. Prinsip putaran sekrup 9
  • 10. Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang kawat), arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam (Gbr. 11) Ketika arah arus listrik DC meninggal kan kita (tanda silang penampang kawat), garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam (sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas arus yang mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat tersebut. Gbr. 11 Elektromagnetik sekeliling kawat Elektromagnet 10
  • 11. Elektromagnet pada Belitan Kawat Kawat penghantar bentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah panah (Gbr. 12). Hukum tangan kanan dalam kasus ini, disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara gabungan membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin besar arus listrik yang melewati kawat makin kuat medan elektromagnetik yang ditimbulkannya. Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah coil, jika dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat bagian atas bertanda silang (meninggalkan kita) dan kawat bagian bawah bertanda titik (menuju kita) (Gbr. 13). Hukum tangan kanan empat jari menyatakan arah arus I, arah ibu jari menunjukkan kutub utara magnet. Gbr. 12 Kawat melingkar berarus membentuk kutub magnet Gbr. 13 Kawat melingkar berarus membentuk kutub magnet 11
  • 12. Elektromagnet pada Belitan Kawat Hukum tangan kanan untuk menjelaskan terbentuknya garis gaya elektromagnet pada sebuah gulungan coil (Gbr.14). Sebuah gulungan kawat coil dialiri arus listrik arahnya sesuai dengan empat jari tangan kanan, kutub magnet yang dihasilkan dimana kutub utara searah dengan ibu jari dan kutub selatan arah lainnya. Untuk menguatkan medan magnet yang dihasilkan pada gulungan dipasangkan inti besi dari bahan ferromagnet, sehingga garis gaya elektromagnet menyatu. Aplikasinya dipakai pada coil kontaktor atau relay. Gbr. 14 Hukum tangan kanan 12
  • 13. Fluksi Medan Magnet Medan magnet tidak bisa kasat mata namun buktinya bisa diamati dengan kompas atau serbuk halus besi. Daerah sekitar yang ditembus oleh garis gaya magnet disebut gaya medan magnetik atau medan magnetik. Jumlah garis gaya dalam medan magnet disebut fluksi magnetik (Gbr. 15). Gbr. 15 Belitan kawat berinti udara Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik (φ) diukur dalam Weber, disingkat Wb yang didifinisikan : ”Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluksi magnetik sebesar 1 weber bila sebatang penghantar dipotongkan pada garis-garis gaya magnet tsb selama satu detik akan menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) sebesar satu volt”. 13
  • 14. Pengaruh gaya gerak magnetik akan melingkupi daerah sekitar belitan yang diberikan warna arsir gambar 16. Gaya gerak magnetik (θ) berbanding lurus dengan jumlah belitan (N) dan besarnya arus yang mengalir (I), secara singkat kuat medan magnet sebanding dengan amper-lilit. θ = I . N [θ] = Amper-turn θ : Gaya gerak magnetik I : Arus mengalir ke belitan N : Jumlah belitan kawat Gbr. 16 Daerah pengaruh medan magnet Fluksi Medan Magnet 14
  • 15. Kuat Medan Magnet Dua belitan berbentuk toroida dengan ukuran yang berbeda diameternya gambar 17. Belitan toroida yang besar memiliki diameter lebih besar, sehingga keliling lingkarannya lebih besar. Belitan toroida yang kecil tentunya memiliki keliling lebih kecil. Jika keduanya memiliki belitan (N) yang sama, dan dialirkan arus (I) yang sama maka gaya gerak magnet (θ = N.I) juga sama. Yang akan berbeda adalah kuat medan magnet (H) dari kedua belitan diatas. Gbr. 17 Medan magnet pada toroida Persamaan Kuat Medan Magnet H : Kuat Medan Magnet Lm : Panjang lintasan θ : Gaya gerak magnetik I : Arus mengalir ke belitan N : Jumlah belitan kawat 15
  • 16. Contoh : Kumparan toroida dengan 5000 belitan kawat, panjang lintasan magnet 20cm, arus yang mengalir sebesar 100mA. Hitung besarnya kuat medan magnetiknya Jawaban : Kuat Medan Magnet 16
  • 17. Kerapatan Fluks Magnet Efektivitas medan magnetik dalam pemakaian sering ditentukan oleh besarnya “kerapatan fluk magnet”, artinya fluk magnet yang berada pada permukaan yang lebih luas kerapatannya rendah dan intensitas medannya lebih lemah gambar-18. Pada permukaan yang lebih sempit kerapatan fluk magnet akan kuat dan intensitas medannya lebih tinggi. Gbr. 18 Kerapatan fluk magnet Kerapatan fluk magnet (B) atau induksi magnetik didefinisikan sebagai fluk persatuan luas penampang. Satuan fluk magnet adalah Tesla. B : Kerapatan fluk magnet φ : Fluk magnet A : Luas penampang inti 17
  • 18. Kerapatan Fluks Magnet Contoh : Belitan kawat bentuk inti persegi 50mm x 30 mm, menghasilkan kuat medan magnet sebesar 0,8 Tesla. Hitung besar fluk magnetnya. Jawaban : φ = B . A = 0, 8T x0,05 m x 0,03 m = 1,2 mWb 18
  • 19. Bahan Ferromagnet Bahan ferromagnet dipakai sebagai bahan inti dalam transformator, stator motor. Susunan molekul bahan ferromagnet terbentuk dari bagian-bagian kecil disebut ”domain” gambar-19. Setiap domain merupakan magnet dipole elementer dan mengandung 1012 sampai 1015 atom. Bila bahan ferromagnetik mendapat pengaruh medan magnet luar, dengan segera masing-masing melekul membentuk kutub yang searah. Gambar 19 : Bahan ferromagneik 19
  • 20. Permeabilitas Permeabilitas atau ”daya hantar magnetik (µ)” adalah kemampuan bahan media untuk dilalui fluk magnet. Ada tiga golongan media magnet yaitu ferromagnet, paramagnet dan diamagnet. Ferromagnet mudah dijadikan magnet dan menghasilkan medan magnet yang kuat, memiliki daya hantar magnetik yang baik. Contohnya : besi, baja, nikel, cobal serta campuran beberapa logam seperti Alnico dan permalloy. Paramagnet kurang baik untuk dijadikan magnet, hasilnya lemah dan permeabilitasnya kurang baik. Contohnya : aluminium, platina, mangan, chromium. Diamagnet bahan yang lemah sebagai magnet dan berlawanan, permeabilitas nya dibawah paramagnet. Contohnya: bismuth, antimonium, tembaga, seng, emas dan perak. 20
  • 21. Gambar 20 :Kurva BH inti udara Kurva BH mengandung informasi yang berhubungan dengan permeabilitas suatu bahan. Satuan permeabilitas Wb/Am. Permeabilitas hampa udara diperoleh dari perbandingan antara kerapatan fluk dan kuat medan magnet gambar 20. Permeabilitas 21
  • 22. Permeabilitas Persamaan permeabilitas hampa udara: Gambar 21 : Kurva BH ferromagnetik Permeabilitas untuk bahan magnet sifatnya tidak konstan, selalu diperbandingkan terhadap permeabilitas hampa udara, dimana perbandingan tersebut disebut permeabilitas relatif gambar 21. µ0 : Permeabilitas hampa udara B : Fluks magnet H : Kuat Medan Magnet 22
  • 23. Persamaan permeabiltas bahan magnet : µ : Permeabilitas bahan µ0 : Permeabilitas hampa udara µr : Permeabilitas relatif Permeabilitas Contoh : Belitan kawat rongga udara memiliki kerapatan 2.500 A/m, Hitung besar fluk magnetnya, bila diketahui µ0 = 1,257 . 10-6 Wb/Am. Jawaban : B = µ0. H B = 1,257 . 10-6 Wb/Am . 2500A/m = 0,00314 T = 3,14mT 23
  • 24. Contoh : Besi toroid mempunyai keliling 0,3 meter dan luas penampang 1 cm2. Toroida dililitkan kawat 600 belitan dialiri arus sebesar 100mA. Agar diperoleh fluk magnet sebesar 60µWb pada toroida tsb. Hitung a) kuat medan magnet b) kerapatan fluk magnet c) permeabilitas absolut, dan d) permeabiltas relatif besi. Permeabilitas Jawaban : a) kuat medan magnet = 200 A/m b) kerapatan fluk magnet = 0,6 T c) permeabilitas absolut = 0,003 Wb/Am d) permeabiltas relatif besi = 2400 24
  • 25. Kurva Magnetisasi Faktor penting yang menentukan perubahan permeabiltas bahan adalah : jenis bahan dan besarnya gaya gerak magnetik yang digunakan. Berdasarkan kurva magnetisasi Gambar.22 untuk mendapatkan kerapatan fluk 1 Tesla diperlukan kuat medan magnet 370 A/m. Jika kerapatan fluk dinaikkan 1,2 Tesla diperlukan kuat medan magnet 600 A/m. Gambar 22 : Kurva magnetisasi 25
  • 26. Kurva Histerisis Batang besi yang momen magnetiknya nol akan dilihat perilaku hubungan antara kerapatan fluk magnet (B) dengan kuat medan magnet (H) gambar 23. 1. Diawali H dinaikkan dari titik (0) sampai titik (1), nilai B konstan mencapai kejenuhan sifat magnet sempurna. 2. Kemudian H diturunkan sampai titik (0), ternyata nilai B berhenti di (2) disebut titik ”magnet remanensi”. 3. Agar B mencapai titik (0) di angka (3) diperlukan medan kuat medan magnetic Hc, disebut ”magnet koersif”, diukur dari sifat kekerasan bahan dalam ketahanannya menyimpan magnet. 4. Kemudian H dinaikkan dalam arah negatif, diikuti oleh B dengan polaritas berlawanan sampai titik jenuhnya(4) 5. Selanjutnya H diturunkan ke titik (0), ternyata B masih terdapat kerapatan fluk remanen (5). 6. Terakhir H dinaikkan arah positif, dikuti oleh B melewati titik (6), disini lengkap satu loop histerisis. Gambar 23 : Kurva histerisis 26
  • 27. 27 Kurva Histerisis Tiga sifat bahan dari pembahasan diatas adalah : • permeabilitas, • remanensi • koersivity. Bahan yang cocok untuk magnet permanen adalah yang koersivity dan remanensi yang tinggi gambar 24a. Bahan yang cocok untuk elektromagnetik adalah yang permeabilitasnya dan kejenuhannya dari kerapatan fluk magnet yang tinggi, tetapi koersivitasnya rendah gambar 24b. Gambar 24 : Histerisis magnet permanen-ferromagnetik
  • 28. Rangkaian Magnetik 28 Rangkaian magnetik terdiri beberapa bahan magnetik yang masing-masing memiliki permeabilitas dan panjang lintasan yang tidak sama. Maka setiap bagian mempunyai reluktansi yang berbeda pula, sehingga reluktansi total adalah jumlah dari reluktansi masing-masing bagian. Inti besi yang berbentuk mirip huruf C dengan belitan kawat dan mengalir arus listrik I, terdapat celah sempit udara yang dilewati garis gaya magnet gambar-25. Rangkaian ini memiliki dua reluktansi yaitu reluktansi besi RmFe dan reluktansi celah udara Rm udara. Gambar 25 : Rangkaian magnetik
  • 29. 29 Rangkaian Magnetik Contoh : Berdasarkan gambar 25 luas penampang inti 66,6 cm2 dan fluk magnetnya 8 mWb. Panjang lintasan inti besi 100 cm, jarak celah udara 6 mm. Hitung : a) kerapatan fluk magnet pada inti besi dan tentukan besarnya gaya gerak magnet. b) Hitung besarnya gaya gerak magnet total
  • 30. 30 Rangkaian Magnetik Berdasarkan grafik kurva jika B = 1,2 Tesla, diperlukan kuat medan magnet H = 600 A/m. Jawaban : a) Besarnya gaya gerak magnet pada inti besi: b) Maka total gaya gerak magnet :